• Tidak ada hasil yang ditemukan

ICM Kota Makassar. Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ICM Kota Makassar. Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(2)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan

pertolongan-NYA maka “Laporan Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated

Coastal Management-ICM)” Tahun anggaran 2015 ini dapat diselesaikan sesuai

dengan rencana. Dalam Laporan ini, dijelaskan potensi Masyarakat Kelurahan Untia,

sejarah kelurahan, visi dan misi kelurahan serta isu pengelolaan pesisir yang ada di

Kelurahan Untia Kota Makassar. Laporan ini memuat seluruh rencana pelaksanaan

pekerjaan mulai dari latar belakang pekerjaan, tujuan pekerjaan, gambaran umum

wilayah dan metoda pelaksanaan pekerjaan meliputi tahap persiapan, survey

lapangan, pengolahan data, dan keluaran.

Semoga Laporan Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal

Management-ICM) ini memberikan gambaran yang nyata mengenai rencana

pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.

.

Makassar, November 2015

ii

(3)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Halaman

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3 Tujuan ... 2 1.4 Proses Penyusunan... 2

BAB II. RONA WILAYAH PESISIR ... 4

2.1 Keadaan geografis dan administrasi... 4

2.2 Kondisi Sosial Budaya... 5

2.3 Aktivitas Ekonomi Masyarakat ... 10

2.4 Potensi SDA dan Ekosistem Pesisir... 15

BAB III. ISU-ISU PENGELOLAAN ... 16

3.1 Isu SDA dan Lingkungan... 16

3.2 Isu Sosial Budaya Gender... 16

3.3 Isu Sosial EKonomi ... 16

3.4 Isu Kelembagaan... 16

BAB IV. RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR ... 17

4.1 Isu Prioritas... 17

4.2 Isu Strategi Pengelolaan... 17

4.3 Rencana Aksi ... 23

4.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi... 25

LAMPIRAN... 26

iii

(4)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Halaman Tabel.1 Matrix Rencana Aksi ... 23 Tabel.2 Rencana Monitoring dan Evaluasi ... 45

iv

(5)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Halaman Gambar.1 Bagan Proses Penyusunan Rencana Pengelolaan Wilayah

Pesisir Terpadu... 3

Gambar.2 Pemukiman Desa Nelayan ... 4

Gambar.3 Peta Sea Use kelurahan Untia ... 6

Gambar.4 Fasilitas Gedung play Group... 8

Gambar.5 Gedung Sekolah Dasar Kelurahan Untia... 9

Gambar.6 Gedung SMK N 9 Makassar ... 9

Gambar.7 Masjed Kelurahan Untia ... 10

Gambar.8 Lahan Usaha Pertania ... 10

Gambar.9 Usaha Penangkapan Perikanan ... 11

Gambar.10 Usaha Budidaya Perikanan ... 11

Gambar.11 Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Untia... 11

Gambar.12 Jalan Desa ... 12

Gambar.13 Usaha Budidaya Perikanan ... 11

Gambar.14 Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Untia... 11

Gambar.15 Jalan Desa ... 12

Gambar.16 Jalan pemukiman nelayan ... 12

Gambar.17 Jembatan Keluarahan Untia... 12

Gambar.18 Penampungan air bersih ... 13

Gambar.19 Peta Infrastruktur Kelurahan Untia... 13

v

(6)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar 1.1 Latar Belakang

Pesisir merupakan kawasan yang komplek, dinamis dan lingkungan yang unik karena pengaruh dari dua ekosistem, yaitu ekosistem daratan dan ekosistem lautan. Kawasan ini mengkondisikan sebagai suatu sumberdaya pesisir dan apabila dikelola dengan benar dapat menjadi tumpuan dan sumber pertumbuhan baru bagi pembangunan ekonomi secara berkelanjutan dalam mewujudkan masyarakat yang maju dan mandiri.

Wilayah pesisir didefenisikan sebagai suatu wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut; batas di daratan meliputi daerah daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses proses laut seperti pasang surut, angin laut instrusi air laut, sedangkan batas dilaut daerah daerah yang dipengaruhi oleh proses alami di daratan seperti sedimen dan mengalir air tawar kelaut serta benda‐benda yang dibawa air kelaut.Dari aspek pembangunan, batas wilayah pesisir kearah laut ditetapkan 12 Mill laut dan kearah darat sampai batas kecamatan yang yang memiliki desa‐desa pesisir.

Memperhatikan realitas wilayah pesisir inilah yang mendorong KKP mengembangkan program pembangunan masyarakat pesisir dengan mendapat dukungan dari IFAD.

Dalam rangka mengatasi degradasi sumber daya perikanan kelautan di Indonesia, khususnya di Kota Makassar diperlukan suatu desain pengelolaan yang komprehensif. Desain pengelolaan ini diharapkan dapat menyatukan beberapa kebijakan yang ada sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Desain pengelolaan tersebut adalah menyisihkan lokasi-lokasi yang memiliki potensi keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, gejala alam dan keunikan serta ekosistem yang ada didalamnya.

1.2 Ruang Lingkup

Daerah kajian adalah keseluruhan wilayah pesisir Kelurahan Untia Kota Makassar. Penentuan titik sampling dilakukan melalui overlay peta yang ada dan menetapkan kriteria berdasarkan :

1. Posisi geografis atau keterwakilan dalam wilayah administrasi 2. Status pemanfaatan dan kondisi eksoistem pesisir dan laut

vi

PENDAHULUAN

(7)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar 3. Potensi ekosistem pesisir dan laut 4. Jumlah penduduk wilayah

1.3 Tujuan

Adapun sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:

1. Teridentifikasi secara menyeluruh informasi potensi sumber daya alam (pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, pertambangan dan energi, pariwisata, dll) dan jasa lingkungan di Wilayah Pesisir Kota Makassar.

2. Teridentifikasinya isu strategis, baik terhadap masalah ekosistem wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil maupun masalah-masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup di Wilayah Pesisir Kota Makassar.

3. Teridentifikasinya kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil di Wilayah Pesisir Kota Makassar dalam dokumen perencanaan baik nasional maupun daerah (RPJPN/D, RPJMN/D, RKP/RKPD), dokumen perencanaan spasial (RTRWN, RTRW Sulawesi Selatan, RTRW Kota Makassar) dan dokumen lain yang terkait. 4. Terumuskannya visi atau situasi yang diinginkan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut

Kelurahan Untia Kelurahan Kota Makassar di masa depan serta merumuskan misi untuk mewujudkan visi;

5. Terumuskannya kebijakan, strategi dan konsep pengembangan wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil di Wilayah Pesisir Kota Makassar.

6. Terjalinnya kerjasama dan koordinasi antar daerah di Wilayah Pesisir Kota Makassar untuk pengelolaan dan pengembangan secara terpadu dan berkelanjutan.

1.4 Proses Penyusunan

Proses penyusunan pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Kelurahan Untia Kota Makassar ini adalah sebagai berikut :

1. Inventarisasi berbagai data primer dan sekunder berkaitan dengan potensi sumber daya alam (pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, pertambangan dan energi, pariwisata, dll) dan jasa lingkungan di Pesisir Kelurahan Untia Kota Makassar.

2. Identifikasi isu strategis yang ada ,khususnya isu kerusakan ekosistem wilayah pesisir, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan di Pesisir Kelurahan Untia Kota Makassar.;

3. Identifikasi terhadap kondisi perekonomian wilayah baik berupa gambaran perekonomian masyarakat, kegiatan investasi yang berkembang, dan potensi pengembangan ekonomi untuk multi sektor yang ada di Pesisir Kelurahan Untia Kota Makassar.

4. Identifikasi kondisi sosial dan nilai-nilai budaya (budaya lokal) dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan kelautan.

(8)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

5. Melakukan analisis secara komprehensif dan integrasi secara spasial (citra satelit) terhadap: kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir, pola pemanfaatan ruang, daya dukung pengembangan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan, kebutuhan dan potensi pengembangan infrastruktur wilayah pesisir, kondisi sosial budaya masyarakat pesisir, dll.

6. Penyusunan rencana induk pengelolaan wilayah Pesisir Kota Makassar.yang antaralain berisi: isu strategis, visi dan misi, konsep kebijakan dan strategi pengembangan wilayah pesisir dan laut, rencana struktur ruang wilayah pesisir dan laut, rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan wilayah pesisir dan laut, rencana infrastruktu rwilayah, rencana pola pemanfaatan ruang pesisir dan laut, rencana kawasan-kawasan prioritas yang layak usaha secara nasional dan regional serta sektor unggulan yang dapat dikembangkan.

7. Mengadakan pertemuan dan diskusi melalui FGD di daerah dan pusat yang melibatkan segenap pemangku kepentingan di Pesisir Kelurahan Untia Kota Makassar.

viii

RONA WILAYAH

PESISIR

BAB II

(9)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar 2.1 Keadaan Geografis dan Adminsitrasi

Desa Nelayan kelurahan Untia secara administrasi terdapat 3 RW dari 5 RW yang ada di kelurahan Untia dengan jumlah 355 KK dan 279 KK diantaranya adalah keluarga miskin. Sumber mata pencaharian utama dominan sebagai nelayan. Penghuni Kampung Nelayan memiliki sejarah dan nilai sosial budaya serta solidaritas sosial yang sudah terbangun sejak masih berada pada komunitas lama yakni di pulau Lae-Lae. Pada komunitas baru pun terdapat pilar-pilar modal sosial seperti adanya institusi/organisasi ekonomi berupa koperasi, kelompok dan organisasi nelayan, jalinan kerjasama diantara mereka termasuk rasa toleransi, ada kelompok arisan, BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat), dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).

Gambar 2. Pemukiman Desa Nelayan

2.2 Kondisi Sosial-Budaya

Kelurahan Untia terbentuk pada tahun 2000 yang merupakan hasil pemekaran dari dua kelurahan yaitu kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya dan Kelurahan Bira Kecamatan tamalanrea. Penduduk kelurahan Untia sendiri terdiri menjadi dua bagian yaitu penduduk dari kelurahan untia secara umum dan penduduk kelurahan untia yang bermukim di Desa nelayan.

Penduduk Desa nelayan merupakan penduduk dari pulau Lae – laer yang berhasil di relokasi. Relokasi yang dimulai pada bulan Februari dan Maret tahun 1998 bagi 326 KK, namun

(10)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

yang berhasil pindah ke Kampung nelayan sampai sekarang ini hanya sekira 100 lebih KK, dan umumnya hanya kepala keluarga yang status nelayan kecil/sawi atau buruh, sementara para punggawa (pinggawa) masih tetap di Pulau Lae-Lae.

Sejumlah nelayan yang sudah menetap di Kampung nelayan tersebut aktivitas ekonominya tetap bersentuhan dan memanfaatkan potensi sumber daya kelautan berupa penyelam teripang dan menangkap ikan. Aktivitasnya sebagai nelayan juga tetap dilakukan sama seperti ketika masih di komunitas lamanya di Pulau Lae-Lae sebaliknya juga warga Pulau Lae-Lae melakukan hal yang sama. Bahkan hubungan dan kamunikasi diantara mereka dikomunitas lama dan komunitas baru masih tetap berjalan, termasuk dukungan terhadap aktivitas ekonomi profesi sebagai nelayan.

Selanjutnya, komunitas Kampung Nelayan Kelurahan Untia yang sudah bermukim sejak tahun 1999 yang lalu dinamika interaksi sosial juga berkembang, dimana dalam komunitasnya bukan hanya dihuni oleh nelayan dari pulau Lae-Lae tapi juga sudah berinterkasi dengan komunitas lokal. Hal yang sama terjadi pada komunitas nelayan Pulau Lae-Lae berinteraksi dan beradaptasi dengan komunitas lain termasuk penghuni baru. Untuk Komunitas Kampung Nelayan, hubungan dan interaksi yang berlangsung sekarang ini dengan penduduk lokal juga baik bahkan penuh kehangatan bukan hanya pada hubungan sosial tetapi juga pada hubungan kerjasama pada aktivitas ekonomi, sehingga komunitas nelayan Kelurahan Untia bukan hanya mengandalkan kehidupan ekonominya pada potensi kelautan tapi juga pada sektor ekonomi lainnya seperti menjadi buruh bangunan, buruh industri rumahan, sektor jasa angkutan tukang ojek, pengawas bangunan.

Pada awalnya penduduk Desa Nelayan sering mengalami ancaman, ketegangan dan konflik, sehingga ada ketakutan dengan warga penduduk lokal. Namun sekarang ini hubungan dan kerjasama dengan warga penduduk lokal sudah berlangsung dengan begitu baik bahkan saat ini sudah sulit dibedakan antara warga hasil relokasi dan warga penduduk lokal. Hal ini karena proses-proses sosial yang terjadi mengarah pada proses sosial yang asosiatif seperti kerjasama, assimilasi, toleransi dalam bentuk perkawinan antara kedua komunitas, sehingga akan mengarah pada hubungan dan solidaritas yang mekanik berupa hubungan darah dan kekeluargaan.

Komunitas kampung nelayan mampu membangun hubungan/jaringan dan kerjasama bukan hanya pada nelayan punggawa yang ada di Pulau Lae-Lae tapi juga sektor lainnya yang

(11)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

dapat memberi penghasilan tambahan bagi keluarga nelayan seperti menjadi buruh industri rumahan, buruh bangunan dan sektor jasa berupa tukang ojek.

Kelurahan Untia merupakan salah satu wilayah dari Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Adapun batas daerah atau wilayah kelurahan adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara Kabupaten Maros Kecamatan Marusu. b. Sebelah timur Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya. c. Sebelah selatan Bira Tamalanrea.

d. Sebelah barat Selat Makassar.

Gambar 3. Peta Sea Use Kelurahan Untia

Kelurahan Untia terletak di pinggir jalan propinsi yang menghubungkan antara satu kebupaten ke kabupaten lainnya. Oleh karena itu Kelurahan Untiaini bisa ditempuh dengan mudahnya menggunakan semua jenis transportasi darat. Kelurahan Untia berjarak sekitar 4 Km dari Kecamatan ke Ibu Kota Propinsi. Adapun waktu yang dibutuhkan dari Ibu Kota ke Kecamatan Biringkanaya adalah 2 jam dengan menggunakan kendaraan roda dua. Kelurahan ini ditinjau dari segi fisiknya terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan/perbukitan.

Adapun luas wilayah Kelurahan Untia sebaga berikut: a. Pemukiman seluas 18 ha/m2.

(12)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar b. Perkantoran seluas 1,50 ha/m2.

c. Persawahan seluas 1,15 ha/m2.

Masyarakat Kelurahan Untia Kec. Biringkanaya tidak hanya terdiri dari satu suku saja, namun terdiri dari berbagai suku diantaranya adalah suku makassar dan suku Bugis. Banyaknya perbedaan suku ini terjadi karena adanya penduduk urbanisasi dari desa ke Kota, khususnya sulawesi Selatan yaitu Kelurahan Untia Kec. Biringkanaya. Berdasarkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kelurahan Untia Kec. Biringkanaya secara keseluruhan berjumlah 2075 jiwa dengan 623 KK dengan rincian sebagai berikut:

a. Laki-laki berjumlah 1078 jiwa. b. Perempuan berjumlah 997 jiwa. c. Jumlah total 2075 juwa.

d. Jumlah kepala keluarga 623 jiwa. e. Kepadatan penduduk 81 / km.

Adapun jumlah penduduk Kelurahan Untia berdasarkan suku adalah sebagai berikut: a. Suku Makassar berjumlah 1947 jiwa.

b. Suku Bugis berjumlah 114 jiwa. c. Betawi berjumlah 1 Orang d. Jawa Berjumlah 5 Orang e. Ambon Berjumlah 5 Orang f. Flores Berjumlah 3 Orang

Masyarakat Kelurahan Untia Kec. Biringkanaya sadar akan pentingnya pendidikan, apalagi pendidikan agama. Data penelitan yang diperoleh tentang pendidikan masyarakat Kelurahan Untia Kec. Biringkanaya adalah sebagai berikut:

a. Usia 3-6 thn yang sedang TK sebanyak 30 orang.

b. Usia 7-18 thn yang tidak pernah sekolah sebanyak 9 orang. c. Usia 7-18 thn yang sedang sekolah sebanyak 17 orang.

d. Usia 18-56 thn yang tidak pernah bersekolah sebanyak 90 orang. e. Usia 18-56 thn pernah SD tapi tidak tamat sebanyak 401 orang. f. Tamat S1/sederajat sebanyak 5 orang.

g. Tamat SD / Sederajat sebnyak 611 orang

h. Jumlah Usia 12 – 56 Tahun tidak tamat SLTP Sebanyak 519 Orang i. Jumlah Usia 18 – 56 Tahun tidak tamat SLTA Sebanyak 504 Orang

(13)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Demi mempermudah masyarakat Kelurahan Untia Kec. Biringkanaya dalam mengenyam pendidikan maka didirikanlah beberapa fasilitas dan sarana pendidikan. Sarana Pendidikan yang ada di Kelurahan Untia adalah sebagai berikut:

a. Play Group sebanyak 1 gedung

Gambar 4. Fasilitas Gedung Play Group

b. SD sebanyak 1 gedung

(14)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Gambar 4. Dedung Sekolah dasar b. SMK sebanyak 1 gedung

Gambar 5. Dedung SMK Negeri 9 Makassar

Masyarakat Kelurahan Untia Kec. Biringkanaya mayoritas beragama Islam dan mempunyai kesadaran yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan pengajian. Kegiatan yang diadakan adalah :

a. Yasinan dan arisan rutin yang dilaksanakan oleh ibu-ibu setiap bulan sekali.

b. Memperingati hari-hari besar seperti maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra al-Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

c. Pengajian umum yang dilaksanakan tiap sabtu malam di masjid. d. Pengajian TPQ remaja yang dilaksanakan tiap hari di masjid.

Dalam mendukung aktivitas religius masyarakat Kelurahan Untia Kec. Biringkanaya didukung dengan fasilitas infrastruktur berupa masjid dengan kondisi bangunan yang sangat sederhana dan klasik.

(15)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Gambar 6. Mesjid kelurahan Untia 2.3 Aktivitas Ekonomi Masyarakat

Masyarakat Kelurahan Untia Kec. Biringkanaya bekerja disektor Budidaya perikanan, pertanian, jasa angkutan, industri kecil, peternakan, nelayan dan pegawai instansi pemerintah. Nelayan dan buruh tani adalah jenis mata pencaharian yang banyak diminati masyarakat.

Gambar 7. Lahan Usaha pertanian

Gambar 8. Usaha Penangkapan perikanan

(16)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Gambar 9. Usaha Budidaya perikanan

Adapun tingkat mata pencaharian masyarakat Kelurahan Untia Kec. Biringkanaya dapat dilihat di bawah ini:

a. Petani/petambak sebanyak 62 orang. b. Buruh tani sebanyak 62 orang.

c. Pegawai negeri sipil sebanyak 10 orang. d. Pedagang keliling sebanyak 15 orang. e. Peternak sebanyak 35 orang.

f. Nelayan sebanyak 103. g. Montir sebanyak 2 orang. h. TNI sebanyak 2 orang. i. POLRI sebanyak 2 orang.

j. Pensiunan PNS/TNI/POLRI sebanyak 3 orang/ k. Dukun kampung sebanyak 4 orang.

l. Karyawan perusahaan swasta sebanyak 19 orang. m. Karyawan perusahaan pemerintah sebanyak 2 orang.

(17)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Gambar 10. Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Untia

3.5.2 Kondisi Infrastruktur

Adapun Prasarana Transportasi Darat di kelurahan untia adalah sebagai berikut : a. Jalan desa/kelurahan sepanjang 3 KM

b. Jalan antar desa/kelurahan sepanjang 4 km c. Jembatan beton sebanyak 4 unit

d. Jembatan kayu sebanyak 5 unit

Gambar 10. Jalan Desa

(18)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Gambar 11. Jalan pemukiman nelayan

Gambar 12. Jembatan

a. Prasarana air bersih

Adapun Prasarana air bersih di kelurahan untia adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penampungan air bersih sebanyak 3 unit

(19)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

Gambar. 12 penampungan air bersih

Gambar 7. Peta Infrastruktur Kelurahan Untia

2.4 Potensi Sumberdaya Alam dan Jasa Lingkungan

Kelurahan Untia memiliki potensi mangrove yang masih cukup bagus dibeberapa titik, dengan ketebalan sekitar 50-60 meter, sementara di beberapa tempat hanya sekiitar 10 meter, karena dikonversi untuk kepentingan permukiman dan kepentingan lain.

Jenis mangrove yang umum tumbuh terdiri dari Rhizophora dan Avicennia. Sebahagian dari vegetasi mangrove tersebut tumbuh secara alami dan sebahagian yang lain ditanam oleh pemerintah bersama masyarakat, dan sebahagian lainnya ditanam secara swadaya oleh masyarakat. Tingka kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ekosistem mangrove cukup tinggi, karena masyarakat telah menyadari pentngnya ekosistim ini sebagai pelindung pantai dari bencana angina, gelombang dan intrusi air laut.

(20)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar 3.1 Isu SDA dan Lingkungan

1. Potensi sumberdaya ikan di wilayah pantai cenderung menurun 2. Degradasi habitat wilayah pesisir

3. Degradasi lahan Budidaya perikanan 3.2 Isu Sosial Budaya

1. Kurangnya ketersediaan air bersih

2. Lokasi pengeringan ikan masih dilakukan dihalam rumah-rumah warga dan tidak tertata dengan baik

1. Isu Sosial Ekonomi

xx

ISU-ISU

PENGELOLAAN

(21)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

1. Pendapatan masyarakat pesisir masih rendah

2. Rendahnya kualitas pengolahan hasil perikanan, kemampuan permodalan dan bahan baku

3. Rumah produksi pengolahan belum memenuhi standar HACCP dan GMP 2. Isu Kelembagaan

1. Kapasitas dan Keterpaduan dalam Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut di Tingkat Kelurahan Masih Lemah

2. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut Belum Optimal

4.1 Isu Prioritas

1 Degradasi habitat wilayah pesisir dan abrasi pantai

2 Rendahnya Kualitas Pengolahan Hasil Perikanan, Kemampuan Permodalan dan Bahan Baku

4.2 Isu Strategi Pengelolaan

Berdasarkan hasil FGD dan hasil survey potensi sumber daya pesisir dan pulau kelurahan Untia maka diperoleh isu-isu prioritas yang akan dikelola berdasarkan strategi pengelolaan, tujuan dan indicator pengelolaan. Uraian kompleks terhadap isu dalam rencana pengelolaan strategis kelurahan Untia sebagai berikut:

A. Isu SDA dan Lingkungan

xxi

RENCANA PENGELOLAAN

WILAYAH PESISIR

BAB IV

(22)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar Strategi Pengelolaan

1. Rasionalisasi penangkapan ikan di wilayah pesisir dan laut 2. Penetapan zonasi wilayah pesisir dan laut.

Tujuan Pengelolaan

Terwujudanya perlindungan populasi ikan laut dengan menjauhkan alat tangkap yang bersifat destruktif dan kontrol hasil penangkapan pada zona yang telah ditentukan.

Indikator Pengelolaan

Berkurangnya penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan

Strategi pengelolaan

1. Pengendalian pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir dan laut 2. Pengendalian pemanfaatan hutan mangrove di wilayah pesisir

3. Pengelolaaan limbah pabrik yang ramah lingkungan Pengendalian pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir dan laut

4. Pengendalian pemanfaatan hutan mangrove di wilayah pesisir Pengelolaaan limbah pabrik yang ramah lingkungan

Tujuan Pengelolaan

1. Peningkatan daya dukung lingkungan

2. Tidak berkurangnya luas hutan mangrove dan terumbu karang Indikator Pengelolaan

1. Tidak berkurangnya luas hutan mangrove dan terumbu karang 2. Kerang – kerang yang ada di wilyah pesisir tidk dapat dikonsumsi

Strategi pengelolaan

1. Peralihan system budidaya perikanan Tujuan Pengelolaan

1. Ketersediaan lahan budidaya bagi petambak Indikator Pengelolaan

1. Berkurangnya lahan budidaya perikanan B. Isu Sosial Budaya

Strategi Pengelolaan

1. Membangun tempat penampungan air pada titik – titik strategis Tujuan Pengelolaan

1. Meningkatnya Pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam inovasi produk Indikator Pengelolaan

1. Produk yang dihasilkan sama seperti yang ada dipasaran sehingga sulit memasarkan produk

xxii Degradasi Habitat Wilayah Pesisir

Kurangnya Ketersediaan Air Bersih

Degradasi Lahan Budidaya Perikanan

Lokasi Pengeringan Ikan Masih Dilakukan di Halaman Rumah-rumah Warga dan Tidak Tertata dengan Baik

(23)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar Strategi Pengelolaan

1. Meningkatkan sarana pengolahan/pengeringan hasil perikanan, sesuai dengan zona yang ditetapkan

2. Membangun Cold Storage sebagai tempat penampungan ikan pada musim-musim produksi

3. ikan

4. Meningkatkan sanitasi lingkungan permukiman masyarakat pesisir Tujuan Pengelolaan

1. Kelompok pengolahan melakukan penjemuran pada loasi yang tertata Indikator Pengelolaan

1. Tertatanya zona pengolahan/pengeringan ikan pada saat musim puncan/ produksi ikan sehingga tidak di halaman rumah – rumah warga dan tidak tertata dengan baik, selain merusak estetikan juga terjadi polusi udara yang dapat mengganggu warga sekitar C. Isu Sosial Ekonomi

Strategi Pengelolaan

1. Pengembangan penanganan penangkapan ikan ke perairan lepas pantai 2. Pengembangan teknologi tepat guna

3. Pengembangan jaringan pemasaran 4. Pembinaan mutu produk local Tujuan Pengelolaan

Terwujudanya daya saing produk-produk hasil perikanan yang berkualitas baik dipasar domestik maupun regional

Indikator Pengelolaan

1. Meningkatknya produksi budidaya perikakan dan rumput laut dan perikanan tangkap 2. Meningkatnya produksi sumberdaya pada bidang lain

3. Meningkatnya produksi wilayah pesisir 4. Meningkatnya produksi komuditi local

Strategi Pengelolaan

1. Memfasilitasi pengembangan usaha-usaha kecil berbasis masyarakat 2. Penguatan permodalan masyarakat

3. Regulasi di bidang investasi dan pemberian insentif investasi 4. Peningkatan keterampilan dan manajemen usaha

5. Pembinaan wanita nelayan

xxiii Pendapatan Masyarakat Pesisir Masih Rendah

Rendahnya Kualitas Pengolahan Hasil Perikanan, Kemampuan Permodalan dan Bahan Baku

(24)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar

6. Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan tidur Tujuan Pengelolaan

Meningkatan pendapatan masyarakat dengan memberikan modal dan bahan baku untuk dikelola baik secara individu atau kelompok kelompok usaha bersama.

Indikator Pengelolaan

1. Meningkatnya industri rumah tangga berbasis sumberdaya lokal.

2. Meningkatnya jumlah wanita nelayan dalam kegiatan ekonomi produktif. 3. Meningkatnya jumlah kelompok-kelompok usaha/badan usaha.

Strategi Pengelolaan

1. Penataan rumah produksi sesuai standar HACCP dan GMP Tujuan Pengelolaan

1. Kelompok pengolahan melakukan kegiatan produksi pada tempat yang telah memenuhi standar HACCP dan GMP

Indikator Pengelolaan

1. Food safety kepada konsiumen 2. Mendapatan sertifikasi produk D. Isu Kelembagaan

Strategi Pengelolaan

1. Menyediakan data dan informasi spacial pesisir yang akurat dan mudah diakses

2. Memperkuat lembaga adat serta hak ulayat dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut.

Tujuan Pengelolaan

Terwujudnya animo masayarakat dalam berpatispasi dan atau berperan aktif dalam proses perencanaan dan pembangunan yang berasaskan kearifan local dengan didukung oleh pemerintah setempat.

Indikator Pengelolaan

1. Meningkatnya peran masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut

2. Meningkatkan peran adat istiadat dalam pengelolaan wilayah pesisir

xxiv Partisipasi Masayrakat dalam Perencanaan Pengawasan Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut Belum Optimal

Kapasitas dan Keterpaduan dalam Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut di Tingkat Kelurahan Masih Lemah

(25)

Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu

(Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar Strategi Pengelolaan

1. Menyebarluaskan konsep Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Laut Terpadu (ICZPM)

2. Penyediaan data dan informasi spasial pesisir yang akurat dan mudah diakses

Tujuan Pengelolaan

Meningkatkan keterpaduan dalam pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang berkelanjutan. Indikator Pengelolaan

1. Berkurangnya konflik sosial di wilayah pesisir dan laut Kelurahan Untia

2. Meningkatnya kerjasama dan koordinasi antar sektor baik pemerintah maupun swasta.

(26)

Isu Strategi Program Kegiatan Pelaksana Waktu PendanaanSumber 1 2 3 4 5 Degradasi habitat wilayah pesisir dan abrasi pantai 1. Pengendalian pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut 2. Direncankannya pembangunan tanggul penahan ombak disepanjang pantai Buloa 1. Pengendali an pemanfaat an sumberday a pesisir dan laut 2. Pembangu nan tanggul penahan ombak 1. Penyuluhan terkait pengendalian pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut 2. Pembangunan tanggul oleh pemerintah dan dibantu masyarakat setempat DKP, Dinas Pariwisata, Masyarakat √ √ √ IFAD, APBD Rendahnya Kualitas Pengolahan Hasil Perikanan, Kemampuan Permodalan dan Bahan Baku 1. Memfasilitasi pengembangan usaha-usaha kecil berbasis masyarakat

2. Penguatan

permodalan masyarakat 3. Regulasi di bidang

investasi dan pemberian insentif investasi 4. Peningkatan keterampilan dan manajemen usaha 5. Pembinaan wanita 1. Meningkatny a industri rumah tangga berbasis sumberdaya lokal. 2. Meningkatny a jumlah wanita nelayan dalam kegiatan ekonomi 1. Pembentukan kelompok – kelompok usaha dalam mengelolah produk hasil perikanan yang berkualitas dan berdaya saing baik dipasar domestic maupun regional 2. Membangun koperasi atau lembaga permodalan DKP, Masyarakat √ √ IFAD, APBD

(27)

tidur kelompok usaha/badan usaha.

4.4.

Rencana Monitoring dan Evaluasi

(28)
(29)

5 Pengadaan Sarana dan Prasarana Wisata DKP KOTA MAKASSAR

6 Penyuluhan dan pelatihan teknologi tepat guna DKP KOTA MAKASSAR

7 Kerjasama dengan berbagai pihak pengelola hasil

perikanan DKP KOTA MAKASSAR

8 Pengadaan Alat tangkap alternative yang ramah lingkungan √ DKP KOTA MAKASSAR

9 Pengadaan Sarana dan Prasarana DKP KOTA MAKASSAR

10 Pelatihan pengolahan hasil perikanan dan pengemasan produk

DKP KOTA MAKASSAR

11 Pengadaan bahan baku olahan DKP KOTA MAKASSAR

12 Kerjasama dengan berbagai pihak dalam memasarkan produk olahan

Gambar

Gambar 1. Bagan Proses Penyusunan Pengelolaan Pesisir Terpadu
Gambar 2. Pemukiman Desa Nelayan
Gambar 3. Peta Sea Use Kelurahan Untia
Gambar 4. Fasilitas Gedung Play Group
+7

Referensi

Dokumen terkait

Remaja merupakan suatu masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa inilah terbentuk hubungan kematangan seksual dan psikososial yang ditandai oleh pubertas.

Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Sadikin (2011) Analisis Abnormal Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham (Studi pada

1) tidak menyelesaikan studi sesuai dengan kualifikasi program yang tertera pada Surat Keputusan Penerima Beasiswa tanpa unsur kesengajaan. 2) mengundurkan diri setelah

Namun setelah UUD 1945 diamandemen, proses legislasi dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan merujuk kepada Pasal 20 ayat 1 yang berbunyi, “Dewan Perwakilan

Proses belajar pendidikan jasmani merupakan suatu peristiwa belajar yang dilakukan oleh seluruh siswa dan siswi di sekolah, di mana dalam pelaksanaannya diperlukan adanya suatu

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengangkat penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen

Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui pengaruh Moralitas Individu, Pengendalian Internal dan kesesuaian kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada

Pelaksanaan jual beli kain sisa jahitan di Delia Busana apabila dilihat dari sighat (Lafadz akad ijab kabul) telah memenuhi syarat yaitu tidak ada yang