• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

N/A
N/A
Tika Fahmiyati Sholehah

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “metologi penelitian Pendidikan”

Dosen Pengampu: Muhammad Mustofa, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 10

1. Nabilla Marsya Nada 2111010318 2. Sahrul Pajri 2111010359

3. Tika Fahmiyati Sholehah 2111010378

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023/2024

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Dalam menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Metologi Penelitian Pendidikan yang berjudul “Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” Sehingga Makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.

Kemudian shalawat beserta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW yang mudah-mudahan kita selaku umat- Nya mendapat syafa’atul ‘uzma-Nya dihari kiamat kelak. Atas tersusunnya makalah ini, kami ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Muhammad Mustofa, M.Pd. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terlalu banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami harap kritik dan saran yang membangun agar sekiranya penyusunan makalah ini kurang baik akan bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, memahami dan mengamalkannya.

Bandar Lampung, 5, november, 2023

Kelompok 10

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 2

B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 3

C. Kelebihan dan Hambatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 4

D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 5

E. Contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 11

BAB III PENUTUP ... 12

A. Kesimpulan ... 12

DAFTAR RUJUKAN ... 13

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). PTK adalah suatu penelitian yang di dalamnya mempelajari suatu masalah yang aktual dan dihadapi oleh guru di lapangan serta berpengaruh pada hasil belajar siswa. PTK yang sekarang ini saya lakukan karena ada masalah yang harus dipecahkan didalam kelas yaitu peningkatan hasil belajar IPA. Maka sebelum diterapkannya PTK ini, dilakukanlah suatu observasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran IPA agar nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Proses belajar siswa sangat berpengaruh dengan hasil belajar IPA. Sehingga perlu diterapkannya suatu model pembelajaran yang kreatif agar siswa lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Maka kreatifitas guru sangat menentukan hasil belajar IPA pada khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya, karena secara tidak langsung apa yang diajarkan oleh guru sangatlah mempengaruhi pola pikir para siswa.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari penelitian tindakan kelas Ptk?

2. Apa sajakah karakteristik penelitian tindakan kelas PTK?

3. Apa sajakah kelebihan dan hambatan penelitian tindakan kelas PTK?

4. Bagaimana prosedur penelitian tindakan kelas PTK?

5. Bagaimana contoh penelitian tindakan kelas PTK?

C. Tujuan pembelajaran

1. Untuk mengetahui pengertian penelitian tindakan kelas PTK.

2. Untuk mengetahui karakteristik penelitian tindakan kelas PTK.

3. Untuk mengetahui kelebihan dan hambatan penelitian tindakan kelas PTK.

4. Untuk mengetahui prosedur penelitian tindakan kelas PTK.

5. Untuk mengetahui contoh penelitian tindakan kelas PTK.

(5)

2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Muhammad Djajadi (2019:1) menyatakan bahwa Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Kemmis (1988) dalam Muhammad Djajadi (2019:1) menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas (sekolah) tempat ia mengajar dengan tekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Zainab Aqib & Ahmad Amrullah, 2018:1). Mualimin & RAH Cahyadi (2014:5) menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.

Sedangkan Mill (2000) dalam Mualimin & RAH Cahyadi (2014:6) menyampaikan bahwa penelitian tindakan kelas sebagai penyelidikan yang sistematis (sistematic inquiry) yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah untuk mengetahui praktik pembelajaranya.

Suryabrata (1983) dalam Mahmud & Tedi Priatna (2008:13) menyampaikan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan baru, strategi baru atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. Pendapat McTaggart yang

disitir oleh Mahmud & Tedi Priatna

(2008:13) bahwa Penelitian Tindakan atau Action Research juga merupakan langkah- langkah nyata dalam mencari cara yang paling cocok untuk memperbaiki keadaan, lingkungan, dan meningkatkan pemahaman terhadap keadaan dan atau lingkungan tersebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berkait erat dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Suyanto, 1997) dalam Mahmud & Tedi Priatna (2008:19).

(6)

3

McNiff dalam Mahmud & Tedi Priatna (2008:21), memandang bahwa PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri, hasilnya dapat digunakan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, dan pengembangan keahlian mengajar. Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri praktik pembelajaran yang dilakukannya di dalam kelas. Dengan penelitian tindakan kelas, guru melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran.

Desain penelitian Tindakan adalah penelitian pendidikan yang melibatkan pengumpulan informasi mengenai program dan hasil pendidikan saat ini, menganalisis informasi, mengembangkan rencana untuk memperbaikinya, mengumpulkan perubahan setelah rencana baru diimplementasikan, dan mengembangkan kesimpulan tentang perbaikan. Tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan program Pendidikan di sekolah). Menurut Muchlisin Riadi (2019) bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.1

B. KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan penelitian pada umumnya, antara lain sebagai berikut (Kemdiknas, 2010).

a. PTK merupakan kegiatan yang tidak saja berupaya memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiah atas pemecahan masalah tersebut.

b. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.

c. Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian teoretik atau dan penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalampembelajaran di kelas. PTK berfokus pada pemecahan masalah praktis bukan masalah teoretis.

d. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

1 Indra Nanda | Hasan Sayfullah, dkk, penelitian Tindakan kelas, (Indramayu: CV. Adanu Abimata,2021), hal 456.

(7)

4

e. Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan (action).

f. PTK dilakukan hanya apabila; ada keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan; bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru; alasan pokok ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan; dan bertujuan memperoleh pengetahuan dan atau sebagai upaya pemecahan masalah.

PTK dapat dilakukan secara kolaboratif, baik sesama guru, guru-dosen, guru widyaiswara, ataupun guru-peneliti lain. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranan dan tugas guru dengan peneliti. Dalam PTK kolaboratif, kedudukan peneliti setara dengan guru dalam arti masing-masing mempunyai peran serta tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Peran kolaborasi turut menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan penelitian (tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan hasil. Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru.

Untuk itu guru harus mampu melakukan pengamatan diri secara obyektif agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar. Melalui PTK, guru sebagai peneliti dapat: mengkaji/ meneliti sendiri praktik pembelajarannya; melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya; mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat dipahami;

dan melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalismenya.2

C. MEMANDINGKAN KELEBIHAN DAN HAMBATAN/KEKURANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Kelebihan atau keunggulan PTK adalah sebagai berikut:

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual.

2. Kerangka kerjanya teratur.

3. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif.

4. Fleksibel dan adaptif.

5. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran.

6. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas.

2 Drs baedowi, M, Si. Guru pembelajar modul matematika sma,Jakarta tahun 2016 hal 15 16 17 18

(8)

5

7. Dapat digunakan meningkatkan kepekaan atau profesionalisme guru.

Sedangkan kekurangan atau kelemahan PTK adalah sebagai berikut:

1. Validitasnya masih sering disangsikan.

2. Tidak dimungkinkan melakukan generalisasi karena sampel sangat terbatas.

3. Peran guru yang ‘one man show’ bertindak sebagai pengajar dan sekaligus peneliti sering membuat dirinya menjadi sangat repot.3

D. MENJELASKAN PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Berikut digambarkan langkah-Iangkahnya:

1 Planning (Perencanaan)

Yang temasuk dalam kegiatan planning adalah sebagai berikut: Identifikasi masalah, perumusan masalah, dan analisis penyebab masalah dan pengembangan intervensi (action/ solution).

Identiflkasi Masalah. Identifikasi masalah merupakan tahap pertama dalam serangkaian tahap-tahap penelitian. Oleh sebab itu identifikasi masalah merupakan tahap kualitas masalah yang diteliti. Beberapa langkah berikut diikuti dengan saksama sebagai cara untuk menemukan masalah yang dapat didekati dengan CAR.

Masalah harus riil dan on-the job problem oriented, artinya masalah tersebut dibawah kewenangan seorang guru untuk memecahkan. Masalah itu juga datang dari pengamatan (pengalaman) seorang guru sendiri sehari-hari, bukan datang dari pengamatan orang lain. Masalah itu dilihat/ diamati/ dirasakan dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari. Sebagai contoh : menurut data kelas (sekolah) ditemukan bahwa (i) sebagian besar siswa (75%) tidak dapat menguasai keterampilan matematika dasar, (ii) mayoritas siswa (> 85%) tidak berminat belajar bahasa inggris. Masalah-masalah yang nyata (bukan imaginer), karena memang didukung dengan data-data empiris seperti data kelas, data sekolah observasi, dan catatan-catatan harian (journal/learning log).

Masalah harus problematik (artinya masalah tersebut perlu dipecahkan). Tidak semua masalah pendidikan (pembelajaran) yang nyata (riil) adalah masalah-masalah yang problematik, sebab : (i) pemecahan masalah tersebut kurang rnendapat dukungan literatur/

3 Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. INDEKS.

(9)

6

sarana-prasarana/ biroklaris, (ii) pemecahan masalah belum mendesak dilaksanakan, dan (iii) ternyata guru tidak mempunyai wewenang penuh untuk memecahkan. Sebagai contoh:

mayoritas siswa tidak dapat membaca buku teks bahasa Indonesia dapat merupakan maaslah yang kurang problematik bagi seorang guru biologi. Masalah ini lebih merupakan tanggung jawab (kewenangan) seorang guru bahasa Indonesia.

Masalah harus memberi manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah tersebut akan memberi manfaat yang jelas/ nyata. Untuk itu, pilihlah masalah-rnasalah riset yang memiliki asas manfaat secara jelas. Untuk apa, yang akan terjadi, bila masalah tersebut dilontarkan beberapa pertanyaan sebagai berikut: (i) apa yang akan terjadi bila masalah tersebut dipecahkan?, (ii) resiko apa yang paling jelek bila masalah tersebut tidak segera dipecahkan? dan (iii) tujuan pendidikan yang mana yang tidak tercapai, bila masalah tersebut tidak segera dipecahkan? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membimbing pada penemuan masalah-masalah riset yang mendesak untuk dipecahkan.

Masalah riset CAR harus dapat dipecahkan/ ditangani. Bila dilihat dari sumber daya peneliti (waktu, dana, minggu efektif semester, dukungan birokrasi, dan seterusnya) masalah tersebut dapat dipecahkan. Dengan kata lain, tidak semua riset yang sudah riil problematik dan manfaatnya jelas, selalu feasible. Untuk itu, harus dipilih masalah- masalah yang feasible dengan pertimbangan faktor-faktor pendukung di atas.

Identifikasi masalah dan analisis penyebab masalah. Segera setelah teridentifikasi, masalah dapat dirumuskan ke dalam kalimat pernyataan sehingga terdapat aspek-aspek (what, when, who, where, why, how much).

Analisis penyebab masalah (probable causes) merupakan langkah kedua planning yang penting dilakukan. Setelah mendapatkan masalah riil, problematik, bermanfaat dan feasible, langkah selanjutnya adalah identifikasi penyebab masalah. Melalui brainstorming (secara kolaboratif), analisis penyebab munculnya masalah dapat dijabarkan dengan mudah. Dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut, suatu tindakan (alternative soluting/action) dapat dikembangkan. Untuk memastikan akar penyebab masalah tersebut, beberapa cara koleksi data diterapkan, misalnya: (a) mengembangkan angket, (b) mewancarai siswa, dan (c) melakukan observasi langsung di kelas.

2 Cting (Melakukan Tindakan)

(10)

7

Action (intervensi) tersebut kemudian dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah. Langkah-langkah praktis tindakan. Pada saat pelaksanaan ini (acting), guru harus mengambil peran dalam pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agen of change bagi diri dan kelas. Kelas diciptakan sebagai komunitas belajar (learnning community) daripada laboratorium tindakan. Jadi, cara-cara empiris membagi kelas menjadi kelompok kontrol dan treatment harus dihindarkan.

Selama melaksanakan tindakan guru sebagai pelaksana intervensi tindakan mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat. Untuk itu kekurangan atau kelemahan yang dilakukan guru pelaksana tindakan harus menyikapi secara positif tentang apa yang akan disarnpaikan oleh teman sejawat demi perbaikan pembelajaran yang dilakukan. Pengamat dapat menggunakan angket atau ceklist guna merekam kejadian yang muncul pada waktu tindakan intervensi dilaksanakan.

3 Observing (Pengumpulan Data)

Observating adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh mana efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu intervensi (action terus dimonitor secara reflektif). Data kuantitatif tetang kemajuan siswa (nilai) dan data kualitatif (minat / suasana kelas) perlu dikumpulkan. Langkah ini, peneliti rnenguraikan jenis-jenis data dikumpulkan, cara pengumpulan data dan alat koleksi data (angket/

wawancara/ observasi, dan lain-lain) tentang fenomena kelas yang dibuat siswa dan guru merupakan informasi yang berharga.

Untuk mendapatkan data yang baik perlu disusun instrumen yang baik (artinya instrumen yang valid dan reliabel). Instrumen yang valid adalah instrumen yang mampu secara tepat mengukur apa yang hendak diukur. Kalau login mengukur minat siswa dalarn mengikuti pelajaran bahasa Inggris, harus disiapkan instrumen yang marnpu mengukur motivasi, bukan mengukur kecerdasan atau Pendapat siswa. Peneliti tindakan kelas harus selalu hati-hati dengan data, dan harus yakin bahwa data yang dikumpulkan adalah data yang baik (valid).

Reliabilitas menyangkut akurasi dan konsistensi alat pengumpul data. Jika instrumen tidak konsisten (berubah-ubah), maka instrumen tersebut tidak dapat dipercaya, Misalnya: penggunaan alat tes standar kemampuan akademik yang dipakai hari ini tidak akan berubah jika dipakai minggu berikutnya. Skor (nilai) kelompok siswa yang menjawab tes tersebut tidak akan berbeda jauh. Nilai kelompok siswa yang sama yang menjawab soal-soal yang sama hari ini dan minggu dengan cenderung tidak akan berbeda jauh. Oleh

(11)

8

sebab itu, peneliti tindakan kelas diharapkan terus mengingat kedua konsep tersebut kalau dalam pengumpulan datanya menggunakan instrumen.

Dalarn penelitian tindakan kelas dikenal pula apa yang disebut practical validity/

reliability, artinya sepanjang anggota kelompok action research memutuskan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, maka dapat digunakan. Dengan dernikian, kepercayaan suatu hasil penelitian tindakan benar-benar dibangun oleh kualitas proses kolaborasi oleh masing-masing anggota kelompok.

Sumber data. Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat. Seorang guru/ peneliti ingin mengungkap masalah minat untuk meneruskan sekolah sesudah lulus, data diambil dari guru konselor, atau data dokumen yang ada di staf administrasi. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa guru/ peneliti tersebut kurang tepat dalam menentukan sumber data. Siapa/ apa yang dapat dijadikan sumber data yang tepat? Kalau akan mengungkap minat yang tepat langsung ke siswa, bukan ke yang lain.

Ada beberapa sumber data yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian tindakan kelas di samping siswa, yaitu: buku harian, dokumen (catatan tentang hasil belajar), learning logs, journals, foto, laporan pengamatan, hasil angket dan tes hasil belajar. Maka, untuk menetapkan sumber data dalam penelitian harus dipikirkan rnasak-masak siapa/ apa yang akan dijadikan sumber data.

4 Analisis

Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Walaupun data yang telah dikumpulkan lengkap dan valid, kalau peneliti tidak mampu menganalisis tidak mempunyai nilai ilmiah yang dapat digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Kegiatan pengurnpulan data yang sudah benar dan tepat dapat merupakan jantungnya penelitian tindakan, sedang analisis data yang akan memberi kehidupan dalam kegiatan penelitian. Untuk itu seorang peneliti perlu memahami teknik analisis data yang tepat, agar manfaat penelitiannya mempunyai nilai ilmiah yang tinggi.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada 2 jenis data yang telah dapat dikumpulkan peneliti: (a) data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Peneliti menggunakan cara analisis statistik deskriptif. Misalnya mencari nilai rerata, persentase keberhasilan belajar dst. (b) data kualitatif yaitu data yang berupa informasi wujud kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), tentang pandangan sikap siswa tehadap jenis metode belajar yang baru (afektif), tentang aktifitas siswa mengikuti

(12)

9

pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif.

Statistik dekriptif bertugas untuk memberikan upaya dan usaha melihat tentang karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase dan menyajikan data dalam bentuk-bentuk penyajian yang sangat, menarik mudah dibaca dan mudah diikuti alur berpikirnya (grafik, tabel, chart). Yang lebih penting lagi adalah statistik dapat digunakan untuk memaknakan data statistik kelas. Untuk data kualitatif yang berupa: hasil wawancara, hasil pengamatan, berbagai isi journal hasil angket/ kuestioner, peneliti tindakan kelas umumnya melakukan proses tabulasi data untuk mengorganisir data.

Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, rnenggolonggolongkan, menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok: (1) tema apa yang dapat ditemakan pada data ini, (2) seberapa jauh datanya dapat menyokong tema/arah/ tujuan penelitiannya. Misalnya diperoleh simpulan bahwa terdapat peningkatan aktifitas belajar, dan perhatian siswa. Hal ini diwujudkan adanya data dari hasil wawancara serta observasi di kelas, dengan banyaknya anak yang bertanya secara tepat dan terarah.

5 Reflekting

Reflekting/Reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi (i) pada siswa, (ii) suasana kelas, (iii) guru. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan sejauh mana (to what extent) intervensi/ tindakan telah menghasilkan perubahan secara signifikan/

meyakinkan. Kolaborasi dengan rekan guru (temasuk para ahli) akan memakan peran sentral dalam memutuskan nilai keberhasilan (seberapa jauh tindakan telah membawa perubahan: apa/ di mana perubahan terjadi, mengapa demikian apa kelebihan/ kekurangan, langkahlangkah penyempurnaan dan sebagainya).

Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Hal ini kalau ditemukan cara atau strateginya maka diperlukan menyusun rencana untuk melaksanakan tindakan/siklus berikutnya. Dari siklus ini diharapkan merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya. Tahapan pada siklus perlu direncanakan seperti pada siklus-siklus sebelumnya.

(13)

10 AKHIR TINDAKAN

Jika penelitian sudah dianggap selesai maka peneliti perlu menyusun laporan penelitian. Yang perlu ditulis pada laporan setidaknya menyangkut aspek yang berkaitan dengan: (1) setting yang memberi gambaran tentang kondisi lapangan/kelas tempat penelitian dilakukan, disertai penjelasan adanya perbedaan antara model pembelajaran yang biasa dilakukan dengan model yang sedang dilaksanakan lewat penelitian tindakan kelas, (2) penjelasan hasil pelaksanaan tiap siklus dengan data lengkap hasil pengamatan disertai hasil refleksinya. Data yang disajikan merupakan potret dari semua kejadian selama tindakan pada siklus tertentu berlangsung, dengan berbagai jenis metode dan instrumen yang digunakan. Data dapat disampaikan dengan tabel/grafik disertai diskripsi dan ulasan selengkap mungkin. (3) Sesudah semua siklus dijelaskan baru dianalisis dengan memperhatikan dari hasil keseluruhan siklus. Langkah ini yang sering dinamakan pembahasan. Pada bagian ini akan dapat diperolah gambaran secara menyeluruh dengan diberikan data lengkap. Hasil pengamatan dari siklus ke siklus dapat disusun kedalam grafik/tabel dengan diberikan ulasan terhadap perubahan/perbaikan akibat tindakan yang dilakukan.

Untuk itulah, disarankan peneliti responsif terhadap perubahan yang berkembang di kelas. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa dipotret (disajikan sebagai bukti), seperti. Hasil belajar harian/tengah semester/ semester, perhatian dan motivasi terhadap pelajaran, portofolio (catatan-catatan tentang hasil prestasi murid), perubahan sikap, keberanian bertanya, sampel hasil kerja siswa dan guru, dan foto-foto aktivitas siswa. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri guru sebagai peneliti, seperti.

Peningkatan pengetahuan pengelolaan kelas, kepercayaan diri, peningkatan ketrampilan, pemahaman terhadap berbagai model pembelajaran, dan kemampuan mendeteksi perubahan akibat tindakan.

Suasana perubahan pada atmosfer kelas juga disajikan, seperti suasana kelas yang mendorong pembelajaran, penampilan kelas menyajikan tayangan hasil siswa, suasana kelas yang lebih akrab (unhostile classroom enviroment), perhatian siswa, sikap terhadap model pembelajaran yang baru disampaikan dan seterusnya.

Masalah akar penyebab (the most probable cause) dirasakan kurang pas, peneliti dapat mengulangi lagi mencari penyebab dan kemudian mengembangkan bentuk intervensi. Yang penting bahwa action reserch berorientasi pada improvement yang sering kali jalannya berkelok-kelok, akan diakhiri kepuasan hasil kerjanya, dan mampu

(14)

11

mengembangkan proses pembelajaran di kelas, dan akan diikuti oleh peningkatan prestasi belajar siswa. Karena itu perlu memperhatikan variabel yang diperkirakan mempengaruhi prestasi belajar siswa, sebatas peneliti/guru marnpu mendeteksi serta menemukan data pendukungnya. Setiap tahun yang dihadapi para guru dikelas selalu berubah, maka permasalahan yang dihadapi juga akan berbeda-beda. Untuk itulah maka perlu selalu berusaha mencari cara/model untuk mengatasi lewat kegiatan penelitian.4

E. MEMBERIKAN CONTOH DARI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

“Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Ketertiban dan Keadilan pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Surakarta

Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020.”

Contoh judul di atas menggunakan acuan cara merumuskan judul yang pertama. Dapat diamati bahwa aspek tindakan kelas ditulis di bagian awal, yakni “penerapan model pembelajaran kontekstual”. Sedangkan permasalahan PTK dituliskan di bagian akhir, yakni “siswa kelas XI SMA Negeri 10 Surakarta semester gasal tahun pelajaran 2019/2020”.5

4 Dwi Susilowati, PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SOLUSI ALTERNATIF PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN, Vol. 02, No. 01, Edunomika, Februari 2018, hal. 41-46.

5 Dr. Sutoyo, Teknik Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” (Kota Surakarta: Penerbit UNISRI Press, 2020), hlm. 7.

(15)

12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan program Pendidikan di sekolah). Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranan dan tugas guru dengan peneliti. Dalam PTK kolaboratif, kedudukan peneliti setara dengan guru dalam arti masing-masing mempunyai peran serta tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Peran kolaborasi turut menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan penelitian (tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan hasil. Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru.

Untuk itu guru harus mampu melakukan pengamatan diri secara obyektif agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar. Melalui PTK, guru sebagai peneliti dapat: mengkaji/ meneliti sendiri praktik pembelajarannya; melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya; mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat dipahami; dan melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalismenya.

(16)

13

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Susilowati, PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SOLUSI ALTERNATIF PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN, Vol. 02, No. 01, Edunomika, Februari 2018.

Dr. Sutoyo, Teknik Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” (Kota Surakarta:

Penerbit UNISRI Press, 2020).

Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT. INDEKS.

Drs baedowi, M, Si. Guru pembelajar modul matematika sma, Jakarta tahun 2016

Indra Nanda | Hasan Sayfullah, dkk, penelitian Tindakan kelas, (Indramayu: CV. Adanu Abimata,2021).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan Classroom Action Research (CAR) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan subjek

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaborasi antara guru matematika dan

PTK/CAR adalah: Penelitian tindakan/action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Dapat bersifat individual maupun kolaboratif. Menemukan masalah dengan: 1)

Abstrak: Workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada guru-guru SDN 1 Gunung Terang Langkapura bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penelitian tindakan kelas

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaborasi antara guru matematika dan

Penerapan Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas PTK adalah suatu penelitian yang perlu dibiasakan oleh guru-guru, karena melalui penelitian tindakan kelas akan ada perbaikan dan

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Memahami

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian tindakan maupun refleksi bersama guru kolaborator, Penelitian Tindakan Kelas PTK untuk meningkatkan prestasi belajar matematika