• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SENI FOTOGRAFI DALAM FILM PENDEK MONOLOG THE PHOTOGRAPHER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN SENI FOTOGRAFI DALAM FILM PENDEK MONOLOG THE PHOTOGRAPHER"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

151 KAJIAN SENI FOTOGRAFI DALAM FILM PENDEK MONOLOG

“THE PHOTOGRAPHER”

Nadya1

1Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Bunda Mulia, nadya@bundamulia.ac.id

ABSTRACT

Photographers often perceived only as a person who takes a picture with a technique photo, it is not as simple as it looks, because photography requires thinking that is not only creative, imaginative, but also the application of concepts and technical photography well in producing quality photos and has artistic value in it , thus meaning that the resulting image can be delivered. Through a short film, all of these statements can be described clearly. In this study want to discuss the study of the art of photography presented in a short film monologue entitled "The photographer". The research method used descriptive analysis method with case study approach. Data collection techniques of observation film and literature review in accordance with the focus of research is scientific photography.

Keyword : Photography, Short Film, Photographer PENDAHULUAN

Fotografi adalah suatu profesi yang tidak hanya memerlukan kemampuan dalam mengambil gambar dengan kamera, tetapi memerlukan kemampuan seni lukis dalam mengambil angle, warna dan pencahayaan. Dimana fotografer sering dipersepsikan hanya sebagai seseorang yang mengambil gambar dengan teknik foto, ternyata tidak sesederhana seperti yang dilihat, karena fotografi memerlukan pemikiran yang tidak hanya kreatif, imajinatif, tetapi juga penerapan konsep dan teknis fotografi yang baik, untuk menghasilkan foto yang berkualitas dan memiliki nilai seni didalamnya, sehingga makna foto yang dihasilkan dapat tersampaikan. Makna tersebut seharusnya dapat dijelaskan kepada khalayak agar mereka paham arti sebenarnya dunia seni fotografi. Namun dewasa ini, banyak yang berpendapat bahwa fotografi hanyalah sebuah sebutan untuk media yang dapat merekam gambar

dan tidak ada unsur seni di dalamnya. Media yang tepat untuk menyampaikan hal tersebut adalah media audio visual yang dikenal dengan nama film.

Film merupakan salah satu media informasi yang disajikan dengan penggabungan audio dan visual. Film memiliki jenisnya yaitu film pendek, dan film berdurasi panjang. Film pendek adalah salah satu bentuk film yang paling simple dan kompleks, Secara teknis film pendek merupakan film yang memiliki durasi dibawah 50 menit. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek tidak bisa dikategorikan dengan durasi, karena film pendek bisa saja berdurasi hanya dalam beberapa detik. Dalam penelitian ini, terdapat satu film yang cukup unik untuk dikaji mengenai materi dan pesan yang disampaikannya. Film tersebut berjudul

(2)

152 “The Photographer”, karya sineas muda

yang bernama Alloysius Suhardi. Film yang dibuat merupakan karya film pendek independen (berdiri sendiri) berjenis monolog, yaitu menggunakan sudut pandang satu pencerita.

Penulis melihat di Indonesia, khususnya generasi muda Indonesia, masih banyak yang belum memiliki tujuan dalam mencari fokus menuju universitas atau pun masuk dalam dunia kerja, sebagian besar alasannya adalah karena mereka belum benar-benar mengetahui seperti apa dan bagaimana masing-masing setiap profesi melakukan pekerjaannya, dan kemampuan apa yang harus dimiliki dan dikembangkan sebelum masuk dalam dunia tersebut. Melalui penelitian ini, ingin dikaji mengenai dampaknya apabila film ini telah ditonton para khalayak muda terutama para calon mahasiswa dan tanggapan mereka saat film tersebut selesai ditonton apakah member manfaat atau tidak.

Fotografi

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Beberapa Jenis Fotografi (Wahyu, 2012): • Photo journalism / Foto Jurnalistik /

Foto Human Interest

Meskipun amatir bisa masuk ke bidang ini tanpa pelatihan formal,

photojournalism sering terbatas pada profesional. Salah satu alasan jurnalistik umumnya dipraktekkan oleh para profesional adalah bahwa photojournalists serius, harus yakin bahwa tembakan mereka mempertahankan integritas adegan asli.

• Travel Photography

Fotografi perjalanan dapat disimpulkan beberapa kategori fotografi, termasuk iklan, film dokumenter yang menggambarkan rasa terutama lokal atau historis. Seorang fotografer perjalanan dapat menangkap nuansa lokasi dengan baik antara Landscape dan juga portrait.

• Action Photography

Action Photography biasanya dilakukan pada fotografi olahraga, mengambil objek - objek yang bergerak cepat dan fotografi jenis ini di golongkan pada fotografi yang paling menarik dari fotografi. Seperti halnya tindakan seorang fotografer olahraga yang baik harus tahu subjek nya cukup baik untuk mengantisipasi kapan harus mengambil gambar. Aturan yang sama berlaku untuk fotografer yang mengambil gambar aksi hewan di alam atau pesawat lepas landas.

• Glamour Photography / Fashion Photography

Glamour Photography adalah fotografi romantis yang dimaksudkan untuk menjadi erotis tanpa pornografi. Berfokus pada ketelanjangan atau pose seram, fotografi glamour berusaha untuk menangkap subjek dalam pose yang menekankan kurva dan bayangan. Seperti namanya, tujuan fotografi glamor adalah untuk menggambarkan model dalam cahaya

(3)

153 glamor.

• Macro photography

Macro Photography menggambarkan bidang fotografi di mana gambar diambil dari jarak dekat. Sebuah foto makro yang baik mengungkapkan detail dan tekstur pada objek yang tidak dapat diamati dengan fotografi biasa.

Teori Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” yang berarti “common” : umum; bersama.

Beberapa pengertian komunikasi (Safanayong, 2006) :

 Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi antara dua pihak maupun lebih.

 Komunikasi adalah suatu kegiatan yang terjadi antara dua pihak, untuk mendapatkan pengertian yang sama mengenai hal yang sama.

 Komunikasi adalah suatu network, atau jaringan sistem-sistem pertukaran tanda, isyarat serta lambang yang punya arti, yang terjadi didalam suatu masyarakat dalam pemasaran, komunikasi sebagai suatu proses yang mana individu-individu sama-sama mengartikan dan membentuk pemikiran secara umum (commonness) atau perorangan (oneness).

 Komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada yang lain.

 Komunikasi adalah pertukaran, informasi, ide, sikap, pikiran, atau pendapat.

 Komunikasi adalah kegiatan mendorong orang-orang lain untuk menafsirkan suatu ide dengan cara

yang diinginkan oleh si pengirim pesan. Komunikasi adalah esensi dan dasar dari hal-hal persuasi, perubahan sikap dan tingkah laku serta sosialisasi melalui transmisi informasi.

Proses Komunikasi

Beberapa pelopor dan ahli bidang komunikasi dan teori-teori adalah Wilbur Schramm, Marshall McLuhan, Paul Messaris, Claude Shannon dan Warren Weaver. Bagian-bagian dari proses komunikasi secara umum sebagai berikut : 1. Pengirim (encoder / sender )

2. Pesan (message) 3. Medium

4. Penerima (receiver / decoder) 5. Umpanbalik (feedback)

Gambar 1. Model komunikasi Shannon – Weaver

Menghilangkan atau mengabaikan salah saru komponen akan menyebabkan komunikasi tidak dimengerti atau gagal sama sekali. Dalam kegiatan komunikasi, melibatkan unsur-unsur:

• Sumber komunikasi (source / sender) • Pembuatan kode / penyandian

(encoding) • Pesan (message)

• Saluran / medium (channel) • Penguraian kode / sandi (decoding) • Penerima / komunikasi (receiver) • Rintangan / distorsi (noise) • Umpanbalik (feedback) Metode Penelitian

Sebagai pengembangan instrumen penelitian maka dilakukan pendekatan

(4)

154 untuk dapat melakukan kajian terhadap

observasi pencarian data yaitu dengan menggunakan pendekatan semiotika media (Danesi, 2010) yang meninjau proses identifikasi, studi konteks latar belakang dan hubungannya dengan dampak sosial sehingga menimbulkan pemahaman yang baru. Dalam hal ini, dilakukan proses identifikasi iklan layanan masyarakat, kemudian dilakukan analisa peranan animasi 3 dimensi dalam iklan sejauh apa

dan publikasinya. Pengumpulan data yang digunakan antara lain:

1. Studi Kepustakaan

Penulis mengumpulkan fakta dan beberapa teori melalui artikel maupun buku-buku.

2. Studi Observasi

Penulis akan melakukan observasi atau pengamatan secara langsung untuk mendapatkan informasi.

3. Wawancara

Mendapatkan informasi - informasi dengan cara menanyakan pokok permasalahan sehingga mendapatkan data yang dibutuhkan dengan masalah dan perancangan. Informan yang diwawancarai akan disajikan film pendek “The Photographer”. Kemudian barulah dilakukan proses Tanya jawab yang mengarah ke permasalahan.

PEMBAHASAN Data Produk

Nama : Film pendek Tema : The Photographer Tempat : Media streaming

video online, display pada pameran film Indonesia, dan sekolah menengah atas.

Media Pendukung : Stand/booth/display pameran, poster, x banner, teaser, t-shirt, PIN, WEBSITE, Flash Banner. Waktu / durasi : 4 Menit

Tujuan : Memperkenalkan profesi seorang fotografer, dan menginspirasi masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia dalam mengambil keputusan sebelum melanjutkan studi atau masuk ke dalam dunia kerja sebuah profesi. Berikut ini adalah cerita atau storyline dari film “The Photographer”, karya Alloysius Suhardi:

Dalam film ini menceritakan seorang fotografer, yang sedang mengambil gambar dengan berbagai jenis bidang fotografi, film monolog yang berarti tidak ada script, hanya narator yaitu fotografer itu sendiri dengan quotes disetiap scene yang membangun, dan ending dengan fotografer yang ingin mencoba dunia lain, seperti Cinematography. Dalam dunia fotografi dibagi banyak sekali jenis bidang foto, dalam film ini Penulis hanya membahas beberapa diantara jenis fotografi yang menjadi ilmu mendasar seorang fotografer, seperti landscape photography, documentary photography, low-high key, potrait photography, studio photography, dan lainnya.

(5)

155

Gambar 2. Tampilan Scene Film “The Photographer”

Profil Informan

Berikut ini adalah tabel informasi informan yang berhasil dikumpulkan. Jumlah informan yang berhasil didapatkan adalah

sejumlah 5 informan dengan rentang usia 15 sampai dengan 18 tahun dan berlokasi di sekitar wilayah JABODETABEK.

Tabel 1. Data Profil Informan

No. Nama Usia Pendidikan Lokasi

1. Triska 17 tahun SMA Tangerang

2. Novelia 16 tahun SMA Tangerang

3. Charles 17 tahun SMA Jakarta Barat

4. Kevin 17 tahun SMA Jakarta Pusat

5. Mahadi 18 tahun SMA Jakarta Utara

Hasil Wawancara

1. Pertanyaan mengenai jalan cerita film “The Photographer”

Tabel 2. Jawaban Tentang Jalan Cerita Film

No. Nama Jawaban

1. Triska Film yang menceritakan kisah seorang anak perempuan yang suka dengan foto.

2. Novelia Film yang menceritakan curhatan seorang fotografer

(6)

156 3. Charles Film yang menceritakan pengalaman seorang

fotografer

4. Kevin Film tentang seorang gadis yang suka foto-foto 5. Mahadi Film yang bercerita tentang pandangan seseorang

mengenai dunia fotografi

2. Pertanyaan mengenai pesan yang disampaikan film “The Photographer”

No. Nama Jawaban

1. Triska Cinta fotografi

2. Novelia Perjuangan Fotografer 3. Charles Belajar untuk bisa

4. Kevin Banyak hal dapat dilakukan

5. Mahadi Fotografi tidak sesederhana yang dipikirkan 3. Pertanyaan mengenai dampak setelah menonton film “The Photographer”

No. Nama Jawaban

1. Triska Jadi ingin tahu lebih banyak mengenai ilmu fotografi

2. Novelia Jadi mengetahui tidak mudah menjadi seorang fotografer

3. Charles Jadi tertarik masuk dunia fotografi

4. Kevin Biasa saja

5. Mahadi Jadi terinspirasi untuk menjadi fotografer

SIMPULAN

Dalam setiap hasil karya yang dikerjakan perlu suatu proses, dimana proses tersebut akan menjadikan suatu hasil yang maksimal dan lebih baik, sama halnya dengan diri sendiri. Ide-ide serta masukan kritik dan saran dari berbagai kalangan sangat diperlukan bagi para desain grafis dalam menghasilkan sebuah karya. Selain mendapatkan masukan dari berbagai kalangan pembaca maupun senior grafis, kita juga harus memiliki semangat, optimis dan berpikir kritis dalam setiap pengerjaan

sebuah hasil karya, dan juga berani mengembangkan ide-ide kreatif sehingga berguna untuk kita dalam membuat hasil karya. Dengan kurangnya kepahaman masyarakat tentang suatu profesi, membuat masyarakat Indonesia menjadi tidak fokus dalam mengambil keputusan studi ataupun dunia kerja, dan dengan film pendek monolog tentang fotografer dan berkelanjutan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami dan mengetahui profesi fotografer, agar dapat fokus dalam studi dan dalam dunia kerja yang sebenarnya.

(7)

157 DAFTAR PUSTAKA

Adi, Kusrianto. (2007), Pengantar Desain Komunikasi Visual, Andi, Yogyakarta Arief, Adityawan. (2010), Tinjauan Desain, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Dharsito, Wahyu.(2012), Basic Photography:Perfect shoot , Elexmedia Komputindo, Jakarta. Freddy, Rangkuti. (2006), ANALISI SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

Freddy, Rangkuti. (2009), Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Intergrated Marketing Comunication, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Development Psychology. Amerika Serikat: McGraw-Hill Companies. Safanayong, Yongky. 2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: Arte Intermedia.

Suryajaya, Effendi. (2004), The Art of Vision, Elexmedia Komputindo, Jakarta

Sihombing, Danton. (2001), Tipografi dalam Desain Grafis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Johntefons. (2013), Johntefon’s RAW:Fundamental of Adobe Camera RAW. Elexmedia

Komputindo, Jakarta

Jefkins, Frank. (1994), Periklanan, cetakan ke-3, Erlangga, Jakarta

Gambar

Gambar 2. Tampilan Scene Film “The Photographer”

Referensi

Dokumen terkait

Supervisi kolegial sebagai proses yang disusun di mana dua atau lebih guru menyetujui bekerja bersama-sama untuk pertumbuhan profesional, yang pada umumnya

Dengan adanya kepemilikan institusional akan mengurangi konflik keagenan karena manajer tidak dapat mempengaruhi saham yang dimiliki oleh institusi, tetapi kepemilikan

Orang yang memiliki resiliensi tinggi mungkin akan tinggi kesejahteraan psikologisnya dibandikan individu yang memiliki resiliensi rendah hal ini dikarenakan individu

Dengan demikian dari penjelasan ke delapan golongan yang berhak menerima zakat yaitu fakir miskin dalam konteks pada masa sekarang yaitu orang yang tidak memiliki kehidupan

“Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang

Menurut Nurcholish Madjid, nilai-nilai keagamaan yang mendasar tersebut antara lain: (l) Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan ke- pada Tuhan, (2) Islam, yaitu sikap

Dalam buku yang sederhana, kami akan berusaha memaparkan bagaimana kolaborasi antara nafas dan dzikir dapat membangkitkan energi murni yang sangat bermanfaat buat

ANIMASI ANIMASI ANIMASI ANIMASI ARTIKEL ARTIKEL ARTIKEL ARTIKEL BEASISWA BEASISWA BEASISWA BEASISWA BLOGGER BLOGGER BLOGGER BLOGGER BUKU KURIKULUM 2013 BUKU KURIKULUM 2013