• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas, dimana peneliti bekerjasama dengan guru kelas IV dalam menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) dalam mengajar Bahasa Indonesia pokok bahasan keterampilan menulis pantun pada materi Semester II. Peneliti sebagai pengajar yang melaksanakan pembelajaran dan guru sebagai observer. 3.2. Latar dan Subjek Penelitian

3.2.1 Tahap Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Kecematan Sidorejo Kota Salatiga pada Siswa Kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2016/2016.

Dilaksanakan di SDN Siderejo Lor 07 Kecematan Sidorejo Kota Salatiga pada siswa kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Jumlah seluruh siswa kelas IV adalah 52 orang, yang terdiri dari 22 laki-laki dan 30 perempuan. 3.2.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 4 bulan yaitu Februari, Maret, April, dan bulan Mei.

c. Jadwal penelitian

(2)

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian pada Kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

Siklus I

Pertemuan ke Hari Tanggal Jam Keterangan

1 Rabu 04 Mei 2016 9-11 X3

2 Senin 09 Mei 2016 9-11 X3

Siklus II

Pertemuan ke Hari Tanggal Jam Keterangan

1 Sabtu 14 Mei 2016 07-09 X3

2 Senin 17 Mei 2016 9-11 X3

3.2.3 Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Kecematan Sidorejo Kota Salatiga yang berjumlah 52 orang, yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan, sehingga jumlah keseluruhan siswa adalah 52 orang. Penelitian yang dilakukan yaitu menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), pada pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan keterampilan menulis pantun.

3.3.Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013)

3.3.1 Jenis Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

1. Variabel Bebas X ( Independent )

Sugiyono (2013) mendepenisikan bahwa variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang

(3)

menjadi variabel bebasnya adalah model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament)

2. Variable Terikat Y ( Dependent )

Sugiyono (2013) mendepenisikan bahwa variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keterampilan menulis.

3.3.2 Hubungan antara Variabel

Hubungan antara variabel pada penelitian ini adalah variabel (X) akan mepengaruhi variabel (Y). Model pembelajaraan Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) (X) mempengaruhi keterampilan menulis pantun dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Semester II sebagai variabel (Y).

3.3.3 Definisi Operasional Variabel

Sesuai dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 07 Kecematan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”, definisi operasional dari variable-variabel yang digunakan adalah :

a. Model pembelajaran Cooperative Learning TGT ( Team Game Tournament ) adalah sebuah model yang menghadapkan guru dan peserta didik pada berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun menyangkut hubungan sosial. Pemecahan masalah pembelajaran dilakukan melalui berbagai cara, melalui persentasi kelas, diskusi kelompok, turnamen, Tanya jawab antara guru dan peserta didik.

(4)

b. Keterampilan menulis pantun terjadi perubahan setelah mengnakan model pembelajaran TGT pada diri siswa, dimana perubahan tersebut terjadi pada aspek kognitif dan yang diukur adalah ingatan, pemahaman dam penerapan.

3.4.Rencana Tindakan

Rencana penelitian yang digunakan adalah prosedur penelitian tindakan kelas menurut Kemmis & Mc. Taggart yang terdiri dari dua siklus. Dalam setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu: dengan kegiatan masing-masing per siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, refeleksi. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: http://goo.gl/uNfsch

Keterangan:

1. Perencanaan (Palanning). 2. Pelaksanaan dan observasi

(Action and Observe). 3. Refleksi (Reflect).

Gambar 3.2

Desain PTK Kemmis & Mc Taggart

3.4.1 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian kelas (PTK) ini dilakukan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing tahapannya meliputi perencanaan,

(5)

pelaksanaan, pengamatan, dan refeleksi. Adapun tahap-tahap dari masing-masing siklus adalah sebagai berikut :

3.4.2Pelaksanaan Siklus I

a) Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahapan ini akan dilakukan persiapan rencana pembelajaran meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan lembar observasi..

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Tahapan pelaksanaan tindakan dan pengamatan merupakan tahapan penerapan, observasi kegiatan penerapan metode pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament). Aktifitas yang termasuk dalam tahap pelaksanaan kegiatan terdiri dari:

1. Pembukaan

guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi (prasyarat belajar). Saat pembelajaran, guru harus sudah mempersiapkan work sheet dan soal turnamen.

2. Pengembangan

Guru memberikan penjelasn materi secara garis besar. 3. Belajar kelompok

Guru membacakan anggota kelompok dan meminta siswa untuk berlumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Satu kelompok biasanya terdiri dari 4 atau 5 siswa yang anggotanya heterogen, yang dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnis. Guru memerintahkan kepada siswa untuk belajar dalam kelompok (kelompok asal). Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih

(6)

khusus untuk mempersiapkan anggota agar bekerja dengan baik dan optimal saat game. Biasanya belajar kelompok ini mendiskusikan masalah bersama-sama, membandingkan jawaban dan memperbaiki pemahaman yang salah tentang suatu materi. Kelompok merupakan bagian yang utama dalam TGT. Perhatian ditempatkan pada anggota kelompok agar melakukan yang terbaik untuk kelompok dan dalam kelompok melakukan yang terbaik untuk membantu sesama anggota.

4. Validasi kelas

Guru melakukan pengecekan terhadap masing-masing kelompok mengenai pantun yang telah dibuat bersama anggota kelompok. 5. Turnamen

Sebelum turnamen guru memberikan gambaran tentang aturan atau metode penilaian. Penilain dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah dari pantun itu sendiri baik baris, jumlah kata, rima, sampiran dan isi. Turnamen dilaksanakan dengan cara setiap kelompok membacakan pantun yang telah dibuat berdasarkan jenis pantun, baik pantun sukacita, dukacita maupun pantun jenaka secara bergantian. Setiap pantun harus dibalas berdasarkan jenis pantun yang ditentukan. Misalkan, jika kelompok satu membacakan pantun jenaka, maka kelompok lainnya akan membalas dengan membacakan pantun jenaka juga.

6. Penghargaan kelompok

Setelah pelaksanaan turnamen selesai guru memberikan penilain terhadap masing-masing kelompok dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai tertinggi.

(7)

c) Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahapan analisa data hasil observasi yang diperoleh dari tiap pertemuan setiap siklus pembelajaran. Hasil tahapan refleksi memberikan gambaran ketuntasan siswa dalam menulis pantun.

3.4.3Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan (Planning)

Peneliti melakukan perencanaan siklus II dengan memperbaiki kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Standar Kompentensi : 8. Menulis , Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk pantun anak, Kompentensi Dasar 8.3. Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai dengan ciri-ciri pantun.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II hal yang dilakukan peneliti adalah melakukan perbaikan pada langkah-langkah kegiatan pada proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I sebelumnya.

c. Tahap refleksi (Reflecting)

Refleksi yang dilakukan meliputi perangkat pelaksanaan pembelajaran, hasil pelaksanaan pembelajaran berupa hasil evalusai dan observasi. Hasil refleksi dijadikan sebagai acuan untuk pelaksanaan perbaikan siklus selanjutnya.

(8)

3.5.Perencanaan Tindakan 1. Permintaan Izin

Permintaan izin kepada Kepala SDN Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

2. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang SDN Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga secara keseluruhan dan kedalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV.

3. Identifikasi masalah

Proses pembelajaran yang dilakukan pada umumnya sudah berjalan dengan baik, akan tetapi penggunaan model pembelajaran di setiap sub poko hahasan tidak dapat dilakukan dengan cara yang sama. Hal tersebut dapat mempengaruhi kegiatan belajar dan hasil belajar siswa, sehingga sering kali dijumpai siswa yang tidak tuntas dalam belajarnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam penelitian ini yang akan diterapkann adalah model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament), agar siswa dapat lebih bersemangat mengikuti pelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.

3.6.Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kulitatif. Data kuantitafi merupakan data hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 07 yang diperoleh dengan lembar observasi dan data kualitatif adalah data aktivitas belajar siswa dan belajar guru dalam menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament).

(9)

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1. Metode Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Ngalim Purwanto, 2012:149). Dengan kata lain, observasi sebagai alat evaluasi untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara pencatatan yang sistematis dari kegiatan siswa secara individu maupun ketika berada didalam kelompok.

Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) dengan melihat keadaan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penilaian kemampuan siswa dilihat dari indikator penulisan pantun yang telah ditentukan.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dilakukan dengan mencatat gambaran kegiatan belajar yang terjadi di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament).

3.6.2 Instrumen Penilaian

Adapun instrument penilaian yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1. Tes

Tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis, untuk mengukur indicator/kompetensi tertentu, dilakukan

(10)

dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relative ajeg bila dilakukan dalam waktu yang relative sama (Wardani 2014:142). Tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan keterampilan menulis pantun. Metode tes digunakan sebagai instrument penelitian dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang diberi. Pada tabel berikut merupakan kisi-kisi soal tes formatif yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus I

Indikator Item Soal

8.3.1 Menjelaskan pengertian pantun. 1, 11, 20, 21 8.3.2 Menyebutkan jenis-jenis pantun. 9, 10, 13, 14, 16, 24 8.3.3 Mengidentifikasi ciri-ciri pantun

dari video.

2, 4, 5, 15, 17, 18 8.3.4 Siswa menyusun pantun acak

menjadi pantun yang padu.

19, 22, 25

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Tes Formatif Siklus II

Indikator Item Soal

8.3.5 Siswa menyempurnakan pantun rumpang.

1, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20

8.3.6 Siswa membuat pantun dengan tema yang ditentukan.

2, 5, 19 8.3.7 Siswa membuat pantun

berbalasan.

9, 10,

2. Non Tes

Penilaian ini dilakukan sebelum berlangsungnya pembelajaran, penilaian ini berupa observasi, wawancara yang dilakukan dengan guru kelas.

(11)

3.7.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan menulis pantun yang memperoleh nilai di atas KKM 67 diharapkan mencapai ketuntasan kelas minimal 85%. Selain hasil belajar penelitian ini juga melakukan pengamatan dengan mengunakan lembar observasi berdasarkan langkah-langkah dalam model yang digunakan yaitu Cooperative Learning TGT (Team Games Tournament) dengan patokan keberhasilan dari suklus I ke siklus II minimal 85%.

3.8.Validitas dan Reliabilitas

Validitas atau kesasian adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Syofiana Siregar, 2010:162). Untuk menentukan layak atau tidaknya item yang digunakan , perlu digunakan uji signifikan koefisien korelasi pada taraf signifikasi 5%, artinya satu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Sedangkan uju reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsisten alat ukur apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Hasil peneliti diharapkan valid dan reliable apabila digunakan instrument yang valid dan reliable. Jadi instrument yang valid dan reliabl merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabl.

a. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrument dalam mengukur dengan apa yang hendak diukur. Syofian Siregar (2010:316) bahwa N=36 (N=jumlah siswa) batas konfesiennya >0,329. Untuk mengukur validitas digunakan program komputer yaitu aplikasi SPSS 16.0 for Windows dengan mengunakan Corrected Item

(12)

Total Correlation yang merupakan korlasi antara skor tiap item dengan skor total soal dikatakan valid apabila nilai koenfisiennya >0,329. Apabila ada soal yang nilai koenfisiennya <0,329 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.

Untuk lebih jelas mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item Total Coorelation). Validitas satu tes dapat dihitung dengan mengunakan bantuan Software SPSS 16.0, yaitu dengan cara Analyze-Scale-Reliability Analizy-pilih item soal pindah ke kolom item-lkik-Statistic (Descriptives for)Centang Scale if item deleted-continue-klik Ok.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Soal Siklus I dan II

Siklus Item soal Valid Tidak valid

I 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25. 1, 2, 4, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25. 3, 5, 7, 8, 23. II 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25. 1, 2, 4, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25. 3, 5, 8, 9, 11.

b. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Selain digunakan uju validitas juga perlu adanya pengujian reliablitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrument menggunakan program SPSS 16,0 for Windows. Sama dengan penguji validitas, untuk menguji reliabilitas penulisan mengunakan juga data hasil pekerjaan siswa. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman.

Hasil yang diperoleh berdasarkan langkah-langkah diatas adalah tampak pada tabel dibawah ini:

(13)

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

Cronbach's Alpha N of Items

.862 20

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II

Cronbach's Alpha N of Items

.870 20

3.9.Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukan proporsi peserta didik yang menjawab benar butir soal. (Slameto, 2001). Semakin besar tingkat kesukaran soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dengan rumus:

P = B/N Dimana:

B = jumlah peserta didik yang menjawab betul, N = jumlah peserta didik,

P = proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar. (Wardani, dkk. 2014:338).

(14)

Aiken, 1994 dalam menyebutkan bahwa tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi, yang besarnya 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal, dapat menggunakan tabel tingkat kesukaran berikut ini. Wardani, dkk (2014:338).

Tabel 3.7

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,00-0,38 Sukar

0,39-0,68 Sedang

0,69-1,00 Mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal menggunakan Miscrosoft Excel 2007, dengan cara menggunakan program Miscrosoft Excel 2007 kemudian blok item soal dan jawaban seluruh siswa, selanjutnya klik Average. Data yang diperoleh melalui langkah tersebut denhan jumlah keseluruhan responden 26 siswa, disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8

Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal

Analisis Soal Soal Mudah Soal Sedang Soal Sukar Siklus I 1, 4 6, 10, 11, 12, 13,14, 16, 17, 18, 19, 24, 25 9, 23, 20, 21, 22 2, 7, 15 Siklus II 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 15, 17, 21, 22, 23, 24, 25 2, 3, 7, 20 1, 13, 14, 16, 18, 19

Data hasil analisis tingkat kesukaran soal pada siklus I dan siklus II pada tabel diatas, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda siklus I dijumpai 17 item soal dengan kategori mudah, 5 item soal dengan kategori sedang, dan 3 item soal dengan kategori sukar. Hasil analisis kesukaran soal pada siklus II kategori item soal mudah 15 item soal, 4 item soal dengan kategori sedang, dan 6 item sola dengan kategori sukar.

Jadi untuk soal tes formatif setiap akhir siklus menggunakan 20 item soal yang sudah diuji validitas dan reliabilitas serta uji tingkat kesukarannya.

(15)

3.10. Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif pada data yang diperoleh dari hasil tes formatif dan lembar observasi rubrik penilaian dengan menggunakan persamaan:

Dimana : p = Persentase tingkat perubahan f = Frekuensi jawaban yang diperoleh n = Jumlah Skor ideal

Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan di atas kemudian diklasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan rentang nilai yang didapatkan tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.9 Nilai Interval Kelas Interval kelas Kategori

84-100 Tinggi 67-83 Sedang 50-66 Rendah 33-49 Sangat rendah 𝑝 =𝑓 𝑛 × 100%

Gambar

Tabel 3.9  Nilai Interval Kelas  Interval kelas  Kategori

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana ses eorang melakukan tindakan yang eorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

cowo : Karena aku ingin selalu dekat ama kamu, selain ketemuan ma kamu, hanya dengan tidur aku bisa memimpikanmu dan berdekatan dengan kamu sayang ..?.

Penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan yang telah disebutkan di atas, penulis lebih menitikberatkan kepada munculnya hubungan antara Dewan Keamanan

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu sapaan dan sebutan khusus apa saja yang digunakan dalam bahasa Minangkabau di Sicincin, faktor-faktor yang mempengaruhi

Sebagaimana diutarakan di atas dalam latar belakang penulisan Kertas Karya Perorangan ini maka dirumuskan sebagai identifikasi masalah dalam Taskap ini adalah,

Adapun sistem program yang dibuat adalah software profile matching yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mempercepat proses matching antara profil jabatan (soft

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3