• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN JANUARI 2016 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,53 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN JANUARI 2016 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,53 PERSEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

No. 06/02/34/Th.XVIII, 1 Februari 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

:

B

ULAN

J

ANUARI

2016

K

OTA

Y

OGYAKARTA

I

NFLASI

0,53

P

ERSEN

A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Januari 2016 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada Januari 2016, di Kota Yogyakarta terjadi inflasi 0,53 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 120,45 pada Desember 2015 menjadi 121,09 pada Januari 2015. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari 2016 terhadap Desember 2015) 2016 sebesar 0,53 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Januari 2016 terhadap Januari 2015) sebesar 3,50 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya lima indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan naik 3,06 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,39 persen; kelompok sandang naik 0,57 persen; kelompok kesehatan naik 0,39 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,07 persen, sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar turun 0,17 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,79 persen.

Kota Yogyakarta pada Bulan Januari 2016 mengalami inflasi sebesar 0,53 persen. Inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Januari ini, lima kelompok pengeluaran mengalami kenaikan angka indeks, yaitu kelompok bahan makanan naik 3,06 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,39 persen; kelompok sandang naik 0,57 persen; kelompok kesehatan naik 0,39 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,07 persen, sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar turun 0,17 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,79 persen.

 Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 75 kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,82 persen, diikuti oleh Kota Kendari dan Kota Makasar sebesar 1,49 persen dan 1,36 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Padang sebesar 0,02 persen, diikuti oleh Kota Singkawang sebesar 0,13 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di Kota Gorontalo dan Kota Palu masing-masing sebesar 0,58 persen dan 0,41 persen.

 Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi di antaranya adalah daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, kelapa, tukang bukan mandor, dan pasir, sedangkan komoditas yang menghambat inflasi adalah tarip listrik, bensin, kacang panjang, buncis, dan brokoli.

 Laju inflasi tahun kalender 2016 (Januari 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 0,53 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Januari 2016 terhadap Januari 2015) sebesar 3,50 persen.

(2)

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi di antaranya: daging ayam ras naik 15,33 persen dengan memberikan andil sebesar 0,15 persen; bawang merah naik 20,09 persen dengan memberikan andil sebesar 0,08 persen; bawang putih naik 17,77 persen dengan memberikan andil sebesar 0,06 persen; kelapa dan tukang bukan mandor naik 15,41 persen dan 2,43 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,05 persen; pasir, telur ayam ras dan upah pembantu RT naik 5,28 persen, 5,64 persen, dan 1,79 persen dengan masing-masing memberikan andil 0,04 persen; kentang, beras, cabai merah, jeruk, dan rokok filter naik 31,50 persen, 0,92 persen, 17,75 persen, 5,99 persen, dan 1,.84 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,03 persen; gudeg dan tomat sayur naik 2,70 persen dan 21,12 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; ikan keranjang, cabai rawit, mie kering instant, melon, minuman ringan, daging sapi, biaya administrasi kartu ATM, parfum, alpukat, batu bata/batu tela, tomat buah, wortel, rokok kretek, bayam, dan nila naik 8,20 persen, 14,46 persen, 2,37 persen, 10,61 persen, 6,94 persen, 0,83 persen, 7,02 persen, 2,60 persen, 13,54 persen, 1,13 persen, 19,86 persen, 3,65 persen, 0,76 persen, 4,48 persen, dan 5,01 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Gambar 1

Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Januari 2015 – Januari 2016

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi di antaranya tarip listrik tururn 3,87 persen dengan memberikan andil sebesar -0,18 persen; bensin turun 3,67 persen dengan memeberikan andil sebesar -0,14 persen; kacang panjang turun 23,75 dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; buncis turun 26,91 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen; brokoli, solar, labu siam/jipang, ketimun, dan sawi hijau turun 11,37 persen, 13,64 persen , 12,20 persen, 15,69 persen, dan 11,94 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen. 0,13 -0,40 0,15 0,38 0,36 0,35 0,63 0,33 0,04 0,01 0,13 0,96 0,53 -0,24 -0,36 0,17 0,36 0,50 0,54 0,93 0,39 -0,05 -0,08 0,21 0,96

Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Ags-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16

Yogyakarta Nasional

(3)

Tabel 1

Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Januari 2016

Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi Persentase

[1] [2]

Umum 0,53

1. Bahan makanan 0,58

2. Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau 0,07

3. Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar -0,05

4. Sandang 0,03

5. Kesehatan 0,03

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,01

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,13

Tabel 2

IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Januari 2016 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran I H K ( 2012=100 ) Inflasi Januari 2015 *) Laju Inflasi Tahun 2015 **) Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***) Januari 2015 Desember 2015 Januari 2016 (1) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 116,99 120,45 121,09 0,53 0,53 3,50 1. Bahan Makanan 129,51 132,82 136,89 3,06 3,06 5,70

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 115,44 120,61 121,08 0,39 0,39 4,89

3. Perumahan 117,70 121,62 121,41 -0,17 -0,17 3,15

4. Sandang 107,65 113,11 113,76 0,57 0,57 5,68

5. Kesehatan 110,49 114,76 115,21 0,39 0,39 4,27

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 105,81 107,08 107,16 0,07 0,07 1,28 7. Transpor dan Komunikasi 116,92 118,44 117,51 -0,79 -0,79 0,50

(4)

Gambar 2

Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Januari 2016 menurut Kelompok Pengeluaran

B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK

PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Pada Bulan Januari 2016 kelompok bahan makanan mengalami kenaikan angka indeks sebesar 3,06 persen, sehingga besaran angka indeks menjadi 136,89, relatif lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai 132,82. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, sepuluh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yakni sub kelompok padi padian, umbi umbian dan hasilnya naik 1,06 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya naik 4,97 persen; sub kelompok ikan segar naik 1,04 persen; sub kelompok ikan diawetkan naik 3,89 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya naik 1,44 persen; sub kelompok kacang-kacangan naik 0,15 persen; sub kelompok buah-buahan naik 3,27 persen; kelompok bumbu-bumbuan naik 12,08 persen; sub kelompok lemak dan minyak naik 4,69 persen; dan sub kelompok bahan makanan lainnya naik 0,90 persen, sebaliknya sub kelompok sayur-sayuran turun 0,31 persen.

Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi, antara lain daging ayam ras naik 15,33 persen dengan memberikan andil sebesar 0,15 persen; bawang merah naik 20,09 persen dengan memberikan andil sebesar 0,08 persen; bawang putih naik 17,77 persen dengan memberikan andil sebesar 0,06 persen; kelapa naik 15,41 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; telur ayam ras naik 5,64 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; kentang, beras, cabai merah, dan jeruk naik 31,50 persen, 0,92 persen, 17,75 persen, dan 5,99 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,03 persen; tomat sayur naik 21,12 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; ikan keranjang, cabai rawit, mie kering instant, melon, daging sapi, alpukat, tomat buah, wortel, bayam, dan nila naik 8,20 persen, 14,46 persen, 2,37 persen, 10,61 persen, 0,83 persen, 13,54 persen, 19,86 persen, 3,65 persen, 4,48 persen, dan 5,01 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga menahan

0,53 3,06 0,39 -0,17 0,57 0,39 0,07 -0,79 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 P e r s e n Umum Bahan Makanan Mak. Jadi,Min, Rok & Temb

PerumahanSandang KesehatanPendidikanTranspor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan

(5)

persen, buncis turun 26,91 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen; brokoli, labu siam/jipang, ketimun, dan sawi hijau turun 11,37 persen, 12,20 persen, 15,69 persen, dan 11,94 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Pada bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,39 persen dengan angka indeks sebesar 121,08, lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 120,61.

Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik 0,18 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik 0,51 persen; dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik 1,01 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menambah terjadinya inflasi pada kelompok ini di antaranya adalah rokok kretek filter naik 1,84 persen dengan memberikan andil sebesar 0,03 persen; gudeg naik 2,70 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; minuman ringan dan rokok kretek naik 6,94 persen dan 0,76 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil menahan terjadinya inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah kacang kulit turun 0,14 persen.

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,17 persen, dengan angka indeksnya mencapai 121,41, lebih rendah dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 121,62. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,74 persen; sub kelompok perlengkapan rumahtangga naik 0,49 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik 1,21 persen, sebaliknya sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air turun 2,15 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi di antaranya tukang bukan mandor naik 2,43 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; pasir dan upah pembentu rumahtangga naik 5,28 persen dan 1,79 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,04 persen; batu bata/ batu tela naik 1,13 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah tarip listrik turun 3,87 persen dengan memberikan andil sebesar -0,18 persen; pipa paralon, cat tembok, bahan bakar rumah tangga keramik, dan paku turun 5,96 perse, 1,23 persen, 0,09 persen, 0,35 persen, dan 2,01 persen.

4.

Sandang

Kelompok sandang pada Bulan Januari 2016 mengalami inflasi sebesar 0,57 persen dengan angka indeks sebesar 113,76, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 113,11. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik 0,65 persen; sub kelompok sandang wanita naik

(6)

0,07 persen; sub kelompok sandang anak-anak naik 1,01 persen; dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya naik 0,65 persen.

Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga pada kelompok pengeluaran ini, di antaranya emas perhiasan, celana panjang jeans laki-laki dewasa, celana pendek, celana panjang jeans anak-anak, dan pembalut wanita naik 0,72 persen, 2,26 persen, 8,18 persen, 4,12 persen dan 0,82 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga, sehingga memberikan andil menahan laju inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah baju muslim wanita, sepatu wanita, kemeja panjang katuan pria, dan baju anak stelan turun 1,22 persem, 0,66 persen, 0,52 persen, dan 0,13 persen.

5.

Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Bulan Januari 2016 ini mengalami inflasi sebesar 0,39 persen. Angka indeks kelompok ini tercacat 115,21, lebih tinggi dibanding angka indeks bulan sebelumnya yang mencapai 114,76. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok jasa kesehatan naik 0,25 persen; sub kelompok obat-obatan naik 0,20 persen; sub kelompok jasa perawatan jasmani naik 0,41 persen; dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,71 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini di antaranya parfum naik 2,60 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen; dokter umum, pasta gigi, shampo, vitamin, dan tarip laboratorium naik 0,96 persen, 1,29 persen, 0,68 persen, 1,06 persen dan 3,02 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah kapas turun 0,91 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan Januari 2016 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dengan angka indeks sebesar 107,16 lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 107,08.

Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok kursus-kursus/pelatihan naik 0,22 persen; sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan naik 0,12 persen; dan sub kelompok rekreasi naik 0,18 persen. Dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan; dan sub kelompok olahraga angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Januari 2016 yaitu: sepeda anak, kursus komputer, biaya foto copy, buku tulis bergaris, televisi berwarna naik 1,71 persen, 3,14 persen, 1,71 persen, 0,89 persen, dan 0,32 persen. Sebaliknya komoditas yang dapat menahan terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah pensil hitam, kamera, pulpen/bollpoint, playstation, dan laptot/notebook turun 3,21 persen, 0,77 persen, 0,74 persen, 0,42 persen, dan 0,03 persen.

7.

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan Januari 2016 sebesar 117,51, lebih rendah dari angka indeks bulan lalu yang mencapai 118,44. Pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok sarana dan penunjang transpor naik 0,14 persen; dan sub kelompok jasa keuangan naik 3,08 persen. Sub kelompok transpor turun 1,25 persen, sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

(7)

Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini, sehingga memberikan andil terjadinya inflasi yaitu biaya administrasi kartu ATM naik 7,02 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen; kendaraan carter/rental, cuci kendaraan, bahan pelumas/oli, sepeda dan ban dalam motor naik 0,72 persen, 3,51 persen, 0,77 persen, 0,88 persen, dan 2,18 persen.

Komoditas yang dapat menahan terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah bensin turun 3,67 persen dengan memberikan andil sebesar -0,14 persen dan solar turun 13,64 persen dengan memberikan andil sebesar -0,01 persen.

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan Desember 2015 dan Januari 2016, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100)

KODE KELOMPOK / SUB KELOMPOK

IHK Inflasi Januari 2015 (%) ANDIL INFLASI Januari 2016 Desember 2015 [1] [2] [3] [4] [5] [6] 00000 UMUM 121,09 120,45 0,53 0,53 10000 BAHAN MAKANAN 136,89 132,82 3,06 0,58

10100 Padi-padian,umbi2-an & hasilnya 123,21 121,92 1,06 0,04

10200 Daging dan hasil-hasilnya 150,07 142,96 4,97 0,16

10300 Ikan Segar 140,37 138,93 1,04 0,01 10400 Ikan Diawetkan 157,95 152,03 3,89 0,02 10500 Telur,susu,dan hasil-hasilnya 133,50 131,60 1,44 0,04 10600 Sayur-sayuran 145,93 146,38 -0,31 0,00 10700 Kacang-kacan Gan 127,49 127,30 0,15 0,00 10800 Buah-buahan 144,92 140,33 3,27 0,06 10900 Bumbu-bumbuan 165,76 147,90 12,08 0,18

11000 Lemak dan minyak 112,52 107,48 4,69 0,06

11100 Bahan makanan lainnya 134,36 133,16 0,90 0,00

20000 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 121,08 120,61 0,39 0,07

20100 Makanan jadi 121,53 121,31 0,18 0,02

20200 Minuman yang tdk beralkohol 116,72 116,13 0,51 0,01

20300 Tembakau dan minuman beralkohol 123,41 122,17 1,01 0,03

30000 PERUMAHAN 121,41 121,62 -0,17 -0,05

30100 Biaya tempat tinggal 114,96 114,12 0,74 0,09

30200 Bh,bakar,penerangan dan air 137,12 140,13 -2,15 -0,18

30300 Perlengkapan Rumahtangga 109,77 109,23 0,49 0,01 30400 Penyelenggaraan Rumahtangga 117,40 116,00 1,21 0,04 40000 SANDANG 113,76 113,11 0,57 0,03 40100 Sandang laki-laki 120,37 119,59 0,65 0,01 40200 Sandang wanita 112,82 112,74 0,07 0,00 40300 Sandang anak-anak 116,63 115,46 1,01 0,01

40400 Barang pribadi dan lainnya 105,09 104,41 0,65 0,01

50000 KESEHATAN 115,21 114,76 0,39 0,03

50100 Jasa kesehatan 114,04 113,76 0,25 0,01

50200 Obat-obatan 110,91 110,69 0,20 0,00

50300 Jasa Perawatan Jasmani 109,83 109,38 0,41 0,00

50400 Perawatan jasmani & kosmetika 120,59 119,74 0,71 0,01

60000 PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA 107,16 107,08 0,07 0,01 60100 Jasa Pendidikan 105,37 105,37 0,00 0,00 60200 Kursus-kursus/Pelatihan 124,28 124,01 0,22 0,00 60300 Perlengkapan/peralatan pendidikan 103,06 102,94 0,12 0,00 60400 Rekreasi 109,25 109,05 0,18 0,00 60500 Olahraga 113,72 113,72 0,00 0,00

70000 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 117,51 118,44 -0,79 -0,13

70100 Transpor 126,46 128,06 -1,25 -0,14

70200 Komunikasi dan pengiriman 98,57 98,57 0,00 0,00

70300 Sarana & penunjang transport 110,82 110,66 0,14 0,00

(8)

C. INFLASI MENURUT KOMPONEN JANUARI 2016

Komponen inti pada bulan Januari 2016 mengalami inflasi 0,41 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 114,04 pada Desember 2015 menjadi 114,51 pada Januari 2016, komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami deflasi 1,56 persen, dan komponen bergejolak mengalami inflasi 3,58 persen.

Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak untuk tahun kalender 2016 sama dengan inflasi komponen pada Januari 2016 yaitu masing-masing sebesar 0,41 persen, -1,56 persen, dan 3,56 persen, sedangkan inflasi dari tahun ke tahun (Januari 2016 terhadap Janauari 2015) masing-masing sebesar 3,67 persen, 0,85 persen, dan 6,13 persen.

. Tabel 4

Tingkat Inflasi Januari 2016, Inflasi Tahun Kalender 2016, dan Inflasi Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Komponen

Komponen

IHK IHK IHK Inflasi Andil Laju Inflasi Laju Inflasi

Januari Desember Januari Januari Inflasi Tahun Kalender Tahun ke

2015 2015 2016 2016 (%) 2016 Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Umum 116,99 120,45 121,09 0,53 0,53 0,53 3,50 I Inti 110,46 114,04 114,51 0,41 0,27 0,41 3,67 II Diatur Pemerintah 133,38 136,65 134,51 -1,56 -0,30 -1,56 0,85 III Bergejolak 128,84 132,01 136,74 3,58 0,56 3,58 6,13

Tiga kelompok komponen pada Januari 2016 memberikan sumbangan inflasi terhadap Yogyakarta yaitu: komponen inti 0,27 persen, komponen harga yang diatur pemerintah -0,30, dan komponen bergejolak memberikan andil 0,56 persen.

Gambar 3

Inflasi November dan Januari 2016 Menurut kelompok Komponen

-2,00 0,00 2,00 4,00

Umum Inti Diatur Pemerintah Bergejolak

(9)

D. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA

Pada bulan Januari 2016 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 75 kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,82 persen, diikuti oleh Kota Kendari dan Kota Makasar dengan inflasi sebesar 1,49 persen dan 1,36 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di kota Padang sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Singkawang sebesar 0,13 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di Kota Gorontalo dan Kota Palu masing-masing sebesar 0,58 persen dan 0,41 persen.

Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, 22 kota IHK mengalami inflasi dan 1 kota IHK mengalami deflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,82 persen diikuti oleh Kota Pangkal Pinang dan Tanjung Pinang masing-masing sebesar 0,93 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Padang sebesar 0,02 persen diikuti Kota Pekanbaru sebesar 0,25 persen. Sebaliknya Kota Tanjung Pandan mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.

Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, semua kota IHK mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,93 persen diikuti Kota Serang dan Kota Tangerang masing - masing sebesar 0,90 persen dan 0,89 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota DKI Jakarta sebesar 0,24 persen, diikuti Kota Bekasi sebesar 0,37 persen dan Kota Semarang sebesar 0,39 persen.

Untuk wilayah Sulawesi, dari 11 kota IHK, 7 kota IHK mengalamiI inflasi dan 4 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari diikuti Kota Makasar masing-masing sebesar 1,49 persen dan 1,36 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Bulukumba sebesar 0,46 persen, Sebaliknya Kota Gorontalo dan Kota Palu mengalami deflasi yaitu masing – masing sebesar 0,58 persen dan 0,41 persen. Diikuti Kota Manado dan Mamuju masing-masing sebesar 0,18 persen dan 0,06 persen. Untuk wilayah Kalimantan, dari 9 kota IHK, 7 kota IHK mengalami inflasi, dan 2 Kota IHK mengalami deflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Tarakan sebesar 0,82 persen, diikuti Kota Sampit sebesar 0,70 persen, sebaliknya Kota Balikpapan dan Kota Tanjung mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,19 persen.

Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Kota Bima sebesar 1,29 persen, diikuti Kota Merauke sebesar 1,12 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Ambon sebesar 0,28 persen, diikuti Kota Tual sebesar 0,29 persen.

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Januari 2016 di 82 kota

No Kota IHK Inflasi No Kota IHK Inflasi

[1] [2] [3] [4] [1] [2] [3] [4]

1 MEULABOH 121,82 0,46 42 KEDIRI 121,56 0,47

2 BANDA ACEH 117,01 0,61 43 MALANG 123,84 0,58

3 LHOKSEUMAWE 118,65 0,29 44 PROBOLINGGO 121,74 0,42

4 SIBOLGA 125,64 1,82 45 MADIUN 120,63 0,49

5 PEMATANG SIANTAR 126,63 0,44 46 SURABAYA 122,74 0,73

6 MEDAN 125,83 0,91 47 TANGERANG 131,32 0,89

7 PADANG SIDEMPUAN 121,09 0,72 48 CILEGON 126,64 0,76

8 PADANG 127,12 0,02 49 SERANG 129,98 0,90

9 BUKIT TINGGI 121,88 0,30 50 SINGARAJA 130,53 1,03

10 TEMBILAHAN 127,21 0,47 51 DENPASAR 120,16 0,49

11 PEKAN BARU 123,11 0,25 52 MATARAM 122,64 1,11

12 DUMAI 123,55 0,65 53 BIMA 126,84 1,29

13 BUNGO 121,54 0,78 54 MAUMERE 118,09 0,42

14 JAMBI 122,20 0,42 55 KUPANG 127,14 0,78

15 PALEMBANG 120,91 0,32 56 PONTIANAK 130,23 0,36

16 LUBUK LINGGAU 121,10 0,49 57 SINGKAWANG 122,54 0,13

17 BENGKULU 129,46 0,67 58 SAMPIT 124,81 0,70

18 BANDARLAMPUNG 124,22 0,26 59 PALANGKARAYA 121,24 0,17

19 METRO 131,12 0,64 60 TANJUNG 124,51 -0,19

20 TANJUNG PANDAN 127,91 -0,02 61 BANJARMASIN 122,40 0,49

21 PANGKAL PINANG 124,92 0,93 62 BALIKPAPAN 126,09 -0,21

22 BATAM 123,14 0,49 63 SAMARINDA 125,92 0,50

23 TANJUNG PINANG 123,41 0,93 64 TARAKAN 132,04 0,82

24 DKI JAKARTA 123,65 0,24 65 MANADO 124,98 -0,18

25 BOGOR 122,76 0,88 66 PALU 124,71 -0,41

26 SUKABUMI 122,78 0,67 67 BULUKUMBA 128,93 0,46

27 BANDUNG 122,36 0,53 68 WATAMPONE 119,08 0,50

28 CIREBON 119,53 0,50 69 MAKASAR 124,21 1,36

29 BEKASI 120,54 0,37 70 PARE - PARE 120,90 1,11

30 DEPOK 122,03 0,68 71 PALOPO 121,22 0,61

31 TASIKMALAYA 122,23 0,93 72 KENDARI 119,82 1,49

32 CILACAP 125,32 0,76 73 BAU - BAU 128,24 1,22

33 PURWOKERTO 121,00 0,57 74 GORONTALO 119,52 -0,58 34 KUDUS 128,80 0,44 75 MAMUJU 122,71 -0,06 35 SURAKARTA 120,45 0,52 76 AMBON 122,19 0,28 36 SEMARANG 122,25 0,39 77 TUAL 136,49 0,29 37 TEGAL 120,00 0,62 78 TERNATE 128,50 0,52 38 YOGYAKARTA 121,09 0,53 79 MANOKWARI 116,07 0,32 39 JEMBER 120,76 0,43 80 SORONG 124,57 1,11 40 BANYUWANGI 121,01 0,67 81 MERAUKE 132,51 1,12 41 SUMENEP 121,15 0,65 82 JAYAPURA 124,49 0,76 NASIONAL

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis

Proyek-proyek besar seperti gedung pencakar langit memerlukan fondasi yang kuat untuk menyangga beban yang besar di atasnya. Jika daya dukung tanah dilokasi

(1996) adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Sedangkan iklim kelas

Nilai moral “ sopan santun “ terdapat dalam film La Vie En Rose. Sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma – norma yang berlaku didalam masyarakat.

Penentuan proporsi tiap-tiap agregat (batu pecah, abu batu, dan pasir pantai) terhadap total agregat dilakukan dengan menggunakan Metode Diagonal berdasarkan data analisa

 Melaksanakan administrasi aktiva tetap dan penyusutan.  Mereview harga pokok dan proyek-proyek di Galangan maupun Cabang.  Monitoring, menyiapkan dan melaporakan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah dasar, (2) Kandungan nilai karakter gotong royong pada

ini ke dalam seni kriya dengan media kulit sebagai objek penerapan konsep tersebut. Kulit yang digunakan dalam penciptaan karya berupa kulit yang diolah dengan teknik