• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN RPIJM I - 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN RPIJM I - 1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah telah memberikan

kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan dan mengelola pembangunan di daerahnya. Dengan kewenangan yang dimiliki diharapkan pemerintah daerah mampu meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakatnya. Namun tidak jarang permasalahan yang dihadapi tersebut tidak dapat diatasi sendiri oleh pemerintah kabupaten/kota, sehingga memerlukan kerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah sekitarnya dan swasta dan masyarakat

Perencanaan pembangunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri dari empat (4) tahapan yakni : (1) Penyusunan rencana (2) Penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan

rencana; dan (4) evalusi pelaksanaan rencana, Keempat tahapan

diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh. Sedangkan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut.

Untuk mendorong Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dapat melaksanakan pembangunan prasarana dan sarana khususnya Bidang Keciptakaryaan melalui proses yang terpadu/terintegrasi, partisipatif dan terkendali diperlukan adanya kerjasama Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Salah satu proses yang harus diperkuat adalah proses perencanaan yang menjadi salah satu pondasi dan komitmen dalam pelaksanaan pembangunan.

(2)

RPIJM I - 2

Penyusunan program adalah suatu yang rangkaian aktivitas kegiatan

keciptakaryaan ditingkat Kabupaten/Kota/Provinsi yang diambil dari kegiatan identifikasi, formulasi dan sinkronisasi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman, peningkatan kualitas kegiatan dan penanganan isu-isu strategis Bidang Cipta Karya. Penyusunan program dalam lingkup Perencanaan dan Pengendalian Cipta Karya lebih difokuskan untuk menghasilkan Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) sebagai keluaran. Dokumen RPIJM disusun oleh Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan di masing-masing daerah.

RPIJM sebagai dokumen perencanaan Bidang Cipta Karya juga merupakan integrasi dari strategi pembangunan sektor Bidang Cipta Karya (Rencana Induk Sektor). Masterplan Infrastruktur Bidang Cipta Karya diantaranya: Strategi Pengembangan Infrastruktur Permukiman yaitu strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPIP), Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan Lingkungan (RTBL), dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISSPAM), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Visi Misi Pemimpin Daerah Kabupaten/Kota di dalam RPJMD/Renstra SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi Bidang Cipta Karya.

Perencanaan anggaran adalah suatu rangkaian aktivitas penyiapan rencana alokasi anggaran di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pemerintah Pusat. Keluaran dari perencanaan anggaran dalam lingkup perencanaan dan pengendalian adalah Memorandum Program (MP) dan Sinkronisasi Program. MP merupakan dokumen kesepakatan pendanaan program pembangunan Bidang Cipta Karya antara Pemerintah Kabupaten/Kota, Swasta/Masyarakat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah (Direktorat JSabu Raijuaral Cipta Karya) dari hasil penyaringan usulan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota. Dokumen MP sangat penting karena kelanjutan dan titik temu hasil sinkronisasi antara usulan RPIJM Kabupaten/Kota (Proses Bottom Up) dengan sasaran output Renstra Ditjen Cipta Karya yang merupakan merupakan sasaran Output Menteri PU (Proses top down). Posisi dokumen MP dalam kerangka penyusunan program dan anggaran di lingkungan Ditjen Cipta Karya merupakan proses perwujudan dan integrasi pendanaan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, dan masyarakat.

(3)

RPIJM I - 3 Arahan kebijakan Ditjen Cipta Karya Tahun 2014 menekankan kepada penerapan

pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (leaveable dan

berkelanjutan (sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai dengan pSabu Raijuakatan entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga haru melihat prospek kedepan dengan membaca perkembangan global (agenda sustainable cities and human settlementas), serta pembangunan diwujudkan secara inklusif, mewujudkan kelembagaan yang efektif, serta menjalin kemitraan internasional. Satker Randal sebagai koordinator pelaksanaan Keciptakaryaan di daerah memiliki tanggung jawab yang besar dalam melakukan fungsi koordinasi dan fasilitas terhadap kab/kota dalam mengawal kebijakan tersebut.

Berdarsarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan standar teknis bidang Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah kabupaten/kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya. RPIJM ini dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh wilayah tanah air dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat.

RPIJM merupakan dasar pemrograman dan penganggaran di lingkungan Ditjen Cipta Karya. Mengingat fungsinya yang cukup penting, maka RPIJM sudah sepatutnya memiliki kualitas yang baik serta disiapkan secara rasional, inklusif, dan terpadu. Selain itu, penyusunan dokumen RPIJM perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan daerah, serta dampak pembangunan infrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan kondisi sosial setempat.

Mengingat fungsinya yang penting, RPIJM bidang Cipta Karya perlu disiapkan oleh setiap pemerintah kabupaten/kota bersama pemerintah provinsi dengan kualitas yang baik. Diharapkan melalui penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya yang berkualitas, maka akan terwujud infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

(4)

RPIJM I - 4 Salah satu upaya konkrit yang dilakukan oleh Departemen PU khususnya Ditjen Cipta Karya dalam upaya melakukan pengembangan pembangunan dengan kerja sama daerah adalah melalui penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/kota. RPIJM Kabupaten/Kota ini merupakan produk Daerah, dimana RPIJM merupakan pedoman perencanaan dan penganggaran pembangunan di Kabupaten/kota. Untuk itu, sebagai tindaklanjut terhadap perencanaan tersebut perlu dilanjutkan penyusunannya sehingga seluruh kabupaten/kota telah terfasilitasi dan terdampingi dengan baik. Disamping hal tersebut, RPIJM yang disusun tersebut perlu dilakukan review kembali untuk aspek kelayakan teknis, sosial, lingkungan, pengelolaan dan pendanaannya sehingga dapat diperoleh sebuah dokumen perencanaan yang handal dan dapat dipertanggungjawabkan.

Memenuhi maksud di atas, Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua bermaksud mereview RPIJM yang merupakan rumusan kebutuhan pembangunan infrastruktur ke-Cipta Karya-an kabupaten Sabu Raijua dalam mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata yang ingin dicapai pada Tahun 2018 hingga 2022.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan RPIJM ini adalah tersusunnya dokumen perencanaan dan

penganggaran bidang Cipta Karya guna mewujudkan kemandirian

kabupaten/kota dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang

berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Sedangkan tujuannya adalah sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun.

1.3. Kedudukan RPIJM

Pada dasarnya RPIJM bidang Cipta Karya merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. RPIJM disusun dengan mengacu pada

(5)

RPIJM I - 5 kebijakan spasial dan sektoral, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD Kabupaten/Kota.

Disamping itu, RPIJM juga mengacu pada kebijakan perencanaan

pembangunan. Lebih jelas mengenai kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya disajikan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1

Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

1.4. Muatan RPIJM

Secara substansi muatan RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota terdiri 8 (delapan) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya.

(6)

RPIJM I - 6

Bab 2 Profil Kabupaten/Kota

Bagian ini membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisi arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan rencana strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab 4 Analisa Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Pada Bagian ini membahas tentang analisis sosial, ekonomi, dan lingkungan antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan analisis kemiskinan.

Bab 5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bagian ini membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan, dan alternatif pendanaan.

Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota

Bagian ini membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di kabupaten/kota.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Bagian ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisi mengenai matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten/Kota

(7)

Referensi

Dokumen terkait

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah , tabungan dan bentuk lainnya berdasarkan wadi‟ah dan

dari itu penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam Laporan Akhir ini adalah “Bagaimana membuat suatu aplikasi pengolahan data keberatan pada Bidang Keberatan,

Disetujui oleh Dosen Pembimbing Laporan Akhir Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.. Pembimbing I,

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang menyatakan terdapat hubungan antara religiositas dengan perilaku asertif untuk menolak perilaku

Bila secara perhitungan astronomis, rencana penyatuan zona waktu Indonesia tidak mempunyai implikasi yang serius terhadap perhitungan awal waktu salat, maka akan ada

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator pada IVB Sd Iqra’ melalui 3 siklus. Dimana

Laporan ringkas adalah laporan pendek yang disusun oleh sekolah untuk kepentingan laporan pelaksanaan program dan disampaikan kepada: (1) Direktorat Pembinaan

Melihat contoh berita peneliti dapat menyimpulkan bahwa, berita yang dimuat di rubrik Shopping Harian Umum Galamedia Bandung, sudah sesuai dengan fungsi informatif, hal