• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN TRAFIC LIGHT BERBASIS DIGITAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN TRAFIC LIGHT BERBASIS DIGITAL"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN TRAFIC LIGHT BERBASIS DIGITAL

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Teknik Digital, Yang Dibimbing Oleh

ALFITH S.Pd, M.Pd

DIAJUKAN OLEH : KELOMPOK II

AJRON

2013330008

FITRAH YULIA ASTARI

2013330009

RANDI AFRINALDI

2013330006

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO D-III

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

PADANG, 07 NOVEMBER 2013

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt. berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tentang ”Perancangan Trafic Light Berbasis Digital”. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Teknik Digital yang dibimbing oleh Alfith, S.Pd., M.Pd.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat bantuan dan dorongan baik moril maupun non moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih, khususnya kepada Bapak Alfith, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing mata kuliah Teknik digital yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Serta kepada teman sejawat yang telah memberikan motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Semoga dengan bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan kepada penulis, menjadi amal saleh dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah swt.

Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca. Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan pengelola pendidikan di masa yang akan datang. Semoga Allah swt. senantiasa memberikan ridho dan hidayah-Nya. Amin.

Padang, 07 November 2013

(3)

ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii A. Tujuan ... 1 B. Teori Singkat ... 1

C. Alat Dan Bahan Serta Rancangan Anggaran Biaya ... 10

D. Gambar Lay Out Dan Tata Letak Komponen ... 10

E. Skema Rangkaian ... 11

F. Simulasi Trafic Light Berbasis Digital ... 11

G. Langkah Kerja ... 12

H. Perancangan (Program) ... 12

I. Analisa Pembuatan Rancangan Trafic Light Berbasis Digital ... 16

(4)

A. Tujuan

Tujuan dari proposal ini adalah sebagai persyaratan mengikuti ujian semester ganjil untuk Teknik Digital, sehingga dengan adanya laporan ini bisa menjadikan awal dari proyek untuk mata kuliah Teknik Digital. Sekaligus untuk menambah wawasan dalam rangkaian perancangan Trafic Light Berbasis Digital. Dan juga kepada pembaca agar dapat membantu untuk merangkai perancangan Trafic Light Berbasis Digital. Semoga laporan ini dapat diterima dan dipahami / mudah dimengerti oleh pembaca, maupun Dosen Pembimbing.

B. Teori Singkat

1. Mikrokontroler ATmega 8535

AVR termasuk kedalam jenis mikrokontroler RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Berbeda dengan mikrokontroler keluarga MCS-51 yang berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing).

Pada mikrokontroler dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits words) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock, sedangkan pada teknologi CISC seperti yang diterapkan pada mikrokontroler MCS-51, untuk menjalankan sebuah instruksi dibutuhkan waktu sebanyak 12 siklus clock.

Secara garis besar, arsitektur mikrokontrole ATMEGA8535 terdiri dari : 1. 32 saluran I/O (Port A, Port B, Port C dan Port D)

2. 10 bit 8 Channel ADC (Analog to Digital Converter) 3. 4 Channel PWM

4. 6 Sl eep Modes : Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-Down, Standby and Extended Standby

5. 3 buah timer/counter. 6. Analog Compararator

7. Watchdog timer dengan osilator internal 8. 512 byte SRAM

9. 512 byte EEPROM

10.8 kb Flash memory dengan kwmampuan Read While Write 11.Unit interupsi (internal dan external)

12.Port antarmuka SPI8535 “memory map”

13.Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps 14.4,5 V sampai 5,5 V operation, 0 sampai 16 MHz

(5)

Gambar IC ATmega 8535

Peta Memory ATMega8535

ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian yaitu : 32 buah register umum, 64 buah register I/O, dan 512 byte SRAM internal.

Register untuk keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah yaitu $00 sampai $1F. Sementara itu register khusus untuk menangani I/O dan kontrol terhadap mikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 sampai $5F. Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroler, seperti kontrol register, timer/counter, fungsi fungsi I/O, dan sebagainya.

Register khusus alamat memori secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah . Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada lokasi $60 sampai dengan $25F.

Selain itu AVR ATmega8535 juga memilki memori data berupa EEPROM 8-bisa sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF.

Status Register

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroler.

Status Register ATMega8535

1. Bit7 --> I (Global Interrupt Enable),

(6)

2. Bit6 --> T (Bit Copy Storage),

Instruksi BLD dan BST menggunakan bit T.

Sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalin ke bit T menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit T dapat disalin kembali kesuatu bit dalam register GPR dengan menggunakan instruksi BLD.

3. Bi5 --> H (Half Cary Flag) 4. Bit4 --> S (Sign Bit)

merupakan hasil operasi EOR antara flag -N (negatif) dan flag V (komplemen dua overflow).

5. Bit3 --> V (Two's Component Overflow Flag),

Bit ini berfungsi untuk mendukung operasi matematis. 6. Bit2 --> N (Negative Flag) Flag N akan menjadi Set,

jika suatu operasi matematis menghasilkan bilangan negatif. 7. Bit1 --> Z (Zero Flag) Bit ini akan menjadi Set,

apabila hasil operasi matematis menghasilkan bilangan 0. 8. Bit0 --> C (Cary Flag) Bit ini akan menjadi set,

apabila suatu operasi menghasilkan carry.

Konfigurasi Pin Mikrokontroler AVR ATMEGA8535

Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 4 0 pin untuk model PDIP, dan 44 pin untuk model TQFP dan PLCC. Nama-nama pin pada mikrokontroler ini adalah :

1. VCC : merupakan pin y ang berfungsi sebagai pin masukan catu daya 2. GND : merupakan pin ground.

3. Port A (PA0...PA7) : merupakan pin I/O dan pin masukan ADC

4. Port B (PB0 – PB7) : merupakan akan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter, komperator analog dan SPI.

5. Port C (PC0 – PC7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komperator analog, input ADC dan Timer Osilator.

6. Port D (PD0 – PD7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komperator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.

7. RESET : merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler. 8. XTAL1 dan XTAL2 : merupakan pin masukan clock eksternal.

9. AVCC : merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. 10. AREF : merupakan pin tegangan referensi ADC

(7)

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler ATMega8535 : 1. Port A

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port A digunakan.

Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter.

2. Port B

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB)harus disetting terlebih dahulu sebelum Port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk fungsi - fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut.

3. Port C

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.

Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator untuk timer/counter 2.

4. Port D

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port D digunakan.

(8)

Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jik sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki untuk fungsi -fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2 Fungsi Pin-pin Port B

5. RESET

RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka system akan di -reset.

6. XTAL1

XTAL1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke internal clock operating circuit.

7. XTAL2

XTAL2 adalah output dari inverting oscillator amplifier.

8. AVcc

Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus secara eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.

9. AREF

AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus dibeikan ke kaki ini.

10. AGND

AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki anlaog ground yang terpisah.

(9)

Bahasa Pemrograman ATMega8535

Pemrograman mikrokontroler ATMega8535 dapat menggunakan low level language (assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, JAVA, dll) tergantung compiler yang digunakan. Bahasa Assembler mikrokontroler AVR memiliki kesamaan instruksi, sehingga jika pemrograman satu jenis mikrokontroler AVR sudah dikuasai, maka akan dengan mudah menguasai pemrograman keseluruhan mikrokontroler jenis mikrokontroler AVR.

Namun bahasa assembler relatif lebih sulit dipelajari dari pada bahasa C. Untuk pembuatan suatu proyek yang besar akan memakan waktu yang lama serta penulisan programnya akan panjang. Sedangkan bahasa C memiliki keunggulan dibanding bahasa assembler yaitu independent terhadap hardware serta lebih mudah untuk menangani project yang besar.

Bahasa C memiliki keuntungan -keuntungan yang dimiliki bahasa assembler (bahasa mesin), hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin, dapat dilakukan dengan bahasa C dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa C terletak diantara bahasa pemrograman tingkat tinggi dan assembly .

1. Seven Segment

Peraga/Penampil 7 segmen adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memdekodekan data dari bahasa mesin ke dalam bentuk tampilan data desimal. Peraga/penampil 7 segmen pada dasarnya adalah konfigarasi LED yang disusun sedemikian rupa sehingga nyala dari LED tersebut dapat membentuk karakter angka desimal. Struktur tampilan dari peraga/penampil tujuh segmen tersebut dilabelkan dari a sampai g yang dapat menampilkan 10 karakter bilangan desimal pertama dari 0 sampai 9.

Konstruksi dari penampil tujuh segmen ditunjukan pada gambar berikut.

(10)

Untuk menggunakan peraga/penampil 7 segmen katoda bersama (common cathoda) maka pin A – G penampil 7 segment harus diberikan input berupa tegangan DC positif kemudian terminal common pada penampil 7 segmen dihubungkan ke ground.

Kemudian untuk mengoperasikan penampil 7 segmen anoda bersama (common anoda) maka terminal input A – G pada penampil 7 segmen harus dihubungkan ke ground kemudian terminal common dihubungkan ke sumber tegangan DC positif.

Resistor pembatas arus untuk LED pada penampil 7 segmen sebaiknya dipasang seri pada setiap pin atau jalur input A – G pada peraga/penampil 7 segmen tersebut. Pemasangan resistor seperti ini bertujuan untuk mendapatkan arus bias LED yang stabil pada setiap perubahan karakter tampilan pada penampil 7 segmen.

2. LED

LED merupakan singkatan dari Light Emitting Diode. Dari sisi penggolongan, LED merupakan komponen aktif bipolar semikonduktor, karena itu hanya mampu mengalirkan arus dalam satu arah saja.

Untuk menyalakan LED, cukup dengan mengalirkan arus dari anoda ke katoda (for ward biass) dengan beda potensial minimum berkisar antara 1,5 hingga 2 volt dan arusnya berkisar di 20mA.

Perlu diperhatikan juga bahwa LED juga memiliki tegangan nyala maksimum, jika tegangan tersebut terlewati maka LED akan rusak. Di Pasaran umumnya LED dikemas berkaki dua (katoda dan anoda) dengan bermacam‐macam warna nyala.

Untuk membedakan kedua kaki tersebut, kaki anoda biasanya dibuat lebih panjang daripada katoda. Harganya sangat terjangkau, berkisar dari 250 rupiah hingga beberapa ribu rupiah.

LED banyak digunakan untuk indikator dan transmisi singal atau bahkan untuk penerangan. LED banyak digunakan karena hemat daya, tahan lama dan ekonomis, maka wajar jika popularitas LED mengalahkan tabung nixie maupun lampu pijar.

(11)

Gambar LED

Antarmuka LED

LED dapat menyala pada arus searah (DC) maupun arus bolak‐balik (AC), yang membedakan adalah kontinyuitas. Pada arus DC LED menyala secara kontinyu.

Sedangkan pada arus AC, LED akan menyala secara tidak kontinyu (nyala‐padam secara eriodic), menyala pada setengah gelombang pertama dan padam pada setengah gelombang berikutnya. Hal ini terjadi secara periodik pada frekuensi senilai dengan frekuensi AC yang diterapkan.

Hal ini terjadi karena LED hanya mengalirkan arus satu arah saja, sebagai akibatny a LED hanya akan menyala pada fasa dimana LED mendapatkan forward biasa (hanya setengah gelombang).

Mata manusia terkadang terlalu lambat untuk merespon aktifitas nyala‐padam tersebut, pada frekwensi tertentu (biasanya 85Hz atau lebih) LED akan terlihat tetap menyala meskipun faktanya berkedip‐kedip. Prinsip ini lebih lanjut digunakan untuk memultipleks LED maupun untuk penghambatan daya.

3. Resistor

Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, berfungsi untuk menghambat arus listrik yang melewatinya. Semakin besar nilai resistansi sebuah resistor yang dipasang, semakin kecil arus yang mengalir.

(12)

Gambar Resistor

4. Kapasitor

Kondensator ialah suatu komponen listrik/elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.

Gambar Kapasitor

5. Transistor

Merupakan salah satu dari komponen elektronika yang berfungsi sebagai sakelar otomatis.

(13)

C. Alat Dan Bahan Serta Rancangan Anggaran Biaya

No Nama bahan Quantity Harga Jumlah

1 IC Atmega 8535 1pcs Rp. 70.000 Rp. 70.000 2 LED Merah 4pcs Rp. 300 Rp. 1.200 3 LED Kuning 4pcs Rp. 300 Rp. 1.200 4 LED Hijau 4pcs Rp. 300 Rp. 1.200 5 Socket IC 1pcs Rp. 2.500 Rp. 2.500 6 Socket 6 kaki 1pcs Rp. 3.000 Rp. 3.000 7 Saklar 1pcs Rp. 1.500 Rp. 1.500 8 Switch 5pcs Rp. 500 Rp. 2.500 9 Black Housing 1pcs Rp. 3.000 Rp. 3.000 10 Transistor L7805 CN 1pcs Rp. 5.000 Rp. 5.000 11 Kapasitor 47µf/16v 1pcs Rp. 1.000 Rp. 1.000 12 Kapasitor 100µf/16v 1pcs Rp. 1.200 Rp. 1.200 13 Kapasitor keramic 1pcs Rp. 1.000 Rp. 1.000 14 Kristal 12MHz 1pcs Rp. .3000 Rp. 3.000 15 Papan PCB 1pcs Rp. 4.000 Rp. 4.000 16 Pelarut 1bks Rp. 3.000 Rp. 3.000 17 Timah 2mtr Rp. 1.000 Rp. 2.000 18 Kabel pelangi 1/2mtr Rp. 5.000 Rp. 2.500 Total Rp. 108.800

(14)

E. Skema Rangkaian

(15)

G. Langkah Kerja

1. Membuat layout dengan program eagle, yang di print dengan menggunakan kertas putih.

2. Pindahkan gambar layout ke PCB, dengan cara setrika, sehingga layout tersebut benar-benar terlihat jelas, jika tidak perjelaslah dengan spidol.

3. Melarut PCB dengan larutan, kemudian di gosok dengan kertas ampalas. 4. Membor PCB, kemudian memasang komponen sesuai dengan tata letaknya. 5. Kreasikan bentuk rangkaian, sesuai dengan keinginan.

H. Perancangan (Program)

Blog diagram rancangan miniature traffic light

(16)

Penjelasan blog diagram

1. Membuat listing program traffic light, dalam percobaan ini pertama-tama yang dilakukan adalah membuat listing program dari miniature traffic light. Listing program untuk aplikasi ini adalah sebagai berikut :

//Library yang digunakan #include

#include

//deklarasi array untuk menampilkan karakter pada seven sgmen

unsigned char bil[10]={0x3f,0x06,0x5b,0x4f,0x66,0x6d,0x7d,0x07,0x7f,0x6f}; //fungsi utama

void main(void){

//variabel untuk counter down int kanan;

//setting port pada mikrokontroler PORTA=0x00; DDRA=0xFF; PORTB=0x00; DDRB=0xFF; PORTC=0x00; DDRC=0xFF; PORTD=0xFF; DDRD=0xFF; //program utama while (1){

//perulangan untuk counter down pada seven segmen for (kanan=10;kanan>=0;kanan--){

//nyalakan ke empat seven segmen PORTD.7=0;

PORTD.6=0; PORTD.5=0;

(17)

//output port a sama dengan nilai varibel bil sesuai nilai variabel kanan PORTA=bil[kanan]; delay_ms(1000); if(kanan>3){ PORTB=0b10000100; PORTC=0b10000100; }

if(kanan<=2 && kanan>=1){ PORTB=0b10000010; PORTC=0b10000010; delay_ms(50); PORTB=0b10000000; PORTC=0b10000000; } if(kanan==0){ PORTB=0b00100001; PORTC=0b00100001; } } for (kanan=10;kanan>=0;kanan--){ PORTD.7=0; PORTD.6=0; PORTD.5=0; PORTD.4=0; PORTA=bil[kanan]; delay_ms(1000); if(kanan>3){ PORTB=0b00100001; PORTC=0b00100001; }

if(kanan<=2 && kanan>=1){ PORTB=0b01000001; PORTC=0b01000001;

(18)

delay_ms(50); PORTB=0b00000001; PORTC=0b00000001; } if(kanan==0){ PORTB=0b10000100; PORTC=0b10000100; } } } }

2. Membuat rangkaian minimum system dari ATmega 8535, yang nantinya

dihubungkan dengan rangkaian output, yaitu rangkaian yang mencakup seven segmen dan led. Dibawah ini merupakan gambar rangkaian dalam pcb minimum system dan simulasi darirangkaian traffic light.

Rangkaian output pada pcb

(19)

Simulasi dari rangkaian miniature traffic light

3. Mendownload program kedalam mikrokontroler ATmega 8535, sehingga dapat mengantarmukakan seven segmen dan led.

4. Setelah rangkaian diberi sumber tegangan DC sebesar 5V maka miniature traffic light dapat berjalan sesuai dengan perintah program.

I. Analisa Pembuatan Rancangan Traffic Light Berbasis Digital.

Traffic Light adalah rambu-rambu yang biasanya digunakan dalam pengaturan perjalanan lalu lintas, agar pengemudi / pengguna jalan dapat mematuhi peraturan lau lintas, sehingga mengurangi kecelakaan.

Pada perancangan Traffic Light Berbasis Digital yang kami buat, maka antara led merah, kuning dan hijau Akan bergantian hidup pada waktu 5detik, namun waktu penggantian hidup antara led dapat diubah pada program, sesuai keinginan kita.

J. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan

Dari percobaan yang sudah dilkasanakan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam project mengantarmukakan mikrokontroler dengan led dan seven segment melibatkan semua port pada ATmega 8535 yang digunakan sebagai output. Seven segment yang digunakan dalam dalam miniature traffic light ini bekerja dengan diprogram sebagai counter down. Dan nyala led dikendalikan oleh program agar bekerja sesuai seperti traffic light.

Saran

Harapan penulis dari uraian diatas, agar dapat mengambil manfaatnya bagi pembaca. Dan juga dari uraian tersebut, dapat menambah wawasan kita, khususnya bagi penulis. Sehingga dapat diterapkan dalam pemasangan rangkaian Traffic Light Berbasis Digital.

Gambar

Gambar IC ATmega 8535
Tabel 2 Fungsi Pin-pin Port B
Gambar 4 Konstruksi Internal Peraga/Penampil 7 Segmen
Gambar LED
+2

Referensi

Dokumen terkait

Mikronukleus adalah suatu kelainan pembelahan sel terutama pada fase anafase atau dari hasil pembelahan kromosom yang tidak memiliki sentromer sehingga terdapat

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV BI-ENSI FESYENINDO DI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Salah satu event yang sudah sering dilakukan ialah Lawatan Sejarah yang setiap tahun dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) yang tersebar di seluruh

8 Florjančič, Vukovič 1998: Kadrovska funkcija – mamagement, Založba moderna organizacija, Kranj, str 44 9 Ibidem, str 44, 56 Janja Martinčič: Analiza absentizma in fluktuacije

Dalam penelitian ini, situasi sosial yang diteliti adalah karier dari wanita yang sudah menikah, bekerja dibidang yang didominasi oleh pria dan di bidang pekerjaan yang

Hubungan antara unsur-unsur motivasi dengan motivasi kerja dari kedua kelompok responden yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,

Menganalisis hubungan frekuensi konsumsi susu, jumlah konsumsi susu, total protein, protein hewani, kalsium susu dan non susu dengan tinggi badan serta

Disamping sebagai pemicu peningkatan dan pengembangan penelitian robotika, gedung robotika bertaraf internasional ini juga diharapkan dapat meningkatkan prestasi