64
ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN KOTA DI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA
Triyadi1, Sugiyarto2, Marsusi3
1 Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS 2 Dosen Pembimbing I Prodi Biosain Pascasarjana UNS 3 Dosen Pembimbing II Prodi Biosain Pascasarjana UNS
( e-mail: triyadi_akh@yahoo.com )
ABSTRAK. Kampus UNS Kentingan merupakan salah satu hutan kota yang berada di Kota Surakarta yang memiliki manfaat yang besar kepada civitas akademika UNS dan masyarakat di sekitarnya. Peran besar ini perlu adanya kajian lebih dalam dengan pendataan database pohon dan melakukan analisis vegetasi untuk memberikan penanganan yang tepat. Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan data tentang jenis pohon, kerapatan dan frekuensi, struktur vegetasi, indeks nilai penting dan pola sebaran jenis pohon penyusun area kampus UNS Kentingan Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksploratif dengan sensus seluruh anggota jenis pohon penyusun vegetasi. Lokasi pengamatan dibagi menjadi 10 zona untuk memudahkan penelitian. Adapun data profil vegetasi meliputi: jenis pohon, cacah individu pohon, tinggi pohon, dan luas basal area. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Di area kampus UNS Kentingan didapatkan sejumlah 8480 individu pohon, terdiri dari 151 jenis dengan nilai indeks diversitas 0,94. Jenis-jenis pohon yang dengan Indeks Nilai Penting tertinggi berturut-turut adalah angsana (Pterocarpus indicus) dengan INP 44,10%, glodokan (Polyaltia longifolia) dengan INP 41,99% dan jati (Tectona grandis) dengan INP 18,95%. Ada 10 pohon yang memiliki frekuensi 1,0. Zona dengan kerapatan tertinggi adalah zona FT dengan kerapatanan 270.03 ind/ha, Jumlah jenis paling banyak di zona FP dengan 87 jenis, dan zona dengan indeks diversitas tertinggi adalah zona FK dengan nilai 0.95.
Kata kunci: analisis vegetasi, hutan kota, Kampus UNS Kentingan PENDAHULUAN
Hutan kota adalah komunitas tumbuhan berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk jalur, menyebar atau bergerombol dengan struktur menyerupai hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa dan menimbulkan lingkungan sehat, nyaman, dan estetis. (Irwanto, 1997). Pengembangan hutan kota senantiasa ditujukan untuk penataan
ruang dalam rangka mewujudkan satu bentuk susunan kota tertentu. (Wahyuni.2012)
Hutan kota berfungsi sebagai sistem hidroorologi, menciptakan iklim mikro, menjaga keseimbangan oksigen dan karbon dioksida, mengurangi polutan, dan meredam kebisingan. Selain itu, berfungsi juga untuk menambah nilai estetika dan keasrian kota sehingga berdampak positif terhadap kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat
65 (Sibarani, 2003). Optimalisasi hutan kota bisa dilaksanakan dengan menanam tanaman berupa semak belukar dan herba diantara pohon utama akan membantu menambah produksi total oksigen. (Septriana, dkk.2004) Penyediaan ruang terbuka hijau untuk hutan kota bisa dilaksanakan dengan melakukan analisa emisi karbondioksida dan penyerapan oksigen. (Setiawan dan hermana, 2013).
Kampus UNS Kentingan Surakarta dengan luas sekitar 60 hektar sangat berpotensi dimanfaatkan untuk pem-bangunan bagian dari hutan kota Surakarta. Pemanfaatannya sebagai green campus adalah suatu harapan besar agar lahan tersebut dapat berfungsi dalam penyelesaian masalah lingkungan sekaligus sebagai wahana pendidikan (Sugiyarto, 2011).
Istilah green campus sering dikaitkan dengan kampus konservasi dimana memiliki sistem tata kelolanya berdasarkan pada konsep gabungan green campus dan nilai luhur dari budaya bangsa. (Arswendi, 2013). Program green
campus sangat dipengaruhi oleh
kebijakan kampus itu sendiri, seperti penggunaan tanah hutan kota Kampus Universitas Indonesia ditetapkan ber-dasarkan SK Rektor Universitas Indonesia No. 84/SK/12/1988. (Kusratmoko, et al. 2002)
Identifikasi jenis pohon penyusun, pembuatan data base serta melakukan analisis vegetasi akan sangat membantu
dalam pengembangan kebijakan green campus yang sudah dicanangkan dalam kebijakan kampus UNS. Oleh sebab itu, perlu diadakan penelitian tentang analisis struktur dan komposisi vegetasi hutan kota di kampus UNS Kentingan Surakarta.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Mei 2013. Tempat penelitian di kampus UNS Kentingan, Jl Ir Sutami 36 A Surakarta seluas 60 hektar. Identifikasi, kuantifikasi dan analisis data dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA UNS Surakarta.
Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus seluruh anggota vegetasi di kampus UNS Kentingan. Lokasi pengamaan dibagi menjadi 10 zona pengamatan, yaitu: GOR, FK, FP, FKIP, FH, FE dan FISIP, FSSR, FT, Kantor Pusat, dan Boulevard. Setiap zona pengamatan dilakukan pengukuran-pengukuran, meliputi:
a. Luas area zona kajian
b. Data profil vegetasi, meliputi: jenis pohon, cacah individu pohon, dan tinggi pohon
c. Luas basal area, diukur berdasar diameter batang setinggi dada dengan cara mengukur lingkaran pohon,
66 kemudian dihitung diameter pohon (Dharmono, 2007).
Analisis Data
Metode analisis menggunakan parameter kuantitatif yang mengacu kepada Kusmana (1997). Dengan menghitung: a. Kerapatan (jumlah individu/ha) b. Kerapatan Relatif (%)
c. Dominansi (cm²/ha) d. Dominansi Relatif (%)
e. Frekuensi (jumlah plot ind/jumlah total plot)
f. Frekuensi Relatif (%) Indeks Nilai Penting = KR + DR + FR
g. Indeks Keanekaragaman ((Ludwig and Reynold, 1988)
h. Melengkapi dengan mengelompokkan pohon berdasarkan: sapling (diameter <10 cm), small trees (10 cm ≤ diameter ≤ 35 cm), dan big trees (diameter > 35 cm).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjuk-kan bahwa area Kampus UNS Kentingan merupakan daerah hijau yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan nilai indeks keanekaragaman simpson 0,94. Vegetasi di Kampus UNS Kentingan tersusun atas 8480 individu pohon. Dari sepuluh zona pengamatan, diperoleh sebaran pohon yang berbeda
beda. Sebaran populasi vegetasi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi tempat tumbuh dan asosiasi vegetasi yang berada di sekitarnya. (Kalima,2008). Faktor ketinggian dan kerapatan jenis juga sangat berpengaruh pada keragaman jenis. (Lianah et al.2013)
Zona dengan jumlah individu pohon yang paling banyak adalah zona FT dengan jumlah 1928 pohon dikarenakan kawasan tersebut ditetapkan oleh pemerintah Kota Surakarta sebagai hutan kota.
Gambar 1. Persebaran jumlah pohon di seluruh zona pengamatan Kampus UNS Kentingan
Zona FP dengan jumlah 1645 pohon. Zona FP didukung waduk buatan sehingga banyak pohon yang hidup disekitarnya, selain itu pula ada lokasi hutan yang berisikan banyak pohon. Sedangkan untuk urutan ketiga diduduki oleh zona Kantor Pusat dengan total 881 pohon. Area yang paling sedikit jumlah pohonnya adalah zona FH, hal ini dikarenakan area FH yang paling kecil dari seluruh zona yang dimana hanya 3,89 hektar. (Gambar.1)
Berdasarkan dominansi luas basal area didapatkan hasil berupa pohon glodokan (Polyalthia longifolia) menempati peringkat pertama dengan total 646.093,07 cm²/ha, pada urutan
67 kedua didapatkan pohon angsana (Pterocarpus indicus) dengan luas basal area sebesar 624.710,02 cm²/ha, serta pohon johar (Cassia siamea) sebesar 147.582,77 cm²/ha.
Dari 151 jenis pohon yang tersebar merata ke seluruh zona pengamatan diperoleh zona yang menduduki peringkat pertama atas tingkat keragaman jenis pohon adalah zona FP dengan 87 jenis. Zona FT menduduki peringkat kedua dengan total 74 jenis pohon yang tumbuh. Sedangkan peringkat ketiga adalah zona FK yang memiliki 67 jenis (Gambar.2).
Gambar 2. Komposisi jumlah jenis pohon di zona pengamatan
Dari hasil pengamatan, zona FT memiliki kerapatanan tertinggi mencapai 270,03 ind/ha. Peringkat kedua adalah zona FP yang memiliki tingkat kerapatan 257,03 ind/ha. Di zona FSSR memiliki keratapan 179,01 ind/ha sehingga menduduki peringkat yang ketiga (Gambar 3).
Gambar 3. Kerapatan populasi pohon di zona pengamatan
Dari seluruh area pengamatan didapatkan data bahwa pohon jati (Tectona grandis) merupakan jenis yang paling banyak ditemukan. Total jenis ini mencapai 1234 pohon yang tersebar ke seluruh area pengamatan. Pohon mahoni (Swietenia mahagoni) menempati urutan kedua karena jumlahnya mencapai 1007 pohon. Pohon angsana (Pterocarpus indicus) yang paling banyak tersebar di zona boulevard, zona kantor pusat serta zona FE dan FISIP menempati urutan ketiga dimana memiliki total 804 pohon. Jenis pohon flamboyan (Delonix regia), glodokan (Polyalthia longifolia) dan akasia (Acasia auriculiformis) menempati urutan selanjutnya. (Gambar.4)
Di masing-masing zona pengamatan, jenis pohon yang menyusun juga beragam. Pohon angsana (Pterocarpus indicus) menjadi jenis yang paling banyak dijumpai di zona Boulevard, FE, FISIP dan Kantor Pusat. Di zona FT, FH dan GOR jenis paling banyak adalah jati (Tectona grandis). Pohon glodokan (Polyalthia longifolia) merupakan jenis terbanyak di wilayah zona FKIP dan FK. Pohon flamboyan (Delonix regia) paling banyak didapati di
68 wilayah zona FP sedangkan untuk wilayah zona FSSR paling banyak didapatkan pohon mahoni (Swietenia mahagoni).
Gambar 4. Jenis pohon yang paling banyak ditemukan di masing-masing zona pengamatan di Kampus UNS Kentingan
Jenis-jenis pohon dengan INP tertinggi berturut-turut adalah angsana (Pterocarpus indicus) dengan INP 44,10%, glodokan (Polyaltia longifolia) dengan INP 41,99% dan jati (Tectona grandis) dengan INP 18,95%.
Penyusun struktur vegetasi vertikal meliputi lapisan pohon, small trees, sapihan, semai dan herba penyusun vegetasi.(Kershaw.1973). Bisa dilihat dari tabel.1 bahwa total individu ada 8480 pohon, terdapat 4848 pohon yang masih berbentuk sapling, 2188 pohon berbentuk small trees dan 1444 berbentuk big trees. Hal ini mengindikasikan bahwa vegetasi di UNS Kentingan Surakarta masih dalam proses menuju vegetasi yang klimaks. Masih banyak potensi kedepan untuk menjadi kampus dengan vegetasi yang stabil.
Tabel 1. Persebaran Pohon berdasarkan Pancang, Tiang maupun pohon dewasa di UNS Kentingan
Surakarta
Data yang sudah diperoleh akan sangat membantu program green campus yang sudah dicanangkan dari pihak pengelola kampus, sehingga pemanfaatannya bisa dikembangkan tidak hanya bagi sivitas akademika saja, akan tetapi bisa untuk kawanan burung. Seperti di Kampus Kandang Limun Bengkulu, kawasan kampus tersebut merupakan kombinasi dari beberapa tipe habitat antara lain hutan hasil penghijaun, rawa, kolam, dan persawahan. Keberagaman habitat yang dimiliki tersebut memberikan kesempatan terhadap berbagai jenis burung untuk tinggal dan berkembang biak didalamnya. (Jarulis.2007)
Pola pengembangan hutan kota bisa dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. (Rijal.2008) Khusus untuk UNS Kentingan Surakarta pengembangan hutan kota lebih dioptimalkan dengan program intensifikasi berupa penanaman tanaman untuk mengkayakan dan
69 memperbaiki serta meningkatkan mutu tata hijau pada wilayah yang sudah merupakan daerah tata hijau. Hal ini dikarenakan kemungkinan penambahan luas ruang terbuka hijau sangat kecil sebab keterbatasan lahan. Tentunya program ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, dipadukan dalam program green campus yang sudah dicanangkan berdasarkan data-data yang sudah diperoleh
KESIMPULAN
1. Di area kampus UNS Kentingan didapatkan sejumlah 8480 individu pohon terdiri atas 4848 individu berbentuk sapling, 2188 individu berbentuk small trees, dan 1444 berbentuk big trees, diperoleh 151 jenis dengan nilai indeks diversitas 0,94.
2. Jenis-jenis pohon yang memiliki Indeks Nilai Penting tertinggi di vegetasi UNS Kentingan berturut-turut adalah angsana (Pterocarpus indicus) dengan INP 44,10%, glodokan (Polyaltia longifolia) dengan INP 41,99% dan jati (Tectona grandis) dengan INP 18,95%. Ada 10 pohon yang memiliki frekuensi 1,0 yaitu: akasia (Acasia auriculiformis), angsana (Pterocarpus indicus), asam londo (Pithecelobium dulce), beringin (Ficus benjamina spp), flamboyan (Delonix regia), glodokan (Polyaltia longifolia), jati (Tectona grandis), johar (Senna siamena), kere payung
(Filicium desipiens), ketapang (Terminalia catappa), mahoni (Swietenia mahagoni), mangga (Mangifera indica), dan talok (Muntingia calabura).
3. Zona dengan kerapatan tertinggi adalah zona FT dengan kerapatan 270.03 ind/ha, Jumlah jenis paling banyak di zona FP dengan 87 jenis, dan zona dengan indeks diversitas tertinggi adalah zona FK dengan nilai 0.95.
DAFTAR PUSTAKA
Arswendi, R. 2013. Konservasi Berbasis Komunitas (Studi Tentang Strategi Branding Universitas Negeri Semarang sebagai Universitas Konservasi). Jurnal Interaksi. 2(2): 31-41
Dharmono. 2007. Dampak Tumbuhan Gelam (Melaleuca cajuputi powell) Terhadap Struktur dan Komposisi Vegetasi Lahan Gambut (Studi Kasus Terhadap 4 Lahan Gambut di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Bioscientiae 4 (1) : 19-28 Irwanto. 2007. Analisis Vegetasi Untuk
Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Pulau Marsegu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.Tesis.Program S2 Ilmu Kehutanan UGM. Yogjakarta
Jarulis. 2007. Pemanfaatan Ruang Secara Vertikal Oleh Burung- Burung Di Hutan Kampus Kandang Limun Universitas Bengkulu. Jurnal Gradien 3(1) : 237-242
Kalima, T. 2008. Profil Keragaman Dan Keberadaan Spesies Dari Suku Dipterocarpaceae Di Taman Nasional Meru Betiri, Jember.Jurnal Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam 4(2):1-10.
Kershaw. K.A. 1973. Quantitative and
Dynamic Plant Ecology. 2nd
ed.American elseiver Publ. Co. New York
70 Kusmana C. 1997. Metode Survey
Vegetasi. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor
Kusratmoko, E., Sukanta, D. Tambunan, M.P. dan Sobirin. 2002. Studi Hidrologi Hutan Kota Kampus Universitas Indonesia Depok. MAKARA SAINS. 6(1): 7-14
Lianah,Anggoro,S, R, H. dan Izzati, M. 2013. Perbandingan Analisis Vegetasi Lingkungan Alami Tetrastigma Glabratum Di Hutan Lindung Gunung Prau Sebelum Dan Sesudah Eksploitasi. Prosiding
Seminar Nasional Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan
Lingkungan.1(2): 202-211
Ludwig, J.A. dan Reynolds,J.F. 1988.
Statistical Ecology: A. Primer on
Method on Competing. John Willey and Son Inc . New York.
Rijal,S. 2008. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar Tahun 2017. Jurnal Hutan dan Masyarakat 3(1): 65-77
Septriana, D, Indrawan, A, Dahlan, EN, dan Jaya, NS. 2004. Prediksi Kebutuhan Hutan Kota Berbasis Oksigen Di Kota Padang, Sumatera Barat.Jurnal Manajemen Hutan Tropika 10(2):47-57
Setiawan, A dan Hermana, J. Analisa Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyerapan Emisi Co2 dan Pemenuhan Oksigen di Kota Probolonggo. Jurnal Teknik Pomits 2(2):171-174
Sugiyarto. 2011. Konservasi keanekaragaman hayati berbasis kearifan lokal (Jawa). Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Biologi
Konservasi FMIPA UNS
Surakarta.Sidang Senat Terbuka. 14 Desember. Surakarta
Sundari, E.S. 2007. Studi Untuk Menentukan Fungsi Hutan Kota Dalam Masalah Lingkungan Perkotaan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 7 (2) : 1-16
Wahyuni, T dan Samsoedin, I. 2012. Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota Di Kalimantan Timur.Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan 9(3): 219-239