• Tidak ada hasil yang ditemukan

perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu lain.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu lain."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara potimal, sejauh perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu -individu lain. Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna, berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress (tidak nyaman, tidak tentram, rasa nyeri), distabilitas (tidak mampu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan resiko kematian, kesakitan, dan distabilitas.Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu fungsi kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu. Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons terganggu yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). Oleh karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi otak maka gangguan atau respons yang timbul disebut pula respons neurobiologik.

(2)

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan waham? 2. Apa saja jenis-jenis waham?

3. Apa saja yang menyebabkan waham? 4. Bagaimana terjadinya waham?

5. Bagaimanakah AsKep pada pasien dengan waham?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi waham 2. Untuk mengetahui jenis jenis waham 3. Untuk mengetahui etiologi waham

4. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya waham 5. Untuk mengetahui AsKep pada pasien waham

(3)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Menurut Harnawati yang dikutip dari Gail W. Stuart 2008), waham adalah keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial. Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan. Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelekstual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat.

Seseorang yang mengalami waham berpikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat kuat dan sangan terkenal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Varcarolis dalam Fundomental of Psychiatric Mental Health Nursing (2006: 397): Grandeur: thinks he or she has powers and talents that are not possessed or is someone powerful or famous.

Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kkh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998).

(4)

Waham adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami sesuatu kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas kognitif ( townsend, 1998)

Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian rialitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui respon interaksi/informasi secara akurat (yosep, 2009)

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994).

Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011).

Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Kelliat, 2009).

Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang

(5)

budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati, 2010).

Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan psikotik lain. Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada isi pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya. Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan alasan atau logika (Kusumawati, 2010).

2.2 KLASIFIKASI

Gangguan waham menurut Nur (2009) bermacam macam, diantaranya:

1. Waham kebesaran

Menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berualngkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “saya ini penjabat di departemen kesehatan lh..” atau saya punya tambang emas”

(6)

2. Waham curiga

Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai keyakinan.

Contoh: “saya tahu ... seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”

3. Waham agama

Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “Jika saya mau masuk surga saya harus mengguanakan pakaian putih setiap hari”

4. Waham somatic

Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu /terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “saya sakit kanker “, setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.

(7)

5. Waham nihilistic

Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai keyakinan.

Contoh: “ini kan lam kabur ya, semua yang ada disini adalah ruh-ruh”

2.3 ETIOLOGI

Pasien tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan Mood yang perpasif yang ditemukan pada kondisi psikotik lain, tidak ada efek datar atau efek tidak serasi, halusinasi yang menonjol, atau waham aneh yang nyata pasien memiliki satu atau beberapa waham, sering berupa kerja, dan ketidaksetiaan dan dapat juga berbentuk waham kebesaran, somatik atau eretomania yang:

1. Biasanya spesial (misal, melibatkan orang, kelompok, tempat, atau waktu tertentu, atau aktivitas tertentu.

2. Biasanya terorganisasi dengan baik (misal, “orang jahat ini” mengumpulkan alasan-alasan tentang sesuatu yang sedang dikerjakannya yang dapat dijelaskan secara rinci).

3. Biasanya waham kebesaran (misalnya, sekelompok yang berkuasa tertarik hanya kepadanya).

4. Wahamnya tidak cukup aneh untuk mengesankan skizofrenia.

Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :

(8)

1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan menilik terganggu.

2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).

3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.

4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek, ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.

5. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.

Keadaan yang timbul sebagai akibat dari pada proyeksi dimana seseorang melemparkan kekurangan dan rasa tidak nyaman kedunia luar. Individu itu biasanya peka dan mudah tersinggung, sikap dingin dan cenderung menarik diri. Keadaan ini sering kali disebabkan karena merasa lingkungannya tidak nyaman, merasa benci, kaku, cinta pada diri sendiri yang berlebihan angguh dan keras kepala. Dengan seringnya memakai mekanisme proyeksi dan adanya kecendrungan melamun serta mendambakan sesuatu secara berlebihan, maka keadaan ini dapat berkembang menjadi waham. Secara berlahan-lahan individu itu tidak dapat melepaskan diri dari hayalannya dan kemudian dunia realitas.

Kecintaan pada diri sendiri, angkuh dan keras kepala, adanya rasa tidak aman, membuat seseorang berkhayal ia sering menjadi pengusaha dan hal ini dapat berkembang menjadi waham besar.

(9)

Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri dan keutuhan keluarga merupakan penyebab terjadinya halusinasi dan waham. Selain itu kecemasan, kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi mengenai perbedaan abtara apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun sehingga segala sesuatu sukar lagi dibedakan, mana rangsangan dari pikiran dan rangsangan dari lingkungan (keliat, 1998) yaitu :

1. Faktor predisposisi

Meliputi perkembangan sosial kultural, psikologis, genetik, biokimia. Jika tugas perkembangan terhambat dan hubungan interpersonal terganggu maka individu mengalami stres dan kecemasan.

Berbagai faktor masyarakat dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan kesepian yang mengakibatkan kurangnya rangsangan eksternal. Stres yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme dalam tubuh sehingga membuat tidak mampu dalam proses stimulus internal dan eksternal.

1. Faktor presipitasi

Rangsangan lingkungan yang sering menjadi pencetus terjadinya waham yaitu klien mengalami hubungan yang bermusuhan, terlalu lama diajak bicara, objek yang ada dilingkungannya dan suasana sepi (isolasi). Suasana ini dapat meningkatkan stres dan kecemasan.

(10)

2.4 PROSES TERJADINYA WAHAM DAN POHON MASALAH

Fase lack of human need

Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kopensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhnya tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seseorang yang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span histry).

Fase lack of self estreem

Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah.

(11)

Fase cntrl internal external

Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adequat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

Fase environment support

Adanya beberapa rang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsi nrma (Super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

Fase comforting

Klien merasa nyaman dengan keyakinan ndan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering

(12)

disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (Isolasi sosial).

Fase improving

Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien denagn cara konfrontatif serta memperkarya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.

Proses terjadinya waham menurut Stuart dan sundeen dapat dirangkum pohon masalah sebagai berikut:

Effect: RESIKO TINGGI PERILAKU KEKERASAN

(13)

2.5 MANIFESTASI KLINIS

1. Waham kebesaran

Menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berualngkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “saya ini titisan Bung Karn, punya banyak perusahaan, punya rumah diberbagai negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit”

2. Waham curiga

Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai keyakinan.

Contoh: “banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya, suster akan meracuni makanan saya”

3. Waham agama

Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus memeakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga”

(14)

4. Waham somatic

Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu /terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh: “sum sum tulang saya ksng, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya banyak ktran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang“

5. Waham nihilistic

Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai keyakinan.

Contoh: “saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah roh-roh sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia ”

Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :

1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat) Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).

2. Fungsi persepsi : Depersonalisasi dan halusinasi.

3. Fungsi emosi : Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen.

4. Fungsi motorik. : Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.

(15)

5. Fungsi sosial kesepian. : Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah. 6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul

adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.

Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu : Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan, tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.

2.6 PENATALAKSANAAN

1. Psikofarmakologi

2. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial 3. penarikan diri high potensial

4. ECT tipe katatonik 5. Psikoterapi

6. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif

2.7 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Terapi aktivitas kelompok

Kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, orientasi realita, dan sosialisasi.

(16)

Tabel 2.2. Tujuan, tipe, dan aktivitas dari terapi aktivitas kelompok

(sumber: Rawlins, Williams, dan Beck, 1993)

Tujuan Tipe Aktivitas

1. Mengembangkan stimulasi persepsi

Bibliotherapy

Menggunakan artikel, buku, sajak, puisi, surat kabar untuk

merangsang atau

menstimulasi berfikir dan mengembangkan hubungan dengan orang lain.

Stimulus dapat berbagai hal yang tujuannya melatih persepsi

2. Mengembangkan stimulasi sensoris

Musik, seni, menari.

Relaksasi

Menyediakan kegiatan mengekspresikan perasaan .

Belajar teknik relaksasi dengan cara nafas dalam, relaksasi otot, imajinasi.

3. Mengembangkan orientasi realiatas

Kelompok orientasi realitas, kelompok validasi

Fokus pada orientasi waktu, tempat, dan orang; benar dan salah; bantu memenuhi

(17)

kebutuhan 4. Mengembangkan sosialisasi Kelompok remotivasi Kelompok mengingatkan

Mengorientasikan diri dan regresi pada klien menarik realitas dalam berinteraksi atau sosialisasi.

Fokus padamengingat

1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi

Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan respons klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.

Aktivitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan: baca artikel / majalah / buku / puisi, menonton acara TV (ini merupakan stimulus yang disediakan); stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi klien yang maladaptif atau distruktif, misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negative pada orang alin, dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi klien terhadap stimulus.

(18)

1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus Sensoris

Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensoris klien. Kemudian diobservasi reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang sediakan, berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak mau menungkapkan komunikasi verbal akan terstimululasi emosi dan perasaannya, serta menampilkan respons. Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus adalah: musik, seni, menyayi, menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya, dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaan klien, dapat digunakan sebagai stimulus.

2. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi

Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan satu), kelompok, dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.

3. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas

Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada di sekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, dan rencana kedepan. Aktivitas dapat berupa: orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar, dan semua kondisi nyata.

(19)

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN WAHAM

3.1 PENGKAJIAN

Selama pengkajian perawat harus mendengarkan, memperhatikan dan mendokumentasikan semua informasi, baik melalui wawancara atau observasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat perawat gunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien waham.

1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap ?

2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh dan kesehatannya ?

3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata ?

4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya ? 5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?

6. Apakah pasien berfikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar ?

7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

(20)

Alasan masuk/dirawat

Umumnya klien dengan gangguan orientasi realita dibawa kerumah sakit karena mengungkapkan kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, marah atau merusak barang-barang yang tidak mampu mengendalikan diri.

Klien juga mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik, flight of ideas, kehilangan asosiasi, penngulangan kata-kata yang didengar. Serta klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulangkali secara berlebihan tidak sesuai dengan kenyataan. Biasanya klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut kadang panik, sangat waspada, tidak dapat menilai lingkungan/realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Waham

2. Harga diri rendah 3. Menarik diri 4. Perilaku kekerasan

3.3 INTERVENSI

Rencana keperawtan gangguan proses pikir : waham dalam bentuk strategi pelaksanaan.

(21)

no klien keluarga SPIP SPIK 1. 2. 3. 4.

Membantu orientasi realita

Memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi

Membentu pasien memenuhi

kebutuhannya

Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.

Menjelaskan pengertian tanda dan gejala waham dan jenis waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya.

Menjelaskan cara merawat pasien waham.

SP2P SP2K 1.

2.

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

Berdiskusi tentang kemampuan yang

Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan waham.

Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat langsung kepada pasien waham

(22)

3. dimiliki

Melatih kemampuan yang dimiliki

SP3P SP3K 1. 2. 3.

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur

Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (dicharge planning)

Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

(23)

BAB 4

PENUTUP

Kesimpulan

Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah waham atau delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan meskipun tidak benar secara umum.

Proses terjadinya waham diagi menjadi enam yaitu :

1. Fase Lack of Human need 2. Fase lack of self esteem 3. Fase control internal external 4. Fase environment support 5. Fase comforting

6. Fase improving

Penyebab waham karena beberapa faktor :

Faktor predisposisi

1. Genetis 2. Neurobiologis

(24)

3. Neurotransmitter 4. Psikologis

Faktor Presipitasi

1. Proses pengolahan informasi yang berlebihan 2. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal. 3. Adanya gejala pemicu

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu peristiwa 1965 dan perubahan sosial di Solo pada masa Orde Baru adalah konteks lain yang penting dilihat untuk memahami aktivisme Islam dan misi Kristen di kota

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri serta menentukan nilai Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dari ekstrak etanol bayam duri

Apabila penjualan dianggap memiliki variansi yang sama, ujilah dengan α=5%, apakah terdapat perbedaan antara penjualan dari ketiga sabun tersebut.. LATIHAN SOAL (2) Akan diuji

penelitian ini tidak menggunakan sampel karena sifat dari penelitian ini merupakan studi kasus, sehingga data yang digunakan hanya dari satu perusahaan yaitu PT Jasa Marga

Tanjung Duren Utara III/ E, Grogol Petamburan SDN PEJATEN BARAT 08 PG, Jakarta Selatan Novi Ratnasari 1701333411 SDN SUKABUMI UTARA 05 PG.. Salam III, Kebon Jeruk SMP NEGERI

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi atau usaha-usaha yang dilakukan oleh PT Pegadaian

Kista dentigerous atau kista folikular merupakan kista odontogenik yang berhubungan dengan mahkota gigi permanen pada gigi yang impaksi, gigi permanen yang tidak

Berdasarkan uraian di atas mengenai unsur – unsur pokok perilaku organisasi, maka dapat di ketahui tujuan – tujuan dari perilaku organisasi , yaitu guna membentuk