• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT

INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 – JULI 2014

Hemoptisis atau batuk darah merupakan darah atau dahak yang bercampur darah dan di batukkan dari saluran respirasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penderita hemoptisis pada

pasien rawat inap di RSUP Sanglah periode Juli 2013 sampai dengan Juni 2014.

Metode yang di gunakan adalah deskriptif secara retrospektif menggunakan

rekam medis pasien rawat inap dengan gejala hemoptisis di RSUP Sanglah periode Juli 2013 sampai dengan Juni 2014.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak Juli 2013 sampai dengan Juni 2014 di

dapatkan 78 pasien rawat inap dengan gejala hemoptisis. Sebagian besar pasien adalah laki-laki dengan kelompok usia terbanyak yaitu 21-30 tahun. Sementara distribusi frekuensi berdasarkan riwayat pendidikan terbanyak yaitu tidak tamat SD, dan merupakan perokok sebanyak 49%. Etiologi utama dari hemoptisis di RSUP Sanglah adalah tuberculosis paru. Pada penelitian ini di dapatkan angka kematian pasien sebesar 7,7% dari total kejadian hemoptisis.

(2)

ABSTRACT

PROFILE OF PATIENTS WITH HEMOPTYSIS IN PATIENTS OF INPATIENTS CARE AT SANGLAH HOSPITAL IN 2013

Hemoptysis is coughing up blood or sputum mixed blood and issued through respiration.

The purpose of this research is to know the profile of patients with hemoptysis in

patients of inpatient care at Sanglah in 2013.

The method used is descriptive in a retrospective using medical record of

patients hospitalized with symptoms of hemoptysis at Sanglah in 2013.

From the results of the research there were 78 patients hospitalised with

symptoms of hemoptysis, most patients are men with the largest age group of 21-30 years old. While the frequency distribution based on the largest education history that did not finish elementary school, and found 49% of smokers. The main cause of the etiology of the disease is pulmonary tuberculosis. On the study of patient mortality rates obtained 7.7% of the total incidence of hemoptysis.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ...v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL…. ... xi

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Hemoptisis ... 5

2.2 Etiologi dan Faktor Resiko ………..………. ... 5

2.3 Patofisiologi ... 6 2.4 Klasifikasi ... 6 2.5 Gejala Klinis ... 7 2.6 Diagnosis Banding ... 8 2.6.1 Bronkiektasis ... 8 2.6.2 Bronkitis ... 8 2.6.3 Tuberkulosis ... 9 2.6.4 Pneumonia ... 9 2.7 Penegakan Diagnosis ... 10 2.7.1 Anamnesis ... 10 2.7.2 Pemeriksaan Fisik ... 11 2.7.3 Pemeriksaan Penunjang ... 11 2.8 Tatalaksana ... 12 2.8.1 Konservatif ... 12 2.8.2 Pembedahan ... 13

2.8.3 Embolisasi Arteri Bronkialis ... 13

2.9 Komplikasi... 13

2.10Prognosis ... 14

BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 15 3.2 Definisi Operasional ... 16 3.2.1 Penyebab Hemoptisis ... 16 3.2.2 Karakteristik Pasien ... 17 3.3 Konsep Penelitian ... 18 3.4 Hipotesis Penelitian ... 19 BAB IV. METODE PENELITIAN

(4)

4.1 Rancangan, Waktu, dan Tempat Penelitian………...…… ... 20

4.2 Populasi dan Sampel……….. ... 20

4.2.1 Populasi ... 20

4.2.2 Kriteria Sampel ... 20

4.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 21

4.2.4 Teknik Pengambilan Data ... 21

4.3 Bahan dan Instrumen Penelitian ... 21

4.4 Kelemahan Penelitian ... 21

4.5 Analisis Data ... 21

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 22

5.2 Pembahasan ... 26

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 31

6.2 Saran ... 32

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 16

Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin ... 26

Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 27

Gambar 5.3 Keterkaitan Etiologi Hemoptisis dengan Kelompok Usia Pasien ... 28

Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Penyebab Hemoptisis ... 29

Gambar 5.5 Keterkaitan Kebiasaan Meminum Alkohol dan Merokok dengan Etiologi Hemoptisis ... 30

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penyebab Hemoptisis ... 2 Tabel 2. Perbedaan antara Hemoptisis dan Hematemesis ... 7 Tabel 5.1 Karakteristik Pasien dengan Hemoptisis di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah ... 23 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ... 24 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Penyakit yang Mendasari Gejala Hemoptisis ... 24 Tabel 5.4 Diagnosis Akhir pada Pasien yang Meninggal Dunia ... 25 Tabel 5.5 Keterkaitan Etiologi Hemoptisis dengan Kelompok Usia Pasien ... 27 Tabel 5.6 Keterkaitan Etiologi Hemoptisis dengan Riwayat Merokok dan

(7)

DAFTAR ARTI SINGKATAN

US United State

RSUP Rumah Sakit Umum Pusat RSAL Rumah Sakit Angkatan Laut

RS Rumah Sakit

TB Tuberkulosis

SD Sekolah Dasar

SMP Sekolah Menengah Pertama

SMA Sekolah Menengah Atas

HIV Human Immunodeficiency Virus

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3 Keterangan Kelaikan Etik

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Hemoptisis atau batuk darah merupakan darah atau dahak bercampur darah yang dibatukkan dari saluran respirasi. Hemoptisis dianggap gejala yang menakutkan bagi pasien maupun keluarga pasien. Hemoptisis termasuk gejala klinis yang signifikan untuk gangguan pada saluran pernafasan. Seringkali, hemoptisis menjadi keadaan gawat darurat yang dapat mengancam nyawa pasien dan diperlukan tindakan tepat untuk menanganinya (Alsagaff, 2009). Kejadian hemoptisis cukup sering di jumpai di RSUP Persahabatan Jakarta. Menurut laporan Seriosna dkk (2010), kejadian hemoptisis pada penderita rawat inap didapatkan 31,47% (164 penderita, tahun 2006), 30,99% (115 penderita, tahun 2007), 34,68% (171 penderita tahun 2008). Bila dilihat dari jumlah kasus tersebut, hemoptisis adalah kasus yang cukup banyak terjadi (Seriosna, 2010).

Di negara maju khususnya Eropa, neoplastik dan kanker non-granulomatosa merupakan penyebab tersering terjadinya hemoptisis. Lain halnya di negara berkembang seperti Pakistan, tuberkulosis paru adalah faktor utama kejadian hemoptisis (Ashraf O, 2006). Di Indonesia sendiri, banyak insiden penyakit sebagai penyebab dari hemoptisis. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 1, bahwa insiden terbesar hemoptisis di Indonesia adalah penyakit infeksi sebanyak 60%, neoplasma 20%, penyakit kardiovaskular 10%, dan penyakit lainnya sebanyak 10% (Amin Z, 2009).

(10)

Tabel 1 Penyebab Hemoptisis

Sebab Insiden

Infeksi : Tuberkulosis paru, abses paru, bronkitis, bronkiektasis,

infeksi jamur, parasit, necrotizing pneumonia.

60%

Neoplasma : karsinoma bronkogenik, lesi metastasis, adenoma

bronkus.

20%

Penyakit kardiovaskular : emboli paru, stenosis mitral,

malformasi ateriovena, aneurisma aorta, edema paru.

10%

Lain-lain : bronkoliatiasis, hemosiderosis idiopatik, sindrom

Goodpasture, terapi antikoagulan

10%

Sumber : Amin Z. Manifestasi klinik dan pendekatan pada pasien dengan kelainan system pernapasan. Dalam Sudoyo AW dkk editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Ed 5. Jakarta: Interna Publishing; 2009. H 969-73.

Pada studi retrospektif terhadap pasien rawat inap maupun rawat jalan di US, penyakit infeksi (60%) juga menjadi penyebab tersering hemoptisis, yaitu bronkitis (26%), pneumonia (10%), dan tuberkulosis (8%) (Bidwell J, Pachner R 2005). Berdasarkan penelitian pada 50 pasien hemoptisis yang berobat di Rumah Sakit Persahabatan dari bulan September hingga Oktober 2009, sebagian besar pasien adalah laki-laki (82%). Kelompok umur pasien yang kurang dari 20 tahun berjumlah tiga orang (6%), 21-40 tahun berjumlah 27 orang (54%), 41-61 tahun berjumlah 17 orang (34%), dan lebih dari 60 tahun berjumlah tiga orang (6%). Riwayat merokok dengan jumlah perokok sebanyak 39 orang (78%) dan bukan perokok 11 orang (22%) (Seriosna, 2010).

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah yang terletak di Jalan Diponegoro, Denpasar, Bali merupakan rumah sakit dengan pelayanan komprehensif terbesar di Provinsi Bali dan dapat dijadikan acuan penyebaran penyakit yang

(11)

menggambarkan seluruh populasi di Bali. Namun belum ada data yang spesifik mengenai profil penderita hemoptisis di Poli Paru RSUP Sanglah. Padahal, sebagian besar penyakit paru yang mengancam jiwa di tandai dengan adanya hemoptisis. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk melaksanakan penelitian deskriptif kuantitatif berjudul “Profil Penderita Hemoptisis pada Pasien Rawat Inap RSUP Sanglah Tahun 2013”.

1.2 Rumusan Masalah atau Identifikasi Masalah

a. Bagaimana profil pasien dengan gejala hemoptisis yang menjalani rawat inap di RSUP Sanglah tahun 2013?

b. Berapa jumlah kasus hemoptisis di bagian paru RSUP Sanglah tahun 2013?

c. Apa saja penyebab hemoptisis di bagian paru RSUP Sanglah tahun 2013?

1.3 Tujuan Penelitian 1) Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana profil pasien dengan gejala hemoptisis yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali periode Juli 2013-Juni 2014.

2) Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui apa saja penyebab hemoptisis pada pasien rawat inap di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali periode Juli 2013-Juni 2014

(12)

b) Untuk mengetahui berapa jumlah kasus hemoptisis pada pasien rawat inap di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali periode Juli 2013-Juni 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Proposal penelitian ini sebagai informasi bagi tenaga medis untuk mengetahui apa saja penyebab hemoptis yang paling sering terjadi pada pasien rawat inap di RSUP Sanglah.

2) Diharapkan penelitian deskriptif retrospektif ini dapat digunakan sebagai data awal yang nantinya memadai untuk dianalisis.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu penyebab dari rendahnya nilai siswa karena kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang inovatif sehingga cenderung monoton, serta

[r]

Untuk meningkatkan citation index karya ilmiah yang kita miliki, kita bisa membuatnya agar ter-indeks oleh Google Scholar, cara-cara yang bisa dilakukan adalah

Transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah adalah pertanggungjawaban pemerintah daerah berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah kepada publik secara terbuka dan jujur

bahwa sehubungan dengan maksud tersebut dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 141 huruf a dan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Hasit perhitungan dengan menggunakan model regresi penuh ( Full Model Regression ) diperoleh dengan nilai koefisien regresi kualitas pelayanan ( variabel independen )

Dari hasil analisis hubungan bernilai positif dari variabel pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung terhadap efektivitas kerja maka sudah saatnya pimpinan

Selain itu, hasil penemuan kajian ini boleh digunakan oleh Pihak Pengurusan Sumber Manusia di Kementerian Belia & Sukan, Majlis Belia Malaysia (MBM), Badan Gabungan