• Tidak ada hasil yang ditemukan

IbM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA JAMUR DI KABUPATEN KEDIRI PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IbM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA JAMUR DI KABUPATEN KEDIRI PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

IbM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA JAMUR DI KABUPATEN KEDIRI PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD

Melanny Ika Sulistyowaty1, Juni Ekowati2, Achmad Toto Poernomo3

1Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya Email: melanny-i-s@ff.unair.ac.id

2Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya Email: j_ekowati@yahoo.com

3Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya Email: achmad.toto.p@gmail.com

Abstract

Eruption of Mount Kelud that occurred in early February 2014 resulted in some areas around the site suffered damages, from public facilities to agricultural land. Most of the people who live in the area near of Mount Kelud are working as farmers and ranchers. Therefore at the time, many of the villagers became unproductive and could not perform activities of farming and gardening which they usually live. To solve that problem, we want to play an active role in helping the suffered communities in stimulating their economic life back, by training them how to cultivate mushroom Pleurotus ostreatus or know as “Tiram” mushroom. An expectation of this activity is the people in the village can be independently economically by cultivating mushrooms in their area after the eruption of Mount Kelud.

1. PENDAHULUAN

Letusan gunung kelud yang terjadi pada awal Februari lalu mengakibatkan beberapa daerah di sekitar tempat tersebut mengalami berbagai kerusakan, mulai dari tempat tinggal, akses jalan raya, berbagai bangunan dan fasilitas umum hingga lahan pertanian. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di daerah dekat gunung kelud, khususnya masyarakat di Kabupaten Kediri, Jawa timur bekerja sebagai petani dan peternak. Abu yang ditimbulkan oleh letusan gunung Kelud membuat puluhan bahkan ratusan hektar lahan pertanian dan perkebunan mereka rusak bahkan sulit untuk dapat ditanami kembali. Ratusan hewan ternak mereka juga banyak yang mati. Banyak dari warga di Kabupaten Kediri menjadi tidak produktif dan tidak dapat melakukan aktivitas bertani, dan berkebun seperti yang biasa mereka jalani. Dengan berbagai alasan tersebut, kami ingin berperan aktif dalam membantu

(2)

masyarakat yang terkena dampak abu gunung Kelud dalam menggairahkan kehidupan ekonomi mereka kembali. Dalam wujudnya yang paling efektif, pendampingan adalah kemitraan pembelajaran yang melibatkan kerjasama dan peluang untuk menghadapi tantangan dan melakukan refleksi berkelanjutan antara Universitas Airlangga dengan masyarakat di Kabupaten Kediri. Adapun Identifikasi permasalahan yang terjadi adalah :

1. Akibat kondisi tersebut, kini sebagian besar lahan pertanian di sekitar kawasan Gunung Kelud menjadi rusak dan tidak dapat ditanami dan masyarakat banyak yang kehilangan mata pencahariannya. Sebagian memilih untuk menjadi buruh tani di desa tetangga yang lahan pertaniannya masih bisa digarap atau merantau ke luar daerah.

2. Erupsi belum berhenti total, Kelud masih mengeluarkan abu meski dalam volume yang tidak tinggi.

3. Masyarakat menjadi tidak produktif secara ekonomi sehingga kegiatan perekonomian masyarakat terhenti

4. Semangat bertani masyarakat menjadi menurun. 2. METODE PELAKSANAAN IBM

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses perbaikan yang ditujukan untuk memberikan kemampuan kepada siapapun sehingga mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat. Salah satu upaya untuk mempercepat proses perbaikan dalam pemberdayaan masyarakat adalah pelatihan dan pendampingan. Pendampingan sebagai suatu konsep yang berkembang dengan adanya kesadaran baru bahwa masyarakat bukanlah pihak atau obyek yang tidak tahu dan tidak mau maju, sebaliknya mulai saat ini dikenali bahwa masyarakat adalah pihak yang mau, memiliki pengetahuan lokal, mempunyai potensi besar serta kearifan tradisional.

Pelatihan dan Pendampingan pada dasarnya merupakan upaya untuk menyertakan masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memfasilitasi pada proses pengambilan keputusan berbagai kegiatan yang terkait dengan kebutuhan masyarakat, membangun kemampuan dalam meningkatkan pendapatan, melaksanakan usaha yang berskala bisnis serta mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang partisipatif.

Dalam Pelaksanaan Program pelatihan dan pendampingan ini diperlukan ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu berperan sebagai fasilitator, komunikator dan dinamisator selama program berlangsung dan berfungsi sebagai konsultan sewaktu diperlukan oleh kelompok masyarakat. Perubahan perilaku masyarakat untuk mandiri dan kreatif dalam mengembangkan

(3)

usaha produktif merupakan fokus program pelatihan dan pendampingan. Tenaga pendamping berasal dari Tim Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Sebagai sebuah program, pelatihan dan pendampingan tidak hanya sekedar bertatap muka, saling memberi dan menerima, lebih dari itu merupakan momentum membangun hubungan emosional. Pelatihan dan pendampingan adalah sebuah bentuk hubungan yang memungkinkan terjadinya proses berbagi keterampilan dan pengalaman baik professional, maupun personal yang mendorong proses tumbuh dan berkembang sepanjang proses yang terjadi, khususnya budidaya jamur. Pendampingan merupakan bentuk hubungan antar personal antara seseorang yang dipandang lebih berpengalaman atau lebih professional dan seseorang atau kelompok yang diposisikan masih kurang berpengalaman atau kurang professional.

Proses pendampingan didasarkan pada pemberian dorongan, komentar dan saran yang bersifat membangun kepada masyarakat, terlaksana dalam suasana keterbukaan, saling percaya dan saling menghargai, serta keinginan yang kuat untuk berbagi dan belajar satu sama lain.

Dalam wujudnya yang paling efektif, pendampingan adalah kemitraan pembelajaran yang melibatkan kerjasama dan peluang untuk menghadapi tantangan dan melakukan refleksi berkelanjutan antara Universitas Airlangga dengan masyarakat Wates, khususnya Desa Segaran.

Program pemberdayaan masyarakat melalui usaha budidaya jamur tiram dan champignon ini dirancang sebagai upaya untuk memberikan nuansa kesetaraan, kemitraan dan kebersamaan sebagai landasan bagi proses pendampingan yang harmonis.

Selain itu pasar domestik maupun global masih terbuka luas sehingga disamping meningkatkan perekonomian rakyat sekaligus juga menghasilkan devisa, dan diharapkan mampu menampung kebutuhan masyarakat, membangun kemampuan dalam meningkatkan pendapatan, melaksanakan usaha yang berskala bisnis serta mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang partisipatif.

Alasan teknis lain mengapa dipilih budidaya jamur, karena: 1. Dapat dilakukan di dalam rumah atau “kubung” (rumah jamur). 2. Hanya diperlukan lahan yang tidak begitu besar (+/- 100 meter persegi) 3. Polusi abu vulkanik tidak akan mengganggu saat budidaya.

4. Tidak perlu mereklamasi pasir atau tanah yang tertimbun pasir 5. Tidak banyak membutuhkan air.

6. Dapat dilakukan 4 kali panen dalam 4 bulan

7. Pasar masih terbuka lebar. Terutama untuk pasar eksport. 8. Jamur merupkan makanan yang bergizi dan sehat.

(4)

Seperti diketahui bahwa jamur adalah makhluk hidup yang termasuk dalam kerajaan (kingdom) fungi (kerajaan ke lima dari lima kerajaan makhluk hidup). Secara singkat, fungi didefinisikan sebagai makhluk hidup eukaryot, yang mengambil makanannya dengan cara penyerapan hasil penguraian materi organik. Lebih spesifik, jamur atau cendawan adalah organisme yang menghasilkan tubuh buah yang kenyal, menghasilkan spora, tidak memiliki akar, batang, daun, bunga dan biji. Bentuk tubuh yang sederhana ini juga tidak dapat menghasilkan hijau daun (klorofil) seperti yang terdapat pada tanaman sehingga jamur harus hidup saprofit.

Jamur yang pertama kali dibudidayakan adalah jamur kuping (Auricularia) dan Shiitake (Lentinum edodes) sejak lebih 1000 tahun yang lalu di Cina, selanjutnya champignon (Agaricus bisporus) di Perancis dan jamur merang di Cina (Volvariella volvacea). Diantara 100.000 varietas jamur, 700 diantaranya digunakan sebagai makanan.

Dalam dunia kesehatan Jepang, jamur disarankan (direkomendasikan) sebagai tonikum dan dapat meningkatkan kesehatan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa jamur yang biasa dimakan rata-rata mengandung 14-35 persen protein. Dibandingkan dengan beras (7,38 %) dan gandum (13,2 %), jamur berkadar protein lebih tinggi. Asam amino esensial yang terdapat pada jamur ada sembilan jenis dari total 20 jenis yang kita kenal yaitu lysin, methionin, tryphtofan, theonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin. Sedangkan kalori yang dikandung jamur adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Jamur juga kaya akan vitamin, di antaranya B1 (thiamin), B2 (riboflavin), niasin, dan biotin. Untuk mineral, jamur mengandung K, P, Fe, Ca, Na, Mg, Mn, Zn, dan Cu. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4-24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet. Menurut hasil riset di Massachusetts University, AS, riboflavin, asam nicotinat, panthotenat, dan biotin (Vit B) yang ada pada jamur masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak.

Jamur umumnya dijual dalam bentuk segar ataupun dalam bentuk kering. Enam ratus jenis jamur dapat dikonsumsi manusia (edible mushroom), 200 jenis sudah dikonsumsi al : Jamur Kancing (Agaricus sp), Merang (Volvariella volvaceae), Shiitake (Lentinus edodes), Kuping (Auricularia spp), Tiram (Pleorotus spp), Inokitake, Maitake, dan Ling-Zhi sudah dikonsumsi, dan 35 jenis dibudidayakan komersial. Jamur Kancing dibudidayakan secara industri. Industri pengolahan jamur dalam bentuk pengawetan, pengeringan, tepung, pasta, ekstrak, minuman dan obat sudah berkembang di negara-negara maju. Market Share Dunia 70% Jamur Kancing, 20% Jamur Shiitake, 10% Jamur lain.

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa Segaran ini dilakukan melalui budidaya tiram putih (Pleurotus florida) meliputi selain aspek bagaimana

(5)

membudidayakan jamur juga aspek pemodalan dan pemasaran dengan tujuan agar dapat:

1. Memperkuat kelembagaan petani sehingga kelompok petani dapat menjadi salah satu lembaga penggerak ekonomi pedesaan.

2. Mengembangankan dan menumbuhkan usaha pertanian alternatif sebagai sumber pendapatan yang handal.

3. Memperkuat sistem ketahanan pangan pada tingkat rumahtangga dan komunitas.

4. Membangun mekanisme pengambilan keputusan secara partisipatif dalam semua aspek pengelolaan sumberdaya kelompok.

5. Meningkatkan peran serta aparat, tokoh masyarakat dan kader-kader pertanian dalam memperkuat sistem ketahanan pangan.

3. HASIL YANG DICAPAI

IbM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA JAMUR DI DESA SEGARAN KECAMATAN WATES KABUPATEN KEDIRI PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD, telah dilakukan beberapa kegiatan pelaksanaan yaitu:

1. Rapat Koordinasi Tim Pengmas, yang terdiri dari 4 orang

2. Survey lokasi pengmas dan mitra, selama 2 hari pada 11-12 Mei 2015, Dokumen pelaksanaa berupa Foto kegiatan.

3. Pelatihan Budidaya Jamur Tiram (2 hari), 30-31 Mei 2015, yang dihadiri oleh 15 masyarakat binaan. Dokumen pelaksanaan berupa daftar hadir, modul pelatihan, materi pelatihan dan foto kegiatan.

4. Pelaksanaan Budidaya Jamur Tiram oleh 2 kelompok binaan, yaitu masyarakat desa Kroncong dan desa Pare. Dokumen pelaksanaan berupa foto kegiatan.

5. Monitoring, yang dibantu oleh mitra CV. Dewi jamur Kediri. Kontribusi Peserta/Mitra IbM:

1. Tenaga dan waktu untuk mengikuti kegiatan pelatihan IbM

2. Lahan yang digunakan untuk budidaya jamur tiram terkait kegiatan IbM

3. Tenaga dan waktu untuk merawat dan memelihara kebun jamur mulai bibit hingga panen dan kesinambungannya.

Outcome:

1. Modul/metode budidaya jamur tiram 2. Produk jamur tiram (segar dan olahan) 3. Artikel di jurnal nasional

(6)

KESIMPULAN DAN SARAN

Masyarakat desa Kroncong dan Pare, Kabupaten Kediri telah mendapatkan pelatihan tentang budidaya Jamur Tiram dan mereka saat ini sedang melakukan budidaya tersebut. Sebelum mendapatkan pelatihan (IbM) mereka tidak mengetahui tentang jamur tiram dan bagaimana membudidayakannya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pretest dan post test yang dilakukan selama dilaksanakan pelatihan selama 2 hari pada tanggal 30-31 Mei 2015. Sebelum mendapatkan materi nilai tertinggi yang diperoleh adalah 50 dari 10 pertanyaan, dimana hampir 80% hanya menjawab 3 pertanyaan. Sedangkan pada hari kedua, setelah mendapatkan materi dan praktek tentang budidaya jamur, hasil post test yang terendah adalah 80 sebanyak 75%. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat telah meningkat.

Dari segi perekonomian, masyarakat telah berhasil membudidayakan jamur tiram dengan baik. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya pemasukan warga binaan dari hasil menjual produk jamur tiram segar setiap harinya. Semakin lama, jumlah yang dapat mereka jual semakin meningkat, sehingga IbM ini dapat meningkatkan perekonomian warga terdampak letusan gunung kelud. Saat ini warga binaan juga telah mampu memutar keuangan hasil berjualan produk jamur segar, mereka mampu membeli sendiri bibit jamur dari hasil penjualan mereka, sehingga keberlangsungan budidaya jamur tiram di desa Keroncong dan desa Pare, kecamatan Wates, Kabupaten Kediri ini dapat berlangsung lama.

Untuk kedepannya, dapat dilakukan monitoring dan pemberian materi pelatihan tentang cara pengolahan produk jamur segar, sehingga warga binaan dapat men-diversifikasikan produk yang mereka jual, yang tentunya semakin menambah pemasukan dan kesejahteraan mereka

DAFTAR PUSTAKA

http://www.aktual.co.id/ cited 5 Maret 2014 http://www.antaraNews.com/ cited 12 Maret 2014 http://www.berbisnisjamur.com/ cited 27 Maret 2014 http://kebunjamur.wordpress.com/ cited 27 Maret 2014 http://www.kompas.com/ cited 22 Maret 2014

http://www.koransindo.com/ cited 10 Maret 2014 http://www.republika.com/ cited 21 Maret 2014 http://www.tribunnews.com/ cited 18 Maret 2014

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan silabus dalam pembelajaran tematik merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum yang bermanfaat sebagai pengembangan dalam penyusunan satuan

Ketika mode secure bila ada pintu atau jendela yang terbuka maka sirene dan speaker akan menyala dan berbunyi untuk memberi peringatan, dan modul GSM akan mengirimkan pesan

Yuni Apsari, M.Si., Psi, selaku dekan dan dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan saran dan nasihat yang terbaik untuk akademik saya.. Ibu Yustina

Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong

Penelitian mengenai makrofungi telah dilakukan di pulau Lombok yaitu di Taman Nasional Gunung Rinjani yang memperoleh 147 spesies (Rianto et al., 2011) dan di Taman Wisata

Uji pengaruh menggunakan statistik uji t yang bertujuan untuk mengetahui terdapat pengaruh model picture and picture terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran

Studi kasus tentang retribusi pasar di Kabupaten Boyolali merupakan upaya pungutan yang dikenakan kepada pedagang yang dikelola pemerintah daerah atas fasilitas dan