• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PERMAINAN BONGKAR PASANG DALAM MELEJITKAN BERBAGAI ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PERMAINAN BONGKAR PASANG DALAM MELEJITKAN BERBAGAI ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

51

IMPLEMENTASI PERMAINAN BONGKAR PASANG DALAM MELEJITKAN BERBAGAI ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA

DINI

Bakhrum Amir

Dosen STIT – Al Qur’an Al Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir

Email: [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study are (1) to describe how the class assessment was conducted in RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta, (2) to describe how the results of class assessment were reported in RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta. This study uses qualitative method by using observation, interview and documentation techniques. Law Number 14 of 2005 concerning "Teachers and Lecturers" explains that: "Teachers are professional educators with the main task of educating, teaching, guiding, directing, training, and evaluating students in early childhood education, formal education, basic education and secondary education. Assessment of early childhood is very different from the assessment of older children or adult. Not only because the early age children have not been able to write and read smoothly, but also because at the stage of child development in this age requires various appropriate assessment methods. The uniqueness of PAUD learning design along with its implementation requires a special need for assessment methods. The results of this study are: Implementation of class assessment in RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta, using techniques; Observation, conversation, assignment, self-assessment whereas the Instruments applied; Check list, performance, anecdotal notes, and portfolio. As well as giving rewards developed by using stickers with animal pictures. The Reporting of the results of class assessment in RA Ar Rahmah consists of; informal reporting, conferences and report books.

(2)

52 ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian kelas di RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta, (2) Mendeskripsikan bagaimana pelaporan hasil penilaian kelas di RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang “Guru dan Dosen” menjelaskan bahwa:“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. Penilaian yang dilakukan terhadap anak usia dini sangat berbeda dengan penilaian terhadap anak usia yang lebih tua atau dewasa. Bukan hanya karena alasan bahwa anak usia dini tersebut belum mampu menulis dan membaca dengan lancar, tetapi juga karena pada tahap perkembangan anak usia tersebut membutuhkan berbagai cara penilaian yang tepat. Keunikan desain pembelajaran PAUD beserta implementasinya itu meniscayakan suatu kebutuhan khusus terhadap metode penilaian. Adapun hasil dari penelitian ini adalah: Pelaksanaan penilain kelas di RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta menggunakan teknik; Observasi, percakapan, pemberian tugas, penilaian diri sendiri. Sedangkan Instrumen yang diterapkan; Check list, unjuk kerja, catatan anekdot, dan fortopolio. Serta pemberian reward yang dikembangkan dengan menggunakan stiker bergambar hewan. Adapun Pelaporan hasil penilaian kelas di RA Ar Rahmah terdiri dari; pelaporan informal, konferensi, dan buku laporan. Kata Kunci: Asesmen, Laporan, dan PAUD

(3)

53

A. PENDAHULUAN

Usia dini atau masa anak-anak adalah masa peka untuk menerima berbagai macam rangsangan dan lingkungan guna menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikannya di kemudian hari. Salah satu satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang diselenggarakan dalam bentuk formal adalah Taman Kanak-kanak (TK). Menurut Soemiarti Patmonodewo, TK merupakan salah satu bentuk pendidikan sekolah yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan

untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.1

Kegiatan pelaksanaan program di TK/RA/KB merupakan hasil modifikasi komponen-komponen pembelajaran yang terdiri dari tujuan, materi/topik, metode, media, dan penilaian. Komponen tujuan dimodifikasi menjadi kegiatan yang menunjukkan kemampuan (kompetensi), materi/topik menjadi tema dan sub tema kegiatan, metode dan media ditekankan pada media pelaksanaan program serta penilaian tetap menjadi komponen penilaian (assessment dan/atau evaluation). Penilaian berfungsi memberi informasi tentang kegiatan apa yang telah dilalui anak, bagaimana kegiatan tersebut telah dilakukan dan kegiatan apa lagi yang mungkin akan dilakukan. Ini berarti, penilaian merupakan komponen yang tidak kalah pentingnya dibanding dengan komponen lainnya, seperti langkah kegiatan, tema, subtema

kegiatan, media dan pelaksanaan program.2

Anita Yus menegaskan bahwa guru harus benar-benar mencermati komponen penilaian seperti halnya komponen kegiatan lainnya. Selain harus memahami konsep penilaian, guru harus dapat menetapkan kapan waktu yang

1

Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: Pusbuk Depdiknas dan Rineka Cipta, 2003), hlm. 69

2

Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 2-3

(4)

54

tepat serta cara dan alat apa yang paling sesuai digunakan untuk menilai kegiatan pelaksanaan program. Guru/pendidik pada jenjang PAUD juga harus ingat bahwa prinsip, model dan strategi yang digunakan serta karakteristik anak di usia TK, RA, dan KB berbeda dengan anak SD atau sekolah lainnya.

Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam pelaksanaan penilaian.3

Kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran pada PAUD juga sangat tergantung pada kecakapan dan keterampilan guru dalam merancang serta mengelola pembelajaran. Korelasinya dengan kualitas pengelolaan PAUD adalah mutu pembelajaran dan pencapaian hasil yang akan diraih peserta didik. Setiap guru berkewajiban melakukan evaluasi dan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik untuk mengetahui tingkat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan peserta didik atas materi yang diajarkan. Hal ini telah disebutkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang “Guru dan Dosen” bahwa:

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan menengah”4

Namun demikian, penilaian yang dilakukan terhadap anak usia dini sangat berbeda dengan penilaian terhadap anak usia yang lebih tua atau dewasa. Tidak hanya karena alasan bahwa anak usia dini tersebut belum mampu menulis dan membaca dengan lancar, tetapi juga karena pada tahap perkembangan anak usia tersebut membutuhkan berbagai cara penilaian yang tepat. Keunikan desain pembelajaran PAUD beserta implementasinya itu meniscayakan suatu kebutuhan khusus terhadap metode penilaian.

Dalam penelitian ini akan dijelaskan bagaimana pelaksanaan penilaian itu sendiri dengan berbagai instrument dan pelaporannya kepada orang tua

3

Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak ,,,,,hlm. 3.

4

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2005, Bab I pasal 1

(5)

55

anak. Sehingga dengan adanya laporan dari penilaian tersebut guru dan orang tua mengetahui sejauh mana perkembangan anak. Dan jika terdapat kejanggalan dari perkembangan anak tersebut bisa ditindak lanjuti dengan mendalam kepada yang lebih ahli dalam bidangnya.

B. Gambaran Umum RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta 1. Sejarah berdirinya RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta

Berdasarkan informasi yang kami terima, keberadaan TK Islam Ar Rahmah pada saat awal berdirinya pada sekitar tahun 1995 yang menempati gedung TPA yang berdiri pada tahun 1990. Karena animo masyarakat untuk memasukkan putra putrinya yang usia pra-sekolah lebih banyak maka pengurus yayasan memutuskan untuk anank TPA pindah ke Masjid Al Hidayah di lingkungan Papringan.

Seiring berjalannya waktu yang saat ini pendidikan pra-sekolah yang telah bermunculan begitu banyak agar menentukan sikap untuk memilih lembaga untuk bernaung maka setelah kami ditugaskan di TK Islam Arrahmah pada 1 Januari 2007 maka TK Islam Arrahmah bertekad dibawah binaan DEPAG dengan berganti nama menjadi Raudatul Athfal Arrahmah. Berbekal niat yang tulus untuk membenahi serta memajukan RA Ar Rahmah yang sudah terwujud tentu saja perlu kebersamaan tekad antara pihak sekolah, pengurus yayasan serta komite untuk membawa RA

Arrahmah agar lebih maju.5

2. Latar belakang berdiri RA-Arrahmah Papringan Yogyakarta

Ada beberapa latar belakang berdirinya lembaga prasekolah ini, diantaranya adalah:

a. Pada waktu itu di lingkungan Papringan yang penduduknya sebagian besar pendatang dan kebanyakan para pedagang menengah kebawah. Pada tahun 1990 banyak anak yang memerlukan pendidikan prasekolah, sehingga dari situlah muncul embrio untuk mendirikan

5

(6)

56

sebuah lembaga yang awalnya baru berbentuk TPA yang diselenggarakan di Masjid Al Hidayah di lingkungan Papringan. b. Kesadaran yang mulai tumbuh dari lingkungan masyarakat untuk

pentingnya menanamkan keimanan sebagai orang yang berjiwa beragama pada anak sendini mungkin dari usia 3-5 tahun.

c. Karena setiap orang muslim berkewajiban melaksanakan perintah Allah SWT yaitu menuntut ilmu dengan tujuan untuk menciptakan masyarakat sejahtera lahir maupun batin sejak dini dalam rangka mempersiapkan generasi yang akan melaksanakan misi dakwah islamiyah amar ma‟ruf nahi munkar dalam seluruh aspek kehidupan. 3. Tujuan pendirian

a. Memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga pendidikan anak pra-sekolah yang Islami.

b. Terwujudnya amal usaha pendidikan sebagai sasaran dakwah yang representative.

c. Menampung anak-anak yang kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

d. Mencetak generasi penerus yang taqwa, cerdas dan terampil. 4. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya Generasi Penerus Andalan Yang Cerdas, Kreatif Dan Taqwa

b. Misi

 Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga

terwujud generasi penerus yang cerdas, kreatif, aktif.

 Mencetak insan berakhlak mulia yang bertaqwa kepada Allah swt.

serta menjadi pribadi andalan yang tanggap situasi dan perkembangan zaman.

(7)

57 5. Tujuan Visi dan Misi

Terwujudnya insan yang cerdas, kreatif, aktif yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagai generasi penerus yang dapat di andalkan.

6. Strategi atau Pilar RA Arrahmah a. Learning to iman dan taqwa

Peserta didik membiasakan diri dalam setiap kehidupannya untuk selalu mengingat sang pencipta. (Iman Islam Ihsan).

b. Learning to know (belajar untuk mengetahui)

Peserta didik dapat selalu berlatih menggunakan seluruh inderanya dan aktif dalam melakukan kegiatan atau permainan yang diberikan karena menambah pengetahuannya.

c. Learning to think (belajar untuk berfikir)

Peserta didik selalu dirangsang untuk berfikir dan bereksplorasi melalui pengamatan, eksperimen dan berimajinasi.

d. Learning to do (belajar untuk melakukan)

Peserta didik memperoleh pengalaman pembelajaran secara nyata dari apa yang mereka lakukan dan mereka perbuat.

e. Learning life together (belajar untuk bersama)

Peserta didik dapat aktif dan berinteraksi dengan teman-temannya serta dapat bekerjasama

f. Learning to be (belajar untuk menjadi dirinya sendiri)

Peserta didik dapat memahami kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, sehingga dapat hidup mandiri menjadi manusia bermutu, berperilaku positif serta berdaya guna bagi diri sendiri, orang lain, masa depan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. g. Fasilitas yang tersedia

1) Perpustakaan

Berawal dari kumpulan buku-buku/majalah yang sudah tidak terpakai serta sumbangan dari bazaar buku, kami mulai membuat perrpustakaan untuk memotivasi anak agar suka membaca. Kami jadwal setiap hari selasa mengajak anak-anak untuk membaca bersama.

(8)

58 2) Ruang Bermain

Di ruang bermain, disamping ada beberapa alat permainan edukatif atau APE di masing-masing sudut ada juga 1 perangkat TV untuk pembelajaran audio visual terutama cerita-cerita Islami. Jadwal untuk anak-anak setiap hari selasa.

3) Ruang UKS

Walaupun peralatan terbatas ada ruang khusus PPPK, tempat tidur, meja, kursi, kotak obat dengan beberapa obat-obatan, alat ukur dan timbangan berat badan.

4) Koperasi

Untuk menyediakan kebutuhan siswa terutama menjual makanan-makanan yang dikelola oleh koperasi komite RA.

5) Laboratorium

Masih dalam wacana.

C. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Penilaian Kelas

a. Pengertian Penilaian (Asesmen) Kelas

Asesmen kelas adalah salah satu bentuk asesmen yang didisain untuk membantu para guru menemukan apa yang dipelajari anak dalam kelas dan bagaimana cara yang lebih efektif dan efisien untuk mempelajari hal tersebut. Guru dapat melakukan asesmen kelas dengan cara melakukan observasi/pengamatan terhadap proses pembelajaran, mengumpulkan umpan balik atau respons dari anak terhadap proses pembelajaran yang berlangsung, merancang percobaan kelas yang sederhana, mempelajari bagaimana anak belajar, sampai akhirnya dapat menemukan cara menyajikan pembelajaran yang paling tepat, efisien dan efektif untuk anak didik. Jadi asesmen kelas dilakukan sendiri oleh guru untuk menilai pembelajarannya sendiri. Ini lebih

(9)

59

mudah karena guru dapat langsung menyadari kekurangannya dan

segera memperbaikinya.6

Dalam bentuknya yang sederhana, asesmen kelas juga dapat dilaksanakan guru TK untuk menilai sendiri program pembelajaran yang ia lakukan. Dengan adanya asesmen kelas, diharapkan guru TK dapat mengembangkan pembelajarannya secara sistemastis, tidak semata berdasar naluri, kebiasaan atau coba-ralat (trial and error) saja. Apalagi yang dididik adalah anak usia dini, yang masih polos dan memerlukan fondasi pendidikan yang kuat. Seperti halnya pepatah „belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu‟ maka apabila anak mendapatkan pendidian yang salah dari guru pada usia dini, sulit untuk

memperbaikinya kembali.7

b. Karakteristik Asesmen Kelas

1) Fokus asesmen kelas adalah pada belajar, bukan pengajaran. Asesmen kelas memusatkan pada perhatian guru dan anak untuk mengamati dan memperbaiki cara belajar, bukan mengamati dan mempebaiki pengajaran. Jadi asesmen kelas berguna untuk guru dan anak dalam memberikan informasi tentang hal-hal yang harus mereka perbaiki.

2) Asesmen kelas memberikan kewenangan pada guru untuk secara individual melakukannya sebagai bagian dari tugas profesional yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Guru dapat menentukan apa yang akan diakses, bagaimana caranya dan bagaimana responsnya terhadap informasi yang ia dapatkan dari hasil asesmen tersebut.

3) Karena fokusnya pada belajar maka asesmen kelas selain menuntut keaktifan guru juga mengharapkan partisipasi aktif anak didik.

6

Ikhsan Waseso, dkk, Evaluasi Pembelajaran TK, (Jakarta: Universitas terbuka, 2008), hlm. 8.3

7

(10)

60

Melalui kerja sama dengan guru, biasanya motivasi anak untuk belajar juga bertambah setelah diadakan asesmen kelas karena mereka menyadari belajar menjadi semakin mudah dan menyenangkan.

4) Asesmen kelas menggunakan prosedur formatif, bukan sumatif. Jadi asesmen kelas lebih berorientasi pada proses dari pada hasil akhir.

5) Dengan adanya asesmen kelas, setiap kelas berkembang dalam budayanya sendiri berdasarkan tugas profesional guru yang terus berkembang.

6) Asesmen kelas dilakukan secara berkelanjutan melalui siklus umpan balik yang juga terus menerus.

7) Asesmen kelas menggunakan praktik pengajaran yang memadukan asesmen dengan proses belajar yang sistematis melalui umpan balik. Guru akan mengumpulkan umpan balik tersebut sebagai

informasi untuk memperbaiki pengajarannya.8

Berdasarkan karakteristik di atas, ternyata asesmen kelas sangat mungkin dapat dilaksanakan di PAUD. Kebutuhan terhadap asesmen kelas ini cukup tinggi karena biasanya anak-anak akan memberikan reaksi, komentar atau umpan balik yang otomatis, wajar dan tidak direkayasa saat belajar. Respons tersebut sebagian besar terjadi pada alam bawah sadar mereka. Berbeda halnya apabila mereka diminta untuk mengisi kuesioner, dites atau diwawancara, sebagai proses yang berada di alam sadar, kemungkinan akan ada sesuatu yang berusaha ditutup-tutupi.

Apalagi untuk anak usia dini, yang biasanya sangat sensitif terhadap kehadiran orang asing atau kegiatan asing. Diperlukan sebuah cara meneliti yang lebih alami namun tetap dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Salah satunya adalah asesmen kelas tersebut.

8

(11)

61 2. Laporan Perkembangan Anak

a. Pengertian Pelaporan Perkembangan

Pelaporan perkembangan merupakan refleksi dari apa yang

diketahui tentang perkembangan anak, membuat keputusan,

menentukan tujuan dan berbagai informasi tentang anak kepada orang tua maupun pihak administrasi lain. Pelaporan disampaikan oleh guru kepada orang tua dalam bentuk deskripsi singkat tentang perkembangan anak yang meliputi enam aspek perkembangan, yaitu perkembangan perilaku dan moral agama, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan fisik motorik, perkembangan

seni dan perkembangan sosial emosional.9

b. Fungsi Pelaporan

1) Untuk merencanakan program pendidikan secara keseluruhan maupun untuk kepentingan masing-masing anak

2) Menyampaikan kemajuan perkembangan dan belajar anak secara berkesinambungan dan sistematis

3) Orang tua dapat memperoleh penjelasan mengenai anaknya selama anak mengikuti pendidikan di Taman Kanak-kanak

4) Sebagai bahan masukan untuk dipertimbangkan dalam

memperbaiki dan menyempurnakan program kegiatan

pembelajaran dan kurikulum

5) Menentukan langkah dan kebijakan serta pengambilan keputusan terhadap anak guna membantu meningkatkan perkembangan anak

selanjutnya secara optimal10

9

Lara Fridani, dkk, Evaluasi Perkmbangan Anak Usia Dini,,,, hlm.6.3

10

(12)

62

3. Pelaksanaan Asesmen Kelas di RA Ar rahmah Papringan Yogyakarta

Pelaksanaan Asesmen kelas di RA Ar Rahman belum terlaksana dengan baik, karena minimnya pengetahuan dari guru kelas tentang asesmen itu sendiri. Dari empat guru yang mengajar di kelas hanya satu guru yang bersertifikasi pendidikan anak usai dini yaitu ibu Lailatul Istiqomah. Hal ini pun disadari oleh kepala sekolah ibu Almunah yang menjelaskan bahwasanya di RA Ar Rahmah masih perlu belajar dengan keras terkait dengan asesmen ini.

Asesmen kelas yang diterapkan oleh ibu Lailatul Istoqomah selain memberi bintang (*) yang memang khas dalam pemberian nilai kepada anak, ada juga pemberian stiker bergambar hewan kepada anak. Dengan adanya reward seperti ini menambah stimulus kepada anak untuk lebih giat atau rajin mengerjakan tugas-tugas dari gurunya. Namun sayangnya hal ini baru di kelas ibu Lailatul Isriqomah yang diterapkan.

(13)

63

4. Teknik Penilaian kelas di RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta a. Observasi

Dikarenakan ini pelaksanaan asesmen kelas jadi teknik yang digunakan oleh guru biasanya saat anak-anak sedang melakukan kegiatan pembelajaran. Bisa dimulai dari anak bersiap masuk ke dalam kelas, saat proses belajar mengajar berlangsung, dan saat anak hendak pulang. Teknik dengan menggunakan observasi ini kemudian ditulis oleh guru dalam buku khusus sebelum dipindahkan menjadi narasi ke dalam buku laporan perkembangan anak.

b. Percakapan

Teknik ini digunakan oleh guru untuk mendapatkan informasi dari anak dari hal yang terkait dengan berbagai aspek perkembangan, seperti: Perkembangan kognitif, Fisik Motorik, Bahasa, Seni, Moral Agama dan Sosial Emosional, yang sesuai keibutuhkan guru atau sesuai dengan RPPH pada saat itu.

c. Pemberian Tugas

Teknik dilakukan guru untuk melihat sejauh mana

perkembangan anak berjalan, apakah berjalan dengan baik dan sesuai. Biasanya pemberian tugas ini dilakukan oleh guru sesuai dengan RPPH apa yang sedang diajarkan. Dan dikarenakan RA Ar rahmah ini dibawah naungan Kemenag, jadi kegiatan pembelajarannya lebih

banyak kepada hal moral dan agamanya dengan tidak

mengenyampingkan aspek perkembangan yang lainnya.

d. Penilaian Diri Sendiri

Penilaian diri sendiri ini mencakup minat, kepribadian, dan keterampilan anak. Untuk semuran anak usia dini, teknik semacam ini sudah bisa dilakukan dengan mencoba menilai diri sendiri, seperti anak mampu mengutarakan secara lisan apa yang mereka senangi, apa yang

(14)

64

mereka dapat lakukan dan tidak dapat lakukan, serta apa yang mereka pelajari di sekolah. Namun tetap saja penilaian diri sendiri ini dibantu oleh guru dengan menganalisis hasil kerja anak setelah itu menanyakan padanya apa yang dirasakan, dan apa alasan melakukannya.

5. Instrumen Penilain Kelas di RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta

a. Check List

Check list merupakan instrumen yang disusun berdasarkan aspek dan indikator perkembangan sesuai dengan kelompok usia. Format check list skala pencapaian dibuat menurut indikator pencapaian perkembangan yang sudah ditetapkan dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).11 Adapun format yang

diterpkan di RA Ar Rahmah adalah sebagai berikut:

Instrumen Check List

11

Suyadi dan Dahlia, Implementasi dan Inovasi Kurikulum PAUD 2013: Program

(15)

65 b. Unjuk Kerja

Unjuk kerja merupakan kegiatan yang dilakukan dengan memerintahkan kepada anak untuk melakukan sesuatu kegiatan dan disamping itu guru mengamati kegiatan tersebut untuk mengases. Seperti menyuruh anak untuk bernyanyi di depan teman-teman yang lain, atau sekeder memperkenalkan diri.

c. Catatan Anekdot

Merupakan salah satu bentuk catatan tentang gejala tingkah laku yang berkaitan dengan sikap dan perilaku anak yang khusus, baik fosistif maupun negatif. Catatan anekdot ini sangat cocok digunakan sebagai alat penilaian di TK/RA karena berfungsi sebagai alat bantu

pencatatan hasil pengamatan.12

d. Fortofolio

Portofolio merupakan kumpulan tugas dan pekerjaan seseorang secara sistematis. Berdasarkan pengertian ini, guru dapat mengoleksi karya peserta didik berdasarkan aturan tertentu. Dalam bidang pendidikan portofolio berarti pengumpulan karya anak selama

mengikuti kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu.13

Adapun salah satu dari berbagai portofolio yang ada di RA Ar Rahmah adalah sebagai berikut:

12

E. Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung: Remaja Rosdakarya, cetakan pertama 2012), hlm. 200.

13

(16)

66

Karya Anak RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta

6. Pelaporan Penilaian Perkembangan Anak di RA Ar Rahmah Papringan Yogyakarta

Laporan hasil evaluasi terhadap anak adalah elemen yang sangat penting dalam kegiatan belajar dan mengajar anak prasekolah. Ada beberapa metode yang paling sering dipergunakan dalam menyampaikan laporan kepda orang tua. Metode tersebut antara lain: penjelasan yang informal, konferensi individual dan surat keterangan/buku laporan

perkembangan anak didik/rapor.14

a. Penjelasan Informal

Pelaporan ini biasanya dilakukan lewat telepon atau juga dengan pembicaraan santai. Di RA Ar Rahma pelaporan yang seperti ini sudah cukup terlaksana dengan baik, karena di setiap hari jum‟at ibu-ibu dari anak didik bersama guru mengadakan arisan yang biasanya diundi di kantin sembari berbincang-bincang masalah perkembangan anak.

14

(17)

67 b. Konferensi

Pelaporan melalui konferensi atau pertemuan ini dilaksanakan satu bula sekali di sekolah. Selain membahasa masalah perkembangan anak, orang tua dan guru juga terkadang membahas atau mengevaluasi dari keseluruhan proses belajar mengajar. Baik itu terkait manajemen SDM. Kurikulum, Sarana Prasarana, dan lain sebagainya.

c. Buku Laporan

Sebagian besar Taman Kanak-kanak menggunakan rapor (buku laporan perkembangan anak didik) sebagai laporan kepada orang tua. Rapor ini diberikan satu tahun dua kali (semester). Laporan disampaikan dalam bentuk naratif atau uraian tertulis. Namun kadang uraian yang disampaikan oleh guru kurang memuaskan orang tua karena terlalu singkat dan kurang menggambarkan kemajuan anak secara keseluruhan. Oleh karenanya ada beberapa Taman Kanak-kanak selain rapor juga menyampaikan ceklis untuk menunjukkan keterampilan yang sudah dikuasai anak. Misalnya, “bicara dalam kalimat lengkap” maka perlu diberikan ceklis pada kolom yang sesuai; apakah anak belum, sedang atau sudah menguasai. Dalam rapor guru harus mampu menggambarkan kekuatan anak dalam aspek yang dikemukakan dan bagaimana kemajuannya. Biasanya dilakukan pertemuan antara orang tua dan guru untuk memberi penjelasan dan mendiskusikan kemajuan anak.

(18)

68

Adapun contoh laporan di RA Ar Rahmah adalah sebagai berikut:

(19)

69

D. Kesimpulan

Pelaksanaan penilain kelas di RA Ar Rahma Papringan Yogyakarta menggunakan teknik dan instrument sebagaimana biasanya prosedur penilaian di sekolah lain. Yaitu dengan teknik Observasi, percakapan, pemberian tugas, penilain diri sendiri. Sedangkan Instrumen yang diterapkan adalah: Check list, unjuk kerja, catatan anekdot, dan fortopolio. Namun ada salah satu pengembangan instrumen penilaian yaitu dengan stiker bergambar hewan yang dilakukan oleh Ibu Laelatul Istiqomah. Adapun Pelaporan hasil penilaian di RA Ar Rahma meliputi pelaporan informal, konferensi, dan buku laporan.

(20)

70

Daftar Pustaka

Abdullah Idi dan Toto Suharto,Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2010

Azra, Azyumardi, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998

Chony, Djunaidi, dkk, Metode Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014

Ismail SM., (eds.), Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 2001

Langgulung, Hasan, Pendidikan Islam dalam Abad ke 21,Jakarta: PT Pustaka Al-Husna Baru, 2003

Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Bandung: Nuansa, 2003 Mulyasa. E, Manajemen PAUD, Bandung: Remaja Rosdakarya, cetakan pertama

2012

Patmonodewo, Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Pusbuk Depdiknas dan Rineka Cipta, 2003

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfa Beta, 2009

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012

Suyadi dan Dahlia, Implementasi dan Inovasi Kurikulum PAUD 2013: Program Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegencies, Bandung: Remaja Rosdakarya,2014

Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2005, Bab I pasal 1

Waseso, Ikhsan, dkk, Evaluasi Pembelajaran TK, Jakarta: Universitas terbuka, 2008

Yus, Anita, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak, Jakarta: Kencana, 2011

Referensi

Dokumen terkait

Shalahuddin al-Munajjad dalam al-Mujtama’ al-Islamy fii al- ‘Adalah menyimpulkan bahwa agama Islam adalah agama yang adil. Sedangkan orang yang berIslam berarti ia

Perlihatkanlah salah satu kartu yang telah dipersiapkan kepada orang pertama dari tiap kelompok untuk dibaca dalam hati tanpa dilihat oleh siswa yang lain.. Orang terakhir dari

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan pelepasan ion Ni pada braket metal dalam perendaman fermentasi kolostrum, kolostrum dengan potassium sorbat 0,5%, sodium

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana program pembiayaan pendidikan yang dilakukan, untuk mengetahui kriteria siswa yang akan mendapatkan beasiswa

SENARAI KES PERBICARAAN DAN SEBUTAN DI HADAPAN PUAN NOR AZIZAH BINTI YUSOF MAJISTRET, MAHKAMAH MAJISTRET ALOR GAJAH, MELAKA..

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dua kelas dari jumlah populasi yang ada, yaitu kelas XI TP 3 sebagai kelas eksperimen dan XI TP 2 sebagai kelas kontrol..

Terwujudnya sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien merupakan fasilitas yang handal, untuk: (1) Membasmi segala bentuk gejolak dan gangguan yang timbul di

(3) Pada kurun waktu 2004-2008, Indonesia mempunyai daya saing yang kuat atau Indonesia cenderung sebagai negara pengekspor dari komoditas kopi robusta (suplai