• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Kopi (Coffee Processing Business Revenue Analysis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Kopi (Coffee Processing Business Revenue Analysis)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Kopi (Coffee Processing Business Revenue Analysis)

1) 2) 2)

Serli Okta Rochimatul Anifah dan Eko Suharyono , Harum Sitepu

1-2)

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Semarang Jln. Pawiyatan Luhur IV/16 Semarang Email: ekosuharyono.farming@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pendapatan usaha pengolahan kopi dan kelayakan usaha pengolahan kopi. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2018 sampai Agustus 2018 di Kelompok Tani Rahayu IV desa Kelurahan kecamatan Jambu kabupaten Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive. Analisis data menggunakan analisis pendapatan dan kelayakan usaha. Hasil penelitian usaha pengolahan kopi memberikan pendapatan sebesar Rp120.741.810,- /tahun, Nilai RCR sebesar 1,47. BEP = 12.936 (Q)

kemasan/tahun ( produksi riil = 18.973 kemasan/tahun). BEP(Rp) = Rp 13.639,- /kemasan ( harga riil = Rp 20.000 /kemasan). BEP(PK) = Rp 148.759.939,- /tahun ( pendapatan kotor riil = Rp 379.467.662,- /tahun). ROI = 47,29 %. Kesimpulan usaha pengolahan kopi memberikan pendapatan dan layak diusahakan.

Kata kunci : Usaha, pengolahan, kopi, pendapatan, kelayakan.

ABSTRACT

This study aims to examine the income of coffee processing businesses and the feasibility of coffee processing businesses. The research was conducted from February 2018 to August 2018 in the Rahayu IV Farmers Group in the village of Jambu sub-district, Semarang district. The research method used in this research is descriptive analysis method with the determination of the sample is done by purposive. Data analysis using income analysis and business feasibility. The results of research on coffee processing businesses provide income of Rp120,741,810, - / year, the RCR value is 1.47. BEP (Q) = 12,936 packages / year (real production = 18,973 packages / year). BEP (IDR) = IDR 13,639 / pack (real price = IDR 20,000 / pack). BEP (PK) = IDR 148,759,939, - / year (real gross income = IDR 379,467,662, - / year). ROI = 47.29%. In conclusion, the coffee processing business provides income and is worth working on.

Keywords: Business, processing, coffee, income, feasibility. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penduduk Indonesia hampir sebagian besar tinggal di pedesaan dan hingga saat ini masih menggantungkan pada mata pencaharian pada sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini yang menyebabkan sektor pertanian memiliki peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling b a n y a k d i p e r d a g a n g k a n . K o p i merupakan tanaman tahunan yang bisa mencapai umur produktif selama 20 tahun.

I n d o n e s i a m e m i l i k i p o t e n s i pengembangan usaha kopi yang besar. Pada tahun 2015 luas perkebunan kopi Indonesia mencapai 1.230.001 ha d e n g a n p r o d u k s i 6 3 9 . 4 1 2 t o n . Perkebunan kopi Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat (94,22%) dan melibatkan petani secara langsung sebanyak 1,9 juta KK (Anonim, 2016).

Perkembangan tanaman kopi rakyat tersebut memerlukan dukungan berbagai faktor antara lain ketersediaan s a r a n a , m e t o d e p e n g o l a h a n d a n penanganan pascapanen yang cocok bagi perkebunan kopi rakyat sehingga

(2)

menghasilkan biji kopi dengan mutu sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Syarat mutu kopi berdasarkan SNI 01-3542-2004 terdiri dari sifat fisik, kimia dan biologi. Sifak fisik meliputi performa (bau, warna dan rasa). ukuran biji, bobot biji dan kekerasan biji. Sifat kimia antara lain proksimat (kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat), kadar kafein, cemaran logam dan senyawa kimia lainnya. Sifat b i o l o g i a n t a r a l a i n c e m a r a n mikroorganisme, serangga dan kapang ( Widyotomo, 2012).

S e l a m a i n i s e b a g i a n b e s a r komoditas kopi diolah dalam bentuk produk olahan primer (biji kopi kering). P e n g o l a h a n k o p i r a k y a t m a s i h merupakan kopi utuh dengan mutu rendah dan kadar air masih relatif tinggi (sekitar 16%). Di Kelompok Tani Rahayu IV desa Kelurahan kecamatan Jambu kabupaten Semarang petani telah melakukan pengolahan biji kopi utuh menjadi bubuk kopi. Proses pembuatan kopi bubuk di Kelompok Tani Rahayu IV menggunakan bahan baku biji kopi (green

coffee) dan beberapa peralatan seperti

penyangrai, pembubuk, timbangan dan pengemas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pendapatan dan kelayakan u s a h a p e n g o l a h a n k o p i b u b u k d i K e l o m p o k Ta n i R a h a y u I V d e s a Kelurahan kecamatan Jambu kabupaten Semarang.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di

Kelompok

Tani Rahayu IV Desa Kelurahan

K e c a m a t a n J a m b u K a b u p a t e n

Semarang

pada bulan

Februari sampai

Agustus 2018

. Penentuan lokasi ditentukan dengan secara Purposive

Sampling, dengan pertimbangan daerah

tersebut

merupakan salah satu daerah

d i K a b u p a t e n S e m a r a n g y a n g

menghasilkan kopi, dan mempunyai

p o t e n s i y a n g b e s a r d a l a m

pengembangan usaha pengolahan

dan pemasaran kopi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif a n a l i s i s . M e t o d e i n i b e r t u j u a n m e n d a p a t k a n g a m b a r a n t e n t a n g pendapatan dan kelayakan usaha pengolahan kopi. Metode penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau sengaja. Penentuan sampel dilakukan di Kelompok Tani Rahayu IV dengan data periode produksi dari Bulan November 2017 sampai dengan Oktober 2018.

A n a l i s i s p e n d a p a t a n u s a h a pengolahan kopi didapat dari selisih antara penerimaan dengan total biaya (Soekartawi, 2006), dan kelayakan finansial usaha pengolahan kopi dengan RCR, BEP dan ROI.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1 . A n a l i s i s P e n d a p a t a n U s a h a

Pengolahan Kopi

A n a l i s i s p e n d a p a t a n u s a h a pengolahan kopi yaitu meliputi analisis pendapatan dalam pelaksanaan usaha pengolahan dari biji kopi (green coffee) menjadi kopi bubuk. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani meliputi biaya penyusutan alat, bahan baku dan biaya tenaga kerja serta kemasan.

Dalam usaha pengolahan kopi menjadi bubuk kopi di Kelompok Tani Rahayu IV diperlukan biaya tetap yaitu penyusutan alat, meliputi tiga komponen yaitu mesin roasting dan pembubuk, timbangan digital serta sealer, sedangkan biaya variabel meliputi bahan baku yang berupa biji kopi (green coffee), tenaga kerja, kemasan. Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan usaha pengolahan kopi tertera pada Tabel 1 berikut :

(3)

Tabel 1. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Pengolahan Kopi per 100 kg Produksi

Sumber: Data Primer Diolah 2018

Besarnya biaya penyusutan alat untuk mesin roasting dan pembubuk per periode produksi per 100 Kg dalam satu tahun adalah Rp 1.612.268,-. Biaya penyusutan alat lainnya ialah timbangan digital sebesar Rp 4.568,- dan Sealer sebesar Rp 9.673,-. Dari tiga komponen biaya tetap diatas diperoleh rata-rata biaya tetap per periode produksi per 100 Kg dalam satu tahun sebesar Rp 1 . 6 2 6 . 5 0 9 , - . M e s i n r o a s t i n g d a n pembubuk, timbangan digital dan sealer untuk pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi ini merupakan aset kelompok tani Rahayu IV, dimana dalam pengolahan kopi petani melakukan pengolahan kopi dilakukan dalam rumah produksi.

Biaya variabel atau biaya tidak tetap meliputi biaya pembelian bahan baku berupa biji kopi (green coffee), tenaga kerja dan kemasan. Biaya variabel cenderung berbeda karena beberapa faktor. Faktor jumlah bahan b a k u m e n j a d i h a l y a n g p a l i n g berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan pada usaha pengolahan kopi bubuk di Kelompok Tani Rahayu IV. Biaya bahan baku merupakan biaya terbesar yang dibutuhkan kelompok tani Rahayu IV. Besarnya biaya rata-rata untuk pembelian bahan baku per periode produksi per 100 Kg sebesar Rp 2.699.259,-. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 963.557,-. Sedangkan biaya untuk pengemasan sebesar Rp 100.796,-. Rata-rata

keseluruhan biaya variabel pada usaha pengolahan kopi bubuk per periode produksi per 100 Kg dalam satu tahun di Kelompok tani Rahayu IV adalah Rp 3.763.613,-.

Guna meningkatkan kegiatan usahatani petani kopi di kelompok tani Rahayu IV khususnya penyediaan bahan b a k u b e r u p a b i j i k o p i , p e t a n i mendapatkan fasilitas dari kelompok berupa penyediaan saprodi (berupa pupuk organik dan anorganik), sehingga diharapkan petani akan dapat menekan harga biji kopi. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dalam pengolahan biji kopi, kelompok sering melakukan study banding ke kelompok pengolah biji kopi yang lebih b a i k , s e h i n g g a d i h a r a p k a n d a l a m pengolahan biji kopi ini dengan biaya t e n a g a k e r j a y a n g s a m a a k a n mendapatkan produktifitas pengolahan kopi yang lebih tinggi.

To t a l b i a y a p r o d u k s i y a n g diperlukan per periode produksi per 100 Kg dalam satu tahun sebesar Rp 5 . 3 9 0 . 1 2 2 , - . To t a l B i a y a d a p a t dibandingkan dengan hasil penelitian Reswita (2016), biaya tetap yang d i g u n a k a n o l e h p e t a n i m e l i p u t i , penyusutan alat, pajak dan abodemen l i s t r i k r a t a - r a t a s e b e s a r R p 33.764,41/periode produksi. Selanjutnya biaya variabel yang digunakan oleh petani meliputi bahan baku, kemasan, kayu bakar, solar, angkutan, tenaga kerja,

(4)

listrik, lilin dan korek api rata-rata sebesar Rp 15.050.155,40 / periode produksi. Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani pada usaha kopi bubuk di Kabupaten Lebong rata-rata sebesar Rp 15.083.919,81/periode produksi.

Total biaya produksi di kelompok tani Rahayu IV dalam pengolahan biji kopi relatif lebih sedikit, hal ini karena masih banyaknya biaya produksi yang dikeluarkan di petani kopi di kabupaten Lebong. Pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi di kelompok tani Rahayu IV ini dalam proses pengolahannya memang m a s i h s e d e r h a n a d e n g a n s k a l a pemasarannya masih lokal, namun d i h a r a p k a n k e d e p a n n y a m a m p u membentuk suatu perusahaan yang mempunyai produk unggulan kopi d e n g a n S O P I n t e r n a s i o n a l d a n sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif.

Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa harga jual kopi di kelompok tani Rahayu IV sama yaitu sebesar Rp 20.000/ kemasan. Harga disesuaikan dengan harga pasar saat ini. Hasil produksi kopi bubuk rata-rata kemasan per periode produksi per 100 Kg dalam satu tahun diperoleh sebanyak 395 kemasan. Sehingga dari hasil rata-rata tersebut diperoleh penerimaan sebesar Rp 7.905.576,-. Menurut hasil penelitian Reswita (2016), produksi kopi

bubuk di Kabupaten Lebong sebesar 450 kg/periode produksi dengan harga Rp 4 3 . 0 0 0 / k g , s e h i n g g a r a t a - r a t a penerimaan yang didapat sebesar Rp 1 9 . 3 5 0 . 0 0 0 / p e r i o d e p r o d u k s i . Peningkatan jumlah produksi di kelompok t a n i R a h a y u I V d a p a t d i l a k u k a n peningkatan bahan baku berupa biji kopi y a n g d i l a k u k a n d e n g a n b u d i d a y a tanaman kopi yang lebih intensif, dan penggunaan alat produksi dengan kapasitas produksi yang lebih tinggi.

Berdasarkan rincian diatas dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan usaha pengolahan kopi menjadi bubuk kopi di Kelompok Tani Rahayu IV diperoleh dari besarnya penerimaan dikurangi dengan besarnya total biaya produksi, yaitu sebesar Rp 2.515.454,-/produksi. Dalam penelitian Bastian (2015), pendapatan pada 14 Industri B u b u k K o p i d i K e c a m a t a n J o h a n Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat dengan r a t a - r a t a p e n d a p a t a n s e b e s a r R p 7 . 0 7 1 . 0 7 1 , 4 2 / p r o d u k s i . H a l i n i disebabkan cara pengolahan yang lebih efisien.

2.Analisis kelayakan finansial Usaha Pengolahan Kopi

H a s i l p e r h i t u n g a n a n a l i s i s kelayakan usaha pengolahan kopi di Kelompok Tani Rahayu IV seperti terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi per 100 kg Produksi

Sumber: Data Primer Diolah 2018

a. Revenue Cost Ratio (RCR)

RCR usaha pengolahan kopi di K e l o m p o k Ta n i R a h a y u I V D e s a Kelurahan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang sebesar 1,47 > 1, Nilai RCR

1,47 diperoleh dari perbandingan jumlah penerimaan sebesar Rp 2.598.333,- dan t o t a l b i a y a p r o d u k s i s e b e s a r R p 1.744.099. Biaya-biaya tersebut diatas diperoleh nilai RCR 1,47 > 1 maka usaha

(5)

pengolahan kopi bubuk di Kelompok Tani Rahayu IV Desa Kelurahan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang layak untuk diusahakan. Peningkatan nialai RCR dalam usaha pengolahan biji kopi di K e l o m p o k Ta n i R a h a y u I V d a p a t dilakukan dengan penyediaan bahan baku berupa biji kopi yang cukup dan secara kontinue, sehingga harga bahan baku tetap stabil, dan peningkatan kinerja petani dengan dilakukan pelatihan pembuatan bubuk kopi.

L u a s l a h a n t a n a m a n k o p i dikelompok tani Rahayu IV sebesar 35 ha dengan luas 25 ha tanaman produktif dan 10 tanaman muda, sehingga kedepan diharapkan pengadaan bahan baku berupa biji kopi akan dapat meningkat jika dibarengi dengan cara budidaya yang baik (tanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen). Selain itu peningkatan kinerja petani dengan dilakukan pelatihan pembuatan bubuk kopi dan penyediaan sarana pengolahan kopi yang memadai agar diperoleh kualitas dan kuantitas produksi yang tinggi.

b. Break Even Point (BEP)

Dalam pengolahan biji kopi di Kelompok Tani Rahayu IV diperoleh BEP produksi/BEP(Q) rata-rata 87 kemasan sedangkan produksi riil sebesar 130 kemasan, berarti terdapat keuntungan 43 kemasan. Hal ini menunjukkan bahwa BEP produksi < jumlah produksi yang berarti usaha pengolahan kopi bubuk di K e l o m p o k Ta n i R a h a y u I V D e s a Kelurahan Kecamatan Jambu Kabupaten S e m a r a n g l a y a k d i u s a h a k a n . P e n i n g k a t a n p r o d u k s i r i i l d a l a m pengolahan biji kopi di Kelompok Tani Rahayu IV masih dapat ditingkatkan utamanya dengan penambahan alat pengolahan yang saat penelitian masih terbatas dan hanya terdapat di rumah produksi saja.

Selain itu peningkatan produksi bubuk kopi dapat dilakukan dengan peningkatan bahan baku berupa biji kopi. Untuk meningkatkan produksi kopi di

kelompok tani sudah mulai menggunakan bibit kopi yang bermutu, penggunaan pupuk bokashi dan anorganik yang tepat g u n a , p e r l a k u a n p e m a n g k a s a n pengendalian hama dan penyakit dengan agensia hayati yang ramah lingkungan juga pasca panen kopi dengan petik merah, dan penjemuran dengan alas. Sehingga dengan kegiatan usahatani tersebut diharapkan kedepan produksi kopi akan meningkat.

B E P h a r g a / B E P( R p ) r a t a - r a t a sebesar 13.639,- /kemasan sedangkan harga riil Rp 20.000,- /kemasan, maka terdapat selisih keuntungan harga sebesarRp 6.361,- /kemasan. Hal ini menunjukkan bahwa BEP(Rp) < harga pasar yang berarti usaha pengolahan kopi bubuk di Kelompok Tani Rahayu IV Desa Kelurahan Kecamatan Jambu Kabupaten S e m a r a n g l a y a k d i u s a h a k a n . Penurunan/pengurangan BEP harga dalam usaha pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi dapat dilakukan dengan peningkatan jumlah produksi/kemasan y a n g d a p a t d i l a k u k a n d e n g a n peningkatan pengadaan alat produksi kopi bubuk. Sehingga rumah produksi y a n g s u d a h a d a h a r u s d i t a m b a h . Penambahan rumah produksi juga harus diikuti penambahan bahan baku berupa biji kopi dan pemasaran hasil produksi harus ditingkatkan baik melalui media sosial ataupun mengikuti pameran baik tingkat lokal dan nasional.

Dalam hal pemasaran kopi, di kelompok tani Rahayu IV telah bermitra dengan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) melalui Koperasi Tani Manunggal Gapoktan Gunung Kelir, dalam hal ini kelompok tani Rahayu IV merupakan p e n y u p l a i b i j i k o p i t e r b e s a r b i l a dibandingkan dengan kelompok tani anggota Gapoktan Gunung Kelir yang lain yang juga memasarkan biji kopi melalui Gapoktan.

BEP pendapatan kotor digunakan untuk mengetahui jumlah pendapatan kotor/penerimaan minimal agar usaha

(6)

tidak mengalami kerugian atau tidak u n t u n g . D i p e r o l e h r a t a - r a t a B E P pendapatan kotor sebesar Rp 963.034,- sedangkan pendapatan kotor riil sebesar R p 2 . 5 9 8 . 3 3 3 , - d e n g a n s e l i s i h penerimaan sebesar Rp 1.635.299,-. Hal i ni me n unj ukka n b a h w a BEP( P K ) < pendapatan kotor yang berarti usaha pengolahan kopi bubuk di Kelompok Tani Rahayu IV Desa Kelurahan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang layak diusahakan.

P e n i n g k a t a n p e n d a p a t a n kotor/penerimaan pengolahan biji kopi dapat dilakukan dengan pengingkatan bahan baku berupa biji kopi, dan peningkatan produksi biji kopi dengan b u d i d a y a y a n g b a i k ( p e n a n a m a n , pemeliharaan, panen dan pasca panen). Selain bahan baku yang cukup proses pengolahan perlu ditingkatkan baik secara jumlah (kuantitas) dengan penambahan rumah produksi dan mutu (kualitas) hasil bubuk kopi yang dihasilkan dengan SOP pengolahan biji kopi baik tingkat nasional bahkan internasional.

c. Return Of Investmen (ROI)

 D i k e t a h u i a n a l i s i s u s a h a pengolahan kopi bubuk di Kelompok Tani Rahayu IV Desa Kelurahan Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang diperoleh nilai ROI sebesar 47,29% per periode produksi. Peningkatan nilai ROI juga dapat dilakukan dengan peningkatan produksi, sehingga dengan harga juar Rp 20.000/kemasan pendapatan akan semakin meningkat dan modal cepat kembali.

SIMPULAN

1. Usaha pengolahan kopi menjadi bubuk kopi di Kelompok Tani Rahayu IV rata-rata per periode produksi per 100 kg dan pendapatan sebesar Rp 2 . 5 1 5 . 4 5 4 , - / p r o d u k s i a t a u Rp120.741.810,-/tahun.

2. Usaha pengolahan kopi menjadi bubuk kopi di Kelompok Tani Rahayu

IV menghasilkan RCR = 1,47. BEP = (Q)

87 kemasan. BEP(Rp) = Rp 13.639,-/kemasan. BEP(Pk) = Rp 963.034,-/periode produksi. ROI 47.29 %, sehingga usaha pengolahan kopi menjadi bubuk kopi secara finansial layak untuk diusahakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2015. Data Strategi Kecamatan

Jambu Tahun 2015. Kabupaten

Semarang.

……….. 2016, Asosiasi Eksportir Dan

Industri Kopi Indonesia (AEKI). http://www.aeki-aice.org/tabel

k o n s u m s i k o p i i n d o n e s i a aeki.html. 23 Oktober 2017. ………... 2016, Pengolahan Kopi dengan

Metode Basah dan Kering. h t t p : / / k o p i t a l . i d / 2 0 1 6 / 1 2 / 2 1 / m e t o d e -pengolahan-kopi/. 23 Oktober 2016. ………… 2016. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017 Kopi.

Direktorat Jenderal Perkebunan Sekretariat Direktorat Jenderal P e r k e b u n a n K e m e n t e r i a n Pertanian. Jakarta.

……….,2017,https://id.wikipedia.org/wiki/ Kopi. 20 Oktober 2016.

…….…, 2017, Proses Pengolahan Biji

Kopi. https://alamtani.com. 11

Januari 2017.

Almada, Deva P. 2009. Pengaruh Peubah

Proses Dekafeinasi Kopi dalam R e a k t o r K o l o m T u n g g a l Terhadap Mutu Kopi. Tesis.

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(7)

B a s t i a n , J o h a n . 2 0 1 5 . A n a l i s i s

Pendapatan dan Keuntungan Usaha Pada Industri Bubuk Kopi Tradisional Aceh di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh.

Jati, Yodhi Purwoko, 2006. Analisis Nilai

T a m b a h d a n S t r a t e g i Pemasaran Kopi Bubuk Arabika Kelompok Tani Manunggal VI Kecamatan Jambu Semarang.

IPB. Bogor.

Mulato, Sri. 2002. Simposium Kopi 2002 dengan tema Mewujudkan

p e r k o p i a n N a s i o n a l Ya n g Tangguh melalui Diversifikasi U s a h a B e r w a w a s a n L i n g k u n g a n d a l a m Pengembangan Industri Kopi B u b u k S k a l a K e c i l U n t u k Meningkatkan Nilai Tambah U s a h a Ta n i K o p i R a k y a t .

Denpasar : 16-17 Oktober 2002. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya

dan Pengolahan Kopi Arabika d a n R o b u s t a . P e n e b a r

Swadaya. Jakarta

Reswita, 2016. Pendapatan dan Nilai

Tambah Usaha Kopi Bubuk Robusta di Kabupaten Lebong.

Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi. J u r n a l . J u r u s a n Te k n o l o g i Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara..

Sari, Lusi Intan. 2001. Mempelajari Proses Pengolahan Kopi Bubuk (Coffea canephora) Alternatif dengan Menggunakan Suhu dan Tekanan Rendah. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. Soekartawi. 2006. Ilmu Usahatani dan

P e n e l i t i a n U n t u k Pengembangan Petani Kecil.

Jakarta; Universitas Indonesia. Widyotomo. S, 2012. Peningkatan Mutu

dan Nilai Tambah Kopi Melalui P e n g e m b a n g a n P r o s e s Fermentasi dan Dekafeinasi. In

P r o s i d i n g S e m i n a r H a s i l P e n e l i t i a n I n s e n t i f R i s e t . K e m e n t e r i a n R i s e t d a n Teknologi.

Gambar

Tabel 1. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Pengolahan Kopi per 100 kg Produksi
Tabel 2. Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi per 100 kg Produksi

Referensi

Dokumen terkait

Kata Kunci : Strategi Pembelajaran SAVI, dan Hasil Belajar Siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui. 1) hasil belajar siswa sebelum menggunakan strategi

dkk (2005) [5], telah melakukan penelitian sifat magnetik bahan komposit berbasis serbuk magnet NdFeB hasil milling dan polimer termoplastik LLDPE, dengan kesimpulan polimer

Untuk variabel pemberian insentif : pada indikator insentif non-materi dapat berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai terdapat tanggapan terbanyak yaitu 43 orang

Self efficacy memiliki peran penting dalam motivasi dan motivasi adalah hasil kognitif. Individu memotivasi dirinya dan membimbing tindakan antisipatori dengan melatih

b) Observasi atau pengamatan, adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. c) Angket, adalah sejumlah

Sinergis, terjadi bila campuran obat atau beberapa obat yang diberikan bersama- sama dengan aksi proksimat yang sama menimbulkan efek yang lebih besar dari jumlah efek

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa motivasi belajar dengan prestasi (hasil) belajar siswa memiliki pengaruh yang signifikan, dengan demikian dapat disimpulkan

Hubungungan dengan diri sendiri ini berkaitan dengan pencarian makna pribadi, pencarian tujuan dan nilai-nilai kehidupan identitas, kepercayaan diri dan harga