• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN-BAHAN NABATI YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN-BAHAN NABATI YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN-BAHAN NABATI YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI

PENGENDALI

ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

A. PENDAHULUAN

Dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan untuk menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu usaha pengelolaan OPT yang menggunakan beberapa cara pengendalian yang sesuai dalam satu sistem yang kompatibel. Penerapan PHT bertujuan untuk mengurangi atau mempertahankan populasi organisme pengganggu di bawah tingkat yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi dengan tujuan memantapkan produksi pada taraf tinggi untuk mempertahankan kelestarian lingkungan, aman bagi produsen dan konsumen serta menguntungkan petani. Dalam sistem PHT tersebut, pestisida kimia sintetis merupakan alternatif terakhir, yaitu apabila cara-cara lain tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sampai dewasa ini penggunaan pestisida kimiawi sintetis masih merupakan pilihan utama petani dan penggunaannyapun masih belum seperti yang diharapkan. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan ekologi yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman dan sebaliknya menguntungkan bagi OPTnya. Hal lain yang timbul kemudian adalah resurjensi, resistensi dan keracunan pada pengguna pestisida, binatang piaraan, satwa liar, organisme bukan sasaran lainnya dan lingkungan.

Keadaan yang tidak menguntungkan bagi manusia dan lingkungan tersebut di atas membuat masyarakat mulai memikirkan kembali cara-cara untuk mengembalikan keadaan tersebut kearah keadaan yang lebih aman untuk manusia dan lingkungan atau menciptakan kembali lingkungan yang sehat. Dewasa ini terdapat usaha untuk mencari pestisida baru yang tidak memberikan dampak negatif atau setidak-tidaknya pestisida yang sifat negatifnya relatif kecil. Salah satu peluangnya adalah pemanfaatan bahan-bahan alami, khususnya yang berasal dari tumbuhan. Untuk itu perlu digali kembali

(2)

dan dikembangkan potensi manfaat tumbuhan untuk pengendalian OPT yang lebih akrab dengan lingkungan yang telah tersedia di alam.

Pengendalian organisme pengganggu tanaman dengan menggunakan pestisida nabati, pestisida biologi dan agensia hayati merupakan terobosan baru yang perlu dikembangkan dan ditindak lanjuti. Hal tersebut penting karena dewasa ini sangat dirasakan adanya perubahan ekosistem tumbuhan yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhannya dan menguntungkan bagi organisme penggangu tanaman. Cara pengendalian tersebut diatas merupakan suatu usaha pengendalian yang sesuai dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan dipandang lebih aman dan akrab dengan lingkungan.

B. BAHAN-BAHAN NABATI DAPAT SEBAGAI PESTISIDA

I. INSEKTISIDA

1. Pinus (Pinus merkusii)

Bagian : Batang.

Pembuatan : Serbuk gergaji kayu pinus dijemur sampai kering kemudian disebarkan ke bahan

persemaian pada pagi hari.

Sasaran : Menghambat penetasan wereng coklat.

2. Picung/Kluwek (Pangium edule)

Bagian : Buah.

Pembuatan : Satu buah picung dihancurkan kemudian

direndam dalam 1 gelas air selama satu hari satu malam. Hasil rendalam tersebut

disaring dan dilarutkan dalam 10 liter air kemudian disemprotkan. Akan lebih efektif dan efisien bila dikombinasikan dengan perangkap “yuyu” (ketam)/laos/kotoran ayam ras/bangkai keong mas atau bahan perangkap lain.

Sasaran : Walang sangit.

Kandungan : palmitic acid, oleic acid dan linoleic acid.

(3)

3. Sirsak (Annona muricata) dan Tembakau (Nicotiana

tabacum)

Bagian : Daun, biji (sirsak) dan Daun (tembakau). Pembuatan : 50 lembar daun sirsak diremas-remas

dicampur 1 ons tembakau, direndam dalam 1 liter air selama 24 jam. Air rendaman disaring dan dilarutkan dalam 28 liter air kemudian disemprotkan. Akan lebih efektif dan efisien bila dikombinasikan dengan

perangkap seperti tersebut diatas. Sasaran : Walang sangit.

Kandungan : Annonain (sirsak) dan nikotin (tembakau)

4. Sirih (Piper bettle) Bagian : Daun.

Pembuatan : Daun sirih ditumbuk halus dan dicampur air secukupnya kemudian disaring. Air saringan sebanyak 3 cc/liter air disemprotkan.

Sasaran : Walang sangit.

5. Gadung (Discorea hispida) Bagian : Umbi.

Pembuatan : Umbi gadung seberat 5 Kg. diparut kemudian direndam dalam 10 liter air. 1 liter air rendaman dicampur dengan 14 liter air untuk disemprotkan.

Sasaran : Walang sangit.

Kandungan : Diosgenin dan Steroid saponin.

6. Lengkuas (Alpinia galanga) dan Jahe Bagian : Rimpang.

Pembuatan : Lengkuas dan jahe ditumbuk atau diparut, kemudian diperas untuk diambil sarinya, selanjutnya dicampur air secukupnya untuk disemprotkan pada areal tanaman terserang. Sasaran : Ulat grayak kedelai.

(4)

7. Tembakau (Nicotiana tabacum) Bagian : Daun.

Kandungan : Nikotin.

- Pembuatan : Tembakau seberat 0,5 Kg. dimasukkan ke dalam kaleng dan disiram air panas 4

liter, kemudian didiamkan sampai dingin. Campuran disaring dan dilarutkan ke

dalam air dengan konsentrasi 60 cc/15 liter air, siap disemprotkan pada tanaman terserang.

Sasaran : Ulat penggulung daun dan ulat grayak kedelai.

- Pembuatan : 0,25 Kg daun tembakau direbus dengan 5 liter air selama 0,5 jam, tambahkan 30 gram sabun lalu disaring. Penggunaan 1 bagian larutan ditambah 4 bagian air. Sasaran : Aphis, ulat, kumbang, penggerek dan WBC.

8. Sengon Buto

Bagian : Daun.

Pembuatan : Daun sengon buto sebanyak 5 Kg direndam dalam air sebanyak 100 liter selama 24 jam. Air rendaman disaring dan siap disemprotkan pada tanaman.

Sasaran : Belalang daun jagung.

9. Srikaya (Annona squamosa) Bagian : Biji.

Pembuatan : Biji yang telah tua ditumbuk sampai halus. Tepung yang terbuat dari 20 butir biji

dicampur dengan 1 liter air. Sebagai bahan perekat bisa ditambah air sabun.

Sasaran : Wereng, Aphis, semut dan ulat kubis. Kandungan : Annonain dan resin.

(5)

10. Tuba (Derris eliptica)

Bagian : Akar dan kulit kayu.

Pembuatan : Akar dan kulit kayu ditumbuk dan dicampur air lalu disaring. 6 Sendok larutan dicampur dengan 3 liter air. dapat ditambah air

sebagai perekat.

Sasaran : Berbagai jenis ulat (racun kontak dan perut).

Kandungan : Rotenon.

11. Mimba (Azadirachta indica) Bagian : Daun dan biji.

Pembuatan : Biji dan daun ditumbuk (1 Kg) lalu direbus dengan air 5 liter dan didinginkan selama 1 malam kemudian disaring.

Sasaran : Ulat, kutu, kumbang dan penggerek. Kandungan : Azadirachtin, meliantriol dan salanin.

12. Bawang Putih

Bagian : Umbi.

Pembuatan : 1 ons bawang putih ditumbuk dicampur dengan minyak mineral lalu direndam selama 2 hari. Tambahkan o,5 liter air dan 30 gram sabun lalu disaring. Penggunaan 3 sendok teh larutan dicampur 1 liter air.

Sasaran : Trips, Aphis dan Wereng.

13. Tembelekan

Bagian : daun.

Pembuatan : 1 Kg daun tembelekan direbus dengan 1 liter air lalu disaring kemudian tambahkan air sebanyak 4 liter

(6)

14. Kenikir (Cosmos caudatus) Bagian : daun

Pembuatan : Daun secukupnya ditambah 3 siung bawang putih, 2 cabai rawit direbus lalu disaring. Penggunaan dicampur dengan air sabun.

Sasaran : Wereng dan serangga kecil.

15. Cabai Merah

Bagian : Buah.

Pembuatan : Beberapa cabai merah digiling lembut ditambah air dan sedikit sabun. Sasaran : Ulat dan serangga kecil.

16. Kemangi (Ocimum sp.) Bagian : Daun.

Pembuatan : Daun segar atau kering direbus lalu disaring.

Sasaran : Serangga kecil

17. Gamai (Klereside sp.)

Bagian : Daun dan Kulit batang.

Pembuatan : Daun dan kulit batang ditumbuk sampai halus lalu dicampur dengan air dan disaring.

Sasaran : Berbagai jenis serangga.

18. Tomat (Lycopersicum esculentum) Bagian : Batang dan daun.

Pembuatan : Didihkan batang dan daun tomat lalu

disaring dan didinginkan. Akan lebih baik bila dicampur dengan sabun.

Sasaran : Berbagai serangga kecil.

19. Dringo

Bagian : Akar.

Pembuatan : Akar ditumbuk sampai menjadi tepung lalu dicampur air.

(7)

20. Jarak (Ricunus communis) Bagian : Biji.

Pembuatan : 1 Kg biji jarak ditumbuk sampai halus lalu dicampur dengan 2 liter air dan dipanasi selama 10 menit. Ditambah 2 sendok makan minyak tanah dan sabun, ramuan disaring dan dilarutkan dalam 10 liter air.

Sasaran : Berbagai jenis serangga.

21. Kunyit (Curcuma domestica) Bagian : Rimpang.

Pembuatan : Akar rimpang ditumbuk dicampur dengan urine sapi. Campuran diencerkan dengan air dengan perbandingan

1 : 3.

Sasaran : Berbagai jenis serangga.

22. Bunga Menteg

Bagian : Daun dan Kulit kayu.

Pembuatan : Daun dan kulit kayu ditumbuk lalu direndam selama 30 menit kemudian disaring.

Sasaran : Semut, lalat dan beberapa serangga.

23. Chrysanthenum (Chrysanthenum cinerariafolium) Bagian : Bunga dan tangkai bunga.

Pembuatan : Bunga kering digiling lalu dicampur dengan lempung halus dan air.

Sasaran : Berbagai jenis serangga. Kandungan : Piretrin.

24. Bengkuang (Pacchyrrhizus bulbosus) Bagian : Biji.

Pembuatan : Biji bengkuang dihaluskan dan direndam dalam air 10 gr/l semalam. Air rendaman tersebut disemprotkan untuk mengendalikan OPT.

Sasaran : Kutu loncat jeruk (Diaphorina citri) dan kutu kebul kedelai.

(8)

25. Mahoni (Swietenia mahagoni) Bagian : Biji.

Pembuatan : Biji mahoni dihaluskan dan dicampur air dengan konsentrasi 10 gr/l, kemudian disemprotkan.

Sasaran : Kutu daun jeruk(Aphis sp.).

26. Bandotan (Ageratum conzoides)

Bagian : Daun, bunga batang dan daun. Sasaran : Serangga (racun perut serangga).

Kandungan : Saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri.

27. Saga (Abrus precatorius) Bagian : Biji.

Sasaran : Serangga (racun perut serangga). Kandungan : Tanin dan toksalbumin.

28. Serai (Andropogon nardus) Bagian : Daun dan batang.

Sasaran : Penyebab desikasi pada tubuh serangga. Kandungan : Senyawa sitral, sitronela, geraniol,

mirsena, nerol, farnesol, metil heptenon dan dipentana.

29. Bandotan (Ageratum conzoides)

Bagian : Daun, bunga batang dan daun. Sasaran : Serangga (racun perut serangga).

Kandungan : Saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri.

30. Jambu mete (Anacardium occidentale) Bagian : Kulit buah.

Sasaran : Serangga.

(9)

31. Mindi (Melia azederach) Bagian : Daun dan biji. Sasaran : Serangga.

Kandungan : Azadirachtin, meliantriol, salanin dan nimbin.

32. Pacar cina (Aglata odorata) Bagian : Daun.

Sasaran : Penghambat pertumbuhan serangga.

Kandungan : Minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid dan tanin.

33. Bitung (Barringtonia acutangula) Bagian : Biji.

Sasaran : Serangga (racun perut). Kandungan : Saponin dan tripenoids.

34. Lada (Piper nigrum) Bagian : Biji. Sasaran : Serangga.

Kandungan : Alkaloid, methylpyrrolie, pipervatine, chavincine,piperidine dan piperine.

35. Tefrosia (Tephrosia vogelii) Bagian : Daun.

Sasaran : Serangga.

Kandungan : Tephrosin dan deguelin.

II. FUNGISIDA

1. Bawang Putih Bagian : Umbi.

Pembuatan : 1 ons bawang putih ditumbuk dicampur dengan minyak mineral lalu direndam selama 2 hari. Tambahkan o,5 liter air dan 30 gram sabun lalu disaring. Penggunaan 3 sendok teh larutan dicampur 1 liter air.

(10)

2. Mimba (Azadirachta indica) Bagian : Daun dan biji. Sasaran : Cendawan.

Kandungan : Azadirachtin, meliantriol dan salanin.

3. Lada (Piper nigrum) Bagian : Biji. Sasaran : Cendawan.

Kandungan : Alkaloid, methylpyrrolie, pipervatine, chavincine,piperidine dan piperine.

III. PEREKAT

1. Labu

Bagian : Buah.

Pembuatan : Buah labu diparut lalu diperas dan disaring. Air perasan dicampur dengan 5 sendok untuk 1 liter air.

IV. REPELLENT

1. Jengkol

Bagian : Buah.

Pembuatan : Buah jengkol diiris-iris kecil kemudian disebarkan di sawah yang berair.

Sasaran : Tikus.

2. Kenikir (Cosmos caudatus) Bagian : Daun

Sasaran : Sebagai penolak.

V. ATTRACTANT

1. Selasih (Ocimum sanctum) Bagian : Daun.

Pembuatan : Satu genggam daun selasih ditumbuk halus dan diberi air 5 ml, kemudian disaring. Air

saringan tersebut diteteskan pada kapas lalu dimasukkan kedalam perangkap plastik.

Sasaran : Lalat buah. Kandungan : Metil eugenol.

(11)

2. KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendra) Bagian : Daun.

Pembuatan : Satu genggam daun Kayu putih ditumbuk halus dan diberi air 5 ml, kemudian disaring. Air saringan tersebut diteteskan pada kapas lalu dimasukkan kedalam perangkap plastik.

Sasaran : Lalat buah. Kandungan : Metil eugenol.

3. PANDAN (Pandanus sp.) Bagian : Daun.

Pembuatan : Satu genggam daun pandan wangi ditumbuk halus dan diberi air 5 ml, kemudian

disaring. Air saringan tersebut diteteskan pada kapas lalu dimasukkan kedalam perangkap plastik.

Sasaran : Lalat buah.

VI. RODENTISIDA

1. Gadung (Discorea hispida) Bagian : Umbi.

Sasaran : Tikus.

Kandungan : Diosgenin dan Steroid saponin.

2. Gadung KB (Discorea composita) Bagian : Umbi.

Sasaran : Tikus.

Kandungan : Alkaloid dioskorin.

3. Tefrosia (Tephrosia vogelii) Bagian : Daun.

Sasaran : Tikus.

Kandungan : Tephrosin dan deguelin.

VII. BAKTERISIDA

1. Mimba (Azadirachta indica) Bagian : Daun dan biji. Sasaran : Bakteri.

(12)

2. Picung (Kluwek/Pangium edule)

Bagian : Biji.

Pembuatan : konsentrasi 30 g/l disemrotkan pada tanaman padi.

Sasaran : Penyakit kresek pada padi.

VIII. NEMATISIDA

1. Lada (Piper nigrum) Bagian : Biji. Sasaran : Nematoda.

Kandungan : Alkaloid, methylpyrrolie, pipervatine, chavincine,piperidine dan piperine.

2. Tembakau (Nicotiana tabacum) Bagian : Daun.

Kandungan : Nikotin.

Pembuatan : 0,25 Kg daun tembakau direbus dengan 5 liter air selama 0,5 jam, tambahkan 30 gram sabun lalu disaring. Penggunaan 1 bagian larutan ditambah 4 bagian air.

Sasaran : Nematoda.

IX. MOLUSKISIDA

1. Tefrosia (Tephrosia vogelii) Bagian : Daun.

Sasaran : Siput.

Kandungan : Tephrosin dan deguelin.

2. Sembung (Blumea balsamifera) Bagian : Daun.

Sasaran : Siput.

Kandungan : Borneol, sineol, limonen, D.M. eter floroasetofenon.

(13)

3. Pinang (Areca cathecu) Bagian : Biji.

Pembuatan : Biji pinang ditumbuk lalu disebarkan ke sawah

Sasaran : Siput murbai. Kandungan : Orecoline.

C. KESIMPULAN

Pestisida nabati perlu digali lebih banyak dan disosialisasikan pemakainnya kepada petani untuk mengendalikan OPT karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pestidia kimiawi sintetis antara lain : a. Relatif lebih ramah lingkungan.

b. Tersedia dialam. c. Relatif murah.

d. mudah membuatnya dan aplikasinya.

Namun demikian pestisida memiliki kekurangan antara lain tidak tahan lama disimpan setelah dibuat dan tingkat kematian OPT relatif lebih rendah dibandingkan dengan pestisida kimiawi sintetis.

Referensi

Dokumen terkait

Karena pihak Amerika Serikat siap dengan alasan-alasannya, bahwa jika persetujuan tersebut dianggap mengikat, bukan dapat diartikan juga untuk

KONVERSI PADA PROSES OKSIDASI METANA MENGGUNAKAN REAKTOR AL1MN BOLAK BAL]K. Aang Nuryaman, Agus Yodi G, Kunijoro Adji 5, dan Yogi Wibisono

Setiap pemegang ijin pengeloaan dan pengusahaan Sarang Burung walet wajib memasang papan nama yang di koordinir oleh asosiasi sarang burung walet dengan

23 Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 17-8-1945 Makassar, Makassar 24 Sekolah Tinggi Teknik Dharma Yadi Makassar, Makassar. 25 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nobel

problem based learning lebih baik dari pada model pembelajaran direct instruction. 2) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan emosional

Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui analisis data yang terhimpun maka dapat disimpulkan bahwa pustakawan yang menjadi idaman masyarakat pengguna pada

Kepada seluruh Staf Pengajar Departemen Bahasa Arab pada khususnya dan Staf Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara pada umumnya yang telah mendidik dan

Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi atau integrasi sensori