a)
a) DEFINISI VITAMIN EDEFINISI VITAMIN E
Asal kata
Asal kata : Toko: Tokos = s = kelainan; pherein kelainan; pherein = mengand= mengandung, ung, sehingga vitamin sehingga vitamin EE dihubungkan dengan fertilitas. Vitamin E (tokoferol) adalah vitamin yang larut dalam lemak, dihubungkan dengan fertilitas. Vitamin E (tokoferol) adalah vitamin yang larut dalam lemak, bersifat
bersifat non-toksik non-toksik dan dan memegang memegang peranan peranan penting penting dalam dalam berbagai berbagai fungsi fungsi fisiologis fisiologis sepertiseperti fungsi reproduksi, sistem imun, dan fungsi syaraf serta otot. Vitamin E juga berperan sebagai fungsi reproduksi, sistem imun, dan fungsi syaraf serta otot. Vitamin E juga berperan sebagai antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari efek radikal
antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari efek radikal bebas.bebas.
Vitamin E secara alami hanya disintesis oleh tanaman dan sumber terbanyak dari Vitamin E secara alami hanya disintesis oleh tanaman dan sumber terbanyak dari vitamin E adalah jenis tanaman yang menghasilkan minyak. Semua tanaman tingkat tinggi vitamin E adalah jenis tanaman yang menghasilkan minyak. Semua tanaman tingkat tinggi (kecuali jenis alga) terdapat
(kecuali jenis alga) terdapat αα -tokoferol pada daun dan bagian hijau yang lainnya, sedangkan -tokoferol pada daun dan bagian hijau yang lainnya, sedangkan γγ-tokoferol terdapat dalam kadar yang kecil. Secara kimiawi vitamin E dibagi menjadi dua-tokoferol terdapat dalam kadar yang kecil. Secara kimiawi vitamin E dibagi menjadi dua kelas yakni, tokoferol dan tokotrienol, dimana setiap kelas terdiri dari 4 (empat) senyawa kelas yakni, tokoferol dan tokotrienol, dimana setiap kelas terdiri dari 4 (empat) senyawa yang larut dalam lipida yang disintesis oleh tanaman. Keempat senyawa turunan tokoferol yang larut dalam lipida yang disintesis oleh tanaman. Keempat senyawa turunan tokoferol dan tokotrienol tersebut dibedakan dengan tanda
dan tokotrienol tersebut dibedakan dengan tanda huruf Yunani yaitu,huruf Yunani yaitu, αα,, ββ,, γγ dan dan δδ..
a.
a. Kelebihan Vitamin EKelebihan Vitamin E
Vitamin E (tokoferol) merupakan antioksidan potensial yang berperan sebagai Vitamin E (tokoferol) merupakan antioksidan potensial yang berperan sebagai antikanker. Beberapa fungsi terhadap kesehatan yaitu dapat mencegah penyakit jantung, antikanker. Beberapa fungsi terhadap kesehatan yaitu dapat mencegah penyakit jantung, mencegah penyakit alzheimer, dan mencegah kanker. Selain itu, vitamin E dapat melindungi mencegah penyakit alzheimer, dan mencegah kanker. Selain itu, vitamin E dapat melindungi kulit dari sinar ultraviolet, dapat menyembuhkan luka, berfungsi sebagai antioksidan, serta kulit dari sinar ultraviolet, dapat menyembuhkan luka, berfungsi sebagai antioksidan, serta melindungi tubuh akibat kelebihan vitamin A dan melindungi vitamin A dari kerusakan.
melindungi tubuh akibat kelebihan vitamin A dan melindungi vitamin A dari kerusakan. Menggunakan vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Gangguan Menggunakan vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Gangguan pada
pada saluran saluran cerna cerna terjadi terjadi bila bila memakan memakan lebih lebih dari dari 600 600 miligram miligram sehari. sehari. Dosis Dosis tinggi tinggi jugajuga dapat meningkatkan efek obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah penggumpalan dapat meningkatkan efek obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah penggumpalan darah. Vitamin E pada dosis lebih dari 400 UI (240 mg) akan menimbulkan efek samping darah. Vitamin E pada dosis lebih dari 400 UI (240 mg) akan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, diantaranya mengosongkan ketersediaan vitamin A, menghambat yang tidak diinginkan, diantaranya mengosongkan ketersediaan vitamin A, menghambat absorpsi atau aksi vitamin K, menyebabkan diare, nyeri lambung dan rasa lesu. Vitamin E absorpsi atau aksi vitamin K, menyebabkan diare, nyeri lambung dan rasa lesu. Vitamin E pada dosis 2000 IU/hari akan meny
pada dosis 2000 IU/hari akan menyebabkan kematian.ebabkan kematian.
b.
b. Kekurangan Vitamin EKekurangan Vitamin E
Penyakit kekurangan vitamin E pada manusia jarang terjadi, karena vitamin E Penyakit kekurangan vitamin E pada manusia jarang terjadi, karena vitamin E terdapat luas di dalam bahan makanan. Kekurangan biasanya terjadi karena adanya gangguan terdapat luas di dalam bahan makanan. Kekurangan biasanya terjadi karena adanya gangguan absorpsi lemak dan gangguan transpor lipida.
Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E. Akibat lain adalah sindroma neurologik sehingga terjadi fungsi tidak normal pada sumsum tulang belakang dan retina. Tanda-tandanya adalah kehilangan koordinasi dan refleks otot, serta gangguan penglihatan dan berbicara. Vitamin E dapat memperbaiki kelainan ini.
b) STRUKTUR VITAMIN E
Vitamin E adalah istilah umum bagi delapan macam substansi alami yang bersifat lemak, yaitu: 4 tokoferol dan 4 tokotrienol. Vitamin E secara alami memiliki 8 isomer yang dikelompokkan dalam 4 tokoferol α, β, γ, δ dan tokotrienol α, β, γ, δ.
Gambar struktur kimia tokoferol
Gambar struktur kimia tokotrienol
Tabel Keterangan nama senyawa berdasarkan R 1dan R 2
R 1 R 2 Senyawa
CH3 CH3 α
CH3 H β
H CH3 γ
H H δ
Struktur kimia vitamin E terdiri atas rantai samping dan gugus nukleus methylated 6-chromanol (3,4-dihydro-2H-1-benzopyran-6-ol), kemudian 3 unit isoprenoid, dan ikatan ester atau hidroksil bebas pada C-6 dari nukleus chromanol. Struktur kimia vitamin E
biasanya dibagi dalam dua bagian yaitu bagian kepala dan ekor. Bagian kepala disebut chroman memiliki cincin phenol dan cincin heterocyclic, sedangkan bagian ekor (rantai samping) disebut phytyl (C16H33) atau farnesyl (C16H27).
Rantai samping fitil ( phytyl ) untuk toferol dan farnesyl untuk tokotrienol. α, β, γ, δ tokoferol atau tokotrienol dibedakan berdasarkan posisi gugus metil pada rantai sampingnya. Tokoferol mempunyai 3 pusat asimetris pada posisi 2, 4, dan 8.
c) SIFAT-SIFAT SECARA KIMIA VITAMIN E
Rumus kimia vitamin E yaitu C29H50O2. Vitamin E tidak larut dalam air, larut dalam etanol, dapat bercampur dengan eter, dengan aseton, dengan minyak nabati dan dengan kloroform. Kelarutannya dalam lemak merupakan sifat yang menguntungkan karena sebagian besar kerusakan akibat radikal bebas terjadi di dalam membran sel dan lipoprotein yang
terbuat dari molekul lemak.
Sifat vitamin E (tokoferol) cukup tahan terhadap panas. Akan tetapi kehilangan kandungan vitamin E terjadi selama proses pengolahan bahan pangan sebagian besar karena reaksi oksidasi. Hal ini disebabkan karena tokoferol merupakan antioksidan sehingga mudah dioksidasi terutama dengan adanya oksigen pada suhu yang tinggi yang berakibat penghilangan fraksi lemak. Pada proses pemasakan yang normal dilaporkan tidak ada kehilangan vitamin E. Keaktifan vitamin E pada beberapa senyawa tokoferol berbeda-beda. Dikenal alfa, beta, dan gama-tokoferol. alfa-tokoferol menunjukkan keaktifan vitamin E yang paling tinggi.
Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat antioksidan, vitamin E mudah teroksidasi terutama bila pada lemak yang tengik, timah, garam besi serta mudah rusak oleh sinar UV. Vitamin E mudah rusak pada pemanasan (seperti terjadi pada proses penggorengan) dan oksidasi. Jadi, sebagai sumber vitamin E diutamakan bahan makanan dalam bentuk segar atau yang tidak terlalu mengalami pemrosesan. Karena vitamin E tidak larut air, vitamin E tidak hilang selama dimasak dengan air. Pembekuan dan penggorengan dalam minyak banyak merusak sebagian besar vitamin E.
d) SUMBER VITAMIN E DALAM BAHAN MAKANAN
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan terutama terdapat dalam minyak tumbuh-tumbuhan seperti minyak, kecambah, gandum dan biji-bijian, sayuran hijau, dan telur. Beberapa bahan makanan yang mengandung vitamin E dapat dilihat pada tabel berikut.
No. Sumber Vitamin E Kadar Vitamin E
(mg/100 g) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Biji Kapas Jagung Kacang Kedelai Kacang Tanah Kelapa Kelapa Sawit Zaitun Mangga Tomat
Minyak biji bunga matahari Almount Buah Alpukat Apel Pisang Brokoli Durian Anggur Kiwi Jeruk Pepaya 30-81 53-162 56-160 20-32 1-4 33-73 5-15 0,90 0,38 49 21,3 6 0,7 0,35 1,41 2,05 0,16 1,33 0,35 0,27
e) KEBUTUHAN HARIAN VITAMIN E
Kebutuhan Harian Vitamin E berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Kebutuhan harian vitamin E berdasarkan jenis kelamin dan usia dapat dilihat pada Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencegah terjadinya defisiensi gizi. Angka kecukupan vitamin E yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan jenis kelamin untuk Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk vitamin E
Golongan Umur AKG (mg) / (IU) Golongan Umur AKG (mg) / (IU)
0-6 bulan 7-12 bulan 1-3 tahun 4-6 tahun 7-9 tahun Pria 10-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-60 tahun >60 tahun 4 mg (5,96 IU) 5 mg (7,45 IU) 6 mg (8,94 IU) 7 mg (10,43 IU) 7 mg (10,43 IU) 11 mg (16,39 IU) 15 mg (22,35 IU) 15 mg (22,35 IU) 15 mg (22,35 IU) 15 mg (22,35 IU) 15 mg (22,35 IU) 15 mg (22,35 IU) Wanita 10-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-60 tahun >60 tahun Menyusui 0-6 bulan 7-12 bulan Kehamilan 11 mg (16,39 IU) 15 mg (22,35 IU) 15 mg (22,35 IU) 15 mg (22,35 IU) 15 mg (22,35 IU) 15 mg (22,35 IU) 15 mg (22,35 IU) +4 mg +4 mg 10-12 mg Keterangan: 1 mg = 1,49 IU
f) METODE ANALISIS SECARA INSTRUMEN PADA VITAMIN E
Spektrofotometri UV-Vis
Langkah-langkah analisis vitamin E menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis antara lain sebagai berikut.
Buah alpukat dikupas kulitnya, ditimbang daging buah sebanyak 250 mg dan dipotong menjadi bagian yang kecil, tujuannya agar mudah hancur saat dihaluskan dalam juicer. Setelah dihaluskan, diperas secara lembut dan disaring menggunaan kertas saring untuk memisahkan ampas dengan sarinya. Sari yang diperoleh dimasukkan dalam labu takar dan ditimbang sebanyak 5 mg.
b) Pembuatan larutan baku Vitamin E 500 ppm
Vitamin E ditimbang 25 mg dan dilarutkan dalam chloroform hinggan volume 50 mL menggunakan labu takar.
c) Penentuan panjang gelombang vitamin E
Larutan baku vitamin E diambil 5 mL dengan menggunakan pipet, kemudian
dimasukkan ke dalam kuvet.
Selanjutnya, sebagai blangko dimasukkan chloroform 5 mL ke dala m kuvet.
Kemudian kedua kuvet dimasukkan ke dalam alat spektrofotometri UV-Vis dan
dicari panjang gelombang (λ) tertingginya. d) Pembuatan kurva baku vitamin E
Larutan baku vitamin E dibuat berbagai seri konsentrasi yaitu 100, 200, 300, 400,
dan 500 ppm.
Ke dalam 5 buah gelas ukur 10 mL dimasukkan masing-masing 0,5 mL; 1 mL; 1,5
mL; 2 mL; dan 2,5 mL larutan baku vitamin E.
Kemudian masing-masing gelas ukur diencerkan dengan larutan chloroform
sampai 5 mL.
Serapan dibaca pada λ maksimal dan dibuat kurva hubungan antara konsentrasi
vitamin E dan serapan sehingga diperoleh nilai absorbansi (y). e) Penetapan kadar vitamin E
Ekstrak sampel ditimbang 2,5 mg dan dilarutkan dalam chloroform hingga
volume 5 mL, kemudian ditambahkan 1 mL larutan tween80.
Larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi untuk divortex.
Lakukan pengenceran sebanyak 10 kali dengan mengambil 0,5 mL larutan
tersebut ke dalam gelas ukur dan menambahkan larutan chloroform sampai volume 5 mL.
Diambil 5 mL larutan tersebut dan masukkan dalam kuvet, kemudian dibaca
TUGAS KIMIA BAHAN MAKANAN
“VITAMIN E”
OLEH : KELOMPOK 11
1. Wa Ode Yatie Rosmala (2013-41-011) 2. Yustina Makupiola (2012-41-069) 3. Wiwin Purnama Suci (2013-41-091)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
DAFTAR PUSTAKA
Andulaa, A. M., et al. (2017). Studi Perbandingan Analisis Vitamin E Minyak Sawit Merah Tersaponifikasi Antara Metode Spektrofotometri UV-Vis dan KCKT. Jurnal Riset Kimia Kovalen. Vol. 3 No. 1 (50-57).
Fitriyah, N. (2013). Analsis α-Tokoferol (Vitamin E) pada Minyak Biji Kelor (Moringa oleiferaLam.) secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Halimah. et al. (2010). Buku Ajar Biokimia. Politeknik Kesehatan Bengkulu.
Nadia. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Suplemen Vitamin E pada Siswi di SMAN 65 Jakarta Tahun 2011. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Presetyowati., et al. (2010). Pengambilan Minyak Biji Alpukat (Persea Americana Mill) dengan metode ekstraksi. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 17 No. 2 (16-24).
Rudiana. (2004). Vitamin. USU Digital Library. Universitas Sumatera Utara.
Widada, H. (2013). Analisis Kandungan Vitamin E pada Buah Borassu flabellifer Linn. Menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Mutiara Medika Vol. 13 No. 3 (143-150).