• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB

DENGAN

MENERAPKAN

MODEL

PEMBELAJARAN

NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS IVB

SD IQRA’ MUARA BULIAN

OLEH PATMAWATI

(2)

ABSTRAK

Latar belakang masalah penelitian ini yaitu proses pembelajaran yang kurang efektif, guru mengajar tidak menggunakan metode yang bisa meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam menggali ilmu, selalu menoton. Sehingga semua itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa tidak mencapai hasil yang dinginkan, khususnya dalam pembelajaran Matematika materi KPK dan FPB.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kompetensi KPK dan FPB minimal 65 mencapai KKM ( 65 ) dengan menggunakan model Number Heads Together, yang mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam bekerja sama, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga memperhatikan materi yang dijelaskan oleh teman.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator pada IVB Sd Iqra’ melalui 3 siklus. Dimana setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evalusi, serta refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian, hasil yang dicapai pada setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase aktivitas siswa 57,7%. Pada siklus II persentase aktivitas siswa 69,5% .. Pada siklus III, persentase aktifitas siswa 80 %. Sama halnya dengan hasil evaluasi siswa pada setiap siklus juga mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata - rata 59,11, dan hanya 7 siswa atau 41%

(3)

siswa yang tuntas dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 100. Pada siklus II nilai rata - rata 64,85, siswa yang tuntas 11 orang atau 64%. Pada siklus III nilai rata - rata 78,23%, siswa yang tuntas 17 orang atau 100%..

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran Numbered Heads Togetdapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IVB SD Iqra’ Muara Bulian.

Kata kunci : hasil belajar, KPK dan FPB, model numbered heads together.

1. Pendahuluan

Pendidikan di Sekolah Dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermamfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Tekait dengan tujuan “ Berhitung” di Sekolah Dasar maka mata pelajaran Matematika sangatlah penting. Di SD Iqra’ Muara Bulian mata pelajaran Matematika dapat di pelajari dari kelas 1 sampai dengan kelas VI. Semakin tinggi kelas maka semakin sulit pula pelajaran dalam mata pelajaran Matematika. Oleh karena itu sangat dibutuhkan strategi - strategi yang tepat atau model - model yang bervariasi dalam proses pembelajaran Matematika. Dengan melakukan hal - hal tersebut maka siswa - siswa akan mudah memahami dari materi - materi yang di berikan oleh guru.

Implementasi pendidikan matematika di Sekolah Dasar mengacu pada seperangkat kurikulum. Saat ini, kurikulum yang dikembangkan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi. Struktur Kompetensi dasar Kurikulum Berbasis

(4)

Kompetensi ini dirinci dalam komponen aspek, kelas dan semester. Keterampilan

dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi menurut aspek dari mata pelajaran tersebut.

Adapun Kompetensi Dasar pelajaran Matematika di Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan anatar konsep dan mengaplikasikan algoritma, efisisen dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manifulasi matematika, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengomunikasikan gagsan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah ( BNSP ).

Pada kegiatan pembelajaran keberhasilan siswa diukur melalui Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). Siswa dapat dikatakan berhasil jika nilai yang diperolehnya diatas angka Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) dan dikatakan tidak berhasil jika nilai yang diperoleh siswa dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).

(5)

Peneliti telah melakukan tanya jawab dengan guru kelas IVB SD Iqra’ Muara Bulian tentang materi pelajaran Matematika. Ada materi pelajaran yang sukar dipahami oleh murid - murid di SD Iqra’ yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar peserta didik. Materi itu adalah KPK dan FPB dari dua bilangan. Guru mengemukakan materi tersebut merupakan materi yang memerlukan beberapa kali proses penyelesaiannya, siswa malas dalam mengerjakan PR, Hal ini menyebabkan ketuntasan kompetensi dasar KPK dan FPB dari dua bilangan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang diharapkan.

Adapun kompetensi yang harus dicapai dalam materi KPK dan FPB ini adalah : Menjelaskan kelipatan dari suatu bilangan, menentukan kelipatan suatu bilangan, menentukan kelipatan persekutuan dari dua bilangan, menjelaskan faktor dari suatu bilangan, menentukan faktor suatu bilangan, menentukan faktor persekutuan dari dua bilangan, menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK ) dari dua bilangan, menentukan faktor persekutuan terbesar ( FPB ) dari dua bilangan, menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK, Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB (BSNP).

KPK ( Kelipatan Persekutuan Terkecil) adalah bilangan bulat terkecil yang habis dibagi kedua bilangan bulat tersebut. Sedangkan FPB ( Faktor Persekutuan Terbesar ) adalah bilangan bulat terbesar yang habis membagi kedua bilangan bulat tersebut, (Soewito:1991). Dari hasil kegiatan siswa pada pembelajaran Matematika pada materi KPK dan FPB menunjukkaan, yaitu dari

(6)

17 siswa yang berhasil mencapai KKM pelajaran Matemaika materi KPK dan FPB hanya 40% dan 60% lainnya belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65.

Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika membuat guru yang merupakan pengelola kelas merasa ada masalah pada proses pembelajaran tersebut. Jika dianalisis penyebabnya bisa dari siswa ataupun dari guru. Dalam hal ini tidak hanya kelemahan siswa saja yang perlu diatasi, tetapi bagaimana cara guru dalam menyampaikan pembelajaran juga perlu diperbaiki agar tercapainya tujuan pembelajaran. sementara itu kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru, oleh karena itu usaha untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar perlu dilakukan secara terus menerus.

Berdasarkan masalah tersebut, maka diperlukan analisis masalah yang terjadi di kelas IVB SD IQRA’ Muara Bulian. Mengapa siswa sulit dalam melakukan operasi hitung KPK dan FPB dari dua bilangan ? Salwa Ningrum siswa kelas IVB mengemukakan pendapatnya, ia dan teman - temannya banyak yang belum begitu memahami materi. Penjelasan guru terlalu cepat, monoton, sehingga siswa kurang dapat menangkap pembelajaran yang sedang berlangsung. Siswa kurang aktif dan merasa jenuh dengan cara guru mengajar. Siswa tidak berani bertanya dan lebih cenderung bertanya kapada temannya daripada guru pada proses pembelajaran berlangsung.

(7)

Model kerja kelompok yang sering dibicarakan saat ini adalah model pembelajaran kooperatif. Ada beberapa macam model pembelajaran kooperatif di antaranya pembelajaran tipe numbered heads together atau kepala bernomor.

Pembelajaran tipe ini merancang sebuah bentuk pembelajaran kelompok dengan meminta siswa bekerja dalam kelompok, bertanggung jawab dalam kelompoknya dan saling membantu memecahkan masalah / soal-soal dalam proses pembelajaran. Untuk itu model pembelajaran numbered heads together

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika khususnya pada materi ”KPK dan FPB dari Dua Bilangan”.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, untuk itu peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi KPK dan FPB dengan Menerapkan Model Pembelajaran NHT pada Siswa Kelas IVB SD Iqra’ Muara Bulian”.

Dari latar belakang dan landasan teori di atas, masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut. “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pembelajaran Matematika materi KPK dan FPB dengan menerapkan model pembelajaran NHT di kelas IV SD Iqra’ Muara Bulian”?

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika

(8)

materi KPK dan FPB dengan menerapkan model pembelajaran NHT di kelas IV SD Iqra’ Muara Bulian.

Jika tujuan di atas dapat dicapai, maka hasil penelitian ini di harapkan dapat bermamfaat bagi :

1. Bagi Siswa

Meningkatkan keaktipan siswa dalam mengerjakan tugas baik secara individu maupun tugas kelompok, keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. 2. Bagi guru

Dapat menjadi masukan, menambah wawasan dan pengalaman serta memperkaya model pembelajaran. Sehingga guru dapat memilih atau mengkombinasikan dengan model - model lain untuk kepentingan peningkatan kualitas proses pembelajaran serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar

3. Bagi Peneliti

Melalui penelitian tindakan kelas ini, peneliti dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam belajar matematika. Selain itu, peneltian ini dapat mengarahkan peneliti untuk menggunakan model kooperatif tipe Numbered

Heads Together dalam pembelajaran Matematika.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dilaksanakannya penelitian tindakan kelas di SD IQRA’ Muara Bulian Di kelas IVB Sd Iqra Muara Bulian,

(9)

dengan jumlah 17 siswa terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan. Kendala yang muncul dalam proses pembelajaran seperti kurangnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi KPK dan FPB. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu upaya perbaikan proses pembelajaran oleh guru, sebab hanya gurulah yang paling tahu tentang keadaan kelas yang dikelolanya.

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dimana satu siklus ada 2 pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi

Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas IVB Sd Iqra Muara Bulian . Penelitian ini berlangsung tiga siklus, setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu(1) tahap perencanaan, meliputi: pembekalan kepada guru, penyusunan model pembelajaran, penyiapan instrumen tes (pretes, postes), lembar observasi dan membentuk kelompok belajar siswa, (2) tahap pelaksanaan tindakan, meliputi: pelaksanaan kegiatan dari perencanaan yang dibuat, (3) tahap observasi, yaitu pengamatan dari pelaksanaan tindakan melalui pedoman observasi, dan (4) tahap refleksi, yaitu menganalisis dan memberi pemaknaan dari pelaksanaan tindakan, sehingga dapat dibuat perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan alat tes dan pedoman observasi. Siswa yang dianggap tuntas belajar, bila telah mencapai nilai 6,5 ke atas atau 65%, siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,5 dinyatakan belum tuntas belajar. Selanjutnya bagi siswa yang bersangkutan dimasukkan kedalam

(10)

satu atau dua kelompok tergantung dari jumlah siswa yang belum tuntas bekajar. Siswa inilah yang mendapatkan perhatian (fokus) dari guru saat pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya.

Pengadaan postes dilaksanakan pada setiap akhir siklus sedangkan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa digunakan pedoman observasi. Untuk mendukung hasil pengamatan, peneliti juga melakukan perekaman kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan kamera foto.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian

1. SIKLUS I:

Jumlah siswa yang tuntas 7 orang atau 41% dan yang tidak tuntas 10 orang atau 58% dengan rata-rata 59,11%. Dengan persentase keaktifan 58%. Refleksi Berdasarkan hasil belajar serta lembar observasi siswa pada siklus 1 terdapat kelemahan - kelemahan, diantaranya :

1. Hanya 59,5 % siswa yang memberikan toleransinya antar anggota kelompok dan selebihnya 40,5% siswa belum adanya toleransi antar anggota kelompok . Hal tersebut dapat dilihat pada saat proses pembelajaran siswa yang paham tidak mau menjelaskan kepada siswa yang belum paham dalam setiap kelompok.

2. Sikap siswa dalam kelompok yang menunjukkan kerja sama yang baik hanya 59,5 %, dan sikap siswa yang belum ada keseriusan dalam kelompok 40,5%. Hal tersebut dapat dilihat siswa main – main saat diskusi kelompok.

(11)

3. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dengan baik 57,3 % dan 42,7% siswa bergurau, tidak serius, belum ada kerja sama yang menonjol dalam kelompok.

4. Siswa dapat memberikan argumen terhadap hasil diskusi kelompok lain 41, 8 53,7 % siswa belum memberikan argumen tehadap kelompok lain. Hal tersebut dapat dilihat siswa tidak memperhatikan persentase temannya didepan kelas.

5. Siswa yang berani menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru 46,3 % dan 58,3% siswa belum berani menjawab pertanyaan dari gru.

Langkah - langkah revisi :

1. Menekankan kepada siswa yang sudah paham tentang materi untuk mengajari temannya yang belum paham dan mengajak siswa untuk lebih aktif dalam kerja sama kelompok.

2. Guru Membagi kelompok secara heterogen. Siswa yang pandai dikelompokkan dengan siswa yang masih belum paham mengenai materi. 3. Guru akan lebih membimbing kerja sama siswa pada saat siswa mengerjakan

tugas yang diberikan.

4. Menekankan kepada siswa untuk meperhatikan persentase kelompok lain dengan seksama dan memberikan argumen terhadap persentase teman jika hasilnya tidak tepat.

5. Memotivasi siswa dengan memberikan pujian bagi siswa yang aktif dan memebrikan nilai yang tinggi.

(12)

2. SIKLUS II

Jumlah siswa yang tuntas 11 orang atau 64,70% dan yang tidak tuntas 6 orang atau 35,29% dengan rata-rata 64,85% berarti dalam siklus II terjadi peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Persentase keaktifan 69,5%. Berdasarkan hasil belajar serta lembar observasi siswa pada siklus II terdapat kelemahan - kelemahan, diantaranya : 1. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok 60,25 % dan 39,75% siswa yang

main - main, bergurau, tidak serius, sehingga pada saat nomornya dipanggil siswa tersebut tidak bisa mempersentasekan dengan maksimal .

2. Siswa dapat memberikan argumen terhadap hasil diskusi kelompok lain 58, 75% dan 41,25% siswa belum memberikan argumen tehadap kelompok lain karena tidak memperhatikan persentase teman dengan seksama.

Langkah - langkah revisi :

1. Lebih memotivasi siswa untuk lebih serius lagi dalam berdiskusi kelompok dan mengikuti tahapan – tahapan pelaksanaan model NHT. 2. Bagi siswa yang memmberikan argumen terhadap hasil diskusi teman

akan mendapatkan nilai tinggi.

3. SIKLUS III:

Jumlah siswa yang tuntas 17 orang atau 100% dengan rata-rata 78,23%. Persentase keaktifan 80% sudah termasuk kategori sangat aktif. Dalam siklus III ini terlihat kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model NHT kompetensi KPK dan FPB sudah menunjukkan hasil yang memuaskan.

(13)

3.2 Pembahasan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 3 siklus. untuk mengetahui bagaimana cara guru menggunakan model pembelajaran NHT dalam proses pembelajaran matematika, khususnya kompetensi KPK dan FPB. Hasil observasi guru tersebut adalah sebagai berikut pada siklus I analisis data observasi aktifitas guru dengan persentase 64,28%, dan siklus II dengan persentase 75%, dan pada siklus ke III mengalami peningkatan yaitu dengan persentase 92,85%. Sedangkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I dengan persentase 58%, pada siklus II dengan persentase 69,5%, pada siklus III 80%.

Hasil evaluasi siswa pada proses pembelajaran, pada siklus I siswa yang tuntas hanya 7 orang dengan nilai rata-rata kelas 69,11%, pada siklus II siswa yang tuntas 11 orang dengan nilai rata-rata kelas 64,85%, pada siklus siswa yang tuntas 17 orang dengan rata – rata 78,23%, ini sudah mencapai kriteria ketuntasan yang yang diharapkan.

4. Penutup

Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa “penerapan model pembelajaran numbered heads together dapat meningkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi KPK dan FPB pada siswa kelas IVB Sd Iqra’ Muara Bulian.

Penerapan model NHT dilaksanakan tiga siklus, didalam proses pembelajaran siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada bab IV, hasil observasi kegiatan guru pada siklus I diperoleh persentase 64,28% dengan kategori cukup, pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 75%

(14)

dengan kategori baik, dan pada siklus III juga terjadi peningkatan lagi yaitu 92,85% dengan kategori baik sekali. Pada observasi kativitas siswa pada siklus I dengan perolehan persentase 57,7% dikategorikan kurang aktif, pada siklus II terjadi peningkatan dalam perubahan sikap dengan perolehan 69,5% yang dikategorikan cukup aktif dan pada siklus III juga terjadi peningkatan dengan perolehan 80% dengan kategori sangat aktif. Sedangkan pada evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata – rata kelas 59%, siswa yang tuntas 7 atau 41%, pada siklus II evaluasi hasil belajar siswa tejadi peningkatan dengan memperoleh rata – rata 64,85%, siswa yang tuntas 11 orang atau 64%, dan pada siklus III juga terjadi peningkatan yaitu rata – rata kelas 78,23%, siswa yang tuntas 17 orang atau 100%. Maka dari tindakan yang dilaksanakan dari siklus I , II dan III terjadi peningkat secara menyeluruh.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan hal – hal sebagai berikut :

1. Disarankan kepada para guru untuk menerapkan model pembelajaran Number Heads Together. Karena model ini menuntut semua siswa untuk siap dalam belajar serta dapat mengembangkan proses pembelajaran yang bervariasi.

2. Disarankan untuk memodifikasi dan mengkolaborasikan model nht

dengan model – model lain yang sesuai dan diterapkan terhadap mata pelajaran atau materi yang lain.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Darhim.1990. Pembelajaran Matematika.(online).

http://sahaptk.blogspot.com/2011/11/penelitian.tindakan.kelas.html./diak ses pada tanggal 29 september 2012.

Djamarah. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Ekawarna. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Gaung Persada.

Gatot Muhsetyo, dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Universitas Terbuka.

Hamalik. 2011. Proses Belajar Menagajar. Jakarta : Bumi Aksara

Kafid. 2007 . Matematika Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarat. Erlangga

Kogum Spancer dan Lee. 2008. Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Soewito.1991. Pembelajaran Matematika.(Online).

http://idb4.wikispaces.com/pengertian-matematika.pdf / diakses pada tanggal 3 Oktober 2012.

Supardjo.2004.Pembelajaran Matematika.(online).

http://master.gurupujaansiswa.blogspot.com/2009/07/profil.pembelajara n.matematika.dengan.html/diakses pada tanggal 29 september 2012. Slameto. 2003. Hasil Belajar. Jakarta. Bumi Aksara.

Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. 2011. Pedoman Penilaian Hasil Belajar dan Kalender Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Dasar.

Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. 2011. Pedoman Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Dasar.

Yuliawati Elly. 2010. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Numbered Heads Together ( NHT. Skripsi tidak diterbitkan. Ma.Bulian. FKIP Universitas Jambi

Referensi

Dokumen terkait

Dengan meningkatnya pH plasma sitrat terjadi perubahan faktor V dan VII karena kedua faktor ini mempunyai sifat yang sangat labil, sehingga dapat menghambat aktivitas faktor

1) Aspek barang dan jasa. Kepuasan konsumen terhadap barang atau jasa dipengaruhi secara signifikan oleh penilaian konsumen terhadap fitur barang dan jasa. Emosi atau

Proses mengangkut kacang kedelai dilakukan dengan cara manual (memindahkan atau mengangkut dengan tangan) tanpa menggunakan alat bantu, sehingga mengakibkan keluhan rasa sakit pada 3

Adapun sistem program yang dibuat adalah software profile matching yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mempercepat proses matching antara profil jabatan (soft

Pasar Jongkok Wonokromo terlihat ramai oleh pengunjung pada jam 19:00 WIB terutama pada hari sabtu malam minggu, pasar ini ramai oleh pelaku pasar, sehingga lalu

Skor rata-rata prestasi belajar IPA kelompok siswa dengan intelegensi tinggi yang mendapat perlakuan model pembelajaran TPS berbantuan media konkret lebih tinggi

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana ses eorang melakukan tindakan yang eorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

bahwa sesuai ketentuan Pasal 274 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan