• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Isi. I. Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun II. Struktur Konglomerasi Keuangan Sequis 12

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daftar Isi. I. Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun II. Struktur Konglomerasi Keuangan Sequis 12"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

Daftar Isi

Halaman

Latar Belakang

I.

Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun 2017

3

II. Struktur Konglomerasi Keuangan Sequis

12

III. Struktur kepemilikan saham pada Konglomerasi Keuangan yang

menggambarkan pihak-pihak yang menjadi pemegang saham Sequis dalam

Konglomerasi Keuangan sampai dengan pemegang saham pengendali

terakhir;

13

IV. Struktur kepengurusan pada Sequis Life sebagai Entitas Utama dan Sequis

Financial dan Sequis Aset Manajemen sebagai Anak Perusahaan dalam

Konglomerasi Keuangan;

A.

Struktur Kepengurusan Entitas Utama PT. Asuransi Jiwa Sequis Life

14

B.

Struktur Kepengurusan PT. Asuransi Jiwa Sequis Financial

14

C.

Struktur Kepengurusan PT. Sequis Aset Manajemen

15

V. Kebijakan Transaksi Intra-Grup yang memuat kebijakan untuk

mengidentifikasi, mengelola, dan memitigasi Transaksi Intra-Grup.

(3)

3

I.

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI PELAKSANAAN TATA KELOLA

TERINTEGRASI TAHUN 2017

No. Indikator Analisis*

1. Direksi Entitas Utama *Nilai dan keterangan

a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Direksi Entitas Utama telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

2) Direksi Entitas Utama memiliki pengetahuan mengenai Entitas Utama, antara lain pemahaman kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan. (1) Sangat memenuhi (2) Memenuhi (3) Cukup memenuhi (4) Kurang memenuhi (5) Tidak memenuhi

(1) Memiliki pengetahuan yang memadai (2) Memiliki pengetahuan

(3) Cukup memiliki pengetahuan (4) Kurang memiliki pengetahuan (5) Tidak memiliki pengetahuan b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

1) Direksi Entitas Utama menyampaikan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi kepada Direksi LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

2) Direksi Entitas Utama mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

3) Direksi Entitas Utama menindaklanjuti arahan atau nasihat Dewan Komisaris

Entitas Utama dalam rangka

penyempurnaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

(1) Menyampaikan dengan sangat baik (2) Menyampaikan dengan baik (3) Menyampaikan dengan cukup baik (4) Kurang Menyampaikan dengan baik (5) Tidak menyampaikan dengan baik

(1) mengarahkan, memantau dan mengevaluasi dengan sangat baik

(2) mengarahkan,memantau dan mengevaluasi dengan baik

(3) mengarahkan,memantau dan mengevaluasi dengan cukup baik

(4) kurang mengarahkan, memantau dan mengevaluasi

(5) Tidak mengarahkan, memantau dan mengevaluasi

(1) Menindaklanjuti dengan sangat baik (2)Menindaklanjuti dengan baik (3) Menindaklanjuti dengan cukup baik (4) Kurang menindaklanjuti

(5) Tidak menindaklanjuti Tujuan :

1.

Memperoleh gambaran pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi dalam Konglomerasi Keuangan; dan

2.

Mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi sehingga Entitas Utama dapat menyusun rencana tindak perbaikan sesuai dengan permasalahannya.

(4)

4

4) Direksi Entitas Utama menindaklanjuti temuan Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi dan Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi.

(1) Menindaklanjuti dengan sangat baik (2)Menindaklanjuti dengan baik (3) Menindaklanjuti dengan cukup baik (4) Kurang menindaklanjuti (5) Tidak menindaklanjuti (1) Sangat sempurna (2) Sempurna (3)Cukup sempurna (4) Kurang sempurna (5) Tidak sempurna

(1) Menindaklanjuti dengan sangat baik (2)Menindaklanjuti dengan baik (3) Menindaklanjuti dengan cukup baik (4) Kurang menindaklanjuti

(5) Tidak menindaklanjuti c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1) Pedoman Tata Kelola Terintegrasi telah disempurnakan sesuai arahan dari Dewan Komisaris.

2) Direksi Entitas Utama telah memastikan bahwa temuan audit dan rekomendasi dari:

(a) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi;

(b) auditor eksternal;

(c) hasil pengawasan OJK;

(d) hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain Bank Indonesia; dan/atau

(e) hasil pengawasan otoritas pengawasan terhadap Kantor Pusat LJK dalam hal LJK merupakan kantor cabang dari entitas yang berkedudukan di luar negeri, telah ditindaklanjuti oleh LJK dalam konglomerasi Keuangan

2. Dewan Komisaris Entitas Utama

a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Dewan Komisaris Entitas Utama telah

memenuhi persyaratan integritas,

kompetensi dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan

dari Otoritas Jasa Keuangan.

2) Dewan Komisaris Entitas Utama memiliki pengetahuan mengenai Entitas Utama antara lain pemahaman kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan (1)Sangat memenuhi (2) Memenuhi (3) Cukup memenuhi (4) Kurang memenuhi (5) Tidak memenuhi

(1)Memiliki pengetahuan yang memadai (2) Memiliki pengetahuan

(3) Cukup memiliki pengetahuan (4) Kurang memiliki pengetahuan (5)Tidak memiliki pengetahuan b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

1) Dewan Komisaris Entitas Utama

menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris Entitas Utama secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester.

2) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan

(1) Menyelenggarakan rapat dengan sangat baik setidaknya 1 kali dalam 1 semester

(2)Menyelenggarakan rapat dengan baik min 1 kali dalam 1 semester

(3) Cukup menyelenggarakan rapat min 1 kali dalam 1 semester

(4) Kurang menyelenggarakan rapat (5) Tidak pernah menyelenggarakan rapat (1) Mengawasi dengan sangat baik

(5)

5

pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama.

3) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan pengawasan atas penerapan Tata Kelola Terintegrasi.

4) Dewan Komisaris Entitas Utama

mengevaluasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

(2)Mengawasi dengan baik (3) Mengawasi dengan cukup baik (4) Kurang mengawasi

(5) Tidak mengawasi

(1) Mengawasi dengan sangat baik (2)Mengawasi dengan baik (3) Mengawasi dengan cukup baik (4) Kurang mengawasi

(5) Tidak mengawasi

(1) Mengevaluasi dengan sangat baik (2)Mengevaluasi dengan baik (3) Mengevaluasi dengan cukup baik (4) Kurang mengevaluasi

(5) Tidak mengevaluasi c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1) Hasil rapat Dewan Komisaris Entitas Utama telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions beserta alasannya yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris Entitas Utama.

2) Rekomendasi hasil pengawasan Dewan Komisaris Entitas Utama atas:

(a) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama;

(b) penerapan Tata Kelola Terintegrasi;

(c) hasil evaluasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi oleh Dewan Komisaris Entitas Utama telah disampaikan kepada Direksi Entitas

3) Dewan Komisaris Entitas Utama telah membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi.

(1) Dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan sangat baik (2)Dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik (3) Dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan cukup baik (4) Dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan kurang baik

(5) Tidak Dituangkan dalam risalah rapat dan tidak didokumentasikan

(1) Telah disampaikan dengan sangat baik (2)Telah disampaikan dengan baik (3) Telah disampaikan dengan cukup baik (4) Kurang disampaikan dengan baik (5) Tidak disampaikan

(1) Membentuk dengan sangat baik (2)Membentuk dengan baik (3) Membentuk dengan cukup baik (4) Telah membentuk tapi masih kurang

lengkap

(5) Belum dibentuk 3. Komite Tata Kelola Terintegrasi

a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit terdiri dari:

(a) seorang Komisaris Independen yang menjadi Ketua pada salah satu komite pada Entitas Utama, sebagai Ketua

(1) Komite telah terbentuk dengan komposisi lengkap

(2)Komite telah terbentuk dengan baik (3)Komite telah terbentuk dengan komposisi belum lengkap

(6)

6

merangkap anggota;

(b) Komisaris Independen yang mewakili dan ditunjuk dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan, sebagai anggota;

(c) seorang pihak independen, sebagai anggota;

(d) anggota Dewan Pengawas Syariah dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan,

sebagai anggota (dalam hal

Konglomerasi

Keuangan memiliki LJK yang

melakukan kegiatan usaha berdasar prinsip syariah).

2) Jumlah dan komposisi Komisaris Independen yang menjadi anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi telah sesuai dengan kebutuhan Konglomerasi Keuangan serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan memperhatikan keterwakilan masing-masing sektor jasa keuangan.

(4)Komite kurang terbentuk dengan baik (5)Komite tidak terbentuk

(1) Sangat sesuai dengan kebutuhan konglomerasi keuangan

(2) Sesuai dengan kebutuhan konglomerasi keuangan (3) Cukup sesuai dengan kebutuhan konglomerasi keuangan

(4) Kurang sesuai dengan kebutuhan konglomerasi keuangan

(5) Tidak sesuai dengan kebutuhan konglomerasi keuangan

b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

1) Komite Tata Kelola Terintegrasi mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi.

2) Komite Tata Kelola Terintegrasi menyelenggarakan rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester.

(1) Melakukan evaluasi dengan sangat baik (2) Melakukan evaluasi dengan baik (3) Melakukan evaluasi dengan cukup baik (4) Kurang Melakukan evaluasi

(5) Tidak Melakukan evaluasi

(1) Menyelenggarakan rapat dengan sangat baik setidaknya 1 kali dalam 1 semester

(2)Menyelenggarakan rapat dengan

baik min 1 kali dalam 1 semester (3) Cukup menyelenggarakan rapat min 1 kali

dalam 1 semester

(4) Kurang menyelenggarakan rapat (5) Tidak pernah menyelenggarakan rapat c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi, paling sedikit melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi.

2) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah memberikan rekomendasi kepada Dewan

(1) Melakukan evaluasi dengan sangat baik (2)Melakukan evaluasi dengan baik (3) Melakukan evaluasi dengan cukup baik (4) Kurang Melakukan evaluasi

(5) Tidak Melakukan evaluasi

(1) Memberikan rekomendasi dengan sangat baik

(7)

7

Komisaris Entitas Utama untuk

penyempurnaan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

3) Hasil rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions beserta alasannya yang terjadi dalam rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi.

(2)Memberikan rekomendasi dengan baik

(3) Memberikan rekomendasi dengan cukup baik

(4) Kurang Memberikan rekomendasi (5) Tidak Memberikan rekomendasi (1) Dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan sangat baik (2) Dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik (3) Dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan cukup baik (4) Dituangkan dalam risalah rapat dan kurang

didokumentasikan

(5) Tidak dituangkan dalam risalah rapat dan tidak didokumentasikan

4. Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi

(1) Independen dengan sangat baik (2)Independen dengan baik (3) Cukup Independen

(4) Kurang Independen (5) Tidak Independen

(1) Memenuhi dengan sangat baik (2)Memenuhi dengan baik (3) Memenuhi dengan cukup baik (4) Kurang memenuhi

(5) Tidak memenuhi

(1) Memantau dan mengevaluasi dengan sangat baik

(2)Memantau dan mengevaluasi dengan baik

(3) Memantau dan mengevaluasi dengan cukup baik

(4) Kurang memantau dan mengevaluasi (5) Tidak memantau dan mengevaluasi

(1) Menyampaikan laporan dengan sangat baik (2)Menyampaikan laporan dengan baik (3) Menyampaikan laporan dengan cukup baik (4) Kurang menyampaikan laporan dengan baik (5) Tidak menyampaikan laporan dengan baik a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi independen terhadap satuan kerja operasional.

2) Direksi Entitas Utama memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai anggota Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi.

b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi memantau dan mengevaluasi fungsi kepatuhan di LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama atau Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap LJK

(8)

8

dalam Konglomerasi Keuangan. 5. Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi

a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi independen terhadap satuan kerja operasional.

2) Direksi Entitas Utama telah memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai anggota Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi.

(1) Independen dengan sangat baik (2)Independen dengan baik (3) Cukup Independen (4) Kurang Independen (5) Tidak Independen (1) Sangat Memenuhi (2)Memenuhi (3) Cukup memenuhi (4) Kurang memenuhi (5) Tidak memenuhi b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah memantau pelaksanaan audit intern pada LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

(1) Memantau dengan sangat baik (2)Memantau dengan baik (3) Memantau dengan cukup baik (4) Kurang Memantau dengan baik (5) Tidak memantau dengan sangat baik

c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada:

(a) Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap LJK dalam Konglomerasi Keuangan; (b) Dewan Komisaris Entitas Utama; dan (c) Direktur yang membawahkan

fungsi Kepatuhan Entitas Utama. 2) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi

bertindak obyektif dalam melakukan pemantauan pelaksanaan audit.

3) Rekomendasi hasil audit telah sesuai dengan permasalahan dan dapat digunakan sebagai acuan perbaikan

(1) Menyampaikan dengan sangat baik (2)Menyampaikan dengan baik (3) Menyampaikan dengan cukup baik (4) Kurang Menyampaikan dengan baik (5) Tidak Menyampaikan dengan baik

(1) Bertindak d e n g a n s a n g a t obyektif (2)Bertindak dengan obyektif (3) Bertindak cukup obyektif

(4) Kurang bertindak dengan obyektif (5) Tidak bertindak dengan obyektif (1) Sangat sesuai dengan permasalahan (2)Sesuai dengan permasalahan (3) Cukup sesuai dengan permasalahan (4) Kurang sesuai dengan permasalahan (5) Tidak sesuai dengan permasalahan 6. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi

a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

(9)

9

yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko terintegrasi sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan.

2) Entitas Utama memiliki kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai sebagaimana diatur dalam ketentuan

Otoritas Jasa Keuangan mengenai

penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan

(2)Struktur organisasi memadai (3) Struktur organisasi cukup memadai (4) Struktur organisasi kurang memadai (5) Struktur organisasi tidak memadai

(1) Kebijakan, prosedur & penetapan limit risiko sangat memadai.

(2) Kebijakan, prosedur & penetapan limit risiko memadai.

(3)Kebijakan, prosedur & penetapan limit risiko cukup memadai.

(4) Kebijakan, prosedur & penetapan limit risiko kurang memadai.

(5) Kebijakan, prosedur & penetapan limit risiko tidak memadai.

b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi sesuai dengan ketentuan

Otoritas Jasa Keuangan mengenai

penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan.

(1) Sangat sesuai dengan ketentuan OJK. (2) Sesuai dengan ketentuan OJK.

(3) Cukup sesuai dengan ketentuan OJK. (4) Kurang sesuai dengan ketentuan OJK. (5) Tidak sesuai dengan ketentuan OJK.

c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1) Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi secara efektif sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usaha Konglomerasi Keuangan.

2) Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya terkait manajemen risiko terintegrasi sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi (1) Sangat efektif (2)Efektif (3) Cukup efektif (4) Kurang efektif (5) Tidak efektif

(1) Sangat sesuai dengan ketentuan OJK. (2)Sesuai dengan ketentuan OJK. (3) Cukup sesuai dengan ketentuan OJK. (4) Kurang sesuai dengan ketentuan OJK. (5) Tidak sesuai dengan ketentuan OJK.

7. Pedoman Tata Kelola Terintegrasi

a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1) Pedoman Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit meliputi:

(a) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Entitas Utama;

(b) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi LJK.

2) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Entitas Utama paling sedikit memuat:

(1) Tercakup dengan sangat baik (2)Tercakup dengan baik (3) Tercakup dengan cukup baik (4) Kurang Tercakup dengan baik (5) Tidak Tercakup dengan baik

(1) Tercakup dengan sangat baik (2)Tercakup dengan baik

(10)

10

(a) persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama; (b) tugas dan tanggung jawab Direksi

Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama;

(c) tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi

(d) tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi;

(e) tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi; dan

(f) penerapan manajemen risiko

terintegrasi.

3) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi LJK dalam Konglomerasi Keuangan paling sedikit memuat:

(a) persyaratan calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris;

(b) persyaratan calon anggota Dewan Pengawas Syariah *);

(c) struktur Direksi dan Dewan Komisaris; (d) struktur Dewan Pengawas Syariah*); (e) independensi tindakan Dewan

Komisaris;

(f) pelaksanaan fungsi pengurusan LJK oleh Direksi;

(g) pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris;

(h) pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan Pengawas Syariah*);

(i) pelaksanaan fungsi kepatuhan, fungsi audit intern, dan pelaksanaan audit ekstern;

(j) pelaksanaan fungsi manajemen risiko; (k) kebijakan remunerasi; dan

(l) pengelolaan benturan kepentingan. *) dalam hal Konglomerasi Keuangan memiliki

LJK yang melakukan kegiatan usaha berdasar prinsip syariah.

(3) Tercakup dengan cukup baik (4) Kurang tercakup dengan baik (5) Tidak tercakup dengan baik

(1) Tercakup dengan sangat baik (2)Tercakup dengan baik (3) Tercakup dengan cukup baik (4) Kurang tercakup dengan baik (5) Tidak tercakup dengan baik

b. Proses Tata Kelola Terintegrasi

Pelaksanaan proses Tata Kelola Terintegrasi oleh Entitas Utama dan LJK paling kurang telah

mengacu pada Pedoman Tata Kelola

Terintegrasi.

(1) Mengacu dengan sangat baik (2)Mengacu dengan baik (3) Mengacu dengan cukup baik (4) Kurang mengacu dengan baik (5) Tidak mengacu dengan baik c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

Hasil Tata Kelola Terintegrasi telah mencerminkan bahwa Entitas Utama dan LJK

dalam Konglomerasi Keuangan telah

menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik sesuai dengan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi.

(1) Telah menerapkan dengan sangat baik (2)Telah menerapkan dengan baik (3) Telah menerapkan dengan cukup baik (4) Kurang menerapkan dengan baik (5) Tidak menerapkan dengan baik

(11)

11

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis terhadap indikator pada seluruh faktor penilaian pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi disimpulkan bahwa:

A. Struktur Tata Kelola Terintegrasi

1. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek struktur Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah:

(a) Direksi dan Komisaris Entitas Utama memiliki integritas kompetensi, dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

(b) Direksi dan Komisaris Entitas Utama memiliki pengetahuan yang memadai mengenai Entitas Utama.

(c) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah terbentuk dengan baik sesuai dengan aturan OJK. (d) Jumlah dan komposisi Komisaris Independen yang menjadi anggota Komite Tata Kelola

Terintegrasi telah sesuai dengan kebutuhan Konglomerasi Keuangan serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan memperhatikan keterwakilan masing-masing sektor jasa keuangan.

(e) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi sudah sesuai dengan aturan OJK. (f) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi sudah sesuai dengan aturan OJK.

(g) Entitas Utama memiliki struktur organisasi, kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko terintegrasi.

2. Nilai-nilai yang mencerminkan kelemahan aspek struktur Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah:

(a) Kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko cukup memadai namun masih perlu disempurnakan.

B. Proses Tata Kelola Terintegrasi

1. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek proses Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah:

(a) Direksi Entitas Utama menindaklanjuti temuan Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi dan Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi.

(b) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama.

(c) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan pengawasan atas penerapan Tata Kelola Terintegrasi.

(d) Komite Tata Kelola Terintegrasi menyelenggarakan rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester sesuai aturan OJK.

(e) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi memantau dan mengevaluasi fungsi kepatuhan di LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

(f) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah memantau pelaksanaan audit intern pada LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

(g) Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi sesuai dengan ketentuan OJK mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan.

2. Nilai-nilai yang mencerminkan kelemahan aspek proses Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah:

(a) Pelaksanaan proses Tata Kelola Terintegrasi telah mengacu pada Pedoman Tata Kelola Terintegrasi sesuai ketentuan dalam peraturan OJK dan kondisi konglomerasi keuangan namun masih perlu disempurnakan.

(12)

12

C. Hasil Tata Kelola Terintegrasi

1. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek hasil Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah:

(a) Direksi Entitas Utama telah memastikan bahwa temuan audit dan rekomendasi telah ditindaklanjuti oleh LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

(b) Hasil rapat Dewan Komisaris Entitas Utama telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik.

(c) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah melakukan evaluasi pelaksanaan penerapan Tata Kelola Terintegrasi dengan baik.

(d) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama.

(e) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Dewan Komisaris Entitas Utama; dan Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama.

(f) Rekomendasi hasil audit telah sesuai dengan permasalahan dan dapat digunakan sebagai acuan perbaikan.

(g) Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi secara efektif sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usaha Konglomerasi Keuangan.

2. Nilai-nilai yang mencerminkan kelemahan aspek hasil Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah:

(a) Prinsip-prinsip tata kelola yang baik telah diterapkan sesuai dengan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi, namun pedoman tersebut masih perlu disempurnakan.

II. STRUKTUR KONGLOMERASI KEUANGAN SEQUIS

PT. Asuransi Jiwa Sequis Life telah ditunjuk sebagai Entitas Utama dalam Konglomerasi

Keuangan berdasarkan Surat tertanggal 19 Mei 2015 yang kemudian diubah dengan

Surat Nomor 020/S/LGL-SQL/II/2016 tertanggal 17 Februari 2016 dan kedua surat

tersebut telah diterima oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”).

Pada surat tersebut menyebutkan bahwa anggota konglomerasi keuangan terdiri dari:

1.

PT. Asuransi Jiwa Sequis Life (“Sequis Life”).

2.

PT. Asuransi Jiwa Sequis Financial (“Sequis Financial”).

3.

PT. Sequis Aset Manajemen (“Sequis AM”).

(13)

Untuk selanjutnya, Sequis Life, Sequis Financial, Sequis AM (konglomerasi keuangan)

ini akan disebut sebagai “Sequis”

III. STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PADA KONGLOMERASI KEUANGAN YANG

MENGGAMBARKAN PIHAK

SAMPAI DENGAN PEMEGANG SAHAM PENGENDALI

13

uis Life, Sequis Financial, Sequis AM (konglomerasi keuangan)

“Sequis”.

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PADA KONGLOMERASI KEUANGAN YANG MENGGAMBARKAN PIHAK-PIHAK YANG MENJADI PEMEGANG SAHAM SAMPAI DENGAN PEMEGANG SAHAM PENGENDALI TERAKHIR

PT. Asuransi

Jiwa Sequis Life

PT. Asuransi

Jiwa Sequis

Financial

PT. Sequis

Aset

Manajemen

uis Life, Sequis Financial, Sequis AM (konglomerasi keuangan)

STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PADA KONGLOMERASI KEUANGAN YANG PIHAK YANG MENJADI PEMEGANG SAHAM

(14)

14

IV. A. STRUKTUR KEPENGURUSAN ENTITAS UTAMA PT. ASURANSI JIWA SEQUIS LIFE

DEWAN KOMISARIS

Jabatan Nama

Presiden Komisaris Husodo Angkosubroto

Komisaris Lanny Angkosubroto

Komisaris Hiroyuki Nishi

Komisaris Independen Mahendra Siregar

Komisaris Independen Krishna Suparto

Komisaris Independen Nazly Parlindungan Siregar

DIREKSI

Jabatan Nama

Presiden Direktur Tatang Widjaja

Direktur Lilyan Hidayat

Direktur Edisjah

Direktur Yeoh Ah Thoo

Direktur Yutaka Uozumi

B. STRUKTUR KEPENGURUSAN PT. ASURANSI JIWA SEQUIS FINANCIAL

*Rudy Hamdani mengundurkan diri dan disetujui oleh RUPS pada tanggal 29 Desember 2017. DEWAN KOMISARIS

Jabatan Nama

Presiden Komisaris Lilyan Hidayat

Komisaris Edisjah

Komisaris Independen Rudy Hamdani *

Komisaris Independen Lily Sudhartio

DIREKSI

Jabatan Nama

Presiden Direktur Pieter Wattimena

Direktur Rizal Prajuga

(15)

15

C. STRUKTUR KEPENGURUSAN PT. SEQUIS ASET MANAJEMEN DEWAN KOMISARIS

Jabatan Nama

Presiden Komisaris Santoso Widjojo

Komisaris Harianto Wijaya

DIREKSI

Jabatan Nama

Presiden Direktur TBA

Direktur David Chang Yuen Fook

Direktur Poniman

V. KEBIJAKAN TRANSAKSI INTRA-GRUP A. Definisi dari Risiko Transaksi Intra-Grup.

Risiko transaksi intra-group merupakan suatu bentuk risiko atas ketergantungan

suatu entitas, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap entitas

lainnya yang berada di dalam satu lingkup konglomerasi keuangan dalam

memenuhi suatu bentuk kewajiban dengan diikuti perpindahan dana dan/atau

tidak diikuti perpindahan dana.

Beberapa bentuk kegiatan transaksi intra-grup yang terjadi di dalam lingkup

Sequis adalah sebagai berikut:

1.

Terdapat transaksi intragrup yang merupakan penerimaan premi dari

nasabah dan pembayaran manfaat yang dilakukan oleh Anak Perusahaan

yang menggunakan akun bank Sequis Life, yang mana jumlahnya tidak

signifikan terhadap total aset dan kinerja konglomerasi keuangan.

2.

Adanya suatu bentuk kesepakatan tertulis dengan pihak ketiga antara Sequis

Life dengan pihak ketiga, yang apabila jika dilakukan oleh anak perusahaan

akan menimbulkan suatu bentuk ketidak efisiensian sehingga pemenuhan

atas kesepakatan tertulis tersebut dilakukan oleh Sequis Life.

Pada prinsipnya atas transaksi yang disebutkan diatas tersebut (terkait dengan

perpindahan dana) yaitu suatu bentuk hutang piutang antara konglomerasi

keuangan itu diselesaikan dan dilunasi setiap bulannya.

B. Maksud Dan Tujuan Manajemen Risiko Transaksi Intra-Grup.

Tujuan dari Manajemen Risiko transaksi intra-grup ini adalah:

1.

Memberikan pengaturan serta pengawasan sepenuhnya terhadap transaksi

intra-grup konglomerasi keuangan dengan didasarkan pada prinsip kehati–

hatian.

(16)

16

2.

Memastikan bahwa proses sebagaimana disebutkan diatas dapat memitigasi

atau bahkan meminimalisir kemungkinan yang timbul (dampak negatif) yang

diakibatkan oleh ketergantungan suatu entitas terhadap entitas lainnya dalam

lingkup konglomerasi keuangan, baik secara langsung ataupun tidak

langsung.

C. Ruang Lingkup Kebijakan Manajemen Risiko Transaksi Intra-Grup

1.

Direksi Sequis Life akan menjalankan rekomendasi Komite Manajemen

Risiko Terintegrasi dan Dewan Komisaris akan melakukan pengawasan atas

pelaksanaan tersebut.

2.

Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko transaksi

intra-grup.

3.

Kecukupan dalam proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan

pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko intra-grup.

4.

Melakukan suatu bentuk pengendalian internal secara menyeluruh terhadap

penerapan manajemen risiko transaksi intra-grup.

D.Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit Risiko Transaksi Intra-Grup

Kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko transaksi intra-grup mengacu

kepada kebijakan, prosedur dan penetapan limit sebagaimana tertuang dalam

Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Terintegrasi dan/atau pedoman lainnya yang

mengikat Sequis.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Agar persiapan menghadapi keadaan darurat berjalan baik, maka perlu dinilai kesiapan gedung bertingkat tersebut dalam menghadapi keadaan darurat agar tidak terjadi

Mengenai tanggung jawab kurator Balai Harta Peninggalan dalam pelaksanaan tugas pengurusan dan pemberesan yaitu apabila melakukan kelalaian atau kesalahan yang menimbulkan

Laporan penelitian ini mencakup analisis sistem informasi pelayanan di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Maranatha dengan tujuan untuk mengetahui pemakaian sistem dalam pelayanan

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai analisis terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Sesuai dengan landasan teori yang ada pada bab dua

Proses pengolahan data di MCU, meresume hasil pemeriksaan sampai dengan penerbitan buku hasil MCU belum sepenuhnya terintegrasi dengan SIRS (Sistem Informasi

Berdasarkan paparan diatas dapat dianalisis bahwa epistemologi fiqh Umar sebenarnya tidak keluar dari ketentuan teks syariah yang baku, tetapi tetap dalam bingkai teks

Berdasarkan hasil kuesioner online yang didapat menunjukan masyarakat mengetahui sepeda downhill, namun masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang proses

Pada kelas IV sekolah dasar peserta didik memeiliki karakteristik berfikir kritis dan mampu menelaah masalah secara lebih mendalam, artinya perlu dipersiapkan modul lektronik