Devri Radistya | 12 | 9D khusus | 134060018162
Audit Keuangan Pemerintah
Perbandingan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
Pernyataan Standar Audit (IAI)
Pernyataan Standar Pemeriksaan (SPKN)
Keterangan
Standar Umum PSP 01
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan
Dalam SPKN auditor lebih ditekankan pada kemampuan auditor dalam pelaksanaan tugas, sedangakan dalam standar umum auditor
ditekankan paling tidak memiliki pendidikan formal tentang audit dan akuntansi. Tanggung jawab organisasi pemeriksa dalam memastikan personil berkualitas dalam pelaksanaan tugas menurut SPKN lebih ditekankan dan SPKN lebih detail dalam menjabarkan mengenai kecakapan
profesional termasuk dalam jenjang persyaratan pendidikan berkelanjutan yang harus ditempuh oleh auditor pemerintah dimana salah satunya menuliskan
setiap 2 tahun harus
menyelesaikan paling tidak 80 jam
pendidikan yang secara langsung
meningkatkan kecakapan profesional
pemeriksa untuk melaksanakan
pemeriksaan.
Dalam semua hal yang berhubungan
dengan perikatan, independe nsi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap
Pada dasarnya untuk sikap mental independensi mutlak diperlukan oleh auditor dan hal itu
mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi
independensinya
independensi auditor.
Independen sendiri secara garis besar yang wajib dimiliki auditor adalah independent in appearance, in fact, dan in mind. Hal ini tidak dijabarkan dalam SPKN dan lebih memfokuskan bagaimana
gangguan yang mungkin terjadi dalam rangka menggoyang independensi auditor
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya den gan cermat dan seksama
Dalam pelaksanaan pemeriksaan serta
penyusunan laporan hasil pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama
Dua standar ini baik PSA maupun SPKN sama-sama menekankan pada kemahiran profesional yang didalamnya juga terdapat salah satunya sikap profesional skeptism, sehingga baik dalam penjabaran maupun pernyataannya sendiri pada dasarnya tidak berbeda jauh.
- Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan
pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu ekstern)
Dalam PSA hal ini tidak dimasukkan dan diatur tersendiri pada Standar Profesional Akuntan Publik di Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM)
Standar Pelaksanaan PSP 02 Keterangan
Pekerjaan harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
Pekerjaan harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
PSP 02 di tiga poin pertama merupakan adopsi dari IAI sehingga pernyataan ini sama dengan apa yang diterapkan oleh IAI. Perbedaan antara PSA dan PSP ini terletak pada dimana SPKN menambahkan beberapa poin lagi sehingga terlihat bahwa BPK mengetatkan aturan bagi para pemeriksanya dalam melaksanakan tugas karena tahap-tahap seperti komunikasi pemeriksa dengan klien pada awal pemeriksaan jamak dilakukan oleh auditor publik Pemahaman yang memadai
atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit2 dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
merencanakan audit2 dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
tanpa perlu dimasukkan dalam PSA.
Akuntan
publik atau pihak lainnya yang bekerja
untuk dan atas nama BPK akan sedikit
mengalami benturan dimana terdapat dua
pernyataan standar dari BPK dan IAI.
Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Pemeriksa harus
mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan sifat, saat, lingkup pengujian, pelaporan yang direncanakan, dan tingkat keyakinan kepada manajemen entitas yang diperiksa dan atau pihak yang meminta pemeriksaan
Komunikasi pemeriksa dengan klien pada awal pemeriksaan jamak dilakukan oleh auditor publik tanpa perlu dimasukkan dalam PSA, namun dalam konteks pemeriksaan pemerintah hal ini diperlukan karena terkait dengan perlunya panduan tindakan auditor sehingga bila terdapat masalah dikemudian hari dapat ditelisik apakah auditor bertindak sesuai standar atau tidak, apalagi dalam kasus-kasus tertentu terdapat komunikasi yang harus dilakukan secara tertulis
Pemeriksa harus
mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan
Hal ini perlu karena dalam penjelasan disebutkan bahwa manajemen dapat memperoleh sanksi bila tindak lanjut atas rekomendasi tidak dijalankan, apalagi hal ini terkait peraturan perundangan yang berlaku. Hal ini juga jamak dilakukan oleh auditor swasta, walaupun tidak tercantum pada pernyataan standar, walaupun penekanannya berbeda dimana auditor swasta tidak menekankan pada peraturan perundangan untuk manajemen
a. Pemeriksa harus merancang pemeriksaan untuk memberikan keyakinan yang memadai guna
mendeteksi salah saji
Audit tentang kecurangan juga terdapat pada audit swasta walaupun tidak dinyatakan dalam PSA. Hal yang paling mendasar dalam perbedaan PSP dan PSA ini dalam pernyataan ini adalah pada
material yang disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan. Jika informasi tertentu menjadi perhatian pemeriksa, diantaranya informasi tersebut memberikan bukti yang berkaitan dengan
penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berpengaruh material tetapi tidak langsung berpengaruh terhadap
kewajaran penyajian laporan keuangan, pemeriksa harus menerapkan prosedur
pemeriksaan tambahan untuk memastikan bahwa
penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan telah atau akan terjadi.
b. Pemeriksa harus waspada pada kemungkinan adanya situasi dan/atau peristiwa yang merupakan indikasi kecurangan dan/atau
ketidakpatutan dan apabila timbul indikasi tersebut serta PSP 02 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan
berpengaruh signifikan
terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan, pemeriksa harus menerapkan prosedur pemeriksaan tambahan untuk memastikan bahwa
kecurangan dan/atau
ketidakpatutan telah terjadi dan menentukan dampaknya terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan.
Pemeriksa harus merencanakan dan melaksanakan prosedur pemeriksaan untuk
mengembangkan unsur-unsur temuan pemeriksaan
Penekanan PSP ini lebih pada penekanan pada perlunya ada standar yang detail dalam rangka memberikan kerangka kerja yang lengkap dan dalam untuk pemeriksa agar terdapat payung hukum yang kuat bila ditemukan unsur-unsur temuan pemeriksaan yang dapat dikembangkan, agar entitas yang diperiksa tidak dapat beralasan tidak ada dasaar bagi pemeriksa untuk
mengembangkan temuan pemeriksaan. Pemeriksa harus
mempersiapkan dan memelihara dokumentasi pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumentasi pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang
berpengalaman, tetapi tidak mempunyai hubungan
dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa
Penekanan PSP ini lebih pada penekanan pada perlunya ada standar yang detail dalam rangka memberikan kerangka kerja yang lengkap dan dalam untuk pemeriksa agar terdapat payung hukum yang kuat bila terdapat kasus hukum yang melibatkan hasil pemeriksaan. Dokumentasi yang kuat merupakan senjata utama yang dapat
dokumentasi pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung
pertimbangan dan simpulan pemeriksa. Dokumentasi pemeriksaan harus
mendukung opini, temuan, simpulan dan rekomendasi pemeriksaan
Standar Pelaporan PSP 03 Keterangan
Laporan audit harus
menyatakan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau prinsip akuntansi yang lain yang berlaku secara komprehensif.
Laporan audit harus
menyatakan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau prinsip akuntansi yang lain yang berlaku secara komprehensif.
PSP 02 di tiga poin pertama merupakan adopsi dari IAI sehingga pernyataan ini sama dengan apa yang diterapkan oleh IAI. Perbedaan antara PSA dan PSP ini terletak pada dimana SPKN menambahkan beberapa poin lagi sehingga terlihat bahwa BPK mengetatkan aturan bagi para pemeriksanya dalam melaksanakan tugas karena tahap-tahap seperti komunikasi pemeriksa dengan klien pada awal pemeriksaan jamak dilakukan oleh auditor publik tanpa perlu dimasukkan dalam PSA.
Namun,
kelemahan standar ini adalah dimana
s
tandar pelaporan informasi rahasia yang terkait dengan rahasia negara belum didukung denganpunishment/ sanksi yang tegas terhadap pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan pembocoran infomasi tersebut
Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor.
memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor.
Laporan hasil pemeriksaan harus menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar Pemeriksaan
Laporan auditor swasta bentuk formalnya juga telah mencantumkan bahwa laporan mengacu pada standar pemeriksaan, sehingga walaupun tidak dicantumkan dalam pernyataan, hal ini juga merupakan hal yang wajib dilakukan oleh auditor pada umumnya. Penekanan dalam SPKN adalah untuk memberikan dasar dan payung hukum yang kuat bagi auditornya
Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan harus mengungkapkan bahwa pemeriksa telah melakukan pengujian atas kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan
perundang-undangan yang berpengaruh langsung dan material
terhadap penyajian laporan
keuangan
Laporan atas pengendalian intern harus mengungkapkan kelemahan dalam
pengendalian intern atas pelaporan keuangan yang dianggap sebagai “kondisi yang dapat dilaporkan”
Kondisi yang dapat dilaporkan sudah ditentukan dalam PSP sehingga kondisi untuk pengendalian intern ini terbatas pada apa yang dinyatakan, dan hal ini berbeda bila di swasta dimana auditor yang menilai apakah pengendalian intern perlu
dilaporkan atau tidak.
Laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern,
kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, dan ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan
Hal ini perlu dalam pemeriksaan keuangan negara dimana dengan aturan keuangan yang lebih ketat memerlukan tindak lanjut yang konkrit dalam penyelesaian temuan pemeriksaan sehingga temuan pemeriksaan dan rekomendasi mutlak dilaksanakan. Hal ini berbeda dengan di swasta dimana auditor sampai pada batas pemberian rekomendasi dan opini saja, sedangkan wewenang pengawasan pelaksanaan atas rekomendasi bukan di tangan auditor dan auditor tidak perlu
“memaksa” perlaksanaan rekomendasi. Selain itu,hal ini perlu dilakukan auditor pemerintah karena penekanan dalam SPKN adalah untuk memberikan dasar dan payung hukum yang kuat bagi auditornya apabila ada masalah di kemudian hari
Informasi rahasia yang dilarang oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk diungkapkan kepada umum tidak
diungkapkan dalam laporan hasil pemeriksaan. Namun laporan hasil pemeriksaan harus mengungkapkan sifat informasi yang tidak
dilaporkan tersebut dan ketentuan peraturan
S
tandar pelaporan informasi rahasia yang terkait dengan rahasia negara belum didukung denganperundang-undangan yang menyebabkan tidak
dilaporkannya informasi tersebut
Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan, entitas yang diperiksa, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas yang diperiksa, pihak yang
bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang 31 berlaku
Laporan audit pada pihak auditor swasta hanya diserahkan pada komite audit/pemilik perusahaan, sedangkan dalam laporan hasil pemeriksaan SPKN diserahkan ke beberapa pihak sesuai aturan