• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEKUATAN TARIK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT LIMBAH KAIN TEKTIL (SINGSIN) DENGAN MENGGUNAKAN PEREKAT RESIN POLYESTER ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEKUATAN TARIK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT LIMBAH KAIN TEKTIL (SINGSIN) DENGAN MENGGUNAKAN PEREKAT RESIN POLYESTER ABSTRACT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kekuatan Tarik dan Bending… 68

KEKUATAN TARIK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT LIMBAH KAIN TEKTIL (SINGSIN) DENGAN

MENGGUNAKAN PEREKAT RESIN POLYESTER

Teguh Wiyono1, Kuncoro Diharjo 2

1. Mahasiswa Magister Teknik Mesin UNS 2. Staf Pengajar S2 Teknik Mesin UNS

ABSTRACT

Waste fiber textile fabric on Spinning machinery of production in textile mills and fabric makers striated SMEs can cause environmental problems if not handled properly. In general, the fibers are disposed as garbage or burned so that it can pollute the environment. Yet the researchers from various parts of the world at this point has focused its attention on the utilization of natural fibers and natural fiber composite materials berpenguat which is an environmentally friendly composite materials

Because of the specific strengths of several types of natural fibers have a value that can be matched to the value of glass fiber strength, thus allowing the use of natural fibers as a substitute of glass fiber material that has some drawbacks in terms of the environment on the use of glass fiber composite materials engineering can lead to skin irritation at the time processing and also in terms of health can lead to respiratory problems caused by the suctioning of fiber glass dust. Other intensive driving spur development of natural fiber composites are environmental directives

And regulations

Key words. Natural fibers, Singsin Pendahuluan

Dengan berlimpahnya

serat limbah kain tektil pada

mesin Spinning dari hasil

produksi di pabrik tektil maupun UMKM pembuat kain lurik dapat

menimbulkan masalah lingkungan apabila tidak ditangani dengan

baik. Pada umumnya, serat

tersebut di buang sebagai sampah ataupun dibakar yang sehingga

(2)

Kekuatan Tarik dan Bending… 69

Padahal para peneliti dari

berbagai belahan dunia pada saat

ini telah memfokuskan

perhatiannya pada pemanfaatan serat alam dan material komposit

berpenguat serat alam yang

merupakan material komposit

yang ramah lingkungan (

Brouwer, 2000 ).

Kekuatan spesifik dari

beberapa jenis serat alam

mempunyai nilai yang dapat menyamai nilai kekuatan serat gelas, sehingga memungkinkan penggunaan bahan serat alam sebagai subsitusi bahan serat gelas yang mempunyai beberapa kelemahan dari segi lingkungan ( Biswas, Srikanth dan Nangia, 2001 ). Penggunaan serat gelas pada rekayasa material komposit dapat mengakibatkan iritasi kulit pada saat pemrosesan dan juga

segi kesehatan dapat

menyebabkan gangguan

pernafasan yang disebabkan oleh terhisapnya debu serat gelas. Pendorong lainnya yang secara intensif memacu pengembangan

komposit serat alam adalah

arahan dan peraturan lingkungan.

Sebagai contoh, European

Union’s End-of-Life of Vehicles ( ELV ) Legislation menyatakan bahwa pada tahun 2015 semua kendaraan harus menggunakan bahan yang 95 % dapat didaur ulang – sehingga solusi total yang

ramah lingkungan diperlukan. Dari kecenderungan ini dapat

diperkirakan bahwa

pengembangan bahan komposit ‘hijau’ ramah lingkungan yang berbasis serat dan resin yang

dibuat dari tumbuhan dapat

merupakan solusi dalam

permasalahan tersebut ( Karus dan Kaup, 2002 ).

Di Surakarta dan

sekitarnya banyak berdiri pabrik

tektil dan setiap harinya

berproduksi menghasilkan

berbagai macam kain maupun baju yang berbahan baku dari kapas, sehingga limbah serat kain dari mesin spinning tersebut melimpah banyak dan dibiarkan begitu saja atau dibakar setelah

mengering dan menumpuk.

Diperkirakan kandungan serat alam dalam limbah kain tektil tersebut mencapai di atas 80 %. Oleh karena itu potensi serat

limbah kain tektil menjadi

informasi utama dalam gagasan penelitian ini. Jenis penguat serat kain tektil yang akan digunakan pada komposit ini adalah serat

acak ( random ). Bahkan,

penguatan komposit serat acak inilah yang banyak diterapkan di industri komposit.

Matrik pengikat yang

biasa digunakan dalam rekayasa panel komposit adalah bahan

(3)

Kekuatan Tarik dan Bending… 70

termoset. Namun, kajian

pemilihan jenis matrik yang penting adalah jenis polimer yang memiliki interaksi ikatan yang kuat dengan serat alam kain tektil dan harganya murah. Bahkan

matriks yang dipilih untuk

digunakan dalam penelitian ini

adalah resin unsaturated

polyester.

Metodologi Penelitian

Bahan utama penelitian adalah serat limbah kain tektile yang disusun secara acak,

pembuatan spesimen skin

komposit menggunakan fraksi berat yaitu perbandingan berat antara serat dan matrik sebesar 10% serat dan 90% matrik. 15% serat dan 85 matrik ,20% serat dan 80 % matrik serta 25% serat dan 75 % matrik .Katalis yang digunakan sebesar 1 % dari berat resin. Dilakukan secara hand lay up, dimana serat Singsin ditaruh

pada dasar cetakan, yang

sebelumnya telah dituang

campuran resin termosetting

BQTN-EX dan katalis MEKPO.

Kemudian di atas serat singsin tadi dituang campuran resin termosetting BQTN-EX dan katalis MEKPO sampai semua serat singsin terendam. Cetakan

penutup dipasang di atas

spesimen dan ditekan dengan press berkekuatan 5 ton serta

dibiarkan mengeras pada

temperatur ruang. Proses

selanjutnya spesimen

dibekukan pada temperatur ruang

selama 2 jam. Pengujian

dilakukan dengan uji tarik serta dengan (ASTM D 638) serta uji bending three point bending ASTM D790.

Hasil dan Pembahasan

Pengujian tarik komposit serat singsin ( limbah kain tektile )

dengan matriks polyester

dilakukan dengan menggunakan mesin uji tarik SHIMADZU servo pulser capacity ± 20 tons untuk menguji sebanyak 4 spesimen tarik komposit untuk tiap-tiap

fraksi massa sesuai dengan

standar ASTM D 638-02.

(4)

Kekuatan Tarik dan Bending… 71

Data Hasil Pengujian Tarik

Fraksi Berat (%) No. spesi-men Ukuran Pmaks (Newton) σ Tegangan tarik maks. rata-rata (MPa) ε Regangan rata-rata (%) T (mm) L (mm) AO (mm) 10 1 3.3 13.2 43.56 529 13.02 2,125 2 3.2 13.3 42.56 549 3 3.2 13.3 42.56 624 4 3.4 13.4 45.56 566 15 1 3.1 13.4 41.54 549 14.82 2,225 2 3.2 13.2 42.24 651 3 3.2 13.3 42.56 665 4 3.2 13.4 42.88 655 20 1 3.2 13.2 42.24 1018 25.92 3,100 2 3.5 13.3 46.55 1456 3 3.4 13.3 45.22 862 4 3.6 13.4 48.24 1384 25 1 3.2 13.2 42.24 851 17.80 2,775 2 3.4 13.3 45.22 702 3 3.5 13.3 46.55 760 4 3.3 13.2 43.56 838

Grafik Pengujian Tarik

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 1 2 3 4 Tegangan KN Nomor Spesimen

Spesimen 10% besar serat 90% berat Resim Spesimen 15% berat serat 85% berat resim Spesimen 20% berat serat 80% berat resim Spesimen 25% berat serat 75% berat resim

(5)

Kekuatan Tarik dan Bending… 72

Berdasarkan data hasil

pengujian tarik diketahui bahwa dengan bertambahnya prosentase

fraksi berat tidak selalu

berpengaruh terhadap kekuatan tariknya. Komposit yang memiliki kekuatan tarik tertinggi pada fraksi berat singsin diatas adalah komposisi 20% berat serat singsin dan 80 % berat resin

dikarenakan perbandingan

tersebut terlihat perbandingan antara serat dan resin dapat mengikat dengan baik terlihat dari pengujian tarik yang dilakukan bahwa komposisi tersebut rata –

rata tegangan tariknya sebesar 25.92 MPa, diikuti fraksi massa 25 % serat 75% resin tegangan tariknya sebesar 17.80 MPa dan yang terendah pada fraksi berat serat 10% dan 90% berat resin sebesar 13.02 MPa.

Regangan yang dimiliki komposit

ini sama dengan kekuatan

tariknya, yang mempunyai

regangan tertinggi pada fraksi 20% berat serat dan 80 % berat resin sebesar 3,1%, diikuti fraksi massa 25 % serat 75% resin

sebesar 2,775% dan yang

terendah pada fraksi berat

10% serat dan 90% berat resin sebesar 2,215%. Sehingga dalam hal ini berat serat singsin terhadap resin hanya yang komposisi yang sesuai dalam ikatannya resin terhadap serat yang berpengaruh pada kekuatan tarik dan regangan yang dimilikinya. Semakin besar

kandungan serat komposit singsin tidak selalu berpengaruh terhadap kekuatan tariknya. Demikian pula regangan yang dimiliki juga meningkat. Hal ini disebabkan pengaruh serat singsin dan resin yang sesuai dalam membentuk

ikatannya yang mampu

menahan gaya tarik yang

diterimanya dengan meneruskan gaya ke arah matriks.

Data Hasil Pengujian Bending Pengujian bending komposit serat singsin ( Limbah kain tektile ) dengan matriks polyester dilakukan dengan menggunakan mesin uji tarik SHIMADZU servo pulser capacity ± 20 tons untuk menguji sebanyak 4 spesimen bending komposit untuk tiap-tiap

fraksi massa sesuai dengan

(6)

Kekuatan Tarik dan Bending… 73

Data hasil pengujian Bending

Fraksi Berat (%) No. spesi-men Ukuran Pmaks (Newton) σ Tegangan tarik maks. rata-rata (MPa) T (mm) L (mm) AO (mm) 10 1 4.1 15 61.5 50 1.12 2 4.0 15 60 64 3 4.0 15 60 77 4 4.1 15 61.5 84 15 1 4.2 15 63 98 1.37 2 4.1 15 61.5 84 3 4.1 15 61.5 81 4 4.0 15 60 77 20 1 4.2 15 63 98 1.90 2 4.1 15 61.5 121 3 4.0 15 60 101 4 4.0 15 60 145 25 1 4.0 15 60 98 1.41 2 4.1 15 61.5 81 3 4.1 15 61.5 84 4 4.0 15 60 81`

Grafik Pengujian Bending

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 1 2 3 4 Tegangan KN Nomor Specimen

Spesimen 10% besar serat 90% berat Resim Spesimen 15% berat serat 85% berat resim

(7)

Kekuatan Tarik dan Bending… 74

Seperti pengujian tarik bahwa berdasarkan data hasil

pengujian bending diketahui

bahwa dengan bertambahnya

prosentase fraksi berat serat singsin tidak selalu berpengaruh terhadap kekuatan bendingnya.

Komposit yang memiliki

kekuatan bending tertinggi pada prosentase berat singsin diatas adalah 20% berat serat singsin dan 80 % berat resin dikarenakan perbandingan tersebut yang dapat

bercampur secara sempurna

terlihat dari pengujian bending yang dilakukan bahwa komposisi tersebut rata –rata tegangan bending sebesar 1.90 MPa, diikuti fraksi massa 25 % serat 75% resin tegangan tariknya sebesar 1.41 MPa dan yang terendah pada fraksi berat serat 10% dan 90% berat resin sebesar 1.12 MPa. Sehingga dalam hal ini banyaknya serat singsin terhadap

resin hanya yang sesuai

komposisinya supaya dapat

membentuk ikatan antara resin

terhadap serat sehingga

berpengaruh pada kekuatan

bending yang dimilikinya. Hal ini disebabkan pengaruh serat singsin dan resin yang sesuai dalam

membentuk ikatannya yang

mampu menahan gaya bending

yang diterimanya dengan

meneruskan gaya ke arah matriks.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan

analisis dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai

berikut: Dengan

bertambahnya prosentase fraksi berat serat singsin tidak selalu berpengaruh terhadap kekuatan. dalam hal ini berat serat singsin

terhadap resin hanya yang

berkomposisi sesuai dalam

ikatannya yang berpengaruh pada

kekuatan yang dimilikinya.

Semakin besar kandungan serat komposit singsin tidak selalu berpengaruh terhadap kekuatan tarik maupun bending. Demikian pula regangan yang dimiliki juga meningkat. Hal ini disebabkan pengaruh serat singsin dan resin yang sesuai dalam membentuk ikatannya yang mampu menahan gaya tarik yang diterimanya dengan meneruskan gaya ke arah matriks.

DAFTAR PUSTAKA ---, 2002, Annual books of

ASTM Standards, Section 7 : Textile, D 638-02

---, 2002, Annual books of ASTM Standards, Section 7: Textile, D 790-02

ASTM, 1998. “Annual Book of ASTM Standar”, Section 4, Vol. 04.06, ASTM, West Conshohocken.

(8)

Kekuatan Tarik dan Bending… 75

Callister, W.D, 2000. Materials Science and Engineering: An Introduction, edisi ke 5. John Willey, New York. George J., Janardhan R., Anand

J.S., Bhagawan S.S dan Thomas S., 1996. “Melt Rheological behavior os

short Pineapple Fibre

Reinforced Low density Polythylene Composites”, Journal of Polymer, Volume 37, No.24, Gret britain. Gibson O.F., 1994, “Principles of

Composite Material Mechanics”, McGraw-Hill International Editional Editions, USA. Jones R.M., 1975, “Mechanics of Composite Materials”, McGraw-Hill Kogakusha Ltd, tokyo, Japan.

Karnani R., Krishnan M., dan Narayan R., 1987. “Biofiber Reinforced Polypropylene Composites”, Reprinted from Polymer Engineering and science, Vol.37. No.2. Kaw A.K., 1997. “Mechanics of

Composite Materials”, CRC Press, New York.

Ray D., Sarkar B.K., Rana A.K.,

dan Bose N.R., 2001.

“Effect of Alkali Treated Jute Fibres on Composites Properties”, Bulletin of Materials Science, Vol.24,

No.2, pp. 129-135, Indian

Academy of science. Roe P.J. dan Ansel M.P., 1985.

“Jute-reinfirced polyester Composites” Journal of Materials Science 20, pp. 4015-4020, UK. Schawardz M.M., 1984, Composite Material Handbook Mc Graw-will, Singapura. Shackeltord, 1992, “Introduction to Materials Science for Engineer,” Third Edition,

Macmillan Publishing

Gambar

Grafik Pengujian Bending

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dismpulkan bahwa variasi prosentase serat dan variasi resin berpengaruh terhadap nilai kekuatan impack.. Dari nilai rata-rata uji impack

Pengujian komposit serat ampas tebu berupa uji kekuatan tarik , uji. kekuatan impak, pengaruh terhadap kekuatan kekerasan

Pengujian tarik untuk mengetahui kekuatan tarik pada teknik pembuatan lubang dengan cara dicetak dan dibor dan mengetahui kekuatan tarik setelah serat diperbesar 5% pada

Dari hasil penelitian terhadap pengaruh fraksi volume serat dan rasio matrik dengan filler didapat kekuatan tarik terbesar pada fraksi volume serat 40% dimana kekuatan

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI, FRAKSI VOLUME SERAT, DAN PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT SABUT KELAPA- POLYESTER. Surakarta : Jurusan Teknik Industri

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI, FRAKSI VOLUME SERAT, DAN PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT SABUT KELAPA- POLYESTER. Surakarta : Jurusan Teknik Industri

Pengaruh fraksi volume serat sabut kelapa terhadap sifat tarik (kekuatan tarik, regangan tarik dan modulus elastisitas), sifat bending (tegangan bending dan

Pada penelitian ini dilakukan penelitian mengenai pengaruh orientasi dan komposisi terhadap kekuatan tarik pada komposit berpenguat serat daun nanas.. Serat daun nanas