• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS 6 PADA MATA PELAJARAN MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS 6 PADA MATA PELAJARAN MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Krismadinata1, Fandy Arieska Wanda2, Ridwan3

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Mata pelajaran Menganalisa Rangkaian Listrik (MRL) merupakan salah satu mata pelajaran penting di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL). Dalam proses pembelajaran mata pelajaran ini diperlukan imajinasi yang cukup tinggi dalam

memahaminya seperti muatan yang

mengalir dalam suatu penghantar listrik,

arah arus listrik, kerapatan arus, hambatan dalam kawat penghantar, Hukum Ohm, Hukum Kirchhoff, pengaruh suhu terhadap hambatan dsb, sehingga materi tersebut sulit dipahami oleh siswa dalam artian materi yang dipelajari butuh penalaran yang tinggi dan penggambaran secara nyata kepada siswa.

Tingkat imajinasi dalam memahami materi MRL akan menjadi semakin tinggi apabila

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE

FLASH CS 6 PADA MATA PELAJARAN MENGANALISIS

RANGKAIAN LISTRIK

1,2,3Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

Email: [email protected]

This paper discusses the development of interactive learning media is valid, practical and effective for Electric Circuit Analyze Course. This course need a lot of imagination to understand it. It is necessary to develop a media that can visualize to analyze the problems in the electrical circuit. The Research and Development (R & D) method with the ADDIE development model is employed to this case. The interactive learning media developed is limited to the basic competencies of analyzing direct current electric circuits. Respondents for practicality and effectiveness test are class X students of Electric Power Installation Technique and Teacher of this subject at SMKN 1 Padang. Validates from this research obtained 89.90% result by involving two lecturer of Electrical Engineering and MRL Teacher as Validator. The practice of this study showed 93.33% with Master as respondents and 87.2% of students as respondents. The developed interactive media provides effectiveness in the learning process of 88.89%.

Keywords: interactive media, adobe flash, electric circuit analysis

Artikel ini membahas pengembangan media pembelajaran yang interaktif pada mata pelajaran Menganalisa Rangkaian Listrik (MRL) yang bersifat valid, praktis dan efektif. Mata pelajaran ini dalam memahaminya perlu banyak imajinasi, maka perlu dikembangkan suatu media yang dapat memvisualisasikan untuk menganalisasi persoalan-persoalan dalam rangkaian listrik. Metoda Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE digunakan dalam kasus ini. Media pembelajaran interaktif yang dikembangkan terbatas pada kompetensi dasar menganalisis rangkaian listrik arus searah. Responden untuk uji coba praktikalitas dan efektivitas adalah siswa kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan Guru mata pelajaran ini di SMKN 1 Padang. Validatas dari peneltian ini diperoleh hasil 89,90% dengan melibatkan dua orang Dosen Teknik Elektro dan Guru MRL sebagai Validator. Praktikalitas penelitian ini menunjukkan hasil 93,33% dengan Guru sebagai reponden dan 87,2% siswa sebagai responden. Media interaktif yang dikembangkan ini memberikan efektivitas dalam proses pembelajaran sebesar 88,89%.

(2)

guru menyampaikannya secara verbal dalam bentuk ceramah atau presentasi. Hal ini mengakibatkan kesalahan tafsir dari siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru tersebut. (Fecky, 2015).

Kesalahan tafsir oleh siswa akan materi pelajaran ini pun mengakibatkan tidak samanya persepsi antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa terhadap materi yang disampaikan. (F.A. Sari, 2014). Merujuk dari pemasalahan di atas melalui media pembelajaran pesan atau materi pembelajaran dalam bentuk verbal dapat dikurangi dan digantikan oleh materi dalam bentuk non-verbal seperti gambar, animasi, video, simulasi dan lain sebagainya. (Fecky, 2015, D. priyanto, 2009).

Melalui multimedia interaktif keberadaan animasi dapat memperjelas uraian konsep (Rusman, 2012, W. Sanjaya, 2012),

sehingga pemahaman konsep dalam

pembelajaran MRL menjadi lebih mudah dipahami. (F.A. Sari, 2014) .

Tabel 1. Persentase Jumlah Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran MRL SMKN 1 Padang Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015.

Observasi dan pengamatan yang dilakukan di beberapa SMK di Kota Padang pada mata pelajaran menganalisis rangkaian listrik, ditemukan beberapa masalah diantaranya: materi yang disamapaikan pada mata pelajaran ini bersifat abstrak dalam artian materi tersebut butuh penalaran yang tinggi dan pengembangan secara nyata kepada siswa sehingga materi tersebut sulit

dipahami siswa, dampak langsung dari hal tersebut terlihat dari hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran MRL kelas X TITL. Ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada Tabel 1

Dari tabel 1, dapat dilihat persentase ketuntasan hasil belajar siswa Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik tahun ajaran 2014-2015, rata-rata nilai siswa pada kelas X pada mata pelajaran menganalisis rangkaian listrik yaitu 33,34% mendapat nilai > 80 sedangkan nilai < 80 yaitu 66,66 %. Terlihat masih besar persentase hasil belajar siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan Minimum. Terlihat bahwa penggunaan metode pembelajaran konvensional yang bersifat ceramah tidak efektif, minat belajar siswa yang kurang dan masih banyak guru

dilapangan pendidikan yang belum

menggunakan media pembelajaran.

Dalam artikel ini dibahas media

pembelajaran interaktif yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran. media pembelajaran ini memuat video, simulasi, musik, dan gambar serta pernyataan-pernyataan yang akan menuntun dan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep penting.

Media interaktif yang dikembangkan ini menggunakan model 4-D (Define, Design,

Develop, and Disseminate). Suatu instrument yang sudah standar digunakan untuk menguji tingkat validalitas, praktikalitas dan efektifitas dari media interaktif yang dikembangkan ini.

METODE

Model 4-D yang digunakan merujuk pada model pengembangan 4-D (Rudiyanto dkk, ,2010, Wahyudi, dkk, 2014, Restiyowati dkk, 2013, Wahyuningsih dkk, 2013),

(3)

seperti yang terlihat pada Gambar 1. Model ini terdiri atas 4 tahap pengembangan, yaitu:

define, design, develop, dan disseminate.

Namun model pengembangan ini

diadaptasikan dan disesuaikan menjadi 4P; pendefenisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran.

1. Tahap pendefenisian

Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat pembelajaran. Di dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan menetapkan SK dan KD pembelajaran, menetapkan konsep dan analisis siswa. a. Menganalisis SK dan KD

Pada tahap ini ditetapkan Kompetensi Dasar dan Materi Pokok khususnya pada mata pelajaran Menganalisis rangkaian listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Padang.

b. Menganalisis Konsep

Menetapkan konsep adalah untuk mengidentifikasi, merinci dan menyusun konsep-konsep utama dari materi Menganalisis rangkaian listrik, dan akan dijadikan materi pembuatan media pembelajaran interaktif.

c. Analisis Peserta Didik

Setelah penetapan SK dan KD serta penetapan konsep, selanjutnya dilakukan analisis siswa untuk melihat dan mengetahui hambatan-hambatan yang

dialami oleh siswa dalam

pembelajaran.Analisis ini dilakukan dengan metode diskusi secara langsung dengan siswa. Analisis ini menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Menganalisis Rangkaian Listrik.

Gambar 1. Model Pengembangan Media Pembelajaran Model 4D

2. Tahap Perancangan

Tahap ini adalah menyiapkan prototype media pembelajaran. Pada tahap ini media pembelajaran interaktif mulai dirancang. Adapun tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Pembuatan Sketsa Produk

Pada tahapan ini menentukan konsep dari media pembelajaran interaktif yang akan disusun. Pembuatan sketsa produk ini dilakukan berdasarkan tahap pendefenisian yang telah dilakukan. Selanjutnya menentukan objek media

yang akan digunakan dalam

mengembangkan media pembelajaran interaktif.

b. Pengumpulan Objek Rancangan

Pada tahap pengumpulan objek

rancangan ini dilakukan berdasarkan sketsa produk yang direncanakan, yaitu: 1. Pengumpulan materi yang akan

ditampilkan dalam media

pembelajaran interaktif 2. Pembuatan teks

(4)

Tahap desain (perancangan) adalah membuat tampilan produk, gaya dan kebutuhan objek pendukung untuk produk, pembuatan spesifikasi produk dibuat dalam bentuk peta konsep.

3. Tahap Pengembangan

Pada tahap ini, prototype media

pembelajaran yang telah dihasilkan dikembangkan menjadi media pembelajaran yang valid. Desain media yang dihasilkan dianalisis oleh pakar, kemudian direvisi berdasarkan arahan dari validator. Ketika media pembelajaran dikatakan valid, maka dilakukan uji coba produk kepada peserta didik. Secara besar tahap pengembangan ini meliputi:

a. Validasi

Proses validasi ini dilakukan untuk menghasilkan media pembelajaran yang valid. Media yang dihasilkan pada tahap perancangan akan divalidasi oleh validator yang merupakan pakar dibidangnya. Validasi ini meliputi validasi konstruksi dan validasi isi materi.

b. Uji Coba

Efektivitas media setelah direvisi berdasarkan saran dari pakar, maka produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Menganalisis rangkaian listrik maka dilakukan pengujian terbatas kepada siswa kelas X TITL B di SMK Negeri 1 Padang.

Pada saat uji coba berlangsung, peneliti bertindak sebagai guru dan guru mata pelajaran sebagai pengawas. Produk akan diberikan kepada seluruh siswa dan siswa mempelajarinya secara mandiri

dengan komputer masing-masing.

Setelah dilakukannya uji coba produk, siswa diberikan angket respons terhadap

media pembelajaran yang telah

dikembangkan.

4. Tahap Penyebaran

Media pembelajaran interaktif yang telah dikembangkan dan telah dinyatakan valid, praktis, dan efektif kemudian disebarkan kepada siswa kelas X TITL B serta guru mata pelajaran MRL di SMK N 1 Padang. Media pembelajaran interaktif ini disebarkan secara langsung kepada siswa dan guru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Bentuk Tampilan Media interaktif

a. Halaman beranda Materi

Halaman beranda materi dan kompetensi berisi mengenai pilihan materi, kompetensi dasar dan indikator dari

media pembelajaran yang

dikembangkan. Rancangan halaman materi dibuat menjadi empat sub bab materi sesuai dengan judul masing-masing sub materi. Masing-masing-masing sub menu materi langsung terhubung dengan halaman materi sesuai judulnya

Rancangan halaman materi dan

kompetensi dasar adalah seperti pada Gambar 2.

b. Halaman isi materi

Halaman materi adalah seperti pada gambar 3. Penyajian materi juga ditambahkan dengan hyperlink untuk kata-kata sulit yang terhubung dengan penjelasan kata tersebut dan juga ada pilihan-pilihan tombol berupa materi, contoh soal, animasi dan latihan.

(5)

2. Hasil Uji Validitas Media Interaktif. Uji validitas oleh validitas dengan perolehan data dapat dilihat pada tabel 2:

Tabel 2. Hasil validitas Media Inetraktif

No Validator Skor yang diperoleh Skor Max Persentase 1 I 107 120 89,16% 2 II 110 120 91,67% 3 III 107 200 89,16%

Data penilaian dari tiga validator untuk validitas perangkat pembelajaran Media Interaktif yaitu Validator 1 sebesar 89,16 %, validator 2 sebesar 91,67% dan validator 3 sebesar 89,16%, maka dapat dinyatakan persentase validitas media yang diberikan validator dalam kategori valid.

3. Hasil Uji Kepraktisan.

Hasil uji kepraktisan penggunaan media interaktif oleh guru diperoleh dengan pengisian angket oleh guru yang telah menggunakan media interaktif dalam pembelajaran dikelas. Data pengisian angket praktikalitas dapat dilihat pada tabel 3.

Gambar 2. Halaman beranda

Gambar 3. Halaman Isi Materi

Tabel 3. Hasil praktikalitas media pembelajaran interaktif oleh guru dan siswa

No Responden Skor diperoleh Skor maks. Persenta se 1 Guru 56 60 93,33% 2 siswa 1177 1350 87,2%

Data penilaian kepraktisan oleh guru diperoleh dengan persentase 93% dapat dikategorikan sangat praktis dan data penilaian oleh siswa diperoleh persentase 87,2% dikategorikan praktis.

4. Hasil uji efektivitas media interaktif.

Media pembelajaran interaktif yang telah diterapkan kepada siswa diuji efektivitasnya berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh nilai  80 dan dinyatakan lulus ditunjukkan dalam tabel 4.

Tabel 4. Hasil belajar siswa No Nilai KKM Jumlah siswa Persentase 1  80 24 88,89 % 2 < 80 3 11,11%

(6)

jumlah 27 100%

Persentase siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM mencapai 88,89% ini menunjukkan perangkat pembelajaran media interaktif berkategori efektif.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan, diperoleh validalitas sebesar 89,90% dengan melibatkan dua orang Dosen Teknik Elektro dan Guru MRL sebagai Validator. Praktikalitas media ini menunjukkan hasil 93,33% dengan Guru sebagai reponden dan 87,2% siswa sebagai

responden. Media interaktif yang

dikembangkan ini memberikan efektivitas dalam proses pembelajaran sebesar 88,89%, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini

telah menghasilkan sebuah media

pembelajaran interaktif Siswa pada mata pelajaran Menganalisis Rangkaian Listrik yang valid, praktis dan efektif untuk kelas X TITL Listrik SMK 1 Padang.

Media interaktif yang dikembangkan ini dapat menarik perhatian, mebangkitkan minat dan rasa keingintahuan siswa, keunggulan lain dari media pembelajaran ini adalah menjadikan pembelajaran lebih

menarik, lebih interaktif, dapat

meningkatkan partisipasi siswa, serta waktu yang digunakan juga menjadi lebih singkat. Dengan adanya media pembelajaran ini sekurangnya memberikan tiga nilai aspek yaitu penambah, dan pelengkap pada mata pelajaran menganalisa rangkaian listrik.

DAFTAR RUJUKAN

Fecky. 2015. “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran Menganalisis Rangkaian

Listrik Kelas TDTL SMKN 1 Padang”.

Skripsi. Padang: UNP.

Fenti A. Sari. 2014. “Pengembangan

Multimedia Interaktif dalam

Pembelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronik di SMKN 1 Padang”. Skripsi. Padang: UNP.

Dwi Priyanto, 2009. Pengembangan

Multimedia Pembelajaran Berbasis Komputer. Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan. Purokerto:Insania.

Rusman. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Wina Sanjaya, 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Wahyudi, B.S., Hariyadi, S. and Hariani, S.A., 2014. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri Grujuganbondowoso”, Pancaran Pendidikan, 3(3), pp.83-92.

Wahyuningsih, T., Raharjo, T. and Masithoh, D.F., 2013. “Pembuatan Instrumen Tes Diagnostik Fisika SMA Kelas XI”. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1), pp.111-117.

Restiyowati, I. and Sanjaya, I.G.M., 2012. “Pengembangan E-Book Interaktif Pada Materi Kimia Semester Genap Kelas Xi Sma (Ebook The Matter Of Interactive Even Semester Chemical Class Xi High School)”. UNESA Journal of Chemical Education, Vol. 1, No. 1.

Rudiyanto, M.S. and Waluya, S.B., 2010. “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Volum Benda Putar Berbasis Teknologi Dengan Strategi

(7)

Konstruktivisme Student Active Learning Berbantuan CD Interaktif Kelas XII”. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, Vol.1, No.1.

Gambar

Tabel  1.  Persentase  Jumlah  Siswa  dan  Ketuntasan  Hasil  Belajar  Siswa  Pada  Mata  Pelajaran  MRL  SMKN  1  Padang  Semester  1  Tahun Ajaran 2014/2015
Gambar 1. Model Pengembangan Media  Pembelajaran Model 4D
Gambar 2. Halaman beranda

Referensi

Dokumen terkait

Program ini bertujuan untuk memperkuat permodalan bank umum (konvensional dan syariah) dalam rangka meningkatkan kemampuan bank mengelola usaha maupun risiko,

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, maka Penerima Kuasa mewakili dalam hal menyampaikan dokumen untuk pembuktian kualifikasi dan dokumen penawaran kami untuk paket kegiatan

Menganjurkan ibu makan makanan yang beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral, menjelaskan tentang personal

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut (1) Menyediakan suntingan teks SI yang baik dan benar (2) Mengungkapkan ajaran tauhid dalam teks SI

Dalam hal ini khususnya, remaja yang tinggal di panti asuhan diharapkan mampu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya dimana salah satu caranya adalah

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) maka se- makin kecil pendapatan yang dihasilkan, sehingga

Mengacu pada penelitian terdahulu dan penelitian pendahuluan,maka untuk mengatasi masalah di atas dapat dilakukan dengan treatment ferrolite, manganesezeolite ,

Dalam menerapkan hukum seadil-adilnya dan memberikan sanksi yang tegas, yang sesuai dengan perbuatan pelaku tindak pidana perkosaan, sehingga sanksi yang diberikan