• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Swamedikasi Kasus Jerawat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Swamedikasi Kasus Jerawat"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM COMPOUNDING DISPENSING

MAKALAH SWAMEDIKASI PADA PASIEN

“ KULIT BERMINYAK, JERAWAT, DAN KOMEDO “

Di Susun Oleh:

NAFSIA BASIR (1620313338) NASYRAH MUSABAR (1620313339) NENITRI WAHYUNI (1620313340) NIA OKTAVIANI (1620313341) NORHALIFAH (1620313342)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

2016

(2)

“SWAMEDIKASI PENANGANAN KULIT BERMINYAK, JERAWAT, DAN KOMEDO”

I. Pendahuluan

Swamedikasi adalah Pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan

atau menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata. Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati diri sendiri, untuk meringankan penderitaan mereka sendiri atau sakit. Dasar hukumnya permekes No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun bukan berarti asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakitnya dan apoteker-lah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa memberikan informasi obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada lima komponen informasi yang yang diperlukan untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern, yaitu pengetahuan tentang kandungan aktif obat (isinya apa?), indikasi (untuk mengobati apa?), dosage (seberapa banyak? seberapa sering?), effek samping, dan kontra indikasi (siapa/ kondisi apa yang tidak boleh minum obat itu?).

Kriteria obat yang digunakan

Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep:

1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.

2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.

3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

(3)

4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia

5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri

Jenis obat yang digunakan 1. Tanpa resep dokter :

- obat bebas : tanda lingkaran hitam, dasar hijau - obat bebas terbatas : tanda lingkaran hitam, dasar biru

2. Obat Wajib Apotek (OWA) Merupakan obat keras tanpa resep dokter, tanda: lingkaran hitam, dasar merah

3. suplemen makanan

Faktor yang menyebabkan meningkatnya swamedikasi :  Perkembangan teknologi farmasi yang inovatif

 Jenis atau merek obat yang beredar telah diketahui atau dikenal masyarakat luas

 Berubahnya peraturan tentang obat atau farmasi  Kesadaran masyarakat akan pentingnya arti sehat  Pengaruh informasi atau iklan

 Kemudahan mendapatkan obat  Mahalnya biaya kesehatan

(4)

Dampak positifnya :

 Pencegahan maupun pengobatan yang lebih dini  Biaya yang lebih terjangkau dan cepat

Dampak negatifnya :

 Pengobatan yg kurang rasional

Aturan pemakaiannya, perlu diperhatikan :  Bagaimana cara memakainya

 Berapa jumlah yang digunakan sekali pakai  Berapa kali sehari

 Berapa lama pemakaiannya  Waktu pemakaian

Manfaat swamedikasi

Swamedikasi bermanfaat dalam pengobatan penyakit atau nyeri ringan, hanya jika dilakukan dengan benar dan rasional, berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang obat yang digunakan dan kemampuan nengenali penyakit atau gejala yang timbul. Swamedikasi secara serampangan bukan hanya suatu pemborosan, namun juga berbahaya.

II. Kasus

Seorang gadis berumur 18 tahun datang ke apotek, dengan keluhan jerawat batu, kulit memerah, sakit ketika disentuh, kulit berminyak dan terdapat banyak komedo. Sebagai seorang apoteker obat apa yang harus diberikan kepada gadis tersebut?

III. Pembahasan

1. Pengertian jerawat

Jerawat adalah kondisi kulit yang tidak normal disebabkan oleh gangguan produksi dari kelenjar minyak yang berlebihan. Kelebihan produksi kelenjar minyak ini akan menyebabkan penyumbatan pada saluran folikel rambut dan pada pori-pori kulit. Jerawat akan menyebabkan peradangan dimana kulit akan membengkak dan menjadi kemerah-merahan.

Jerawat atau yang dikenal dengan bahasa medis acne vulgaris merupakan penyakit yang terjadi akibat terganggunya aliran sebum oleh benda asing (sering dinamakan komedo) sehingga terbentuk pimple yang diikuti infeksi ringan. Jerawat biasanya terjadi di wajah, yaitu di dahi, pipi, dan hidung. Selain itu, jerawat juga terjadi di dada dan punggung. Pangkal

(5)

penyakit ini adalah adanya sebum yang banyak diproduksi. Jerawat biasanya muncul pada saat pubertas atau dewasa muda pada saat kelenjar tersebut mulai aktif. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan munculnya jerawat pada wajah seperti disebabkan karena penumpukan lemak yang disertai radang, keturunan, ras, makanan berlemak dan infeksi kuman yang membentuk kantong kecil dan kista. Yang tidak bisa dihindari adalah aktifitas hormon yang mendorong produksi minyak lebih dari biasanya sehingga memicu timbulnya jerawat.

2. Gejala dan tanda jerawat

Gejala dari jerawat sendiri bisa bermacam-macam tergantung dari tingkat keparahan jerawat yang dialami. Akan tetapi, beberapa gejala dan tanda yang umumnya sering dirasakan yaitu benjolan kecil yang berwarna kemerahan, kulit yang berminyak dengan bintik-bintik hitam dan putih (komedo) dan atau disertai peradangan, jerawat berbentuk kista dan bila pecah akan mengeluarkan nanah maupun darah, teras gatal serta terasa sakit apabila ditekan.

3. Faktor-faktor yang menpengaruhi timbulnya jerawat

Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan munculnya jerawat pada wajah, yaitu :

 Penumpukan lemak yang disertai radang  Makanan berlemak

 Infeksi kuman yang membentuk kantong kecil dan kista

 Aktifitas hormon yang mendorong produksi minyak lebih dari biasanya

4. Jenis-jenis jerawat

Jenis- jenis jerawat berdasarkan tingkat berat ringannya penyakit menurut terbagi menjadi 3 skala, yaitu

(6)

Meliputi komedo: whitehead (komedo tertutup) dan Blackhead (komedo terbuka). Whitehead (komedo tertutup) merupakan kelainan berupa bintil kecil dengan lubang kecil atau tanpa lubang karena sebum yang biasanya disertai bakteri menumpuk di folikel kulit dan tidak bisa keluar. Blackhead (komedo terbuka) merupakan perkembangan lebih lanjut dari komedo tertutup, terjadi ketika folikel terbuka di permukaan kulit sehingga sebum, yang mengandung pigmen kulit melanin, teroksidasi dan berubah menjadi coklat/hitam. Blackhead dapat berlangsung lama karena proses pengeringan komedo di permukaan kulit berlangsung lambat.

 Sedang

meliputi: papule, pustule dan nodule. Papel terjadi ketika dinding folikel rambut mengalami kerusakan atau pecah sehingga sel darah putih keluar dan terjadi inflamasi di lapisan dalam kulit. Papel berbentuk benjolan-benjolan lunak kemerahaan di kulit tanpa memiliki kepal. Pustule terjadi beberapa hari kemudian ketika sel darah putih keluar ke permukaan kulit. Pustel berbentuk benjolan merah dengan titik putih atau kuning di tengahnya yang mengandung sel darah putih.Nodule, Bila folikel pecah di dasarnya maka terjadi benjolan radang yang besar yang sakit bila disentuh. Nodus biasanya terjadi akibat rangsang peradangan oleh fragmen rambut yang berlangsung lama

 Berat

Meliputi abses dan sinus (akne kongloblata)

Abses kadang beberapa papel atau pustel mengalami pengelompokan dengan membentuk abses yang berwarna kemerahan, nyeri dan cenderung mengeluarkan bahan berupa campuran darah, nanah dan sebum. Pada proses penyembuhan kelainan ini meninggalkan jaring parut yang luas. Jenis jerawat paling berat (acne konglobata).Sering terdapat di lekukan samping hidung, hidung, rahang dan leher. Kelainan berupa garis linier dengan ukuran panjang bisa mencapai 10 cm dan

(7)

mengandung beberapa saluran sinus atau fistel yang menghubungkan sinus dengan permukaan kulit. Penyembuhan jerawat ini memakan waktu berbulan-bulan, bahkan tahun dan dapat kambuh lagi bila mengalami proses inflamasi. Sinus harus ditangani dengan pembedahan.

5. Cara pencegahan dan penanganan jerawat

Sebelum jerawat muncul di wajah ada baikknya kita melakukan beberapa treatment agar wajah kita tetap bersih, mulus serta bebas dari yang namanya jerawat. Berikut beberapa rekomendasi atau terapi non-farmakolgi yang dapat diberikan agar kita dapat mencegah menculnya jerawat yaitu:

 Cuci muka dengan air hangat 2 kali sehari dan sedikit mungkin dengan sabun lembut guna menghilangkan lemak yang berlebihan dari permukaan kulit. Kemudian dikeringkan dengan hati-hati, tetapi jangan digosok untuk menghindari iritasi.

 Jangan memijat jerawat atau menggaruknya dengan jari karena hal ini seringkali dapat merusak kulit dengan terjadinya infeksi, yang bisa meradang dan meninggalkan bekas.

 Efek baik dari diet seperti makanan berlemak untuk menghindari timbulnya jerawat

 Makan makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan. 6. Macam- macam obat jerawat

Agen Topikal (First-Line Terapi)

TRETIONIN

Tretinoin (retinoid, topikal asam vitamin A) adalah agen komedolitik yang dapat meningkatkan pergantian sel di dinding folikel dan mengurangi kekompakan sel,

(8)

menyebabkan ekstruksi komedo dan penghambatan pembentukan komedo baru. Tretinoin tersedia dalam bentuk solutio 0,05%, gel 0,01% dan 0,025%, serta dalam bentuk krim 0,025%, 0,05%, dan 0,1%. Efek samping yang dapat terjadi yaitu iritasi kulit, eritema, pengelupasan, alergi kontak dermatitis (jarang), dan meningkatkan kepekaan terhadap paparan sinar matahari, angin, dingin, dan penyebab iritasi lainnya. Untuk mengatasi jerawat yang ringan terapi yang direkomendasikan adalah krim 0,025% pada kulit sensitif dan tidak berminyak. Untuk jerawat tingkat sedang digunakan gel 0,01% pada kulit yang mudah teritasi dan berminyak, dan gel 0,025% untuk kulit tidak sensitif dan berminyak.

(9)

SIPROTERON ASETAT Indikasi:

Pengobatan hormonal untuk jerawat berat pada wanita yang sukar disembuhkan dengan terapi antibakteri yang panjang, hirsutisme sedang sampai berat

Dosis:

sekali sehari 2 mg selama 21 hari dimulai pada hari pertama siklus menstruasi dan ulangi setelah interval 7 hari, umumnya untuk beberapa bulan; hentikan jika jerawat atau hirsutisme telah hilang (pemberian kembali dapat dilakukan jika terjadi kekambuhan)

Asam azelaic (Azelex)

Memiliki aktivitas antibakteri komedolitik, antiinflamasi, dan digunakan untuk peradangan jerawat ringan sampai sedang tetapi khasiat terbatas dibandingkan dengan terapi lain. Merupakan sebuah alternatif untuk retinoid topikal untuk terapi pemeliharaan.

Asam azelaic tersedia dalam krim 20% dan gel 15%, dengan pemakaian dua kali sehari (pagi dan sore) pada kulit kering dan bersih. Kebanyakan pasien mengalami perbaikan dalam waktu 4 minggu, tetapi pengobatan dapat dilanjutkan selama beberapa bulan jika perlu

 Adapalene

Adapalene merupakan retinoid generasi ketiga dengan fungsi sebagai komedolitik, keratolitik, dan antiinflamasi.

Indikasi: akne vulgaris topikal, menormalkan diferensiasi sel epitel folikular, sehingga mengurangi pembentukan komedo.

Sediaan : Cream: 0.1%, Gel: 0.1%

Dosis: oleskan pada area kulit yang terkena, satu kali sehari pada waktu malam sebelum tidur dan setelah dicuci/dibersihkan

 Tazarotene

Tazarotene (Tazorac) merupakan asetilenik retinoid yang dikonversi menjadi bentuk aktifnya, asam tazarotenik setelah diaplikasikan secara topikal. Tazarotene memiliki ikatan selektif terhadap RARs dan dapat merubah ekspresi gen yang berperan dalam proliferasi sel, diferensasi sel, serta inflamasi. Tarazarotene digunakan pada acne

(10)

ringan hingga sedang dengan aktivitas komedolitik, keratolitik, dan antiinflamasi. Produk tersedia di pasaran dengan konsentrasi 0,05% dan 0,1% baik berupa gel atau krim.

Agen Topikal ( Second-Line Terapi)

 Dapson

Dapson topikal memiliki aktivitas antibakteri dan antiinflamasi. Dapson topikal gel 0,5% direkomendasikan oleh FDA sebagai treatment pada pasien acne diatas 12 tahun Sediaan : gel 5%. Dosis : setiap 12 jam

Agen Sistemik (First-Line therapy-severe nodulaar/ conglobata)  Isotretinoin

Sebagai retinoid oral, isotretinoin merupakan agen sebosupresive paling efektif yang mempengaruhi seluruh faktor etiologi yang mempengaruhi inflamasi pada acne, termasuk menginduksi terjadinya atropi kelenjar sebaseus dengan penurunan produksi sebum dan perubahan komposisi dari sebum, menginhibisi pertumbuhan P. acnes dalam folikel, menginhibisi inflamasi, dan mengubah susunan kerantinasi dalam folikel (memperkecil ukuran dan meningkatkan diferensiasi). Oleh karena itu isotretinoin merupakan pengobatan pilihan pada acne nodulaositik parah, pasien dengan acne scarring, pasien dengan acne kronik, dan pada pasien acne yang mengalami gangguan psikologi yang parah. Terdapat beberapa efek samping akibat penggunaan isotretinoin secara oral tergantung jumlah, frekuensi dan dosis yang digunakan. Dosis isotretinoin yang dianjurkan yaitu pada rentang 0,5 higga 1 mg/kg per hari dalam 2 dosis terbagi.

Systemic Agent (First-Line Therapy-Moderate Papulaar Pustulaar/Nodulaar)

 Antibiotik Makrolida

Antibiotik makrolida (eritromisin, azitromisin, dan klindamisin) menunjukkan efek antiinflamasi pada pasien acne. Eritromisin dapat digunakan pada pasien

(11)

yang membutuhkan antibiotik sistemik tetapi tidak dapat mentoleransi tetrasiklin, atau pada pasien dengan bakteri yang resisten terhadap antibiotik tetrasiklin. Dosis lazim yang digunakan 1 g/hari dengan makanan untuk meminimalkan intoleransi gastrointestinal. Kombinasi dengan zink dapat meningkatkan penetrasi eritromisin menuju unit pilosebaseus. Kombinasi dengan BPO dapat mengurasi resiko resisten terhadap P. acnes. Azitromisin yang merupakan turunan dari eritromisin aman untuk digunakan dan efektif untuk pengobatan pasien dengan acne inflamasi yang sedang hingga parah. Dengan waktu paruhnya yang mencapai 68 jam, obat ini dapat digunakan tiga kali dalam seminggu. Beberapa penelitian mengungkapkan penggunaan obat anti jerawat lebih efektif jika digunakan dengan tambahan antibiotik. Antibiotik baik oral ataupun topikal dapat mengurangi populasi dari acne secara in vivo. Antibiotik yang biasanya dikombinasikan dengan obat jerawat topikal adalah antibiotik clindamycin, tetrasikline, eritromycine, atau doxycycline

Jenis –Jenis obat jerawat lainnyaBenzoilperoksida (Benzolac)

Adalah zat keratolitik yang juga berdaya bakteriostatis terhadap kuman jerawat. Benzoilperoksida (Benzolac) berupa krim atau gel 5% yang dioleskan pada jerawat 2 kali sehari dalam kondisi kulit bersih. Untuk efek yang lebih baik dapat diganti dengan krim 10%. Efek samping berupa terjadinya iritasi kulit dengan gejala kemerahan, kulit berserpih dan gatal. Bila satu atau lebih efek ini muncul, pengobatan sebaiknya dilanjutkan dengan sediaan yang kadarnya lebih rendah, atau dihentikan sama sekali dan berkonsultasi pada dokter. Selama pengobatan dengan gel sebaiknya menghindari sinar matahari.

(12)

Tidak boleh digunakan pada kulit yang rusak dan wanita hamil dapat menggunakannya dengan aman.

 Asam salisilat

Asam salisilat berkhasiat sebagai fungistatik, bakteriostatik, dan keratolitik. Asam salisilat berupa lotion atau krim (10%) yang dioleskan 2 kali sehari. Efek samping berupa iritasi, rasa terbakar, dan gatal-gatal.

 Sulfur atau belerang endap

Sulfur atau belerang endap merupakan obat jerawat yang berupa suspensi yang berguna sebagai obat germisida, fungisida, parasitisida, dan keratolitik. Aturan pakai sulfur dengan cara dioleskan pada kulit yang berjerawat. Efek samping yang ditimbulkan berupa iritasi. Hal yang harus diperhatikan adalah hindari kontak dengan mata, mulut, dan mukosa.

7. Terapi non Farmakologi

 Menggosok kulit (scrubbing) atau mencuci wajah secara berlebihan tidak perlu dilakukan sebab tidak membuka atau membersihkan pori dan mungkin berdampak pada iritasi kulit.

 Penggunaan zat pembersih yang lembut dan yang tidak menyebabkan kering penting diperhatikan untuk menghindari iritasi dan kulit kering selama terapi acne.

 Jangan biarkan rambut menutupi daerah wajah. Rambut terutama yang kotor, dapat memperburuk kondisi pori-pori yang tersumbat.

 Jangan memencet atau memecahkan jerawat karena dapat meninggalkan bekas berupa jaringan parut pada kulit.

 Asupan gizi seimbang juga bermanfaat membantu menjaga kesehatan kulit usahakan untuk tetap rileks. Stres diketahui merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya akne.

(13)

8. Penyelesaian Kasus

Pada kasus ini diketahui bahwa pasien memiliki tipe kulit berminyak. Tipe kulit berminyak ini pasti sangatlah mengganggu. Hal ini disebabkan jika wajah memproduksi minyak yang berlebih akan membuat banyak kotoran atau polusi menjadi melekat diwajah. Selain itu wajah akan rentan sekali terkena jerawat karena menumpuknya minyak dan menyumbat pori - pori wajah sehingga timbulah jerawat. Pada wajah pasien juga terdapat banyak komedo.

Sebagai apoteker terapi yang diberikan pada pasien ini adalah sebagai berikut:  Terapi farmakologi : Salap Medi-Klin TR (Klindamisin fosfat 1,2 %,

tretionin 0,025%) untuk mengobati acne yang disertai lesi yang disertai inlflamasi. Cara pemakaian : membersihkan wajah terlebih dahulu, keringkan dan oleskan tipis pada daerah yang berjerawat 1 x sehari pada malam hari.

 Terapi non farmakologi: Menganjurkan pasien agar memperhatikan kebersihan wajah, mengurangi konsumsi makanan yang berlemak, perbanyak konsumsi buah dan sayur. Menginformasikan kepada pasien agar jangan memijat jerawat atau menggaruknya dengan jari karena hal ini seringkali dapat merusak kulit dengan terjadinya infeksi, yang bisa meradang dan meninggalkan bekas.

IV. Dialog

P : pasien

TTK : tenaga teknik kesehatan A : apoteker

(Pagi hari seorang remaja datang ke apotik N Farma dengan keluhan jerawat, kulit memerah, sakit ketika disentuh, kulit berminyak dan terdapat banyak komedo).

TTK : Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?

P : Iya...Gini mba, muka saya tuh berjerawat, kulit memerah, sakit ketika disentuh, kulit berminyak dan terdapat banyak komedo. Kira-kira

(14)

obat yang tepat untuk jerawat saya apa ya mas??

TTK : Tunggu sebentar ya mbak saya panggilkan apotekernya dulu, supaya bisa memberi penjelasan dan obat yang tepat

P : iya mba

A : Selamat pagi mba. Silahkan duduk. Saya Nia Apoteker dari apotek N farma, ada yang bisa saya bantu ?

P : Selamat pagi juga mba, gini mba muka saya tuh berjerawat, kulit memerah, sakit ketika disentuh, kulit berminyak dan terdapat banyak komedo. Kira-kira obat apa yang tepat untuk jerawat saya apa ya mba??

A : Ow gitu,...(Sambil melihat jerawat pada wajah pasien ) ... Jerawatnya sering dipencet ya mbak ?

P : Iya mba soalnya sering terasa gatal.

A : Sebaiknya jerawatnya jangan dipencet ya mbak...karena dengan memencet jerawat akan menyebabkan kulit wajah memerah dan meninbulkan radang atau sakit juga dapat menyebabkan infeksi.

P : Oh gitu ya mba...terus kira-kira obat apa yang bisa mengatasi keadaan jerawat saya ini mbak?

A : Mba minta obat yang diminum apa yang dioles saja? P : Obat oles aja mba

A : Apakah mba mempunyai riwayat alergi terhadap jenis obat-obat tertentu ? P : Tidak ada mba

A : Baiklah... saya ambilkan dulu obatnya, mohon ditunggu sebentar ya mba P : Iya mba

A : Mba ini ada beberapa jenis obat salap yang dapat digunakan untuk mengatasi jerawatnya mba. Yang pertama Medi-Klin salap, isinya antibiotika klindamisin. Yang kedua adalah Medi-Klin TR salap, isinya antibiotika klindamisin yang dikombinasi dengan tretinoin, ini ampuh untuk mengobati jerawat yang disertai radang mba, dan obat yang ketiga adalah Avelen gel , isinya adapalen o,1 %, obat ini juga untuk mengobati jerawat. Kira-kira mba mau pilih yang mana?

A : Kalau menurut mba sebaiknya yang mana yang cocok dengan keadaan jerawat saya ini ?

A : Saya menganjurkan Medi-Klin TR salap , karena ada antibiotiknya sehingga dapat mencegah infeksi dan dapat mengatasi masalah jerawat yang disertai inflamasi atau radang.

(15)

P : O begitu ya mba…kalau begitu saya pilih yang Medi-Klin TR salap saja mbak... Terus bagaimanan cara pemakaiannya mbak ?

A : Pertama-tama mba harus membersihkan muka terlebih dahulu dengan sabun wajah, keringkan wajah, setelah itu salapnya dioleskan tipis-tipis ke wajah yang ada jerawatnya mbak, 1 kali sehari, pada malam hari. Gimana mbak apa sudah jelas??

P : Sudah jelas mba terima kasih. A : Coba ulangi cara pakainya gimana??

P : Sebelumnya wajah dibersihkan dengan sabun wajah lalu dikeringkan selanjutnya salap dioleskan tipis ke wajah yang ada jerawatnya satu kali sehari pada malam hari.

A : Benar mbak, selain obat itu mbak harus rajin membersihkan wajah ya.., kalau bisa hindari gorengan, kalau mau keluar ruangan pakai tabir surya, dan kalau ada alergi sebaiknya dihindari ya mbak

P : Ok mba, harganya berapa ya mba?

A : Harganya Rp.45.000,00. Apakah obatnya jadi diambil mbak? P : iya.

A : (Apoteker memberikan obat salap), silahkan bayar kekasir ya mbak. Terima kasih. Semoga lekas sembuh.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Amor, Rich. Panduan Lengkap Jerawat.Authorized Distributor Online, www.richamorindonesiafacebook.com/richamorindonesia. Diakses tanggal 19 september 2013.

Anonim, 2012, Info POM; Regulasi tentang Klaim Gizi dan Klaim Kesehatan pada Produk Pangan; Seri Swamedikasi 1 Obat Jerawat, Biro Hukum dan Humas Badan POM RI, Jakarta.

Anonim, 2007, ISO Indonesia, Volume 43, PT. Isfi Penerbitan, Jakarta.

Dipiro, JT, Talbert, RL, Yee, GC, Matzke, GR, Wells, BG, dan Posey, LM, 2008, Farmakoterapi Pendekatan patofisiologi, edisi 7 th, McGrawHill, New York.

Mutschler E., Dinamika Obat, Edisi V, diterjemahkan oleh M.B. Widianto & A.S. Ranti, Penerbit ITB, Bandung, 1991.

Referensi

Dokumen terkait