23 BAB 4
METODE PERANCANGAN
4.1Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci
• Banyak anak meniru sistem orangtua baik benar maupun kurang benar. • Banyak orangtua yang kehilangan kepercayaan anak.
• Banyak anak yang kesusahan menilai mana yang baik dan mana yang kurang.
4.1.2 Masalah Yang Dikomunikasikan
Masalah yang dikomunikasikan adalah kebiasaan orangtua yang sering mengancam, agar dengan penjelasan dari setiap kegiatan anak dan ketepatan janji dari orangtua, maka anak akan lebih mempercayai orangtua dan bisa memilih tindakan yang benar tanpa harus dimarahi atau diancam.
4.1.3Target Audiens
4.1.3.1 Target Primer • Demografi
Laki-laki / perempuan, calon orangtua usia 21-23 yang akan mempunyai anak, status ekonomi A-B
• Psikografi
Orangtua yang yang ingin membuat anaknya lebih menurut sesuai dengan keinginan orangtua
• Geografi Kota-kota besar
4.1.3.2 Target Sekunder • Demografi
Masyarakat yang sudah menikah dan memiliki anak. • Psikografi
Masyarakat yang ingin mempunyai anak, namun belum memikirkan anak tersebut akan diberlakukan seperti apa
• Geografi Seluruh tempat.
4.1.4 Premise
Memberikan pembelajaran bagi orangtua dan calon orangtua tentang pengetahuan untuk tidak membiasakan mengancam dan membohongi anak.
4.1.5 Penetapan Judul
Judul yang akan digunakan dalam perancangan komunikasi visual animasi edukasi adalah "Orangtua Bijak Anak Hebat" Penggunaan judul dimaksudkan agar masyarakat tertarik dan ingin mengetahui mengenai pengetahuan tentang bahanya suatu tindakan tanpa dipikirkan dahulu akibat yang akan terjadi dan dengan judul ini penulis dapat menyampaikan tujuan yang ingin disampaikan pada penonton.
4.1.6 Ringkasan Cerita
Film animasi edukasi ini berisikan seorang anak yang diancam dalam setiap kegiatan yang dilakukan anak oleh seorang ibu, anak tersebut memulai memikirkan apa yang dimaksud dalam ancaman tersebut sehingga menimbulkan dampak negatif bagi anak, kemudian terdapat solusi-solusi dari masalah-masalah yang ada.
4.1.7 Treatment • Judul
• Penjelasan tentang apa itu orangtua.
• Penjelasan fungsi orangtua sebagai fungsi protektif.
• Anak sedang berlari-larian kemudian muncul ibu dan memarahi dengan membawa pihak ayah untuk menjadi sosok yang paling ditakuti.
• Anak sedang bermain kemudian ibu melihat kamarnya berantakan dan ibu mulai membandingkannya dengan anak orang lain.
• Kondisi anak sedang bermain dengan mainan yang berantakan, kemudian ibunya menyuruhnya membereskan mainannya dengan ancaman.
• Anak sedang makan karena tidak dihabiskan ibu mulai memarahinya. • Dampak yang dihasilkan pada anak:
• Anak jadi memandang negatif dari sosok ayah dan jadi penakut.
• Anak jadi tidak bisa menilai mana yang benar dan mana yang salah pada ayah yang mau mengajak main tetapi sang anak menganggap saat melihat ayah mengambil mainan adalah akan memarahinya karena kamarnya berantakan • Anak jadi sulit mempercayai sosok orangtua saat dijanjikan akan memberikan
mainan saat makanannya di habiskan, namun ternyata ibunya tidak meberikan mainan.
• Sikap yang sebaiknya dilakukan orangtua untuk memberitahu anak:
• Anak yang sedang bermain dinasehati ibunya agar membereskan mainannya dengan berbicara menggunakan kata-kata halus dan melakukan sentuhan fisik pada pundak atau memegang tangannya agar konsentrasi anak tidak terbawa pada hal lain
• Memberikan hadiah yang sudah dijanjikan sebelumnya agar anak tetap mempercayai bahwa orangtua adalah bukan sosok yang pembohong • Credit
4.1.8 Naskah
Tabel 4.1 Naskah
No. Audio Visual Durasi
1 Music Ayah, Ibu dan Anak
berfoto Muncul Judul "Orangtua Bijak Anak
Hebat"
9"
2 Music
Narator: Orangtua adalah sosok yang sangat penting bagi anak-anak.
Ayah memberikan sebuah mainan
3"
3 Music
Narator: Terutama sewaktu mereka masih kecil
Anak mau mengambil dengan tangan kiri kemudian di tarik oleh
Ibu
6"
4 Music
Narator: Mereka mengajarkan banyak hal antara lain, moral dan
kedisiplinan sejak dini
Ibu mengajarkan agar menggunakan tangan
kanan
7"
5 Music Anak mengambil
mainan
8"
6 Music
Narator: Namun cara yang digunakan sering kali tidak tepat
Anak mulai memainkan mainan yang di beri oleh ayah
5"
7 Music Anak berlari
mengelilingi ruang
keluarga
8 Music
Ibu: Jangan lari-lari, nanti mama laporin papa nih!
Anak dimarahi oleh ibu 10"
9 Music Anak sedang bermain
di kamar Ibu masuk
7"
10 Music
Ibu: Aduh berantakan lagi,berantakan lagi! contoh dong si denny kamar dia
rapi, masa kamar kamu enggak.
Ibu Marah 10"
11 Music
Ibu: Bisa diberesin ga mainannya? Nanti mama buang, kalau mama liat
masih berantakan!
Anak masih bermain Datang ibu memarahi
10"
12 Music Anak Makan sepiring
roti
10"
13 Music
Ibu: Ayo makannya dihabisin kalau nggak nanti mama ga mau beliin
mainan lagi nih.
Ibu marah 5"
14 Music 5"
15 Music
Narator:Takut dengan sesuatu yang seharusnya tidak ditakuti
Anak memalingkan muka dari ayahnya dan
bersembunyi di
belakang ibu
16 Music Ayah mengambil
mobil-mobilan
3"
17 Music
Narator:Tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk
Anak merebut mobil-mobilan dari ayah
2"
18 Music Anak memasukan
mobil-mobilan ke kotak mainan
2"
19 Music Anak menghabiskan
sepiring roti
10"
20 Music
Narator:Susah untuk mempercayai orang tua
Sang anak menunjukan pada ibu
Sang anak murung mengetahui ibunya tidak menepati janji membelikan mainan
10"
21 Music 5"
22 Music Anak bermain 5"
23 Music
Andi sini sebentar
Ibu memanggil anak 3“
24 Music
Nanti kalau sudah selesai mainnya diberesin lagi ya,
25 Music
Supaya kalau ada orang lewat tidak rusak terinjak
Ibu menasehati anak 5“
26 Music Anak membererskan
mainan, dan di perhatikan oleh ibu
15“
27 Music
Andi mama ada sesuatu buat kamu
Ibu memanggil 5“
28 Music Ibu memberikan hadiah
ke anak
5“
4.2 Strategi Desain 4.2.1Visual Style
Animasi ini dibuat menggunakan teknik 3D animasi. Karakter yang digunakan menggunakan style cartoon 3D umum yang dapat dinikmati oleh semua kalangan umur.
Gambar 4.1 Pocoyo Menulis
Sumber Gambar: http://www.youtube.com/channel/UCdknlZNiH-2VWrvjXkx9dJA
Gambar 4.2 Three Little Brothers
Gambar 4.3 Queen Elinor Disney Brave
Sumber Gambar:http://www.starmometer.com/wp-content/uploads/2012/07/Elinor.jpg
4.2.2 Motion Style
Motion style yang di pakai adalah pergerakan yang tidak terlalu mendetail namun dapat dimengerti karena keterbatasan waktu yang terlalu singkat.
4.3 Pipeline Produksi 4.3.1 Pre Production
Pra-produksi adalah tahapan sebelum produksi. Pra-produksi merupakan persiapan yang dibutuhkan sebelum mengerjakan suatu proyek. yang dipersiapkan pada bagian ini adalah:
1. Cerita
Cerita yang saya akan angkat dalam animasi edukasi adalah mengenai bagaimana seharusnya perlakuan orangtua terhadap anak dan proses penanaman nilai moral selagi anak masih dalam pengawasan orangtua.
Data yang didapat untuk mendukung dan memperkuat dalam pembuatan proyek animasi edukasi baik dengan wawancara, study kasus, mencari informasi dari sebuah buku.
3. Referensi
Referensi yang digunakan untuk membuat proyek agar dapat mengetahui style apa yang akan digunakan dalam penyampaian konsep cerita yang dibuat. 4. Storyboard
Storyboard dibuat untuk menjadi suatu acuan dalam pembuatan suatu proyek animasi, dengan storyboard pentataan bagaimana akan diarahkannya animasi itu akan dibawa.
5. Desain Properti
Perancangan karakter, Environment, properti dan setting yang akan dipakai. Pendataan properti apa saja yang akan dipakai sehingga tidak membuat obyek-obyek yang tidak dipakai sehinggabanyak waktu yang terbuang sia-sia.
4.3.2 Production
Produksi adalah tahapan dimulainya proses membuat karya animasi setelah semua data dan rancangan-rancangan sudah dipastikan selesai. Dibagian produksi ini dibagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian divisi yaitu:
1. Modelling
Setelah desain dari properti sudah di fix, kemudian dilakukan proses di mana bentuk 2D dijadikan ke dalam bentuk 3D, dan tidak hanya karakter tetapi semua Environment yang memakai bentuk 3D.
2. Texturing
Setelah proses modelling selesai maka dilakukan tahapan texturing, texturing adalah pemberian elemen ke obyek yang dibuat sehingga lebih memilik view yang bermacam-macam tidak hanya warna saja, namun memberi efek pada benda
menjadi terlihat seperti asli, seperti penambahan tekstur kayu, batu, besi, dan lain-lain.
3. Rigging dan Skinning
Proses rigging dan skinning ini dilaksanakan apabila modelling sudah tidak lagi ada perubahan baik itu penambahan poly atau pengurangan poly, dan di sinilah proses pemberian tulang pada 3D model yang dapat bergerak untuk memudahkan untuk digerakkan pada animasi.
4.Animating
Jika pada tahapan rigging dan skinning tidak ada masalah maka dilanjutkan pada tahap animating, animating sendiri adalah tahapan dimana obyek-obyek yang bergerak diberi key agar posisi yang sudah diubah tersimpan dalam range waktu, jadi pada waktu diplay akan terlihat obyek yang mati seolah-olah dibuat hidup. 5.Cinematography
Penataan kamera dan pergerakan kamera sesuai dengan layout atau storyboard yang dibuat, agar pesan-pesan dapat tersampaikan dengan jelas.
4.3.3 Post Production
Setelah semua produksi selesai di post production ini dilakukan proses final render, final render adalah render yang mengeluarkan hasil akhir dan tidak ada perubahan lagi, setelah proses final render film animasi dikemas pada proses compositing, disini adalah proses untuk memperindah proyek dengan penambahan-penambahan efek, pengaturan warna sehingga tercipta keserasian antara cut satu dengan cut yang lain.