• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 5 Shift-Share Analysis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul 5 Shift-Share Analysis"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Modul 5

A

NALISIS

S

HIFT

-

SHARE

Konsep Dasar Analisis Shift-share

Berkaitan dengan kebijakan anggaran, Pemerintah Daerah perlu untuk menentukan sektor-sektor prioritas agar kebijakan pengeluaran yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana. Namun demikian, pemerintah daerah sering dihadapkan pada kendala keterbatasan data dan sumber daya manusia yang kurang memadai. Untuk mengakomodasi kepentingan tersebut, analisis Shift-share dapat menjadi salah satu alternatif.

Analisis Shift-share dapat membantu para pengambil kebijakan (pemerintah daerah) untuk membuat keputusan dengan mudah. Hal ini dikarenakan analisis Shift-share memiliki metode yang sederhana dan mudah digunakan untuk menggambarkan perubahan ekonomi suatu daerah. Selain itu, data yang dibutuhkan untuk menganalisis juga relatif mudah didapatkan. Topik ini akan membahas lebih lanjut mengenai analisis Shift-share.

Pengertian Analisis Shift-share

Analisis Shift-share merupakan suatu analisis dengan metode yang sederhana dan sering dilakukan oleh praktisi dan pembuat keputusan baik lokal maupun regional di seluruh dunia untuk menetapkan target industri/sektor dan menganalisis dampak ekonomi. Analisis Shift-share memungkinkan pelaku analisis untuk dapat mengidentifikasi keunggulan daerahnya dan menganalisis industri/sektor yang menjadi dasar perekonomian daerah.

Analisis Shift-share juga merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada perekonomian regional maupun lokal. Analisis Shift-share menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu wilayah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Bila suatu daerah memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional, maka akan dapat ditemukan adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian daerah. Selain itu, laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah akan dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional beserta sektor-sektornya. Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai hasil dari perbandingan tersebut. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut (Soepono, 1993:44)

Analisis Shift-share dikembangkan oleh Daniel B. Creamer (1943). Analisis ini digunakan untuk menganalisis perubahan ekonomi (misalnya pertumbuhan atau perlambatan pertumbuhan) suatu variabel regional sektor/industri dalam suatu daerah. Variabel atau data yang dapat digunakan dalam analisis adalah tenaga kerja atau kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan, Pendapatan Regional Domestik Bruto (PDRB), jumlah penduduk, dan variabel lain dalam kurun waktu tertentu.

Dalam analisis Shift-share, perubahan ekonomi ditentukan oleh tiga komponen sebagai berikut.

1. pertumbuhan ekonomi nasional (national growth) 2. bauran industri (industry mix)

(2)

Pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional disebut pengaruh pangsa (share). Pertumbuhan atau perubahan perekonomian suatu daerah dianalisis dengan melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap variabel regional sektor/industri daerah yang diamati. Hasil perhitungan tersebut akan menggambarkan peranan nasional yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah. Diharapkan bahwa apabila suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi maka akan berdampak positif terhadap perekonomian daerah.

Gambar 1

Diagram Konsep Mix dan Share

Sumber: Avrom (1991).

Mengenai pegaruh Bauran Industri (Industry Mix) dan pengaruh Regional Shares, kedua pengaruh tersebut dapat dijelaskan dengan Gambar 1. Untuk mempermudah pengertian, notasi-notasi yang ada diberikan contoh sebagai berikut.

1. Industri 1 Æ Sektor 1 di tingkat nasional 2. Industri 2 Æ Sektor 2 di tingkat nasional 3. Industri 3 Æ Sektor 3 di tingkat nasional 4. 1r Æ Sektor 1 di Kabupaten r 5. 2r Æ Sektor 2 di Kabupaten r 6. 3r Æ Sektor 3 di Kabupaten r

Pengaruh Bauran Industri disebut proportional shift atau bauran komposisi. Analisis proportional shift dilakukan dengan membandingkan suatu sektor sebagai bagian dari perekonomian daerah dengan sektor tersebut sebagai bagian dari perekonomian nasional. Komponen ini menunjukkan apakah aktivitas ekonomi pada sektor tersebut tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan pertumbuhan aktivitas ekonomi secara nasional.

Industry 1 Industry 2 Industry 3 3r 2r 1r Negara Wilayah/region (xr = bagian daerah untuk industri x)

(3)

Pengaruh bauran industri akan positif apabila pertumbuhan variabel regional suatu sektor lebih besar daripada pertumbuhan variabel regional total sektor di tingkat nasional. Sebaliknya bauran industri akan negatif apabila pertumbuhan variabel regional suatu sektor lebih kecil dibandingkan pertumbuhan variabel tersebut di tingkat nasional.

Nilai positif atau negatif tersebut akan menunjukkan tingkat spesialisasi suatu sektor, yaitu tumbuh lebih cepat atau lebih lambat terhadap perekonomian nasional. Jadi, suatu daerah yang memiliki lebih banyak sektor-sektor yang tumbuh lebih cepat secara nasional akan memiliki pengaruh bauran industri yang positif. Demikian juga sebaliknya, suatu daerah yang memiliki lebih banyak sektor-sektor yang tumbuh lebih lambat secara nasional akan memiliki pengaruh bauran industri yang negatif.

Secara matematis, Bauran Industri dapat diekspresikan sebagai berikut.

3 2 1 3 , 3 2 1 2 , 3 2 1 1 r r r r r r r r r r r r + + + + + + relatif terhadap 3 2 1 3 , 3 2 1 2 , 3 2 1 1 + + + + + +

Berdasarkan ilustrasi di atas, maka Bauran Industri Sektor 1 dianalisis dengan membandingkan Sektor 1 di Kabupaten r sebagai bagian dari perekonomian daerah dengan Sektor 1 sebagai bagian dari perekonomian nasional. Apabila Sektor 1 adalah Sektor Pertanian, maka pengaruh Bauran Sektor Pertanian Kabupaten r adalah perbandingan antara nilai variabel regional Sektor Pertanian di Kabupaten r dibandingkan nilai variabel regional Sektor Pertanian secara nasional.

Sementara itu, pengaruh keunggulan kompetitif dinamakan differential shift atau regional share. Differential Shift menjelaskan tingkat kompetisi suatu aktivitas/sektor tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan total sektor tersebut secara nasional. Komponen ini mengukur perubahan dalam suatu industri di suatu daerah karena adanya perbedaan antara pertumbuhan industri di daerah tersebut dengan pertumbuhan industri tersebut secara nasional. Differential Shift yang bernilai positif menunjukkan bahwa aktivitas sektor tersebut kompetitif.

Secara matematis, Regional Shares (differential shift) dapat diekspresikan sebagai berikut.

3 3 , 2 2 , 1

1r r r pada permulaan periode

relatif terhadap 3 3 , 2 2 , 1

1r r r pada akhir periode

Berdasarkan ilustrasi di atas, maka Regional Shares Sektor 1 dianalisis dengan membandingkan variabel regional Sektor 1 di Kabupaten r dengan sektor yang sama di tingkat nasional.

Dengan demikian, analisis Shift-share akan dapat memberikan dua indikator positif sebagai berikut.

1. suatu wilayah mengadakan spesialisasi di sektor-sektor yang berkembang secara nasional (industry-mix effect)

2. sektor-sektor dari perekonomian wilayah telah berkembang lebih cepat daripada rata-rata nasional untuk sektor-sektor tersebut (competitive advantage effect)

(4)

Keunggulan Analisis Shift-share

Keunggulan analisis Shift- share antara lain (Stevens B.H. dan Moore dalam Modul Isian Daerah untuk SIMRENAS):

1. Analisis Shift-share tergolong sederhana. Namun demikian, dapat memberikan gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi.

2. Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian dengan cepat. 3. Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur dengan cukup

akurat.

Kelemahan Analisis Shift-share

Kelemahan analisis Shift-share, yaitu:

1. Hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post.

2. Masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau (t+1) tidak dapat dijelaskan dengan baik.

3. Ada data periode waktu tertentu di tengah periode pengamatan yang tidak terungkap. 4. Analisis ini membutuhkan analisis lebih lanjut apabila digunaka untuk peramalan,

mengingat bahwa regional shift tidak konstan dari suatu periode ke periode lainnya. 5. Tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antarsektor.

6. Tidak ada keterkaitan antardaerah.

Model Analisis Shift-share

Dalam uraian berikut akan dijelaskan model analisis Shift-share klasik beserta modifikasinya. Analisis Shift-share Klasik

Secara ringkas, dengan analisis Shift-share dapat dijelaskan bahwa perubahan suatu variabel regional siatu sektor di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh pertumbuhan nasional, bauran industri, dan keunggulan kompetitif (Bendavid-Val, 1983; Hoover, 1984).

Dij = Nij + Mij + Cij (1)

Keterangan:

Dij: perubahan suatu variabel regional sektor i di wilayah j dalam kurun waktu tertentu Nij: komponen pertumbuhan nasional sektor i di wilayah j

Mij: bauran industri sektor i di wilayah j Cij: keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j

Bila analisis itu diterapkan pada variabel regional, misalnya kesempatan kerja, maka tiap komponen dapat didefinisikan sebagai berikut.

Perubahan suatu variabel regional suatu sektor sektor di suatu wilayah tertentu juga merupakan perubahan antara kesempatan kerja pada tahun akhir analisis dengan kesempatan kerja pada tahun dasar.

(5)

Dij = E*ij – Eij (2) Keterangan:

E*ij: kesempatan kerja sektor i di wilayah j pada tahun akhir analisis Eij: kesempatan kerja sektor i di wilayah j pada tahun dasar.

Komponen pertumbuhan nasional suatu sektor di suatu wilayah menunjukkan bahwa kesempatan kerja tumbuh sesuai dengan laju pertumbuhan nasional.

Nij = Eij.rn (3)

Keterangan:

rn: laju pertumbuhan nasional

Komponen bauran industri suatu sektor di suatu wilayah menunjukkan bahwa kesempatan kerja tumbuh sesuai laju selisih antara laju pertumbuhan sektor tersebut secara nasional dengan laju pertumbuhan nasional. Sementara itu, komponen keunggulan kompetitif suatu sektor di suatu wilayah merupakan kesempatan kerja yang tumbuh sesuai laju selisih antara laju pertumbuhan sektor tersbut di wilayah tersebut dengan laju pertumbuhan sektor tersebut secara nasional. Mij = Eij (rin – rn) (4) Cij = Eij (rij – rin) (5) Keterangan: rn :

laju pertumbuhan nasional

rin: laju pertumbuhan sektor i wilayah j

Masing-masing laju pertumbuhan didefinisikan sebagai berikut. 1. mengukur laju pertumbuhan sektor i di wilayah j

rij = (E*ij – Eij)/Eij (6)

2. mengukur laju pertumbuhan sektor i perekonomian nasional

rin = (E*in – Ein)/Ein (7)

3. mengukur laju pertumbuhan nasional

rn = (E*n – En)/En (8)

Keterangan:

E*in: kesempatan kerja sektor i di tingkat nasional pada tahun terakhir analisis Ein: kesempatan kerja sektor i di tingkat nasional pada suatu tahun dasar tertentu E*n: kesempatan kerja nasional pada tahun terakhir analisis

En: kesempatan kerja nasional pada suatu tahun dasar tertentu

Untuk suatu wilayah, pertumbuhan nasional, bauran industri, dan keunggulan kompetitif dapat ditentukan bagi suatu sektor (i) atau dijumlahkan untuk semua sektor sebagai keseluruhan wilayah.

Persamaan Shift-share untuk sektor i di wilayah j adalah :

(6)

Persamaan ini membebankan tiap sektor wilayah dengan laju pertumbuhan yang setara dengan laju yang dicapai oleh perekonomian nasional selama kurun waktu analisis. Persamaan (9) menunjukkan bahwa semua wilayah dan sektor-sektor sebaiknya memiliki tingkat pertumbuhan yang paling kecil sama dengan laju pertumbuhan nasional (rn). Perbedaan antara pertumbuhan suatu variabel wilayah dengan pertumbuhan nasional merupakan net gain atau net loss (atau shift) wilayah bersangkutan (Supomo, 1993).

Bila tiap komponen (pengaruh) Shift-share dijumlahkan untuk semua sektor, maka tanda hasil penjumlahan itu akan menunjukkan arah perubahan dalam pangsa wilayah kesempatan kerja nasional. Pengaruh bauran industri total akan positif/negatif/nol di semua wilayah bila kesempatan kerja suatu sektor tumbuh di atas/di bawah/sama dengan kesempatan kerja nasional. Demikian pula, pengaruh keunggulan kompetitif total akan positif/negatif/nol di wilayah-wilayah, dimana kesempatan kerja berkembang lebih cepat/lebih lambat atau sama dengan pertumbuhan kesempatan kerja sektor yang bersangkutan di tingkat nasional.

Modifikasi Estaban-Marquillas (E-M) terhadap Analisis Shift-share Klasik

Modifikasi yang dilakukan oleh Esteban-Marquillas (1972) ini mendefinisikan kembali keunggulan kompetitif (Cij) dari teknik Shift Share klasik sehingga mengandung unsur baru, yaitu homothetic employment di suatu sektor di sektor di suatu wilayah.

E’ij = Ej (Ein/En) (10)

Keterangan:

E’ij: homothetic employment di sektor i di sektor di wilayah j Ej total employmen di wilayah j

Homotetic employment didefinisikan sebagai employment atau output atau pendapatan atau nilai tambah yang dicapai suatu sektor di suatu wilayah bila struktur kesempatan kerja di wilayah itu sama dengan struktur nasional, sehingga komponen keunggulan kompetitif menjadi:

C’ij = E’ij (rij – rin) (11)

C’ij mengukur keunggulan atau ketidakunggulan kompetitif sektor i di wilayah j bila komponen homothetic employment tumbuh sesuai laju selisih antara laju pertumbuhan sektor i wilayah j dengan laju pertumbuhan sektor i perekonomian nasional.

Selain itu diciptakan juga sebuah persamaan baru, yaitu pengaruh alokasi, sebagai bagian yang belum dijelaskan dari perubahan suatu variabel wilayah atau D – N – M – C. Pengaruh alokasi untuk suatu sektor di suatu wilayah dirumuskan sebagai berikut:

Aij = (Eij – E’ij)(rij – rin) (12)

Keterangan:

Aij: pengaruh alokasi untuk sektor i di wilayah j

Aij merupakan bagian dari pengaruh (keunggulan) kompetitif tradisional (klasik) yang menunjukkan adanya tingkat spesialisasi di sektor i di wilayah j. Aij merepresentasikan perbedaan antara kesempatan kerja nyata di sektor i di wilayah j dan kesempatan kerja di sektor i wilayah j bila struktur kesempatan kerja wilayah tersebut sama dengan struktur kesempatan kerja nasional, dimana nilai perbedaan tersebut dikalikan dengan perbedaan antara laju pertumbuhan sektor i di wilayah j dengan laju pertumbuhan sektor i secara nasional (Beck dan Herz (1990) dalam Supomo 1993)).

Persamaan ini menunjukkan bahwa bila suatu wilayah mempunyai spesialisasi di sektor-sektor tertentu, maka sektor-sektor-sektor-sektor itu juga menikmati keunggulan kompetitif yang lebih baik. Efek alokasi ini dapat positif atau negatif.

(7)

Modifikasi E-M terhadap analisis Shift Share adalah:

Dij = Eij (rn) + Eij (rij – rn) + E’ij (rij – rin) + (Eij – E’ij)(rij-rin) (13) Dapat dilihat bahwa komponen keunggulan kompetitif dibagi menjadi keunggulan kompetitif

karena adanya homothetic employment dan keunggulan kompetitif karena efek alokasi.

Modifikasi Arcelus terhadap Analisis Shift-share Klasik

Modifikasi yang dilakukan oleh Arcelus (1984) ini mengganti keunggulan kompetitif (Cij) dengan sebuah komponen yang disebabkan oleh pertumbuhan wilayah dan sebuah komponen bauran industri regional. Arcelus menekankan komponen kedua yang mencerminkan adanya aglomeration economies (penghematan biaya persatuan karena kebersamaan lokasi satuan-satuan usaha).

Komponen regional growth effect (pengaruh pertumbuhan wilayah) dirumuskan sebagai berikut :

Rij = E’ij (rj – rn) + (Eij – E’ij)(rj – rn) Keterangan:

Rij: komponen pengaruh pertumbuhan wilayah terhadap sektor i di wilayah j rj: laju pertumbuhan wilayah j

Komponen bauran industri regional menurut Arcelus dirumuskan sebagai berikut : RIij = E’ij {(rij – rj) – (rij – rn)} + (Eij – E’ij) {(rij – rj) – (rin-rn)}

Keterangan

RIij: komponen bauran industri regional sektor i di wilayah j.

Dengan demikian, perubahan suatu variabel regional sektor i di wilayah j dalam kurun waktu tertentu berdasarkan model ini adalah:

(8)

Contoh Penerapan Analisis Shift-share

Analisis Shift-share diterapkan untuk mengkaji pergeseran struktur perekonomian daerah dengan memperhatikan perekonomian daerah yang lebih tinggi. Analisis Shift-share misalnya digunakan untuk menganalisis pergeseran struktur perekonomian tingkat kabupaten/kota dengan memperhatikan perekonomian tingkat provinsi di atasnya atau menganalisis pergeseran struktur perekonomian tingkat provinsi dengan memperhatikan perekonomian nasional. Berikut akan dijelaskan contoh penerapan analisis Shift-share, yaitu menganalisis pergeseran perekonomian Provinsi Sumatera Barat dengan memperhatikan perekonomian nasional (Indonesia).

Tabel 1

PDRB Sektoral Provinsi Sumatera Barat, 2001 dan 2004 (dalam miliar Rupiah)

Nilai PDRB Provinsi Sumatera Barat Perubahan

Lapangan Usaha 2001

(Eij)

2004**

(Eij*) Absolut Persen

1. Pertanian 5,648 6,937 1,289 22.82

2. Pertambangan 868 923 55 6.34

3. Industri Pengolahan 3,318 3,593 275 8.29

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 243 301 58 23.87

5. Bangunan 1,157 1,375 218 18.84

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,332 4,969 637 14.70 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,749 3,436 687 24.99 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 1,204 1,437 233 19.35

9. Jasa-jasa 4,205 4,600 395 9.39

Jumlah 23,724 27,571 3,847 16.22

Keterangan: ** angka sementara

Sumber: Sumatera Barat dalam Angka 2004/2005, diolah

Tabel 2

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Sektoral Indonesia, 2001 dan 2004 (dalam miliar Rupiah)

Nilai PDB Indonesia

Perubahan

Lapangan Usaha 2001

(Ein)

2004**

(Ein*) Absolut Persen

1. Pertanian 225,686 252,953 27,267 12.08

2. Pertambangan 56,793 62,017 5,224 9.20

3. Industri Pengolahan 347,429 418,935 71,506 20.58

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7,869 9,427 1,558 19.80

5. Bangunan 80,080 97,467 17,387 21.71

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 234,273 271,178 36,905 15.75 7. Pengangkutan dan Komunikasi 70,276 95,772 25,496 36.28 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 123,085 150,936 27,851 22.63

9. Jasa-jasa 133,957 151,436 17,479 13.05

Jumlah 1,279,448 1,510,121 230,673 18.03

Keterangan: ** angka sementara Sumber: www.bps.go.id, diolah

Analisis Shift-share untuk perekonomian Provinsi Sumatera Barat dilakukan dengan menggunakan variabel regional PDRB sektoral Provinsi Sumatera Barat dan PDB sektoral Indonesia tahun 2001 dan 2004. Nilai PDRB sektoral Provinsi Sumatera Barat tahun 2001 dan 2004 disajikan dalam Tabel 1. Pada Tabel 1, nilai PDRB sektoral Provinsi Sumatera

(9)

Barat dihitung perubahannya, yaitu selisih antara nilai PDRB tahun dasar dengan tahun analisis. Hal yang sama dilakukan juga pada nilai PDB sektoral Indonesia, disajikan pada Tabel 2.

Berdasarkan data tersebut, nilai PDRB sektoral Provinsi Sumatera Barat telah mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB tersebut tumbuh sebesar 3.847 miliar rupiah atau sebesar 16,22 persen. Sedangkan perekonomian nasional (Indonesia) tumbuh sebesar 230.673 miliar rupiah atau sebesar 18,03 persen.

Untuk mengetahui gambaran keadaan perekonomian Provinsi Sumatera Barat terhadap perekonomian Nasional (Indonesia), Tabel 3 menyajikan distribusi PDRB sektoral Provinsi Sumatera Barat dan PDRB sektoral Indonesia tahun 2001 dan 2004.

Tabel 3

Distribusi PDRB Sektoral Prov. Sumatera Barat dan PDB Sektoral Indonesia, 2001 dan 2004 (dalam persen)

PDRB PDB Sumatera Barat Indonesia

Lapangan Usaha

2001 2004** 2001 2004**

1. Pertanian 23,81 25,16 17,64 16,75

2. Pertambangan 3,66 3,35 4,44 4,11

3. Industri Pengolahan 13,99 13,03 27,15 27,74

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,02 1,09 0,62 0,62

5. Bangunan 4,88 4,99 6,26 6,45

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 18,26 18,02 18,31 17,96 7. Pengangkutan dan Komunikasi 11,59 12,46 5,49 6,34 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 5,08 5,21 9,62 9,99

9. Jasa-jasa 17,72 16,68 10,47 10,03

Jumlah 100 100 100 100

Keterangan: ** angka sementara

Sumber: Sumatera Barat dalam Angka 2004/2005, diolah www.bps.go.id, diolah

Tabel 4

Laju Pertumbuhan Sektoral Perekonomian Sumatera Barat dan Indonesia, 2001 dan 2004 (dalam persen)

Laju pertumbuhan sektor i

di Sumatera Barat

sektor i

perekonomian nasional nasional Lapangan Usaha

(rij) (rin) (rn)

1. Pertanian 0,23 0,12 0,18

2. Pertambangan 0,06 0,09 0,18

3. Industri Pengolahan 0,08 0,21 0,18

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,24 0,20 0,18

5. Bangunan 0,19 0,22 0,18

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,15 0,16 0,18

7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,25 0,36 0,18

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 0,19 0,23 0,18

9. Jasa-jasa 0,09 0,13 0,18

Jumlah 1,49 1,71 1,62

Sumber: Sumatera Barat dalam Angka 2004/2005, diolah www.bps.go.id, diolah

(10)

Analisis Shift-share mensyaratkan untuk menghitung laju pertumbuhan variabel regional yang dianalisis (PDRB sektoral) baik dalam perekonomian wilayah maupun dalam perekonomian nasional. Selain itu, dihitung juga laju pertumbuhan untuk perekonomian nasional. Tabel 4 menyajikan perhitungan tersebut.

Setelah rumus dasar yang diperlukan dalam analisis Shift-share dihitung, masing-masing komponen pembentuk rumus dapat dihitung. Ketiga jenis analisis Shift-share mempunyai konsep yang sama dalam mendefinisikan komponen Nij dan Mij. Sedangkan componen Cij telah dimodifikasi untuk melengkapi beberapa kelemahan analisis Shift-share klasik. Modifikasi terhadap analisis Shift-share klasik oleh Esteban-Marquillas membagi komponen keunggulan menjadi keunggulan kompetitif karena adanya homothetic employment (C’ij) dan keunggulan kompetitif karena efek alokasi (Aij). Sedangkan modifikasi terhadap analisis klasik oleh Archelus adalah mengganti keunggulan kompetitif dengan sebuah komponen yang disebabkan oleh pertumbuhan wilayah (Rij) dan sebuah komponen bauran industri regional (RIij). Perhitungan tersebut disajikan berturut-turut dalam Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7.

Tabel 5

Analisis Shift-share Klasik untuk Provinsi Sumatera Barat, 2001 dan 2004

Komponen Pergeseran Struktur Ekonomi Pertumbuhan Nasional Bauran Industri Keunggulan Kompetitif (Pertumbuhan) Lapangan Usaha (Nij) (Mij) (Cij) (Dij) 1. Pertanian 1.018 -336 607 1.289 2. Pertambangan 156 -77 -25 55 3. Industri Pengolahan 598 85 -408 275

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 44 4 10 58

5. Bangunan 209 43 -33 218

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 781 -99 -45 637

7. Pengangkutan dan Komunikasi 496 502 -310 687

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Keuangan 217 55 -39 233

9. Jasa-jasa 758 -209 -154 395

Jumlah 4.277 -32 -398 3.847

Prosentase terhadap pertumbuhan (Dij) 111,18 -0,83 -10,35 100,00 Sumber: Sumatera Barat dalam Angka 2004/2005, diolah

www.bps.go.id, diolah

Hasil analisis Shift-share menunjukkan bahwa selama tahun 2001-2004, nilai PDRB sektoral Provinsi Sumatera Barat telah mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB tersebut tumbuh sebesar 3.847 miliar rupiah atau sebesar 16,22 (Tabel 1 dan Tabel 5). Sedangkan perekonomian nasional (Indonesia) tumbuh sebesar 230.673 miliar rupiah atau sebesar 18,03 persen (Tabel 2 dan Tabel 5). Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan nasional (Nij), bauran industri (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij). Menurut perhitungan komponen pertumbuhan nasional, pertumbuhan ekonomi nasional telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat sebesar 4.277 miliar rupiah atau 111,18 persen. Namun, sebenarnya perkembangan PDRB Provinsi Sumatera Barat hanyalah sebesar 3.847 miliar rupiah (Tabel 5). Hal ini dikarenakan masih ada dua komponen lain yang memberikan pengaruh yaitu bauran industri dan keunggulan kompetitif. Komponen bauran industri menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah akibat adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa bauran industri memberikan pengaruh yang negatif bagi perkembangan perekonomian Provinsi Sumatera Barat, yaitu sebesar -32 miliar rupiah atau -0,83 persen. Nilai negatif mengindikasikan bahwa komposisi

(11)

sektor pada PDRB Provinsi Sumatera Barat cenderung mengarah pada perekonomian yang akan tumbuh relatif lambat. Pada Tabel 5 dapat dilihat sektor-sektor yang mendapat pengaruh bauran industri, yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan.

Perhitungan komponen keunggulan kompetitif dilakukan melalui tiga cara. Cara yang pertama, yaitu menggunakan analisis Shift-share klasik menghasilkan nilai keunggulan kompetitif (Cij) sebesar -398 miliar rupiah atau -10,35 persen, dapat dilihat pada Tabel 5. Nilai ini mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang dihasilkan akan mengurangi perkembangan perekonomian Provinsi Sumatera Barat. Namun demikian bukan berarti bahwa perekonomian Provinsi Sumatera Barat sama sekali tidak kompetitif. Hal ini karena meskipun secara agregat nilainya negatif tetapi terdapat sektor yang mempunyai nilai positif, yaitu Sektor Pertanian dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih.

Cara yang kedua adalah menggunakan modifikasi Esteban Marquillas. Komponen keunggulan kompetitif yang dihasilkan berasal dari keunggulan kompetitif dengan unsur homothetic output (C’ij) dan komponen yang menunjukkan spesialisasi (Aij). Secara agregat nilai C’ij untuk Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar -767 miliar rupiah dan nilai Aij yang dihasilkan adalah sebesar 369 miliar rupiah. Hal ini berarti secara agregat Provinsi Sumatera Barat memang tidak memiliki keunggulan kompetitif, akan tetapi memiliki spesialisasi. Hasil analisis disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6

Analisis Shift-share Modifikasi Estaban-Marquillas untuk Provinsi Sumatera Barat 2001 dan 2004

Komponen Keunggulan Kompetitif Lapangan Usaha

C'ij Aij Cij = C'ij + Aij

1. Pertanian 449 157 607

2. Pertambangan -30 5 -25

3. Industri Pengolahan -792 384 -408

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6 4 10

5. Bangunan -43 9 -33

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran -46 0 -45 7. Pengangkutan dan Komunikasi -147 -163 -310 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan -75 35 -39

9. Jasa-jasa -91 -63 -154

Jumlah -767 369 -398

Sumber: Sumatera Barat dalam Angka 2004/2005, diolah www.bps.go.id, diolah

Perhitungan nilai keunggulan kompetitif dengan cara ketiga adalah dengan menggunakan modifikasi Archelus. Modifikasi tersebut membagi nilai keunggulan kompetitif menjadi komponen pengaruh pertumbuhan regional (Rij) dan pengaruh bauran industri regional (RIij). Hasil perhitungan keunggulan kompetitif tersebut berturut-turut adalah -430 miliar rupiah dan 32 miliar rupiah. Pertumbuhan regional Provinsi Sumatera Barat (untuk semua sektor) ternyata memberikan kontribusi negatif bagi perkembangan perekonomian Provinsi Sumatera Barat sendiri. Pengaruh bauran industri regional juga memberikan kontribusi negatif. Tetapi ada tiga sektor yang memberikan kontribusi positif, yaitu Sektor Pertanian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 7.

(12)

Tabel 7

Analisis Shift-share Modifikasi Archelus untuk Provinsi Sumatera Barat, 2001 dan 2004

Komponen Keunggulan Kompetitif Lapangan Usaha Rij RIij Cij = Rij + RIij 1. Pertanian -102 709 607 2. Pertambangan -16 -9 -25 3. Industri Pengolahan -60 -348 -408

4. Listrik, Gas dan Air Bersih -4 14 10

5. Bangunan -21 -12 -33

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran -79 33 -45 7. Pengangkutan dan Komunikasi -50 -260 -310 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan -22 -18 -39

9. Jasa-jasa -76 -77 -154

Jumlah -430 32 -398

Sumber: Sumatera Barat dalam Angka 2004/2005, diolah www.bps.go.id, diolah

Implikasi Kebijakan

Setelah kita selesai melakukan analisis Shift-share sesuai tahap-tahap di atas kita dapat mengetahui perubahan struktur perekonomian Provinsi Sumatera Barat dengan memperhatikan perkembangan perekonomian nasional. Selain itu, analisis Shift-share juga dapat digunakan untuk membantu dalam perumusan berbagai kebijakan pembangunan terrmasuk perumusan kebijakan anggaran.

Dengan analisis Shift-share, kedudukan perekonomian daerah terhadap perekonomian daerah yang menjadi referensi atau diacu dapat diketahui. Analisis Shift-share dapat digunakan untuk menghitung dan menganalisis variabel perekonomian regional sampai tingkat terkecil, misalnya subsektor (tergantung data variabel regional yang tersedia). Hasil analisis Shift-share tersebut dapat memberikan informasi kepada pengambil kebijakan, misalnya mengenai sektor-sektor unggulan suatu daerah dan tingkat spesialisasi suatu sektor.

Analisis Shift-share dapat digunakan untuk menentukan sektor-sektor prioritas suatu daerah. Hal ini penting bagi perumusan kebijakan anggaran. Dengan menentukan sektor-sektor prioritas, pemerintah daerah akan dapat menentukan alokasi dan prioritas anggaran untuk sektor-sektor yang secara signifikan dapat memacu perkembangan atau pertumbuhan perekonomian daerah. Selain itu alokasi anggaran yang tepat dapat mendorong tercapainya kesejahteraan masyarakat.

(13)

Referensi Utama

Badan Pusat Statistik, Sumatera Barat dalam Angka 2004/2005

Bendavid-Val, Avrom, Regional and Local Economic Analysis for Practitioners,Wesport, Connecticut: Praeger, Fourth Edition, 1991.

Dinc, Mustafa, “Regional and Local Economic Analysis Tools”, The World Bank, Washington DC, January 2002.

Soepono, Prasetyo “Analisis Shift-share: Perkembangan dan Penerapan” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, September 1993.

www.bps.go.id

www.bappenas.go.id/.../&view=85/MODUL-ISIAN-SIMRENAS.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “KUALITAS FISIK

Induksi Ketahanan Tanaman Bawang Merah dengan bakteri rhizoplan indigenos terhadap penyakit hawar daun bakteri ( xanthomonas axonopodis pv allii ). Dalam Loekas

Penelitian berfokus pada perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada aspek kognitif, peserta didik kelas IV SD 4 Adiwarno dengan menggunakan

Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan terlempar ke samping (searah sentakan meja). Mineral yang berukuran halus akan terlempar

Penelitian sebelumnya telah dilakukan menggunakan metode AHP dalam menentukan pemilihan desa terbaik menggunakan metode AHP, yang telah dilakukan oleh Tri Rahayu,

Proses perencananaan strategis melibatkan manajemen senior dan manajer dari unit bisnis atau pusat tanggungjawab utama lainnya, dibantu oleh staf mereka.tujuan

Bagaimana bila saya katakan, setelah anda mengetahui cara memperalat ketiga pilihan strategi yang di pilih si wanita tersebut, maka andapun akan menjadi seorang pria yang belum