• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. produk. Perusahaan yang melakukan inovasi, harus membangun konsep produksi yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. produk. Perusahaan yang melakukan inovasi, harus membangun konsep produksi yang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecepatan perkembangan dalam dunia bisnis, memberikan dorongan besar pada perusahaan yang menginginkan suatu temuan dengan mentotalitaskan pada fungsi produk. Perusahaan yang melakukan inovasi, harus membangun konsep produksi yang menerangkan bahwa konsumennya akan menyukai produk dengan kualitas tinggi beserta unggulnya kinerja sumber daya manusia.

Menurut euromonitor international, tahun 2009 merupakan tahun baik bagi industri kecantikan dan perawatan pribadi di Indonesia. Penyebabnya adalah adanya tekanan perekonomian global yang menjadikan daya beli masyarakat akan belanja kebutuhan pun menurun karena meningginya bahan bakar minyak di Indonesia. Sejak harga menjadi perhatian utama dalam hal kebutuhan mereka sehari-hari, banyak konsumen Indonesia dengan pendapatan yang rendah sekalipun tetap sadar akan harga

saat membeli produk kecantikan dan perawatan sehari-harinya.

(http://www.euromonitor.com/Beauty_and_Personal_Care_in_Indonesia#exec, diunduh pada hari Selasa, 1 Maret 2011, pukul 21.09 WIB)

Bermunculannya konsep dengan perbedaan kepentingan, membuat beberapa pelaku bisnis akhirnya menciptakan kembali dari sejumlah penemuan kebutuhan yang terdahulu.

(2)

Di Indonesia produsen kosmetik kian gencar merapatkan produk toiletries dalam penawarannya kepada masyarakat. Definisi kosmetik menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.00.05.4.1745 pada tanggal 5 Mei 2003 adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.(Purbayanty, 2004:5).

Baik produsen lokal maupun asing sama-sama bersaing dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan tubuh yang dinilai ideal secara individu. Berdasarkan pertumbuhan pasar Fast Moving Consumer Goods pada tahun 2010, menurut Teguh Yunanto selaku Direktur Eksekutif Servis Riset Ritel Nielsen Indonesia, kategori perawatan pribadi naik 13,3%, kategori obat-obatan tumbuh 4,5%, rumah tangga naik 4,3% (Shally, 2011:15). Walaupun pertumbuhannya cenderung lebih lambat daripada tahun 2009, produk toiletries tetap mendapatkan tempat disamping kebutuhan utama masyarakat. Terbukti sebesar 19,3% dari pertumbuhan total belanja rumah tangga sepanjang 2010, sebanyak 20% dari total belanja tersebut berasal dari belanja perawatan

pribadi.(http://bisnis.vivanews.com/news/read/205874-konsumen-bergeser-ke-kebutuhan-gaya-hidup, diunduh pada hari Jumat, 11 Maret 2011, pukul 22.45 WIB)

Produsen toiletries menyokong perawatan pribadi berupa sabun mandi cair, tissue, sampo, body lotion, fragrance, deodorant, body scrub, sisir, make-up, peralatan mandi, peralatan tata rias dan perawatan lain yang dilakukan secara detail terhadap

(3)

bagian-bagian tubuh konsumen. (http://thebodyshop.co.id/bi/index.aspx , diunduh pada hari Jumat, 11 Maret 2011, pukul 21.30 wib)

Kebutuhan masyarakat akan toiletries terbukti telah meningkat dari waktu ke waktu seiring berkembangnya fungsi perawatan tubuh. Bermunculannya produk perawatan pribadi ini, semakin menguatkan opini masyarakat betapa penting kebersihaan pada tiap bagian tubuh yang membutuhkan perawatan extra dengan cara yang sederhana dan khususnya dapat dilakukan sendiri dirumah.

Seringkali produk perawatan yang meliputi bagian kuku, rambut, kulit dan kaki bahkan bibir sekalipun, mengambil konsep rileks sebagai penghela batin masyarakat, artinya kini tersedia solusi baginya agar ketakutan yang disebabkan oleh sugesti dapat terawat dan teratasi. Kompetisi (competition factors) high-tech cosmetic science dan

glamorous image pada level “tinggi” adalah panutan bagi produsen industri kosmetik

dan kecantikan dalam memberikan solusi yang praktis. Namun, faktor tersebut bukanlah kriteria bagi The Body Shop. Berdasarkan sumber http://hardipurba.com/?p=13, diunduh pada hari Rabu, 2 Maret 2011, pukul 22.08 WIB

The Body Shop malah menempatkannya pada level “rendah” pada faktor tersebut dan menempatkan di level “tinggi” pada faktor kompetisi natural ingredients (kandungan bahan-bahan alami)

The use of botanicals in cosmetic and toiletry formulations is strengthened by the "natural" trend. The move from synthetic ingredients to more "natural" ingredients has increased and should now be regarded as an established growth driver, which has benefited botanicals above all. Nowadays, if a synthetic product and a botanical are offering the same functionality and efficiency, the botanical active will be the formulator's first choice. (From proquest:Biotech Business Week, 2009:2091)

(4)

Dengan menempatkan bahan dasar utama yang berasal dari alam, secara otomatis produk tersebut tidak akan membahayakan bagi penggunanya. Semakin melihat bermacam-macam gejala atas efek samping dari penggunaan yang berbahan dasar bukan dari alam, mengakibatkan sekelompok masyarakat telah memberitakan hal buruk mengenai sisi kegagalan produk tersebut. Karena tidak berfungsi sebaik yang diberitakan maka, kepercayaan dan pilihan masyarakat akan berbalik lagi kepada produk yang telah mengembangkan bahan-bahan natural. Hal ini memperjelas bahwa tidak perlu adanya uji coba terhadap binatang, seperti produsen lain yang menaruh harapan pada racikan bahan kimia dalam formulanya.

Konsep yang dicetuskan oleh The Body Shop bukan wacana saja. Simbol Go

Green yang melekat pada identitas merek ini telah diakui oleh masyarakat. Simbol

adalah sebuah label arbitrer atau representasi dari fenomena (Richard&Tuner, 2008:7). Pernyataan tersebut membantu memberikan pendidikan sedikit demi sedikit mengenai arti pentingnya menghargai makhluk hidup lain terutama pada lingkungan dengan seiring menuanya planet ini, dan diharapkan pula kepada masyarakat modern serta yang beredukasi lebih tinggi, menyadari dari awal gejala pemanasan global serta dampak pada kehidupan dimasa akan datang.

Segala bahan-bahan yang digunakan sebagai campuran produk perawatan The Body Shop sangat alami, begitu pula dengan kemasan produk yang mana dapat di pakai kembali dan bilapun harus dibuang kemasan masih dapat terurai oleh tanah, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

(5)

(http://www.greenradio.fm/index.php?option=com_content&view=article&id=204:the-

body-shop-peduli-lingkungan-sebagai-sewa-hidup-di-dunia&catid=1:latest-news&Itemid=338, diunduh pada hari Jumat, 18 Maret, pukul 09.07 WIB).

The Body Shop menginginkan masyarakat memakai produk mereka bukan ingin mengubah hasilnya menjadi cantik dari luar, tetapi dari dalam. Beberapa kebutuhan pribadi yang ditawarkan The Body Shop memiliki maksud dimana konsumen dan pemasok bahan dasar perawatan mendapatkan keuntungan dalam salah satu values

Community Trade. (http://thebodyshop.co.id/bi/values_home.aspx, diunduh pada hari

Jumat, 18 Maret 2011, pukul 8.46 WIB)

Para pemasok main ingredients, gifts dan accessories dirangkul dengan baik oleh The Body Shop (http://thebodyshop.co.id/bi/vc_community_trade.aspx, diunduh pada hari Jumat, 11 Maret 2011, pukul 21.30 WIB), agar mereka mendapatkan harga jual yang adil, sementara konsumennya menikmati produk yang berkualitas tinggi. (Tea Tree

Oil booklet, 2011:10).

Terlepas dari segala tuntutan masyarakat yang semakin kritis dalam pemilihan produk perawatan pribadi yang disesuaikan dengan kondisi fisik konsumennya, The Body Shop kerap kali membawa kabar gembira dengan penuh sensasi baru dan percaya diri, untuk memperkenalkan rangkaian produk kecantikan kehadapan para media untuk pertama kalinya. Press event adalah salah satu implementasi The Body Shop mempererat relasi dengan para media dalam upaya mengelola image perusahaan.

Berbekal dari media monitoring, peneliti dapat mengetahui sejauh mana special

(6)

menyampaikan informasi tentang perusahaan The Body Shop atas penyelenggaraan

special event.

1.2 Ruang Lingkup

Berbeda dengan program industri kecantikan lain, The Body Shop tidak pernah surut dalam memberikan solusi terbaik untuk menjadi cantik secara alami. The Body Shop mengangkat fenomena alam dan sosial yang terjadi di planet ini sebagai ide yang asli dan memberikan kesan inovatif. Selain menunjukan bukti nyata dalam pemakaian bahan-bahan alami, pelenyenggaraan program The Body Shop yang mengusung permasalahan sosial adalah suatu bentuk penyebaran pesan yang dianggap lebih efektif karena memiliki pengaruh khusus terhadap kehidupan masyarakat di dunia, di Indonesia pada khususnya.

Hampir setiap penyelenggaraan acara dari industri kecantikan, yakni melakukan kontes kecantikan yang merepresentasikan merek tersebut dan membuat peluncuran produk baru secara besar-besaran. Acara seperti itu sudah menjadi program utama bagi tiap industri kecantikan. Namun, The Body Shop tidak menjadikan acara tersebut sebagai panutan dalam mendukung penjualan produk sekaligus mempertahankan image. Ada cara lain yang utama bagi The Body Shop dalam mengelola image perusahaan

misalnya, mengkampanyekan semangat moral generasi muda sebagai bentuk keprihatinan perusahaan kosmetik yang ingin memberikan penghargaan kepada lingkungan, perempuan, dan anak-anak. Sekaligus untuk mengetahui bagaimana Public

Relations The Body Shop dapat mengkomunikasikan suatu program acara yang berkualitas lebih daripada perusahaan kosmetik lain. Sesuai dengan judul penelitian ini,

(7)

peneliti akan membahas tentang media monitoring special event yang diadakan oleh The Body Shop.

Untuk mendukung penelitian, media yang digunakan sebagai monitoring adalah media online (portal berita) dan media cetak, baik koran maupun majalah. Dipilihnya media cetak dan media online karena memudahkan peneliti dalam menyaring dan menyimpan dokumentasi informasi yang bersangkutan dengan judul penelitian ini.

Lingkup dari kegiatan monitoring media ini, membahas mengenai acara yang diselenggarakan oleh The Body Shop. Pengelolaan image dalam hal program event, dirasa wajib melibatkan rekan-rekan media yang berpotensi besar dampaknya bagi khalayakdalam mencapai image positifnya. Media yang akan menghadiri acara tersebut merupakan media yang telah diundang secara langsung oleh The Body Shop. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada rekan media diluar undangan yang ingin ikut berpartisipasi pada acara tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat mengetahui strategi dan aktivitas yang dikelola oleh public relations The Body Shop dalam pembentukan image.

Sementara itu, akhir dari penelitian ini adalah peneliti dapat mengetahui aktivitas kegiatan media monitoring mengenai unsur isi dan format materi yang dimuat oleh media yang bersangkutan. Sehingga peneliti dapat mengetahui cara media menyajikan pemberitaan mengenai The Body Shop atas penyelenggaraan special event yang telah dikelola oleh public relations.

(8)

1.2.1 Pertanyaan Penelitian

Untuk menjawab mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Public

Relations The Body Shop dalam mengelola image perusahaan, adapun permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana aktivitas media monitoring yang dilakukan oleh public

relations The Body Shop dalam mengelola image merek?

2. Bagaimana cara media menyampaikan informasi tentang The Body Shop pada penyelenggaraan special event dalam rangka mengelola image perusahaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan permasalahan yang peneliti lakukan untuk memperoleh penjelasan secara mendalam, adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui aktivitas media monitoring yang dilakukan oleh public

relations The Body Shop dalam mengelola image merek.

2. Dapat mengetahui cara media menyampaikan informasi tentang The Body Shop pada penyelenggaraan special event dalam rangka mengelola

image perusahaan.

Selanjutnya, penelitian ini mempunyai manfaat yang mana sekiranya dapat berguna sebagai:

(9)

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi peneliti dan pembaca lain jika ingin melakukan penelitian dengan topik serupa. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki strategi kehumasan pada khususnya yang mana sangat menarik untuk diketahui dari segi aktivitasnya. Sehingga menarik sekali bagi mahasiswa Binus University dapat mengetahui sekaligus dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian lanjutan terhadap penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

Peneitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan atas kegiatan media

monitoring, guna sebagai tolak ukur penyampaian pesan yang menjaga rapih stabilitas image positif merek di benak masyarakat Indonesia.

1.4 Metodologi

Pada subbab ini peneliti menjelaskan metode yang digunakan dalam melakukan pembahasan yang meliputi objek penelitian, pengumpulan data dan metode analisis data.

1. Objek penelitian

Public relations The Body Shop Indonesia (unit kerja media monitoring),

dengan dukungan dari narasumber untuk menyocokan antara observasi yang dilihat dengan prosedur yang sebenarnya.

(10)

2. Metode Pengumpulan Data

Peneliti melakukannya dengan cara kliping majalah, observasi di PT Monica Hijau-Lestari, Sentosa Building dan wawancara mendalam kepada pihak yang mewakili langsung perusahaan The Body Shop di Indonesia.

3. Metode Analisa Data

Kemudahan dalam menganalisa artikel dan publisitas berkaitan dengan program The Body Shop yang dimuat media cetak adalah dengan menggunakan metode literature review agar dapat memantau secara rinci dan menyeluruh.

1.5 Sistematika Penulisan

Bagian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai apa yang akan dibahas pada masing-masing bab dalam skripsi ini. Secara sistematika, penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan susunan dan uraian sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini awal dari penulisan skirpsi dan didalamnya penulis membahas tentang latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi dan sistematika penulisan.

(11)

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini peneliti akan membahas mengenai penjelasan mengenai teori – teori yang mendukung dan berkaitan dengan topik yang dibahas dan kerangka berpikir mengenai penelitian.

BAB 3: INTI PENELITIAN

Di dalam bab ini peneliti membahas tentang metode-metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian, seperti teknik pengumpulan data, teknik analisis data, keterbatasan penelitian, fokus penelitan, narasumber, serta waktu dan lokasi penelitan dilakukan. Pada pembuka bagian ini peneliti mengulas profil perusahaan The Body Shop.

BAB 4: HASIL PENELITIAN

Bagian ini akan membahas permasalahan secara keseluruhan penelitian dari hasil pencarian data melalui media monitoring serta wawancara dengan subyek penelitian.

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan pernyataan singkat yang diambil dari hasil analisa serta pembahasan penelitian. Peneliti juga menyumbangkan pernyataan pikiran yang dihasilkan dari penelitian ke dalam isi saran.

Referensi

Dokumen terkait

a) Jika peserta didik dapat membaca dengan makhraj dan tajwid dengan benar, skor 100. b) Jika peserta didik dapat membaca dengan makhraj dan tajwid kurang sempurna, skor 75. c)

Dari uraian singkat di atas, dapat dikemukakan beberapa catatan penutup sebagai kesimpulan adalah; a). FKUB di lingkungan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibentuk

Lahan merupakan modal utama petani lebah untuk meningkatkan produksi madu. Terutama lahan yang memiliki variasi tanaman. Dari hasil penelitian diperoleh data

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

Ratifikasi UNCAC 2003 oleh pemerintah Indonesia yang secara politis menempatkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang memiliki komitmen pemberantasan korupsi

Hasil penelitian klien III (SBN) klien kurang bertanggung jawab dan kurang perhatian dari orangtua yang menyebabkan ia berani dengan orang tua. Penerapan

Tampaknya dugaan dapat dikembangkan dari adanya temuan papan perahu, dayung, dan kemudi yang menunjukkan penggunaan peralatan transportasi untuk beraktivitas di areal

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa skor persepsi media pembelajaran berbasis IT pada bagi guru Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi