• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN WIRELESS SENSOR NETWORK PADA KOMUNIKASI SMART ENERGY METER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESAIN WIRELESS SENSOR NETWORK PADA KOMUNIKASI SMART ENERGY METER"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN WIRELESS SENSOR NETWORK PADA

KOMUNIKASI SMART ENERGY METER

DESIGN WIRELESS SENSOR NETWORK ON SMART ENERGY METER

COMMUNICATION

Dias Satrio Wibowo1, Ratna Mayasari2, Trasma Yunita3

1,2,3Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Jl. Telekomunikasi, Jl. Terusan Buah Batu No.1, Sukapura, Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat 40257 1diasswibowo@telkomuniversity.ac.id, 2ratnamayasari@telkomuniversity.ac.id,

3trasmayunita@telkomuniversity.ac.id

AbstrakSistem smart meter yang telah dirancang digunakan untuk memonitor dan mengontrol penggunaan energi listrik pada perangkat elektronik di rumah secara

real time. Perangkat elektronik terdiri dari perangkat beban

dan sumber listrik yang dapat berkomunikasi dengan user secara dua arah melalui jaringan internet. Komunikasi antara perangkat pada sistem smart meter dengan user menggunakan penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dan konsep Wireless Sensor Network (WSN) untuk pengiriman data informasi secara dua arah dengan melalui suatu gateway/access point. Prototipe smart meter dengan menggunakan sensor arus ACS712-30A, NodeMcu ESP8266 dan firebase yang dapat digunakan untuk menyimpan data secara real time. Hasil penelitian yaitu sistem smart meter dapat melakukan komunikasi pengiriman informasi secara dua arah dengan menggunakan satu buah NodeMcu

ESP8266 (server) yang terkoneksi dengan lima buah NodeMcu ESP8266 (client). Jarak komunikasi antara server

dan client dapat mencapai 9 meter. Namun, semakin banyak client yang terhubung dengan server membuat waktu delay semakin besar sehingga membuat pengiriman data informasi menjadi lama.

Kata kunci: IoT, nodeMcu ESP8266, smart meter, WSN

AbstactThe smart meter system has been designed is used to monitoring and controlling the use of electrical energy on devices at home in real time. Electronic devices consist of load devices and electricity sources that can communicate with users in two directions to obtain information via internet network. Communication between the smart meter system and the user uses application Internet of Things (IoT) technology and Wireless Sensor Network (WSN) concept to send data in two ways from gateway or access point. The smart meter prototype has been made using ACS712-30A current sensor, relay, NodeMcu ESP8266 and Firebase that can be used to store data on real time. The results of research are the smart meter system capable to communicated two directions using one NodeMcu ESP8266 as a server and five NodeMcu ESP8266 as a client. The communication distance between server and client could be done up to 9 meter. But, if the client is connected to server keep increasing more and more will make the delay larger thus making the information data transmission longer.

Keywords: IoT, nodeMcu ESP8266, smart meter, WSN

I. PENDAHULUAN

Penggunaan energi listrik di Indonesia masih belum optimal dikarenakan kurangnya ketersediaan listrik dan minimnya pasokan listrik di beberapa daerah, sehingga masyarakat harus mengalami pemadaman listrik berkali-kali setiap harinya [1]. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu sumber energi listrik lain yaitu panel surya sehingga dapat menciptakan suatu kemandirian energi listrik yang tidak hanya bergantung dengan sumber listrik dari PLN. Untuk memanfaatkan kedua sumber energi listrik tersebut agar efisien diperlukan adanya suatu sistem komunikasi data informasi penggunaan energi listrik yang dapat dimonitor dan dikontrol oleh user secara real time.

Pada penelitian sebelumnya telah dirancang konsep

smart grid, sistem smart grid merupakan power system

yang berbasis teknologi penginderaan (sensing), komunikasi, kontrol digital, teknologi informasi (IT) dan peralatan lapangan lainnya yang berfungsi untuk mengatur pengelolaan proses yang ada dalam jaringan listrik sehingga lebih efektif dan dinamis [2].

Berdasarkan penelitian di atas, maka peneliti merancang suatu jaringan listrik cerdas menggunakan sistem smart meter. Smart meter ini bertujuan sebagai sistem untuk memonitor penggunaan energi lisrik dan pengontrol perangkat elektronik rumah secara real time dengan teknologi IoT berbasis WSN. Penerapan teknologi IoT digunakan untuk melakukan monitoring dan controlling dengan memanfaatkan koneksi jaringan internet sehingga user dapat melakukan pengontrolan secara jarak jauh. Penerapan metode WSN dalam konsep teknologi IoT ini agar node-node sensor yang tidak terjangkau dengan koneksi jaringan internet tetap dapat mengirimkan informasi dari hasil pembacaan sensor tersebut ke database dengan melalui suatu

gateway/access point yang terhubung dengan jaringan

internet. Konsep yang digunakan penlitian ini dengan merancang prototipe untuk memonitor penggunaan energi listrik dan mengontrol perangkat elektronik, menyimpan data besaran daya listrik secara real time, dan komunikasi data antara sumber listrik dengan

database/user. Penelitian ini dapat memberikan solusi

untuk memonitor dan mengontrol penggunaan energi listrik agar lebih efisien dan hemat.

(2)

II. DASARTEORI

A. Smart Meter

Smart meter merupakan suatu sistem jaringan listrik

cerdas yang dapat memudahkan kinerja pemakaian energi listrik oleh pengguna. Smart meter dapat melakukan pembacaan data energi oleh pengguna secara real time dan remote dikarenakan mempunyai fitur komunikasi dua arah.

Smart metering system merupakan sumber utama

untuk menghasilkan data konsumsi energi karena mampu mengukur, mengumpulkan, menganalisa dan mengendalikan data pemakaian energi secara otomatis baik berdasarkan permintaan maupun waktu [3]. Smart

metering system dapat dilihat pada Gambar 1.

Infrastruktur smart metering system memiliki potensi untuk mendukung fungsi smart grid berdasarkan konektivitas sensor dan perangkat antarmuka ke rumah.

Gambar 1. Diagram dari Smart Metering System [3]

B. Wireless Sensor Network

Wireless Sensor Network (WSN) merupakan suatu

fenomena di lingkungan dengan menggunakan teknologi

wireless dengan suatu kesatuan dari proses pengukuran,

komputasi, dan komunikasi [4].

Gambar 2. Arsitektur WSN [5]

Pada Gambar 2 merupakan arsitektur WSN pada umumnya, node-node sensor dapat membaca atau meneruskan data yang dikumpulkan kemudian disalurkan kepada node base dan dibaca oleh user melalui PC. Hasil data dari bacaan sensor dapat melalui cara mengirim data ke database dengan memanfaatkan koneksi internet untuk dibaca secara real time.

C. Internet of Things

Internet of Things merupakan inovasi teknologi yang

sangat menjanjikan dengan menggunakan sensor cerdas dan peralatan pintar yang bekerja sama melalui jaringan internet untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kehidupan sehari-hari [6]. Cara kerja Internet of Things

(IoT) dengan memanfaatkan argumentasi pemograman

untuk menjalankan suatu perintah yang menghasilkan sebuah interaksi antar objek yang dapat bekerja sama secara otomatis tanpa memerlukan interaksi manusia yang terhubung suatu jaringan internet.

D. Pengukuran Daya Listrik

Daya listrik didefinisikan sebagai besarnya penggunaan energi listrik yang diukur dalam satuan watt (W) [7]. Daya listrik dapat dikategorikan dua jenis yaitu daya listrik AC (Alternting Current) dan DC (Direct

Current). Pada perhitungan daya sistem listrik AC sedikit

berbeda karena melibatkan faktor daya (cos ).

Persamaan yang digunakan untuk mengukur daya listrik adalah [8]: (1) Dimana: P = Daya Aktif V = Tegangan (Volt) I = Arus (Ampere) Cos = Faktor Daya

Daya semu (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara nilai tegangan dan nilai arus yang dirumuskan sebagai berikut [8]:

(2) Faktor daya (cos ) merupakan perbandingan antara daya nyata dan daya semu yang dirumuskan sebagai berikut [9]:

(3)

Faktor daya memberikan pengaruh terhadap perpindahan energi listrik dalam jumlah yang sangat besar dari satu titik ke titik lainnya. Untuk mencapai efisiensi pemindahan energi 100%, maka rangkaian tersebut harus memiliki faktor daya sebesar 1 [9]. Nilai faktor daya yang rendah akan merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi.

III. METODEPENELITIAN

A. Desain Sistem Komunikasi Pada Smart Meter

Sistem smart meter ini digunakan untuk melakukan

controlling dan monitoring pada satu rumah. Perancangan sistem komunikasi pada smart meter di rumah dapat dilihat pada Gambar 3.

Pada penelitian ini yang dilakukan yaitu bagian yang telah dibatasi dalam kotak tersebut. Berdasarkan Gambar 3 terdapat tiga ruangan yang masing-masing ruangan terdapat beban listrik yang sudah dipasangkan komponen sensor arus ACS712-30A dan relay serta dua komponen tersebut dihubungkan ke NodeMcu ESP8266. Dalam perancangan sistem tersebut terdapat database untuk melakukan berbagai penyimpanan data. Database yang digunakan dalam penelitian ini yaitu firebase

(3)

dikarenakan salah satu fitur firebase memiliki fungsi penyimpanan data secara real time.

Gambar 3. Desain Sistem Smart Meter Pada Rumah [10]

Perancangan sistem ini menggunakan konsep WSN yang terdapat NodeMcu ESP8266 (client) yang berada pada tiap ruang tersebut serta terdeapat NodeMcu

ESP82266 (gateway/server) sebagai pusat untuk menjembatani melakukan pengiriman data yang diperoleh dari NodeMcu ESP8266 (client) berupa daya beban listrik ke firebase, serta NodeMcu ESP8266 (server) dapat menerima perintah dari firebase tersebut untuk ditujukan ke NodeMcu ESP8266 (client) sesuai dengan perintah yang sudah ditentukan untuk controlling dalam perangkat rumah tersebut. Selain itu NodeMcu

ESP8266 (server) dapat melakukan komunikasi dengan NodeMcu ESP8266 (client) lain yang terdapat pada

sumber listrik serta perubahan penggunaan antara dua sumber listrik yang berasal dari baterai dan PLN.

B. Desain Perangkat Keras

Pada Gambar 4 merupakan perancangan desain perangkat keras untuk melakukan pembacaan daya listrik dan pengendalian beban listrik secara wireless.

Gambar 4. Desain Perangkat Keras [11]

Terdapat tiga komponen dalam perancangan desain tersebut yaitu relay, sensor arus ACS712-30A, dan

NodeMcu ESP8266. Kabel listrik yang dialiri arus AC

dihubungkan ke relay terlebih dahulu ke bagian COM (Common Pin) dan NO (Normally Open), dihubungkan ke Normally Open supaya beban dalam keadaan mati atau tidak dialiri arus. Kemudian kabel listrik dihubungkan dengan sensor arus ACS712-30A ke bagian IP+ dan IP- untuk melakukan pembacaan arus listrik, setelah itu dihubungkan ke beban listrik.

Cara untuk menghubungkan relay ke NodeMcu

ESP8266 yaitu dimana output tegangan 3.3V pada NodeMcu ESP8266 dihubungkan ke pin VCC relay,

kemudian Input Pin (IN) pada NodeMcu ESP8266 dihubungkan ke pin digital yaitu D5 serta GND (Ground) yang terdapat pada masing-masing NodeMcu ESP8266 dan relay saling dihubungkan. Kemudian untuk cara mengoneksikan sensor arus ACS712-30A dengan

NodeMcu ESP8266 yaitu output tegangan 3.3V NodeMcu ESP8266 dihubungkan dengan VCC sensor ACS712-30A

serta Ground antara NodeMcu ESP8266 dengan sensor

ACS712-30A saling dihubungkan, kemudian Input Pin

(IN) pada sensor arus ACS712-30A dihubungkan ke Pin Analog (A0) pada NodeMcu ESP8266.

C. Desain Perangkat Lunak

Pada perancangan perangkat lunak ini untuk melakukan pengendalian beban listrik, tentunya diperlukan suatu perancangan logika yang dibuat dalam pemograman di Arduino IDE. Perancangan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 yang dibuat dalam diagram alir.

Gambar 5. Pengontrolan Beban Listrik

Pada Gambar 5 merupakan perancangan untuk melakukan penggunaan beban listrik yang diinginkan sesuai kebutuhan. Pada awalnya beban listrik dalam keadaan mati, apabila mendapatkan status = 1 maka beban listrik dalam keadaan menyala. Apabila mendapatkan status = 0 maka beban listrik dalam keadaan mati.

D. Sistem Komunikasi Antara Client dan Server

Pada perancangan prototipe dalam penelitian ini dilakukan komunikasi antara sistem smart meter dan

firebase dalam dua arah dengan menggunakan konsep

WSN. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi antara

NodeMcu ESP8266 client dan NodeMcu ESP8266 server

yang saling terkoneksi agar dapat melakukan komunikasi sehingga dapat mendukung konsep WSN dalam penelitian ini.

(4)

Pada Gambar 6 yaitu melakukan komunikasi pengiriman dan penerimaan data antara dua NodeMcu

ESP8266. Supaya client dapat terhubung dengan server

maka client perlu mengoneksikan dengan SSID yang terdapat pada server. IP 192.168.4.1 merupakan alamat IP server ESP8266-01 itu sendiri. Cara kerja komunikasinya yaitu client mengirim Http Get request beserta informasi ke server, sedangkan server

mendapatkan informasi dan membalas request tersebut. Setelah itu client dapat balasan dari server tersebut.

Gambar 6. Komunikasi Antara Dua NodeMcu [12]

E. Prototipe Sistem Smart Meter

Prototipe sistem smart meter terdapat tiga gambar yang dapat dilihat pada Gambar 7. Pada dalam box merupakan perangkat untuk memonitor dan mengontrol beban listrik serta terdapat perangkat untuk melakukan

switch terhadap kedua sumber listrik. Sedangkan luar box

merupakan tempat pemasangan lampu yang terdapat tiga buah lampu. Selain itu terdapat perangkat sumber baterai untuk memonitor sumber listrik baterai yang digunakan.

Gambar 7. Prototipe Sistem Smart Meter

Berdasarkan Gambar 7 bahwa pada beban listrik terdapat tiga lampu yaitu lampu 1 (15 watt), lampu 2 (25 watt), dan lampu 3 (40 watt) yang sudah dipasang sensor arus ACS712-30A dan relay serta kedua komponen tersebut dihubungkan dengan NodeMcu ESP8266 (client). NodeMcu ESP8266 (client) melakukan pengiriman informasi nilai daya listrik yang dibaca oleh sensor arus ACS712-30A, kemudian data tersebut dikirim

ke NodeMcu ESP8266 (server) sehingga data tersebut dapat dikirim atau disimpan ke firebase, serta NodeMcu

ESP8266 (server) memberikan informasi yang didapatkan dari firebase ke NodeMcu ESP8266 (client) sehingga informasi tersebut dapat dijalankan oleh relay untuk menghidupkan atau mematikan lampu. Selain itu

firebase dapat menerima data dari sumber energi listrik

berupa kapasitas baterai yang masih tersisa, nilai tegangan baterai, waktu prediksi pemakaian baterai, dan

switch antara baterai dengan PLN.

IV. HASILDANPEMBAHASAN

A. Pengujian Jarak Komunikasi Antara Client dengan Server

Pada pengujian ini dilakukan uji coba rentang jarak komunikasi antara client dengan server untuk mengetahui seberapa jauh NodeMcu Client (client) dan NodeMcu

ESP8266 (server) dapat terkoneksi serta menghitung

waktu delay dan throughput pengiriman data antara

NodeMcu ESP8266 (server) dengan firebase. Hasil dalam

pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Jarak Jangkauan Komunikasi antara

Client dan Server

No Jarak Keterangan Delay

(detik)

Throughput

(bytes/s)

1 1 meter Terkoneksi 1,01 127 2 2 meter Terkoneksi 1,08 115 3 3 meter Terkoneksi 1,22 103 4 4 meter Terkoneksi 1,19 108 5 5 meter Terkoneksi 1,20 106 6 6 meter Terkoneksi 1,18 108 7 7 meter Terkoneksi 1,29 100 8 8 meter Terkoneksi 1,38 92 9 9 meter Terkoneksi 1,36 93 10 10 meter Tidak Terkoneksi - - 11 11 meter Tidak Terkoneksi - - Rata-rata 1,21 105,78

Berdasarkan pada Tabel 1 bahwa percobaan yang telah dikakukan NodeMcu ESP8266 (client) dan

NodeMcu ESP8266 (server) masih dapat terkoneksi

mencapai rentang jarak sebesar 9 meter. Sedangkan pada rentang jarak lebih dari 9 meter komunikasi antara

NodeMcu ESP8266 (client) dan NodeMcu ESP8266

(5)

Pada pengujian terlihat bahwa waktu delay cenderung mengalami kenaikan disetiap rentang jarak antara

NodeMcu ESP8266 (client) dan NodeMcu ESP8266

(server). Berdasarkan hasil delay tersebut mempengaruhi nilai throughput, jika delay semakin besar maka nilai

throughput semakin kecil. Hasil rata-rata waktu delay

dan throughput sebesar 1,21 detik dan 105,78 bytes/s. Pada Gambar 8 merupakan cara pengujian yang dilakukan untuk komunikasi antara NodeMcu ESP8266 (client) dan NodeMcu ESP8266 (server) dengan memperlebar jarak server terhadap client pada tiap jarak satu meter. Untuk mengetahui terjadi komunikasi antara

NodeMcu ESP8266 (client) dan NodeMcu ESP8266

(server) dengan memonitor terdapat pengiriman data yang masuk dalam firebase seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Pengujian Komunikasi antara Client dan Server

B. Pengujian Pembacaan Daya Listrik

Pengujian ini dilakukan selama 5 hari, untuk tiap hari-nya diujikan selama 15 menit dengan menggunakan ketiga buah lampu dengan nilai daya berbeda-beda yaitu lampu 1 (15 watt), lampu 2 (25 watt), dan lampu 3 (40 watt). Hasil pengujian nilai daya aktif yang dibaca oleh sensor arus ACS712-30A dengan menggunakan persamaan (1) dapat dilihat dalam bentuk grafik pada Gambar 9. Daya Aktif 17,19 19,89 11,71 10,33 17,49 25,53 25,28 24,01 18,54 27,13 34,63 37,24 34,38 38,49 34,38 0 10 20 30 40 50 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5

Daya Beban (Watt)

Da ya Ak ti f (Wa tt )

15 watt 25 watt 40 watt Gambar 9. Grafik Hasil Pengukuran Sensor Arus ACS712-30A

Berdasarkan hasil nilai daya aktif pada Gambar 9 dibuat rata-rata untuk membandingkan dengan nilai daya sebenarnya pada ketiga lampu tersebut untuk mendapatkan nilai akurasi perbedaan antara pembacaan sensor arus ACS712-30A dengan nilai tercantung pada ketiga lampu tersebut, serta menghitung nilai delay proses pengiriman data tersebut. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

TABEL 2. Pengukuran Daya Aktif

No Beban yang diberikan (Watt) Daya Aktif (Watt) Delay Akurasi 1 15 15,41 14,06 2,73 % 2 25 24,10 13,99 3,60 % 3 40 35,82 14,02 10,45% Rata-Rata 14,02 5,59%

Berdasarkan Tabel 2 bahwa hasil pembacaan sensor arus ACS712-30A untuk lampu 15 watt mendapatkan nilai sebesar 15,41 watt, lampu 25 watt sebesar 24,10 watt, lampu 40 watt sebesar 35,82 watt. Berdasarkan hasil tersebut mendapatkan nilai rata-rata akurasi sebesar 5,59% serta nilai waktu delay sebesar 14,02 detik. Nilai akurasi didapatkan dengan menggunakan perhitungan rumus sebagai berikut.

(4)

C. Pengujian Pengontrolan Beban Listrik

Pada pengujian pengontrolan beban listrik dilakukan ujicoba untuk menghidupkan dan mematikan terhadap ketiga lampu tersebut. Skenario pengujiannya sendiri dilakukan sebanyak 10 kali percobaan. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

TABEL 3. Hasil Pengujian Pengontrolan Terhadap Ketiga Lampu Beban Stat

us

Uji Coba ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Lampu 1 On ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Off ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Lampu 2 On ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Off ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Lampu 3 On ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Off ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Berdasarkan hasil percobaan pada Tabel 3 bahwa dalam 10 kali percobaan tersebut untuk memberikan perintah menghidupkan dan mematikan pada tiap lampu telah diujikan dalam keadaan 100% berhasil untuk menjalankan perintah tersebut.

Berdasarkan Gambar 10 dilakukan percobaan dengan memberikan perintah atau mengubah nilai status menjadi

(6)

satu yang terdapat di firebase untuk menghidupkan lampu, sedangkan untuk mematikan lampu dengan mengubah nilai status yang terdapat di firebase menjadi nol.

Gambar 10. Pengontrolan Beban Listrik

D. Pengujian Komunikasi Data antara Sumber Listrik dengan Firebase

Pada pengujian ini dilakukan pengamatan keberhasilan pengiriman data sumber listrik yang tersimpan di dalam firebase. Data sumber listrik yang tersimpan dalam firebase dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Data Sumber Listrik di Firebase

Hasil pengamatan yang dilakukan untuk pengiriman data sumber listrik yang terkirim/tersimpan dalam

firebase dapat dilihat pada Tabel 4. Data sumber listrik

yang tersimpan dalam firebase yaitu prediksi pemakaian baterai, kapasitas baterai yang masih tersisa, nilai

tegangan terhadap kedua baterai, serta terdapat data

switch antara PLN dan baterai.

TABEL 4. Hasil Pengiriman Daxta Sumber Listrik ke Firebase

No Data Sumber Listrik Keterangan 1 Prediksi pemakaian baterai Berhasil

2 Kapasitas pada baterai 1 Berhasil

3 Tegangan pada baterai 1 Berhasil

4 Kapasitas pada baterai 2 Berhasil

5 Tegangan pada baterai 2 Berhasil

6 Switch Sumber (Baterai atau PLN) Berhasil

Berdasarkan hasil pengamatan dari Tabel 4 bahwa semua data telah berhasil terkirim/tersimpan di firebase, hal ini menunjukan bahwa komunikasi data sumber listrik dengan firebase 100% berhasil.

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. Komunikasi telah berjalan seperti yang didesain dalam perancangan sistem smart meter ini dengan menggunakan 1 buah NodeMcu ESP8266 sebagai server dan NodeMcu ESP8266 sebagai client. Jarak komunikasi antara client dan server dapat mencapai 9 meter, serta waktu delay dan throughput komunikasi antara server dan firebase sebesar 1,21 detik dan 105,78 bytes/s. Dapat melakukan pengontrolan beban listrik dalam 10 kali percobaan untuk menghidupkan dan mematikan pada tiap lampu dalam keadaan berhasil. Berhasil dalam melakukan pengiriman atau penerimaan data sumber listrik ke firebase yaitu berupa data prediksi pemakaian baterai yang tersisa, kapasitas kedua baterai, nilai tegangan kedua baterai, dan terdapat data switch antara PLN dan baterai. Selain itu hasil pengujian nilai daya aktif untuk mendapatkan nilai rata-rata akurasi perbedaan antara pembacaan sensor arus ACS712-30A dengan nilai tercantung pada ketiga lampu tersebut mendapatkan hasil sebesar 5,59% dan nilai waktu delay pengiriman data tersebut ke firebase sebesar 14,02 detik.

DAFTARPUSTAKA

[1] A. Wibowo, “Menakar Persoalan Kelistrikan di Indonesia,” Kompasiana , 14 Maret 2017. [Online]. Available:

https://www.kompasiana.com/arie_wibowo2016/58 c762267893736542589983/menakar-persoalan-kelistrikan-di-indonesia. [Diakses 15 April 2019]. [2] N. A. Hidayatullah dan D. E. J. Sudirman, “Desain

dan Aplikasi Internet Of Thing (IoT) Untuk Smart Grid Power System,” Ilmu Pendidikan Teknik

(7)

[3] H. Sun, N. Hatziargyriou, H. V. Poor, L. Carpanini dan M. A. S. Fornie, Smart Energy From Smart Metering to the Smart Grid, London: Institution of Engineering and Technology, 2016.

[4] S. Khan, A.-S. K. Pathan dan N. A. Alrajeh, Wireless Sensor Networks Current Status and Future Trends, New York: Taylor & Francis Group, 2016.

[5] T. Puyalnithi dan V. M. Viswanatham, “Visualization and Statistical Analysis of Wireless Sensor Networks Using Self Organising Maps,”

International Journal of Engineering and Technology (IJET), vol. 8, pp. 391-395, 2016.

[6] S. L. Keoh, S. S. Kumar dan H. Tschofenig, “Securing the Internet of Things: A Standardization Perspective,” IEEE Internet of Things Journal, vol. 1, no. 3, pp. 265-275, 2014.

[7] Yohandri dan Asrizal, Elektronika Dasar 1, Jakarta: Kencana, 2016.

[8] R. Listiyarini, Dasar Listrik & Elektronika, Yogyakarta: Deepublish, 2018.

[9] F. A. Noor, H. Ananta dan S. Sunardiyo, “Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Tegangan, Arus, Faktor Daya, dan Daya Aktif pada Beban Listrik di Minimarket,” Jurnal Teknik Elektro, vol. 9, pp. 66-73, 2017.

[10] J. Kim, J. Byun , D. Jeong, M.-i. Choi, B. Kang dan S. Park, “An IoT-Based Home Energy Management System over Dynamic Home Area Network,”

Hindawi, pp. 1-16, 2015.

[11] Y. I. D. Sara dan M. Syukri, “Prototipe Pengukuran Pemakaian Energi Listrik pada Kamar Kos dalam Satu Hunian Berbasis Arduino Uno R3 dan GSM Shield SIM900,” Jurnal Online Teknik Elektro, vol. 1, pp. 47-56, 2016.

[12] “Communication Between Two ESP8266 Wifi Modules Progammed In Arduino IDE,” [Online]. Available: https://www.microcontroller- project.com/esp8266-inter-communication-using-arduino-ide.html. [Diakses 14 Januari 2019].

Gambar

Gambar 1. Diagram dari Smart Metering System [3]
Gambar 3. Desain Sistem Smart Meter Pada Rumah [10]
Tabel 1. Hasil Uji Jarak Jangkauan Komunikasi antara  Client dan Server
TABEL 2. Pengukuran Daya Aktif
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan disertai dengan penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan secara lebih merata, bermutu, tepat lokasi, disertai dengan rehabilitasi

frasa, atau kalimat dengan huruf atau kata yang didengar tentang interaksi interpersonal lisan dan tulis pendek dan sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial,

Teknik wawancara terstruktur Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai bahan mentah, tenaga kerja, modal, sumber energi,

Program Pengembangan Industri Benih (PPIB) Universitas Lampung (UNILA) adalah lembaga pemasaran yang memproduksi benih padi varietas unggul inhibrida untuk dijual kepada

Menurut tinjaun bai’ al-muzayyadah sistem pelelangan yang dilakukan oleh KPKNL terhadap objek jaminan nasabah debitur Bank Bsm telah terpenuhi syaratnya, namun pada

Karena salah satu sumber belajar yang amat penting adalah perpustakaan, yang hams memungkinkan para tenaga kependidikan dan para peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas

&emi teratasinya masalah dari program Keluarga berencana dengan melihat penyebab yang utama sangat di harapkan adanya kerjasama dan peninjauan kembali dari

[r]