• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan ASKEP Dengue High Fever

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan ASKEP Dengue High Fever"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pendahuluan ASKEP Dengue High Fever (DHF)

Laporan Pendahuluan ASKEP Dengue High Fever (DHF)

atau ASKEP Demam berdarah Dengue (DBD)

atau ASKEP Demam berdarah Dengue (DBD)

BAB II BAB II

TINJAUAN TEORITIS TINJAUAN TEORITIS

A.

A. Konsep MedisKonsep Medis

1.

1. DefinisiDefinisi a.

a. Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovirus. (SoedarmoDemam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovirus. (Soedarmo Sumarno, 2005).

Sumarno, 2005).  b.

 b. Dengue ialah infeksi arbovirus (Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne virus)arthropod-borne virus) akut ditularkan oleh nyamuk spesiesakut ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes. (Hasan Rusepno, 2007).

Aedes. (Hasan Rusepno, 2007). c.

c. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yangDemam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. (Hidayat A. Aziz termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. (Hidayat A. Aziz Alimul, 2008).

Alimul, 2008). 2.

2. EtiologiEtiologi

Penyebab penyakit Demam

Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue Berdarah Dengue adalah virus adalah virus Dengue. Di IDengue. Di Indonesia, virusndonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam grup B

grup B arthropediborne viarthropediborne viruses ruses (arboviruses), (arboviruses), yaitu DENyaitu DEN-1, DEN--1, DEN-2, DEN-3, 2, DEN-3, dan DEN-dan DEN-4.(Nursalam Susilaningrum, 2005).

4.(Nursalam Susilaningrum, 2005).

Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes yaitu:

Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes yaitu: a.

a. Aedes AegyptiAedes Aegypti 1)

(2)

2)

2) Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalamAdalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah. rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah. 3)

3)  Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih. Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih. 4)

4) Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari. 5)

5) Jarak Jarak terbang terbang 100 100 metermeter  b.

 b. Aedes AlbopictusAedes Albopictus 1)

1) Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, sepertiTempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, seperti  pohon pisang, pandan kaleng bekas.

 pohon pisang, pandan kaleng bekas. 2)

2) Menggigit pada waktu siang hariMenggigit pada waktu siang hari 3)

3) Jarak terbang 50 meter.Jarak terbang 50 meter. (Rampengan T H, 2007) (Rampengan T H, 2007)

3.

3. KlasifikasiKlasifikasi rajat

rajat I I : : Demam Demam disertai disertai gejala gejala klinis klinis lain lain atau atau perdarahan perdarahan spontan, spontan, uji uji turniket turniket positif,positif, trombositopenia, dan hemokosentrasi.

trombositopenia, dan hemokosentrasi. rajat

rajat II II : : Derajat Derajat I I disertai disertai perdarahan perdarahan spontan spontan dikulit dikulit atau atau perdarahan perdarahan lainlain rajat

rajat III III : : Kegagalan Kegagalan sirkulasi sirkulasi : : nadi nadi cepat cepat dan dan lemah, lemah, hipotensi, hipotensi, kulit kulit dingin dingin lembab, lembab, gelisah.gelisah. rajat

rajat IV IV : : Renjatan berat, Renjatan berat, denyut denyut nadi, nadi, dan dan tekanan tekanan darah darah tidak tidak dapat dapat diukur. diukur. Yang Yang disertai disertai dengandengan Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).

Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006). 4.

4. Manifestasi klinisManifestasi klinis a.

a. Demam tinggi selam 5-7 hariDemam tinggi selam 5-7 hari  b.

 b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma.Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma. c.

c. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria. d.

(3)

2)

2) Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalamAdalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah. rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah. 3)

3)  Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih. Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih. 4)

4) Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari. 5)

5) Jarak Jarak terbang terbang 100 100 metermeter  b.

 b. Aedes AlbopictusAedes Albopictus 1)

1) Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, sepertiTempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, seperti  pohon pisang, pandan kaleng bekas.

 pohon pisang, pandan kaleng bekas. 2)

2) Menggigit pada waktu siang hariMenggigit pada waktu siang hari 3)

3) Jarak terbang 50 meter.Jarak terbang 50 meter. (Rampengan T H, 2007) (Rampengan T H, 2007)

3.

3. KlasifikasiKlasifikasi rajat

rajat I I : : Demam Demam disertai disertai gejala gejala klinis klinis lain lain atau atau perdarahan perdarahan spontan, spontan, uji uji turniket turniket positif,positif, trombositopenia, dan hemokosentrasi.

trombositopenia, dan hemokosentrasi. rajat

rajat II II : : Derajat Derajat I I disertai disertai perdarahan perdarahan spontan spontan dikulit dikulit atau atau perdarahan perdarahan lainlain rajat

rajat III III : : Kegagalan Kegagalan sirkulasi sirkulasi : : nadi nadi cepat cepat dan dan lemah, lemah, hipotensi, hipotensi, kulit kulit dingin dingin lembab, lembab, gelisah.gelisah. rajat

rajat IV IV : : Renjatan berat, Renjatan berat, denyut denyut nadi, nadi, dan dan tekanan tekanan darah darah tidak tidak dapat dapat diukur. diukur. Yang Yang disertai disertai dengandengan Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).

Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006). 4.

4. Manifestasi klinisManifestasi klinis a.

a. Demam tinggi selam 5-7 hariDemam tinggi selam 5-7 hari  b.

 b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma.Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma. c.

c. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria. d.

(4)

e.

e.  Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan uluh hati Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan uluh hati f.

f. Sakit kepalaSakit kepala g.

g. Pembengkakan sekitar mataPembengkakan sekitar mata h.

h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah beningPembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening i.

i. Tanda dan renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadiTanda dan renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah). (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).

cepat dan lemah). (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006). 5.

5. PatofisiologiPatofisiologi a.

a. Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan kemudianVirus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida  berdaya

 berdaya untuk untuk melepaskan melepaskan histamin histamin dan dan merupakan merupakan mediator mediator kuat kuat sebagai sebagai faktor faktor meningginyameningginya  permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.  permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.  b.

 b. Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasiTerjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya (protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya  perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.

 perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. c.

c. Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnyaYang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik, Renjatan terjadi volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik, Renjatan terjadi secara akut.

secara akut. d.

d.  Nilai  Nilai hematokrit hematokrit meningkat meningkat bersamaan bersamaan dengan dengan hilangnya hilangnya plasma plasma melalui melalui endotel endotel dindingdinding  pembuluh

 pembuluh darah. darah. dan dan dengan dengan hilangnya hilangnya plasma plasma klien klien mengalami mengalami hipovolemik. hipovolemik. Apabila Apabila tidaktidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi dan Rita Yuliani, diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).

2006).

Patoflow Demam berdarah Dengue DBD atau Patoflow Dengue High Fever DHF Patoflow Demam berdarah Dengue DBD atau Patoflow Dengue High Fever DHF

(5)

1.

1. Diagnostik testDiagnostik test a.

a. Darah lengkap : hemokosentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopeniaDarah lengkap : hemokosentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia (100.000/mm

(100.000/mm33atau kurang)atau kurang)  b.

 b. Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test)Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test) c.

c. Rontgen toraks : efusi pleura. (Suriadi dan Rita Yuliani, Rontgen toraks : efusi pleura. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).2006). 2.

(6)

a. Ensefalopati dengue  b. Kelainan ginjal

c. Udem paru. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005). 3. Pengobatan dan Pencegahan

a. Pengobatan

Penatalaksanaan untuk klien Demam Berdarah Dengue adalah penanganan pada derajat I hingga derajat IV.

Derajat I dan II

1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/kg BB/hari untuk anak dengan berat badan kurang dari 10kg atau bersama diberikan oralit, air buah atau susu secukupnya, atau pemberian cairan dalam waktu 24 jam antara lain sebagai berikut :

a) 100 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 kg  b) 75 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 26-30 kg

c) 60 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 kg d) 50 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 kg

2) Pemberian obat antibiotik apabila adanya infeksi sekunder 3) Pemberian antipieritika untuk menurunkan panas.

4) Apabila ada perdarahan hebat maka berikan darah 15 cc/kg BB/hari. Derajat III

1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam, apabila ada  perbaikan lanjutkan peberian RL 10 m/kg BB/jam, jika nadi dan tensi tidak stabil lanjutkan  jumlah cairan berdasarkan kebutuhan dalam waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk.

(7)

2) Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran L ) sebanyak 10 ml/kg BB/jam dan dapat diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam, apabila setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg BB/jam keadaan tekanan darah kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah, maka berikan cairan yang cukup berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik lanjutkan RL sebagaimana  perhitungan selanjutnya.

3) Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan tensi masih menurun dan dibawah 80 mmHg maka penderita harus mendapatkan plasma ekspander sebanyak 10 ml/kgBB/jam diulang maksimal 30 mg /kg BB/24 jam bila baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan diatas

Derajat IV

1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30 ml/kgBB/jam, apabila keadaan tekanan darah baik, lanjutkann RL sebanyak 10 ml/kgBB/jam.

2) Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse dengan tujuan satu untuk RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya pemberian palasma ekspander atau dextran L sebanyak 20 ml/kgBB/jam selam 1 jam,

3) Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan plasma ekspander 20 ml/kgBB/jam,

4) Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10 ml/kgBB/jam diulangi maksimun 30 ml/kgBB/24jam.

5) Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan perbaikan maka konsultasikan kebagian anastesi untuk perlu tidaknya dipasang central vaskuler pressure atau CVP. (Hidayat A Aziz Alimul, 2008).

 b. Pencegahan

1) Ada 3 cara pemberantasan vector a) Fogging focus

(8)

Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan fogging hanya dilakukan bila hasil penyelidikan epidemologis butul-butul memenuhi kriteria

 b) Abatisasi

Dilaksanakan di desa/ kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat-tempat umum.

c) Tanpa inteksida

Membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan cara 3M:

- Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat penampungan air bersih.

- Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.

- Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang bekas, lainnya yang dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.

2) Penyuluhan (Health Education)

Perawat dapat melakukan penyuluhan atau Health Education tentang cara pencegahan vektor efektif. Penyuluhan dapat dilakukan pada orang tua murid di sekolah-sekolah, di posyandu, yaitu di dalam rumah hendaknya selalu terang, tidak menggantungkan pakaian yang bekas dipakai terutama di kamar tidur karena nyamuk akan senang hinggap pada pakaian yang bekas dipakai yang sudah bau keringat. BAK kamar mandi atau jambangan bunga yang ada di dalam bunga agar sering dibersihkan dan diganti airnya setiap 2 hari sekali membenahi atau menata halaman supaya tidak ada tempat yang terisi air, seperti pecahan botol, tempurung kelapa, kaleng bekas atau benda-benda yang dapat menampung air. Dedaunan kering yang sudah menumpuk hendaknya disapu bersih. Selain itu juga air tidak tertampung, mengelola sampah sesuai situasi

(9)

dan kondisi setempat, apakah dibakar atau diangkat oleh mobil sampah untuk dibuang ke TPA sehingga nyamuk tidak berkembang biak. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).

4. Prognosis

Bila tidak terjadi renjatan dalam 24-36 jam biasanya prognosis akan menjadi baik kalau lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda perbaikan, kemungkinan sembuh kecil dan prognosis menjadi buruk. (Rampengan T.H, 2007).

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.

Asuhan keperawawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan Asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. (kusnanto, 2004).

Tahap

 – 

tahap proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Kelima langkah tersebut dapat dijadikan pedoman dalam mencapai tujuan keperawatan yaitu : meningkatkan, mempertahankan kesehatan, atau membuat pasien mencapai kematian dengan tenang pada pasien terminal, serta memungkinkan  pasien pasien atau keluarga dapat dapat mengatur kesehatan sendiri menjadi lebih baik. (Tarwoto

wartonah, 2006).

1. Pengkajian Keperawatan

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu : Pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, ketiga mendokumentasikan dalam format yang dapat dibuka kembali. (Tarwoto wartonah, 2006)

(10)

Pengkajian pada anak dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue Menurut Nursalam 2005 adalah :

a. Identitas pasien

 Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan  pekerjaan orang tua.

 b. Keluhan utama

Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.

c. Riwayat penyakit sekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.

d. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain.

e. Riwayat imunisasi

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.

(11)

Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan napsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.

g. Kondisi lingkungan

Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar).

h. Pola kebiasaan

1)  Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan berkurang, napsu makan menurun.

2) Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi. Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa terjadi melena.

3) Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering terjadi hematuria.

4) Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan  persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.

5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat sarang nyamuk Aedes Aegypti.

6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.

i. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgai berikut:

(12)

1) Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.

2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan spontan petekie,  perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur.

3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.

4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.

 j. Sistem integumen

1) Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab.

2) Kuku sianosis/tidak 3) Kepala dan leher

Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV).

4) Dada

Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat  pada grade III dan IV.

5) Abdomen

Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites. 6) Ekstremitas.

(13)

Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan klien yang ada ada tanggung jawabnya. (Tarwoto wartonah,2006)

Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue tergantung pada data yang ditemukan.

Menurut Nursalam 2005 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain: a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.  b.  Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer.

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.

d. Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.

e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan permeabilitas kapiler, muntah dan demam.

f. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh. g. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.

(14)

Perencanaan keperawatan adalah pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada masalah kesehatan aktual dan resiko (Nursalam, 2001).

Rencana keperawatan Pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut Nursalam 2005, Wong Dona L 2003 dan Doenges, Marilynn, E. dkk, 1999. adalah : a. Diagnosa keperawatan 1

Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.

uan : Anak menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.

teria hasil : Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan. Intervensi Keperawatan

1) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi dan pernapasan setiap 3 jam atau sering lagi.

Rasional : Suhu 38,9-41,1oc menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis.

2) Berikan penjelasan mengenai penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.

Rasional : Untuk memberikan pengetahuan pemahaman tentang penyebab dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar.

3) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam.

Rasional : Perubahan dapat lebih tampak oleh orang terdekat, meskipun adanya  perubahan dapat dilihat oleh orang lain yang jarang kontak dengan pasien.

4) Catatlah asupan dan keluaran cairan.

Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan baik intake maupun output.

5) Anjurkan anak untuk banyak minum paling tidak ± 2,5 liter tiap 24 jam dan jelaskan manfaat  bagi anak.

(15)

Rasional : Untuk mempercepat proses penguapan melalui urine dan keringat, selain itu dimaksudkan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

6) Berikan kompres dingin pada daerah axila dan lipatan paha.

Rasional : kompres air dingin dapat memberikan efek vasodilatasi pembululuh darah.

7) Anjurkan agar anak tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal. Rasional : Untuk memudahkan dalam proses penguapan.

8) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai dengan program dokter.

Rasional : Pemberian terapi cairan intravena untuk mengganti cairan yang hilang dan obat-obatan sebagai preparat yang di formulasikan untuk penurunan panas.

erawatan 2

 Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer. uan : Nyeri berkurang atau terkontrol

a hasil : Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri Intervensi keperawatan.

1) Kaji tingkat nyeri yang dialami anak dengan menggunakan skala nyeri (0-10). Biarkan anak memutuskan tingkat nyeri yang dialami. Tipe nyeri yang dialami dan respons anak terhadap nyeri.

Rasional : Mengindikasi kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda  perkembangan resolusi komplikasi.

2) Atur posisi yang nyaman dan usahakan situasi yang tenang.

Rasional : Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat mengurangi rasa nyeri atau mengurangi stimulus nyeri.

(16)

3) Ciptakan suasana yang gembira pada anak, alihkan perhatian anak dari rasa nyeri (libatkan keluarga) misalnya: membaca buku, mendengar musik, dan menonton TV.

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri pada anak.

4) Berikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dengan teman-temannya atau orang terdekat.

Rasional : Dapat menguragi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi akan intensitas rasa sakit.

5) Berikan obat-obat analgetik (kolaborasi dengan dokter).

Rasional : Memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman. c. Diagnosa Keperawatan 3

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.

uan : Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat. Kriteria hasil : Anak mengkonsumsi jumlah makanan yang adekuat.

Intervensi keperawatan

1) Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami oleh anak.

Rasional : Untuk memberikan nutrisi yang optimal meskipun kehilangan napsu makan serta memotivasi anak agar mau makan.

2) Berikan makanan yang mudah ditelan, seperti bubur dan tim, serta dihidangkan selagi masih hangat

Rasional` : Memudahkan proses menelan dan meringankan kerja lambung untuk mencerna makanan dan menghindari rasa mual.

(17)

3) Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering.

Rasional : karena porsi biasanya ditoleransi dengan lebih baik.

4) Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan skala yang sama. Rasional : Untuk membantu status nutrisi.

5) Mempertahankan kebersihan mulut pasien

Rasional : Untuk merangsang napsu makan.

6) Mempertahankan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit. Rasional : Untuk menghindari intoleransi makanan.

7) Jelaskan pada keluarga manfaat makanan/ nutrisi bagi anak terutama saat sakit. Rasional : Makanan merupakan penambahan tenaga bagi orang sakit.

8) Catatlah jumlah/porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.

Rasional : Untuk mengetahui jumlah intake makanan dan penentuan dalam  pemberian diet dan selanjutnya.

 b. Diagnosa Keperawatan 4

Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia. Tujuan : tidak terjadi perdarahan

Kriteria hasil : Jumlah trombosit dalam batas normal. Intervensi Keperawatan

1) Monitor penurunan trombosit yang di sertai dengan tanda klinis

Rasional : Untuk mengetahui perkembangan penyakit apabila terjadi perdarahan  bawah kulit.

(18)

Rasional : Mengetahui nilai batas normal dan perkembangan penyakit. 3) Berikan penjelasan mengenai pengaruh trombositopenia pada pada anak.

Rasional : Penjelasan yang akurat tentang trombositopenia merupakan faktor  penyebab terjadinya syok apabila terjadi penurunan trombosit yang hebat.

4) Anjurkan anak untuk banyak istirahat

Rasional : Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta membantu dalam  proses penyembuhan.

c. Diagnosa Keperawatan 5

uan : Anak menunjukkan terpenuhinya tanda-tanda kebutuhan cairan. a hasil : - Anak mendapatkan cairan yang cukup

- Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat yang dibutuhkan dengan tanda-tanda vital dan turgor kulit yang normal, membran mukosa lembab.

Intervensi keperawatan.

1) Monitor keadaan umum pasien

Rasional : Untuk mengetahui perkembangan penyakit. 2) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-3 jam.

Rasional : Untuk meningkatkan hidrasi dan mencegah dehidrasi.

3) Perhatikan keluhan pasien seperti mata kunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin dan sesak napas.

Rasional : Untuk mengetahui perubahan yang terjadi bila adanya kekurangan cairan sehingga mendapatkan perawatan lebih baik.

4) Mengobservasi dan mencatat intake dan output.

(19)

5) Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh. Rasional : Menentukan adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

6) Monitor nilai laboratorium : elektrolit darah, serum albumin.

Rasional : Menentukan adanya ketidakseimbangannya cairan dan elektrolit. 7) Mempertahankan intake dan output yang adekuat.

Rasional : Pemenuhan kebutuhan cairan menurunkan resiko dehidrasi. 8) Monitor dan mencatat berat badan.

Rasional : merupakan indikator cairan dan nutrisi.

9) Pasang infus dan beri terapi cairan intravena jika terjadi perdarahan (kolaborasi dengan dokter) Rasional : Pemberian infus dimaksudkan untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma.

d. Diagnosa Keperawatan 6

Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh. uan : Anak mendapat istirahat yang adekuat

ia hasil : - Anak melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan. - Kebutuhan istirahat anak terpenuhi.

Intervensi keperawatan

1) Bantulah anak untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti: mandi, makan dan eliminasi, sesuai dengan tingkat keterbatasan anak.

Rasional : Melindungi anak dari cedera selama melakukan aktivitas dan memungkinkan penghematan energi atau kelemahan tubuh.

(20)

Rasional : Bantuan keluarga membuat anak merasa aman secara moril dan fisik serta membantu perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien.

3) Dekatkan dan siapkan alat-alat yang dibutuhkan di dekat anak

Rasional : Memudahkan pasien dapat mengambil keperluannya. e. Diagnosa Keperawatan 7

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.

uan : Keluarga menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal koping yang adatif.

ria hasil : - Keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit dan terapinya - Keluarga menunjukkan perilaku koping positif terhadap anak.

Intervensi keperawatan

4) Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress.

Rasional : Karena hal ini biasanya terjadi dalam proses penyesuaian dan untuk menguatkan pemahaman keluarga.

5) Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar, dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga.

Rasional : Agar keluarga mendapat dukungan yang di butuhkan sehingga kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dapat dimaksimalkan.

6) Identifikasi koping yang biasa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan.

(21)

7) Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat anak atau keluarga menjadi lebih baik atau dan jika memungkinkan memberikan apa yang diminta oleh kelurga.

Rasional : Untuk memberikan perawatan yang optimal terhadap intervensi lanjut. 8) Memenuhi kebutuhan dasar anak; jika anak sangat tergantung dalam melakukan aktivitas

sehari-hari, ijinkan hal ini terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kemudian secara bertahap meningkatkan kemandirian anak dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Rasional : Untuk memberikan dukungan sehingga kemampuan anak untuk melakukan koping dapat di maksimalkan serta menurunkan resiko cedera.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana-rencana perawatan. (Tarwoto Wartonah, 2006).

Pendekatan tindakan keperawatan meliputi:

a. Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lain.

 b. Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya,misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.

c. Dependen, tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan.(Kusnanto, 2004).

(22)

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.

Langkah-langkah evaluasi : a. Daftar tujuan-tujuan pasien.

 b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu. c. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien.

d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. (Tarwoto Wartonah, 2006). ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

 Nama : T.S

Umur : 12 Tahun

TTL : Tondano 3 oktober 1999 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan Alamat : Tondano Roong ling I Suku/ Bangsa : Minahasa/ Indonesia Anak Ke : Satu

Tanggal MRS : Kamis, 06-Mei-2010, Jam 10:14 Wita Tanggal Pengkajian : Jumat, 07-Mei-2010, Jam 14.00 Wita Ruangan : Debora, kamar 2, bed 2

(23)

 No Reg : 502233

Diagnosa Medik : Demam Berdarah Dengue 2. Identitas Orang Tua

 Nama Ayah : Tn M.S Umur : 37 Tahun

Pendidikan : Sarjana Strata I Pekerjaan : Swasta

Alamat : Tondano Roong I Agama : Kristen Protestan Suku/ Bangsa : Minahasa/ Indonesia  Nama Ibu : Ny M.P

Umur : 32 Tahun Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta 3. Identitas Saudara Kandung

 No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan 1 F.S 5 Tahun Adik Sehat

4. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama : Panas  b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Sejak 4 hari yang lalu tanggal 02-05-2010 sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh panas,  batuk-batuk, sakit kepala. Klien diberi minum obat parasetamol, panas turun tapi tak lama

kemudian naik lagi sampai sampai 40 0C. tanggal 06-05-2010 keluarga membawa klien ke UGD RSU Bethesda GMIM Tomohon untuk mendapatkan perawatan. Dan dokter menganjurkan

(24)

untuk rawat inap di ruangan Debora. Saat pengkajian tanggal 07-05-2010 jam 14.00 klien mengatakan badan masih terasa panas dengan suhu tubuh 380C dan telah mendapat perawatan selama 1 hari. Klien mengatakan terdapat bintik-bintik merah ditangan dan kaki, napsu makan menurun ada mual dan muntah 2x, klien tampak lemah,

c. Riwayat Kesehatan Lalu

Sebelumnya Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang diderita sekarang dan tidak  pernah dirawat di rumah sakit.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga mengatakan dalam keluarga hanya klien yang mengalami sakit seperti ini. e. Kondisi Lingkungan

Klien tinggal bersama orang tua dan adik klien, tempat tersebut beratap genteng, dinding beton, lantai flur, terdiri dari 4 kamar klien dan adik klien tidur dalam satu kamar, WC dan kamar mandi berada di dalam rumah, sumber air minum air mineral isi ulang, penerangan listrik dan  penanganan sampah di kumpul lalu di buang di tong sampah. Jenis rumah petak dan berdekatan

dengan rumah tetangga.

f. Riwayat Psikososial

Hubungan anak dan orang tua serta adik harmonis, klien termasuk anak yang cepat bergaul, akrab dengan teman-teman sebaya khususnya dirumah, hubungan anak keluarga dengan lingkungan sekitar termasuk tim medis baik, jika klien marah klien mengekspresikan perasaan dengan menangis atau mengungkapkan perasaan pada orang tua, dan jika klien gembira klien mengekspresikan perasaan dengan tertawa.

(25)

g. Riwayat Spritual

Klien menganut agama Kristen protestan. Klien selalu ke ibadah sekolah minggu setiap hari minggu, dan kegiatan-kegiatan ibadah anak lainnya. Klien juga diajar orang tua untuk selalu  berdoa sebelum makan, sebelum tidur dan bangun tidur.

h. Reaksi Hospitalisasi

1) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa keadaan sakit adalah keadaan yang menakutkan karena apabila sakit sudah tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, tidak bisa kesekolah seperti hari-hari biasanya, dan harus tinggal dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan dalam proses  penyembuhan.

2) Pemahaman Orang tua tentang sakit dan rawat inap

Pada saat pengkajian orang tua klien mengatakan bahwa keadaan sakit merupakan suatu keadaan yang mencemaskan bagi setiap Orang tua terhadap anaknya, karena dapat membuat orang tua merasa terbebani Dan orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya, tampak gelisah dan mondar-mandir diruangan karena pertama kali anaknya dirawat di rumah sakit

5. Aktivitas Hidup Sehari-hari a.  Nutrisi

akit : Selera makan pasien baik, frekuensi makan 3x sehari, jenis makanan : nasi, ikan, sayur. Porsi makan dihabiskan. Tidak ada pantangan atau alergi dalam makanan.

i : Porsi makan tidak dihabiskan (hanya 5-6 sendok makan).Klien makan 3x sehari, jenis makanan; bubur, ikan, sup, buah. Napsu makan kurang, mual dan muntah 2x

(26)

 b. Cairan

akit : Klien minum 6-7 gelas/hari, jenis air putih, susu kadang-kadang. : Minum 10 gelas/ hari

Jenis air putih, dan dianjurkan ditambah minum jus buah c. Eliminasi

Sebelum sakit : BAB 1-2x/hari Konsistensi lembek Warna coklat

BAK 4-5/hari

Warna kuning jernih Saat dikaji : Klien belum BAB

BAK 6-7x/hari Warna kuning jernih d. Istirahat/tidur

akit : Tidur siang 1 jam, tetapi kadang-kadang tidak tidur siang karena  bermain

Tidur malan 8-9 jam/hari

: Tidur siang 1 jam/hari Tidur malam 10 jam/hari

e. Personal hygiene

akit : Mandi 2x/hari, memakai sabun mandi, cuci rambut memakai shampoo, menggosok gigi 2x/hari dengan sikat dan pasta gigi

(27)

: Klien hanya dimandikan dengan menggunakan waslap setiap  pagi.

f. Aktivitas

akit : Aktivitas klien ke sekolah dan bermain dengan teman sebaya klien di rumah setelah pulang sekolah

: Klien tidak beraktivitas, klien hanya beristirahat karena sakit. 6. Pemeriksaaan Fisik

a. Keadaan umum

Klien tampak lemah, klien berpakaian sesuai dengan usia, bersih  b. Kesadaran Composmentis c. Tanda-Tanda vital TD : 110/70 mmHg  N : 92 x/m R : 22x/m Sb : 380C d. Antropometri TB : 135 cm BB sebelum sakit : 28 kg BB saat sakit : 25 kg 7. Pemerikasaan Head to toe a. Kepala

(28)

peksi : Bentuk bulat, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi dikulit kepala,

si : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan  b. Mata

peksi : Pergerakan bola mata simetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus.

si : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan c. Hidung

peksi : Terdapat rambut-rambut hidung, penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada  perdarahan.

: Tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba adanya polip d. Telinga

peksi : Simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada  perdarahan.

: Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

e. Mulut

peksi : Bibir kering, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, tidak ada perdarahan.

f. Leher

speksi : Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

(29)

Inspeksi : Pergerakan dada simetris. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

skulatasi : Bunyi napas bronkovesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan seperti Wheezing atau ronchi kusi : Bunyi resonan pada paru, dan bunyi pekak pada jantung.

h. Abdomen

Inspeksi : Perut datar , tidak ada asites,

: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar Auskultasi : Terdengar peristaltic usus

Perkusi : Bunyi timpani. i. Ekstremitas atas

peksi : Simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD RL 30tts/m di tangan kiri. ROM baik, kekuatan otot 5

: Tidak ada adema, akral teraba panas.  j. Ekstemitas bawah

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, kedua tungkai dapat digerakkan, ROM baik, kekuatan otot 5

Palpasi : Tidak ada adema, akral teraba panas k. Genetalia

Inspeksi : bersih l. Anus

Inspeksi : Tidak ada haemoroid m. Kulit

(30)

si : Turgor kulit baik, teraba panas. 8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 06-05-2010 Nilai Normal pada anak

LED 10 0 -20 Hemoglobin 15,3 gr/dl 11,0-14,8 gr/dl Leukosit 1000/dl 6000-12.000/dl Hematokrit 44 % 34-45% Trombosit 88.000/dl 150.000-450.000/dl Tanggal 07-05-2010 jam 05.30 Hemoglobin 15.7gr/dl Hematokrit 45 % Leukosit 1000/dl Trombosit 73.000/dl 9. Terapi Medis RL 30 tts/mnt Sanmol 3 x ¾ tab Cefarox 2 x 100 mg Ocuson 3 x ¾ tab Starmuno 2 x 1 Trolit 5 sact/hari 10. Pengelompokkan Data Data subjektif

(31)

 b. Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x. c. Klien mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan d. Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.

Data Objektif

a. Klien tampak lemah  b. Sb 380C, N 92x/m

c. Akral teraba panas

d. Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok) e. BB sekarang 25 kg

f. Bibir tampak kering

g. Tampak bintik merah di kulit h. Trombosit 73.000/dl

i. Leukosit 1000/dl

 j. Orang tua gelisah, mondar-mandir diruangan.

11. Tabel 1 Analisa Data

 NO DATA PENYEBAB MASALAH 1. DS :

Klien mengatakan  badan terasa panas

DO :

Klien tampak lemah Sb 380C, N 92x/m Akral teraba panas

Virus Dengue (arbovirus)

Melalui gigitan nyamuk

Masuk kedalam tubuh

Re infection oleh virus dengue dengan serotip

(32)

 berbeda

Berekasi dengan antibody Meninbulkan respon

 peradangan 2 DS :

Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x DO : Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok) BB sekarang 25 kg Bibir tampak kering

Menimbulkan respon  peradangan Menstimulasi medulla

vomiting center Mual dan muntah Intake nutrisi kurang

Gangguan  pemenuhan kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

3 Faktor resiko terjadi  perdarahan yang lebih

lanjut:

Klien mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan

Terbentuk kompleks antibody dalam sirkulasi

darah

Pengaktifan system complement dan

dilepaskannya anvilaktosin C3a dan C5a

Lepaskan histamine yang  besifat vasoaktif

Permeabilitas dinding

Potensial terjadi  perdarahan

(33)

Tampak bintik merah di kulit Trombosit 73.000/dl Leukosit 1000/dl  pembuluh darah meningkat Kebocoran plasma di intertisium

Penurunan jumlah cairan intravaskuler

Trombositopenia

4 DS :

Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.

DO :

Orang tua gelisah dan mondar-mandir

diruangan.

Perubahan status kesehatan anak Anak harus dihospitalisai Timbul kekwatiran orang

tua terhadap penyakit anak

Perubahan peran keluarga

B. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan DS :

- Klien mengatakan badan terasa panas DO :

(34)

- Sb 380C, N 92x/m - Akral teraba panas

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan yang ditandai dengan

DS :

- Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x DO :

- Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok) - BB sekarang 25 kg

- Bibir tampak kering

3. Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi  perdarahan yang lebih lanjut:

- Orang tua mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan - Tampak bintik merah di kulit

- Trombosit 73.000/dl - Leukosit 1000/dl

- Terpasang IVFD RL 30 tts di tangan kiri.

4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak yang ditandai dengan DS :

- Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya. DO :

(35)

C. Tabel 2 Perencanaan Asuhan Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK T.S DENGAN PENYAKIT INFEKSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI PAVILIUN DEBORA RSU BETHESDA GMIM TOMOHON  Nama : T.S

Umur : 12 Tahun Jenis kelamin : Perempuan

Paviliun : Debor   N o Hari/ Tangg al Diagnosa Keperawatan

Perencanaan Keperawatan Implementasi Keperawatan Tujuan /Kriteria hasil Intervensi Rasional 1 Jumat 07/05/ 2010 Hipertermi  berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan DS : Klien mengatakan  badan terasa  panas DO : Klien tampak Anak menunjukan tanda-tanda vital dalam batas normal setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan criteria hasil : Badan tak terasa panas Observasi tanda-tanda vital setiap 4  jam

Berikan kompres air hangat

Anjurkan orang tua untuk memberikan air banyak paling tidak ± 8-9 gelas /hari Anjurkan agar anak tidak Suhu 38,9-41,10c menunjukkan proses  penyakit infeksi akut. Pemberian kompres membuat vasodilatasi Mempercepat proses  penguapan melalui

urine dan keringat selain itu untuk mengganti cairan tubuh yang hilang

Jam 14.00 Mengobservasi tanda-tan vital Sb : 380c  N : 92x/mnt R : 22x/m TD: 110/70 mmHg Jam 14.15

Memberikan kompres air  hangat pada dahi

Menganjurkan anak untu minum banyak air/jus ja ± 8-9 gelas/hari

(36)

lemah

Sb 380C, N 92x/m

Akral teraba  panas

Suhu dan nadi dalam batas normal 36,50 c-37,20c dan 50-90 x/m

memakai selimut dari pakaian yang tebal

Anjurkan orang tua untuk segera

mengganti pakaian klien jika sudah  basah oleh keringat

Berikan terapi intravena dan obat-obatan sesuai dengan progam dokter Untuk memudahkan dalam proses  penguapan Memberikan rasa kenyamanan bagi tubuh klien. Pemberian terapi intravena untuk mengganti cairan yang hilang dan obat-obatan sebagai  preparat yang diformulasikan untuk penurunan  panas Jam 14.30

Menganjurkan klien untu memakai pakaian tipis ya mudah menyerap keringa Jam 18.00

Membantu menggati  pakaian anak karena suda  basah oleh keringat

Jam 14.00

Memberikan obat sanmo tab

Ocuson ¾ tab

Mengganti cairan IVFD 30 tts/mnt 2 Jumat 07/05/ Gangguan nutrisi kurang Anak menunjukan Sajikan makan yang mudah Memudahkan proses menelan dan Jam 17.00 Menyajikan makanan

(37)

2010 dari kebutuhan tubuh

 berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan yang ditandai dengan DS : Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x DO : Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok) BB sekarang 25 kebutuhan nutrisi yang adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan kriteria hasil: Anak tidak merasa mual dan muntah  Nafsu makan meningkat Porsi makan dihabiskan BB kembali  bertambah ½ kg ditelan, seperti  bubur, serta dihidangkan selagi masih hangat Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering

Catat jumlah porsi makanan yang dihabiskan oleh klien tiap hari

Pertahankan kebersihan mulut  pasien

Timbang berat  badan tiap hari Jelaskan pada meringankan kerja lambung untuk mencerna makanan dan menghindari rasa mual

Karena porsi kecil  biasanya ditoleransi dengan baik. Untuk mengetahui  jumlah intake makanan dan  penentuan dalam  pemberian diet yang

selanjutnya. Untuk merangsang napsu makan Untuk membantu status nutrisi Makanan

 bubur, ikan, sayur, dalam keadaan hangat

Menganjurkan kepada orang tua untuk

memberikan makan sedik  sedikit tapi sering

Jam 17.30

Mencatat jumlah porsi makanan yang dihabiska  porsi

Jam 19.00

Menganjurkan pada klie dan orang tua untuk mempertahankan kebersi mulut dengan menggosok  gigi.

Jam 21.00

Menimbang berat badan BB 25 kg

Menjelaskan kepada ora tua manfaat nutisi bagi an terutama saat sakit. harus

(38)

kg

Bibir tampak kering

keluarga manfaat makanan/nutrisi  bagi anak terutama

saat sakit

merupakan  penambahan

makanan bagi anak sakit

menkonsumsi makanan yang bergizi untuk menambah stamina dan mempercepat proses  penyembuhan

Jam 18.00

Melayani obat cefarox da starmuno 3. Jumat 07/05/ 2010 Potensial terjadi  perdarhan  berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi  perdarahan lebih lanjut Orang tua mengatakan timbul bintik- bintik merah di

kedua kaki dan

Tidak terjadi  perdarahan lanjut setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dengan kriteria hasil: Tidak ada  bintik-bintik merah di kulit Trombosit kembali Monitor tanda-tanda perdarahan Monitor penurunan trombosit Anjurkan anak untuk banyak istirahat Untuk mengetahui apabila ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut Untuk mengetahui  perkembangan  penyakit Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta membantu dalam proses  penyembuhan Membantu Jam 15.00 Memonitor tanda-tanda  perdarahan yaitu bintik- bintik merah, yang timbul

dikulit Memonitor jumlah  penurunan trombosit 73.000/dl Jam 15.30 Menganjurkan kepada an untuk beristirahat banyak dan mengurangi aktivitas yang berlebihan karena a membutuhkan energi leb

(39)

tangan Tampak bintik merah di kulit Trombosit 73.000/dl Leukosit 1000/dl nnnormalnorma normal 150.000-normal 450.000/dl Leukosit normal 6000-12000/dl Anjurkan anak untuk banyak minum Anjurkan agar anak tidak menggosok gigi dengan keras Kolaborasi dengan dokter untuk  pemeriksaan trombosit dan  pemberian terapi meningkatkan  jumlah trombosit dalam tubuh Merangsang terjadinya  perdarahan dengan kadar trombosit turun Indentifikasi kadar trombosit dan memberikan

tindakan secara tepat sehingga tanda-tanda  perdarahan dapat diantisipasi lebih lanjut Jam 16.00 Menganjurkan kepada orang tua untuk lebih seri memberikan anak minum air/jus jambu yang banya I gelas /jam

Menganjurkan kepada an untuk tidak menggosok g dengan keras karena akan merangsang terjadinya  perdarahan.

Jam 18.00

Mengambil darah untuk  pemeriksaan

Ht,Hb,trombosit sebanya 2 cc

Melayani trolit 1 sachet

4 Jumat 07/05/ 2010 Perubahan  proses keluarga  berhubungan dengan kondisi Keluarga menunjukkan  perilaku koping  posistif tentang

Kaji perasaan dan  persepsi orang tua

atau anggota keluarga terhadap

Karena hal ini  biasanya terjadi dalam proses  penyesuaian dan Jam 20.00 Menanyakan dan mengetahui kemampuan keluarga terhadap amban

(40)

anak yang ditandai dengan DS : Orang tua  bertanya-tanya tentang penyakit anaknya. : Orang tua gelisah, dan mondar-mandir di ruangan anaknya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam dengan kriteria hasil :

Orang tua klien tenang dan memahami tentang penyakit anak dan

terapinya.

situasi yang penuh stres

Ijinkan orang tua untuk ungkapkan  perasaan dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan Identifikasi koping yang bisa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan. Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat anak atau keluarga menjadi lebih baik.

untuk menguatkan  pemahaman keluarga Agar keluarga mendapat dukungan yang dibutuhkan sehingga kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dapat dimaksimalkan Untuk memberikan dukungan dan ketenangan sesuai kebutuhan Untuk memberikan  perawatan yang optimal terhadap intervensi lanjut

stress karena klien baru  pertama kali di rawat di

Mengijinkan kesempatan kepada orang tua untuk mengekspresikan perasaa dimana orang tua cemas karena anak mereka belu sembuh sudah berapa kali diperiksa darahnya

Mengetahui koping oran tua dalam menghadapi masalah sehingga dapat mengantisipasi keadaan dengan mendengarkan keluhan orang tua dan memberi penjelasan sehingga orang tua meras dihargai dan rasa cemas dapat berkurang atau hila

(41)
(42)

D. Tabel 3

CATATAN PERKEMBANGAN RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

Nama : T.S Paviliun : Debora Umur : 12 Tahun Hari/ tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Sabtu 08/05/2010 Hipertermi  berhubungan dengan proses infeksi virus Jam 14.00

. Mengontrol keadaan umum klien tampak sakit sedang kesadaran composmentis masih terpasang IVFD RL 30 tts/m

. Mengobservasi vital sign:

 b : 37,60c

: 90x/mnt

: 20x/mnt

D: 110/70 mmHg

. Memberi motivasi pada klien untuk minum air putih dan jus  jambu sebanyak 8-9

gelas/hari

Jam 22.00 S:

Klien mengatakan  badan terasa hangat

O :

Akral hangat Sb : 37,60c A:

Masalah peningkatan suhu tubuh mulai teratasi

P:

Lanjutkan tindakan keperawatan

(43)

Jam 16.00

. mengingatkan pada klien untuk selalu memakai baju tipis yang mudah menyerap keringat

. Menganjurkan pada klien untuk banyak istirahat

. Menggantikan pakaian klien yang basah oleh keringat. Jam 17.00

. Megobservasi vital sign : Sb : 37,60c

 N : 95 x/mnt R : 22x/mnt

TD: 100/70 mmHg Jam 22.00

. Melayani obat sanmol dan ocuson 1 tab Sabtu 08/05/2010 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada

Jam 15.00

. Menimbang berat badan klien BB 25,5 kg

. Menganjurkan kepada klien makan sedikit-sedikit tapi sering

. Menganjurkan kepada klien

Jam 22.00 S:

Klien mengatakan sudah mulai banyak makan,

O:

(44)

napsu makan untuk makan makanan selagi masih hangat.

Jam 18.00

. Melayani makan malam  bubur, ikan sayur, ikan,

makanan di habiskan ¾ porsi

disajikan habis ¾ porsi BB 25 kg

A:

Masalah nutrisi mulai teratasi P: Lanjutkan intervensi keperawatan Sabtu 08/05/2010 Potensial terjadi  perdarahan Jam 16.00 . Mengobservasi tanda-tanda  perdarahan, perdarahan

spontan tidak ada

. Menganjurkan pada klien untuk minum air dan jus  jambu ± 8-9 gelas/ hari agar

trombosit cepat naik Jam 19.00

. Mengambil darah untuk kontrol Hb, Ht, Tombosit. . Mengatur tetesan cairan infus

30 tts/mnt

. Melayani obat trolit I sachet

Jam 22.00 S:

Orang tua mengatakn  bintik merah sudah

mulai bekurang A:

Bintik merah di

tangan dan kaki mulai  berkurang Trombosit 85.000/dl Hb : 13,3 gr% Ht : 41 % A: Masalah potensial

(45)

terjadi perdarahan lanjut mulai teratasi P:

Lanjutkan intervensi keperawatan.

CATATAN PERKEMBANGAN RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

Nama : T.S Paviliun : Debora Umur : 12 Tahun Hari/ tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Minggu Hipertermi Jam 14.00 Jam 22.00

(46)

09/05/2010 berhubungan dengan proses infeksi virus

. Mengontrol keadaan umum klien tampak sakit sedang kesadaran composmentis . Mengobservasi vital sign:

 b : 36,50c

: 88x/mnt

: 20x/mnt

D: 100/70 mmH

. Memberi motivasi pada klien untuk minum air putih dan jus  jambu sebanyak 8-9

gelas/hari Jam 16.00

. Mengingatkan pada klien untuk selalu memakai baju tipis yang mudah menyerap keringat

. Menganjurkan pada klien untuk banyak istirahat

. Menggantikan pakaian klien yang basah oleh keringat.

S:

Klien mengatakan sudah tidak panas O:

Akral hangat Sb : 360c A:

Masalah peningkatan suhu tubuh teratasi P:

Pertahankan tindakan keperawatan

(47)

Jam 17.00

. Megobservasi vital sign : Sb : 360c  N : 90 x/mnt R : 22x/mnt TD: 100/70 mmHg Minggu 09/05/2010 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan

Jam 15.00

. Menimbang berat badan klien BB 25,5 kg

. Menganjurkan kepada klien makan sedikit-sedikit tapi sering.

. Menganjurkan kepada klien untuk makan makanan selagi masih hangat.

Jam 18.00

. Melayani makan malam  bubur, ikan sayur, ikan,

makanan di habiskan 1 porsi

Jam 22.00 S:

Klien mengatakan sudah mulai banyak makan, nafsu makan meningkat.

O:

Makanan yang

disajikan habis 1 porsi BB 25,5 kg A: Masalah nutrisi teratasi P: Pertahankan intervensi keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap Think , diawali dengan guru menjelaskan materi kemudian membagikan LKS yang berisi permasalahan yang harus dipikirkan solusinya oleh siswa. Pada

Pada penelitian ini hanya ditentukan kisaran ukuran sel udara saja, hasil pengukuran menunjukkan bahwa diameter partikel udara dari sampel sangat kecil (0,91 –

Rata-rata bobot badan Sapi PO dengan gigi seri berganti 2 dan Sapi Simpo dengan gigi seri berganti 2 di Kecamatan Terbanggi Besar lebih rendah dibandingkan dengan hasil

Pada mata kuliah kapita selekta mahasiswa dituntut untuk bisa menganalisis, membuat peta konsep, dan menjelaskan konsep yang terdapat di dalam buku SMA kelas X dan XI..

Di dalamnya disajikan dengan bentuk hasil kajian yang dikemas secara apik atas permasalahan yang diangkat penulis dalam penelitian akulturasi budaya Hindu pada arsitektur Islam

Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non- Formal yang terus berkembang jumlahnya.Taman Penitipan Anak telah dikembangkan

jalar adalah hama Penggerak ubijalar; hama Boleng atau Lanas; Tikus; Penyakit Kudis atau Scab; Layu Fusarium; virus; dan penyakit..

Perantara pemasaran merupakan suatu saluran pemasaran (juga disebut sebagai saluran perdagangan atau saluran distribusi). 8 Dalam suatu perusahaan saluran distribusi