• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Mahasiswa : Juwita Metrihayu Rahmadani

NRP : 9107.201.409

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.Sc

.

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM

OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT.

XYZ INDONESIA POWER

TESIS – PM 092315 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Industri 2011

(2)
(3)

 Pemilihan pemasok merupakan masalah pengambilan keputusan yang cukup penting karena pemilihan pemasok yang tepat dapat menurunkan biaya

pembelian dan meningkatkan daya saing perusahaan (Ghodyspour dan

O’Brien dalam Alyanak dan Armaneri, 2009)

Pertimbangan dalam pemilihan pemasok tidak hanya diberikan pada

harga yang rendah saja namun juga harus memperhatikan kriteria yang lain

seperti kualitas, pengiriman, fleksibilitas, dan lain sebagainya (Alyanak dan Armaneri, 2009)

Pengambilan keputusan di PT.XYZ Indonesia Power masih bersifat

intuitif dengan tidak adanya skala prioritas yang jelas antar kriteria.

Pengambilan keputusan dengan metode seperti ini tidak dapat menjamin

konsistensi dalam penilaian terhadap calon pemasok selain itu tidak

memperhatikan target Perusahaan dan keterbatasan sumber daya.

Penelitian ini merupakan salah satu usaha untuk menjembatani

Perusahaan dalam mencapai hasil pemilihan pemasok yang optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan

(4)

“Bagaimana melakukan pemilihan pemasok

material CT (Current Transformer) yang

optimal dengan mempertimbangkan

beberapa kriteria menggunakan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Goal

Programming (GP)?”

(5)

Menentukan prioritas kriteria dan sub kriteria yang

diperlukan oleh perusahaan dalam pemilihan

pemasok.

Menentukan alternatif pemilihan pemasok yang

paling optimal dalam memenuhi demand dari

kebutuhan CT (Current Transformer)

Menganalisa kestabilan alternatif pemilihan

pemasok material yang dapat memenuhi banyak

fungsi tujuan dengan mempertimbangkan banyak

kriteria.

(6)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

oleh PT. XYZ Indonesia Power sebagai acuan dalam

memilih pemasok yang tepat.

Selain itu juga diperkenalkan integrasi metode

Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Goal

Programming (GP) kepada Perusahaan sebagai

sarana untuk mengambil keputusan penentuan

pioritas suatu alternatif pada kasus lain yang perlu

dipertanggung jawabkan atau prosesnya

(7)

Responden adalah pakar yang berkompeten dalam pengambilan

keputusan pengadaan material di PT. XYZ Indonesia Power, yaitu

Kepala Bagian Procurement & Logistic dan Tim Procurement &

Logistic dengan masa kerja lebih dari 10 tahun di bidang

Procurement dan di PT. XYZ Indonesia Power.

Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada pengadaan material

CT (Current Transformer) di PT. XYZ Indonesia Power, Divisi

ENERGY DISTRIBUTION, Departemen ENERGY AUTOMATION.

Jumlah pemasok yang terpilih dibatasi tidak boleh lebih dari 4

pemasok.

Kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam pemilihan pemasok

mengacu pada kerangka model Supply Chain Operations Reference

(SCOR).

Penelitian dianggap tidak mendapat keharusan dari kepentingan

(8)

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV : PENGUMPULAN DAN

PENGOLAHAN DATA

BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI

HASIL

(9)
(10)

Tugas dari manajemen pengadaan adalah

menyediakan input, berupa barang maupun jasa,

yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi

maupun kegiatan lain dalam perusahaan

Memilih pemasok merupakan kegiatan strategis,

terutama apabila pemasok akan memasok item

yang kritis atau akan digunakan jangka panjang

Kriteria yang digunakan dalam pemilihan

pemasok harus mencerminkan strategi supply

chain maupun karakteristik dari item yang akan

(11)

Model kriteria yang digunakan sebagai penunjang

dalam penelitian ini adalah model kriteria yang

dibangun oleh Supply Chain Council (SCC) yang

disebut dengan istilah Supply Chain Operations

Reference (SCOR). SCOR adalah model referensi

standard SCM untuk penentuan kriteria dalam

pemilihan pemasok di semua sektor industri (Wang,

Ge et al, 2004).

Kerangka model SCOR terdiri dari 4 kriteria yaitu

keandalan pengiriman, fleksibilitas dan responsif,

biaya dan assets dengan pengembangan menjadi 12

sub-kriteria

(12)

Keandalan Pengiriman (Delivery Realibility)Performa pengiriman (Delivery performance)

Kapasitas order (Fill rate)

Lead time pemenuhan order (Order fulfillment lead time)

Kemampuan pemenuhan order (Perfect order fulfillment)

Fleksibilitas dan Responsif (Flexibility and Responsiveness)Waktu respon rantai pasok (Supply chain response time)

Fleksibilitas produksi (Production flexibility)

Biaya (Cost)

Total biaya manajemen logistik (Total logistics management cost)

Nilai tambah produktivitas (Value-added productivity)

Jaminan uang kembali (Warranty cost or returns processing cost)

Assets

Cash-to-cash cycle time

Inventory days of supply

(13)

Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang

kompleks dengan menstruktur suatu hierarki kriteria,

pihak yang berkepentingan, guna mengembangkan bobot

atau prioritas.

Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan

dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan,

lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam

menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara

intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada

pertimbangan yang telah dibuat

(14)

Kelebihan metode AHP dalam pengambilan keputusan adalah

(Saaty, 1994):

Dapat menyelesaikan permasalahan yang kompleks, dan

strukturnya tidak beraturan, bahkan permasalahan yang

tidak terstruktur sama sekali.

Kurang lengkapnya data tertulis dan data kuantitatif

mengenai permasalahan tidak mempengaruhi kelancaran

proses pengambilan keputusan karena penilaian merupakan

sintesis pemikiran berbagai sudut pandang responden.

Sesuai dengan kemampuan dasar manusia dalam menilai

suatu hal sehingga memudahkan penilaian dan pengukuran

elemen.

(15)

Langkah-langkah dasar dari AHP :

Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan

Menyusun masalah dalam struktur hierarki

Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah

pada tingkat hierarki

Langkah pada tahap ini adalah menyusun perbandingan

berpasangan yang ditransformasikan dalam bentuk matriks

Melakukan pengujian konsistensi

terhadap

perbandingan antar elemen yang didapatkan pada tiap

tingkat hierarki

(16)

Metode Goal Programming merupakan suatu

model pendekatan matematis, yang memberikan

nilai optimal terhadap serangkaian variabel

dimana terjadi banyak objektif yang saling

konflik.

Goal merupakan cerminan dari keinginan

organisasi terhadap permasalahan yang ada

Goal bisa jadi merupakan goal yang tidak biasa dan

ada skala prioritas kepentingan diantara

goal-goal tersebut. Dimana goal-goal dengan prioritas

(17)

Suatu fungsi tujuan (objective function) terdiri dari

penjumlahan semua deviasi positif dan negatif yang telah

diprioritaskan, yang nantinya akan diminimalkan.

Jika deviasi positif dimasukkan dalam objective function,

maka model akan berusaha untuk meminimumkan nilai

deviasi supaya goal overachieved.

Jika deviasi negatif dimasukkan dalam objective function,

maka model akan berusaha untuk memaksimumkan nilai

deviasi supaya goal underachieved.

(18)

Tabel Formulasi Goal programming

Tipe goal batasan Goal lanjutan dan batasan masalah

Variabel deviasi yang diminimalkan fi(X) ≤ bi fi(X) + nj – pi = bi pi

fi(X) ≥ bi fi(X) + nj – pi = bi ni fi(X) = bi fi(X) + nj – pi = bi pi + ni

(19)

GP (Goal Programming) dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dengan banyak tujuan dan sekaligus untuk menyelesaikan permasalahan optimasi.

Kelemahan GP adalah model ini tidak dapat menentukan sendiri prioritas-prioritas dan kriteria-kriteria pengambilan keputusan yang ingin dipenuhi (Ciptomulyono, 2005). Sejumlah faktor intangible

atau non-finance, seperti resiko customer, issue-issue politik, kondisi ekonomi tidak dapat diukur atau dioptimasi secara langsung dengan GP.

AHP juga memiliki sejumlah keterbatasan (Ciptomulyono 2005). Diantara keterbatasan-keterbatasan

tersebut antara lain, ketergantungan model ini pada masukan berupa persepsi pakar yang akan

mempengaruhi hasil akhir, sehingga model ini tidak ada artinya jika pakar tersebut memberikan

persepsi yang keliru. Disamping itu, AHP tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan

masalah-masalah optimasi.

Mengingat beberapa kelemahan pada setiap pendekatan, penelitian ini akan menawarkan suatu

pendekatan yang terintegrasi antara Goal Programming dan Analytical Hierarchy Process untuk memilih alternatif pemasok dengan mengakomodasi banyak fungsi tujuan dengan mempertimbangkan banyak kriteria

(20)
(21)

LATAR BELAKANG MASALAH

PERUMUSAN MASALAH

TUJUAN PENELITIAN

STUDI PENDAHULUAN

STUDI LITERATUR SURVEY LAPANGAN

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

PENENTUAN KRITERIA KEPUTUSAN DAN ALTERNATIF PEMASOK

PENENTUAN BOBOT

FORMULASI GOAL PROGRAMMING

PENYELESAIAN GOAL

PROGRAMMING

ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL

KESIMPULAN & SARAN

INFORMASI AWAL TAHAP DETERMINISTIK TAHAP INFORMASIONAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN Gambar Diagram Alir metodologi penelitian

(22)

Latar Belakang

Latar belakang adalah kejadian yang menyebabkan permasalahan tersebut muncul

Perumusan Masalah

Pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi akibat dari suatu kegiatan tertentu (latar belakang)

Tujuan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menentukan kriteria dan sub kriteria yang

diperlukan oleh perusahaan dalam pemilihan pemasok yang paling optimal dari pemasok-pemasok yang dipilih

Studi Literatur

Sebagai landasan dan kerangka berpikir untuk penelitian yang akan dilakukan maka dalam penelitian ini perlu disertakan beberapa konsep atau teori yang mendukung penelitian.

Survey Lapangan

Penentuan (multi atribut) keputusan dan penelitian alternatif pemasok pada penelitian ini diperoleh dari wawancara langsung dengan pengambil keputusan dan personal langsung yang berhubungan dengan pengadaan material

Penyusunan Model Keputusan

Kuesioner keputusan disusun dengan pola matrik perbandingan berpasangan sesuai metode AHP

(23)

Penentuan bobot

Hasil kuesioner matriks perbandingan berpasangan antar kriteria dan antar sub kriteria selanjutnya digabung dengan menggunakan rumus rataan geomerik (geometric mean). Hasil perhitungan rataan geometrik ini digunakan sebagai dasar dalam penghitungan bobot kriteria maupun sub kriteria. Selanjutnya nilai bobot ini digunakan sebagai nilai untuk konstanta w1, w2, …, wndalam model matematis Goal Programming

Formulasi Goal Programming

Langkah selanjutnya adalah pembuatan model Goal Programming yang terdiri dari fungsi tujuan dan kendala sasaran.

Penyelesaian Goal Programming

Untuk menyelesaikan model Goal Programming digunakan bantuan software Lindo untuk menentukan pemasok-pemasok terpilih.

Analisa dan Interpretasi Hasil

Dari solusi hasil running Lindo akan dibahas pemasok-pemasok yang terpilih, beserta penjelasan konflikting antar kriteria dalam pemilihan pemasok. Selanjutnya dibahas lebih mendalam dengan analisa sensitivitas yang diperlukan untuk dapat memberikan evaluasi terhadap stabilitas solusi yang diperoleh dari model.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan diperoleh dari hasil analisa setelah diketahui alternatif kombinasi pemasok yang tepat.

(24)

Data Primer

Data primer diperoleh melalui metode survey di lapangan melalui penyebaran kuesioner yang diberikan kepada pihak yang berkompetensi di bidangnya,

yaitu : Kepala Bagian Procurement & Logistic dan Tim Procurement & Logistic dengan masa kerja lebih dari 10 tahun di bidang Procurement dan di PT. XYZ Indonesia Power

Data tersebut akan digunakan untuk beberapa hal :

Sebagai penentuan kriteria multi atribut keputusan

Sebagai informasi alternatif pemasok berdasarkan multi atribut keputusan Sebagai dasar penilaian perbandingan berpasangan

Data Sekunder

Data sekunder yang didapat berupa aturan aliran informasi kegiatan pengadaan material di PT. XYZ Indonesia Power

Kuesioner

Instrumen yang digunakan pada penelitian berupa kuesioner yang

penyebarannya dilakukan dengan cara menyampaikan langsung kepada responden

(25)

Problem Decomposition & Hierarchy

Determine Alternatives

Pairwise comparison (criteria & alternatives)

Weight calculation

Consistency check

CR < 10% ?

Hierarchical synthesis

Determine priorities for all alternatives

Capacity constraint Goal Other Goals Goals achieved ? Optimal alternative(s) selection No Yes Yes No A B Model integrasi AHP-GP dalam pemilihan pemasok

(26)

BAGIAN A :

Menguraikan masalah

Menentukan komponen-komponen utama yang mendasari

permasalahan MODM, dengan tujuan memilih pemasok yang optimal

Dalam penelitian ini terdapat 5 kriteria yang diperoleh dari wawancara

dengan responden, yaitu :

biaya material, kualitas material, keandalan pengiriman, fleksibilitas dan

waktu merespon order, dan perusahaan pemasok

Menentukan sub kriteria untuk pemilihan pemasok

Merancang Hierarki

GOAL

KRITERIA KRITERIA KRITERIA

SUB KRITERIA SUB KRITERIA SUB KRITERIA SUB KRITERIA SUB KRITERIA SUB KRITERIA ALTERNATIF A ALTERNATIF B ALTERNATIF C LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3 LEVEL 4

(27)

Melakukan perbandingan berpasangan dan menentukan prioritas

Menentukan tingkat alternatif pemasok

Serupa dengan langkah diatas, untuk mengukur kinerja pemasok didapat

dari data primer PT. XYZ

Hitung bobot kriteria

Setelah dilakukan perbandingan berpasangan dan diuji konsistensinya,

apabila nilai CR < 0,1 maka penilaian bobot kriteria diterima.

Hitung nilai keseluruhan dari masing masing pemasok

Setelah menghitung nilai keseluruhan dari masing-masing pemasok

maka dilakukan integrasi bobot kriteria dan peringkat pemasok

(28)

BAGIAN B :

Mendefinisikan variabel keputusan, parameter dan prioritas Goal

Programming

No Objektif / Sasaran Tujuan

1 Harga material (BM 1) Me-Minimum-kan

2 Kesesuaian standard perusahaan (KM 1) Me-Maksimal-kan

3 Prosentase penolakan material cacat (KM 2) Me-Minimum-kan

4 Ketepatan waktu pengiriman (KP 1) Me-Maksimal-kan

5 Delivery lead time (KP 3) Me-Minimum-kan

6 Kemampuan pemenuhan order (KP 4) Me-Maksimal-kan

7 Waktu respon order (FR 1) Me-Minimum-kan

8 Fleksibilitas produksi (FR 2) Me-Maksimal-kan

9 Kemudahan tempo bayar (PP 1) Me-Maksimal-kan

(29)

Variabel keputusan

xi= Variabel keputusan untuk memilih pemasok ke-i

i= 1, 2, 3, …., n

≤ xi ≤ 1

Susunan prioritas

Untuk prioritas 1 sampai 9 akan ditentukan berdasarkan ranking yang diperoleh dari AHP. Prioritas yang ada sekarang masih bersifat sementara :

Prioritas 1 : Meminimumkan total harga material (BM_1)

Prioritas 2 : Memaksimalkan kesesuaian dengan standard perusahaan (KM_1)

Prioritas 3 : Meminimumkan prosentase penolakan material cacat (KM_2) Prioritas 4 : Memaksimalkan waktu pengiriman (KP_1)

Prioritas 5 : Meminimumkan total delivery lead time (KP_2)

Prioritas 6 : Memaksimalkan kemampuan pemenuhan order (KP_3) Prioritas 7 : Meminimumkan waktu respon order (FR_1)

Prioritas 8 : Memaksimalkan fleksibilitas produksi (FR_2)

(30)

Pr. Objektif Fungsi Objektif Tujuan Sasaran 1 Meminimumkan harga material

(BM_1)

2 Memaksimalkan kesesuaian dengan standard perusahaan (KM_1)

3 Meminimumkan prosentase penolakan material cacat (KM_2) 4 Memaksimalkan ketepatan waktu

pengiriman (KP_1)

5 Meminimumkan delivery lead time (KP_2)

6 Memaksimalkan kemampuan pemenuhan order (KP_3)

7 Meminimumkan waktu respon order (FR_1)

8 Memaksimalkan fleksibilitas produksi (FR_2)

9 Memaksimalkan kemudahan tempo pembayaran (PP_1) n i i i n nX n p BM BM 1 1 _ 1 _ Min_w1 pj n i i i n nX n p KM KM 1 1 1 _1 1 _ Min_w2 nj 1 n i i i n nX n p KM KM 1 2 2 _2 2 _ Min_w3 pj 2 n i i i n nX n p KP KP 1 3 3 _1 1 _ Min_w4 nj 3 n i i i n nX n p KP KP 1 5 5 _2 3 _ Min_w5 pj 4 n i i i n nX n p KP KP 1 6 6 _3 4 _ Min_w6 nj 5 n i i i n nX n p FR FR 1 7 7 _1 1 _ Min_w7 pj 6 n i i i n nX n p FR FR 1 8 8 _2 2 _ Min_w8 nj 7 n i i i n nX n p PP PP 1 9 9 _1 1 _ Min_w9 nj 8

Gambar

Tabel Formulasi Goal programming
Tabel Tujuan dan Sasaran
Tabel FungsiTujuan dan Sasaran

Referensi

Dokumen terkait