• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Analog dan Teknologi Digital. Erga Kandly Panginan. Pendidikan Pascasarjana Ilmu Komunikasi. Univesitas Pelita Harapan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teknologi Analog dan Teknologi Digital. Erga Kandly Panginan. Pendidikan Pascasarjana Ilmu Komunikasi. Univesitas Pelita Harapan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Teknologi Analog dan Teknologi Digital – Februari 2019 Teknologi Analog dan Teknologi Digital

Erga Kandly Panginan

Pendidikan Pascasarjana Ilmu Komunikasi Univesitas Pelita Harapan

ek80019@student.uph.edu; ergakandly@gmail.com

Abstract

The development of the era made technology also evolve from analog technology to digital technology. Many factors influence the transmission of this technology and not necessarily just happen. With the formation of this analog technology, it can be used to create a new culture that is user-created content that can be used as an opportunity in various ways including business and academic..

Keywords: Communication, Analog Technology, Digital Techology.

Abstrak

Berkembangnya zaman membuat teknologi juga berkembang dari teknologi analog menjadi teknologi digital. Banyak faktor yang mempengaruhi transmisi dari teknologi ini dan tidak serta merta terwujud begitu saja. Dengan terbentuknya teknologi analog ini maka memungkinkan terciptanya budaya baru yakni user genereted content yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang dalam berbagai hal termasuk di dalamnya bisnis dan akademik.

(2)

Teknologi Analog dan Teknologi Digital – Februari 2019 Latar Belakang

Teknologi menjadi buah bibir dari berbagai kalangan khususnya pada era digitalisasi seperti pada saat ini. Harold Innis menyatakan bahwa terdapat empat periode dalam peradaban yang berujung pada terbentuknya era digitalisasi. Periode pertama ialah periode tribal yang menganggap indra pendengaran merupakan kunci terpenting dalam menerima suatu informasi. Periode kedua ialah periode literal dimana pada periode ini telah ditemukan simbol serta alfabetis yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dengan cara tertulis tanpa harus bertatap muka. Periode ketiga ialah periode media cetak yang memungkinkan terjadinya komunikasi secara massal. Periode terakir ialah periode elektronik seperti pada saat ini yang membuat segala sesuatu menjadi lebih praktis bahkan hanya dengan sentuhan jari saja (McMullan, 2017). Pada periode elektronik inilah yang sering disebut dengan era digital karena memanfaatkan teknologi digital sedangkan sebelum era elektronik masih menggunakan teknologi analog. Teknologi digital sendiri diukur berdasarkan bit dan byte sebagai satuan dalam era digital (Hartley, 2002).

Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Teknologi Analog dan Teknologi Digital?

2. Bagaimana proses dari suatu teknologi yang bermula dari Teknologi Analog menjadi Teknologi Digital (mediamorfosis) ?

3. Bagaimana pengaruh teknologi digital dalam kehidupan bermasyarakat? 4. Bagaimana asal muasal adanya budaya user generated content?

Literatur Review

Perlu ditekankan bahwa teknologi tidak serta-merta hadir dalam kehidupan manusia melainkan melaui proses yang panjang. Beberapa ahli menyatakan bahwa teknologi hadir berdasarkan ekstensi dari organ manusia (extension of human faculties). Teori ini menyatakan bahwa benda-benda teknis seperti artefak ataupun teknologi yang dikenal saat ini merupakan ekstensi atau perluasan dari organ tubuh manusia yang telah dimodifikasi. Jika ditelaah, arti dari human faculties ini lebih diartikan sebagai kemampuan seperti melihat, mendengar, berbicara, berpikir atau memahami sesuatu. (Jackendoff, 2012).

Teori extension of human faculties ini menjadi bahan ilmiah yang populer ketika McLuhan menyatakan bahwa teknologi merupakan hasil dari ekstensi atau perluasan dari kemanusiaan seperti perluasan indra dan saraf manusia ke dalam berbagai macam media (McLuhan, 1995). Marshall McLuhan membedakan extension of human faculties ini menjadi dua jenis yaitu (1) Ekstensi dari Tubuh yang dimaksudkan bahwa bagian tubuh dari manusia untuk

(3)

Teknologi Analog dan Teknologi Digital – Februari 2019 melindungi diri dari lingkungan seperti anggota tubuh yakni kulit yang melindungi manusia dari perbedaan suhu dalam dan luar tubuh. (2) Ekstensi dari Fungsi Kognitif yang bukan berasal dari tubuh manusia tapi berfungsi juga untuk melindungi manusia dari lingkungan luar seperti pakaian yang dianggap sebagai ekstensi dari kulit untuk memperluas fungsi kulit sebagai kontrol dan perlindungan panas tubuh, ataupun roda yang dianggap sebagai ekstensi dari kaki yang terus mengalami rotasi ataupu media yang dianalisis sebagai ekstensi dari fungsi penglihatan dan suara.

Sebenarnya teori extension of human faculties sudah diperkenalkan terlebih dahulu oleh Ernst Kapp seabad sebelumnya (1877) yang merupakan filsafat teknologi. Kapp menyatakan bahwa semua artefak atau teknologi yang ada di dunia merupakan proyeksi dari replikasi tubuh manusia dimana manusia secara tidak sadar mentrasfer bentuk, fungsi dan proposisi organ tubuhg menjadi sebuah teknologi. Namun teori ini ditentang oleh Brey karena ada banyak artefak atau teknologi yang tidak memiliki asal yang jelas dalam organ tubuh manusia seperti buku, korek api, telepon ataupun pesawat terbang. Artefak ini dianggap tidak memiliki kesamaan morfologis yang jelas terhadap organ tubuh manusia sehingga menurut Brey, teori Kapp tidak sepenuhnya benar. (Brey, 2000). Seabad kemudian (1993) seorang ilmuan yang bernama David Rothenberg menyatakan bahwa teknik dapat memperluas aspek manusia. Human Faculties inilah yang selanjutnya diperluas oleh kehadiran teknologi sehingga dapat dikatakan bahwa teknologi termasuk ekstensi dari tubuh manusia. Rothenberg membedakan extension of human faculties menjadi tiga jenis yaitu (1) Teknologi yang meningkatkan indera dengan cara memperluas persepsi secara langsung seperti teleskop, mikroskop, telepon, radio, satelit, televisi dll (2) Teknologi merupakan sebagai alat untuk memperluas ketangkasan kognitif seperti memperluas cara manusia berpikir (3) Teknologi merupakan ekstensi dari memori yang disimpan dalam kode atau bentuk tertentu seperti foto, video, rekaman suara dll.

Dari ketiga tokoh terkait teori extension of human faculties yakni Marshall McLuhan, Ernst Kapp dan David Rothenberg dapat ditarik kesimpulan bahwa Kapp lebih menekankan pada teknologi mengikuti tubuh manusia yang telah diekstensi sedemikian rupa sedangkan McLuhan dan Rothenberg memiliki pendapat yang berbeda dengan Kapp bahwa teknologi hanya memperluas fungsi dari tubuh manusia, namun belum tentu bersifat morfologis. Selain itu Kapp beranggapan bahwa manusia selalu menggunakan organ tubuh miliknya sebagai standar dalam membuat suatu artefak atau teknologi, berbeda dengan pendapat McLuhan yang tidak secara eksplisit mengatakan bahwa manusia selalu menggunakan organ tubuhnya sebagai standar tetapi artefak memiliki hubungan yang linear atau terletak pada sebuah garis lurus dengan ekstensi tubuh manusia salah satunya ialah media yang merupakan ekstensi dari fungsi kognitif manusia.

McLuhan lebih lanjut menjelaskan bahwa teknologi saat ini mulai bergerak dari teknologi mekanik menjadi teknologi listrik (lebih dikenal dengan istilah analog dan digital). Masyarakat makin diarahkan dengan era mobile media yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja (Thulin & Vilhelmson, 2007) dan tidaklah mustahil jika suatu saat teknologi

(4)

Teknologi Analog dan Teknologi Digital – Februari 2019 konvensional akan tergantikan dengan perkembangan teknologi (Thorson, Shoenberger, Karaliova, Kim, & Fidler, 2015).

Implementasi

Transisi media analog menjadi digital ini meliputi segala aspek dalam kehidupan manusia (Melnikov & Semenyuk, 2014). Dalam dunia akademik, implementasi dari transisi teknologi ini dijabarkan dalam teori Hukum Moore yang menyatakan bahwa dalam membuat referensi ataupun literatur dapat menjadi lebih cepat sehingga dunia akademik akan lebih cepat menghasilkan inovasi-inovasi terbaru.(Reichardt, 2006). Dalam ranah bisnis dapat dicontohkan pada kasus kantor penyedia surat kabar mulai melakukan transformasi dengan menyediakan informasi berbasis web yang dapat diakses dari ponsel pintar hanya dengan sentuhan jari (Behringer, 2006). Dengan pergerakan teknologi menuju era digital menciptakan budaya baru dalam menyajikan informasi salah satunya dalam aspek jurnalisme. Jurnalisme sendiri didasarkan pada asumsi dan ideologi dari seseorang yang memaknai sesuatu yang ditinjau dari perspektifnya masing-masing. Kehadiran teknologi digital menjadikan masyarakat menjadi lebih kritis dan menyajikan opininya ke ranah publik dengan sangat leluasa. Dahulu penyedia informasi hanya disediakan oleh kantor media saja namun kini informasi dapat diciptakan oleh penggunanya sehingga semakin ragam perspektif yang terbentuk dari suatu informasi (Duffy, 2015). Budaya user generated content ini juga berlaku di indonesia seperti kehadiran kompasiana yang memungkinkan penggunanya membaca beragam opini sekaligus membuat opini dalam bentuk artikel sehingga budaya jurnalisme dapat diciptakan dengan mudah. Tidak hanya dalam aspek berita, budaya user generated ini juga merambah ke berbagai aspek seperti adanya zomato untuk review makanan, 1cak yang menyediakan meme khas Indonesia, tripadvisor dalam aspek travelling hingga kaskus yang menyediakan beragam jenis opini dan informasi (Tapsell, 2015). Bahkan kini lebih banyak pengguna yang membaca review terlebih dahulu sebelum mencoba melakukan travelling ataupun hal lainnya karena dianggap bahwa user generated content merupakan konten yang lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan konten yang disajikan oleh penyedia informasi. (Dwityas, 2016). Dengan kehadiran teknologi digital maka secara tidak langsung membentuk lingkungan ataupun budaya yang tanpa disadari telah ada di sekitar aspek dalam berkehidupan (Hildebrand, 2018).

Kesimpulan

Teknologi analog dan teknologi digital sangatlah berbeda namun apapun jenis teknologinya, selama umat manusia menggunakan teknologi tersebut dengan benar dan efisien maka teknologi tersebut tetap berdampak pada kehidupan manusia. Era digitalisasi tanpa disadari telah masuk dalam segala aspek dalam kehidupan manusia. Perusahaan penyedia informasi mulai melakukan transmisi untuk mengubah cara konvensional produknya menjadi mobile media yang

(5)

Teknologi Analog dan Teknologi Digital – Februari 2019 dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Dengan kehadiran mobile media memungkinkan penggunanya memberikan opininya dalam menghadapi segala sesuatu yang dilihat dari perspektif masing-masing pembuat kontennya sehingga menghasilkan budaya user generated content yang dapat dijadikan referensi dalam berbagai hal.

Daftar Pustaka

Behringer, W. (2006). Communications Revolutions: A Historiographical Concept. German History, 24(3), 333–374. https://doi.org/10.1191/0266355406gh378oa

Brey, P. (2000). Theories of Technology as Extension of Human. Metaphysics, Epistemology, and Technology.Research in Philosophy and Technology, 19, 1–20.

https://doi.org/10.1016/j.jgyn.2014.09.004

Duffy, A. (2015). The road more travelled: how user-generated content can lead to homogenized travel journalism. Continuum, 29(6), 821–832.

https://doi.org/10.1080/10304312.2015.1073686

Dwityas, N. A. (2016). Komunikasi dan Pariwisata : Peran User Generated Content bagi Traveler dalam Media Sosial. Jurnal Simbolika : Research and Learning In Communication Study, 2(March 2016).

Hartley, J. (2002). Communication, Cultural and Media Studies : the Key Concepts. Cultural Studies. https://doi.org/kommunikation; kommunikationswissenschaft; medienwissenschaft Hildebrand, J. M. (2018). Modal media: connecting media ecology and mobilities research.

Media, Culture and Society, 40(3), 348–364. https://doi.org/10.1177/0163443717707343 Jackendoff, R. (2012). What is the human language faculty?: Two views. Language, 87(3), 586–

624. https://doi.org/10.1353/lan.2011.0063

McLuhan, M. (1995). McLuhan Understanding Media The extensions of man London and New York, 389. Retrieved from http://www.amazon.com/Understanding-Media-Extensions-Marshall-McLuhan/dp/8114675357

McMullan, J. (2017). A new understanding of ‘New Media’: Online platforms as digital mediums. Convergence: The International Journal of Research into New Media Technologies, 135485651773815. https://doi.org/10.1177/1354856517738159 Melnikov, A. V., & Semenyuk, E. P. (2014). The Information Revolution and the Modern

Printing Industry. Scientific and Technical Information Processing, 41(1), 1–11. https://doi.org/10.3103/s0147688214010031

Reichardt, R. (2006). Moore’s Law and the Pace of Change. Internet Reference Services Quarterly, 11(3), 97–109. https://doi.org/10.1300/J136v11n03

(6)

Teknologi Analog dan Teknologi Digital – Februari 2019 freedom. Convergence, 21(2), 182–197. https://doi.org/10.1177/1354856514531527

Thorson, E., Shoenberger, H., Karaliova, T., Kim, E. (Anna), & Fidler, R. (2015). News use of mobile media: A contingency model. News Use of Mobile Media: A Contingency Model, 3(2), 160–178. https://doi.org/10.1177/2050157914557692

Thulin, E., & Vilhelmson, B. (2007). Mobiles everywhere : Youth, the mobile phone, and changes in everyday practice. Young, 15(3), 235–253.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyakit kusta masuk ke wilayah Bangkalan, serta kebijakan seperti apa yang diterapkan oleh Pemerintah Hindia

(3) Pembimbing, pengarah, pembina, dan penasehat: untuk mendukung tercapainya visi dan misi MI Wali Songo Asy-Syirbaany, pengurus kepala madrasah memiliki peranan

Dari beberapa penelitian-penelitian diatas, penulis mencoba menarik kesimpulan bahwa altruisme dan self esteem merupakan faktor yang penting dalam motivasi relawan

Pemerintah telah menjalankan program kemitraan diantaranya adalah pelaksanaan kemitraan antara petani penangkar benih padi dan perusahaan mitra didasarkan pada

Judul Skripsi : “Penambahan Kombinasi Kinesiotapping Sama Baik Dengan Transverse Friction Pada Intervensi Micro Wave Diathermy Dan Transcutaneus Electrical

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH

Menurut teorema 2.1 dalam sampel random sederhana, rata-rata ̅ adalah estimasi tak bias dari ̅ sehingga estimator rata-rata dalam populasi dinotasikan dengan