ABSTRACT
INFLUENCE LEARDERSHIP STYLE AND APPLICATION GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON COMPANY PERFORMANCE
(Survey at The BUMN of The Tasikmalaya City)
By:
RENA APRILIANNEU 123403212 Guidance :
H. Tedi Rustendi, S.E., M.Si., Ak., CA. R. Neneng Rina Andriani, S.E., M.M., Ak., CA.
The purpose of this study was to describe (1) leadership style, Application of Good Corporate Governance and Company Performance in BUMN Tasikmalaya City; (2) Relationship style of Leadership and The Implementation of Good Corporate Governance in BUMN Tasikmalaya City; (3)Effect of Leadership Style and Implementation of Good Corporate Governance partially on the Company's Performance in BUMN Tasikmalaya City; (4) Effect of Leadership Style and Implementation of Good Corporate Governance silmutan the Company's Performance in BUMN Tasikmalaya City. The method used is descriptive analysis method with survey approach. The analytical tool used is path analysis (path analisys) with a measurement scale interval. Partial hypothesis testing using t test and simultaneously by using F test with a significant level (α = 0.05). The results showed that: (1) leadership style, Good Corporate Governance and company performance in BUMN Tasikmalaya City been implemented properly; (2) The leadership style Associated with The implementation of Good Corporate Governance; (3) Leadership Styles partially no significant effect on the Company's Performance and Application of Good Corporate Governance is partially significant effect on the Company's performance; (4) Style of Leadership and Good Corporate Governance simultaneously significant effect on company performance
Keywords : Leadership style, Application of Good Corporate Governance and Company Performance
ABSTRAK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(Survey pada BUMN Kota Tasikmalaya) Oleh:
RENA APRILIANNEU 123403212 Dibawah Bimbingan :
H. Tedi Rustendi, S.E., M.Si., Ak., CA. R. Neneng Rina Andriani, S.E., M.M., Ak., CA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Gaya Kepemimpinan, Penerapan Good Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya. (2) Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Penerapan Good
Corporate Governance pada BUMN Kota Tasikmalaya; (3) Hubugan Gaya
Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate Governance secara parsial terhadap Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya; (4) Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate Governance secara silmutan terhadap Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan survey. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analisys) dengan skala pengukuran interval. Pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t dan secara simultan dengan menggunakan uji F dengan tingkat signifikan (α=0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Gaya Kepemimpinan, penerapan good corporate governance dan Kinerja perusahaan di BUMN Kota Tasikmalaya telah dilaksanakan dengan baik; (2) Gaya kepemimpinan Berhubungan dengan penerapan Good Corporate Governance; (3) Gaya Kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan, dan Penerapan Good Corporate Governance secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan; (4) Gaya Kepemimpinan dan penerapan Good Corporate Governance secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Kata kunci: Gaya Kepemimpinan, Penerapan Good Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan.
PENDAHULUAN
Dalam Era Reformasi ini setiap negara pasti membutuhkan Good
Governance atau tata kelola perusahaan yang baik menjadi isu yang mengemuka
di Indonesia. Kata governance dalam bahasa Inggris sering diartikan dengan tata kelola atau pengelolaan dengan kata dasar to govern yang bermakna memerintah. “Memerintah” diartikan sebagai menguasai atau mengurus negara atau mengurus daerah sebagai bagian dari negara.
Penerapan Good Corporate Governance sangat diyakini memberikan kontribusi yang strategis dalam meningkatkan kinerja BUMN, menciptakan iklim bisnis yang sehat, meningkatkan kemampuan daya saing, serta sangat efektif menghindari penyimpangan-penyimpangan dan pencegahan terhadap perusahaan. Keinginan mewujudkan Good Corporate Governance telah sering dinyatakan baik oleh penyelenggara negara di pusat dan di daerah, juga dunia usaha.
Perusahaan adalah wujud kolektifitas dari modal kerja, keterampilan, kewirausahaan, kemampuan manajerial yang paling utama adalah sumber daya manusia sebagai aspek penggerak utama. Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka seluruh perencanaan, sumber modal kerja, peralatan, strategi dan lain sebagainya hanyalah menjadi sesuatu yang tidak berarti tanpa operator yang menggerakannya. Melihat pentingnya manusia dalam pencapaian tujuan perusahaan maka diperlukan adanya penanganan khusus terhadap sumber daya manusia ini agar mereka dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pimpinan perusahaan.
Dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, membawa pengaruh terhadap kegiatan yang dilakukan di setiap perusahaan dituntut untuk menyesuaikan dengan kemajuan yang ada, agar tujuan perusahaan dapat dicapai dengan optimal.
Sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pilar perekonomian berkewajiban melaksanakan Good Corporate Governance secara optimal dalam pengelolaan kinerjanya. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance meliputi: transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban, dan kewajaran. Dengan adanya prinsip-prinsip Good Corporate Governance diharapkan menjadi pedoman untuk mengkolaborasi praktik terbaik bagi peningkatan nilai dan keberlangsungan perusahaan.
Keberadaan BUMN yang merupakan salah satu wujud nyata pasal 33 UUD 1945 memiliki posisi strategis bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. BUMN diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan kemanfaatan umum, berupa penyediaan barang dan jasa dalam jumlah dan mutu yang memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, memberikan sumbangan kepada
penerimaan negara, dan meningkatkan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional. Namun demikian, dalam realitanya seberapa jauh BUMN mampu menjadi alat negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan bangsa ini tergantung pada tingkat efisiensi dan kinerja dari BUMN itu sendiri.
TINJAUAN PUSTAKA
Telah banyak ahli mendefinisikan tentang pengertian gaya kepemimpinan, diantaranya adalah Menurut Andrew J Dubrin (2005:114), “Gaya kepemimpinan adalah pola khas perilaku yang ditunjukan oleh pemimpin saat berhadapan dengan anggota kelompok.Gaya biasanya dideskripsikan dengan istilah seperti: Otokratik, parsipatif, berorientasitugas dan berorientasi manusia. Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika dia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya”.
Menurut Andrew J. Dubrin (2005:118) pada teori kepemimpinan situasional kondisi tugas berat dan hubungan yang lemah memiliki indikator gaya kepemimpinan sebagai berikut: Memberitahu, membimbing, mengarahkan dan menentukan.
Azhar Maksum (2005:2) mengartikan :”Corporate Governance sebagai suatu sistem yang dibangun untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan sehingga tercipta tata hubungan yang baik, adil dan transparan diantara berbagai pihak yang terkait dan memiliki kepentingan (stakeholder) dalam perusahaan.
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) merupakan pedoman bagi komisaris dan direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholder) secara konsisten.
Indikator dari Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) tahun 2006 adalah sebagai
berikut: Keterbukaan (Transparancy), Akuntabilitas (Accountability),
Pertanggungjawaban (Responsibility), Kemandirian (Independency), Kewajaran (Fairness)
Good Corporate Governance memberikan kontribusi dapat dijadikan
alternatif meningkatkan kualitas proses bisnis melalui informasi yang dihasilkan serta peranannya sebagai perfomance driver, performance measurement. Karena, walau bagaimanapun proses bisnis diperbaiki secara tepat dan akurat apabila diperoleh informasi yang akurat serta komprehensif tentang apa yang harus diperbaiki termasuk apa yang harus ditingkatkan.
Batasan mengenai kinerja bisa dilihat dari berbagai sudut pandang pada tujuan masing-masing organisasi (misalnya untuk profit ataukah untuk customer
organisasi publik versus organisasi swasta, ataukah organisasi social). Berbagai ungkapan seperti input, output, performance, efisiensi dan efektifitas mempunyai hubungan dengan kinerja. Secara umum, pengertian kinerja dikemukakan orang dengan menunjukan kepada rasio output terhadap input.
Balance Scorecard merupakan suatu alternatif dalam pengukuran kinerja
tersebut. Balance Scorecard merupakan suatu penilaian kinerja yang berorientasi pada pandangan strategik ke masa depan. Balance Scorecard juga digunakan sebagai kerangka kerja manajemen terintegrasi, mencakup semua faktor yang mendefinisikan organisasi, proses-proses operasional, dan hasil-hasil kinerja yang jelas dan terukur. Tujuan dan pengukuran Balance Scrorecard bukan hanya pada pengukuran finansial dan non finansial, melainkan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) yang berdasarkan misi dan visi. Misi, visi, dan strategi perusahaan memimpin tujuan dan pengukuran dalam Balance Scorecard dapat dilihat dari empat perspektif, antara lain: perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
PENENTUAN SAMPEL
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pengambilan sampel nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. (Sugiyono, 2009:84)
Metode ini menggunakan pendekatan purposive sampling (sampling bertujuan). Cara ini sering disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan karena dalam pelaksanaan penelitian menggunakan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2009:85)
POPULASI SAMPEL No Sektor Badan Usaha
Milik Negara (BUMN)
Nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
1 Sektor Transportasi dan
Pergudangan
 PT. Pos Indonesia (Persero)
 PT. Kereta Api (Persero)
2 Sektor Pertambangan
dan Energi
 PT. PLN (Persero)
 PT. Pertamina (Persero)
3 Sektor Informasi dan
Komunikasi
 PT.Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
4 Sektor Jasa Keuangan
dan Asuransi
 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
 PT. Taspen (Persero)
Rancangan Pengujian Hipotesis
1. Penetapan Hipotesis Operasional
a. Ho:X1X2 = 0 : Gaya Kepemimpinan tidak berpengaruh
terhadap penerapan Good Corporate Governance
Ha:X1X2 ≠ 0 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap
penerapan Good Corporate Governance
b. Ho: YX1 = 0 : Gaya Kepemimpinan secara parsial tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
Ha: YX1 ≠ 0 : Gaya Kepemimpinan secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
c. Ho: YX2 = 0 : Penerapan Good Corporate Governance
secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Ha: YX2 ≠ 0 : Penerapan Good Corporate Governance
secara parsial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
d. Ho: YX1=YX2 = 0 : Gaya Kepemimpinan dan penerapan Good
Corporate Governance secara simultan tidak berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.
Ha: YX1=YX2 ≠ 0 : Gaya Kepemimpinan dan penerapan Good
Corporate Governance secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
2. Penetapan tingkat signifikansi
Tingkat keyakinan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0,95 dengan tingkat kesalahan yang ditolerir atau alpha () ditetapkan sebesar 0,05. Penentuan alpha sebesar 0,05 merujuk pada kelaziman yang digunakan secara umum dalam penelitian ilmu sosial, yang dapat di pergunakan sebagai kriteria dalam pengujian signifikansi hipotesis penelitian.
3. Uji Signifikansi
Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian yaitu : a. Secara parsial menggunakan uji t
b. Secara simultan menggunakan uji F 4. Penetapan kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan thitung tabel dengan tingkat signifikansi (=0,05), dapat dirumuskan sebagai berikut:
Secara parsial:
Terima H0 jika - t ½  ≤ thitung ≤ t½ 
Secara simultan:
Tolak H0 jika F hitung > F tabel dan terima H0 jika F hitung ≤ F tabel 5. Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak.
Pembahasan
Gaya Kepemimpinan pada BUMN Kota Tasikmalaya
Dari hasil penelitian penulis tentang Gaya Kepemimpinan pada BUMN Kota Tasikmlaya, maka tanggapan responden mengenai Gaya Kepemimpinan yang dilakukan pada BUMN Kota Tasikmalaya adalah sebesar 366 termasuk klasifikasi sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang tinggi yaitu pernyataan nomer 2 mengenai ” Pimpinan mengingatkan terhadap karyawan pentingnya menerapkan standar operasional pekerjaan” dengan skor 47, pernyataan nomer 4 mengenai “Pimpinan melakukan bimbingan moral terhadap karyawan” dengan skor 47 dan pernyataan nomer 7 mengenai “Keputusan-keputusan yang diambil pimpinan perusahaan sesuai dengan standar etika dan nilai-nilai yang berlaku” dengan skor 47, sedangkan yang memiliki skor terendah yaitu pernyataan nomer 5 mengenai „‟ Sesuai dengan tugas dan wewenangnya, Pimpinan mengarahkan mengenai pekerjaan yang harus dilakukan kepada karyawannya‟‟ dengan skor 44 dan nomer 6 mengenai “Dalam setiap keputusan-keputusannya, Pimpinan memberikan solusi setiap masalah yang ada dalam perusahaan” dengan skor yang diperoleh sebesar 44.
Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN Kota Tasikmalaya
Dari hasil penelitian penulis tentang Penerapan Good Corporate
Governance pada BUMN Kota Tasikmlaya, maka tanggapan responden mengenai
Penerapan Good Corporate Governance yang dilakukan pada BUMN Kota Tasikmalaya adalah sebesar 273 termasuk klasifikasi sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang tinggi yaitu pernyataan nomer 2 mengenai ”Sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya, karyawan berpedoman terhadap peraturan yang berlaku” dengan skor sebesar 48 , sedangkan yang memiliki skor terendah yaitu pernyataan nomer 6 mengenai “Perusahaan memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan” dengan skor yang diperoleh sebesar 43.
Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya
Dari hasil penelitian penulis tentang Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmlaya, maka tanggapan responden mengenai Kinerja Perusahaan yang dilakukan pada BUMN Kota Tasikmalaya adalah sebesar 420 termasuk klasifikasi sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor
yang tinggi yaitu pernyataan nomer 2,3 dan 4 mengenai ” Pendapatan yang diperoleh perusahaan lebih tinggi dari pada biaya yang dikeluarkan (surplus)”, mengenai “Sikap karyawan saat melayani pelanggan menimbulkan komplain dari pelanggan” dan mengenai “Produk (barang/jasa) yang selama ini diberikan oleh perusahaan mengecewakan pelanggan‟‟ dengan skor 49 , sedangkan yang memiliki skor terendah yaitu pernyataan nomer 1 mengenai „‟ Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan perusahaan melebihi anggaran biaya yang telah direncanakan‟‟. Dengan tingginya skor yang diperoleh pernyataan nomor 2,3 dan nomer 4, membuktikan bahwa Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya sangat setuju dan sudah menerapkan hal tersebut, meskipun pernyataan nomer 1 memperoleh skor terendah tetapi tetap saja tidak merubah Kinerja Perusahaan yang diterapkan di Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya.
Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN Kota Tasikmalaya
Untuk mengetahui hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Penerapan
Good Corporate Governance dilakukan uji hipotesis. Dimana hipotesis tersebut
adalah “Gaya Kepemimpinan Berhubungan dengan Penerapan Good Corporate
Governance”. Untuk menguji hipotesisi tersebut dilakukan uji statistik koefisien
korelasi. Koefisien korelasi akan menentukan tingkat hubungan variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dengan variabel Penerapan Good Corporate Governance (X2). Berdasarkan hasil pengujian mengenai hubungan Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate Governance dapat divisualisasikan pada gambar 4.1 berikut.
rX1rX2= 0,895
Gambar 4.1
Struktur Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate Governance
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS yang terdapat pada tabel correlation, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,895 yang menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara variabel X1 (Gaya Kepemimpinan) dengan variabel X2 (Penerapan Good Corporate Governance) mempunyai hubungan yang positif yaitu sebesar 8,95 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena 0,000<0,05 maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima artinya antara variabel X1 (Gaya Kepemimpinan) dengan variabel X2 (Penerapan Good Corporate Governance) memiliki hubungan yang signifikan. Dengan demikian Gaya Kepemimpinan sangat terkait dengan Penerapan Good Corporate Governance, dapat dikatakan hasil pengujian hipotesis ini memberikan makna bahwa semakin baik Gaya Kepemimpinan yang dimiliki BUMN.
Pengaruh Secara Parsial Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan BUMN Kota Tasikmalaya
Untuk melihat pengaruh secara parsial Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Perusahaan maka dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS versi 16 (lampiran 3 ) yaitu sebesar 0,130. Positifnya nilai koefisien beta menunjukan bahwa pengaruh secara parsial Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Perusahaan memiliki pengaruh positif artinya bahwa ketika Gaya Kepemimpinan baik maka Kinerja Perusahaan pun akan baik. nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS versi 16 (lampiran 3 ) yaitu sebesar 0,130 atau 13%. Hasil ini berarti secara parsial Gaya Kepemimpinan berpengaruh Kinerja Perusahaan sebesar 13% dan sisanya 87% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti.
Berdasarkan hasil perhitungan untuk analisa jalur, diketahui besarnya total pengaruh secara parsial Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Perusahaan BUMN Kota Tasikmalaya adalah sebesar 0,112 atau 11,2%. Hal ini dilihat dari pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Perusahaan adalah sebesar 0,016 atat 1,6%. Sedangkan pengaruh tidak langsung Gaya Kepemimpinan terhadap Penerapan Good Corporate Governance adalah sebesar 0,096 atau 9,6%. Dengan demikian secara total variabel Gaya Kepemimpinan akan mempengaruhi Kinerja Perusahaan sebesar 11,2%. Selanjutnya untuk melihat signifikansi dari besarnya pengaruh tersebut maka dilakukan uji t. Maka hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16 (lampiran 3 ) diperoleh nilai thitung sebesar 0,446. Nilai thitung yang didapat dari uji t adalah sebesar 0,446 jika dibandingkan dengan dk = n-k-1 = 10-2-1 = 7 didapat ttabel sebesar 2,365 (lampiran 3 ). Jika dibandingkan dengan ttabel maka diperoleh bahwa thitung (0,446) < ttabel (2,365) atau jika dibandingkan dengan siginifikansi diperoleh hasil uji sig. sebesar 0,669 lebih besar dari tingkat α = 0,05. Karena thitung < ttabel atau karena nilai sig 0,669 lebih besar dari α= 0,05, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa kaidah keputusan Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% Gaya Kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan.
Pengaruh Secara Parsial Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya
Untuk melihat pengaruh secara parsial Penerapan Good Corporate
Governance terhadap Kinerja Perusahaan maka dapat dilihat dari nilai koefisien
beta yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS versi 16 (lampiran 3) yaitu sebesar 0,821. Positifnya nilai koefisien beta menunjukan bahwa pengaruh secara parsial Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan memiliki pengaruh positif artinya bahwa ketika Penerapan Good Corporate
Sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance terhadap Kinerja Perusahaan dapat dilihat dari nilai koefisien
determinasi (R2) yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS versi 16 (lampiran 3) yaitu sebesar 0,821 atau 82,1%. Hasil ini berarti secara parsial Penerapan Good
Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan sebesar 82,1% dan sisanya
17,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti.
Berdasarkan hasil perhitungan untuk analisa jalur, diketahui besarnya total pengaruh secara parsial Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya adalah sebesar 0,674 atau 67,4%. Selanjutnya untuk melihat signifikansi dari besarnya pengaruh tersebut maka dilakukan uji t. Maka hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16 (lampiran 3) diperoleh nilai thitung sebesar 2,811. Nilai thitung yang didapat dari uji t adalah sebesar 2,811 jika dibandingkan dengan dk = n-k-1 = 10-2-1 = 7 didapat ttabel sebesar 2,365 (lampiran 3). Jika dibandingkan dengan ttabel maka diperoleh bahwa thitung (2,811) > ttabel (2,365) atau jika dibandingkan dengan siginifikansi diperoleh hasil uji sig. sebesar 0,026 lebih kecil dari tingkat α = 0,05. Karena thitung > ttabel atau karena nilai sig 0,026 lebih kecil dari α= 0,05, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternatif diterima artinya bahwa Good Corporate Governance secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan.
Pengaruh Secara Simultan Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya
Besarnya pengaruh secara simultan Gaya Kepemimpinan dan Penerapan
Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan adalah sebesar 88,2%
sedangkan 11,8% adalah pengaruh lain yang tidak diteliti. Ini terlihat dari penelitian yang telah dilaksanakan dimana pengaruh Gaya Kepemimpinan 11,2% sedangkan Good Corporate sebesar 77%. Sehingga dapat dilihat pengaruh kedua variabel begitu besar terhadap Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya.
Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis secara simultan menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate
Governance terhadap Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya.
Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada hasil perhitungan SPSS versi 19 (lampiran 3) dimana R Square (R2) yaitu sebesar 0,882 dan sisanya 0,118 dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 26,043 kriteria penolakan Ho, jika Fhitung > Ftabel, dengan mengambil taraf
signifikan α sebesar 0,05, maka dari tabel distribusi F-Snedecor diperoleh Fα; k; (n-k-1)= 10-2-1 = 7 adalah sebesar 4,74 atau cukup melihat sig F yaitu 0,001 < α (0,05) menunjukkan signifikan. Dikarenakan 26,043 lebih besar dari 4,74 dan sig F sebesar 0,001<0,05, maka kriteria Ho ditolak atau dengan kata lain Gaya Kepemimpinan dan Good Corporate Governance secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya.
Secara lengkap pengaruh antara variabel X1, dan X2 terhadap Y dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.1 Struktur Path Analysis
Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian
No Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1.  Variabel X1 Y  X1 Y : (PYX1) 2 = (0,130)2 - 0,016  Melalui X2Y X1 Ω X2 Y (ρYX1) (ρX1X2) (ρYX2) = (0,130)(0,895)(0,821) 0,096 Total pengaruh X1 Y - 0,112 2.  Variabel X2 Y  X2 Y : (PYX2) 2 = (0,821)2 - 0,674  Melalui X2Y X1 Ω X2 Y (ρYX1) (ρX1X2) (ρYX2) = (0,130)(0,895)(0,821) 0,096 Total pengaruh X2 Y - 0,77
3. Total pengaruh X1 dan X2  Y secara simultan (0,112+ 0,77)
0,882 4. Pengaruh faktor residu ɛ0 
Y  ɛ0 dengan rumus (1-0,882) 0,118 Total pengaruh 1 0,895 X1 X2 Y 0
0,130 0,821 0,118Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikamalaya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil perhitungan dan analisis diperoleh Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Penerapan Good Corporate Governance. Dengan demikian, Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate
Governance pada BUMN Kota Tasikmalaya telah mencapai baik.
2. Dari hasil perhitungan dan analisis diperoleh Gaya Kepemimpinan berhubungan dengan Penerapan Good Corporate Governance. . Dengan demikian, BUMN yang mengelola Gaya Kepemimpinan maksimal akan mampu menciptakan Good Corporate Governance yang lebih baik.
3. Dari hasil perhitungan dan analisis diperoleh bahwa Gaya Kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan dan Penerapan Good Corporate Governance secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan .
4. Dari hasil perhitungan dan analisis diperoleh bahwa Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate Governance secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Hal ini berarti semakin baik Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate Governance maka akan meningkatkan Kinerja Perusahaan.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan BUMN yang berada di Kota Tasikmalaya maupun pada peneliti selanjutnya, adapun saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi BUMN Kota Tasikmalaya
Gaya Kepemimpinan dan Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN Kota Tasikmalaya perlu terus untuk masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya ini mempunyai nilai yang sangat baik, yang diharapkan BUMN Kota Tasikmalaya selalu menjaga konsisten dalam penerapan Good Corporate
Governance ini.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang relevan, disarankan untuk mencari faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi Kinerja Perusahaan pada BUMN Kota Tasikmalaya selain dari Gaya Kepemimpinan dan penerapan Good Corporate Governance sehingga hasil penelitian tersebut dapat diperbandingkan dengan hasil dari penulis.