1 Pemaparan Hasil Litbang 2003 1
PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI INDUSTRI UNGGULAN DAERAH DI NUSA TENGGARA BARAT
Doddy A. Darmajana, Cucu Hindasah, FX. Sugiman, Teguh Santoso, Cahyudi.
INTISARI
Keragaman wilayah dan sosial budaya daerah merupakan potensi pembangunan sekaligus juga merupakan kendala. Pengembangan masyarakat Sebagai metode dalam program peningkatan kemampuan teknologi bagi pemberdayaan wilayah kecil pedesaan yang berlokasi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa NTB merupakan kegiatan pemberdayaan melalui introduksi TTG dengan pertimbangan petensi lokal dan sosial budaya. Metode ini diterapkan untuk menjamin kesinambungan kegiatan yang diintroduksikan, didukung metode kaji tindak dan pendekatan ekologi budaya. Kegiatan yang mengoptimasi sumber daya bagi pengembangan usaha kecil dengan penerapan teknologi yang tepat guna diarahkan juga untuk memberi peluang perbaikan terhadap lingkungan. Dengan demikian tujuan pembangunan yang berkelanjutan dapat dijamin
Kata kunci : Teknologi tepat guna, pemberdayaan masyarakat, usaha kecil.
PENDAHULUAN
Pada program Pengembangan Masyarakat dan Wilayah penekanan kegiatannya adalah pada peningkatan kemampuan teknologi yang dicirikan dengan penyadaran masyarakat akan perlunya teknologi yang lebih baik guna memperbaiki kualitas dalam segala kegiatan dan pengenalan berbagai teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan masyarakat pedesaan. Pada kegiatan yang dilakukan saat ini (tahun 2002), dimana kemandirian masyarakat sudah saatnya ditimbuhkembangkan, maka setiap kegiatan diupayakan sebanyak mungkin melibatkan masyarakat, baik masyarakat pengguna dan lembaga pemerintah sebagai pengelola. Partisipasi atau keterlibatan bisa dalam bentuk pemikiran maupun sarana dan prasarana kegiatan. Selain itu kemandirian masyarakat digali dari peran LSM setempat untuk ikut aktif dalam kegiatan yang dilakukan.
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 2
Pulau Lombok terkenal dengan daerah wisata pantai seperti Pantai Senggigi, Pantai Kuta dan tiga pulau Gili sebagai tempat menyelam, sebagian besar penduduknya rendah kualitas hidupnya, yang ditinjau berdasarkan Indeks Perkembangan Manusia (IPM). Khususnya di
Pulau Lombok, kepadatan penduduk mencapai + 1900 jiwa per km2. Sebagian besar
penduduknya menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian. Kepadatan penduduk sedemikian menyebabkan tingkat ketersediaan lahan pertanian menjadi masalah. Sementara tenaga produktif – para laki-laki muda – banyak yang merantau menjadi tenaga kerja di luar daerah maupun luar negeri (TKI di Malaysia).
Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi SDA yang cukup tinggi bagi pengembangan pertanian, kelautan dan pertambangan. Tetapi kondisi geografis serta kurangnya aksesibilitas terhadap kegiatan ekonomi serta tidak meratanya pembangunan sarana prasarana yang diperlukan menjadikan potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal.
Kondisi subsisten sebagian besar masyarakat pedesaan di Dompu ditambah tingkat kemampuan SDM yang masih rendah menyebabkan Kabupaten Dompu tertinggal dalam hal percepatan pengembangan pembangunan serta memiliki Pendapatan Asli Daerah yang paling kecil dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Propinsi NTB. Untuk mengatasi hal tersebut, kegiatan pengembangan masyarakat diarahkan pada pengembangan dan peningkatan kemampuan teknologi untuk menolong diri sendiri melalui optimalisasi potensi SDA dan SDM. Optimalisasi SDA dan SDM dengan peningkatan produksi dan kinerja masyarakat yang akan mendukung peningkatan ketahanan masyarakat, dan dilakukan melalui pemanfaatan teknologi yang sesuai dengan lokasi dan kebutuhan.
Ketahanan pangan dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan meningkatkan kinerja masyarakat atau produksi tanaman pangan. Ataupun melalui peningkatan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Dalam upaya peningkatan ketahanan pangan masyarakat yang didasarkan pada potensi lokal juga dilaksanakan introduksi komoditi yang memiliki nilai komersil yang baik.
Peningkatan produksi pangan dilakukan terhadap komoditi yang memiliki peluang pasar dan nilai ekonomi yang tertinggi. Peningkatan produksi melalui perbaikan budidaya tanaman dan penanganan pasca panen yang baik, serta diperluas pemasarannya. Juga tanah
3 Pemaparan Hasil Litbang 2003 3
pekarangan yang belum dimanfaatkan secara optimal dapat diarahkan pada pengembangan peternakan atau tanaman pekarangan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk menambah pendapatan keluarga.
Sedangkan peningkatan daya beli masyarakat dilakukan melalui pembentukan kelompok usaha. Untuk itu dilakukan berbagai pelatihan keterampilan yang dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat. Usaha-usaha tersebut dapat berupa pengolahan pangan yang berbasis pertanian ataupun non pertanian ataupun bidang keterampilan perbengkelan yang diarahkan pada pemberian jasa (jasa las dan perbaikan) serta produksi alat-alat yang dapat dipasarkan dan bernilai guna dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat itu sendiri. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan dari kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi Industri Unggulan Daerah di Nusa Tenggara Barat, yaitu:
• Meningkatkan kemampuan teknologi masyarakat di daerah
• Meningkatkan nilai ekonomi dari hasil bumi yang ada
• Menjadikan makanan yang lebih tahan lama dan awet
Sasaran kegiatan adalah terbentuknya kelompok usaha yang produktif atau usaha rumah tangga / home industri.
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kaji tindak (action research). Secara garis besar metode ini meliputi kegiatan pengkajian, penerapan Teknologi Tepat Guna, pelatihan dan evaluasi. Pada metoda ini kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi dilakukan secara simultan. Teknologi yang diterapkan langsung berhadapan dengan permasalahan di lapangan yang dihadapi oleh masyarakat sasaran. Agar kegiatan berperan dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan daerahnya, dalam penerapannya dibantu dengan metode pembangunan wilayah terpadu yang diterapkan dalam skala kecil yaitu desa dan kecamatan.
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 4
LOKASI KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan langsung di lapangan/tempat sasaran yaitu di Kabupaten Praya Lombok Tengah dan di Kabupaten Dompu - Sumbawa NTB
WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi Industri Unggulan Daerah di NTB dilaksanakan selama 1 (satu) tahun berlangsung mulai Januari sampai dengan Desember 2002,
HASIL KEGIATAN Pengolahan Pangan
Lokasi di Kabupaten Dompu
Pelatihan yang telah dilakukan di Kabupaten Dompu melputi 6 kelompok, yang terdiri atas 4 desa dan 2 organisasi. Kelompok tersebut adalah:
1. Desa Kandai II Barat
2. Desa Doro Tangga
3. Desa Kota Baru
4. Desa Bali Bunga
5. Tim Penggerak PKK Kabupaten Dompu
6. Organisasi Wanita Pertanian Kabupaten Dompu
Materi pelatihan pengolahan pangan yang dilatihkan meliputi:
Pengolahan Ikan
• Dendeng manis ikan merlin bentuk rol
• Bakso ikan
• Abon ikan campur jambu mete
Pengolahan Buah
• Dodol pisang
• Manisan mangga
• Asinan mangga dan salak
5 Pemaparan Hasil Litbang 2003 5
• Kecap air kelapa
Pengolahan Sayuran
• Saos tomat
• Saos cabe / sambal cabe merah
Pengolahan Umbi
• Rengginang singkong
• Goreng bawang merah
Pengolahan Beras
• Kerupuk tepung beras
Pengolahan Rumput Laut
• Dodol rumput laut
• Manisan kering rumput laut
• Cendol rumput laut
Pasca pelatihan
- Pengeringan manisan rumput laut
- Pengemasan hasil praktek yang melalui proses penjemuran
• Melakukan evaluasi terhadap para peserta pelatihan
- Para peserta membuat / mempraktekan sendiri dirumah untuk memanfaatkan hasil
pelatihan, terutama abon ikan, saos tomat dan dodol pisang Pelatihan Pangan di Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah
• Kegiatan pelatihan pengolahan pangan, bekerjasama dengan Yayasan Annisa di
Kabupaten Lombok Barat, dengan materi praktek sebanyak 8 (delapan) materi, meliputi pengolahan:
- Saos tomat
- Saos cabe / sambal cabe merah
- Emping melinjo
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 6
- Keripik singkong, Keripik talas rasa pedas
- Asinan buah Mangga dan Salak
- Manisan pepaya
- Dodol pisang, dodol nangka, dodol labu manis
- Kecap air kelapa
Jumlah peserta sebanyak 20 (dua puluh) orang terdiri dari staf, karyawan, kelompok binaan Yayasan Annisa dan Ibu Guru PKK SMP Monjok Mataram.
• Kegiatan pelatihan pengolahan pangan juga dilakukan di Desa Batu Mekar dan Desa
Punikan Kecamatan Lingsar Lombok Barat, dengan materi praktek sebanyak 5 (lima), yang meliputi pengolahan (pembuatan):
- Dodol pisang, dodol nangka
- Kecap air kelapa
- Manisan pepaya
- Rengginang singkong
- Keripik talas dan singkong
Jumlah peserta sebanyak 22 (dua puluh dua) orang terdiri dari Pamong desa, karangtaruna, PKK Kecamatan dan PKK Desa.
• Kegiatan pelatihan dilanjutkan ke Desa Lebah Sempange dan Desa Lebah Monte
Kecamatan Narmada Lombok Barat. Dengan materi praktek sebanyak 7(tujuh) materi sbb:
- Kecap air kelapa
- Saos tomat
- Rengginang singkong
- Keripik talas
- Dodol pisang, dodol nangka, dodol labu manis
- Manisan pepaya
- Selai / jam pepaya
Jumlah peserta sebanyak 21 (dua puluh satu) orang terdiri dari Pamong desa, Ibu-ibu PKK Desa dan PKK Kecamatan Kecamatan Narmada dan kelompok binaan Yayasan Bina TASTURA Mataram.
7 Pemaparan Hasil Litbang 2003 7
• Pelatihan pangan di Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat Lombok Tengah, dengan
materi praktek sebanyak 2 (dua) materi sbb :
- Dodol pisang
- Rengginang singkong
Jumlah peserta sebanyak 12 (dua belas) orang terdiri dari Ibu-ibu PKK Desa Bonjeruk dan PKK Kecamatan Jonggat.
• Hasil evaluasi terhadap pelatihan di Desa Punikan dan Desa Batu Mekar untuk tindak
lanjutnya para peserta mau melanjutkan ke usaha kelompok dalam produk Kecap Air Kelapa, Dodol Pisang dan Dodol Labu manis sebagai home industri.
• Kegiatan pelatihan pengolahan pangan di Praya, dengan materi praktek sebanyak 2
(dua) materi sbb :
- Pembuatan kecap air kelapa
- Goreng bawang
Jumlah peserta sebanyak 10 (sepuluh) orang terdiri dari, Tenggari, Yayasan Putri Alam, Kampung Baru Meteng dan Berangsak.
Hambatan Yang Dialami
- Tidak semua alat TTG yang dipergunakan untuk melengkapi praktek pelatihan
dikarenakan alat terlalu besar sehingga menyulitkan pengangkutan ke lokasi kegiatan yang harus menggunakan kendaraan roda 4.
- Kesulitan memperkenalkan bahan kimia sebagai media pengawet, karena para
peserta menganggap bahwa mereka nantinya akan kesulitan untuk mendapatkan bahan kimia tersebut
PENUTUP
Kegiatan selama detasering di Wilayah Nusa Tenggara Barat adalah di Kabupaten Dompu Sumbawa Barat dan di Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan yang utama adalah pelatihan pengolahan pangan dari hasil potensi yang ada, yang sudah dilaksanakan sekitar 3 Kabupaten : Kabupaten Dompu, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Tengah, materi praktek yang paling banyak mendapat
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 8
respon dari semua peserta adalah tentang kecap air kelapa dan dodol buah, untuk mencapai ke menjadi makanan yang dikonsumsi produktif karena bahan tidak terlalu mahal juga bisa tahan lama.
Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian yang pertama kali dilakukan oleh tim LIPI khususnya tim Pertanian adalah melihat dan mengamati Kondisi juga jenis tanah dilapangan yang akan dijadikan lahan pelatihan. Tujuan dari pengamatan tanah ini adalah untuk menyesuaikan benih dengan lahan yang akan ditanami yaitu Tomat, Kacang Panjang, Cabai, Ketimun dan Semangka. Setelah proses pengamatan langkah selanjutnya adalah proses pengolahan lahan yang intensif untuk mendapatkan sifat fisik tanah yang baik, gembur dan bebas dari gangguan gulma sehingga bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan subur. Pengolahan lahan di daerah ini pada umumnya masih menggunakan bajak kerbau (bajk tradisional) dan kemudian diratakan dengan menggunakan cangkul.
Di Kabupaten Dompu Sumbawa Nusa Tenggara Barat kegiatan pelatihan pertanian di ikuti beberapa Kelompok Usaha Tani antara lain Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang bernaung di bawah Pemda, Kelompok Tani Elias, yang beranggotakan 5 (lima) orang antara lain :
Nama-nama peserta pelatihan dari kelompok Elias
NO NAMA ALAMAT
1 Elias Kabupaten Dompu Sumbawa, NTB
2 Julkarnain Kabupaten Dompu Sumbawa, NTB
3 Jamaludin Kabupaten Dompu Sumbawa, NTB
4 Nurjanah Kabupaten Dompu Sumbawa, NTB
5 Malik Kabupaten Dompu Sumbawa, NTB
Sebelum tim LIPI datang ke Dompu, kelompok tani Elias sudah melakukan semai benih, selain itu kelompok ini juga sudah membuka lahan dua petak dengan tebang pohon kecil dan semak. Di lokasi ini Tim LIPI juga membuka satu petak lahan. Luas dari masing-masing petak adalah sbb :
- Petak I = 424,25 m2
9 Pemaparan Hasil Litbang 2003 9
- Petak III = 441,75 m2.
Pada petak I sebelum Tim LIPI datang sudah ditanami bibit oleh kelompok tani Elias, dan proses selanjutnya diserahkan kepada Tim LIPI yaitu mengenai perawatan, pemupukan, penyiraman dan pengendalian hama penyakit.
Hingga kegiatan berakhir tanaman yang sudah siap panen baru tanaman tomat saja. Saat panen tiba setiap harinya dari tanaman tomat bisa menghasilkan 5 – 10 bakul atau 60 – 100 kg tomat, dan untuk pemasaran tidak terdapat kendala yang dihadapi karena sudah ada penampung (pedagang dari pasar) yang mendatangi kebun.
Analisa Biaya
Analisa Tanaman Tomat
NO JENIS KEGIATAN BIAYA (Rp.)
1 Pengolahan tanah Rp. 125.000,-
2 Sewa tanah Rp. 75.000,-
3 Pembelian mulsa Rp. 140.000,-
4 Obat & pupuk tanaman Rp. 125.000,-
5 Tenaga kerja (perawatan) Rp. 100.000,-
6 Pembelian bambu (ajir) Rp. 100.000,-
Total Pengeluaran Rp. 665.000,-
Tomat yang dihasilkan 800 kg dengan harga jual Rp. 2.500,-/kg =
800 x Rp. 2.500,- = Rp. 2.000.000,-
Biaya Operasional = Rp. 665.000,-
Keuntungan = Rp. 1.335.000,- Analisa Tanaman Kacang Panjang
NO JENIS KEGIATAN BIAYA (Rp.)
1 Pengolahan tanah Rp. 50.000,-
2 Pembelian benih/bibit Rp. 20.000,-
3 Sewa tanah Rp. 25.000,-
4 Pembelian bambu (ajir) Rp. 50.000,-
5 Obat & pupuk tanaman Rp. 25.000,-
6 Tenaga kerja (perawatan) Rp. 40.000,-
Total Pengeluaran Rp. 210.000,-
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 10
250 x Rp. 2.000,- = Rp. 500.000,-
Biaya Operasional = Rp. 210.000,-
Keuntungan = Rp. 290.000,- Analisa Tanaman Cabai
NO JENIS KEGIATAN BIAYA (Rp.)
1 Pengolahan tanah Rp. 200.000,-
2 Sewa tanah Rp. 75.000,-
3 Obat & pupuk tanaman Rp. 100.000,-
4 Pembelian benih/bibit Rp. 25.000,-
5 Tenaga kerja (perawatan) Rp. 175.000,-
Total Pengeluaran Rp. 575.000,-
Cabai yang dihasilkan 650 pohon @ 0,5 kg : 325 kg dengan harga jual Rp. 4.000,-/kg =
325 x Rp. 4.000,- = Rp. 1.300.000,-
Biaya Operasional = Rp. 575.000,-
Keuntungan = Rp. 725.000,- Analisa Tanaman Semangka
NO JENIS KEGIATAN BIAYA (Rp.)
1 Pengolahan tanah Rp. 125.000,-
2 Obat & pupuk tanaman Rp. 100.000,-
3 Pembelian benih/bibit Rp. 50.000,-
4 Tenaga kerja (perawatan) Rp. 150.000,-
Total Pengeluaran Rp. 425.000,-
Semangka yang dihasilkan dari 520 pohon sebanyak 700 buah dengan berat 6 kg/buah dengan harga jual Rp. 1.000,-/kg =
700 x 6 x Rp. 1.000,- = Rp. 4.200.000,-
Biaya Operasional = Rp. 425.000,-
Keuntungan = Rp. 3.775.000,- KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
• Kondisi tanah dan cuaca di Kabupaten Dompu Sumbawa NTB pada saat musim
kemarau cocok untuk tanaman yang dibudidayakan LIPI yaitu tomat, kacang panjang, cabai ketimun dan semangka.
11 Pemaparan Hasil Litbang 2003 11
• Kurangnya tenaga penyuluh dan juga penyediaan benih serta obat-obatan untuk
tanaman.
• Program LIPI dapat diterima dan diikuti oleh masyarakat sekitar dan instalasi lain
seperti SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Saran :
• Diperlukannya sarana penunjang seperti penyedia benih yang cukup dan beraneka
ragam, obat untuk tanaman serta pompa untuk pengairan.
• Perlunya monitoring oleh tenaga penyuluh agar diperoleh hasil panen yang maksimal.
• Karena keterbatasan ekonomi perlu difikirkan pemberian bantuan.
KEGIATAN PERBENGKELAN PENDAHULUAN
Peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan Sumber daya manusia (SDA) masih menjadi tujuan utama pada setiap kegiatan / program yang dilaksanakan oleh UPT BPTTG – LIPI. Di Kabupaten Dompu misalnya menginjak tahun ke dua Program Pengembangan Wilayah NTB khususnya di Kabupaten Dompu mulai terlihat dampak dari kegiatan yang selama ini dilakukan oleh LIPI diantaranya dari pertanian dan perbengkelan juga dari pengolahan hasil pangan.
Kegiatan LIPI di Kabupaten Dompu juga berdampak luas pada instansi terkait lainnya, selain dari BPM yang memang selama ini bekerja sama dengan UPT BPTTG –LIPI, Dinas dan Instansi lain yang memanfaatkan program LIPI di Dompu adalah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Mereka tertarik dengan program-program yang diterapkan di Kabupaten Dompu sehingga mereka membuat suatu proposal untuk mendapatkan dana untuk program mereka yang diberi nama Life Skill untuk pelatihan warga belajar SKB. Selain itu permintaan pelatihan juga ada dari SMK I Dompu yang selama ini menurut mereka sangan sulit untuk mendapatkan sistim pelatihan yang diterapkan oleh LIPI dan mereka sudah siap untuk mencanangkan dana setiap tahunnya untuk program seperti ini. Kegiatan yang dilaksanakan di SMK I Dompu berjalan dengan baik dan hasil yang cukup memuaskan, karena LIPI dalam pelatihan tersebut menggunakan tenaga pengajar yang telah dibina oleh LIPI selama ini.
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 12
Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang menyoroti bidang perbengkelan tidak seperti halnya tahun sebelumnya yang penekanan kegiatannya adalah pelatihan, akan tetapi pada tahun ini lebih ditujukan pada pengembangan alat-alat TTG walaupun kegiatan perbengkelan lebih sedikit bermasalah karena kurangnya pengawasan dari Dinas terkait yaitu BPM setempat yang mengakibatkan timbulnya masalah diantara sesama anggota pelatihan. Tetapi sampai sekarang masalah tersebut sudah dapat diatasi.
Rencana kegiatan perbengkelan yang penekanannya lebih ke pengembangan alat-alat TTG sedikit terhambat karena terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala, diantaranya kurangnya koordinasi sesama team lapangan pasca keberangkatan yang berkenaan dengan perbengkelan. Alat dan bahan yang sudah direncanakan sebelumnya menjadi terbengkalai, tetapi dengan hambatan tersebut tidak menjadikan hambatan bagi berlangsunnya kegiatan karena dengan alat-alat dan bahan-bahan tahun lalu yang tersedia kita mampu mengembangkan alat press yang lebih sederhana sebanyak 3 (tiga) unit dan alat perajang bawang mini skala rumah tangga sebanyak 5 buah.
Kegiatan perbengkelan binaan LIPI bisa dikatan maju karena dilihat dari proyek-proyek yang mereka dapat sudah skala besar dan sudah bisa membayar tenaga kerja dari luar selain anggotanya. Tetapi yang menjadi kendala bagi mereka adalah manajemen pembukuan yang masih belum tertata dengan baik.
Kendala Dan Hambatan
Masalah yang dihadapi pada kegiatan perbengkelan di Kabupeten Dompu adalah pengadaan sarana bahan untuk pembuatan alat-alat TTG sangat sulit didapat di Kabupaten Dompu dan sekitarnya sehingga menjadi kendala untuk pengembangannya, sedangkan sumber daya alam di Dompu sangat berpotensi untuk pengembangan alat-alat TTG LIPi, maka dari itu untuk sebagai bahan pemikiran kita sebagai pihak yang melaksanakan kegiatan tersebut harus lebih terarah, karena yang selama ini kerjasama LIPI dengan BPM masih belum maksimal karena pengalaman di lapangan menunjukkan kurangnya tindak lanjut dari hasil-hasil kegiatan LIPI selama ini.
13 Pemaparan Hasil Litbang 2003 13
PENUTUP
Pemanfaatan sumber daya teknologi telah dilakukan melalui program alih teknologi dan penerapan TTG untuk memperbaiki teknologi yang ada atau membawa jenis teknologi yang baru. Penentuan jenis teknologi yang akan disebarluaskan di suatu wilayah merupakan proses yang memerlukan pertimbangan yang matang.
Pemasyarakatan teknologi di daerah pedesaan yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas kerja masyarakat maupun proses lanjut dari ditentukannya teknologi yang tepat guna. Salah satu bahan pertimbangan yang seringkali dilupakan adalah tingkat teknologi yang dikuasai masyarakat dan potensi wilayah setempat. Hal ini merupakan dasar penentuan strategi pengembangan teknologi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
FX. Sugiman. (2002), “Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Tomat, Kacang Panjang,
Cabai Ketimun dan Semangka di Kabupaten Dompu NTB”, Laporan Kegiatan Lapangan.
Cucu Hindasah. (2002), “Pelatihan Pengolahan Pangan di Kabupaten Lombok NTB”,
Laporan Kegiatan Lapangan.
Cahyudi. (2002), “Perbengkelan di Kabupaten Dompu NTB”, Laporan Kegiatan
Lapangan.
Mugyarto, “Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan”, BPFE untuk P3PK UGM,