• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini menguraikan keberhasilan pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini menguraikan keberhasilan pada"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

DI SUSUN OLEH :

BAGIAN ORGANISASI

SEKRETARIAT DAERAH KOTA LANGSA

T.A. 2017

(2)

Halaman i

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridhaNya, bahwa Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 telah selesai dalam penyusunan. Sebagai bentuk komitmen nyata Pemerintah Kota Langsa dalam mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik (good governance)

dan pemerintahan yang bersih (clean government).

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini menguraikan keberhasilan pada Pemerintah Kota Langsa dan dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Dan disusun untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sebagai wujud Pertanggungjawaban visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaian tujuan melalui kebijakan, program dan kegiatan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini disajikan secara objektif tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pemerintah Kota Langsa. Laporan Kinerja

(3)

Halaman ii

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan sosial kemasyarakatan yang menyajikan informasi tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).

Secara substantif Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan salah satu bentuk pelaporan kinerja guna mewujudkan akuntabilitas dan pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan daerah serta strategi dalam pencapaian kinerja melalui pengukuran dan analisis terhadap Indikator Kinerja Utama dan Sasaran Strategis.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2016 menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas yang secara normatif telah mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang menjadi pedoman dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Secara keseluruhan penyelenggaraan Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 telah banyak membuahkan hasil pembangunan, namun disadari masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum tercapai. Berkenaan dengan itu laporan ini dapat menjadi sasaran evaluasi agar kinerja kedepan menjadi Produktif, efektif dan Efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan. Laporan kinerja ini juga sudah dapat diakses oleh publik melalui situs resmi Pemerintah Kota Langsa www.langsakota.go.id

(4)

Halaman iii

bekerja keras menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini, khususnya Kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia atas bimbingan dan pembinaanya selama ini, semoga Laporan ini bermanfaat dan sesuai dengan harapan kita semua.

Langsa, 15 Maret 2017

WALIKOTA LANGSA

(5)

Halaman iv KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................................................. i i DAFTAR ISI ... iv IKHTISAR EKSEKUTIF ... v BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 3

C. Permasalahan Utama (Strategic Issued) ... 4

D. Gambaran Umum Daerah ... 5

E. Struktur Organisasi ... 16

F. Sistematika Penyajian ... 23

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 25

A. Perencanaan Kinerja... 25

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 33

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 38

A. Capaian Kinerja Pemerintah Kota Langsa ... 38

B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ... 43

C. Realisasi Anggaran ... 116

D. Capaian Prestasi Dan Penghargaan ... 121

BAB IV PENUTUP ... 125

LAMPIRAN-LAMPIRAN

- Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa

- Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016

(6)

Halaman v

Tuntutan pelayanan publik ke arah yang lebih transparan, partisipasif dan akuntabel merupakan isu aktual yang perlu mendapat respon dan Pemerintah Kota.

Tuntutan ini bermuara dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang dipicu oleh meningkatnya pendidikan masyarakat, serta semakin mandirinya media massa yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang menembus sekat-sekat kekuasaan.

Dalam rangka meningkatkan akses informasi, cakupan dan kualitas pelayanan publik, masyarakat menuntut visi, misi dan program kerja Walikota dan Wakil Walikota yang diatur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebagaimana amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang kongkrit dan aplikatif dari pemerintah sebagai acuan penilaian kinerja. Selanjutnya pada setiap awal tahun anggaran, pemerintah juga dituntut untuk menyiapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Perjanjian Kinerja (PK) untuk SKPK yang pada setiap tahun diharuskan mempertanggungjawabkan pelaksanaan rencana kerjanya. Untuk merespon tuntutan masyarakat dan sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah Kota Langsa diwajibkan menyiapkan semua dokumen

(7)

Halaman vi

ini merupakan salah satu dokumen pertanggungjawaban Akuntabilitas kinerja mulai dari visi sampai dengan capaian target kinerja kegiatan.

Visi Pemerintah Kota Langsa “Mewujudkan Langsa Menjadi Kota

Berperadaban dan Islami”, sehingga pada tahun 2016 Kota Langsa akan

tumbuh menjadi Kota yang Berperadaban dan Islami, sebagaimana dijabarkan dalam 10 (sepuluh) misi yang telah ditetapkan pada tahun 2012-2017.

Penjabaran/implementasi Misi tersebut di atas diarahkan pada pencapaian tujuan lima tahunan. Pemerintah Kota Langsa telah menetapkan 10 (sepuluh) tujuan yang akan diwujudkan atau dihasilkan sampai tahun 2017 yang secara bertahap diwujudkan melalui prioritas pembangunan.

Kondisi lima tahunan sebagaimana tergambar dalam rumusan tujuan, akan diupayakan perwujudannya secara bertahap dalam sasaran tahunan. Untuk ini Pemerintah Kota Langsa telah menetapkan 30 (tiga puluh) sasaran.

Sesuai dengan data Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) maka pencapaian sasaran kegiatan Pemerintah Kota Langsa tahun 2016 dapat ditetapkan sebanyak 36 (tiga puluh enam) indikator. Indikator yang memiliki pencapaian sasaran di atas 90% dengan predikat ”sangat baik” berjumlah 26 (dua puluh enam) sasaran atau keseluruhan semua sasaran.

Terlepas dari kendala dan keterbatasan yang ada, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 ini merupakan upaya maksimal

(8)

Halaman vii

dapat dipergunakan sebagai media informasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Langsa dan umpan balik peningkatan kinerja di masa mendatang menuju pemerintahan yang baik, bersih dan akuntabel.

(9)

Bab I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tata kelola Pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel (good

governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai

tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi , kolusi dan nepotisme.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Pasal 22 yang berbunyi yaitu “ Berdasarkan Laporan Kinerja Tahunan SKPD sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 Bupati/Walikota menyusun Laporan Kinerja tahunan Pemerintah/Kota dan menyampaikannya kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir ”.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tersebut secara luas berfungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaraan pemerintahan, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 ini secara garis besar berisi informasi mengenai rencana kinerja maupun

(10)

Bab I Pendahuluan 2 capaian kinerja selama tahun 2016.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 berdasarkan pada :

1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja

(11)

Bab I Pendahuluan 3 Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

10. Qanun Kota Langsa Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Langsa;

11. Qanun Kota Langsa Nomor 11 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Qanun Kota Langsa Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Langsa Tahun 2012-2017;

12. Peraturan Walikota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 - 2017;

13. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun Anggaran 2016 yang telah direvisi dengan Revisi Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016;

B. Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 ini merupakan laporan pelaksanaan kinerja tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode Tahun 2012-2017.

Maksud penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 adalah untuk memberikan gambaran kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggung jawabkan serta sebagai wujud pertanggung jawaban keberhasilan/kegagalan pencapaian target sasaran dalam

(12)

Bab I Pendahuluan 4 kurun waktu Tahun Anggaran 2016 guna mewujudkan akuntabilitas kinerja yang dicerminkan berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi mengenai perencanaan, pengeluaran, evaluasi, dan capaian kinerja Pemerintah Kota Langsa selama Tahun Anggaran 2016.

2. Sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance.

3. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016. 4. Hasil evaluasi yang berupa kritik dan saran diharapkan menjadi bahan acuan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja Pemerintah Kota Langsa di tahun selanjutnya serta masa yang akan datang.

5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Kota Langsa dengan menerapkan asas transparansi dan akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan).

C. Permasalahan Utama (Strategic Issued)

Yang menjadi isu strategis pembangunan Kota Langsa selama Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Penegakan dan implementasi Syariat Islam belum optimal;

2. Tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa belum maksimal;

3. Belum tertatanya ruang kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan yang tertib, bersih, indah, menarik, dan nyaman;

(13)

Bab I Pendahuluan 5 4. Pelayanan pendidikan berkualitas belum merata;

5. Belum optimalnya pelayanan publik;

6. Rendahnya kualitas pembangunan infrastruktur kota dan wilayah;

7. Rendahnya produktivitas UKM dan belum berkembangnya sentra-sentra ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan, serta masih tingginya tingkat kemiskinan;

8. Belum optimalnya penataan permukiman masyarakat dan lingkungan hidup yang serasi dan lestari;

9. Masih rendahnya kapasitas Pemerintah Gampong dan pembinaan masyarakat; dan

10. Kerentanan keberlanjutan perdamaian.

D. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah

Kota Langsa terbentuk secara definitif pada tanggal 21 Juni 2001, berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2001. Kota yang terletak di pesisir pantai timur Provinsi Aceh ini merupakan hasil pemekaran wilayah dari Kabupaten Aceh Timur. Secara geografis, kedudukan Kota Langsa berada pada titik koordinat antara 040 24’-35,68’-040 33 47’-0,3’ Lintang Utara (LU) dan 97053’ 14,59’-98004’ 42,16’ Bujur Timur (BT).

Luas wilayah Kota Langsa mencapai 262,41 kilometer persegi (km2), atau setara 0,46 persen dari luas wilayah Provinsi Aceh (57.365,57 km2). Secara administratif, Kota Langsa terdiri dari 5 kecamatan, meliputi Langsa Kota, Langsa

(14)

Bab I Pendahuluan 6 Barat, Langsa Timur, Langsa Lama, dan Langsa Baro. Luas wilayah antar kecamatan sangat bervariasi. Dari 5 kecamatan tersebut, Langsa Baro dan Langsa Timur yang paling luas wilayahnya. Kedua kecamatan tersebut memiliki luas wilayah hampir 58,13 persen dari keseluruhan luas wilayah Kota Langsa. Luas Kecamatan Langsa Baro mencapai 77,50 km2 (29,53 persen) dan Kecamatan Langsa Timur mencapai 75,04 km2 (28,60 persen). Luas kecamatan lainnya, meliputi Langsa Barat 59,95 km2 (22,85 persen), Langsa Lama 42,39 km2 (16,15 persen), dan Langsa Kota 7,53 km2 (2,87 persen).

Sebagai kota yang sedang tumbuh dan berkembang di Aceh, Kota Langsa berbatasan langsung dengan 2 kabupaten, yaitu Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Di sebelah utara, Kota Langsa berbatasan dengan wilayah Kabupaten Aceh Timur dan Selat Malaka, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang, dan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, serta pada sisi selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang.

(15)

Bab I Pendahuluan 7

Gambar 1.1

Peta Administratif Kota Langsa

Sumber : RTRW Kota Langsa Tahun 2012

Kedudukan Kota Langsa yang berada di lintas jalan nasional di wilayah pantai Timur Aceh, merupakan suatu nilai strategis sebagai potensi sekaligus peluang yang perlu dimanfaatkan secara optimal. Dalam posisi tersebut, Kota Langsa semestinya dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di wilayah pantai timur Aceh, dengan memanfaatkan peluang strategis dari keberadaan daerah

hiterland di sekitarnya, terutama Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang.

Lebih lanjut lagi, posisi Kota Langsa yang relatif dekat dengan perbatasan wilayah Sumatera Utara, memungkinkan kemitraan lintas daerah dalam menjalin

(16)

Bab I Pendahuluan 8 transaksi perdagangan, pariwisata, dan jasa. Karena itu, sebagai wujud upaya untuk menjadikan Kota Langsa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan kota transit di wilayah pantai timur Aceh, keberadaan berbagai infrastruktur maupun fasilitas layanan pendukung sektor perdagangan, jasa dan pariwisata dinilai sangat layak untuk dikembangkan. Karena dengan cara ini pula, fungsi keberadaan Kota Langsa sebagai kota transit dapat memberikan manfaat dan efek pengganda (multiplier

effect) dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan

kesejahteraan warga Kota Langsa.

Gambar 1.2

Luas Wilayah Kota Langsa Menurut Kecamatan

Sumber : Bappeda Kota Langsa

Dari sisi lain, letak geografis Kota Langsa yang dikelilingi Selat Malaka, tepatnya pada bagian utara, merupakan potensi dan peluang yang sangat besar untuk mewujudkan arus perputaran orang, barang dan jasa melalui jalur laut, baik antar wilayah di pantai timur Aceh, pulau Sumatera dan pulau-pulau lain di Indonesia, maupun kegiatan perdagangan internasional (ekspor-impor) dengan

(17)

Bab I Pendahuluan 9 negara-negara lain, seperti Malaysia dan lainnya. Hal tersebut sangat memungkinkan untuk diwujudkan, mengingat saat ini Kota Langsa telah memiliki fasilitas pelabuhan laut Kuala Langsa, berikut dengan sejumlah infrastruktur penunjang yang relatif cukup memadai.

Keberadaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh juga diharapkan signifikan pengaruhnya dalam mendorong peningkatan aktivitas pelabuhan Kuala Langsa yang sekaligus dapat berdampak positif bagi percepatan pembangunan daerah Kota Langsa. Namun demikian, untuk mendorong intensitas dari aktivitas ekonomi pelabuhan Kuala Langsa, juga dibutuhkan komitmen pemerintah, termasuk dukungan serta keinginan yang sungguh-sungguh dari Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat, terutama dalam hal yang terkait dengan keberadaan regulasi serta berbagai bentuk kemudahan birokrasi lainnya, yang akan mampu lebih merangsang peningkatan aktivitas ekonomi, dalam hal ini arus keluar dan masuk barang dari pelabuhan Kuala Langsa. Hal tersebut pula yang sekaligus dapat menjadi bagian dari upaya untuk mempersingkat mata rantai pemasaran produk-produk hasil bumi dan alam dari wilayah Aceh ke luar daerah bahkan luar negeri, yang akan berimplikasi langsung pada meningkatnya nilai ekonomis (economics value) dari produk-produk hasil bumi yang dihasilkan dari daerah ini.

Selain itu, perairan laut kawasan Selat Malaka yang mengelilingi Kota Langsa di bagian utara, juga merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi sumber daya kawasan pesisir di bidang kelautan dan perikanan dengan berbagai kekayaan laut yang ada. Pemanfaatan potensi sektor perikanan, terutama perikanan tangkap yang dikelola secara berkelanjutan (sustainable development),

(18)

Bab I Pendahuluan 10 dinilai dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir serta mendorong perkembangan dan kemajuan wilayah kawasan pesisir daerah dalam jangka menengah.

2. Penduduk

Keberadaan penduduk dalam suatu daerah merupakan aset pembangunan jika dapat diberdayakan dengan baik dan optimal. Namun di satu sisi penduduk juga dapat menjadi beban bagi daerah terutama bila dikaitkan dengan masalah sosial seperti penyediaan lapangan pekerjaan, pengangguran, kemiskinan dan masalah sosial lainnya.

Tabel 1.1

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Langsa Tahun 2015

Kecamatan Luas Wilayah

(km2) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk 1 2 3 4 Langsa Timur 78,23 15.181 194 Langsa Lama 45,05 29.702 659 Langsa Barat 48,78 34.230 702 Langsa Baro 61,68 46.599 755 Langsa Kota 6,09 40.178 6.597 Jumlah 239,83 165.890 692

Sumber : Qanun Kota Langsa Nomor 11 Tahun 2016

(19)

Bab I Pendahuluan 11 didiami oleh 165.890 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Langsa Tahun 2016 adalah sebanyak 692 orang per kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Langsa Kota, yaitu sebanyak 6.597 orang per kilometer persegi, sedangkan yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Langsa Timur, yakni sebanyak 194 orang per kilometer persegi.

Semakin padat suatu wilayah maka semakin besar perhatian yang diperlukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan. Jika dikaitkan dengan masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup, maka semakin padat suatu wilayah semakin besar kemungkinan terjadinya kerawanan sosial dan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya.

3. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB

Struktur perekonomian suatu daerah merupakan gambaran tentang komposisi perekonomian daerah yang terdiri atas 18 sektor ekonomi. Struktur ekonomi sekaligus menunjukkan tinggi rendahnya kontribusi atau peran seluruh sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB pada daerah tertentu.

Sektor yang memegang peranan paling besar dalam pembentukkan PDRB di Kota Langsa pada tahun 2016 adalah sektor Informasi dan Komunikasi sebesar 7,53 persen dari total PDRB Kota Langsa. Selanjutnya adalah sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang berperan sebesar 6,87 persen,Peranan masing-masing sektor terhadap perekonomian Kota Langsa disajikan dalam Tabel di bawah ini :

(20)

Bab I Pendahuluan 12

Tabel 1.2

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha

No Kategori

Laju Pertumbuhan Ekonomi

2012 2013 2014 2015

1. Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan

3,08 3,19 0,40 1,93

2. Pertambangan dan Penggalian 2,89 2,26 2,27 -3,56

Sekunder

3. Industri Pengolahan 3,90 2,83 2,34 2,08

4. Listrik dan Gas 4,35 1,08 1,17 1,23

5. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah Limbah dan Daur Ulang

6,47 4,47 4,05 4,18

6. Kontruksi 3,89 3,95 4,17 3,87

Tersier

7. Perdagangan Besar dan Enceran 5,39 5,45 5,55 5,58

8. Transportasi dan Pergudangan 5,73 5,93 6,40 6,46

9. Penyediaan Akomodasi Makan

Minum

(21)

Bab I Pendahuluan 13

10. Informasi dan Komunikasi 7,86 7,37 7,51 7,53

11. Informasi dan Komunikasi 7,86 7,37 7,51 7,53

12. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,34 2,21 0,43 0,87

13. Real Estate 3,94 4,12 4,46 4,54

14. Jasa Perusahaan 3,87 4,35 5,79 2,81

15. Administrasi Pemerintahan,

Pertanahan dan Jaminan Sosial

Wajib

3,87 2,35 2,83 3,03

16. Jasa Pendidikan 2,51 4,31 6,32 6,35

17. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

5,89 5,93 6,80 6,87

18. Jasa Lainnya 5,69 4,68 2,13 2,04

Produk Domestik Regional Bruto 4,72 4,57 4,43 4,55

Sumber : Buku Dalam Angka Kota Langsa Tahun 2016

4. Ketenagakerjaan

Pengangguran adalah mereka yang termasuk dalam interval angkatan kerja yang ingin dan mau mendapatkan pekerjaan tetapi tidak memperoleh pekerjaan. Di daerah manapun, baik tergolong daerah kaya maupun daerah miskin pasti terdapat pengangguran.

(22)

Bab I Pendahuluan 14 Kondisi ketenagakerjaan di Langsa mengalami penurunan, dapat dilihat dari

TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) yang terus meningkat dari tahun 2013 yaitu

7,61 persen menjadi 11,74 persen di tahun 2015. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) Langsa tahun 2015 juga mengalami penurunan dari 61,70 persen menjadi

56,51 persen. Jika dibandingkan antara wilayah perdesaan dan perkotaan, angka TPT perdesaan lebih kecil dari TPT perkotaan yang berarti persentase pengangguran lebih sedikit di daerah perdesaan dibanding perkotaan. Seiring dengan hal tersebutTPAK perkotaan lebih kecil dari TPAK perdesaan.

Ketika klasifikasi baku lapangan usaha dibagi menjadi pertanian, manufaktur dan jasa (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 3 Sektor) jumlah penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja mayoritas di bidang jasa yaitu sejumlah 46.503 jiwa (78,68 persen), lalu di bidang manufaktur sejumlah 10.451 jiwa (17,67 persen)

Pekerjaan utama penduduk di Kota Langsa pada tahun 2015 yang berusia

15 tahun ke atas bekerja paling banyak berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai

yaitu sebesar 34,61 persen dan selanjutnya berstatus berusaha sendiri sebesar

21,50 persen. Yang paling kecil adalah pekerja bebas di non pertanian sebesar 2,57

persen dan pekerja bebas di pertanian sebesar 3,43 persen, paling sedikit di bidang pertanian sejumlah 2.183 jiwa atau 3,69 persen.

Namun demikian, sekecil apapun pengangguran tetap harus mendapatkan perhatian dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata dan berkeadilan. Jika kondisi tersebut tidak mendapatkan perhatian lebih serius, dikhawatirkan akan dapat menimbulkan dampak sektor seperti ketimpangan dalam pendapatan dan dampak sektor lainnya.

(23)

Bab I Pendahuluan 15 Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk perluasan kesempatan kerja adalah dengan tetap mengupayakan proses produksi berbasis pada labour intensive (padat karya) dan mengembangkan seluruh potensi yang belum tergarap secara maksimal melalui ekstensifikasi, konstruksi, rehabilitasi, ekspansi usaha serta menggalang pola kemitraan dengan berbagai unit ekonomi yang berkesesuaian dengan menciptakan ketergantungan satu dengan yang lainnya, sehingga satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Ketergantungan seperti ini akan menciptakan backward dan foreward linkage baik dalam proses penggunaan input maupun dalam proses pemanfaatan output, dari saling ketergantungan tersebut akan dapat menciptakan peluang-peluang baru sehingga akan menyerap tenaga kerja lebih.

5. Pendidikan

Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya pembangunan dan menjadi titik sentral pembangunan tidak terlepas dari peranan pendidikan. Merujuk pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya (pasal 31 ayat 2), maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk Indonesia. Program wajib belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh, dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari upaya pemerintah mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era globalisasi.Sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat, pendidikan berperan menjadi tolak ukur kualitas hidup masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, semakin baik kualitas sumber dayanya.

(24)

Bab I Pendahuluan 16 Maka itu Kota Langsa berupaya terus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pendidikan di seluruh kecamatan untuk berbagai tingkat pendidikan. Pada tahun 2015.

Tabel 1.3

Kuantitas Sarana Pendidikan di Seluruh Kecamatan

Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Siswa

1 2 3

SD/Sederajat 72 9.315

SLTP/Sederajat 28 4.898

SLTA/Sederajat 27 5.003

Sumber : BPS Kota Langsa Tahun 2016

Jumlah SD/sederajat sebanyak 72 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 9.315 siswa. Untuk tingkat SMP/sederajat terdapat 28 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 4.898 siswa. Untuk tingkat/sederajat SLTA terdapat 27 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 5.003 siswa.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi, kewenangan dan tugas dari unit-unit yang membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kota Langsa, Dinas Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Langsa Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas pokok dan

(25)

Bab I Pendahuluan 17 Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Kota Langsa, Lembaga Teknis Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Langsa Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Badan-Badan Pemerintah Kota Langsa & Peraturan Walikota Langsa Nomor 11 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Kantor-Kantor Pemerintah Kota Langsa, dan Kecamatan berdasarkan Peraturan Walikota Langsa Nomor 12 tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Struktural Dilingkungan Kecamatan Pemerintah Kota Langsa.

Gambar 1.3

Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Langsa

Sumber : Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda Kota Langsa Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Tugas Pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Walikota dalam melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan pemerintahan, administrasi,

(26)

Bab I Pendahuluan 18 organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah.

Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, pengkoordinasian kegiatan perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan daerah, pengembangan dan pelaksanaan pola kerja sama antar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah; Asisten Pemerintahan Umum; Asisten Keistimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi; Asisten Administrasi Umum; 3 (tiga) Staf Ahli Walikota dan 9 (Sembilan) Bagian yaitu: Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik; Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan; Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM; Bagian Pemerintahan Umum; Bagian Hukum; Bagian Sosial dan Kesejahteraan Rakyat; Bagian Administrasi Pembangunan; Bagian Keistimewaan Aceh; Bagian Perekonomian; Bagian Umum; Bagian Organisasi dan Kepegawaian; Bagian Hubungan Masyarakat.

(27)

Bab I Pendahuluan 19 Dinas Daerah

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu seperti : Dinas Pendidikan; Dinas Kesehatan; Dinas Pekerjaan Umum; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Dinas Syari’at Islam; Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian; Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk; Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; Dinas Pengelola Keuangan dan Aset; serta Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata.

Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Beberapa lembaga teknis yang terdapat dalam pemerintah Kota mencakup : Badan Pemberdayaan Masyarakat; Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan; Inspektorat; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA); Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP); RSUD Kota Langsa; Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD); Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat; Badan

(28)

Bab I Pendahuluan 20 Kependudukan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; Kantor Satpol PP dan WH; Kantor Arsip dan Perpustakaan; Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu; Sekretariat KIP; Sekretariat Korpri; Majelis Adat Aceh; Majelis Permusyawaratan Ulama; Majelis Pendidikan Daerah; serta Baitul Mal Kota.

Pemerintah Kecamatan

Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Kota Langsa terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan Organisasi Kecamatan terdiri dari camat, sekretariat kecamatan, dan lima seksi yaitu: Seksi Tata Pemerintahan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat Mukim dan Gampong, Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum, Seksi Pelayanan Umum, Seksi Keistimewaan Aceh Dan Kesejahteraan Rakyat.

Pemerintah Kota Langsa dan seluruh perangkat di bawahnya berusaha melaksanakan tugas dan kegiatan pemerintahan daerah maupun tugas-tugas pembantuan dan tugas dekonsentrasi.

Tabel 1.4

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016

NO UNIT KERJA GOLONGAN JUMLAH

I II III IV

1 Sekretariat Daerah - 33 101 37 171

2 Sekretariat DPRK - 20 20 4 44

(29)

Bab I Pendahuluan 21

4 Dinas Kesehatan - 4 56 5 65

5 Dinas Pendidikan - 14 52 58 124

6 Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

1 14 26 3 44

7 Dinas Pekerjaan Umum - 37 47 4 88

8 Dinas Kependudukan dan Capil 1 14 18 5 39

9 Dinas Syariat Islam - 3 20 4 27

10 Dinas Perindag, Koperasi dan UKM

1 10 30 6 47

11 Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pertanian

- 25 62 7 94

12 Dinas Sosial, Naker, dan MobIlitas Penduduk

1 10 30 3 44

13 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset

1 26 64 5 96

14 Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya, dan Pariwisata

- 7 19 6 32

15 Rumah Sakit Umum Daerah 16 123 339 47 525

16 Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah

- 7 27 7 41

17 Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan

1 8 32 5 46

(30)

Bab I Pendahuluan 22

19 Badan Kesbangpol dan Linmas - 9 16 6 31

20 Badan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

- 11 27 5 43

21 Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan

52 66 21 5 144

22 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

- 9 17 3 29

23 Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi

- 4 4 1 9

24 Kantor Satpol PP dan WH - 16 8 2 26

25 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu - 5 10 2 17 26 Sekretariat KORPRI - 1 5 1 7 27 Sekretariat KIP - 14 14 1 29 28 Sekretariat MPU 2 4 7 1 14 29 Sekretariat MPD 1 3 3 2 9 30 Sekretariat MAA - 4 3 1 8

31 Sekretariat Baitul Mal - 5 6 1 12

32 Kecamatan Langsa Barat 2 17 11 1 31

33 Kecamatan Langsa Timur 2 10 18 - 30

(31)

Bab I Pendahuluan 23

35 Kecamatan Langsa Lama 1 20 10 1 32

36 Kecamatan Langsa Baro 2 15 11 1 29

37 Puskesmas Langsa Kota 1 40 64 2 107

38 Puskesmas Langsa Timur 1 9 18 1 29

39 Puskesmas Langsa Baro - 17 65 4 86

40 Puskesmas Langsa Barat - 26 42 6 74

41 Puskesmas Langsa Lama - 32 37 3 72

42 TK - 10 23 24 57 43 SD 15 109 214 470 808 44 SLTP 5 39 289 215 548 45 SMU 1 14 218 102 335 46 SMK - 28 214 111 353 47 Dpb Kota Langsa - - 19 20 39 J U M L A H 109 925 2395 1216 4645

Sumber : LKIP SKPK Tahun 2016

F. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 disajikan dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan, Permasalahan Utama (Strategic Issued), Gambaran Umum Daerah dan Struktur Organisasi.

(32)

Bab I Pendahuluan 24 ringkasan/ikhtisar perencanaan kinerja dan perjanjian kinerja.

BAB III : Akuntabilitas Kinerja, Menjelaskan capaian kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun 2016. Diuraikan pula analisis capaian kinerja yang meliputi : pembandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun 2015 dan tahun 2014, pembandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target 2017 berdasarkan dokumen RPJMD tahun 2012 sampai tahun 2017, untuk beberapa indikator realisasi kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan Standar Nasional; Analisis keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang diambil serta penyajian realisasi anggaran. BAB IV : Penutup, menguraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja

organisasi dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 dan upaya kedepan untuk perbaikan dalam penerapan sistem Akuntabilitas Kinerja.

(33)

Bab II Perencanaan Kinerja 25

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Pemerintah Kota Langsa melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis serta merekonstruksi Indikator Kinerja Utama demi menindaklanjuti surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor B/28/AA.05/2017 Tanggal 17 Januari 2017 tentang Hasil Evaluasi Atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016.

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh Pemerintah Kota Langsa. Perjanjian kinerja ini menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPK) / Unit Kerja dilingkungan Pemerintah Kota Langsa dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.

Untuk itu, penyusunan Perencanaan Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 merupakan sasaran dan target kinerja yang sepenuhnya mengacu pada Qanun Kota Langsa Nomor 11 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Qanun Kota

(34)

Bab II Perencanaan Kinerja 26 Langsa Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Langsa Tahun 2012-2017 dan Peraturan Walikota Langsa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 – 2017.

Target Kinerja tersebut merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai selama tahun 2016. Target Kinerja pada tingkat sasaran strategis akan dijadikan tolok ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian visi misi dan akan menjadi komitmen bagi Pemerintah Kota Langsa untuk mencapai targetnya dalam Tahun 2016.

1. Pernyataan Visi

Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa visi dan misi dari Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, dalam hal ini Walikota dan Wakil Walikota Langsa terpilih melalui Pemilukada Kota Tahun 2012, ditetapkan menjadi dasar visi dan misi pembangunan kota periode 2012-2017. Atas dasar tersebut, dengan mengedepankan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, Pemerintah Kota menetapkan visi pembangunan Kota Langsa tahun 2012-2017 sebagai berikut :

“Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami”

Kata-kata yang dirangkai menjadi kalimat visi di atas memiliki kandungan arti atau makna sebagai berikut:

Kota Berperadaban bermakna sebagai sebuah kota yang memiliki jati diri, harga diri, berbudaya, dan mandiri dalam upaya mencapai kemakmuran masyarakat

(35)

Bab II Perencanaan Kinerja 27 Kota Langsa, berlandaskan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa, ekonomi lokal yang tangguh, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Kota yang islami memiliki arti sebuah kota yang dihuni masyarakatnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak karimah dengan melaksanakan kewajiban sesuai Syariat Islam serta senantiasa memelihara hubungan yang harmonis antar ummat beragama.

Beberapa asumsi penting yang harus dipenuhi agar visi yang ditetapkan dapat diwujudkan adalah :

a. Terciptanya perdamaian di Aceh secara keseluruhan, termasuk di Kota Langsa, terciptanya kondisi keamanan dan ketertiban dalam masyarakat;

b. Kestabilan makro ekonomi serta kondusifnya kondisi sosial dan politik secara nasional;

c. Tersedianya anggaran pembangunan daerah yang memadai setiap tahun serta difokuskan pada program pembangunan prioritas; dan

d. Dukungan dan partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat Kota Langsa, termasuk jajaran eksekutif dan legislatif, maupun kalangan dunia usaha (swasta).

2. Pernyataan Misi

Sejalan dengan Misi dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih dalam Pemilukada kota tahun 2012, ditetapkan beberapa misi pembangunan dalam jangka menengah kedepan sebagai berikut:

(36)

Bab II Perencanaan Kinerja 28 b. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, amanah, demokratis,

berkeadilan, transparan, dan akuntabel;

c. Mewujudkan penataan ruang kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan yang tertib dan BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman);

d. Mewujudkan kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan serta ketahanan budaya daerah;

e. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas;

f. Mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas guna mendorong percepatan pengembangan kota dan wilayah;

g. Mendorong peningkatan UMKM dan membangun sentra-sentra ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan;

h. Mewujudkan permukiman masyarakat yang layak huni dan menata lingkungan hidup yang serasi dan lestari;

i. Menguatkan kapasitas pemerintah gampong dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat; dan j. Mewujudkan keamanan dan ketertiban serta keberlanjutan perdamaian sesuai

Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).

3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pembangunan Kota Langsa selama 2012-2017 ditetapkan berdasarkan 10 (sepuluh) misi pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya. Selanjutnya, sasaran pembangunan Kota Langsa ditetapkan sesuai dengan masing-masing tujuan

(37)

Bab II Perencanaan Kinerja 29 pembangunan. Keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan secara rinci diuraikan pada tabel berikut :

Tabel 2.1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Visi : Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami

Misi Tujuan Sasaran

Misi 1 :

Menegakkan dan

menjalankan Syariat Islam secara kaffah

Melaksanakan Syariat Islam secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat

Berkurangnya kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran islam

Meningkatnya peran dan fungsi ulama dalam pemberdayaan ummat dan pengayom dalam kehidupan keagamaan Misi 2 :

Mewujudkan

pemerintahan yang bersih dan berwibawa, amanah, demokratis, berkeadilan, transparan, dan akuntabel

Mewujudkan penyelenggaraan

pemerintahan yang berkualitas, bersih dan berwibawa (good governance) Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (LKIP Pemerintah Kota Langsa dari C menjadi B, serta Indeks Kepuasan Masyarakat)

Meningkatnya aparatur yang beretos kerja tinggi, professional, dan disiplin dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan daerah Meningkatnya

pengelolaan keuangan daerah dan sistem pelaporan keuangan pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan

(38)

Bab II Perencanaan Kinerja 30 profesional (perolehan WTP) Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan (RPJPD, RTRW, RPJMD, RKPD) Meningkatnya

kemandirian daerah dan meningkatnya

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur penerimaan daerah (kemampuan keuangan daerah dari rendah menjadi tinggi)

Misi 3 :

Mewujudkan penataan ruang kota serta pusat-pusat pasar dan perdagangan yang tertib dan BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman)

Menciptakan tata ruang kota serta pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman)

Meningkatnya

pembangunan perkotaan yang memperhatikan pengelolaan lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana

Meningkatnya

pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (bersih, indah, menarik, dan nyaman)

Misi 4 :

Mewujudkan kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan serta ketahanan budaya daerah;

Meningkatnya sumber daya manusia (SDM) Kota Langsa yang berkualitas dan berdaya saing serta menguatkan ketahanan budaya daerah guna mendorong percepatan pembangunan;

Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan (rata-rata lama sekolah dari 10,43 tahun menjadi 11,07 tahun)

Meningkatnya kualifikasi dan kompetensi guru serta tenaga kependidikan dalam mendorong peningkatan pelayanan pendidikan berkualitas

(39)

Bab II Perencanaan Kinerja 31 (persentase guru yang memenuhi kualifikasi SI/D-IV dari 71,16% menjadi 90,79%)

Berkembangnya budaya daerah dan kearifan lokal

yang mendukung

pembangunan daerah Misi 5 :

Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas

Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mewujudkan Kota Langsa yang berperadaban;

Meningkatnya pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau (angka harapan hidup 68,75 tahun menjadi 68,88 tahun) Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat (pengurusan izin 7 hari) Misi 6 : Mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas guna mendorong percepatan

pengembangan kota dan wilayah;

Meningkatkan kualitas pembangunan

infrastruktur guna mendorong percepatan pengembangan kota dan wilayah;

Meningkatnya pembangunan

infrastruktur pelayanan public perkotaan dan wilayah yang berkualitas;

Meningkatnya sarana dan prasarana pelabuhan Kuala Langsa yang

memadai dalam

mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor;

Meningkatnya distribusi air bersih yang memadai dalam upaya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat

Meningkatnya pelayanan jasa transportasi yang efisien, ekonomi, dan aman.

(40)

Bab II Perencanaan Kinerja 32 Mendorong peningkatan

UMKM dan membangun sentra-sentra ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan;

Menguatkan kapasitas UMKM dan membangun ekonomi kerakyatan berlandaskan potensi sumber daya ekonomi lokal;

Meningkatnya kapasitas Meningkatnya Kapasitas Koperasi Dan Usaha Mikro,Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mendorong Peningkatan Lapangan Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan

perdagangan ekspor Meningkatnya

pemanfaataan sumber daya pesisir dan kelautan yang ramah lingkungan

dan berbasis

pembangunan berkelanjutan

Meningkatnya kapasitas produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung kebutuhan pangan Meningkatnya pertumbuhan ekonomi (4,75% menjadi 4,87%) Menurunnya tingkat kemiskinan Misi 8 : Mewujudkan pemukiman masyarakat yang layak huni dan menata lingkungan hidup yang serasi dan lestari;

Menciptakan permukiman masyarakat layak huni dan penataan lingkungan yang serasi dan harmonis

Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh

(41)

Bab II Perencanaan Kinerja 33 Meningkatnya kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah, dan persampahan (penanganan sampah 14% menjadi 75%) Misi 9 : Menguatkan kapasitas pemerintah gampong dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat Mewujudkan kapasitas lembaga pemerintah gampong yang kuat dalam penyelenggaraan

pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat

Menguatnya kapasitas dan atat kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan

pembangunan

Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan (partisipasi perempuan di lembaga pemerintah sebesar 63,38%) Misi 10 : Mewujudkan keamanan dan ketertiban serta keberlanjutan perdamaian sesuai Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)

Menciptakan keamanan dan ketertiban serta keterlibatan masyarakat

dalam rangka

keberlanjutan perdamaian sesuai dengan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA)

Meningkatnya kondisi daerah yang aman dan

kondusif serta

keberlanjutan perdamaian

Meningkatnya kualitas demokrasi dan politik menuju masyarakat yang berkeadilan, tertib, aman, dan bermartabat

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Tujuan umum disusunnya Perjanjian Kinerja yaitu dalam rangka intensikasi pencegahan korupsi, peningkatan kualitas pelayanan publik, percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel

(42)

Bab II Perencanaan Kinerja 34 Namun demikian, ruang lingkup ini lebih di utamakan terhadap berbagai program utama organisasi, yaitu program-program yang dapat menggambarkan keberadaan organisasi serta menggambarkan isu strategik yang sedang dihadapi.

Perjanjian Kinerja Tahun 2016 disusun berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 sebagai berikut:

Tabel 2.2

Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Visi :

“Mewujudkan Langsa Menjadi Kota Berperadaban dan Islami”

No Misi No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Menegakkan dan

Menjalankan Syariat Islam Secara Kaffah

1. Berkurangnya kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran syariat islam dengan ajaran Islam

Menurunnya Angka Pelanggaran Terhadap Syari’at Islam 1276 Kasus 2. Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa, Amanah, Demokratis, Berkeadilan, Transparan Dan Akuntabel 2. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (good governance)

Meningkatnya Nilai/Peringkat Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)

Peringkat 5

Meningkatnya nilai SAKIP

Pemerintah Kota B Persentase Menurunnya Jumlah

Temuan Pemeriksaan Eksternal Yang Ditindaklanjuti

75,50%

3. Meningkatnya Aparatur Yang Beretos Kerja Tinggi, Profesional Dan Disiplin Dalam Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintahan Dan Pembangunan Daerah

Presentase peningkatan pejabat pemerintah yang mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai engan jabatannya

80 %

Menurunnya jumlah kejadian

pelanggaran disiplin pegawai 25 Kasus

4. Meningkatnya Pengelolahan Keuangan Daerah Sistem Pelaporan Keuangan Pemerintahan Yang Akuntabel, Transparan Dan Profesional

Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah

(43)

Bab II Perencanaan Kinerja 35 5. Ketersediaanya Dokumen

Perencanaan Pembangunan Meningkatnya jumlah dokumen perencanaan yang sinergis dan konsisten

4 Dokumen

6. Meningkatnya Kemandirian Daerah Dan Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Struktur Penerimaan Daerah

Derajat kemandirian daerah Kategori sedang

3. Mewujudkan Penataan Ruang Kota Serta Pusat-Pusat Pasar Perdagangan Yang Tertib Dan Beriman (Bersih, Indah, Menarik dan Nyaman) 1. Meningkatnya Pembangunan Perkotaan Yang Memperhatikan Pengelolahan Lingkungan Dan Berwawasan Mitigasi Bencana

Proposi ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah perkotaan

14,88 %

Persentase panjang jalan kota dalam kondisi baik

85,21 % 2. Meningkatnya pengembangan

pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman)

Meningkatnya jumlah pasar kecamatan yang telah mempunyai tempat pembuangan sampah 3 Pasar Kecamatan 4. Mewujudkan Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan Serta Ketahanan Budaya Daerah

1. Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan

Angka Rata-Rata Lama Sekolah 10,65%

2. Meningkatnya Kualifikasi Dan Kompotensi Guru Serta Tenaga Kependidikan Dalam Mendorong Peningkatan Pelayanan Pendidikan Berkualitas

Persentase Peningkatan Guru Yang Memenuhi Kualifikasi SI/D-IV

90 %

3. Berkembangnya Budaya Daerah Dan Kearifan Lokal Yang Mendukung Pembangunan Daerah

Cakupan kelestarian situs dan

budaya lokal 100 % 5. Mewujudkan Pelayanan Publik Yang Berkualitas 1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Berkualitas Dan Terjangkau

Usia Harapan Hidup 68,85 Tahun

2. Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat

Meningkatnya jumlah izin usaha

yang diterbitkan 2.380 izin Rata-rata lama proses perijinan 3 Hari

6. Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkualitas Guna Mendorong 1. Meningkatnya Kualitas Pembangunan Infrasruktur Pelayanan Publik Perkotaan Dan Wilayah Yang Berkualitas

Rasio Rumah Sakit terhadap

(44)

Bab II Perencanaan Kinerja 36 Percepatan

Pengembangan Kota Dan wilayah

2. Meningkatnya sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor

Persentase peningkatan jumlah perusahaan perdagangan ekspor dan impor yang bergerak menggunakan jasa transportasi laut

6 Perusahaan

3. Meningkatnya Distribusi Air Bersih Yang Memadai Dalam Upaya Pemerataan Distribusi Air Bersih Bagi Masyarakat

Persentase peningkatan jumlah rumah tangga pengguna air bersih

15%

4. Meningkatnya Pelayaanan Jasa Transportasi Yang Efisien Dan Ekonomis Dan Aman

Menurunnya tingkat kecelakaan

lalu lintas 123 Laka Lantas Persentase meningkatnya

kepemilikan KIR angkutan umum/wajib uji 60% 7. Mendorong Peningkatan UMKM Dan Membangun Sentral-Sentral Ekonomi Yang Berbasis Ekonomi Kerakyatan 1. Meningkatnya kapasitas koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam mendorong

peningkatan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi

Meningkatnya jumlah anggota

koperasi aktif 37%

2. Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan

Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

96%

3. Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan ekspor

Persentase produktivitas bahan pangan utama lokal lainnya per hektar

58,82%

4. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya pesisir dan kelautan yang ramah lingkungan dan berbasis pembangunan bekelanjutan Persentase Peningkatan Produktivitas di Sektor Kelautan 90% 5. Meningkatnya kapasitas produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung kebutuhan pangan

Persentase Peningkatan ketersediaan pangan utama

32,75%

6 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Rp.6.754.321.79 7. Menurunnya tingkat kemiskinan Persentase menurunya Penduduk Miskin 10,10% 8. Mewujudkan Permukiman Masyarakat Yang Layak Huni Dan Menata

1. Meningkatnya lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh

Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan

(45)

Bab II Perencanaan Kinerja 37 Lingkungan Hidup

Serasi Dan Lestari 2. Meningkatnya Kualitas kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan

Persentase Volume sampah

yang ditangani (m3) 80% 9. Menguatkan Kapasitas Pemerintah Gampong Dalam Penyelenggaraan Pemerintah, Pelaksana Pembangunan Dan Pembinaan Masyarakat

1. Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan

Persentase Peningkatan Jumlah Masukan tentang pembangunan dari Masyarakat yang diakomodasi

3 Desa

2. Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Persentase Pekerja perempuan di lembaga pemerintah 65,20 % 10. Mewujudkan Keamanan Dan Ketertiban Serta Keberlanjutan Perdamaian Sesuai Undang-Undang Pemerintahan Aceh

1. Meningkatnya kondisi Daerah yang aman dan kondusif serta keberlanjutan perdamaian

Presentase penyelesaian kasus pelanggaran

Ketertiban, ketentraman dan keindahan (K3)

99 %

2. Meningkatnya kualitas demokrasi dan politik menuju masyarakat yang berkeadilan, tertib, aman dan bermartabat

Meningkatnya Kualitas Demokrasi dan Politik Menuju Masyarakat Yang

Berkeadilan, Tertib, aman dan Bermatabat

30 Kepala Desa

(46)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 38

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran Kinerja Pemerintah Kota Langsa dilakukan untuk dapat melihat sejauh mana tercapainya hasil yang diharapkan, yang telah dirumuskan dalam RPJMD dan Revisi Perjanjian Kinerja Tahun 2016, Pengakuran Kinerja dilakukan dengan menggunakan Indikator Kinerja yang ditetapkan Dalam Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa.

A. Capaian kinerja Pemerintah Kota Langsa

Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016 merupakan bagian dari penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Pemerintah Kota Langsa sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu dengan cara membandingkan antara realisasi capaian indikator kinerja dengan target indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Langsa Tahun 2016 dan Menitik Beratkan Pada Pengukuran Pencapaian Tujuan dan Sasaran Strategis, Pemerintah Kota Langsa Telah Menyempurnakan Rumusan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU).

Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran strategis Meliputi Identifikasi atas Realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Membandingkan dengan Targetnya. Analisis Lebih Mendalam Dilakukan Terutama Terhadap Capaian Target Untuk

(47)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 39 Mengenali Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Sebagai Bahan Penetapan Strategis Peningkatan Kinerja di Tahun 2016 dan Atau Tahun - Tahun Selanjutnya.

Berikut ini secara Ringkas Disajikan Capaian Kinerja Pemeritah Kota Langsa Sebagaimana Terlihat Pada Tabel 3.1 Berikut ini.

SasaranStrategis IndikatorKinerja Target Realisasi %Capaian 1. Berkurangnya

kegiatan-kegiatan asusila dan amoral lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran syariat islam

1. Menurunnya Angka Pelanggaran Terhadap Syari’at Islam 1276 Kasus 1276 Kasus 100%

2. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, amanah, bersih, dan berwibawa (good governance) 1.

Meningkatnya Nilai / Peringkat Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)

Peringkat 5 Dalam Proses Evaluasi

Dalam Proses Evaluasi

2. Meningkatnya Nilai SAKIP

Pemerintah Kota B CC CC

3.

Persentase Menurunnya Jumlah Temuan Pemeriksaan Eksternal Yang Ditindaklanjuti

76, 65 % 75,50 % 98, 50 %

3. Meningkatnya aparatur yang eretos kerja tinggi, profesional dan disiplin dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan daerah 1.

Presentase peningkatan pejabat pemerintah yang mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai engan jabatannya

80% 77,90% 97,38%

2.

Menurunnya jumlah kejadian pelanggaran disiplin pegawai

25 Kasus 31 Kasus 80,65 % Tabel 3.1: Capaian Kinerja Tahun 2016

VISI

(48)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 40 4. Meningkatnya Pengelolahan keuangan daerah sistem pelaporan keuangan pemerintahan yang akuntabel, transparan dan Profesional

1. Opini BPK terhadap pengelolaan

keuangan daerah WTP Proses Audit -

5. Ketersediaanya dokumen perencanaan pembangunan

1.

Meningkatnya jumlah dokumen perencanaan yang sinergis dan konsisten 4 Dokumen 4 Dokumen 100% 6. Meningkatnya kemandirian daerah dan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur penerimaan daerah

1 Derajat kemandirian daerah Kategori Sedang Kategori Cukup Kategori Sedang

7. Meningkatnya pembangunan perkotaan yang memperhatikan pengelolahan lingkungan dan berwawasan mitigasi bencana

1. Proposi ruang terbuka hijau per

satuan luas wilayah perkotaan 14, 88 % 13,44 % 90,32 %

2. Persentase panjang jalan kota

dalam kondisi baik 85,21% 84,11% 98,71%

8. Meningkatnya pengembangan pusat pasar dan perdagangan yang BERIMAN (Bersih, Indah, Menarik, dan Nyaman)

1.

Meningkatnya jumlah pasar kecamatan yang telah mempunyai tempat pembuangan sampah

3 Pasar Kecamatan 3 Pasar Kecamatan 100% 9. Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan

1. Angka Rata-rata Lama Sekolah 10,65% 10.59% 99,44%

10. Meningkatnya kualifikasi dan kompotensi guru serta tenaga kependidikan dalam mendorong peningkatan pelayanan pendidikan berkualitas

1. Persentase Peningkatan Guru

(49)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 41 11. Berkembangnya

Budaya daerah dan kearifan lokal yang mendukung pembangunan daerah

1. Cakupan kelestarian situs dan

budaya lokal 100% 100% 100% 12. Meningkatnya Pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau

1. Usia Harapan Hidup 68, 85 Tahun 69, 10 Tahun 99,64%

13. Meningkatnya pelayanan administrasi publik yang baik dan cepat

1. Meningkatnya jumlah izin usaha

yang diterbitkan 2.380 Izin 2.335 Izin 98,11%

2. Rata-rata lama proses perijinan 3 Hari 3 Hari 100% 14. Meningkatnya kualitas pembangunan infrasruktur pelayana publik perkotaan dan wilayah yang berkualitas

1. Rasio rumah sakit terhadap satuan

penduduk 0,024 0,024 100% 15. Meningkatnya sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung aktivitas perdagangan ekspor dan impor 1.

Persentase peningkatan jumlah perusahaan perdagangan ekspor dan impor yang bergerak

mengunakan jasa transportasi laut

6 Perusahaan 6 Perusahaan 100%

16. Meningkatnya Distribusi air bersih yang

memadai dalam upaya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat

1. Persentase peningkatan jumlah

rumah tangga pengguna air bersih 15% 16,66% 90%

17. Meningkatnya Pelayaanan jasa transportasi yang efisien dan ekonomis dan aman

1. Menurunnya tingkat kecelakaan

lalu lintas 123 Laka Lantas 175 Laka Lantas 69%

2.

Persentase meningkatnya kepemilikan KIR angkutan umum/wajib uji

(50)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 42 18. Meningkatnya

kapasitas koperasi dan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) dalam mendorong peningkatan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi

1. Persentase Koperasi Aktif 37% 37% 100%

19. Meningkatnya kapasitas produksi perikanan dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat nelayan

1.

Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

96% 90,25% 94,21%

20. Meningkatnya

produktivitas komoditas unggulan perkebunan berbasis sumber daya lokal dan mendukung pengembangan perdagangan ekspor

1.

Persentase produktivitas bahan pangan utama lokal lainnya per hektar

58,82% 58,82% 100%

21 Meningkatnya pemanfaataan sumber daya pesisir dan kelautan yang ramah lingkungan dan berbasis pembangunan berkelanjutan

1. Persentase Peningkatan Produktivitas di Sektor Kelautan

90% 85,68% 95,20%

22. Meningkatnya

kapasitas produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka

mendukung kebutuhan pangan

1. Persentase Peningkatan ketersediaan pangan utama

32,75% 22,35% 68,24%

23. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi

1.

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Rp.6.754.321.79 Rp.6.721.521.33 99,51%

24. Menurunnya tingkat kemiskinan

1. Persentase menurunya Penduduk Miskin

10,10% 11,31% 89,30%

25. Meningkatnya

lingkungan permukiman yang berkualitas dalam upaya menciptakan kota tanpa permukiman kumuh

1.

Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan

(51)

Bab III Akuntabilitas Kinerja 43 B. Evaluasi dan Analisi Capaian Kinerja

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja di atas dilakukan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab- sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang telah ditargetkan hingga akhir tahun 2016 yang merupakan tahun ke tiga RPJMD 2012-2017.

Pemerintah Kota Langsa secara bertahap dan konsisten telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 30 (tiga puluh) sasaran strategis dan 36 (tiga puluh enam) indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU Pemerintah Kota Langsa sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor : 6 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Langsa Tahun 2012 - 2017 maupun Revisi Penetapan Kinerja Tahun 2016 Pemerintah Kota Langsa. 26. Meningkatnya Kualitas

kinerja cakupan pelayanan limbah dan persampahan

1. Persentase Volume sampah yang

ditangani (m3) 80% 28,23% 35,29%

27. Menguatnya kapasitas dan tata kelola kepemerintahan gampong yang baik dalam pelaksanaan pembangunan

1.

Persentase Peningkatan Jumlah Masukan tentang pembangunan dari Masyarakat yang diakomodasi

3 Desa 3 Desa 100%

28 Meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan

1. Persentase Pekerja perempuan di

lembaga pemerintah 65,20% 64,25% 98,54% 29. Meningkatnya kondisi

Daerah yang aman dan kondusif serta

keberlanjutan perdamaian

1.

Presentase peningkatan

penyelesaian kasus pelanggaran Ketertiban, ketentraman dan keindahan (K3)

99% 99,94% 101%

30. Meningkatnya Kualitas Demokrasi dan Politik Menuju Masyarakat Yang Berkeadilan, Tertib, aman dan Bermatabat

1.

Meningkatnya Kualitas Demokrasi dan Politik Menuju Masyarakat Yang Berkeadilan, Tertib, aman dan Bermatabat

Gambar

Tabel 3.1: Capaian Kinerja Tahun  2016  VISI
Tabel 3.28  Target  Volume sampah yang ditangani Kota Langsa dan Standar Nasional Tahun 2014 –2015  Indikator  sasaran  ini  diukur  melalui  hasil  penimbangan sampah  yang  tertangani  dengan  menghitung  rata  rata pembuangan  sampah  perhari

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bengkel accesories goro profesional adalah perusahaan yang sudah cukup berkembang, karena transaksinya sudah bertambah banyak

Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan issolasi protoplas dari jaringan daun dan kalus, induksi fusi menggunakan PEG, kultur protoplas dan regenerasi hasil fusi

1) Untuk mengetahui pendapatan sopir angkutan kota sebelum dan sesudah pembangunan Terminal Mengwi. 2) Untuk mengetahui jam bekerja, kepemilikan angkutan, tarif, pengalaman

(Response Surface Methode). Konsentrasi ragi pada media stater dan waktu fermentasi memiliki pengaruh nyata terhadap perolehan bioetanol yang dihasilkan. Dari analisa

Namun dalam konteks pembelajaran online, personalisasi sangat memungkinkan untuk dilakukan yaitu melakukan serangkaian perlakuan terhadap learning management aplikasi

1. Apabila ada yang perlu dikomentari, tulislah pada lembar catatan/revisi instrumen. Kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan indikator. Soal tidak membuat

Memperhatikan dan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap instansi pemerintah