PENGERTIAN ETIKA DAN PROFESI HUKUM Oleh :
DRS.H. ADNAN QOHAR, SH (WKPA JOMBANG)
A. Pengertian Etika Dan Kode Etik Profesi
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang artinya cara berpikir, kebiasaan,
adat, perasaan, sikap, karakter, watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, ada
3 (tiga) arti yang dapat dipakai untuk kata Etika, antara lain Etika sebagai sistem nilai atau
sebagai nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau
kelompok untuk bersikap dan bertindak. Etika juga bisa diartikan sebagai kumpulan azas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlak atau moral. Selain itu, Etika bisa juga diartikan sebagai ilmu
tentang yang baik dan yang buruk yang diterima dalam suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi
yang diteliti secara sistematis dan metodis.
Beberapa ahli telah merumuskan pengertian kata etika atau lazim juga disebut etik, yang
berasal dari kata Yunani ETHOS tersebut sebagai berikut ini :
Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Di sisi lain, etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika khusus
selanjutnya dibedakan lagi menjadi etika individual dan etika sosial. Pembedaan etika menjadi
etika umum dan etika khusus ini dipopulerkan oleh Magnis Suseno dengan istilah etika
deskriptif. Lebih lanjut Magnis Suseno menjelaskan bahwa etika umum membahas tentang
prinsip-prinsip dasar dari moral, seperti tentang pengertian etika, fungsi etika, masalah
kebebasan, tanggung jawab, dan peranan suara hati. Di lain pihak, etika khusus menerapkan
prinsip-prinsip dasar dari moral itu pada masing-masing bidang kehidupan manusia. Adapun
etika khusus yang individual memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri sedangkan etika
sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat manusia. Telah jelas, etika yang berlandaskan pada nilai-nilai moral kehidupan manusia, sangat berbeda dengan
hukum yang bertolak dari salah benar, adil atau tidak adil. Hukum merupakan instrumen
eksternal sementara moral adalah instrumen internal yang menyangkut sikap pribadi, disiplin
pribadi yang oleh karena itu etika disebut juga “disciplinary rules.”
Am Jadi ETIKA DESKRIPTIF, ialah etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
Sedang ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara uumum dapat dibagi menjadi :
1. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsipprinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan
ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teoriteori. 2. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan,
yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat
juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan
dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia
bertindak etis : Cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidakan, dan teori
serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai
anggota umat manusia. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengann konsep yang dimiliki oleh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik.
Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan
manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan
dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian diwujudkan dalam bentuk aturan (code)
tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral yang ada pada
saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena
segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu
sendiri. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh
kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit professional tersebut ada kesadaran
kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat
internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.
Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan
sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk
menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tenteram,
terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah
dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak
asasi umumnya.
Dengan demikian, aturan etik adalah aturan mengenai moral atau atau berkaitan dengan
sikap moral. Filsafat etika adalah filsafat tentang moral. Moral menyangkut nilai mengenai baik
dan buruk, layak dan tidak layak, pantas dan tidak pantas.
Sehubungan teori tentang etika, Darji Darmodiharjo dan Sidharta dalam bukunya berjudul
Pokok-Pokok Filsafat Hukum menulis: “Etika berurusan dengan orthopraxis, yakni tindakan
yang benar (right action). Kapan suatu tindakan itu dipandang benar ditafsirkan secara berbeda
oleh berbagai teori (aliran) etika yang secara global bias dibagi menjadi dua, yaitu aliran
deontologist (etika kewajiban) dan aliran telelogis (etika tujuan atau manfaat).” Sedang pengertian Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata,
suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti
kumpulan peraturan yang sistematis.
Dengan demikian Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok
tertentu sebagai landasan tingkah laku seharihari di masyarakat maupun di tempat kerja.
Menurut Undang undang tetang pokok poikok kepegawaian, Kode etik profesi adalah
pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu contoh tertua adalah ; SUMPAH HIPOKRATES, yang dipandang sebagai
kode etik pertama untuk profesi dokter.
Hipokrates adalah dokter Yunani kuno yang digelari : BAPAK ILMU KEDOKTERAN.
Beliau hidup dalam abad ke- 5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah ini merupakan
buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid-muridnya dan
meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini.
Dengan demikian etika adalah norma-norma sosial yang mengatur perilaku manusia secara
normatif tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan, merupakan
pedoman bagi manusia untuk berperilaku dalam masyarakat. Norma-norma sosial tersebut dapat
dikelompokkan dalam hal yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma moral
atau etika. Etiket hanya berlaku pada pergaulan antar sesama, sedang etika berlaku kapan saja,
Etika dalam sebuah profesi disusun dalam sebuah Kode Etik. Dengan demikian Kode
Etik dalam sebuah profesi berhubungan erat dengan nilai sosial manusia yang dibatasi oleh
norma-norma yang mengatur sikap dan tingkah laku manusia itu sendiri, agar terjadi
keseimbangan kepentingan masing-masing di dalam masyarakat. Jadi norma adalah aturan atau
kaidah yang dipakai untuk menilai sesuatu. Paling sedikit ada tiga macam norma sosial yang
menjadi pedoman bagi manusia untuk berperilaku dalam masyarakat, yaitu norma kesopanan
atau etiket, norma hukum dan norma moral atau etika. Etika atau sopan santun, mengandung
norma yang mengatakan apa yang harus kita lakukan. Selain itu baik etika maupun etiket
mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia.
Dengan demikian keduanya menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus
dilakukan.1) Rumusan konkret dari sistem etika bagi profesional dirumuskan dalam suatu kode etik
profesi yang secara harfiah berarti etika yang dikodifikasi atau, bahasa awamnya, dituliskan.
Bertens menyatakan bahwa kode etik ibarat kompas yang memberikan atau menunjukkan arah
bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di dalam masyarakat.2)
anggotanya dengan mengadakan larangan-larangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
berpendapat bahwa kode etik profesi adalah seperangkat kaedah perilaku sebagai pedoman yang
harus dipatuhi dalam mengemban suatu profesi.4)
Maksud dan tujuan kode etik ialah untuk mengatur dan memberi kualitas kepada
pelaksanaan profesi serta untuk menjaga kehormatan dan nama baik organisasi profesi serta
untuk melindungi publik yang memerlukan jasa-jasa baik profesional. Kode etik jadinya
merupakan mekanisme pendisiplinan, pembinaan, dan pengontrolan etos kerja anggota-anggota
organisasi profesi.5)
Yang dimaksud dengan profesi adalah pekerjaan tetap sebagai pelaksanaan fungsi
kemasyarakatan berupa karya pelayanan yang pelaksanaannya dijalankan secara mandiri dengan
komitmen dan keahlian berkeilmuan dalam bidang tertentu yang pengembangannya dihayati
sebagai panggilan hidup dan terikat pada etika umum dan etika khusus (etika profesi) yang
bersumber pada semangat pengabdian terhadap sesama demi kepentingan umum, serta berakar
dalam penghormatan terhadap martabat manusia (respect for human dignity). Jadi, profesi itu
berintikan praktis ilmu secara bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah konkret yang
dihadapi seorang warga masyarakat. Pengembanan profesi mencakup bidang-bidang yang
berkaitan dengan salah satu dan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental, seperti keilahian
(jurnalis).6)
Pengemban profesi hukum memiliki dan menjalankan otoritas profesional yang bertumpu
pada kompetensi teknikal yang lebih superior. Sedangkan masyarakat yang tersandung masalah
hukum dan bersinggungan dengan profesi tersebut tidak memiliki kompetensi teknikal atau
tidak berada dalam posisi untuk menilai secara obyektif pelaksanaan kompetensi tekhnikal
pengemban profesi yang diminta pelayanan profesionalnya. Karena itu, masyarakat yang
tersandung masalah hukum dan bersinggungan dengan profesi tersebut berada dalam posisi
tidak ada pilihan lain kecuali untuk mempercayai pengemban profesi terkait. Mereka harus mempercayai bahwa pengemban profesi akan memberi pelayanan profesionalnya secara bermutu
dan bermartabat serta tidak akan menyalahgunakan situasinya, melainkan secara bermartabat.
Dan, secara bermartabat akan mengarahkan seluruh pengetahuan dan keahlian berkeilmuannya
dalam menjalankan jasa profesionalnya.7) Karena itu, sehubungan dengan nilai-nilai dan
kepentingan yang terlibat di dalamnya, maka pengemban profesi itu menuntut bahwa pengemban
profesi dalam melaksanakan pelayanan profesionalnya dijiwai sikap etika tertentu. Pengemban
profesi itu disebut etika profesi.8)
Etika profesi pada hakikatnya adalah kesanggupan untuk secara seksama berupaya
memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dengan kesungguhan, kecermatan dan keseksamaan
kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para warga masyarakat yang membutuhkannya, yang bermuatan empat kaidah pokok.
Pertama : profesi harus dipandang dan dihayati sebagai suatu pelayanan dengan tidak mengacu
pamrih.9)
Kedua : selaku mengacu kepada kepentingan atau nilai-nilai luhur sebagai norma kritik yang
memotivasi sikap dan tindakan.
Ketiga : berorientasi pada masyarakat sebagai keseluruhan.
Keempat : semangat solidaritas antar sesama rekan seprofesi demi menjaga kualitas dan martabat
profesi.10)
Dalam konteks profesi, kode etik memiliki karakteristik antara lain :
a. Merupakan produk terapan, sebab dihasilkan berdasarkan penerapan etis atas suatu profesi
tertentu.
b. Kode etik dapat berubah dan diubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek).
c. Kode etik tidak akan berlaku efektif bila keberadaannya di-drop begitu saja dari atas sebab
tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai yang hidup dalam kalangan profesi sendiri. d. Kode etik harus merupakan self-regulation (pengaturan diri) dari profesi itu sendiri yang
prinsipnya tidak dapat dipaksakan dari luar.
e. Tujuan utama dirumuskannya kode etik adalah mencegah perilaku yang tidak etis.11)
(i) menjaga dan meningkatkan kualitas moral; (ii) menjaga dan meningkatkan kualitas keterampilan teknis; dan (iii) melindungi kesejahteraan materiil para pengemban profesi.
Kesemua maksud tersebut tergantung pada prasyarat utama, yaitu menimbulkan kepatuhan bagi
yang terikat oleh kode etik tersebut.12) A. Profesi Hukum :
Dalam sistematika etika sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, menurut hemat
penulis, dapatlah diketahui bahwa etika profesi termasuk dalam bidang kajian etika sosial yakni
etika yang mebicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat masyarakat
Lalu apakah yang dikatakan profesi itu sendiri? Dan bagaimana dengan kata bekerja,
apakah berbeda dengan profesi? Profesi berbeda dengan pekerjaan. Sebelum kita mempersoalkan
tentang hakikat profesi, terlebih dahulu perlu diungkapkan bahwa manusia sendiri adalah
makhluq yang senang bekerja. Pengertian berkerja di sini harus ditafsirkan secara luas, tidak
hanya dalam arti fisik, tetapi juga psikis.
Darji Darmodiharjo dan Sidharta menyimpulkan bahwa bekerja merupakan kebutuhan bagi
setiap manusia, khususnya bagi manusia yang memasuki usia produktif. Dengan bekerja manusia
akan memperoleh kepuasan dalam dirinya. Semakin tinggi tingkat kepuasan yang ingin dicapai
oleh manusia atas pekerjaan, semakin keras upaya yang diperlukan, dengan kata lain bahwa
pula lalu semakin tinggi tuntutan persyaratannya, semakin psikis pula sifat pekerjaannya.
Persyaratan-persyaratan yang dilekatkan kepada pekerjaan itu pula yang menyebabkan suatu
pekerjaan mempunyai bobot kualitas berbeda dengan pekerjaan lain sehingga dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi persyaratan suatu pekerjaan maka semakin berkualitas pekerjaan
tersebut. Nah, nilai kualitas pekerjaan yang tertinggi itulah yang disebut dengan profesi. Beroep,
sebagaimana yang dikutip oleh Bagir Manan, mengemukakan bahwa pengertian profesi atau
profesional adalah suatu pekerjaan yang dilakukan secara bebas dan tetap untuk memberi
pelayanan berdasarkan keahlian tertentu, dan menerima imbalan atas pelayanan tersebut.
Sementara itu Darji Darmodiharjo dan Sidharta mengemukakan bahwa profesi adalah
suatu pekerjaan yang membutuhkan dan memiliki serta memenuhi sedikitnya 5 (lima)
persyaratan sebagai berikut :
a. Memiliki landasan intelektualitas,b. Memiliki standar kualifikasi, c. Pengabdian pada masyarakat,
d. Mendapat penghargaan di tengah masyarakat, e. Memiliki organisasi profesi.
Begitu juga halnya dengan profesi hukum. Setiap profesi hukum mempunyai fungsi dan
peranan tersendiri dalam rangka mewujudkan Pengayoman hukum berdasarkan Pancasila dalam
dalam menjalankan tugasnya masing-masing harus senantiasa menyadari, bahwa dalam proses
pemberian Pengayoman hukum, mereka harus saling isi-mengisi demi tegaknya hukum, keadilan
dan kebenaran yang sesuai dengan jiwa Negara kita yang bersifat integralistik dan kekeluargaan.13)
Profesi hukum adalah profesi untuk mewujudkan ketertiban berkeadilan yang memungkinkan manusia dapat menjalani kehidupannya secara wajar (tidak perlu tergantung
pada kekuatan fisik maupun finansial). Hal ini dikarenakan Ketertiban berkeadilan adalah
kebutuhan dasar manusia; dan Keadilan merupakan Nilai dan keutamaan yang paling luhur serta
merupakan unsur esensial dan martabat manusia.
Pengemban profesi hukum itu mencakup 4 (empat) bidang karya hukum, yaitu:
1) Penyelesaian konflik secara formal (peradilan yang melibatkan profesi hakim, Advokat, dan
Jaksa);
2) Pencegahan konflik (perancangan hukum);
3) Penyelesaian konflik secara informal (mediasi, negoisasi); dan 4) Penerapan hukum di luar konflik.14)
Profesi hukum di Indonesia meliputi semua fungsionaris utama hukum seperti hakim,
jaksa, polisi, advokat/pengacara, notaris, konsultan hukum dan ahli hukum diperusahaan.
Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana dengan kode etik profesi hukum di Indonesia
---1. Wiradharma Dannya, Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran, Bina Rupa Aksara, 1996, hlm. 7
2. Biniziad Kadafi, et al., Op. Cit., hal. 252-253, mengutip K. Bertens, Etika, cet. V, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2000, hlm.280-281.3.Biniziad Kadafi, et al., Op. Cit, mengutip Badan Pembinaan Hukum Nasional RI, Analisis dan Evaluasi Tentang
Kode Etik Advokat danKonsultan Hukum, Badan Pembinaan Hukum Nasional R.I, Jakarta 1997, hlm. 11
4. Binziad Kadafi, et al., Op. Cit., hal. 252-253.
5. Susanti Bivitri, “Kata Pengantar Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia”, Rekaman Proses Workshop Kode
Etik Advokat Indonesia Langkah Menuju Penegakan, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, Jakarta, 2004,
hal. viii, mengutip Yap Thiam Hien, Masalah Pelanggarang Kode Etik Profesi dalam Penegakan Keadilan dan
Hukum, Dalam Negara, HAM, dan Demokrasi, ed. Daniel Hutagalung, YLBHI, Jakarta, 1998.
6. Sidharta Arief. B, Pelaksanaan Kode Etik Profesi Hukum di Indonesia: Rekaman Proses Workshop Kode Etik
Advokat Indonesia, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 41)
7. Ibid.
8. Ibid. hlm. 18 9.
. Ibid. I0. Ibid.
11. Binziad Kadafi, et. Al., Advokat Indonesia Mencari Legitimas; Sudi Tentang Tanggung Jawab Profesi Hukum di
13. Purwoto S. Gandasubrata, Renungan Hukum, Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) Cabang Mahkamah Agung RI, 1998,
hlm. 33
14. Sidharta Arief. B, Op. Cit., hlm. 18
KAMIS, 01 DESEMBER 2011
pengertian ETIKA PROFESI HUKUM
Etika dalam berprofesi dalam bidang hukum harus sangat diperhatikan bagi mereka yang berprofesi sepeti demikian. Karena ini berhubungan dengan suatu akhlak yang dimiliki oleh seorang yang berprofesi sebagai ahli hukum di bidangnya masing-masing.
Bertens (1994) menjelaskan pengertian etika , Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos dalam bentuk tunggal yang berarti adat kebiasaan, adat istiadat, akhlak yang baik. Bentuk jamak dari ethos adalah ta etha artinya adat kebiasaan. Dari bentuk jamak ini terbentuklah istilah Etika yang oleh filsuf Yunani.
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini disebut juga sebagai “sistem nilai” dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya Etika orang Jawa. Etika agama Budha. (2)Etika dipakai dalam arti : kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud di sini adalah kode etik, misalnya Kode Etik Advokat Indonesia, Kode Etik Notaris Indonesia. (3)Etika dipakai dalam arti : ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Arti Etika di sini sama dengan filsafat moral.
Pengertian Bertens yang demikian (pada nomor 1 dan 2) apabila dihubungkan dengan profesi hukum maka lebih relevan dengan perilaku seseorang yang berprofesi hukum, karena kedua arti tersebut berkenaan dengan perilaku seseorang atau kelompok profesi hukum. Misalnya advokat tidak bermoral, artinya perbuatan advokat itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral yang berlaku dalam kelompok profesi advokat. Dihubungkan dengan arti yang kedua, Etika Profesi Hukum berarti Kode Etik Profesi Hukum.
Jadi dapat disimpulkan bahwa etika profesi hukum dapat diartikan sebagai sekelompok orang atau orang yang bermoral baik dalam menjalankan profesinya dibidang hukum. Di bidang hukum ada trdapat beberapa profesi yang mempunyai kode etik yang berbeda-beda pula seperti Advokat, Notaris, Jaksa, Polisi, Hakim dan lain-lain.
Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi dan Kode
Etik Profesi
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “
Ethikos”
yang berati timbul
dari kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk dan tanggung jawab.
Berikut ini merupakan dua sifat etika, yaitu :
Ø Non-empirisFilsafat digolongkan sebagai ilmu non empiris. Ilmu
empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret.
Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang
kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala
kongkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada
apa yang kongkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya
tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri
argumentasi yang tahan uji.
Perbedaan antara Etika dengan Etiket yaitu, Etika menyangkut
cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari
perbuatan itu sendiri. Contohnya : Dilarang mengambil barang milik
orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin
sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma
etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan
tangan kanan atau tangan kiri. Sedangkan Etiket hanya berlaku dalam
situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila
tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket
tidak berlaku. Contohnya : Saya sedang makan bersama bersama teman
sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap
melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada
orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan
cara demikian.
Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya
memerlukan atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan
teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian yang diperoleh dari
lembaga pendidikan khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum
yang dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang menekuni suatu
profesi tertentu disebut professional, sedangkan professional sendiri
mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan orang yang
menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang
dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya.
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari profesi, yaitu :
Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis
Seorang professional harus memiliki pengetahuan teoretis dan
keterampilan mengenai bidang teknik yang ditekuni dan bisa diterapkan
dalam pelaksanaanya atau prakteknya dalam kehidupan sehari-hari.
Asosiasi Profesional
Pendidikan yang Ekstensi
Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama
dalam jenjang pendidikan tinggi. Seorang professional dalam bidang
teknik mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi baik itu dalam
suatu pendidikan formal ataupun non formal.
Ujian Kompetisi
Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan
untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
Pelatihan institutional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan
istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan
melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
Lisensi
Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga
hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
Otonomi kerja
Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis
mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
Kode etik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
Mengatur diri
Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa
campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih
senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling
tinggi.
Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan
selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter
berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
Status dan imbalan yang tinggi
Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan
imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap
sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi
masyarakat.
Pengertian Etika Profesi
Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 )
adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian
sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa
yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan
perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar
professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak professional.
Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi
1.
Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan2.
Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan3.
Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi4.
Sumber :
5.
http://www.scribd.com/doc/53705586/39/Pengertian-Profesi-dan-ciri-cirinya
7.
http://felix3utama.wordpress.com/2008/12/01/pengertian-dalam-etika-profesi/
Arsip Tag:
pengertian etika
profesi menurut para ahli
Februari 23, 2012
etika#2
By ardiyo47
lanjut nih masih tentang mata kuliah etika profesi, kalo postingan sebelumnya tentang pengertian etika. Nah sekarang, mengenai hubungan etika,hhmm… apa normal-normal ajah atau lagi galau.. (*walah ngaco )… Ada tiga yang dibahas,, Hubungan antara ETIKA dan ADAT-ISTIADAT, Hubungan antara ETIKA dan AGAMA, dan Hubungan antara ETIKA dan KEHIDUPAN KAMPUS,,,, (waoooww,, player juga nih etika HaaH *walah ngaco lagih )…
langsung aja deh..
1. Hubungan antara ETIKA dan ADAT-ISTIADAT
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
Adat istiadat dapat dimaksudkan dengan Etika perangai yang diartikan sebagai kebiasaan yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di daerah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku. (Sumaryono (1995))
2. Hubungan antara ETIKA dan AGAMA
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi.
Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.
( Etika Profesi, 2006).
3. Hubungan antara ETIKA dan KEHIDUPAN KAMPUS
Etika adalah aturan mengenai nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi seseorang atau suatu kelompok dalam melaksanakan kegiatannya.
Etika kehidupan kampus adalah nilai atau aturan yang berkaitan dengan integritas warga kampus dalam hubungan satu sama lain sebagai komunitas intelektual. (kalo yang ini ane lupa sumbernya, kata-katanya juga udah di obok-obok, toooeeeeeeeeeenngg..)
.
.
.
.
.
ada bonus tambahan….. (yyeeeeeeeee….)
4. Perbedaan antara ETIKA dan HUKUM
• Etika berlaku untuk lingkungan profesi, hokum(ini otomatis yah, bukan kesalahan nulis) berlaku untuk umum.
• Etika disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hukum (kalo yang ini emang niat ngedit) disusun oleh badan pemerintahan.
• Sanksi terhadap pelanggaran etika berupa tuntunan, sedangkan pada hokum(ini juag otomatis yah, bukan kesalahan nulis) berupa tuntutan.
Tinggalkan Komentar | tags: Hubungan antara ETIKA dan ADAT-ISTIADAT,Hubungan antara ETIKA dan AGAMA, Hubungan antara ETIKA dan KEHIDUPAN KAMPUS, pengertian etika profesi menurut para ahli, Perbedaan antara ETIKA dan HUKUM | posted
in tugas
Februari 23, 2012
pengertian etika dan etika
profesi
Berbagai ~pengertian etika dan etika profesi~ menurut beberapa ahli yang disadur dari beberapa weblog dan website.
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama
APA SIH ETIKA ITU ??
ETIKA
Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. (menurut Rosita noer).
Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.(wikipedia)
Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. (menurut Drs. O.P. Simorangkir)
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. (menurut Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat)
Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. (menurut Drs. H. Burhanudin Salam)
Referensi :
b) http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
c) Noer, Rosita.1998. Menggugah Etika Bisnis Orde Baru. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.
etika udah,
sekarang mengenai profesi
PROFESI
Pengertian profesi menurut Osnstien dan Live 1984: Melayani masyarakat, merupakan karir yang dilakukan sepanjang hayat. Melakukan bidang dan ilmu dan kerampilan tertentu. Memerlukan latihan khusus dalam jangka waktu yang lama. Melakukan status social dan ekonomi yang tinggi.
Pengertian profesional menurut Sanusi et all (1991) mengatakan bahwa profesi adalah: Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikan yang menentukan (erusial)
Profesi adalah dapat dirumuskan sebagai pekerjaan tetap berupa pelayanan (service occupation).
menurut De George Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan
(occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai.
Referensi :
a) http://beautifulindonesiaandpeace.blogspot.com/2009/01/makalah-profesi-keguruan.html b) http://bahasa.kompasiana.com/2011/04/29/politisikus-pekerjaan-atau-profesi/http://blog.uin-malang.ac.id/ilyasbima/2011/06/17/pengertian-profesi/
c) http://choeycahpemalang.blogspot.com/2008/04/etika-profesi.html
~pengertian etika profesi menurut beberapa ahli~
Etika Profesi adalah..
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
Sumber : http://bahasa.kompasiana.com/2011/04/29/politisikus-pekerjaan-atau-profesi/
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Sumber : http://choeycahpemalang.blogspot.com/2008/04/etika-profesi.html
Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science,
medis/dokter, dan sebagainya.
Sumber : http://siskominfo.blogspot.com/2009/04/etika-profesi-pertemuan-3.html
Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).
Sumber : http://terorblade.blogspot.com/2011/09/pengertian-profesi-etika-profesi.html
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)
Sumber : http://www.lodaya.web.id/?p=522
~pengertian etika dan etika profesi menurut beberapa ahli~