LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI DI
PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk
PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PorseaPorsea oleh :
oleh :
EDWIN
EDWIN HAPOSAN HAPOSAN PURBA PURBA RINO RINO CIPTO CIPTO MANALUMANALU NIM
NIM : : 1205032071 1205032071 NIM NIM : : 12050320991205032099
SINTA
SINTA EVELIN EVELIN Br Br HUTAGALUNGHUTAGALUNG NIM
NIM : : 12050321051205032105
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN MEDAN
2015 2015
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT.Toba Pulp Lestari,Tbk DI PT.Toba Pulp Lestari,Tbk
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Program Studi Teknik Listrik dan
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Program Studi Teknik Listrik dan
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Medan menyatakan bahwa Laporan Praktek
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Medan menyatakan bahwa Laporan Praktek
Kerja Lapangan dari :
Kerja Lapangan dari :
EDWIN
EDWIN HAPOSAN HAPOSAN PURBA PURBA RINO RINO CIPTO CIPTO MANALUMANALU NIM
NIM : 1205032071 : 1205032071 NIM NIM : 1205032099: 1205032099
SINTA
SINTA EVELIN EVELIN Br Br HUTAGALUNGHUTAGALUNG NIM
NIM : 1205032105: 1205032105
telah selesai dilaksanakan dari tanggal 16 februari 2015 s/d 9 Maret 2015 di PT.Toba
telah selesai dilaksanakan dari tanggal 16 februari 2015 s/d 9 Maret 2015 di PT.Toba
Pulp Lestari,Tbk
Pulp Lestari,Tbk
Disetujui Oleh: Disetujui Oleh:
Ketua Jurusan
Ketua Jurusan Kepala Program StudiKepala Program Studi
(
( Junaidi,S.T, Junaidi,S.T, M.T) M.T) ( ( Ir.Gunoro.,Ir.Gunoro.,MT MT )) NIP :
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL JUDUL ... ... ii LEMBAR
LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN ...ii..ii DAFTAR
DAFTAR ISI ISI ... ... iiiiii KATA
KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... iviv BAB
BAB 1. 1. PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... .. 11 1.1
1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... ... 11 1.2
1.2 Tujuan Tujuan ... ... 22 1.3
1.3 Rumusan Rumusan Masalah Masalah ... .. 33 1.4
1.4 Batasan Batasan Masalah Masalah ... .. 33 1.5
1.5 Metode Pembahasan Metode Pembahasan ... .. 44 1.6
1.6 Sistematika Sistematika Pembahasan Pembahasan ... ... 44
BAB
BAB 2. 2. LANDASAN LANDASAN TEORI TEORI ... .. 55 2.1
2.1 Motor Motor Induksi Induksi 3 3 Fasa Fasa ... ... 55 2.2
2.2 Konstruksi Konstruksi Motor Motor Induksi Induksi 3Fasa 3Fasa ... .. 77 2.3
2.3 Jenis Jenis Motor Induksi 3 Motor Induksi 3 Fasa Fasa ... ... 88 2.4
2.4 Medan Medan Putar Putar ... ... 1010 2.5
2.5 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa ... . 1212 2.6
2.6 Frekuensi Frekuensi Rotor Rotor ... .... 1414 2.7
2.7 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Rangkaian Ekivalen Motor Induksi ... . 1515 2.8
2.8 Parameter Motor IndParameter Motor Induksi 3 Fuksi 3 Fasa asa ... ... 2020
BAB
BAB 3. 3. HASIL HASIL DAN DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN ... ... 2828 3.1
3.1 Sistem Sistem Pembangkit Pembangkit Tenaga Tenaga Listrik Listrik ... . 2828 3.2
3.2 Penggerak Mula Penggerak Mula Tenaga Uap Tenaga Uap ... ... 2828 3.3
3.3 Proses Proses Pembuatan Pembuatan Uap Uap ... ... 2828 3.4
3.4 Pengolah Pengolah Air Air Untuk Untuk Proses Proses Pembuatan Pembuatan Uap Uap (Steam) (Steam) ... ... 3030 3.5
3.5 Sistem PemasSistem Pemasukan Udara ukan Udara ke Ruang ke Ruang Bakar Bakar ... ... 3030 3.6
3.6 Sistem Sistem Pengaman Pengaman Abu Abu ... ... 3131 3.7
3.8
3.8 Sistem Sistem Proteksi Proteksi ... ... 3232 3.9
3.9 Sistem Sistem Emergency Emergency ... 36.... 36
BAB 4.
BAB 4. SIMPULAN DAN SIMPULAN DAN SARAN SARAN ... ... 3737 4..1
4..1 Simpulan Simpulan ... ... 3737 4..2
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji dan
Puji dan syukur syukur penulis sampaikan penulis sampaikan kepada Tuhan kepada Tuhan Yang Maha Yang Maha Esa, yang Esa, yang telahtelah memberikan berkat dan rahmatNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan memberikan berkat dan rahmatNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan sesuai pada waktunya.
laporan praktek kerja lapangan sesuai pada waktunya.
Laporan praktek kerja lapangan dengan judul “Sistem
Laporan praktek kerja lapangan dengan judul “Sistem Pengasutan Motor Induksi 3Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa Dan Pltu Di Pt.Toba Pulp Lestari,Tbk ” dibuat sebagai syarat untuk memenuhi Fasa Dan Pltu Di Pt.Toba Pulp Lestari,Tbk ” dibuat sebagai syarat untuk memenuhi kurikulum Program Diploma 3, Program Studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro, kurikulum Program Diploma 3, Program Studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negari Medan.
Politeknik Negari Medan.
Sesuai dengan judulnya, laporan ini membahas mengenai starting motor induksi 3 fasa Sesuai dengan judulnya, laporan ini membahas mengenai starting motor induksi 3 fasa dan PLTU yang digunakan di PT.TOBA PULP LESTARI.
dan PLTU yang digunakan di PT.TOBA PULP LESTARI.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak baik
baik berupa berupa material, material, spiritual, spiritual, informasi, informasi, maupun maupun administrasi. administrasi. Oleh Oleh karena karena itu, itu, penulispenulis mengucapkan terima kasih kepada :
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
1. M Syahruddin,M.T, Direktur Politeknik Negeri MedanM Syahruddin,M.T, Direktur Politeknik Negeri Medan 2.
2. Junaidi,S.T, M.T, Ketua Jurusan Tekni ElektroJunaidi,S.T, M.T, Ketua Jurusan Tekni Elektro 3.
3. Ir.Gunoro.,MT, Kepala Program Studi Teknik Listrik dan Dosen Ir.Gunoro.,MT, Kepala Program Studi Teknik Listrik dan Dosen PembimbingPembimbing 4.
4. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Studi Teknik Listrik Politeknik NegeriBapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Medan
Medan 5.
5. Bapak Pimpinan PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk yang memberikan kesempatanBapak Pimpinan PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk yang memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan praktek kerja lapangan.
kepada kami untuk melakukan praktek kerja lapangan. 6.
6. Goodmanian P.Tobing,S.T, pembimbing Praktek Kerja Lapangan.Goodmanian P.Tobing,S.T, pembimbing Praktek Kerja Lapangan. 7.
7. Bapak Supervisor, Teknisi dan seluruh staff karyawan yang telah memberikanBapak Supervisor, Teknisi dan seluruh staff karyawan yang telah memberikan pengarahan
pengarahan dan dan bimbingan bimbingan dalam dalam melakukan melakukan praktek praktek kerja kerja di di PT.TOBA PT.TOBA PULPPULP LESTARI,Tbk
LESTARI,Tbk 8.
8. Orang tua kami yang selalu memberikan kasih sayang dan doanya.Orang tua kami yang selalu memberikan kasih sayang dan doanya. 9.
9. Alumni dan temanAlumni dan teman – – teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari terdapat kekurangan dalam laporan ini, oleh sebab itu penulis Penulis menyadari terdapat kekurangan dalam laporan ini, oleh sebab itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
bermanfaat bagi pembaca.
Porsea,
Porsea, Maret Maret 20152015
Hormat kami, Hormat kami,
Penulis Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
1.1. Latar BelakangLatar Belakang
Setiap orang menginginkan kemudahan dan keekonomisan dalam menggunakan alat-alat Setiap orang menginginkan kemudahan dan keekonomisan dalam menggunakan alat-alat listrik agar dapat di peroleh suatu hasil yang memuaskan. Dengan kemajuan di bidang ilmu listrik agar dapat di peroleh suatu hasil yang memuaskan. Dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini maka memudahkan begi industry-industry untuk melaksanakan pengetahuan dan teknologi ini maka memudahkan begi industry-industry untuk melaksanakan proses
proses industrinya. industrinya. Pekerjaan Pekerjaan mengangkat mengangkat beban beban berat, berat, menggerakkan menggerakkan berbagai berbagai macammacam peralatan
peralatan berat berat dan dan mempunyai mempunyai resiko resiko kecelakaan kecelakaan yang yang tinggi tinggi bagi bagi tenaga tenaga kerja kerja manusia.manusia. Oleh karena itu diperlukan tenaga motor-motor listrik disamping dapat pelaksanaan dapat Oleh karena itu diperlukan tenaga motor-motor listrik disamping dapat pelaksanaan dapat dilakukan secara cepat juga hasil
dilakukan secara cepat juga hasil yang di peroleh akan lebih maksimal.yang di peroleh akan lebih maksimal.
Demikian pula halnya dengan pabrik pulp telah banyak menggunakan tenagan mesin Demikian pula halnya dengan pabrik pulp telah banyak menggunakan tenagan mesin untuk menggunakan tenaga mesin untuk berbagai keperluan pekerjaan. Mesin ini digunakan untuk menggunakan tenaga mesin untuk berbagai keperluan pekerjaan. Mesin ini digunakan moto-motor listrik. Motor ini digunakan sebagai tenaga penggerak. Motor
moto-motor listrik. Motor ini digunakan sebagai tenaga penggerak. Motor – – motor listrikmotor listrik tersebut digunakan antara la
tersebut digunakan antara lain untuk menjalan kan belt in untuk menjalan kan belt conveyor, memotong kayu, mengaduk,conveyor, memotong kayu, mengaduk, memotong lembaran pulp.
memotong lembaran pulp.
1.1.1.
1.1.1. Profil PerusahaanProfil Perusahaan
PT. Toba Pulp lestari adalah industi di bidang produksi pulp untuk bahan baku kertas PT. Toba Pulp lestari adalah industi di bidang produksi pulp untuk bahan baku kertas dan bahan baku serat rayon (dissolving pulp). Pabrik ini merupakan salah satu industry dan bahan baku serat rayon (dissolving pulp). Pabrik ini merupakan salah satu industry strategis penghasil devisa diantara 5.935 unit pabrik sejenis yang terdapat di dunia dengan strategis penghasil devisa diantara 5.935 unit pabrik sejenis yang terdapat di dunia dengan kapasitas produksi terpasang 210.459.000 ton pulp pertahun. Dari jumlah tersebut diatas kapasitas produksi terpasang 210.459.000 ton pulp pertahun. Dari jumlah tersebut diatas 5.258 unit terdapat di Asia.
5.258 unit terdapat di Asia.
Lokasi pabrik terletak di desa sosorladang .kecamatan parmakisan,kabupaten toba samosir, Lokasi pabrik terletak di desa sosorladang .kecamatan parmakisan,kabupaten toba samosir, sumatera utara ini berstatus penanam modal asing (PMA) yang dioperasikan berdasrkan surat sumatera utara ini berstatus penanam modal asing (PMA) yang dioperasikan berdasrkan surat keputusan bersama Mentri Negara Riset dan Teknologi/ketua BPPT dan Mentri keputusan bersama Mentri Negara Riset dan Teknologi/ketua BPPT dan Mentri Kependudukan dan Lingkungan Hidup NO. SK/681/M/BPPT/XI/1996 dan Kependudukan dan Lingkungan Hidup NO. SK/681/M/BPPT/XI/1996 dan No.KEP-43/MNKLH/11/198
43/MNKLH/11/1986 tertanggal 6 tertanggal 13 November 1986.13 November 1986.
Berdasarkan Surat keputusan Mentri Investigasi/ Ketua Badan Koordinasi Penanaman Berdasarkan Surat keputusan Mentri Investigasi/ Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal No.07/V/1990,status perusahaan ini telah berubah dari penananman Modal dalam Modal No.07/V/1990,status perusahaan ini telah berubah dari penananman Modal dalam Negrei
Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai 1989, dimana produksi sekitar 70% Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai 1989, dimana produksi sekitar 70% di ekspor kemancanegara,sisanya untuk kebutuhan pasar domestic. Kapasitas produksi pabrik di ekspor kemancanegara,sisanya untuk kebutuhan pasar domestic. Kapasitas produksi pabrik terpasang pabrik adalah 240.000 ton pulp/ Tahun ata
terpasang pabrik adalah 240.000 ton pulp/ Tahun ata u 180.000 ton Disolving pulp/Tahun.u 180.000 ton Disolving pulp/Tahun. Dalam upaya mendukung kegiatan produsi, PT. Toba Pulp Lestari,Tbk mendapat izin Dalam upaya mendukung kegiatan produsi, PT. Toba Pulp Lestari,Tbk mendapat izin usuha pemanfaatan Hasil Hutan Ka
usuha pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) yang didasari SK.yu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) yang didasari SK. Mentri kehutanan No.439/Kpts-II/1992 tanggal 01 juni 1992 tentang Pemberian hak Mentri kehutanan No.439/Kpts-II/1992 tanggal 01 juni 1992 tentang Pemberian hak Pengusaha Hutan Tanaman Industri kepada perusahaan , seluas 269,060 Ha.
Pengusaha Hutan Tanaman Industri kepada perusahaan , seluas 269,060 Ha.
Konsesi hutan kayu tersebar pada beberapa sector yaitu aek nauli,habinasaran,sarulla,aek Konsesi hutan kayu tersebar pada beberapa sector yaitu aek nauli,habinasaran,sarulla,aek raja,tele dan Padang Sidempuan yang termasuk dalam delapan kabupaten do Provinsi raja,tele dan Padang Sidempuan yang termasuk dalam delapan kabupaten do Provinsi Sumatera Utara
Sumatera Utara – – Indonesia. Indonesia. 1.1.2.
1.1.2. Garis Besar Proses Produksi PulpGaris Besar Proses Produksi Pulp
Proses produksi pulp ini diawali dari seksi wood yard Preparation, yaitu seksi Proses produksi pulp ini diawali dari seksi wood yard Preparation, yaitu seksi penanganan
penanganan serta serta penyediaan penyediaan kayu. kayu. Kayu Kayu ini ini dibawa dibawa kelokasi kelokasi pabrik pabrik oleh oleh Logging Logging Truck.Truck. Kemudian kayu dibongkar oleh crane. Selanjutnya kayu ini dimasukkan ke deck ( gladak ) Kemudian kayu dibongkar oleh crane. Selanjutnya kayu ini dimasukkan ke deck ( gladak ) untuk dipotong-potong menjadi balok yang lebih pendek. Prose berikutnya adalah pengulitan untuk dipotong-potong menjadi balok yang lebih pendek. Prose berikutnya adalah pengulitan kayu dilaksanakan pada debarking drum, setelah itu dicuci dengan air.
kayu dilaksanakan pada debarking drum, setelah itu dicuci dengan air.
Kemudian mesin Chipper yang berdaya 2,25 MW, kayu ini dipotong-potong menjadi Kemudian mesin Chipper yang berdaya 2,25 MW, kayu ini dipotong-potong menjadi serpihan-serpihan ( Chips ) yang berukuran kira-kira 3,5 cm. serpihan ini dikirim ke digester serpihan-serpihan ( Chips ) yang berukuran kira-kira 3,5 cm. serpihan ini dikirim ke digester untuk proses pemasakan. Pengrimana ini dilakukan dengan menggunakan belt conveyor. untuk proses pemasakan. Pengrimana ini dilakukan dengan menggunakan belt conveyor. Hasil pemasakan ini dicuci di drum washer dan di saring. Selanjutnya hasil saringan ini Hasil pemasakan ini dicuci di drum washer dan di saring. Selanjutnya hasil saringan ini diputihkan dengan mencampurkan bahan kimia, yang dilaksanakan Bleaching plant. Hasil diputihkan dengan mencampurkan bahan kimia, yang dilaksanakan Bleaching plant. Hasil pemutihan ini memiliki keputihan ( BRIGHT
pemutihan ini memiliki keputihan ( BRIGHTNES ) 80 %.NES ) 80 %.
Bubur kertas hasil pemutihan ini di pres dan dikeringkan hingga menjadi lembaran Bubur kertas hasil pemutihan ini di pres dan dikeringkan hingga menjadi lembaran pulp.
pulp. Di Di pulp mespulp mesin in lembaran-lembaran lembaran-lembaran ini ini kemudian di kemudian di potong-potong oleh potong-potong oleh suatu suatu alat alat yangyang dinamakn Cutter Lay Boy, dengan ukuran pemotongan 80 cm x 60 cm x 0,3 mm. hasil dinamakn Cutter Lay Boy, dengan ukuran pemotongan 80 cm x 60 cm x 0,3 mm. hasil pemotongan ini akan di pres, diikat
pemotongan ini akan di pres, diikat dijadikan satu ball seberat dijadikan satu ball seberat 20 Kg. proses pengepresan dan20 Kg. proses pengepresan dan pengikatan ini dilakukan
pengikatan ini dilakukan secara secara otomatis. Ball otomatis. Ball seberat 200 seberat 200 Kg ini Kg ini akan disatukan akan disatukan dengan balldengan ball yang lainnya ( 8 ball ) dan diikat menjadi satu ball. Ball ini akan disatukan lagi menjadi sau yang lainnya ( 8 ball ) dan diikat menjadi satu ball. Ball ini akan disatukan lagi menjadi sau ball.
disekitar pabrik. Untuk penyimpanan selanjutnya di
disekitar pabrik. Untuk penyimpanan selanjutnya di pelabuhan belawan yang berkapasitas 500pelabuhan belawan yang berkapasitas 500 ton. Rata-rata pengiriman pulp adalah 500 ton/hari.
ton. Rata-rata pengiriman pulp adalah 500 ton/hari.
1.2.
1.2. TujuanTujuan
Tujuan pelaksanaan PKL adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa: Tujuan pelaksanaan PKL adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa: 1.
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalamMenerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam menganalisa masalah yang timbul di lapangan pekerjaan.
menganalisa masalah yang timbul di lapangan pekerjaan. 2.
2. Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi bagi penulis Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi bagi penulis yang diperoleh tempat PKL.yang diperoleh tempat PKL. 3.
3. Mendapatkan informasi dan pengalaman dalam dunia kerja sebaga bekal sebelumMendapatkan informasi dan pengalaman dalam dunia kerja sebaga bekal sebelum memasuki dunia kerja.
memasuki dunia kerja. 4.
4. Menambah wawasan dalam mempelajari manajemen energy listrik dalam usaha menjagaMenambah wawasan dalam mempelajari manajemen energy listrik dalam usaha menjaga kontinuitas dan kualitas pelayanan listrik
kontinuitas dan kualitas pelayanan listrik
1.3.
1.3. Rumusan MasalahRumusan Masalah
Untuk terwujudnya suatu hasil laporan yang baik maka penulis harus menunjukan Untuk terwujudnya suatu hasil laporan yang baik maka penulis harus menunjukan permasalahan
permasalahan yang yang akan akan dipaparkan. dipaparkan. Demikian Demikian juaga juaga halnya halnya dengan dengan hasil hasil kuliah kuliah praktekpraktek lapangan (PKL) yang dilaksanakan di PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Adapun masalah tersebut lapangan (PKL) yang dilaksanakan di PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Adapun masalah tersebut yaitu m
yaitu mencakup harga cos ф sebelum dan sesudah perbaikan faktor daya denganencakup harga cos ф sebelum dan sesudah perbaikan faktor daya dengan menggunakan kapasitor bank penempatan pemasangan kapasitor bank dan pemeliharaan menggunakan kapasitor bank penempatan pemasangan kapasitor bank dan pemeliharaan ratting kapasitor bank yang digunakan.
ratting kapasitor bank yang digunakan.
1.4.
1.4. BATASAN MASALAHBATASAN MASALAH
Agar tujuan permasalahan yang akan dibahas lebih terarah, jelas dan tidak kabur serta Agar tujuan permasalahan yang akan dibahas lebih terarah, jelas dan tidak kabur serta akibat pembahasan yang terlalu luas dapat menyebabkan tujuan yang diinginkan tidak akibat pembahasan yang terlalu luas dapat menyebabkan tujuan yang diinginkan tidak tercapai, maka penulis memfokuskan pembahasan pada perubahan pada faktor daya setelah tercapai, maka penulis memfokuskan pembahasan pada perubahan pada faktor daya setelah penggunaan kapasitor bank dan pengaruhnya terhadap proses
penggunaan kapasitor bank dan pengaruhnya terhadap proses produksi serta pemilihan produksi serta pemilihan rattingratting kapasitor.
kapasitor.
Titik pembahasan ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan fasilitas dan waktu Titik pembahasan ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan fasilitas dan waktu yang tersedia serta disesuaikan dengan kemampuan penulis
1.5.
1.5. METODE PEMBAHASANMETODE PEMBAHASAN
Sebagai sumber penulisan laporan PKL ini digunakan metode penulisan sebagai berikut : Sebagai sumber penulisan laporan PKL ini digunakan metode penulisan sebagai berikut :
Studi perpustakaanStudi perpustakaan
Dalam penyusunan laporan ini penulis mempelajari buku-buku pustaka yang berkaitan Dalam penyusunan laporan ini penulis mempelajari buku-buku pustaka yang berkaitan dengan perbandingan faktor daya.
dengan perbandingan faktor daya.
Studi lapanganStudi lapangan
Dalam hal ini ada 2 cara yaitu metode observasi
Dalam hal ini ada 2 cara yaitu metode observasi dan wawancaradan wawancara a.
a. Metode observasiMetode observasi
Metode ini dilakukan dengan meninjau objek yang ada dan mencatat data-data yang Metode ini dilakukan dengan meninjau objek yang ada dan mencatat data-data yang diperlukan.
diperlukan. b.
b. Metode wawancaraMetode wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara menan
Metode ini dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada pembimbing dilapangan.yakan langsung kepada pembimbing dilapangan.
1.6.
1.6. SISEMATIKA PEMBAHASANSISEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk penulisan laporan ini diperlukan sistematika agar lebih jelas dan terperinci, Untuk penulisan laporan ini diperlukan sistematika agar lebih jelas dan terperinci, adapun sistematika pembahasan dibagi dalam 5 bab yaitu :
adapun sistematika pembahasan dibagi dalam 5 bab yaitu : BAB
BAB I I : : Dalam Dalam bab bab ini ini jelaskan jelaskan mengeni mengeni gambaran gambaran umu umu perusahaan, perusahaan, latar latar belakangbelakang masalah,
masalah, tujuan tujuan penulisan, penulisan, metode metode pembahasan pembahasan dan dan sistematika sistematika pembahasan.pembahasan. BAB
BAB II II : : Dalam Dalam bab bab ini ini dibahas dibahas landasan landasan teori teori tentang tentang daya daya listrik, listrik, pengertian pengertian faktorfaktor daya dan pengaruh faktor daya.
daya dan pengaruh faktor daya. BAB
BAB III III : : Bab Bab ini ini membahas membahas tentang tentang metode-metode pmetode-metode perbaikan erbaikan faktor faktor daya, daya, arus arus relative,relative, yang diperlukan dalam memperbaiki faktor daya, hubungan kapasitor dan yang diperlukan dalam memperbaiki faktor daya, hubungan kapasitor dan kapasitansinya, lokasi pemasangan kapasitor dalam industry, pengukuran faktor kapasitansinya, lokasi pemasangan kapasitor dalam industry, pengukuran faktor daya, prinsip perbaikan faktor daya dan menentukan ratting KVAR dari kapasitor daya, prinsip perbaikan faktor daya dan menentukan ratting KVAR dari kapasitor serta pengaman kapasitor.
serta pengaman kapasitor. BAB
BAB IV IV : Dalam bab : Dalam bab ini dijelakan mengenai ini dijelakan mengenai pokok permasalahan pokok permasalahan pada pemakaianpada pemakaian kapasitor bank di spinning dan spinbath area.
kapasitor bank di spinning dan spinbath area. BAB
BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1.
2.1. MOTOR INDUKSI TIGA FASAMOTOR INDUKSI TIGA FASA
Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (
Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (acac) yang putaran rotornya tidak) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.
stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.
Motor induksi, merupakan motor yang memiliki konstruksi yang baik, harganya lebih Motor induksi, merupakan motor yang memiliki konstruksi yang baik, harganya lebih murah dan mudah dalam pengaturan kecepatannya, stabil ketika berbeban dan mempunyai murah dan mudah dalam pengaturan kecepatannya, stabil ketika berbeban dan mempunyai efisiensi tinggi.
efisiensi tinggi. Mesin indukMesin induksi adalah si adalah mesinmesin
a
ac
c
yang paling banyak digunakan dalam industri yang paling banyak digunakan dalam industri dengan skala besar maupun kecil, dan dalam rumah tangga. Alasannya adalah bahwa dengan skala besar maupun kecil, dan dalam rumah tangga. Alasannya adalah bahwa karakteristiknya hampir sesusai dengan kebutuhan dunia industri, pada umumnya dalam karakteristiknya hampir sesusai dengan kebutuhan dunia industri, pada umumnya dalam kaitannya dengan harga, kesempurnaan, pemeliharaan, dan kestabilan kecepatan. Mesin kaitannya dengan harga, kesempurnaan, pemeliharaan, dan kestabilan kecepatan. Mesin induksi (asinkron) ini pada umumnya hanya memiliki satu suplai tenaga yang mengeksitasi induksi (asinkron) ini pada umumnya hanya memiliki satu suplai tenaga yang mengeksitasi belitanbelitan stator. stator. Belitan Belitan rotornya rotornya tidak tidak terhubung terhubung langsung langsung dengan dengan sumber sumber tenaga tenaga listrik,listrik, melainkan belitan ini dieksitasi oleh induksi dari perubahan medan magnetik yang disebabkan melainkan belitan ini dieksitasi oleh induksi dari perubahan medan magnetik yang disebabkan oleh arus pada belitan stator.
oleh arus pada belitan stator.
Hampir semua motor ac yang digunakan adalah motor induksi, terutama motor induksi Hampir semua motor ac yang digunakan adalah motor induksi, terutama motor induksi tiga fasa yang paling banyak dipakai di perindustrian. Motor induksi tiga fasa sangat banyak tiga fasa yang paling banyak dipakai di perindustrian. Motor induksi tiga fasa sangat banyak dipakai sebagai penggerak di perindustrian karena banyak memiliki keuntungan, tetapi ada dipakai sebagai penggerak di perindustrian karena banyak memiliki keuntungan, tetapi ada juga kelemahannya.
juga kelemahannya.
Keuntungan motor induksi tiga fasa: Keuntungan motor induksi tiga fasa: 1.
1. motor induksi tiga fasa sangat sederhana dan kuat.motor induksi tiga fasa sangat sederhana dan kuat. 2.
2. bianya murah dan dapat diandalkan bianya murah dan dapat diandalkan.. 3.
3. motor induksi tiga fasa memiliki efisiensi yang tinggi pada kondisi kerja normal.motor induksi tiga fasa memiliki efisiensi yang tinggi pada kondisi kerja normal. 4.
Kerugianya: Kerugianya: 1.
1. kecepatakecepatannya tidak nnya tidak bisa bervariasi tanpa bisa bervariasi tanpa merubah efisiensi.merubah efisiensi. 2.
2. kecepatannya tergantung beban.kecepatannya tergantung beban. 3.
3. pada torsi sta pada torsi start memiliki kekrt memiliki kekurangan.urangan.
2.2 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa 2.2 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi adalah motor ac yang paling banyak dipergunakan, karena konstruksinya yang Motor induksi adalah motor ac yang paling banyak dipergunakan, karena konstruksinya yang kuat dan karakteristik kerjanya yang baik. Secara umum motor induksi terdiri dari rotor dan stator. kuat dan karakteristik kerjanya yang baik. Secara umum motor induksi terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang bergerak, sedangkan stator bagian yang diam. Diantara stator dengan Rotor merupakan bagian yang bergerak, sedangkan stator bagian yang diam. Diantara stator dengan rotor ada celah udara yang jaraknya sangat kecil. Konstruksi motor induksi dapat diperlihatkan pada rotor ada celah udara yang jaraknya sangat kecil. Konstruksi motor induksi dapat diperlihatkan pada Gambar1.
Gambar1.
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 2.1
Gambar 2.1 Konstruksi Motor Induksi (a) Rotor (b) Konstruksi Motor Induksi (a) Rotor (b) StatorStator
Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam dan Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam dan mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur yang menjadi mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas (Gambar 2.2.(b)). tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (Gambar 2.2 dengan kertas (Gambar 2.2.(b)). tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (Gambar 2.2 (a)). Tiap lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk (a)). Tiap lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan phasa dimana untuk motor menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan phasa dimana untuk motor tiga phasa, belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120
tiga phasa, belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120oo. Kawat kumparan yang digunakan. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam cangkang silindris
Berikut ini contoh lempengan laminasi inti, lempengan inti yang telah disatukan, belitan stator Berikut ini contoh lempengan laminasi inti, lempengan inti yang telah disatukan, belitan stator yang telah dilekatkan pada cangkang luar untuk motor induksi tiga phasa.
yang telah dilekatkan pada cangkang luar untuk motor induksi tiga phasa.
Gambar 2.2
Gambar 2.2 MenggamMenggambarkan barkan Komponen Stator mKomponen Stator motor induksi tiga phasa, (a) Lempeotor induksi tiga phasa, (a) Lempengan Inti, (b)ngan Inti, (b) Tumpukan Inti dengan Kertas Isolasi pada Beberapa Alurnya, (c) Tumpukan Inti dan Tumpukan Inti dengan Kertas Isolasi pada Beberapa Alurnya, (c) Tumpukan Inti dan Kumparan Dalam Cangkang Stator
Kumparan Dalam Cangkang Stator
Untuk rotor akan dibahas pada bagian berikutnya, yaitu jenis
Untuk rotor akan dibahas pada bagian berikutnya, yaitu jenis – – jenis motor induksi jenis motor induksi tiga fasatiga fasa berdasarka
berdasarka jenis rotornya.jenis rotornya.
(a) (b)
(a) (b)
(c) (c)
Batang Poros Batang Poros Kipas Kipas Laminasi Inti Laminasi Inti Besi Besi Aluminium Aluminium Cincin Cincin Aluminium Aluminium Batang Batang Poros Poros Kipas Kipas 2.3 Jenis Motor Induksi Tiga Fasa
2.3 Jenis Motor Induksi Tiga Fasa
Ada dua jenis motor induksi tiga
Ada dua jenis motor induksi tiga fasa berdasarkafasa berdasarkan rotornya yaitu:n rotornya yaitu:
1.
1. motor induksi tiga fasa sangkar tupai ( motor induksi tiga fasa sangkar tupai ( squirrel-cage motor)squirrel-cage motor) 2.
2. motor induksi tiga fasa rotor belitan ( wound-rotor motor )motor induksi tiga fasa rotor belitan ( wound-rotor motor )
kedua motor ini bekerja pada prinsip yang sama dan mempunyai konstruksi stator yang sama tetapi kedua motor ini bekerja pada prinsip yang sama dan mempunyai konstruksi stator yang sama tetapi berbeda dalam
berbeda dalam konstruksi rotor.konstruksi rotor.
2.3.1 Motor Induksi Tiga Fasa
2.3.1 Motor Induksi Tiga Fasa Sangkar Tupai ( Squirrel-cage Motor)Sangkar Tupai ( Squirrel-cage Motor)
Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Inti stator pada motor Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Inti stator pada motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lapisan
sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lapisan – – lapisan pelat baja beralur yang didukung dalam rangka lapisan pelat baja beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat baja yang dipabrikasi. Lilitan
stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat baja yang dipabrikasi. Lilitan – – lilitan kumparan stator lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur stator yang terpisah 120 derajat listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam diletakkan dalam alur stator yang terpisah 120 derajat listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam hubungan delta ( Δ ) ataupun bintang ( Υ ).
hubungan delta ( Δ ) ataupun bintang ( Υ ). Rotor jenis rotor sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.3 di Rotor jenis rotor sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.3 di bawah ini.
bawah ini.
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 2.3
Gambar 2.3 rotor sangkar, (a) Tipikal Rotor rotor sangkar, (a) Tipikal Rotor Sangkar, (b) Bagian-bagian Rotor SangkarSangkar, (b) Bagian-bagian Rotor Sangkar
Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil adalah coran tembaga atau Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil adalah coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam motor yang lebih
aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam motor yang lebih besar, batang rotor tidak dicorbesar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan ke dalam alur rotor dan kemudian dilas dengan kuat ke cincin ujung. Batang melainkan dibenamkan ke dalam alur rotor dan kemudian dilas dengan kuat ke cincin ujung. Batang
dimiringkan. Hal ini akan menghasilkan torsi yang
dimiringkan. Hal ini akan menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga mengurangi derau dengunglebih seragam dan juga mengurangi derau dengung magnetik sewaktu motor sedang
magnetik sewaktu motor sedang berputar.berputar.
Pada ujung cincin penutup dilekatkan sirip yang berfungsi sebagai pendingin. Rotor
Pada ujung cincin penutup dilekatkan sirip yang berfungsi sebagai pendingin. Rotor jenis rotorjenis rotor sangkar standar tidak terisolasi, karena batangan membawa arus yang besar pada tegangan rendah. sangkar standar tidak terisolasi, karena batangan membawa arus yang besar pada tegangan rendah. Motor induksi dengan rotor sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Motor induksi dengan rotor sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.3.
2.3.2
2.3.2 Motor InMotor Induksi duksi Tiga Tiga Phasa Phasa Rotor Rotor Belitan ( Belitan ( Wound-Rotor Wound-Rotor Motor Motor ))
Motor rotor belitan ( motor cincin slip ) berbeda dengan motor sangkar tupai dalam Motor rotor belitan ( motor cincin slip ) berbeda dengan motor sangkar tupai dalam hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan lilitan hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Υ dan masing –
stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Υ dan masing – masing fasa ujung terbuka yang masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang pada poros rotor. Secara skematik dapat dilihat pada dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang pada poros rotor. Secara skematik dapat dilihat pada Gambar 2.4. Dari gambar ini dapat dilihat bahwa cincin slip dan sikat semata
Gambar 2.4. Dari gambar ini dapat dilihat bahwa cincin slip dan sikat semata – – mata merupakan mata merupakan penghubung tahan
penghubung tahanan kendali vaan kendali variabel luar ke riabel luar ke dalam rangdalam rangkaian rotor.kaian rotor.
Gambar 2.4
Pada motor ini,
Pada motor ini, cincin slip yang terhubung cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan variabel eksternal yang berfunsike sebuah tahanan variabel eksternal yang berfunsi membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab terhadap pemanasan rotor. Selama membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab terhadap pemanasan rotor. Selama pengasutan,
pengasutan, penambapenambahan han tahanan tahanan eksternal eksternal pada pada rangkaian rangkaian rotor rotor belitan belitan menghasilkamenghasilkan n torsitorsi pengasutan yang lebih besa
pengasutan yang lebih besar dengan arus pengasutar dengan arus pengasutan yang lebih kecil dibanding dengan rotor sangkn yang lebih kecil dibanding dengan rotor sangkar.ar. Konstruksi motor tiga fasa rotor belitan ditunjukkan pada gambar di
Konstruksi motor tiga fasa rotor belitan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.bawah ini.
Gambar 2.5
Gambar 2.5 Rotor BelitanRotor Belitan
2.4
2.4 Medan Medan PutarPutar
Perputaran motor pada mesin arus bolak
Perputaran motor pada mesin arus bolak – – balik ditimbulkan oleh adanya medan putar ( fluks balik ditimbulkan oleh adanya medan putar ( fluks yang berputar )
yang berputar ) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar iyang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar i ni terjadi apabila kumparanni terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umumnya fasa 3. Hubungan dapat berupa hubungan bintang stator dihubungkan dalam fasa banyak, umumnya fasa 3. Hubungan dapat berupa hubungan bintang atau delta.
atau delta.
Misalkan kumparan
Misalkan kumparanaa – – a; b a; b – – b; c b; c – – c c dihubungkan 3 fasa, dengan beda fasa masing dihubungkan 3 fasa, dengan beda fasa masing – – masing masing 120
12000 ( Gambar 2.6a ) dan dialiri arus sinusoid. Distribusi arus ( Gambar 2.6a ) dan dialiri arus sinusoid. Distribusi arus ii
aa,, ii b b,, iicc sebagai fungsi waktu adalah sebagai fungsi waktu adalah
seperti Gambar 2.6b. Pada keadaan
seperti Gambar 2.6b. Pada keadaan t t 11,, t t 22,, t t 33, dan, dan t t 44, fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan, fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan
tersebut masing
tersebut masing – – masing adalah seperti Gambar 2.5 masing adalah seperti Gambar 2.5cc,, d d , e, dan, e, dan f f ..
Pada
Padat t 11fluks resultan mempunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilkan oleh kumparanfluks resultan mempunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilkan oleh kumparan a
a – – a a; sedangkan pada; sedangkan padat t 22, fluks resultannya mempunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilakan, fluks resultannya mempunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilakan
oleh kumparan
oleh kumparan cc – – c; c; dan untuk dan untuk t t 33fluks resultan mempunyai arah sama dengan fluks yang dihasilkanfluks resultan mempunyai arah sama dengan fluks yang dihasilkan
oleh kumparan
Gambar 2.6
Gambar 2.6 (a) Diagra(a) Diagram phasor m phasor fluksi tigafluksi tiga (b) Arus tiga
(b) Arus tiga phasa setimbangphasa setimbang
Gambar 2.7
Gambar 2.7 Medan putar pada motor induksi tiga Medan putar pada motor induksi tiga phasaphasa
Dari gambar
Dari gambar cc,, d d ,,ee, dan, dan f f tersebut terlihat fluks resultan ini akan berputar satu kali. Olehtersebut terlihat fluks resultan ini akan berputar satu kali. Oleh karena itu untuk mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan sinkron dapat diturunkan karena itu untuk mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan sinkron dapat diturunkan sebagai berikut : sebagai berikut : n nss == p p f f .. 120 120 ( ( rpm rpm )...)...(2.1)..(2.1) f
f = frekuensi ( Hz ), = frekuensi ( Hz ), p p = jumlah kutub = jumlah kutub
2.4.1
2.4.1 Analisis Analisis Secara Secara VektorVektor
Analisis secara vektor didapatkan atas dasar : Analisis secara vektor didapatkan atas dasar :
1.
1. Arah fluks yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir dalam suatu lingkar sesuai denganArah fluks yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir dalam suatu lingkar sesuai dengan perputaran se
Gambar 2.8
Gambar 2.8 Arah fluks yang ditimbulkan oleh Arah fluks yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir dalam suatu lingkararus yang mengalir dalam suatu lingkar
2.
2. Kebesaran fluks yang ditimbulkan ini Kebesaran fluks yang ditimbulkan ini sebanding dengan arus yang mengalir.sebanding dengan arus yang mengalir.
Notasi
Notasi yang yang dipakai dipakai untuk untuk menyatakmenyatakan an positif positif atau atau negatifnya negatifnya arus arus yang yang mengalir mengalir padapada kumparan
kumparan aa – – aa,, bb – – bb, dan, dan cc – – cc pada pada Gambar Gambar 2.64a 2.64a yaitu: yaitu: harga harga positif, positif, apabila apabila tanda tanda silang silang ((xx))
terletak pada pangkal konduktor tersebut ( titik
terletak pada pangkal konduktor tersebut ( titik aa,, b,b, cc ), sedangkan negatif apabila tanda titik ( ), sedangkan negatif apabila tanda titik ( .. ))
terletak pada pangkal konduktor tersebut (Gambar 2.7 ). Maka diagram vektor untuk fluks total pada terletak pada pangkal konduktor tersebut (Gambar 2.7 ). Maka diagram vektor untuk fluks total pada keadaan
keadaan t t 11,,t t 22,, t t 33,,t t 44, dapat dilihat pada Gambar 2.9., dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9
Gambar 2.9 Diagram vektor untuk fluks total Diagram vektor untuk fluks total pada keadaanpada keadaant t 11,,t t 22,,t t 33,,t t 44
Dari semua diagram vektor di atas dapat pula dilihat
Dari semua diagram vektor di atas dapat pula dilihat bahwa fluks resultan berjalan (berputar).bahwa fluks resultan berjalan (berputar).
2.5 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa 2.5 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa
Untuk memperjelas prinsip kerja motor induksi tiga fasa, maka dapat dijabarkan dalam Untuk memperjelas prinsip kerja motor induksi tiga fasa, maka dapat dijabarkan dalam langkah
1.
1. Pada keadaan beban nol Ketiga phasa stator yang dihubungkan dengan sumber tegangan tigaPada keadaan beban nol Ketiga phasa stator yang dihubungkan dengan sumber tegangan tiga phasa yang
phasa yang setimbang msetimbang menghasilkan aruenghasilkan arus pada tiap bes pada tiap belitan phasa.litan phasa. 2.
2. Arus pada tiap Arus pada tiap phasa menghasilkaphasa menghasilkan fluksi n fluksi bolak-balik yang berubah-ubahbolak-balik yang berubah-ubah 3.
3. Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan arahnya tegak lurus terhadapAmplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan arahnya tegak lurus terhadap belitan phasa
belitan phasa 4.
4. Akibat fluksi yang berputar timbul ggl Akibat fluksi yang berputar timbul ggl pada stator motor yang besarnya adalahpada stator motor yang besarnya adalah
ee11 = = dt dt d d N N 11 ( ( Volt Volt )) atau
atau E E 11 44,,4444fN fN 11 ( ( Volt Volt ))
5.
5. Penjumlahan ketiga fluksi bolak-balik tersebut disebut medan putar yang berputar denganPenjumlahan ketiga fluksi bolak-balik tersebut disebut medan putar yang berputar dengan kecepatan sinkron
kecepatan sinkron nns,s, besarnya nilai besarnya nilai nnss ditentukan oleh jumlah kutub ditentukan oleh jumlah kutub p p dan frekuensi stator dan frekuensi stator f f yang yang
dirumuskan dengan dirumuskan dengan p p f f n n 120 120 s s (rpm)(rpm) 6.
6. Fluksi yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya padaFluksi yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi
kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar(ggl) sebesarE E 22 yang besarnya yang besarnya m m 2 2 2 2 444444
fN
fN
E
E
,, ( ( Volt Volt ))dimana : dimana :
E
E 22 = = Tegangan Tegangan induksi induksi pada pada rotor rotor saat saat rotor rotor dalam dalam keadaan keadaan diam diam (Volt)(Volt) N
N 22 = = Jumlah Jumlah lilitan lilitan kumparakumparan n rotorrotor Ф
Фmm = = Fluksi Fluksi maksimum(Wb)maksimum(Wb)
7.
7. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl tersebut akan menghasilkan arusKarena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl tersebut akan menghasilkan arus I
I 22 8.
8. Adanya arusAdanya arusI I 22 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F F pada rotor pada rotor 9.
10.
10. Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan sinkron. PerbedaanPerputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan sinkron. Perbedaan kecepatan medan stator (
kecepatan medan stator (nnss) dan kecepatan rotor () dan kecepatan rotor (nnr r ) disebut slip () disebut slip ( s s) dan ) dan dinyatakan dengandinyatakan dengan
% % 100 100 s s r r s s n n n n n n s s 11.
11. Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang terinduksi pada kumparan rotorPada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip. Tegangan induksi ini dinyatakan dengan
akan bervariasi tergantung besarnya slip. Tegangan induksi ini dinyatakan dengan E E 2s2s yang yang besarnya besarnya m m 2 2 s s 2 2 444444
s
sfN
fN
E
E
,, ( ( Volt Volt ))dimana : dimana :
E
E 2s2s = = tegangan tegangan induksi pada induksi pada rotor dalam rotor dalam keadaan keadaan berputar berputar (Volt)(Volt) f
f 22 == s s f f .. = = frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar)dalam keadaan berputar) 12.
12. BilaBila nnss == nnr r , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan rotor,, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan jika
karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan jikannr r < <nnss
2.6
2.6 Frekuensi Frekuensi RotorRotor
Ketika rotor masih dalam keadaan diam, dimana frekuensi arus pada rotor sama seperti Ketika rotor masih dalam keadaan diam, dimana frekuensi arus pada rotor sama seperti frekuensi m
frekuensi masukan ( suasukan ( sumber ). Tember ). Tetapi ketika rotapi ketika rotor akan betor akan berputar, makrputar, maka a frekuensi rotor afrekuensi rotor akankan bergantung kepada ke
bergantung kepada kecepatan relatif atau bergcepatan relatif atau bergantung terhadap besarnyantung terhadap besarnya slip. Untuk besar slip tertentu,a slip. Untuk besar slip tertentu, maka frekuensi rotor
maka frekuensi rotor sebesarsebesar '' f f yaitu,yaitu, r r s s nn n n == P P f f '' 120 120 , diketahui bahwa n , diketahui bahwa n s s== p p f f 120 120
Dengan membagikan dengan salah satu, maka didapatkan Dengan membagikan dengan salah satu, maka didapatkan
s s n n n n n n f f f f s s r r s s ''
Telah diketahui bahwa arus rotor
Telah diketahui bahwa arus rotor bergantung terhadap frekuebergantung terhadap frekuensi rotornsi rotor ''
f
f == sf sf dan ketika arus dan ketika arus ini mengalir pada masing
ini mengalir pada masing – – masing phasa di belitan rotor, akan memberikan reaksi medan magnet. masing phasa di belitan rotor, akan memberikan reaksi medan magnet. Biasanya medan magnet pada rotor akan menghasilkan medan magnet yang berputar yang besarnya Biasanya medan magnet pada rotor akan menghasilkan medan magnet yang berputar yang besarnya bergantung atau
bergantung atau relatif relatif terhadap putaterhadap putaran rotor seberan rotor sebesar sar sn sn s s..
Pada keadaan tertentu, arus rotor dan arus stator menghasilkan distribusi medan magnet yang Pada keadaan tertentu, arus rotor dan arus stator menghasilkan distribusi medan magnet yang sinusoidal dimana medan magnet ini memiliki magnetudo yang konstan dan kecepatan medan putar sinusoidal dimana medan magnet ini memiliki magnetudo yang konstan dan kecepatan medan putar
s s n
n yang konstan. Kedua yang konstan. Kedua Hal Hal ini merupakan ini merupakan medan medan magnetik yang magnetik yang berputar secara berputar secara sinkron.sinkron.
kenyataannya tidak seperti ini karena pada stator akan ada arus magnetisasi pada kumparannya. kenyataannya tidak seperti ini karena pada stator akan ada arus magnetisasi pada kumparannya.
2.7
2.7 Rangkaian Rangkaian Ekivalen Ekivalen Motor Motor InduksiInduksi
Untuk mempermuda
Untuk mempermudah analisis h analisis motor induksi, digunakan metoda rmotor induksi, digunakan metoda rangkaiaangkaian ekivalen pern ekivalen per – – fasa. fasa. Motor induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan rangkaian sekunder berputar. Rangkaian Motor induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan rangkaian sekunder berputar. Rangkaian ekivalen statornya dapat digambarkan sebagai berikut :
ekivalen statornya dapat digambarkan sebagai berikut :
1 1 V V 1 1 R R 1 1 X X 1 1 I I c c R R X X mm 0 0 I I c c I
I I I mm 2 2 I I 1 1 E E Gambar
Gambar 2.102.10Rangkaian ekivalen stator motor induksiRangkaian ekivalen stator motor induksi
dimana : dimana :
II00 = arus eksitasi (Amper)= arus eksitasi (Amper)
V
V11 = tegangan terminal stator ( Volt ) = tegangan terminal stator ( Volt )
E
II11 = arus stator ( Ampere )= arus stator ( Ampere )
R
R 11 = tahanan = tahanan efektif stator efektif stator ( Ohm )( Ohm )
X
X11 = reaktan= reaktansi bocor ssi bocor stator ( Ohm tator ( Ohm ))
Arah positif dapat dilihat pada rangkaian Gambar 2.10. Arah positif dapat dilihat pada rangkaian Gambar 2.10.
Arus stator terbagi atas 2 komponen, yaitu komponen arus beban dan komponen arus penguat I Arus stator terbagi atas 2 komponen, yaitu komponen arus beban dan komponen arus penguat I00..
Komponen arus penguat I
Komponen arus penguat I00 merupakan arus stator tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan merupakan arus stator tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan
fluksi celah udara resultan, dan merupakan fungsi ggm E fluksi celah udara resultan, dan merupakan fungsi ggm E11..
Komponen arus penguat I
Komponen arus penguat I00 terbagi atas komponen rugi terbagi atas komponen rugi – – rugi inti I rugi inti ICC yang sefasa dengan E yang sefasa dengan E11 dan dan
komponen magnetisasi I
komponen magnetisasi IMM yang yang tertinggal tertinggal 909000 dari E dari E11..
Hubungan antara tegangan yang diinduksikan pada rotor sebenarnya ( E
Hubungan antara tegangan yang diinduksikan pada rotor sebenarnya ( Erotor rotor ) dan tegangan ) dan tegangan
yang diinduksikan pada rotor ekivalen ( E
yang diinduksikan pada rotor ekivalen ( E2S2S ) adalah : ) adalah :
rotor rotor S S E E E E 2 2 = = 2 2 1 1 N N N N = =aa atau atau E E2S2S = a E = a Erotor rotor ………...……... ( 2.……... ( 2.3 )3 )
dimana a adalah jumlah lilitan efektif tiap
dimana a adalah jumlah lilitan efektif tiap fasa pada lilitan stator yang banyaknya a kali fasa pada lilitan stator yang banyaknya a kali jumlah lilitanjumlah lilitan rotor.
rotor.
Bila rotor
Bila rotor – – rotor diganti secara magnetik, lilitan rotor diganti secara magnetik, lilitan – – ampere masing ampere masing – – masing harus sama, dan masing harus sama, dan hubungan antara arus rotor sebenarnya I
hubungan antara arus rotor sebenarnya Irotorrotordan arus Idan arus I2S2S pada rotor pada rotor ekivalen adalah :ekivalen adalah :
II2S2S = =
a a I I rotor rotor
………
………...………. ( 2.………. ( 2.4 )4 )
sehingga hubungan antara impedansi bocor frekuensi slip
Z Z2S2S = = S S S S I I E E 2 2 2 2 rotor rotor rotor rotor I I E E a a22 rotor rotor Z Z a a22 ... ...…( 2.…( 2.5 )5 ) Nilai
Nilai tegangan, tegangan, arus arus dan dan impedansimpedansi i tersebut tersebut diatas diatas didefinisikan didefinisikan sebagai sebagai nilai nilai yang yang referensinya referensinya keke stator.
stator.
Selanjutnya persam
Selanjutnya persamaan ( 2.5 aan ( 2.5 ) dapat dituliskan :) dapat dituliskan :
S S S S I I E E 2 2 2 2 S S Z Z 2 2 == R R22++
jsX
jsX
22 ………...( 2.………...( 2.6 )6 ) dimana : dimana : ZZ2S2S = impedansi bocor rotor frekuensi slip tiap fasa dengan referensi ke stator ( = impedansi bocor rotor frekuensi slip tiap fasa dengan referensi ke stator ( Ohm).Ohm).
R
R 22 = = tahanan tahanan efektif efektif referensi referensi ( ( Ohm Ohm ))
sX
sX22 = = reaktansi bocreaktansi bocor referensi pador referensi pada frekuensi sa frekuensi slip Xlip X22didefinisikan sebagai harga reaktansi bocordidefinisikan sebagai harga reaktansi bocor
rotor dengan referensi frekuensi stator (
rotor dengan referensi frekuensi stator (Ohm ).Ohm ).
Reaktansi yang didapat pada persamaan (2.6) dinyatakan dalam cara yang demikian karena Reaktansi yang didapat pada persamaan (2.6) dinyatakan dalam cara yang demikian karena sebanding dengan frekuensi rotor dan slip. Jadi
sebanding dengan frekuensi rotor dan slip. Jadi X X 22 didefinisikan sebagai harga yang akan dimiliki didefinisikan sebagai harga yang akan dimiliki oleh reaktansi bocor pada rotor
oleh reaktansi bocor pada rotor dengan patokan pada frekuensi stator.dengan patokan pada frekuensi stator.
Pada stator ada gelombang fluks yang berputar pada kecepatan sinkron. Gelombang fluks ini Pada stator ada gelombang fluks yang berputar pada kecepatan sinkron. Gelombang fluks ini akan mengimbaskan tegangan pada rotor dengan frekuensi slip sebesar
akan mengimbaskan tegangan pada rotor dengan frekuensi slip sebesar E E 22 s s dan ggl lawan stator dan ggl lawan stator E E 11..
Bila bukan karena efek kecepatan, tegangan rotor akan sama dengan tegangan stator, karena lilitan Bila bukan karena efek kecepatan, tegangan rotor akan sama dengan tegangan stator, karena lilitan rotor identik dengan lilitan stator. Karena kecepatan relatif gelombang fluks terhadap rotor adalah s rotor identik dengan lilitan stator. Karena kecepatan relatif gelombang fluks terhadap rotor adalah s kali kecepatan terhadap stator, hubungan antara ggl efektif pada stator dan rotor adalah:
kali kecepatan terhadap stator, hubungan antara ggl efektif pada stator dan rotor adalah:
s s E
Gelombang fluks magnetik pada rotor dilawan oleh fluks magnetik yang dihasilkan Gelombang fluks magnetik pada rotor dilawan oleh fluks magnetik yang dihasilkan komponen beban
komponen beban I I 22 dari arus stator, dan karenanya, untuk harga efektif dari arus stator, dan karenanya, untuk harga efektif
s s I I 2 2 == I I 22...(2.8)...(2.8)
Dengan membagi persamaan (2.5) dengan persamaan (2.8) didapatkan: Dengan membagi persamaan (2.5) dengan persamaan (2.8) didapatkan:
S S S S I I E E 2 2 2 2 2 2 1 1 I I sE sE ……… ………...………..…..(2.…..(2.9)9)
Didapat hubungan antara persamaan (2.6) dengan persamaan (2.9), yaitu Didapat hubungan antara persamaan (2.6) dengan persamaan (2.9), yaitu
S S S S I I E E 2 2 2 2 2 2 1 1 I I sE sE = = R R22++
jsX
jsX
22……...………...…...…....(2.…....(2.10)10)Dengan membagi persamaan (2.10) dengan s, maka didapat Dengan membagi persamaan (2.10) dengan s, maka didapat
2 2 1 1 I I E E = = s s R R 22 + +
jX
jX
22……….………...……….………...……(2.……(2.11)11) Dari persamaan (2.6) ,Dari persamaan (2.6) , (2.7) dan (2.11) (2.7) dan (2.11) maka dapat digambarkan rangkaian ekivalen pada rotor sebagaimaka dapat digambarkan rangkaian ekivalen pada rotor sebagai berikut :
berikut :
Gambar
Gambar 2.112.11Rangkaian ekivalen pada rotor motor induksi.Rangkaian ekivalen pada rotor motor induksi.
s s R R 2 2 = = s s R R 2 2 + + R R22-- R R22 s s R R 2 2 = = R R22++ 11)) 1 1 (( 2 2
s s R R ………………......………...(2.1………...(2.12)2) s s E E 2 2 E E 11 22 R R 22 sX sX 22 X X s s R R 22 22 R R )) 11 11 (( 22 s s R R 22 II I I 22
22 X X 22 I I 11 E E
Dari penjelasan mengenai rangkaian ekivalen pada stator dan rotor di atas, maka dapat dibuat Dari penjelasan mengenai rangkaian ekivalen pada stator dan rotor di atas, maka dapat dibuat rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa pada masing
rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa pada masing – – masing fasanya. Perhatikan gambar di masing fasanya. Perhatikan gambar di bawah ini. bawah ini. 1 1 V V 1 1 R R 1 1 X X 1 1 I I c c R R X X mm I I c c I
I I I mm
2 2 I I 1 1 E E 2 2 sX sX 2 2 I I 2 2 R R 2 2 sE sE Gambar
Gambar 2.122.12Rangkaian ekivalen motor induksi tiga phasaRangkaian ekivalen motor induksi tiga phasa
Untuk mempernudah perhitungan maka rangkaian ekivalen pada Gambar 2.12 diatas dapat Untuk mempernudah perhitungan maka rangkaian ekivalen pada Gambar 2.12 diatas dapat dilihat dari sisi stator, rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa akan dapat digambarkan sebagai dilihat dari sisi stator, rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa akan dapat digambarkan sebagai berikut.
berikut.
Gambar
Gambar 2.132.13 Rangkaian ekivalen dilihat dari sisi stator Rangkaian ekivalen dilihat dari sisi stator motor induksimotor induksi Atau seperti gambar berikut :
Atau seperti gambar berikut :
1 1 V V 1 1 R R X X 11 c c R R m m X X '' 2 2 X X 1 1 E E 1 1 I I 00 I I c c I I m m I I 2 2 '' I I s s R R22''
1 1 V V 1 1 R R X X 11 c c R R m m X X 2 2 '' R R '' 2 2 X X )) 1 1 1 1 (( '' 2 2 s s R R 1 1 E E 1 1 I
I I I 00
c c I I m m I I 2 2 '' I I Gambar 2.14
Gambar 2.14 Rangkaian ekivalen dilihat dari sisi stator Rangkaian ekivalen dilihat dari sisi stator motor induksimotor induksi
Dimana:
Dimana: X X ''22== aa22 X X 22,, R R''22== aa22 R R22
Dalam teori transformator-statika, analisis rangkaian ekivalen sering disederhanakan dengan Dalam teori transformator-statika, analisis rangkaian ekivalen sering disederhanakan dengan mengabaikan seluruh cabang penalaran atau melakukan pendekatan dengan memindahkan langsung ke mengabaikan seluruh cabang penalaran atau melakukan pendekatan dengan memindahkan langsung ke terminal primer. Pendekatan demikian tidak dibenarkan dalam motor induksi yang bekerja dalam terminal primer. Pendekatan demikian tidak dibenarkan dalam motor induksi yang bekerja dalam keadaan normal, karena adanya celah udara yang menjadikan perlunya suatu arus peneralan yang keadaan normal, karena adanya celah udara yang menjadikan perlunya suatu arus peneralan yang sangat besar (30% sampai 40% dari arus beban penuh) dan karena reaktansi bocor juga perlu lebih sangat besar (30% sampai 40% dari arus beban penuh) dan karena reaktansi bocor juga perlu lebih tinggi. Untuk itu dalam rangkaian ekivalen
tinggi. Untuk itu dalam rangkaian ekivalen R Rccdapat dihilangkan (diabaikan). Rangkaian ekivalendapat dihilangkan (diabaikan). Rangkaian ekivalen menjadi Gambar 2.15 berikut.
menjadi Gambar 2.15 berikut.
Gambar 2.15
Gambar 2.15 Rangkaian ekivalen lain dari motor induksi Rangkaian ekivalen lain dari motor induksi
2.8
2.8 Parameter Parameter Motor Motor Induksi Induksi Tiga Tiga FasaFasa
Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan
1 1 V V 1 1 R R 1 1 X X m m X X 2 2 '' R R '' 2 2 X X )) 1 1 1 1 (( '' 2 2
s s R R 1 1 E E 1 1 I I 00 I I 2 2 '' I Ipada
pada setiap setiap rangkaian rangkaian ekivalen, ekivalen, percobaan percobaan beban beban nol nol motor motor induksi induksi dapat dapat disimulasikan disimulasikan dengandengan
memaks
memaksimalkan tahanan imalkan tahanan rotorrotor
s s R R''22
.. HalHal ini bisa terjadi pada keadaan normal jika slip dalam nilaiini bisa terjadi pada keadaan normal jika slip dalam nilai
yang minimum. Slip yang mendekati nol terjadi ketika tidak ada beban mekanis, dan mesin dikatakan yang minimum. Slip yang mendekati nol terjadi ketika tidak ada beban mekanis, dan mesin dikatakan dalam keadaan berbeban ringan.
dalam keadaan berbeban ringan.
Pengukuran rotor tertahan dilakukan dengan menahan rotor tetap diam. Pada kondisi ini slip Pengukuran rotor tertahan dilakukan dengan menahan rotor tetap diam. Pada kondisi ini slip
bernilai
bernilai satu satu yang yang merupamerupakan kan nilai nilai slip slip tertinggi tertinggi untuk untuk kondisi kondisi motor, motor, jadi jadi nilainilai
s s R R''22 bernilai bernilai
minimum. Untuk menentukan bentuk rangkaian ekivalen, pola fluksi dianggap sinusoidal, demikian minimum. Untuk menentukan bentuk rangkaian ekivalen, pola fluksi dianggap sinusoidal, demikian juga rugi-rugi ya
juga rugi-rugi yang diukur proporsional teng diukur proporsional terhadap fluksi utarhadap fluksi utama, dan kma, dan kejenuhan diabaejenuhan diabaikan.ikan.
2.9.1
2.9.1 Percobaan Percobaan DCDC
Untuk memperoleh harga
Untuk memperoleh harga R R11 dilakukan dengan pengukuran DC yaitu dengan dilakukan dengan pengukuran DC yaitu dengan
menghubungkan sumber tegangan DC (
menghubungkan sumber tegangan DC (V V DCDC) pada dua terminal input dan arus DC-nya () pada dua terminal input dan arus DC-nya (I I DCDC) lalu) lalu
diukur. Di sini
diukur. Di sini tidak mengalir arus rotor karena tidak ada tegangan yang terinduksi.tidak mengalir arus rotor karena tidak ada tegangan yang terinduksi.
1.
1. Kumparan Kumparan hubungan hubungan Wye (Y)Wye (Y)
Gambar rangkaian ketika kumparan motor induksi tiga phasa terhubung Y, dan diberi suplai Gambar rangkaian ketika kumparan motor induksi tiga phasa terhubung Y, dan diberi suplai DC dapat dilihat pada Gambar 2.16 di
DC dapat dilihat pada Gambar 2.16 di bawah ini.bawah ini.
a a b b c c R RDCDC R RDCDC R RDCDC V V DCDC + + --I I DCDC Gambar 2.16
Harga
Harga R R11 DC DC dapat dihitung, untuk kumparan dengan hubunga dapat dihitung, untuk kumparan dengan hubungan Y, adalah sebagai berikut :n Y, adalah sebagai berikut :
DC DC DC DC DC DC 1 1 2 2 1 1 I I V V R R ( ( Ohm )...(2.13Ohm )...(2.13))
2. Kumparan Hubungan Delta (∆) 2. Kumparan Hubungan Delta (∆)
Gambar rangk
Gambar rangkaian ketika kumpaaian ketika kumparan motor induksi tiga phasa terhubunran motor induksi tiga phasa terhubung delta dan g delta dan diberi suplaidiberi suplai DC, dapat dilihat pada Gambar2.17 di bawah ini.
DC, dapat dilihat pada Gambar2.17 di bawah ini.
Gambar 2.17
Gambar 2.17Rangkaian phasa stator saat pengukuran DC hubungan Rangkaian phasa stator saat pengukuran DC hubungan DeltaDelta Diketahui bahwa tahanan pada kumparan pada masing
Diketahui bahwa tahanan pada kumparan pada masing – – masing phasa adalah sama, maka masing phasa adalah sama, maka
R R R R R R R R C C B B A
A . Jadi gambar diatas dapat disederhanakan menjadi gambar berikut.. Jadi gambar diatas dapat disederhanakan menjadi gambar berikut.
Dimana
Dimana R R P P == R R B B RRC C
Jadi
Jadi R R A A== A A DC DC I I V V Dimana Dimana P P A A P P DC DC A A R R R R R R I I I I DC DC A
A I I
I I 3 3 2 2 , maka, maka R R == ==33...(2.14)...(2.14) A A R R P P
R
R
DC DCV
V
D DI
I
A A I IHarga
Harga RR11 ini dinaikkan dengan faktor pengali 1,1-1,5 untuk operasi arus bolak-balik, karena pada ini dinaikkan dengan faktor pengali 1,1-1,5 untuk operasi arus bolak-balik, karena pada
operasi arus bolak-balik resistansi konduktor meningkat karena distribusi arus yang tidak merata operasi arus bolak-balik resistansi konduktor meningkat karena distribusi arus yang tidak merata akibat efek kulit dan medan magnet yang melintasi alur.
akibat efek kulit dan medan magnet yang melintasi alur.
DC DC ac ac k k RR R R 1 1 1 1 ( ( Ohm )...Ohm )...(2.15)...(2.15) Dimana
Dimana k k faktor pengali, besarnya 1,1faktor pengali, besarnya 1,1 – – 1,5 1,5
Karena besar tahanan konduktor stator dipengaruhi oleh suhu, dan biasanya bila rugi-rugi motor Karena besar tahanan konduktor stator dipengaruhi oleh suhu, dan biasanya bila rugi-rugi motor ditentukan dengan pengukuran langsung pada motor, maka untuk mengetahui nilai tahanan yang ditentukan dengan pengukuran langsung pada motor, maka untuk mengetahui nilai tahanan yang paling mendek
paling mendekati, biasanya ati, biasanya dilakukan dengadilakukan dengan beberapa kn beberapa kali pengukuran daali pengukuran dan mengamn mengambil besar rata-ratabil besar rata-rata dari semua pengukuran yang dilakukan.
dari semua pengukuran yang dilakukan.
2.9.2
2.9.2 PercobaaPercobaan n Beban Beban NolNol
Motor induksi dalam keadaan beban nol dibuat dalam keadaan berputar tanpa memikul beban Motor induksi dalam keadaan beban nol dibuat dalam keadaan berputar tanpa memikul beban pada rating tegangan dan
pada rating tegangan dan frekuensinyafrekuensinya. Besar tegangan yang . Besar tegangan yang digunakan ke belitan digunakan ke belitan stator perphasanyastator perphasanya adalah
adalah V V 11( tegangan nominal), arus masukan sebesar ( tegangan nominal), arus masukan sebesar I I 00 dan dayanya dan dayanya P P 00. Nilai ini semua didapat. Nilai ini semua didapat
dengan melihat alat ukur pada saat percobaan beban nol. dengan melihat alat ukur pada saat percobaan beban nol.
Dalam percobaan beban nol, kecepatan motor induksi mendekati kecepatan sinkronnya. Dalam percobaan beban nol, kecepatan motor induksi mendekati kecepatan sinkronnya.
Dimana besar
Dimana besar s s 0, sehingga 0, sehingga
s s R R'' 2 2
~ sehingga besar impedansi total bernilai tak berhingga yang ~ sehingga besar impedansi total bernilai tak berhingga yang
menyebabkan arus
menyebabkan arus I I ''22 pada Ga pada Gambar 2.18 mbar 2.18 bernilai nol bernilai nol sehingga rasehingga rangkaian ekivngkaian ekivalen motor indukalen motor induksisi
pada
pada pengukuran pengukuran beban beban nol nol ditunjukkan ditunjukkan pada pada Gambar Gambar 2.19. 2.19. Namun Namun karena karena pada pada umumnyumumnya a nilainilai kecepatan motor pada pengukuran ini
kecepatan motor pada pengukuran ini nnr r 00 yang diperoleh tidak sama dengan yang diperoleh tidak sama dengan nnssmaka slip tidak samamaka slip tidak sama
dengan nol sehingga ada arus
dengan nol sehingga ada arus I I 22’’ yang sangat kecil mengalir pada rangkaian rotor, arus yang sangat kecil mengalir pada rangkaian rotor, arus I I ''22 tidak tidak
diabaikan tetapi digunakan untuk menghitung rugi
diabaikan tetapi digunakan untuk menghitung rugi – – rugi gesek + angin dan rugi rugi gesek + angin dan rugi – – rugi inti pada rugi inti pada percobaan beban nol. Pada penguk
input (
input (V V 11 == V V 00), daya input perphasa (), daya input perphasa (PP00) dan kecepatan poros motor () dan kecepatan poros motor ( nnr r 00). Frekuensi yang). Frekuensi yang digunakan
digunakan untuk untuk eksitasi eksitasi adalah adalah frekuensi frekuensi sumbersumber f f ..
Gambar 2.18
Gambar 2.18 Rangkaian pada Saat Beban NolRangkaian pada Saat Beban Nol
I I φ φ Z Zmm V V 11 I I 11 = = I I
φ φ I I mm I I cc R Rcc jX jX11 R R11 X Xmm s s R R''22 2 2 '' X X Gambar 2.19
Gambar 2.19Rangkaian ekivalen pada saat beban nolRangkaian ekivalen pada saat beban nol
Dengan tidak adanya beban mekanis yang terhubung ke rotor dan tegangan normal diberikan Dengan tidak adanya beban mekanis yang terhubung ke rotor dan tegangan normal diberikan ke terminal, dari Gambar 2.19 didapat besar sudut phasa antara arus antara
ke terminal, dari Gambar 2.19 didapat besar sudut phasa antara arus antara I I 00 dan dan V V 00 adalah : adalah :
0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 I I V V P P Cos Cos ...(2.16)...(2.16) Dimana:Dimana: P P 00 P P nl nl daya saat beban nol perphasadaya saat beban nol perphasa
1 1 0 0 V V
V