• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Objek penelitian ini menggunakan tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yang telah diberi pemaparan gelombang suara Garengpung (Dundubia

manifera) termanipulasi pada frekuensi 4500 Hz dan diberi variasi perlakuan

konsentrasi pupuk cair organik untuk mengetahui luas bukaan stomata dan produktivitas tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah luas bukaan mulut stomata, aktivitas nitrat reduktase, berat tomat, dan jumlah tomat yang diproduksi.

Hasil dari pengukuran faktor klimatik dan edafik media yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) sebagai berikut:

Tabel 4. Data Faktor Klimatik Dan Edafik Tanaman Tomat

No Faktor Klimatik/Edafik Nilai

1 pH Tanah 6,5

2 Kelembaban Tanah 4,4

3 Kecepatan Angin 0,5 m/s

4 Kelembaban Udara 51 %

5 Suhu Udara 30oC

6 Intensitas Cahaya 99 Lux

Tanaman tomat toleran terhadap beberapa kondisi lingkungan tumbuh. Namun tanaman ini menghendaki sinar matahari sedikitnya 6 jam lama penyinaran serta temperatur yang sejuk. Agar tumbuh optimum diperlukan suhu

(2)

44

antara 20-25oC. Apabila suhu melebihi 26oC, di daerah tropik, hujan lebat dan mendung menyebabkan dominansi pertumbuhan vegetatif selain masalah serangan penyakit tanaman. Sedangkan pada daerah kering, suhu tinggi dan kelembapan rendah dapat menyebabkan hambatan pembungaan dan pembentukan buah. Pigmen penyebab warna merah pada kulit buah hanya dapat berkembang pada temperatur 15-30oC. Sedangkan untuk tingkat keasaman tanah, tanaman tomat tumbuh pada pH 5-6,5 atau normal cenderung ke asam (Sumeru Ashari,1995:259-260). Dari Tabel 4, menunjukkan kondisi lingkungan tempat tanaman tomat tumbuh tidak pada suhu optimum (20-25oC) tetapi masih pada lingkungan yang toleran untuk pembentukan pigmen warna merah pada kulit buah yaitu pada temperatur 15-30 oC. Sedangkan untuk pH tanah, kondisi tanah sudah sesuai dengan syarat tumbuh tanaman tomat yaitu 6,5

A. Pembukaan Mulut Stomata Daun Tanaman Tomat

Perhitungan luas bukaan mulut stomata tanaman tomat dilakukan dengan mengambil sampel daun bagian epidermis bawah dan kemudian diamati menggunakan mikroskop khusus Nikon Eclipse E200 dengan perbesaran 40x10.

Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh keadaan turgor sel penutupnya. Pada saat turgor sel penutup tinggi, stomata akan terbuka dan stomata akan menutup apabila turgor sel penutup rendah. Perubahan turgor sel penutup ini dipengaruhi oleh keadaan cairan sel penutup.

(3)

45

Gambar 3. Histogram Rerata Luas Bukaan Mulut Stomata Daun Tanaman Tomat dengan Pemaparan dan Tanpa Pemaparan Gelombang Suara “Garengpung”

Gambar 3 menunjukkan bahwa rerata luas bukaan mulut stomata daun tanaman tomat yang diberi pemaparan suara lebih lebar dibandingkan dengan rerata luas bukaan mulut stomata daun tanaman tomat tanpa pemaparan suara. Perbedaan luas bukaan mulut stomata ini disebabkan oleh gelombang suara yang menghasilkan efek resonansi pada sel-sel tanaman dan memungkinkan untuk terkumpulnya energi pada metabolisme tanaman. Sel tetangga di sekeliling stomata berperan pada perubahan osmotik kemudian menyebabkan sel penutup (sel penjaga) bergerak yang mengatur lebar celah. Ketika sel penjaga mengambil air dari proses osmosis, sel penjaga akan mengembang dan meningkatkan ukuran celah antar sel. Ketika sel kehilangan air maka sel akan mengkerut dan mengecil bersamaan kemudian menutup celah. Pergerakan air ini terjadi dari sel yang mempunyai potensi air lebih

57,72 76,46 64,57 56,31 64,02 61,17 27,53 31,19 34,89 31,63 31,82 28,94 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 0 cc/l 2 cc/l 2,5 cc/l 3 cc/l 3,5 cc/l 4 cc/l Lu as B u kaan S to m ata m 2)

Konsentrasi Pupuk Cair

(4)

46

tinggi ke sel dengan potensi air yang lebih rendah (Juli Astono, dkk. 2014: 140).

Pemberian paparan gelombang suara garengpung mempengaruhi mekanisme membuka menutupnya stomata yaitu menyebabkan fenomena kavitasi. Fenomena kavitasi terjadi karena adanya suara dalam suatu cairan. Frekuensi suara tertentu yang mengenai sitoplasma menyebabkan pembentukan gelembung-gelembung mikro (micro-bubbles). Kemudian

microbubbles tersebut beresonansi sangat cepat dengan suara dan mendorong

dinding sel penjaga (Juli Astono, dkk . 2014: 140-141)

Dalam artikel Yannick Van Doorne yang berjudul “The Effects of

Variable Sound Frequencies on Plant Growth and Development”

dijelaskan bahwa suara dengan frekuensi tertentu bisa mempengaruhi pembukaan stomata (Doorne, 2000: 3). Dengan pemaparan gelombang suara yang tepat, stomata terangsang untuk tetap terbuka, maka penyerapan nutrisi dan uap air lewat daun akan meningkat. Secara tidak langsung ini dapat meningkatkan pertumbuhan serta produksi tanaman.

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Deswi Qur’ani yaitu “Pengaruh Variasi Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris .L) dengan Pemaparan Gelombang Suara Garengpung Termanipulasi pada Frekuensi 4500 Hz” pada tahun 2016 menunjukkan bahwa bahwa rata luas bukaan stomata daun tertinggi terdapat pada rata-rata luas bukaan stomata daun tanaman buncis yang terpapar gelombang

(5)

47

suara “Garengpung” (Dundubia manifera) termanipulasi pada frekuensi 4500 Hz (Deswi Qur’ani, 2016: 42).

Tabel 5. Uji Normalitas Rerata Luas Bukaan Mulut Stomata Daun Tanaman Tomat dengan Pemaparan Suara.

Dosis Pupuk Shapiro-Wilk

Statistik df Sig 0 cc/l 2 cc/l 2,5 cc/l 3 cc/l 3,5 cc/l 4 cc/l .903 .926 .956 .887 .918 .895 5 5 5 5 5 5 .425 .567 .777 .344 .517 .382

Hasil uji normalitas rerata luas bukaan mulut stomata tanaman tomat dengan pemaparan suara garengpung (Tabel 5) dari perlakuan untuk konsentrasi pupuk 0 cc/l; 2cc/l; 2,5 cc/l; 3 cc/l; 3,5 cc/l; dan 4 cc/l berturut-turut memiliki nilai signifikansi adalah 0,425; 0,567; 0,777; 0,344; 0,517 dan 0,382. Nilai signifikansi dari variabel lebih besar daripada 0,05, maka populasi data terdistribusi normal. Dengan kata lain pemaparan suara garengpung diterima secara merata oleh seluruh tanaman.

B. Aktivitas Nitrat Reduktase

Menurut Alnopri (2004) Nitrat reduktase merupakan salah satu enzim tanaman yang aktivitasnya menjadi faktor pembatas proses asimilasi nitrat yang berperan penting terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Junnica Fitriana dkk, 2008).

(6)

48

Gambar 4. Grafik Nilai ANR Tanaman Tomat dengan Pemaparan Gelombang Suara “Garengpung”

Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai ANR terbesar adalah pada tanaman tomat dengan perlakuan konsentrasi pupuk 3,5 cc/l dengan rerata 0,097 µmol. Sedangkan rata-rata nilai ANR terkecil adalah tanaman tomat dengan perlakuan konsentrasi 2 cc/l yaitu 0,039 µmol.

Pupuk organik cair mengandung hara makro dan mikro essensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Menurut Yuseffa Amilla (2011), selain mengandung unsur nitrogen yang berfungsi menyusun semua protein, asam amino dan klorofil, pupuk organik cair juga mengandung unsur hara mikro yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses sintesis protein dan pembentukan klorofil. Menurut Deswi Qur’ani (2016), semakin besar dosis pupuk yang diberikan semakin besar pula nilai aktivitas nitrat reduktase. Namun pada Gambar 4 menunjukkan penurunan pada perlakuan konsentrasi 2 cc/l dan pada 4 cc/l, ini dapat disebabkan ketersediaan unsur hara nitrogen pada media sangat kurang atau aktivitas induksi nitrat pada daun terhambat.

0,064 0,039 0,059 0,090 0,097 0,086 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0 cc/l 2 cc/l 2,5 cc/l 3 cc/l 3,5 cc/l 4 cc/l A kt iv itas N itr at R e d u kt ase m o l)

(7)

49

Menurut Endang Anggar Wulan dan Solichatun (2008), enzim nitrat reduktase tergantung pada ketersediaan hara nitrogen dalam media, dan aktivitasnya diinduksi oleh nitrat yang ada di daun. Hari Hartiko menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas nitrat reduktase, baik faktor dalam (umur fisiologis jaringan, jenis tumbuhan, hormon, energi pereduksi dari fotosintesis dan respirasi, struktur anatomi organ dan faktor genetik) dan faktor luar (nutrisi, temperatur, cahaya dan air) (Widyastuti, 1991). Akumulasi nitrat pada tanaman berhubungan dengan karakter genetik dan pengaturan beberapa faktor misalnya pemupukan nitrogen. Kandungan nitrat pada jaringan tanaman tergantung pada cara pemupukan N dan proses reduksi nitrat oleh enzim nitrat reduktase di dalam tanaman (Lastra, et al., 2009)

(8)

50

Tabel 6. Uji Anova Aktivitas Nitrat Reduktase (ANR) dengan Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk dan Pemaparan Suara.

Hasil uji anova pada tabel 6 menunjukkan nilai signifikansi dari data Aktivitas Nitrat Reduktase adalah 0,048. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk 0 cc/l; 2 cc/l; 2,5 cc/l; 3 cc/l; 3,5 cc/l dan 4 cc/l memiliki hasil yang berbeda nyata. Ini berarti bahwa pemberian konsentrasi pupuk 0 cc/l; 2 cc/l; 2,5 cc/l; 3 cc/l; 3,5 cc/l dan 4 cc/l berpengaruh terhadap aktivitas nitrat reduktase (ANR) tanaman tomat.

Pada hasil Uji Anova aktivitas nitrat reduktase (Tabel 6) menunjukkan bahwa pemberian variasi konsentrasi pupuk organik cair mempengaruhi aktivitas nitrat reduktase tanaman tomat. Kandungan nitrogen dalam tanah ditambah dengan pemberian variasi pupuk organik cair dapat meningkatkan aktivitas nitrat reduktase tanaman tomat secara nyata sehingga perlu dilakukan uji lanjut DMRT yang tertera pada Tabel 7.

. Jumlah Kuadrat df Kuadrat Rata-Rata F Sig Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah .010 .013 .023 5 18 23 .002 .001 2.801 .048

(9)

51

Tabel 7. Uji Berganda Duncan (DMRT) taraf 5% Aktivitas Nitrat Reduktase (ANR) dengan Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk dan Pemaparan Suara

Dosis Pupuk N Nilai Alfa (α) = 0,05 1 2 2 cc/l 2,5 cc/l 0 cc/l 4 cc/l 3 cc/l 3,5 cc/l Sig. 4 4 4 4 4 4 .03850 .05900 .06475 .203 .05900 .06475 .08550 .08975 0.9725 .082

Hasil Uji Berganda Duncan (DMRT) pada Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk 0 cc/l dan 2,5 cc/l tidak memiliki beda yang nyata terhadap masing-masing perlakuan. Sedangkan pada perlakuan konsentrasi pupuk 2 cc/l memiliki beda yang nyata terhadap perlakuan konsentrasi pupuk 3 cc/l; 3,5 cc/l dan 4 cc/l

C. Produktivitas Tanaman Tomat

Hasil produktivitas tanaman tomat terdapat perbedaan jumlah tahap pemanenan antara tanaman dengan pemaparan suara garengpung dan tanaman tanpa pemaparan suara. Pada pemberian variasi konsentrasi pupuk cair organik dan gelombang suara “Garengpung” termanipulasi 4500 Hz dihasilkan 6 tahap pemanenan. Sedangkan tanpa pemaparan gelombang suara “Garengpung” termanipulasi 4500 Hz dihasilkan 3 tahap pemanenan. Ini disebabkan oleh tanaman tomat tanpa pemaparan suara garengpung banyak terserang hama tanaman seperti Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.)

(10)

52

dan penyakit tanaman seperti Rebah Kecambah. Hama kutu kebu ini memiliki gejala berupa bercak nekrotik pada daun, yang disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat serangan nimfa dan serangga dewasa. Dalam keadaan populasi tinggi, serangan kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan tanaman tomat. Embun madu yang dikeluarkan dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam. Kutu kebul merupakan vektor penting virus gemini yang dapat menyebabkan penurunan hasil panen sekitar 20 – 100% (Wiwin Setiawati, dkk , 2001: 6-7). Penyakit rebah kecambah menyerang tanaman terutama batang mengakibatkan batang menjadi berair dan memar, sehingga tanaman terkulai lalu mati. Bila sembuh kembali, batang di sekitar luka tadi mengeras seperti kawat dan pertumbuhannya terhambat. Serangan meningkat bila kelembaban udara tinggi atau pada musim hujan (Wiwin Setiawati, dkk , 2001: 10-11). Dengan adanya hama dan penyakit tanaman, pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat terganggu sehingga produktivitas tomat tidak maksimal.

(11)

53 1. Jumlah Buah

Gambar 5. Grafik Rerata Jumlah Buah dalam 3 Tahap Pemanenan Tanaman Tomat dengan Pemaparan dan Tanpa Pemaparan Gelombang Suara “Garengpung”

Untuk melihat perbandingan antara jumlah buah tomat pada tanaman tomat dengan pemaparan dan tanpa pemaparan suara garengpung, maka diambil rata-rata jumlah buah tomat pada 3 panen pertama. Gambar 6 menunjukkan rerata jumlah buah tomat yang dihasilkan tanaman tomat pada konsentrasi pupuk organik cair 0cc/l sampai 4 cc/l dengan pemaparan gelombang suara garengpung lebih tinggi dibandingkan rerata jumlah buah tomat tanpa pemaparan gelombang suara garengpung. Pada tanaman tomat dengan pemaparan gelombang suara, rerata jumlah buah tertinggi pada perlakuan 4 cc/l, yaitu 9,7 dan terendah pada perlakuan 2 cc/l, yaitu 8. Pada tanaman tomat tanpa pemaparan gelombang suara, rerata jumlah buah tertinggi pada perlakuan 3,5 cc/l dan 4 cc/l, yaitu 8, dan terendah pada perlakuan 3 cc/l, yaitu 7,3. 9,3 8,0 9,3 8,7 8,3 9,7 7,7 7,7 8,0 7,3 8,0 8,0 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 0 cc/l 2 cc/l 2,5 cc/l 3 cc/l 3,5 cc/l 4 cc/l R e rata Ju m lah B u ah To m at Konsentrasi Pupuk

(12)

54

Gambar 6. Grafik Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Jumlah Buah dalam 6 Tahap Pemanenan Tanaman Tomat dengan Pemaparan Gelombang Suara “Garengpung” Gambar 6 menunjukkan hasil dari pengaruh variasi konsentrasi pupuk cair organik terhadap jumlah buah tomat yang dihasilkan tanaman tomat dengan pemaparan gelombang suara garengpung setiap pemanenan. Secara keseluruhan dari enam tahap pemanenan tanaman tomat, jumlah buah terbanyak pada perlakuan 2,5 cc/l, yaitu 56 buah. Sedangkan jumlah buah terendah pada perlakuan 2 dan 3 cc/l, yaitu 43 buah

10 11 7 6 7 7 8 11 5 7 6 6 9 8 11 10 10 8 10 9 7 6 6 5 10 8 7 8 7 9 7 10 12 6 7 8 0 2 4 6 8 10 12 14

Panen 1 Panen 2 Panen 3 Panen 4 Panen 5 Panen 6

J u m lah B u ah To m at Tahap Pemanenan 0 cc/l 2 cc/l 2,5 cc/l 3 cc/l 3,5 cc/l 4 cc/l

(13)

55

Gambar 7. Grafik Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Jumlah Buah dalam 3 Tahap Pemanenan pada Tanaman Tomat Tanpa Pemaparan Gelombang Suara “Garengpung”

Hasil dari pengaruh variasi konsentrasi pupuk cair organik terhadap jumlah buah tomat yang dihasilkan tanaman tomat tanpa pemaparan gelombang suara garengpung (Gambar 7) menunjukkan dari panen pertama sampai ketiga semua perlakuan mengalami penurunan kecuali pada panen kedua perlakuan 4 cc/l mengalami kenaikan

Secara keseluruhan dari tiga tahap pemanenan tanaman tomat tanpa pemaparan gelombang suara garengpung, jumlah buah terbanyak dari keenam tahap pemanenan pada perlakuan 2,5 cc/l, 3,5 cc/l dan 4 cc/l, yaitu 24 buah dan jumlah buah terendah pada perlakuan 3 cc/l yaitu 22 buah

8 8 7 9 7 7 8 8 8 8 8 6 9 8 7 7 9 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Panen 1 Panen 2 Panen 3

Ju m lah B u ah To m at Tahap Pemanenan 0 cc/l 2 cc/l 2,5 cc/l 3 cc/l 3,5 cc/l 4 cc/l

(14)

56

Tabel 8 Uji Anova Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Jumlah Buah Tanaman Tomat dari Enam Tahap Pemanenan dengan Pemaparan Suara “Garengpung”

Uji Anova pengaruh variasi konsentrasi pupuk organik cair terhadap jumlah buah yang dihasilkan tanaman tomat dari enam tahap pemanenan dengan pemaparan suara garengpung menunjukkan nilai signifikansi dari panen ke-1 sampai dengan panen ke-6 berturut-turut (Tabel 8) adalah 0,889; 0,620; 0,080; 0,260; 0,371 dan 0,569. Nilai signifikansi dari enam tahap

Tahap Pemanen an Jumlah Kuadrat df Kuadrat Rata-Rata F Sig.

Panen 1 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 1.600 23.200 24.800 5 24 29 .320 .967 .331 .889

Panen 2 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 1.900 12.800 14.700 5 24 29 .380 .533 .712 .620

Panen 3 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 7.367 15.600 22.967 5 24 29 1.473 .650 2.267 .080

Panen 4 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 2.567 8.800 11.367 5 24 29 .513 .367 1.400 .260

Panen 5 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 2.167 9.200 11.367 5 24 29 .433 .383 1.130 .371

Panen 6 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 2.167 13.200 15.367 5 24 29 .433 .550 .788 .569

(15)

57

pemanenan lebih besar dari 0,05, dengan kata lain tidak ada beda nyata antartanaman perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian variasi konsentrasi pupuk organik cair dengan pemaparan suara garengpung tidak berpengaruh terhadap jumlah buah yang dihasilkan tanaman tomat

Tabel 9. Uji Anova Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Jumlah Buah Tanaman Tomat dari Tiga Tahap Pemanenan Tanpa Pemaparan Suara “Garengpung”

Uji Anova pengaruh variasi konsentrasi pupuk organik cair terhadap jumlah buah yang dihasilkan tanaman tomat dari tiga tahap pemanenan tanpa pemaparan suara garengpung menunjukkan nilai signifikansi dari panen ke-1 sampai dengan panen ke-3 berturut-turut (Tabel 9) adalah 0,930; 0,951; dan 0,844. Nilai signifikansi dari tiga tahap pemanenan lebih besar dari 0,05, dengan kata lain tidak ada beda nyata antartanaman perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian variasi konsentrasi pupuk organik cair tanpa

Tahap Pemanen an Jumlah Kuadrat df Kuadrat Rata-Rata F Sig.

Panen 1 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah .567 10.400 10.967 5 24 29 .113 .433 .262 .930

Panen 2 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah .400 8.800 9.200 5 24 29 .080 .367 .218 .951

Panen 3 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah .567 6.800 7.367 5 24 29 .113 .283 .400 .844

(16)

58

pemaparan suara garengpung tidak berpengaruh terhadap jumlah buah yang dihasilkan tanaman tomat

2. Bobot buah

Gambar 8. Grafik Rerata Bobot Buah dalam 3 Tahap Pemanenan pada Tanaman Tomat dengan Pemaparan dan Tanpa Pemaparan Gelombang Suara “Garengpung”

Untuk melihat perbandingan antara bobot buah tomat pada tanaman tomat dengan pemaparan dan tanpa pemaparan suara garengpung, maka diambil rata-rata bobot buah tomat pada 3 panen pertama. Gambar 8 menunjukkan rerata bobot buah tomat yang dihasilkan tanaman tomat pada konsentrasi pupuk organik cair 0cc/l sampai 4 cc/l dengan pemaparan gelombang suara garengpung lebih tinggi dibandingkan rerata bobot buah tomat tanpa pemaparan gelombang suara garengpung. Pada tanaman tomat dengan pemaparan gelombang suara, rerata bobot buah tertinggi pada perlakuan 2,5 cc/l, yaitu 63,7 gram dan terendah pada perlakuan 3 cc/l, yaitu 49,2 gram. Sebaliknya pada tanaman tomat tanpa pemaparan gelombang

59,4 49,9 63,7 49,2 58,9 57,4 32,1 30,2 31,4 49,2 28,4 25,7 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 0 cc/l 2 cc/l 2,5 cc/l 3 cc/l 3,5 cc/l 4 cc/l R e ar ata B e rat B u ah To m at (gr am ) Konsentrasi Pupuk

(17)

59

suara, rerata bobot buah tertinggi justru pada perlakuan 3, cc/l yaitu 49,2 gram, dan terendah pada perlakuan 4 cc/l, yaitu 25,7 gram.

Gambar 9. Grafik Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Rerata Bobot buah dalam 6 Tahap Pemanenan Pada Tanaman Tomat dengan Pemaparan Gelombang Suara “Garengpung”

Hasil dari pengaruh variasi konsentrasi pupuk cair organik terhadap bobot buah tomat yang dihasilkan tanaman tomat dengan pemaparan gelombang suara garengpung (Gambar 9) menunjukkan dari enam tahap pemanenan, pada panen tahap pertama rerata bobot buah tertinggi adalah pada perlakuan konsentrasi pupuk 3,5 cc/l, yaitu 69,4 gram. Pada panen tahap kedua rerata bobot buah tertinggi pada perlakuan konsentrasi pupuk 2 cc/l, yaitu 68,8 gram. Rerata bobot buah tertinggi pada panen ketiga, keempat, kelima dan keenam berturut-turut adalah pada perlakuan konsentrasi pupuk 2,5 cc/l, yaitu 75,6 gram, 62 gram, 59 gram, dan 43,6 gram.

69 67,4 41,8 35,6 34,2 26,6 49,4 68,8 31,4 38,2 29 17,4 62 53,4 75,6 62 59 43,6 52,4 54 41,2 31,2 32,6 20,6 69,4 54,2 53 58,4 48,2 40 44,8 54,4 73 31,6 40 28,4 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Panen 1 Panen 2 Panen 3 Panen 4 Panen 5 Panen 6

R e rata B e rat B u ah To m at Tahapan Pemanenan 0 cc/l 2 cc/l 2,5 cc/l 3 cc/l 3,5 cc/l 4 cc/l

(18)

60

Secara keseluruhan dari enam tahap pemanenan tanaman tomat dengan pemaparan gelombang suara garengpung, total bobot buah terbanyak adalah pada perlakuan 2,5 cc/l, yaitu 355,6 gram.

Gambar 10. Grafik Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Rerata Bobot Buah dalam 3 Tahap Pemanenan Tanaman Tomat Tanpa Pemaparan Gelombang Suara “Garengpung”

Hasil dari pengaruh variasi konsentrasi pupuk cair organik terhadap bobot buah tomat yang dihasilkan tanaman tomat tanpa pemaparan gelombang suara garengpung (Gambar 10) menunjukkan dari tiga tahap pemanenan tanaman tomat tanpa pemaparan gelombang suara garengpung, total bobot buah terbanyak dari ketiga tahap pemanenan adalah pada perlakuan 3 cc/l, yaitu 147,6 gram dan total bobot buah terendah adalah pada perlakuan 4 cc/l yaitu 77,2 gram . 42,4 28,8 25 39,4 28,2 23 34 30,2 30 52,4 54 41,2 34,2 32 19 23,8 33 20,4 0 10 20 30 40 50 60

Panen 1 Panen 2 Panen 3

R e rata B e rat B u ah To m at (gr am ) Tahap Pemanenan 0 cc/l 2 cc/l 2,5 cc/l 3 cc/l 3,5 cc/l 4 cc/l

(19)

61

Tabel 10. Uji Anova Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Rerata Bobot Buah Tanaman Tomat dari Enam Tahap Pemanenan dengan Pemaparan Suara “Garengpung”

Tahap Pemanen an Jumlah Kuadrat df Kuadrat Rata-Rata F Sig.

Panen 1 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 2731.767 30544.400 33276.167 5 24 29 546.353 1272.683 .429 .824

Panen 2 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 1333.100 16333.200 17666.300 5 24 29 266.620 680.550 .392 .850

Panen 3 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 8206.667 24464.000 32670.667 5 24 29 1641.333 1019.333 1.610 .195

Panen 4 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 4724.967 13539.200 18264.167 5 24 29 944.993 564.133 1.675 .179

Panen 5 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 3180.700 11336.800 14517.500 5 24 29 636.140 472.367 1.347 .279

Panen 6 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 2721.367 9020.000 11741.367 5 24 29 544.273 375.833 1.448 .243

Tabel 10 Uji Anova pengaruh variasi konsentrasi pupuk organik cair terhadap bobot buah yang dihasilkan tanaman tomat dari enam tahap pemanenan dengan pemaparan suara garengpung menunjukkan nilai signifikansi dari panen ke-1 sampai dengan panen ke-6 berturut-turut adalah 0,824; 0,850; 0,195; 0,179; 0,279 dan 0,243. Nilai signifikansi dari enam

(20)

62

tahap pemanenan lebih besar dari 0,05, dengan kata lain tidak ada beda nyata antartanaman perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian variasi konsentrasi pupuk organik cair dengan pemaparan suara garengpung tidak berpengaruh terhadap bobot buah tomat

Tabel 11. Uji Anova Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Bobot Buah Tanaman Tomat dari Tiga Tahap Pemanenan Tanpa Pemaparan Suara “Garengpung”

Pada Tabel 11 Uji Anova pengaruh variasi konsentrasi pupuk organik cair terhadap bobot buah yang dihasilkan tanaman tomat dari tiga tahap pemanenan tanpa pemaparan suara garengpung menunjukkan nilai signifikansi dari panen ke-1 sampai dengan panen ke-3 berturut-turut adalah 0,336; 0,232; dan 0,141. Nilai signifikansi dari tiga tahap pemanenan lebih besar dari 0,05, dengan kata lain tidak ada beda nyata antartanaman perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian variasi konsentrasi pupuk organik cair

Tahap Pemanen an Jumlah Kuadrat df Kuadrat Rata-Rata F Sig.

Panen 1 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 2301.100 9153.200 11454.300 5 24 29 460.220 381.383 1.207 .336

Panen 2 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 2396.567 7760.400 10156.967 5 24 29 479.313 323.350 1.482 .232

Panen 3 Antar Kelompok Dalam Kelompok Jumlah 1681.367 4362.000 6043.367 5 24 29 336.273 181.750 1.850 .141

(21)

63

tanpa pemaparan suara garengpung tidak berpengaruh terhadap bobot buah yang dihasilkan tanaman tomat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada parameter jumlah buah dan bobot buah, semua tanaman tomat dengan pemaparan suara garengpung memiliki hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman tomat tanpa pemaparan suara. Hal ini disebabkan pemaparan suara garengpung menyebabkan pembukaan mulut stomata lebih lebar, sehingga penyerapan unsur hara lebih efisien dan meningkatkan produktivitas tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan hara melalui pemberian pupuk organik cair belum mampu menunjang perkembangan buah pada tanaman secara optimal. Sedangkan ketersediaan unsur hara merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan laju pertumbuhan tanaman (Gardner et al, 1991). Untuk itu dibutuhkan lebih banyak unsur hara esensial yang tersedia yang dapat diperoleh melalui peningkatan konsentrasi pupuk cair. Nur Fitri Rizqiani dkk. (2007) menyatakan bahwa penggunaan konsentrasi pupuk organik cair yang tepat dapat memperbaiki pertumbuhan, mempercepat panen, memperpanjang masa atau umur produksi dan dapat meningkatkan hasil tanaman. Buckman & Brady (1982) juga menyatakan pertumbuhan dan hasil tanaman akan lebih baik apabila semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman berada dalam keadaan yang cukup (Ainun Marliah dkk, 2012). Menurut Simamora dan Salundik, unsur hara mikro dan makro yang terkandung pada pupuk organik

(22)

64

dalam jumlah yang relatif sedikit. Selain itu pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya maksimum 5%. Karena itu, kandungan NPK pupuk organik cair relatif rendah. (Ayub S.P., 2004: 60), sehingga pupuk organik tidak dapat memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan tanaman dalam waktu singkat sedangkan umumnya unsur hara dibutuhkan dalam jumlah yang relatif banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Gambar

Tabel 4. Data Faktor Klimatik Dan Edafik Tanaman Tomat
Gambar  3  menunjukkan  bahwa  rerata  luas  bukaan  mulut  stomata  daun  tanaman tomat yang diberi pemaparan suara lebih lebar dibandingkan dengan  rerata luas bukaan mulut stomata daun tanaman tomat tanpa pemaparan suara
Tabel 5. Uji Normalitas Rerata  Luas Bukaan Mulut Stomata Daun  Tanaman Tomat dengan Pemaparan Suara
Gambar  4.  Grafik  Nilai  ANR  Tanaman  Tomat  dengan  Pemaparan  Gelombang Suara “Garengpung”
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kematangan emosi merupakan kemampuan individu untuk dapat bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri sendiri, perasaan mau menerima dirinya dan orang

Lokasi penelitian ini adalah Pusat Kuliner Pratistha Harsa yang merupakan sebuah tempat relokasi para PKL yang berpindah dari daerah sekitar alun-alun Purwokerto dan di sekitar

membutuhkan pemberda(aan mas(arakat Pemberda(aan mas(arakat ini berupa pelatihan seni kerajinan merajut tas dan sepatu untuk ibu-ibu rumah tangga dan anak perempuan

Negara Jepang dan cina adalah negara yang mempunyai mayoritas penduduk berusia panjang. Masyarakatnya gemar mengkonsumsi makanan yang kaya dengan kandungan antioksidan, seperti

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, digunakan pendapat Suwito (dalam Rokhman, 2013:38) bahwa terdapat dua penyebab terjadinya campur kode yaitu bersifat keluar

praktek siswa sehingga lebih efektif dalam proses belajar mengajar; Kerjasama yang baik dengan DU/DI (> 60 DU/DI); Mencarikan tempat kerja bagi lulusan, termasuk

Beberapa karakter yang kurang baik dalam diri seseorang remaja diatas yang identik dengan anak-anak di bawah umur (dalam istilah perkawinan) menunjukan bahwa anak yang

Gambaran mengenai proses pengambilan keputusan sosiosaintifik dalam pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi dapat diilustrasikan dengan membuat suatu peta