• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN ETIKA DAN PROFESI HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN ETIKA DAN PROFESI HUKUM"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN ETIKA DAN PROFESI HUKUM Oleh :

DRS.H. ADNAN QOHAR, SH (WKPA JOMBANG)

A. Pengertian Etika Dan Kode Etik Profesi

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang artinya cara berpikir, kebiasaan,

adat, perasaan, sikap, karakter, watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, ada

3 (tiga) arti yang dapat dipakai untuk kata Etika, antara lain Etika sebagai sistem nilai atau

sebagai nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau

kelompok untuk bersikap dan bertindak. Etika juga bisa diartikan sebagai kumpulan azas atau

nilai yang berkenaan dengan akhlak atau moral. Selain itu, Etika bisa juga diartikan sebagai ilmu

tentang yang baik dan yang buruk yang diterima dalam suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi

yang diteliti secara sistematis dan metodis.

Beberapa ahli telah merumuskan pengertian kata etika atau lazim juga disebut etik, yang

berasal dari kata Yunani ETHOS tersebut sebagai berikut ini :

Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku

menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku

(2)

Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai

dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Di sisi lain, etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika khusus

selanjutnya dibedakan lagi menjadi etika individual dan etika sosial. Pembedaan etika menjadi

etika umum dan etika khusus ini dipopulerkan oleh Magnis Suseno dengan istilah etika

deskriptif. Lebih lanjut Magnis Suseno menjelaskan bahwa etika umum membahas tentang

prinsip-prinsip dasar dari moral, seperti tentang pengertian etika, fungsi etika, masalah

kebebasan, tanggung jawab, dan peranan suara hati. Di lain pihak, etika khusus menerapkan

prinsip-prinsip dasar dari moral itu pada masing-masing bidang kehidupan manusia. Adapun

etika khusus yang individual memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri sedangkan etika

sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat manusia. Telah jelas, etika yang berlandaskan pada nilai-nilai moral kehidupan manusia, sangat berbeda dengan

hukum yang bertolak dari salah benar, adil atau tidak adil. Hukum merupakan instrumen

eksternal sementara moral adalah instrumen internal yang menyangkut sikap pribadi, disiplin

pribadi yang oleh karena itu etika disebut juga “disciplinary rules.”

Am Jadi ETIKA DESKRIPTIF, ialah etika yang berusaha meneropong secara kritis dan

rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai

(3)

keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

Sedang ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan

pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang

bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka

tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara uumum dapat dibagi menjadi :

1. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak

secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsipprinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur

dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan

ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teoriteori. 2. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan,

yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat

juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan

dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia

bertindak etis : Cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidakan, dan teori

serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

(4)

a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai

anggota umat manusia. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengann konsep yang dimiliki oleh individu

ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah

atau benar, buruk atau baik.

Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan

manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan

dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian diwujudkan dalam bentuk aturan (code)

tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral yang ada pada

saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam

tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.

Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena

segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu

sendiri. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh

kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit professional tersebut ada kesadaran

kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi

(5)

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat

internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.

Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan

sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk

menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tenteram,

terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah

dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak

asasi umumnya.

Dengan demikian, aturan etik adalah aturan mengenai moral atau atau berkaitan dengan

sikap moral. Filsafat etika adalah filsafat tentang moral. Moral menyangkut nilai mengenai baik

dan buruk, layak dan tidak layak, pantas dan tidak pantas.

Sehubungan teori tentang etika, Darji Darmodiharjo dan Sidharta dalam bukunya berjudul

Pokok-Pokok Filsafat Hukum menulis: “Etika berurusan dengan orthopraxis, yakni tindakan

yang benar (right action). Kapan suatu tindakan itu dipandang benar ditafsirkan secara berbeda

oleh berbagai teori (aliran) etika yang secara global bias dibagi menjadi dua, yaitu aliran

deontologist (etika kewajiban) dan aliran telelogis (etika tujuan atau manfaat).” Sedang pengertian Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata,

(6)

suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti

kumpulan peraturan yang sistematis.

Dengan demikian Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok

tertentu sebagai landasan tingkah laku seharihari di masyarakat maupun di tempat kerja.

Menurut Undang undang tetang pokok poikok kepegawaian, Kode etik profesi adalah

pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan

sehari-hari. Salah satu contoh tertua adalah ; SUMPAH HIPOKRATES, yang dipandang sebagai

kode etik pertama untuk profesi dokter.

Hipokrates adalah dokter Yunani kuno yang digelari : BAPAK ILMU KEDOKTERAN.

Beliau hidup dalam abad ke- 5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah ini merupakan

buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid-muridnya dan

meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini.

Dengan demikian etika adalah norma-norma sosial yang mengatur perilaku manusia secara

normatif tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan, merupakan

pedoman bagi manusia untuk berperilaku dalam masyarakat. Norma-norma sosial tersebut dapat

dikelompokkan dalam hal yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma moral

atau etika. Etiket hanya berlaku pada pergaulan antar sesama, sedang etika berlaku kapan saja,

(7)

Etika dalam sebuah profesi disusun dalam sebuah Kode Etik. Dengan demikian Kode

Etik dalam sebuah profesi berhubungan erat dengan nilai sosial manusia yang dibatasi oleh

norma-norma yang mengatur sikap dan tingkah laku manusia itu sendiri, agar terjadi

keseimbangan kepentingan masing-masing di dalam masyarakat. Jadi norma adalah aturan atau

kaidah yang dipakai untuk menilai sesuatu. Paling sedikit ada tiga macam norma sosial yang

menjadi pedoman bagi manusia untuk berperilaku dalam masyarakat, yaitu norma kesopanan

atau etiket, norma hukum dan norma moral atau etika. Etika atau sopan santun, mengandung

norma yang mengatakan apa yang harus kita lakukan. Selain itu baik etika maupun etiket

mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia.

Dengan demikian keduanya menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus

dilakukan.1) Rumusan konkret dari sistem etika bagi profesional dirumuskan dalam suatu kode etik

profesi yang secara harfiah berarti etika yang dikodifikasi atau, bahasa awamnya, dituliskan.

Bertens menyatakan bahwa kode etik ibarat kompas yang memberikan atau menunjukkan arah

bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di dalam masyarakat.2)

anggotanya dengan mengadakan larangan-larangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang

(8)

berpendapat bahwa kode etik profesi adalah seperangkat kaedah perilaku sebagai pedoman yang

harus dipatuhi dalam mengemban suatu profesi.4)

Maksud dan tujuan kode etik ialah untuk mengatur dan memberi kualitas kepada

pelaksanaan profesi serta untuk menjaga kehormatan dan nama baik organisasi profesi serta

untuk melindungi publik yang memerlukan jasa-jasa baik profesional. Kode etik jadinya

merupakan mekanisme pendisiplinan, pembinaan, dan pengontrolan etos kerja anggota-anggota

organisasi profesi.5)

Yang dimaksud dengan profesi adalah pekerjaan tetap sebagai pelaksanaan fungsi

kemasyarakatan berupa karya pelayanan yang pelaksanaannya dijalankan secara mandiri dengan

komitmen dan keahlian berkeilmuan dalam bidang tertentu yang pengembangannya dihayati

sebagai panggilan hidup dan terikat pada etika umum dan etika khusus (etika profesi) yang

bersumber pada semangat pengabdian terhadap sesama demi kepentingan umum, serta berakar

dalam penghormatan terhadap martabat manusia (respect for human dignity). Jadi, profesi itu

berintikan praktis ilmu secara bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah konkret yang

dihadapi seorang warga masyarakat. Pengembanan profesi mencakup bidang-bidang yang

berkaitan dengan salah satu dan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental, seperti keilahian

(9)

(jurnalis).6)

Pengemban profesi hukum memiliki dan menjalankan otoritas profesional yang bertumpu

pada kompetensi teknikal yang lebih superior. Sedangkan masyarakat yang tersandung masalah

hukum dan bersinggungan dengan profesi tersebut tidak memiliki kompetensi teknikal atau

tidak berada dalam posisi untuk menilai secara obyektif pelaksanaan kompetensi tekhnikal

pengemban profesi yang diminta pelayanan profesionalnya. Karena itu, masyarakat yang

tersandung masalah hukum dan bersinggungan dengan profesi tersebut berada dalam posisi

tidak ada pilihan lain kecuali untuk mempercayai pengemban profesi terkait. Mereka harus mempercayai bahwa pengemban profesi akan memberi pelayanan profesionalnya secara bermutu

dan bermartabat serta tidak akan menyalahgunakan situasinya, melainkan secara bermartabat.

Dan, secara bermartabat akan mengarahkan seluruh pengetahuan dan keahlian berkeilmuannya

dalam menjalankan jasa profesionalnya.7) Karena itu, sehubungan dengan nilai-nilai dan

kepentingan yang terlibat di dalamnya, maka pengemban profesi itu menuntut bahwa pengemban

profesi dalam melaksanakan pelayanan profesionalnya dijiwai sikap etika tertentu. Pengemban

profesi itu disebut etika profesi.8)

Etika profesi pada hakikatnya adalah kesanggupan untuk secara seksama berupaya

memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dengan kesungguhan, kecermatan dan keseksamaan

(10)

kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para warga masyarakat yang membutuhkannya, yang bermuatan empat kaidah pokok.

Pertama : profesi harus dipandang dan dihayati sebagai suatu pelayanan dengan tidak mengacu

pamrih.9)

Kedua : selaku mengacu kepada kepentingan atau nilai-nilai luhur sebagai norma kritik yang

memotivasi sikap dan tindakan.

Ketiga : berorientasi pada masyarakat sebagai keseluruhan.

Keempat : semangat solidaritas antar sesama rekan seprofesi demi menjaga kualitas dan martabat

profesi.10)

Dalam konteks profesi, kode etik memiliki karakteristik antara lain :

a. Merupakan produk terapan, sebab dihasilkan berdasarkan penerapan etis atas suatu profesi

tertentu.

b. Kode etik dapat berubah dan diubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (Iptek).

c. Kode etik tidak akan berlaku efektif bila keberadaannya di-drop begitu saja dari atas sebab

tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai yang hidup dalam kalangan profesi sendiri. d. Kode etik harus merupakan self-regulation (pengaturan diri) dari profesi itu sendiri yang

prinsipnya tidak dapat dipaksakan dari luar.

e. Tujuan utama dirumuskannya kode etik adalah mencegah perilaku yang tidak etis.11)

(11)

(i) menjaga dan meningkatkan kualitas moral; (ii) menjaga dan meningkatkan kualitas keterampilan teknis; dan (iii) melindungi kesejahteraan materiil para pengemban profesi.

Kesemua maksud tersebut tergantung pada prasyarat utama, yaitu menimbulkan kepatuhan bagi

yang terikat oleh kode etik tersebut.12) A. Profesi Hukum :

Dalam sistematika etika sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, menurut hemat

penulis, dapatlah diketahui bahwa etika profesi termasuk dalam bidang kajian etika sosial yakni

etika yang mebicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat masyarakat

Lalu apakah yang dikatakan profesi itu sendiri? Dan bagaimana dengan kata bekerja,

apakah berbeda dengan profesi? Profesi berbeda dengan pekerjaan. Sebelum kita mempersoalkan

tentang hakikat profesi, terlebih dahulu perlu diungkapkan bahwa manusia sendiri adalah

makhluq yang senang bekerja. Pengertian berkerja di sini harus ditafsirkan secara luas, tidak

hanya dalam arti fisik, tetapi juga psikis.

Darji Darmodiharjo dan Sidharta menyimpulkan bahwa bekerja merupakan kebutuhan bagi

setiap manusia, khususnya bagi manusia yang memasuki usia produktif. Dengan bekerja manusia

akan memperoleh kepuasan dalam dirinya. Semakin tinggi tingkat kepuasan yang ingin dicapai

oleh manusia atas pekerjaan, semakin keras upaya yang diperlukan, dengan kata lain bahwa

(12)

pula lalu semakin tinggi tuntutan persyaratannya, semakin psikis pula sifat pekerjaannya.

Persyaratan-persyaratan yang dilekatkan kepada pekerjaan itu pula yang menyebabkan suatu

pekerjaan mempunyai bobot kualitas berbeda dengan pekerjaan lain sehingga dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi persyaratan suatu pekerjaan maka semakin berkualitas pekerjaan

tersebut. Nah, nilai kualitas pekerjaan yang tertinggi itulah yang disebut dengan profesi. Beroep,

sebagaimana yang dikutip oleh Bagir Manan, mengemukakan bahwa pengertian profesi atau

profesional adalah suatu pekerjaan yang dilakukan secara bebas dan tetap untuk memberi

pelayanan berdasarkan keahlian tertentu, dan menerima imbalan atas pelayanan tersebut.

Sementara itu Darji Darmodiharjo dan Sidharta mengemukakan bahwa profesi adalah

suatu pekerjaan yang membutuhkan dan memiliki serta memenuhi sedikitnya 5 (lima)

persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki landasan intelektualitas,b. Memiliki standar kualifikasi, c. Pengabdian pada masyarakat,

d. Mendapat penghargaan di tengah masyarakat, e. Memiliki organisasi profesi.

Begitu juga halnya dengan profesi hukum. Setiap profesi hukum mempunyai fungsi dan

peranan tersendiri dalam rangka mewujudkan Pengayoman hukum berdasarkan Pancasila dalam

(13)

dalam menjalankan tugasnya masing-masing harus senantiasa menyadari, bahwa dalam proses

pemberian Pengayoman hukum, mereka harus saling isi-mengisi demi tegaknya hukum, keadilan

dan kebenaran yang sesuai dengan jiwa Negara kita yang bersifat integralistik dan kekeluargaan.13)

Profesi hukum adalah profesi untuk mewujudkan ketertiban berkeadilan yang memungkinkan manusia dapat menjalani kehidupannya secara wajar (tidak perlu tergantung

pada kekuatan fisik maupun finansial). Hal ini dikarenakan Ketertiban berkeadilan adalah

kebutuhan dasar manusia; dan Keadilan merupakan Nilai dan keutamaan yang paling luhur serta

merupakan unsur esensial dan martabat manusia.

Pengemban profesi hukum itu mencakup 4 (empat) bidang karya hukum, yaitu:

1) Penyelesaian konflik secara formal (peradilan yang melibatkan profesi hakim, Advokat, dan

Jaksa);

2) Pencegahan konflik (perancangan hukum);

3) Penyelesaian konflik secara informal (mediasi, negoisasi); dan 4) Penerapan hukum di luar konflik.14)

Profesi hukum di Indonesia meliputi semua fungsionaris utama hukum seperti hakim,

jaksa, polisi, advokat/pengacara, notaris, konsultan hukum dan ahli hukum diperusahaan.

Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana dengan kode etik profesi hukum di Indonesia

(14)

---1. Wiradharma Dannya, Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran, Bina Rupa Aksara, 1996, hlm. 7

2. Biniziad Kadafi, et al., Op. Cit., hal. 252-253, mengutip K. Bertens, Etika, cet. V, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2000, hlm.280-281.3.Biniziad Kadafi, et al., Op. Cit, mengutip Badan Pembinaan Hukum Nasional RI, Analisis dan Evaluasi Tentang

Kode Etik Advokat danKonsultan Hukum, Badan Pembinaan Hukum Nasional R.I, Jakarta 1997, hlm. 11

4. Binziad Kadafi, et al., Op. Cit., hal. 252-253.

5. Susanti Bivitri, “Kata Pengantar Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia”, Rekaman Proses Workshop Kode

Etik Advokat Indonesia Langkah Menuju Penegakan, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, Jakarta, 2004,

hal. viii, mengutip Yap Thiam Hien, Masalah Pelanggarang Kode Etik Profesi dalam Penegakan Keadilan dan

Hukum, Dalam Negara, HAM, dan Demokrasi, ed. Daniel Hutagalung, YLBHI, Jakarta, 1998.

6. Sidharta Arief. B, Pelaksanaan Kode Etik Profesi Hukum di Indonesia: Rekaman Proses Workshop Kode Etik

Advokat Indonesia, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 41)

7. Ibid.

8. Ibid. hlm. 18 9.

. Ibid. I0. Ibid.

11. Binziad Kadafi, et. Al., Advokat Indonesia Mencari Legitimas; Sudi Tentang Tanggung Jawab Profesi Hukum di

(15)

13. Purwoto S. Gandasubrata, Renungan Hukum, Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) Cabang Mahkamah Agung RI, 1998,

hlm. 33

14. Sidharta Arief. B, Op. Cit., hlm. 18

KAMIS, 01 DESEMBER 2011

pengertian ETIKA PROFESI HUKUM

Etika dalam berprofesi dalam bidang hukum harus sangat diperhatikan bagi mereka yang berprofesi sepeti demikian. Karena ini berhubungan dengan suatu akhlak yang dimiliki oleh seorang yang berprofesi sebagai ahli hukum di bidangnya masing-masing.

Bertens (1994) menjelaskan pengertian etika , Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos dalam bentuk tunggal yang berarti adat kebiasaan, adat istiadat, akhlak yang baik. Bentuk jamak dari ethos adalah ta etha artinya adat kebiasaan. Dari bentuk jamak ini terbentuklah istilah Etika yang oleh filsuf Yunani.

(16)

kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini disebut juga sebagai “sistem nilai” dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya Etika orang Jawa. Etika agama Budha. (2)Etika dipakai dalam arti : kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud di sini adalah kode etik, misalnya Kode Etik Advokat Indonesia, Kode Etik Notaris Indonesia. (3)Etika dipakai dalam arti : ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Arti Etika di sini sama dengan filsafat moral.

Pengertian Bertens yang demikian (pada nomor 1 dan 2) apabila dihubungkan dengan profesi hukum maka lebih relevan dengan perilaku seseorang yang berprofesi hukum, karena kedua arti tersebut berkenaan dengan perilaku seseorang atau kelompok profesi hukum. Misalnya advokat tidak bermoral, artinya perbuatan advokat itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral yang berlaku dalam kelompok profesi advokat. Dihubungkan dengan arti yang kedua, Etika Profesi Hukum berarti Kode Etik Profesi Hukum.

Jadi dapat disimpulkan bahwa etika profesi hukum dapat diartikan sebagai sekelompok orang atau orang yang bermoral baik dalam menjalankan profesinya dibidang hukum. Di bidang hukum ada trdapat beberapa profesi yang mempunyai kode etik yang berbeda-beda pula seperti Advokat, Notaris, Jaksa, Polisi, Hakim dan lain-lain.

Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi dan Kode

Etik Profesi

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “

Ethikos”

yang berati timbul

dari kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai

atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,

buruk dan tanggung jawab.

Berikut ini merupakan dua sifat etika, yaitu :

Ø Non-empirisFilsafat digolongkan sebagai ilmu non empiris. Ilmu

empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret.

Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang

kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala

kongkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada

apa yang kongkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya

tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

(17)

kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri

argumentasi yang tahan uji.

Perbedaan antara Etika dengan Etiket yaitu, Etika menyangkut

cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari

perbuatan itu sendiri. Contohnya : Dilarang mengambil barang milik

orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin

sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma

etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan

tangan kanan atau tangan kiri. Sedangkan Etiket hanya berlaku dalam

situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila

tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket

tidak berlaku. Contohnya : Saya sedang makan bersama bersama teman

sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap

melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada

orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan

cara demikian.

Pengertian Profesi

Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya

memerlukan atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan

teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian yang diperoleh dari

lembaga pendidikan khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum

yang dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang menekuni suatu

profesi tertentu disebut professional, sedangkan professional sendiri

mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan orang yang

menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang

dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya.

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari profesi, yaitu :

Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis

Seorang professional harus memiliki pengetahuan teoretis dan

keterampilan mengenai bidang teknik yang ditekuni dan bisa diterapkan

dalam pelaksanaanya atau prakteknya dalam kehidupan sehari-hari.

Asosiasi Profesional

(18)

Pendidikan yang Ekstensi

Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama

dalam jenjang pendidikan tinggi. Seorang professional dalam bidang

teknik mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi baik itu dalam

suatu pendidikan formal ataupun non formal.

Ujian Kompetisi

Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan

untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.

Pelatihan institutional

Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan

istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis

sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan

melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.

Lisensi

Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga

hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

Otonomi kerja

Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis

mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

Kode etik

Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan

prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

Mengatur diri

Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa

campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih

senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling

tinggi.

(19)

Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan

selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter

berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

Status dan imbalan yang tinggi

Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan

imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap

sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi

masyarakat.

Pengertian Etika Profesi

Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 )

adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan

professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian

sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban

terhadap masyarakat.

Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional

tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa

yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan

perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus

dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar

professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau

nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang

tidak professional.

Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi

1.

Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan

2.

Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan

3.

Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi

4.

Sumber :

5.

http://www.scribd.com/doc/53705586/39/Pengertian-Profesi-dan-ciri-cirinya

(20)

7.

http://felix3utama.wordpress.com/2008/12/01/pengertian-dalam-etika-profesi/

Arsip Tag:

pengertian etika

profesi menurut para ahli

Februari 23, 2012

etika#2

By ardiyo47

lanjut nih masih tentang mata kuliah etika profesi, kalo postingan sebelumnya tentang pengertian etika. Nah sekarang, mengenai hubungan etika,hhmm… apa normal-normal ajah atau lagi galau.. (*walah ngaco )… Ada tiga yang dibahas,, Hubungan antara ETIKA dan ADAT-ISTIADAT, Hubungan antara ETIKA dan AGAMA, dan Hubungan antara ETIKA dan KEHIDUPAN KAMPUS,,,, (waoooww,, player juga nih etika HaaH *walah ngaco lagih )…

langsung aja deh..

1. Hubungan antara ETIKA dan ADAT-ISTIADAT

Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.

Adat istiadat dapat dimaksudkan dengan Etika perangai yang diartikan sebagai kebiasaan yang

menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di daerah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku. (Sumaryono (1995))

2. Hubungan antara ETIKA dan AGAMA

Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi.

Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

( Etika Profesi, 2006).

3. Hubungan antara ETIKA dan KEHIDUPAN KAMPUS

Etika adalah aturan mengenai nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi seseorang atau suatu kelompok dalam melaksanakan kegiatannya.

(21)

Etika kehidupan kampus adalah nilai atau aturan yang berkaitan dengan integritas warga kampus dalam hubungan satu sama lain sebagai komunitas intelektual. (kalo yang ini ane lupa sumbernya, kata-katanya juga udah di obok-obok, toooeeeeeeeeeenngg..)

.

.

.

.

.

ada bonus tambahan….. (yyeeeeeeeee….)

4. Perbedaan antara ETIKA dan HUKUM

• Etika berlaku untuk lingkungan profesi, hokum(ini otomatis yah, bukan kesalahan nulis) berlaku untuk umum.

• Etika disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hukum (kalo yang ini emang niat ngedit) disusun oleh badan pemerintahan.

• Sanksi terhadap pelanggaran etika berupa tuntunan, sedangkan pada hokum(ini juag otomatis yah, bukan kesalahan nulis) berupa tuntutan.

Tinggalkan Komentar | tags: Hubungan antara ETIKA dan ADAT-ISTIADAT,Hubungan antara ETIKA dan AGAMA, Hubungan antara ETIKA dan KEHIDUPAN KAMPUS, pengertian etika profesi menurut para ahli, Perbedaan antara ETIKA dan HUKUM | posted

in tugas

Februari 23, 2012

pengertian etika dan etika

profesi

(22)

Berbagai ~pengertian etika dan etika profesi~ menurut beberapa ahli yang disadur dari beberapa weblog dan website.

Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama

APA SIH ETIKA ITU ??

ETIKA

 Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. (menurut Rosita noer).

 Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.(wikipedia)

 Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. (menurut Drs. O.P. Simorangkir)

 Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. (menurut Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat)

 Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. (menurut Drs. H. Burhanudin Salam)

Referensi :

(23)

b) http://id.wikipedia.org/wiki/Etika

c) Noer, Rosita.1998. Menggugah Etika Bisnis Orde Baru. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.

etika udah,

sekarang mengenai profesi

PROFESI

 Pengertian profesi menurut Osnstien dan Live 1984: Melayani masyarakat, merupakan karir yang dilakukan sepanjang hayat. Melakukan bidang dan ilmu dan kerampilan tertentu. Memerlukan latihan khusus dalam jangka waktu yang lama. Melakukan status social dan ekonomi yang tinggi.

 Pengertian profesional menurut Sanusi et all (1991) mengatakan bahwa profesi adalah: Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikan yang menentukan (erusial)

 Profesi adalah dapat dirumuskan sebagai pekerjaan tetap berupa pelayanan (service occupation).

 menurut De George Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

 profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan

(occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai.

Referensi :

a) http://beautifulindonesiaandpeace.blogspot.com/2009/01/makalah-profesi-keguruan.html b) http://bahasa.kompasiana.com/2011/04/29/politisikus-pekerjaan-atau-profesi/http://blog.uin-malang.ac.id/ilyasbima/2011/06/17/pengertian-profesi/

c) http://choeycahpemalang.blogspot.com/2008/04/etika-profesi.html

~pengertian etika profesi menurut beberapa ahli~

Etika Profesi adalah..

(24)

 Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.

 Sumber : http://bahasa.kompasiana.com/2011/04/29/politisikus-pekerjaan-atau-profesi/

 Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.

 Sumber : http://choeycahpemalang.blogspot.com/2008/04/etika-profesi.html

 Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science,

medis/dokter, dan sebagainya.

 Sumber : http://siskominfo.blogspot.com/2009/04/etika-profesi-pertemuan-3.html

 Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).

 Sumber : http://terorblade.blogspot.com/2011/09/pengertian-profesi-etika-profesi.html

 Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)

Sumber : http://www.lodaya.web.id/?p=522

~pengertian etika dan etika profesi menurut beberapa ahli~

Referensi

Dokumen terkait

Target khusus dalam penelitian ini adalah memberikan informasi khusus bagi guru pendidikan jasmani “bagaimana tingkat Kemampuan Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Judul Penelitian : Efektivitas Beberapa Formula Pupuk Hayati Rhizobium Toleran Masam Pada Tanaman Kedelai di Tanah Masam Ultisol.. Menyatakan dengan

Petani sayur adalah merupakan suatu pekerjaan yang dimana penghasilannya tidak menentu dan tidak tetap, pengeluaran dan kebutuhan mereka untuk keluarga juga sangat

Pertama, terkait dengan kemampuan puskesmas untuk menyelengarakan pelayanan secara handal dan akurat, sesuai masalah yang ada dilapangan menunjukan ketidak pastian

Pada proses  frying diharapkan mi yang keluar mempunyai kadar air antara 2,5-3,5% (tergantung dari jenis produk) sehingga mi menjadi matang, kaku dan awet. Media

Persentase jumlah asini yang imunoreaktif continuous, incontinuous dan tidak imunoreaktif dapat digunakan sebagai indikator untuk memprediksi keganasan pada hiperplasia

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai layanan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja pada siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Mempawah.Metode yang

a: baik sekali (sesuai dengan standar pada tingkat intensif) b: baik (sesuai dengan standar pada tingkat semi intensif) c: cukup (sesuai dengan standar pada tingkat rendah) d: