BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Pembahasan bab 5 ini di bagi dalam dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan disini merupakan hasil penelitian secara keseluruhan, sedang-kan saran yang dimaksud adalah saran terhadap hal-hal yang perlu dilakusedang-kan agar hasil penelitian ini dapat diaplikasikan termasuk saran terhadap hal-hal yang harus diperhatikan untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan topik penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
Pada penelitian ini, dari hasil wawancara dan analisa mengenai pola kerja-sama yang sesuai untuk digunakan pada pembangunan dan pengeloaan instalasi, didapatkan alternatif kerjasama untuk membangun dan mengelola Instalasi Peng-olahan Air (IPA) PDAM Bandarmasih dengan kapasitas 500 l/dt dan nilai inves-tasi Rp 30.200.000.000,- ini sebagai berikut:
1. Alternatif 1 dengan modal sendiri
2. Alternatif 2 dengan pola Build Transfer Operate (BTO) 3. Alternatif 3 dengan pola Build Operate Transfer (BOT)
Pemilihan alternatif-alternatif tersebut didasarkan pada pertimbangan:
1. Sistem kerjasama yang telah digunakan oleh beberapa PDAM di Indonesia dan pembangunan infrastruktur lain.
2. Sistem kerjasama yang dapat digunakan untuk kerjasama dibidang penyedia-an prasarpenyedia-ana air bersih dengpenyedia-an investasi besar dpenyedia-an jpenyedia-angka waktu kerjasama yang lama maupun pendek.
3. Sistem perjanjian kerjasama yang fleksibel.
4. Setelah jangka waktu kerjasama berakhir, fasilitas infrastruktur menjadi milik pemerintah / PDAM.
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang dilakukan pada masing-masing alternatif dengan usia investasi selama 7 tahun dan dengan interest rate 12% dalam penelitian ini naka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Nilai Net Present Value dan Internal Rate of Return (IRR) untuk masing-masing alternatif:
a. Alternatif 1 dengan modal sendiri didapatkan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 41.814.241.687,-, IRR sebesar 39,48%
b. Alternatif 2 dengan pola kerjasama Build Transfer Operate (BTO) dida-patkan nilai NPV Rp. 47.766.132.230,- dan Pemerintah/PDAM berkewa-jiban untuk membayar konsesi sebesar Rp. 7.258.872.000,- dan IRR se-besar 17,83%
c. Alternatif 3 dengan pola kerjasama Build Operate Transfer (BOT) dida-patkan nilai NPV sebesar Rp 39.089.684.794,- untuk investor dan Rp. 8.879.615.097,- untuk PDAM sebagai nilai transfer yang berasal dari market value instalasi dengan IRR 12%.
Sehingga berdasarkan hasil analisa terhadap ketiga alternatif, menunjukkan bahwa alternatif ke-2 dengan pola kerjasama Build Transfer Operate (BTO) mempunyai NPW yang tertinggi dibandingkan alternatif lainnya. Pada pene-litian ini juga dihitung arus kas untuk 20 tahun, yang disesuaikan dengan usia teknis instalasi, yaitu:
a. Alternatif 1 dengan modal sendiri didapatkan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 366.637.378.580,-, dengan IRR sebesar 51,27%.
b. Alternatif 2 dengan pola kerjasama Build Transfer Operate (BTO) dida-patkan nilai NPV Rp. 363.709.654.025,- dan Pemerintah/PDAM berkewa-jiban untuk membayar konsesi sebesar Rp. 7.258.872.000,- selama 7 tahun dengan IRR sebesar 40,49%.
c. Alternatif 3 dengan pola kerjasama Build Operate Transfer (BOT) dida-patkan nilai NPV sebesar Rp 333.702.751.987,- dengan IRR 34,84%. Untuk itu, jika pengambilan keputusan untuk memilih pola kerjasama yang sesuai didasarkan pada aspek finansial, yaitu besar NPV dan IRR, maka alter-natif kedua yang dipilih. Namun jika pengambilan keputusan untuk memilih alternatif kerjasama didasarkan pada pertimbangan resiko, maka alternatif ke tiga yaitu pola kerjasama Build Operate Transfer (BOT) menjadi alternatif yang dipilih.
2. Berdasarkan hasil analisa sensitivitas diketahui bahwa faktor yang paling mempengaruhi Net Present Value (NPV) alternatif 1 adalah jumlah pelanggan Variabel tersebut mempengaruhi nilai NPV jika terdapat perbedaan atau peru-bahan sebesar -30%. Begitu juga dengan peruperu-bahan NPV alternatif dua dan tiga sangat dipengaruhi oleh jumlah pelanggan. Artinya variabel ini sangat beresiko terhadap perubahan nilai NPV. Resiko-resiko yang terkait pemba-ngunan dan pengelolaan instalasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Resiko pasar yaitu adanya perbedaan pendapatan riil dengan estimasi
pendapatan dan biaya
2. Resiko organisasi dan koordinasi proyek yang kurang baik
3. Resiko pembengkakan biaya konstruksi karena adanya perubahan desain 4. Resiko inflasi pada fase konstruksi dan pada masa konsesi
5. Resiko kerusakan pada fasilitas infrastruktur
6. Resiko kurang adanya pengalaman pada pola kerjasama investasi
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang dilakukan dalam peneliti-an ini maka sarpeneliti-an-sarpeneliti-an untuk pengembpeneliti-angpeneliti-an penelitipeneliti-an lebih lpeneliti-anjut ypeneliti-ang dapat di sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perlunya penelitian lebih lanjut untuk memperoleh pendekatan empiris yang lebih spesifik terhadap standar-standar perhitungan pemakaian air perpelang-gan, biaya operasional dan pemeliharan, penetapan biaya tetap dan penetapan nilai investasi.
2. Penelitian mengenai alternatif investasi pembangunan instalasi pengolahan air dapat dikembangkan lebih lanjut untuk model kemitraan lainnya.
3. Penelitian lebih lanjut, perlu untuk mempertimbangkan Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) dari pelanggan dalam mengestimasi kenaikan tarif air minum dan kebutuhan sambungan baru.
4. Penelitian lebih lanjut dapat dikembangkan ke arah kuantifikasi resiko dalam pola kerjasama BOT dan BTO dalam kaitannya dengan kerjasama investasi
5. Keakuratan dan ketelitian dalam mengklasifikasikan jenis-jenis biaya dan pen-dapatan akan dapat menghasilkan perhitungan dan estimasi arus kas yang semakin tepat.
6. Pengelolaan dan operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA) dapat dipertim-bangkan model pengelolaan in-house atau outsourcing. Hal ini perlu dipikir-kan karena menyangkut pembiayaan yang tinggi. Sehingga dengan pengelola-an ypengelola-ang baik, maka operasional instalasi tersebut dapat berjalpengelola-an dengpengelola-an efektif dan efisien serta tidak menimbulkan biaya operasional yang tinggi (high cost). 7. Dalam pembangunan instalasi, perlu dipertimbangkan mengenai manajemen
proyek, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisiran, staffing dan pengendalian sumber daya. Dengan manajemen yang baik, maka kendala proyek, yang berupa biaya, mutu dan waktu dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004, Hasil Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin Tahun 2004, PDAM Bandarmasih, Banjarmasin.
Anonim. 2004, Profil PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin Tahun 2004, PDAM Bandarmasih, Banjarmasin.
Bappenas, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pekerjaan Umum. 1999. MODUL 1 : Pengertian Kemitraan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, Jakarta
Bappenas, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pekerjaan Umum. 1999. MODUL 2 : Bentuk-bentuk Kemitraan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, Jakarta
Badan Diklat, DEPDAGRI & OTDA. 2002, Modul Kemitraan Pemerintah-Swasta-Masyarakat, PT.Geosys Intipiranti, Kal-Sel
BPS. 2005, Banjarmasin Dalam Angka 2004, Badan Pusat Statistik kota Banjarmasin, Banjarmasin
Direktorat Jendral Cipta Karya (DJCK), Departemen Pekerjaan Umum. 1998, Petunjuk Teknis Perencanaan Induk dan Studi Kelayakan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, Jakarta
Halim, Abdul. 2005, Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta
Hasan, Muhammad Iqbal. 2002, Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), Bumi Aksara, Jakarta
Husnan & Suwarsono. 2000, Studi Kelayakan Proyek, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Kurdi, M Yasin, (2004) Pengembangan Kemitraan Pemerintah Swasta dalam Bidang Infrastruktur.
Leong, KC. 2004, The Essence of Asset Management-A Guide, Far East Digital Prints Sdn Bhd, Kuala Lumpur
Levy, Sidney M, 1996, Build Operate Transfer, Paving The Way For Tomorrow’s Infrastructure, John Wiley & Sons, New York
Pudjawan, I Nyoman. 2003. Ekonomi Teknik, Edisi Pertama Cetakan kedua, Guna Widya, Surabaya.
Sanks, Robert L., 1982. Water Treatment Plant Design, Ann Arbor Science Publishers, England.
Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, edisi kedua. Erlangga. Jakarta.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedelapan, Alfabeta, Bandung.
Sullivan, William G, Elin M Wicks, dan James T Luxhoj. 2003. Engineering Economy. Edisi ke sembilan. New Jersey Prentice Hall.
Thuesen & Fabrycky. 2003. Ekonomi Teknik, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Winston, Wayne L. 2004. Operation Research: Application and Algorithms, edisi ke-empat. Belmont: Brooks/Cole-Thomson.
Zhang, X.Q, and Kumaraswamy, M.M, 2001, Paving the Way for private finance in public infrastructure projects, Proc., Int’l, Conf., on Construction, Hongkong