• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Manfaat dan Biaya Cost Benefi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Manfaat dan Biaya Cost Benefi"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN ANALISA BIAYA DAN MANFAAT

(COST & BENEFIT ANALYSIS)

KELAS C

KELOMPOK:

Yan Akhbar Pamungkas (135060601111065)

Najib Azka Dalila (135060601111010)

Bagus Setiawan (135060607111014)

Friga A.P (115060601111032)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016

(2)

Rencana Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

1.1 Latar Belakang

Desa Mandiri Energi menurut Permen ESDM Tahun 2008 adalah, desa yang masyarakatnya memiliki kemampuan untuk memenuhi lebih dari 60% kebutuhan energi (listrik dan bahan bakar) dari sumber energi yang terbarukan yang dihasilkan melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat. Ketersediaan sektor peternakan pada suatu desa dapat mewujudkan terciptanya Desa Mandiri Energi melalui pengolahan limbah kotoran ternak yang diolah menjadi energi biogas. Energi biogas yang dihasilkan dari pengolahan limbah kotoran ternak kemudian dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik dan bahan bakar bagi penduduk desa setempat.

Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang terdapat beberapa desa yang memiliki ketersediaan sektor peternakan yang cukup besar, salah satunya Desa Sumbersuko. Desa Sumbersuko memiliki jumlah ketersediaan hewan ternak berupa kambing sebanyak 976 ekor, sapi lokal dan sapi perah sebanyak 1.221 ekor sapi, serta dengan jumlah 718 peternak skala rumah tangga (Kecamatan Wagir Dalam Angka 2013). Ketersediaan potensi hewan ternak tersebut ternyata masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk diolah limbah kotoran ternak yang dihasilkan menjadi biogas.

Berdasarkan kondisi dari Desa Sumbersuko, dilakukan identifikasi dan analisis karakteristik, potensi dan masalah Desa Sumbersuko untuk menentukan arahan pengembangan, berupa rencana pembangunan biodigester berbasis kotoran ternak sehingga dapat mewujudkan Desa Mandiri Energi pada Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

1.2 Rencana Proyek

Tahapan rencana proyek mencangkup penghitungan berapa kapasitas biodigester yang akan dibangun sesuai dengan potensi kotoran ternak tiap harinya pada Desa Sumbersuko, hingga penentuan berapa unit biodigester eksisting yang akan diperbaiki. Proyek terkait rencana pengembangan biodigester akan dilakukan secara menyeluruh tiap dusun yang mengacu dari hasil perhitungan potensi kotoran ternak setiap harinya pada masing-masing dusun pada Desa Sumbersuko. Berdasarkan Standar Biogas Rumah Indonesia (BIRU) Tahun 2011, setiap 1m3 biodigester membutuhkan sebanyak 10kg kotoran ternak tiap harinya.

(3)
(4)

Tabel 1 Rencana Penentuan Kapasitas Biodigester

Tahu n

Precet Kenongo Ngemplak Sumberpang Lor Sumberpang Kidul Glagah Ombo

Jumlah

2014 8164,8 816,48 5282 528,2 606,6 60,66 1528,8 152,88 957,2 95,72 2098,4 209,84 1863,78 2015 8325,8 832,58 5443 544,3 767,6 76,76 1689,8 168,98 1118,2 111,82 2259,4 225,94 1960,38 2016 8486,8 848,68 5604 560,4 928,6 92,86 1850,8 185,08 1279,2 127,92 2420,4 242,04 2056,98 2017 8647,8 864,78 5765 576,5 1089,6 108,96 2011,8 201,18 1440,2 144,02 2581,4 258,14 2153,58 2018 8808,8 880,88 5926 592,6 1250,6 125,06 2172,8 217,28 1601,2 160,12 2742,4 274,24 2250,18 2019 8969,8 896,98 6087 608,7 1411,6 141,16 2333,8 233,38 1762,2 176,22 2903,4 290,34 2346,78 2020 9130,8 913,08 6248 624,8 1572,6 157,26 2494,8 249,48 1923,2 192,32 3064,4 306,44 2443,38 2021 9291,8 929,18 6409 640,9 1733,6 173,36 2655,8 265,58 2084,2 208,42 3225,4 322,54 2539,98 2022 9452,8 945,28 6570 657 1894,6 189,46 2816,8 281,68 2245,2 224,52 3386,4 338,64 2636,58 2023 9613,8 961,38 6731 673,1 2055,6 205,56 2977,8 297,78 2406,2 240,62 3547,4 354,74 2733,18 2024 9774,8 977,48 6892 689,2 2216,6 221,66 3138,8 313,88 2567,2 256,72 3708,4 370,84 2829,78 2025 9935,8 993,58 7053 705,3 2377,6 237,76 3299,8 329,98 2728,2 272,82 3869,4 386,94 2926,38 2026 10096,8 1009,68 7214 721,4 2538,6 253,86 3460,8 346,08 2889,2 288,92 4030,4 403,04 3022,98 2027 10257,8 1025,78 7375 737,5 2699,6 269,96 3621,8 362,18 3050,2 305,02 4191,4 419,14 3119,58 2028 10418,8 1041,88 7536 753,6 2860,6 286,06 3782,8 378,28 3211,2 321,12 4352,4 435,24 3216,18 2029 10579,8 1057,98 7697 769,7 3021,6 302,16 3943,8 394,38 3372,2 337,22 4513,4 451,34 3312,78 2030 10740,8 1074,08 7858 785,8 3182,6 318,26 4104,8 410,48 3533,2 353,32 4674,4 467,44 3409,38 2031 10901,8 1090,18 8019 801,9 3343,6 334,36 4265,8 426,58 3694,2 369,42 4835,4 483,54 3505,98 2032 11062,8 1106,28 8180 818 3504,6 350,46 4426,8 442,68 3855,2 385,52 4996,4 499,64 3602,58 2033 11223,8 1122,38 8341 834,1 3665,6 366,56 4587,8 458,78 4016,2 401,62 5157,4 515,74 3699,18 2034 11384,8 1138,48 8502 850,2 3826,6 382,66 4748,8 474,88 4177,2 417,72 5318,4 531,84 3795,78

(5)

Berdasarkan Tabel 1., diketahui berapa jumlah kapasitas biodigester yang akan dibangun untuk memanfaatkan seluruh potensi kotoran ternak yang ada pada Desa Sumbersuko. Khusus untuk tahun 2014, pembangunan biodigester dalam penentuan kapasitasnya akan dikurangi dengan kapasitas biodigester eksisting, sehingga untuk tahun 2014 dibutuhkan pembangunan sebesar 1863,78 – 506 = 1357,78 m3.

Persiapan proyek terkait pengembangan biodigester juga membahas terkait rencana proyek untuk perbaikan biodigester eksisting yang rusak. Penjelasan mengenai rencana perbaikan biodigester dijelaskan pada Tabel 2 .

Tabel 2 Rencana Perbaikan Biodigester Eksisting Desa Sumbersuko

Dusun Kapasitas

Jumlah Unit Biodigester yang

Rusak Rencana

Precet

6m3 17 Perbaikan tiap unit biodigester yang

rusak.

 Arahan untuk pemanfaatan Bio-Slurry sebagai pupuk organik atau dijual.

83m3 3

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Berdasarkan Tabel, setelah diketahui berapa unit dan arahan rencana terkait perbaikan biodigester eksisitng yang rusak, maka dapat dilakukan penyusunan anggota tim proyek, wewenang dan tanggung jawab tiap tim pelaksana proyek sehingga proyek terkait pengembangan biodigester pada Desa Sumbersuko dapat dilaksanakan.

1.3 Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Proyek

Produksi Bio-Slurry menurut YAPEKA Tahun 2014 dalam sebulan untuk reaktor ukuran 4m3 sebanyak 300kg, maka apabila dibandingkan dengan supply kotoran ternak yang

dimasukkan perbulan sebanyak 20 kg perhari, maka untuk 1 bulan akan dimasukkan kotoran ternak sebanyak 20 x 30 = 600kg, sehingga kotoran yang menjadi Bio-Slurry adalah 50% dari jumlah kotoran yang dimasukkan kedalam lubang inlet. Adapun pada penghitungan potensi Bio-Slurry, sebanyak 25% diasumsikan untuk dijual (sebagai dampak langsung), sedangkan 25% lainnya diasumsikan untuk dimanfaatkan secara pribadi.

Berdasarkan Standar Biogas Rumah Indonesia (BIRU) Tahun 2011, biaya untuk pembangunan biodigester ukuran 4m3 mencapai Rp 7juta, dan pengguna harus membayar

(6)

Rp 1.750.000/m3 dan setelah dikurangi dengan bantuan hibah maka akan menjadi sebesar Rp

1.400.000/m3.)

Adapun menurut Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA) Tahun 2014 Tentang Analisis Ekonomi dalam Pemanfaatan Biogas dan Bio-Slurry, tiap 4m3 unit reaktor

biodigester dapat menghemat pemakaian elpiji untuk memasak sebesar Rp 3.240.000/tahun. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa setiap 1m3 reaktor biodigester dapat digunakan

(7)

Tabel 3 Penghitungan Pemasukan dan Pengeluaran Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko

Kegiatan Proyek 2015 2016 Periode I2017 2018 2019 2020 2021 Periode II2022 2023 2024

Pemasukan (Rupiah)

Penghematan Biaya Penerangan Rp

146.314 183.277 Rp 220.240 Rp 257.203 Rp 294.166 Rp 331.129 Rp 368.092 Rp 405.055 Rp 442.018 Rp 478.981 Rp

Penghematan Biaya Memasak Rp

636.660.000

Pemanfaatan Bio-Slurry untuk

kompos 717.225.000 Rp 896.622.500 Rp 1.076.020.000 Rp 1.255.417.500 Rp 1.434.815.000 Rp 1.614.212.500 Rp 1.793.610.000 Rp 1.973.007.500 Rp 2.152.405.000 Rp 2.331.802.500 Rp

Total Pemasukan Rp

2.073.206.314 2.591.509.277 Rp 3.109.812.240 Rp 3.628.115.203 Rp 4.146.418.166 Rp 4.664.721.129 Rp 5.183.024.092 Rp 5.701.327.055 Rp 6.219.630.018 Rp 6.737.932.981 Rp

Pengeluaran (Rupiah)

Unit Biodigester yang dibangun

(m3) 280 196,6 196,6 196,6 196,6 196,6 196,6 196,6 196,6 196,6

Biaya Konstruksi dan Installasi

Biodigester 392.000.000 Rp

Rp

Perawatan Installasi Biodigester Rp

393.000.000

Total Biaya Operasional Rp

394.434.450

786.434.450 832.972.335 Rp 875.456.604 Rp 979.827.563 Rp 1.085.185.110 Rp 1.191.529.244 Rp 1.298.859.967 Rp 1.407.177.278 Rp 1.516.481.176 Rp 1.626.771.663 Rp

(8)

2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 Pemasukan (Rupiah)

Dampak Langsung

Penjualan Bio-Slurry Rp

2.511.200.000 2.670.321.750 Rp 2.758.469.250 Rp 2.846.616.750 Rp 2.934.764.250 Rp 3.022.911.750 Rp 3.111.059.250 Rp 3.199.206.750 Rp 3.287.354.250 Rp 3.375.501.750 Rp

Dampak Tidak Langsung

Penghematan Biaya Penerangan Rp

515.945

Penghematan Biaya Memasak Rp

2.229.120.000

Pemanfaatan Bio-Slurry untuk

kompos 2.511.200.000 Rp 2.670.321.750 Rp 2.758.469.250 Rp 2.846.616.750 Rp 2.934.764.250 Rp 3.022.911.750 Rp 3.111.059.250 Rp 3.199.206.750 Rp 3.287.354.250 Rp 3.375.501.750 Rp

Total Pemasukan Rp

Unit Biodigester yang dibangun

(m3) 196,6 174,38 96,6 96,6 96,6 96,6 96,6 96,6 96,6 96,6

Biaya Konstruksi dan Installasi

Biodigester 302.764.000 Rp

Rp

Perawatan Installasi Biodigester Rp

1.435.284.737 1.532.418.888 Rp 1.586.712.338 Rp 1.641.490.551 Rp 1.696.753.528 Rp 1.752.501.267 Rp 1.808.733.769 Rp 1.865.451.034 Rp 1.922.653.062 Rp 1.980.339.853 Rp

Total Biaya Operasional Rp

1.738.048.737 1.803.405.408 Rp 1.738.181.138 Rp 1.794.311.751 Rp 1.850.927.128 Rp 1.908.027.267 Rp 1.965.612.169 Rp 2.023.681.834 Rp 2.082.236.262 Rp 2.141.275.453 Rp

Total Pengeluaran (Rupiah) Rp

(9)

1.4 Analisis Kelayakan Proyek

(10)

Tabel 4 Perhitungan Dampak Keuangan Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko

Tahun

Ke Total Pemasukan(B) Total Pengeluaran(C) Net Benefit (B-C)

Suku Bunga Net Benefit Benefit

(11)
(12)

1.4.1 NPV (Net Present Value)

NPV didefinisikan sebagai selisih antara Present Value dari komponen manfaat dan Present Value dari komponen biaya. Secara matematis rumusnya adalah sebagai berikut.

NPV=

t

(B(t))/(1+d)t

t

(C(t))/(1+d)t

Keterangan:

B(t) = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t C(t) = Besaran total dari komponen biaya pada tahun ke-t d = Tingkat bunga yang diperhitungkan

t = Jumlah tahun

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:

1. NPV > 0 Artinya investasi akan menguntungkan/layak 2. NPV < 0 Artinya investasi tidak menguntungkan/tidak layak

Perhitungan NPV pada Pengembangan Biodigester Desa Sumbersuko dengan suku bunga 10% didapat hasil sebesar Rp 34.381.373.865. Dengan hasil tersebut investasi proyek Pengembangan Biodigester layak/menguntungkan karena memiliki nilai NPV > 0.

1.4.2 BCR (Benefit Cost Ratio)

Prinsip dasar metode ini adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat efektifitas pemanfaatan biaya terhadap manfat yang diperoleh. Indeks ini dikenal sebagai indeks Benefit Cost Ratio, yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut.

BCR=NPB NPC

Keterangan:

BCR = Benefit Cost Ratio NPB = Net present benefit NPC = Net present cost

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah:

(13)

Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko memiliki BCR sebesar:

BCR=45.778.538 .383

11.397 .164 .517

¿4,016

Sehingga Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko dinyatakan layak karena memiliki nilai BCR > 1.

1.4.3 IRR (Internal Rate of Return)

IRR atau Internal Rate of Return adalah besaran yang menunjukkan harga discount rate pada saat besaran NPV = 0. Dalam hal ini IRR dapat dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

IRR=i'+ NPV

'

NPV'

NPV' '(i ' '

i')

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah:

1. IRR ≥ Suku bunga maka suatu proyek dikatakan layak 2. IRR < Suku bunga maka proyek dinyatakan tidak layak dimana:

1. NPV’dengan suku bunga 10% sebesar Rp 34.381.373.865 2. NPV’’ dengan suku bunga 12% sebesar Rp 28.636.850.014 sehingga:

IRR=10+ 34.381 .373.865

34.381.373 .865−28.636 .850 .014(12−10)

(14)

1.4.4 PBP (Payback Period)

Yang dimaksud dengan periode pengembalian atau jangka waktu pengembalian modal (Payback Period) adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas bersih (net). Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap pengeluaran (expenses) per tahun. Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda adalah sebagai berikut.

Payback Period=n+(ab)

(cb)×1tahun

Keterangan:

n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula

a = Jumlah investasi mula-mula

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1 Kriteria kelayakan:

1. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan modal lebih pendek dari pada usia ekonomis proyek.

2. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa pemulihan modal lebih lama dari pada usia ekonomis proyek yang bersangkuatan.

Berikut hasil perhitungan PBP pada Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko:

Payback Period=1+ (786.434 .450−0)

(2.071.256 .314−0)×1tahun

¿0(langsung balik modal)

1.5 Kesimpulan Analisis Kelayakan Proyek

Berdasarkan hasil perhitungan NPV, IRR, BCR dan PBP dapat dikatakan bahwa Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko layak untuk dijalankan. Berikut rincian hasil analisis kelayakan proyek.

1. NPV = Rp 34.381.373.865  NPV > 0

2. BCR = 4,016  BCR > 1

3. IRR = 21,97%  IRR ≥ suku bunga (i’) 10% dan suku bunga (i”) 12%

(15)

STUDI KASUS 2

Rencana Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

1.2 Latar Belakang

Rencana Proyek terkait Pengembangan Sistem Persampahan merupakaan wujud solusi untuk menangani kebiasaan masyarakat Desa Sumbersuko yang kerap melakukan open dumping. Kegiatan open dumping yang dilakukan dibelakang halaman rumah akan berdampak pada kesehatan ternak, dimana lokasi kandang ternak berdekatan dengan lokasi

open dumping (Hasil PRA, 2014), sehingga rencana pengembangan persampahan yang akan dilakukan berupa pengembangan kelompok binaan Bank sampah Malang secara merata tiap dusun hingga penyedian tong komposter tiap dusun. Adapun rencana Pembangunan Bank Sampah bertujuan untuk mendukung perwujudan Desa Mandiri Energi pada Desa Sumbersuko denga mengatasi masalah kesehatan pada ternak yang dikeluhkan oleh peternak akibat pencemaran udara melalui open dumping.

1.2 Rencana Proyek

Kegiatan proyek pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumbersuko secara umum bertujuan untuk mengatasi kebiasaan masyarakat yang biasa melakukan open dumping. Rencana pengembangan sistem persampahan yang direncakanan mencangkup pengembangan Kelompok Binaan Bank Sampah Malang hingga tiap dusun, serta pengadaan kegiatan komposting secara merata tiap dusun.

(16)

Tabel 5 Perhitungan Timbulan Sampah Desa Sumbersuko

Tahun PendudukJumlah Timbulan Sampah

Beban Timbulan Sampah

Liter/hari Kg/hari

2014 6878

1,0 liter/hari/orang 0,2 kg/hari/orang

6878 1375,6

2019 6964 6964 1392,8

2024 7037 7037 1407,4

2029 7111 7111 1422,2

2034 7185 7185 1437

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Tabel 6 Perhitungan Timbulan Sampah Tiap Dusun Desa Sumbersuko

Tahun Precet Kenongo Beban Timbulan Sampah (liter/hari dan kg/hari )Ngemplak Glagah

Ombo SumberpangLor SumberpangKidul

2014 910 182 2957 591 318 64 514 103 1299 260 880 176 6878 1376

2019 921 184 2994 599 322 64 520 104 1315 263 891 178 6964 1393

2024 931 186 3025 605 325 65 526 105 1329 266 900 180 7037 1407

2029 941 188 3057 611 329 66 531 106 1343 269 910 182 7111 1422

2034 951 190 3089 618 332 66 537 107 1357 271 919 184 7185 1437

Sumber: Hasil Analisis, 2014

(17)

Tabel 7 Potensi Persampahan Desa Sumbersuko Tiap Harinya Komposisi Sampah

(kg/hari) &

Keuntungan (Rp)

Sampah Eksisting

(kg/hari) Organik Plastik Kertas Logam Kain

Gelas

Kaca B3 Lainnya Medis

Asumsi 1376 85,14% 12,57% 2,29% - - -

-Rp 220.229 Rp 937.221 172.963 Rp 47.266 - - -

-Precet 182 154,95 22,88 4,17 - - -

-Rp 29.129 Rp 123.960 Rp 22.877 Rp 6.252

Kenongo Rp 94.590591 Rp 402.544503,18 Rp 74.28974,29 Rp 20.30113,53 - - -

-Ngemplak Rp 10.24364 Rp 43.59254,49 Rp 8.0458,04 Rp 2.1981,47 - - -

-Glagah Ombo Rp 16.485103 Rp 70.15287,69 Rp 12.94712,95 Rp 3.5382,36 - - -

-Sumberpang Lor Rp 41.613260 Rp 177.088221,36 Rp 32.68232,68 Rp 8.9315,95 - - -

-Sumberpang Kidul Rp 28.169176 Rp 119.880149,85 Rp 22.12322,12 Rp 6.0464,03 - - -

(18)

Berdasarkan Tabel 7, diketahui potensi saampah pada Desa Sumbersuko perharinya baik untuk cakupan wilayah desa hingga cakupan wilayah perdusun berdasarkan timbulan sampah pada tahun 2014. Keuntungan yang didapat dari sampah organik maupun anorganik seperti sampah plastik dan sampah kertas dalam perwujudannya perlu untuk dilakukan perencanaan terkait pengadaan tong komposter dan kelompok binaan Bank Sampah Malang pada Desa Sumbersuko.

Penentuan berapa tong komposter yang dapat ditambahkan terkait rencana pengadaan kegiatan komposting secara menyeluruh tiap dusunnya dilakukan untuk mencapai asumsi keuntungan potensi persampahan yang telah dijelaskan pada Tabel 7... Berikut merupakan penjelasan rencana pengadaan tong komposter secara menyeluruh tiap dusunnya yang dijelaskan pada Tabel 8..

Tabel 8 Rencana Pengadaan Tong Komposter Desa Sumbersuko

Spesifikasi Tong Komposte

r

Tahu n

Beban Timbulan Sampah (liter/hari dan kg/hari ) Prece

t Kenongo Ngemplak

Glaga h Ombo

Sumberpan

g Lor Sumberpang Kidul

Kapasitas 180 liter

yang dilengkapi

dengan kran untuk membuang rembesan

lindi.

2014 4 14 2 2 6 4 33

2019 4 14 2 2 6 4 33

2024 4 14 2 2 6 4 3

3

2029 4 14 2 3 6 4 34

2034 4 15 2 3 6 4 34

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Berdasarkan Tabel 8, diketahui jumlah tong komposter yang akan diadakan hingga 20 tahun mendatang. Pengadaan tong komposter secara menyeluruh tiap dusun bertujuan untuk menangani sampah organik pada Desa Sumbersuko. Keuntungan yang didapatkan selain keuntungan ekonomis dan ekologis yaitu hasil kompos dapat digunakan sebagai pupuk, keuntungan yang didapatkan adalah dengan arahan kegiatan komposting maka dapat memberdayakan masyarakat Desa Sumbersuko, terutama terkait pengelolaan sampah.

(19)

sebanyak 700 kg (Survei Primer, 2014). Oleh karena itu, disusun rencana pengembangan Kelompok Binaan Bank Sampah Malang hingga dapat melayani seluruh warga Desa Sumbersuko.

Berikut merupakan rencana pengadaan kantor kelompok binaan Bank Sampah Malang tiap dusunnya pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada Tabel 9 dengan denah dan bentuk ruang seperti pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Tabel 9 Rencana Pembangunan Kantor Kelompok Binaan Bank Sampah Malang Desa Sumbersuko

Rencana Lokasi Periode Pembangunan Keterangan

Pembangunan kantor bank sampah yang merupakan Kelompok Binaan Bank Sampah Malang.

Dusun Precet (1 unit )

Pembangunan unit kantor kelompok binaan Bank Sampah Malang dilakukan pada tahun 2015 mendatang secara menyeluruh tiap dusun.

Pembangunan unit kantor bank sampah dilengkapi dengan ruang penyimpanan sampah lapak untuk menampung setoran sampah dari nasabah.

Kantor bank sampah dilengkapi dengan ruang pencucian untuk membersihkan sampah setoran nasabah.

Tong komposter yang direncakanan diletakkan pada halaman kantor bank sampah yang dilengkapi pagar. Dusun Kenongo

(1 unit) Dusun Glagah Ombo

(1 unit) Dusun Sumberpang

Lor (1 unit) Dusun Sumberpang

Kidul (1 unit) Dusun Ngemplak

(1 unit) Sumber: Hasil Rencana, 2014

Gambar 1 Denah Unit Kantor Bank Sampah Desa Sumbersuko

(20)

Gambar 2 Bentuk Ruang Unit Kantor Bank Sampah Desa Sumbersuko

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Berdasarkan Tabel 9, serta pada Gambar 1 dan Gambar 2, diketahui bagaimana arahan rencana untuk proyek pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumbersuko. Hasil dari pembahasan tersebut kemudian akan digunakan pada tahapan pelaksanaan proyek selanjutnya

1.3 Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Proyek

(21)

Tabel 10 Penghitungan Pemasukan dan Pengeluaran Proyek Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko

Kegiatan Proyek 2015 2016 Periode I2017 2018 2019 2020 2021 Periode II2022 2023 2024

Pemasukan (Rupiah)

Dampak Langsung

Penjualan Sampah ke BSM

(Pengurus) (20%) 16.379.075 Rp

Rp

(Nasabah) (80%) 65.516.301 Rp

Rp

Upah Tenaga Kerja Rp

172.800.000

Pengadaan Tong Komposter Rp

5.940.000

Total Biaya Konstruksi Rp

394.740.000 40.400.000 Rp 40.804.000 Rp 41.212.040 Rp 41.624.160 Rp 42.040.402 Rp 42.460.806 Rp 42.885.414 Rp 43.314.268 Rp 43.747.411 Rp

Gaji Pengurus Bank Sampah Rp

216.000.000 218.160.000 Rp 220.341.600 Rp 222.545.016 Rp 224.770.466 Rp 227.018.171 Rp 229.288.353 Rp 231.581.236 Rp 233.897.048 Rp 236.236.019 Rp

Perawatan Unit Kantor Bank

Sampah 3.000.000 Rp

Rp

Biaya Administrasi dan Laporan Rp

1.200.000 1.212.000 Rp 1.224.120 Rp 1.236.361 Rp 1.248.725 Rp 1.261.212 Rp 1.273.824 Rp 1.286.562 Rp 1.299.428 Rp 1.312.422 Rp

Biaya Pengiriman ke Pusat BSM Rp

40.000.000

Total Biaya Operasional Rp

260.200.000

Total Pengeluaran (Rupiah) Rp

(22)

Kegiatan Proyek 2025 2026 Periode III2027 2028 2029 2030 2031 Periode IV2032 2033 2034 Pemasukan (Rupiah)

Dampak Langsung

Penjualan Sampah ke BSM

(Pengurus) (20%) 19.656.898 Rp

Rp

Gaji Pengurus Bank Sampah Rp

238.598.379 240.984.363 Rp 243.394.207 Rp 245.828.149 Rp 248.286.430 Rp 250.769.294 Rp 253.276.987 Rp 255.809.757 Rp 258.367.855 Rp 260.951.533 Rp

Perawatan Unit Kantor Bank

Sampah 3.313.866 Rp

Rp

Biaya Administrasi dan Laporan Rp

1.325.547

Biaya Pengiriman ke Pusat BSM Rp

44.184.885 44.626.734 Rp 45.073.001 Rp 45.523.731 Rp 45.978.969 Rp 46.438.758 Rp 46.903.146 Rp 47.372.177 Rp 47.845.899 Rp 48.324.358 Rp

Total Biaya Operasional Rp

287.422.677

Total Pengeluaran (Rupiah) Rp

(23)

1.4 Analisis Kelayakan Proyek

(24)

Tabel 11 Perhitungan Dampak Keuangan Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko

Tahun

Ke Total Pemasukan(B) Total Pengeluaran(C) Net Benefit (B-C)

Suku Bunga Net Benefit Benefit

(25)

1.4.1 NPV (Net Present Value)

NPV didefinisikan sebagai selisih antara Present Value dari komponen manfaat dan Present Value dari komponen biaya. Secara matematis rumusnya adalah sebagai berikut.

NPV=

t

(B(t))/(1+d)t

t

(C(t))/(1+d)t

Keterangan:

B(t) = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t C(t) = Besaran total dari komponen biaya pada tahun ke-t d = Tingkat bunga yang diperhitungkan

t = Jumlah tahun

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:

3. NPV > 0 Artinya investasi akan menguntungkan/layak 4. NPV < 0 Artinya investasi tidak menguntungkan/tidak layak

Perhitungan NPV pada Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko dengan suku bunga 10% didapat hasil sebesar Rp 922.644.238. Dengan hasil tersebut investasi proyek Pengembangan Biodigester layak/menguntungkan karena memiliki nilai NPV > 0.

1.4.2 BCR (Benefit Cost Ratio)

Prinsip dasar metode ini adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat efektifitas pemanfaatan biaya terhadap manfat yang diperoleh. Indeks ini dikenal sebagai indeks Benefit Cost Ratio, yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut.

BCR=NPB NPC

Keterangan:

BCR = Benefit Cost Ratio NPB = Net present benefit NPC = Net present cost

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah:

(26)

Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko memiliki BCR sebesar:

BCR=3.400 .457 .683

2.477 .813 .445

¿1,37

Sehingga Proyek Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko dinyatakan layak karena memiliki nilai BCR > 1.

1.4.3 IRR (Internal Rate of Return)

IRR atau Internal Rate of Return adalah besaran yang menunjukkan harga discount rate pada saat besaran NPV = 0. Dalam hal ini IRR dapat dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

IRR=i'+ NPV

'

NPV'

NPV' '(i ' '

i')

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah:

3. IRR ≥ Suku bunga maka suatu proyek dikatakan layak 4. IRR < Suku bunga maka proyek dinyatakan tidak layak dimana:

3. NPV’dengan suku bunga 10% sebesar Rp 922.644.238 4. NPV’’ dengan suku bunga 12% sebesar Rp 705.804.034 sehingga:

IRR=10+ 922.644 .238

922.644 .238−705.804 .034(12−10)

(27)

1.4.4 PBP (Payback Period)

Periode pengembalian atau jangka waktu pengembalian modal (Payback Period) adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas bersih (net). Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap pengeluaran (expenses) per tahun. Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda adalah sebagai berikut.

Payback Period=n+(ab)

(cb)×1tahun

Keterangan:

n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula

a = Jumlah investasi mula-mula

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1 Kriteria kelayakan:

1. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan modal lebih pendek dari pada usia ekonomis proyek.

2. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa pemulihan modal lebih lama dari pada usia ekonomis proyek yang bersangkuatan.

Berikut hasil perhitungan PBP pada Proyek Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko:

Payback Period=1+(654.940 .000−438.442.806)

(884.995 .495−438.442.806)×1tahun

¿0,5(5Bulan)

1.5 Kesimpulan Analisis Kelayakan Proyek

Berdasarkan hasil perhitungan NPV, IRR, BCR dan PBP dapat dikatakan bahwa Proyek Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko layak untuk dijalankan. Berikut rincian hasil analisis kelayakan proyek.

1. NPV = Rp 922.644.238 NPV > 0

2. BCR = 1,37  BCR > 1

3. IRR = 18,5%  IRR ≥ suku bunga (i’) 10% dan suku bunga (i”) 12%

(28)

5. DAFTAR PUSTAKA

6. Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Kabupaten Malang dalam Angka. Malang: BPS Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Kecamatan Wagir dalam Angka. Malang: BPS

7. BIRU (Biogas Rumah Tangga). 2010. Model Instalasi Biogas Indonesia Panduan Konstruksi. Jakarta: TIM BIRU.

8. Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia. 2008. Pedoman Umum Pengembangan Biogas Asal Ternak Bersama Masyarakat (BATAMAS). Jakarta: Departemen Pertanian.

9. Rahayu, Sugi dkk. 2009. Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Sebagai Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan Beserta Aspek Sosio Kulturalnya. Yogyakarta. Vol 13(2). (diakses pada tanggal 20 September 2014)

10. Simamora, S., Salundik. Wahyuni, S., & Surajudin. 2005. Membuat biogas pengganti bahan bakar minyak & gas dari kotoran terkan. Bogor: PT Agromedia Pustaka.

11. Wahyuni, Sri. 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

12. Wiratmana, I Putu Awing dkk. 2012. Studi Eksperimental Pengaruh Variasi Bahan Kering Terhadap Produksi dan Nilai Kalor Biogas Kotoran Sapi. Bali. Jurnal Energi dan Manufaktur Vol 5(1) hal 1-97. (diakses pada tanggal 20 September 2014)

(29)

14. Pembagian JOBDESK 15.

No 16. Nama 17. Job Description

18.

1 19. Yan Akhbar Pamungkas 20. Profil Proyek, PBP

21.

2 22. Najib Azka Dalila 23. IRR

24.

3 25. Bagus Setiawan 26. NPV

27.

4 28. Friga AP 29. BCR

Gambar

Tabel 1 Rencana Penentuan Kapasitas Biodigester
Tabel 2 Rencana Perbaikan Biodigester Eksisting Desa Sumbersuko
Tabel 3 Penghitungan Pemasukan dan Pengeluaran Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko
Tabel 4 Perhitungan Dampak Keuangan Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko
+7

Referensi

Dokumen terkait