• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DATA DAN ANALISA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III DATA DAN ANALISA

3.1.

Data Lokasi

Gambar 25. Lokasi Tapak

3.1.1. Data tekniks

1. Lokasi tapak berada di kawasan Jatisampurna tepatnya di Jalan Studio Antv, Jatiraden, Jatisampurna.

 Desa : Jatiraden

 Kecamatan : Jatisampurna

 Kabupaten : Kabupaten Bekasi  Provinsi : Jawa Barat

 Kode Pos : 17433

2. Letak Wilayah dan Geografis

Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:

 Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi

 Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok  Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta

 Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi

Letak geografis : 106o48’28’’ – 107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’ – 6o30’6’’ Lintang Selatan.

(2)

Jatisampurna merupakan sebuah kecamatan yang berada di bagian selatan kota Bekasi yang merupakan kota yang sedang berkembang dengan total luas lahan 1943,74 Hektar yang dibagi menjadi lima kelurahan yaitu Jatisampurna dengan luas wilayah 385,90 Hektar, Jatikarya 495,60 Hektar, Jatirangon 328,20 Hektar, Jatirangga 319,79 Hektar, Jatiraden 414, 25 Hektar.

3. Topografi

Kondisi Topografi kota Bekasi dengan kemiringan antara 0 – 2 % dan terletak pada ketinggian antara 11 m – 81 m di atas permukaan air laut.

 Ketinggian >25 m : Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Pondok Gede

 Ketinggian 25 – 100 m : Kecamatan Bantar Gebang, Pondok Melati, Jatiasih Jatisampurna memiliki struktur tanah yang bergelombang (berbukit-bukit) menjadikan wilayah ini bebas banjir. Dengan curah hujan rata-rata sebanyak 1993 mm/tahun, dengan ketinggian 110 meter di atas permukaan laut, maka suhu udara di wilayah ini berkisar antara 26 ºC hingga 32 ºC.

3.2.

Data Non Fisik Tapak

Berikut ini merupakan tabel data tapak terkait proses perancangan Rumah Sakit Pendidikan, antara lain:

Table 9. Data Tapak

Nama Proyek Teaching Hospital @ Jatisampurna Bekasi

Alamat Proyek Jl. Studio ANTV, Jatiraden, Jatisampurna

Sifat Proyek Fiktif

Pemilik Proyek Swasta

Fungsi Lahan Rumah Sakit Pendidikan Kelas Satelit dengan penilaian

GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan peringkat minimum Gold.

Luas Proyek ± 12.200 m²

(3)

KLB Max 4 = 12.200 x 4 = 48.800 m²

KDH 10 % = 12.200 x 10% = 1220 m²

Ketinggian Max 6 Lantai + 1 Baseman

GSB Depan 5 m dari ROW

Kondisi Eksisting Cenderung rata dengan ketinggian 110 m dibawah permukaan laut

Evaulasi Tapak Eksisting Kondisi tapak ditumbuhi pohon dan masih rata dengan tanah, tanpa adanya bangunan yang beridiri di atas lahan.

Batas Lahan Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Pondok

Melati.

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok.

Sebelah Timu : Berbatasan dengan Kecamatan Jatiasih dan Kabupaten Bogor.

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta

3.3.

Infrastruktur

A. Sarana Penghubung

(Wikipedia. 2017) Kecamatan Jatisampurna yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Pondok Gede yang berbatasan langsung oleh tiga daerah besar Depok, Bogor, dan Jakarta Timur tepatnya berada di kota bekasi yang merupakan kota satelit Jakarta tingginya tingkat kemacetan pada jam sibuk biasa terjadi terutama di jalan penghubung antara Jakarta Timur dan Bekasi. Hal ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor, yang tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan. Oleh sebab itu wilayah Kota Bekasi dipersiapkan untuk pengembangan infrastruktur penunjang Ibu Kota Jakarta. Lahan yang datar dinilai cocok untuk gedung, sarana transportasi dan pusat bisnis. Rencana tata

(4)

ruang Kota Bekasi itu tertuang dalam konsep pengembangan Badan Kerjasama Pembangunan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur.

Kota Bekasi dilintasi oleh Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan empat gerbang tol akses yaitu Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur. Serta jalan tol Lingkar Luar Jakarta dengan empat gerbang tol akses yaitu Jati Warna, Jati Asih, Kalimalang, dan Bintara. Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang menghubungkan Pusat Kota dengan Bekasi Utara, maka pemerintah bersama pengembang Summarecon Agung telah membangun jalan layang sepanjang 1 km. Disamping itu pemerintah juga berencana akan membangun jalan layang Bulak Kapal di Jalan Joyomartono, Bekasi Timur. B. Hidrologi dan Klimatologi

Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan menjadi dua:

A. Air permukaan, mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai.

Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 (tiga) sungai utama yaitu Sungai Cakung, Sungai Bekasi dan Sungai Sunter, beserta anak-anak sungainya. Sungai Bekasi mempunyai hulu di Sungai Cikeas yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.

Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi sungai/kali Bekasi dan beberapa sungai/kali kecil serta saluran irigasi Tarum Barat yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (kota dan kabupaten) dan wilayah DKI Jakarta. Kondisi air permukaan kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).

B. Air tanah

Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar TPA Bantargebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar.

Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada iklim kering dengan tingkat kelembaban yang rendah. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri/perdagangan dan permukiman. Temperatur harian diperkirakan berkisar antara 24 – 33° C.

(5)

Penduduk Kecamatan Jatisampurna berjumlah 102.315 jiwa atau 35.621 Kepala Keluarga (KK). Jumlah penduduk yang hanya 4,15% dari total populasi Kota Bekasi tersebut jika dilihat komposisinya berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas 52.592 jiwa laki-laki (51,5%) dan 49.723 jiwa perempuan (48,5%). Mereka tersebar di 76 Rukun Warga (RW) dan 497 Rukun Tetangga (RT) dengan kepadatan sekitar 7.061 jiwa perkilometer persegi.

3.4.

Analisa Fisik

3.4.1. Analisa Lingkungan Makro

Analisa Lingkungan Makro

Gambar 26. Area Sekitar Tapak Sumber : Survey Lokasi

Tapak perancangan terletak di daerah Bekasi, Jawa Barat. Di jalan Rawa Dollar tepatnya di Kecamatan Jatisampurna. Pencapain ke lokasi dari pusat kota DKI Jakarta sekitar 36,9 kilometer dengan menggunakan kendaraan pribadi. Tapak ini memiliki luas kurang lebih sekitar 1 (satu) Hektar dengan kondisi kontur yang cenderung rata dengan ketinggian 10 meter di atas permukaan laut. Suhu udara di wilayah tapak sekitar 26 ºC hingaa 32 ºC.

Site Lokasi

(6)

Analisa Makro

Gambar 27. Analisa Makro Sumber : Analisa Pribadi

(7)

3.4.2. Analisa Lingkungan Mikro

Gambar 28. Analisa Mikro Sumber : Analisa Pribadi

3.4.3. Analisa Mezzo

Gambar 29. Analisa Mezzo Sumber : Analisa Pribadi

(8)

3.4.4. Analisa Pencapaian

Gambar 30. Analisa Pencapaian Sumber : Analisa Pribadi Keterangan :

- Dari tol Bekasi Timur, atau Cikarang, atau Cikampek :

Naik Bis arah Jakarta: turun di Jati Bening. Naik ke atas. Naik Angkot S02, Jurusan Pondok Gede. Turun di Pasar Pondok Gede. Sambung Angkot S02,Jurusan Pondok Gede-Kranggan-Kp Rambutan. Turun di depan Kampus UMB Bekasi.

- Dari terminal Bekasi :

Naik Angkot 02, Jurusan Bekasi-Pondok Gede. Turun di Pasar Pondok Gede. Disambung Angkot KR, Jurusan Pondok Gede-Kranggan-Kampung Rambutan. Turun di Depan Kampus Bekasi.

- Taxi dan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum yang dapat melalui jalan utama atau jalan arteri untuk dapat mengakses ke lokasi tapak.

(9)

3.4.5. Analisa Batas Tapak

Gambar 31. Analisa Batas Tapak Sumber : Analisa Pribadi

3.4.6. Analisa Entrance dan Sirkulasi Tapak

Berikut ini merupakan analisa entrance dan sirkulasi eksisting berserta tanggapan zoning pada proyek Rumah Sakit Pendidikan @Jatisampurna, Bekasi.

Gambar 32. Analisa Sirkulasi Tapak Sumber : Analisa Pribadi

Perletakan Main Entrance di bagi menjadi 2 yaitu Main Entrance IGD dan pengunjung/ pengguna bangunan. Untuk pengguna IGD dapat juga melalui Main Entrance IGD agar memudah kan akses pencapaiannya. Untuk pintu Exit hanya ada 1 yang memudahkan pengguna untuk keluar dari site.

(10)

3.4.7. Analisa Orientasi Matahari

Gambar 33. Analisa Orientasi Matahari Sumber : Analisa Pribadi

3.4.8. Analisa Kebisingan

Gambar 34. Analisa Kebisingan Sumber : Analisa Pribadi

(11)

3.4.9. Analisa View

Gambar 35. Analisa View Sumber : Analisa Pribadi

3.4.10. Analisa Vegetasi

Gambar 36. Analisa Vegetasi Sumber : Analisa Pribadi

(12)

3.4.11. Analisa Angin

Gambar 37. Analisa Angin Sumber : Analisa Pribadi

(13)

3.5.

Zoning

3.5.1. Zoning Horizontal

Perletakan Main Entrance di bagi menjadi 2 yaitu Main Entrance IGD dan pengunjung/ pengguna bangunan. Untuk pengguna IGD dapat juga melalui Main Entrance IGD agar memudah kan akses pencapaiannya. Untuk pintu Exit hanya ada 1 yang memudahkan pengguna untuk keluar dari site.

(14)

3.5.2. Zoning vertikal

3.6.

Analisa Aspek Bangunan

3.6.1. Analisa Pola Sirkulasi Bangunan

Sistem sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. Srikulasi horizontal berguna untuk menghubungkan ruangan yang masih berada dalam satu level sedangkan sirkulasi vertikal untuk menghubungkan ruangan antar level.

Sirkulasi Horizontal

(15)
(16)

Pola sirkulasi yang akan digunakan adalah pola sirkulasi linear dan berpotong-potong, karena ada beberapa ruangan yang tidak bisa di akses langsung melalui lobby utama. Sedangkan untuk sistem koridor yang digunakan adalah double loaded. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengaturan akses pencapaian ke ruangan yang lain. Serta memberi keuntungan dalam hal bukaan untuk pencahayaan alami.

Sirkulasi Vertikal

Table 11. Pola Sirkulasi Vertikal

Jenis Sirkulasi Kelebihan Kekurangan

Tangga  Tidak menggunakan listrik  Fleksibel dan murah

 Harus ada, untuk keadaan darurat

 Melelahkan bagi pengguna

Eskalator  Fleksibel diletakan di mana saja  Perjalan arsitektur lebih baik  Dapat digunakan antar lapis

lantai podium

 Butuh listrik dan space besar  Tidak efisien untuk sirkulasi

lapis lantai kamar perawat  Butuh listrik dan waktu tunggu Lift  Efisien

 Daya angkut yang besar  Tidak melelahkan, cocok untuk

pasien sakit akan lebih nyaman

 Butuh space besar, tidak efisien dan melelahkan

Ramp  Bernilai estetika

 Efisien bagi trolley dan kebutuhan khusus

 Butuh space besar, tidak efisien dan melelahkan

Mengingat bangunan Rumah Sakit Pendidikan kelas B, maka sirkulasi vertikal yang digunakan adalah tangga, ramp dan lift. Penggunaan tangga hanya digunakan untuk akses darurat (kebakaran, gempa bumi, dll). Penggunaan ramp bertujuan untuk aksesbilitas penggunaan serta bertujuan keamanan apabila terjadi keadaan darurat, sedangkan penggunaan lift menjadi sirkulasi vertikal utama, dikarenakan bangunan ini harus dapat mengakomodasikan kebutuhan akan kenyamanan akseskbilitas pasien, terutama yang sedang dalam kondisi fisik tidak prima, serta akses cepat untuk membawa barang (bersih & kotor), yang diangkat menggunakan trolley.

(17)

3.6.2. Bentuk dasar Massa Bangunan

Bentuk dasar untuk massa bangunan dari pertimbangan fungsi ruang dan penjelasan tema, dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Penyesuaian dengan tata ruang dalam kegiatan didalam rumah

 Kemungkinan elemen struktur yang mendukung penampilan arsitektural

 Orientasi bangunan yang mendukung penampilan dikaitkan dengan bentuk tapak.  Keadaan tapak dan lingkungan.

Pendekatan massa bangunan berdasarkan kriteria diatas adalah sebagi berikut :

Bentuk Tanggapan

 Cenderung berdiri sendiri  Menunjukkan keseimbangan  Sifat bentuknya yang terpusat  Efisien ruang yang kurang

 Pembagian pola grid struktur kurang teratur

 Mudah dalam pembagian pola grid struktur

 Ruang dapat digunakan lebih efisien

 Orientasi ruang bias menyebar maupun terpusat

 Berkesan memusat, bersifat stabil  Bias menjadi vocal point bagi

bentuk lainnya

 Pola grid dan ruang yang

(18)

kedalam.

Dari pertimbangan bentuk diatas, maka bentuk dasar yang kemungkinan digunakan adalah bentuk segi empat dengan transformasinya, itu semua disebabkan karena ukuran kavling yang berbentuk seirmpat dan mudah untuk pembagian ruang maupun pola grid strukturnya.

3.6.3. Pertimbangan Konsep Bentuk Bangunan

Penampilan bangunan pada proyek Rumah Sakit Pendidikan @Jatisampurna harus menjadi icon yang menarik, agar si pengunjung dapat mengetahui bangunan ketika sudah menggunakan bangunan ini, maka dari itu diusulkan :

 Tampilan bangunan harus mempresentasikan fungsi dari kegiatan didalamnya

 Penampilan bangunan bisa di buat lebih menarik pada bagian tampak agar menimbulkan kesan yang baik.

3.6.4. Konsep Sistem Struktur

Sistem struktur adalah rangkaian elemen struktur yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mendapatkan kestabilan, kekakuan bangunan yang disalurkan ke tanah berupa gaya, sehingga bangunan dapat berdiri kokoh. Dalam perencanaan bangunan, sistem struktur yang harus dipakai harus memenuhi persyaratan dan pertimbangan tertentu, diantaranya:

1. System struktur yang dipakai dapat dirancang oleh perancangnya sendiri. 2. Kuat dalam menahan gaya lateral.

3. Efisien dalam pembiayaan dan pelaksanaan.

4. Tidak menyulitkan proses pelaksanaan konstruksi dan operasional bangunan.

3.6.4.1. Sub Struktur

Disebut juga sebagai pondasi, yaitu bagian struktur bangunan yang menyalurkan beban menuju tanah untuk menjamin kestabilan. Pertimbangan menentukan jenis pondasi yang dipilih berdasarkan :

1. Besarnya beban bangunan. 2. Daya dukung tanah.

(19)

3. Pertimbangan lingkungan sekitar proyek.

4. Pertimbangan waktu pelaksanaan dan biaya yang akan dikeluarkan. 5. Daya dukung jenis lahan.

6. Bahan dari pondasi yang mudah diperoleh.

7. Alat kerja dan tenaga kerja yang ada dan mudah dimengerti. 8. Pengerjaan yang relative cepat.

Adapun macam, kelebihan dan kekurangan jenis pondasi adalah sebagai berikut : Table 12. Table jenis pondasi

Janis Pondasi

Kelebihan Kekurangan Gambar

Pondasi Lanjur

Waktu Pengerjaan cepat, efektif untuk bangunan

sederhana,

kebisingan rendah

Daya pikul kurang kuat, kedalaman dangkal

Pondasi Tiang Pancang

Mampu mencapai lapisan tanah paling keras, relative mudah dan cepat dalam pelaksanaan

Bising, perlu area besar untuk mobilisasi dan proses pengerjaan

Pondasi Bored Pile

Dapat menahan

beban besar, tidak mengganggu

lingkungan sekitar,

unggul dalam

berbagai jenis tanah

Waktu pengerjaan

relative lama, kebisingan dalam proses pengerjaan tinggi

(20)

Pondasi Setempat Pelaksaan mudah, tidak memerlukan peralatan khusus, tidak membutuhkan tenaga ahli khusus dalam

pelaksanaannya.

Tidak dapat menahan

beban besar, hanya

dapat dipakai pada jenis bangunan maksimal 4 lantai.

Berdasarkan kondisi tapak dan pemahaman jenis pondasi maka proyek perancangan Rumah Sakit Pendidikan @Jatisampurna, Bekasi menggunakan pelaksaan system Sub-Struktur menggunakan Pondasi Tiang Pancang.

3.6.5. Upper Struktur

1. Komponen Vertikal

Pada perancangan struktur komponen vertical, bangunan secara keseluruhan menggunakan beton bertulang pada kolom dan dinding beton dan bata sebagai pengisinya.

3.7.

Analisa Non Fisik

3.7.1. Analisa Organisasi Ruang Pasien Rawat Jalan

Adapun pola hubungan ruang dikelompokkan sesuai dengan fungsinya. Pola hubungan ruang digambarkan pada matriks hubungan ruang sebagai berikut.

(21)

Gambar 38. Analisa Ruang Pasien Rawat Jalan Sumber : (KemKes, 2012)

(22)

3.7.2. Anallisa Organisasi Ruang Pasien Rawat Inap

Gambar 39. Analisa Ruang Pasien Rawat Inap Sumber : (KemKes, 2012)

3.7.3. Analisa Organisasi Instalasi Gizi

Gambar 40. Analisa Instalasi Gizi Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

(23)

3.5.4 Analisa Organisasi ICU & ICCU

Gambar 41. Analisa ICU & ICCU Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

3.5.5. Analisa Organisasi Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Gambar 42. Analisa Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

R. Rapat & Dokter R. Alat & Obat Pasien R. ICCU R Rapat R. Tunggu R. Gas R. Registrasi & Informasi R. Tunggu R. Coass KM/WC Gudang R. Perawat R. ICU U R. Isolasi R. Linen R. Gas Nurse Stasion KM/WC Pulang Penanganan Pasien Perawat Dokter/P erawat Isolasi Diagnosa Pasien Tindakan Terhadap Pasien Datang

(24)

3.5.6. Analisa Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan (VK)

Gambar 43. Analisa Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan (VK) Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

3.5.7. Analisa Oraganisasi Apotik/ Farmasi

Gambar 44. Analisa Apotik/ Farmasi Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

3.5.8. Analisa Organisasi Medik

Gambar 45. Analisa Medik Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

Penyuplaian Barang

Resisutasi bayi

Datang R. Tunggu Persalinan

Dokter/ Perawat/ Staff

(25)

3.5.9. Analisa Organisasi Administrasi

Gambar 46. Analisa Administrasi Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

3.5.10. Analisa Organisasi Pusat Pendidikan dan Penilaian

Gambar 47. Analisa Pusat Pendidikan dan Penilaian Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

3.5.11. Analisa Organisasi Kamar Jenazah

Gambar 48. Analisa Kamar Jenazah Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

(26)

3.5.12. Analisa Organisasi CSSD

Gambar 49. Analisa CSSD Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

3.5.13. Analisa Organisasi Instalasi Laundry

Gambar 50. Analisa Instalasi Laundry Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

3.5.14. Analisa Organisasi IPSRS

Gambar 51. Analisa Organisasi IPSRS Sumber : Rumah Sakit Pendidikan UNS

Gambar

Gambar 25. Lokasi Tapak
Table 9. Data Tapak
Gambar 26. Area Sekitar Tapak  Sumber : Survey Lokasi
Gambar 27. Analisa Makro  Sumber : Analisa Pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

- 21 - Atas penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian saja (misalnya ketika Grup masih memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang

Hasil analisis terhadap jumlah nematoda betina yang menempel di akar tanaman kentang aki- bat perlakuan FMA menunjukkan bahwa pemberian spora FMA pada dosis tertinggi (150

Ketentuan perijinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf b, adalah proses administrasi dan teknis yang harus dipenuhi sebelum kegiatan pemanfaatan

Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah mempunyai tugas melakukan penyia- pan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan

Keuntungan yang dapat diperoleh dari kontrak berbasis kinerja diantaranya pengalihan risiko yang besar kepada kontraktor, efi siensi biaya, mendorong inovasi dan kerja

Keputusan Kerapatan Adat Nagari (KAN) menjadi pedoman bagi Wali Nagari dalam rangka menjalankan pemerintahan Nagari dan wajib ditaati oleh seluruh masyarakat dan

Direct Instruction yang terdiri dari beberapa fase. Pada fase pertama, Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Yaitu dengan cara menjelaskan tujuan; mengingatkan

Dari percobaan dan data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa proses preparasi efluen hasil pengolahan kimia perlu dilaksakan sebelum dievaporasi, dan kondisi terbaik