• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Demensia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Demensia"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG

Demensia sebenarnya adalah penyakit penuaan. Di antara orang Amerika Demensia sebenarnya adalah penyakit penuaan. Di antara orang Amerika yang berusia 65 tahun, kira-kira 5% menderita demensia berat, dan 15% yang berusia 65 tahun, kira-kira 5% menderita demensia berat, dan 15% menderita demensia ringan. Di antara orang Amerika yang berusia 80 tahun, menderita demensia ringan. Di antara orang Amerika yang berusia 80 tahun, kira-kira 20% menderita demensia berat.

kira-kira 20% menderita demensia berat. Dari semua pasien dengan demensia, 50

Dari semua pasien dengan demensia, 50  –  –  60% menderita demensia tipe60% menderita demensia tipe Alzheimer, yang merupakan tipe demensia yang paling sering. Kira-kira 5% Alzheimer, yang merupakan tipe demensia yang paling sering. Kira-kira 5% dari semua orang yang mencapai usia 65 tahun menderita demensia tipe dari semua orang yang mencapai usia 65 tahun menderita demensia tipe Alzheimer, dibanding dengan 15

Alzheimer, dibanding dengan 15  –  –  25% 25% dari semua dari semua orang yorang yang ang berusia 85berusia 85 tahun atau lebih.

tahun atau lebih.

Tipe demensia yang paling sering kedua adalah demensia vaskuler, yang Tipe demensia yang paling sering kedua adalah demensia vaskuler, yang berjumlah kira-kira 15

berjumlah kira-kira 15  –  –  30% dari semua kasus demensia. Demensia vaskuler30% dari semua kasus demensia. Demensia vaskuler paling sering ditemukan pada orang yang berusia antara 60

paling sering ditemukan pada orang yang berusia antara 60  –  –  70 tahun dan70 tahun dan lebih sering pada laki-laki dibanding wanita.

lebih sering pada laki-laki dibanding wanita. Masing-masing 1

Masing-masing 1  –  –  5% kasus adalah demensia yang berhubungan dengan5% kasus adalah demensia yang berhubungan dengan trauma kepala, berhubungan dengan alkohol, dan berbagai demensia yang trauma kepala, berhubungan dengan alkohol, dan berbagai demensia yang berhubungan dengan pergerakan (misalnya penyakit Huntington dan penyakit berhubungan dengan pergerakan (misalnya penyakit Huntington dan penyakit parkinson).

parkinson).

1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana asuhan keperawatan klien lansia

Bagaimana asuhan keperawatan klien lansia dengan demensia?dengan demensia?

1.3 TUJUAN UMUM 1.3 TUJUAN UMUM

 untuk lebih memahami apa untuk lebih memahami apa itu demensia serta itu demensia serta bagaimana pengobatannybagaimana pengobatannyaa 

(2)

1.4 TUJUAN KHUSUS 1.4 TUJUAN KHUSUS

 Untuk mengetahui definisi DemensiaUntuk mengetahui definisi Demensia 

 Untuk mengetahui bagaimana etiologi dari Untuk mengetahui bagaimana etiologi dari DemensiaDemensia 

 Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari DemensiaDemensia 

 Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dari DUntuk mengetahui bagaimana klasifikasi dari Demensiaemensia 

 Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari DemensiaDemensia 

 Untuk mengetahui apa saja Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dari Demensiapemeriksaan penunjang dari Demensia 

 Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari DemensiaDemensia 

(3)

BABII BABII PEMBAHASAN PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI 2.1 DEFINISI

Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan

Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan

fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Gangguan fungsi kognitif antara

fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Gangguan fungsi kognitif antara

lain pada intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah,

lain pada intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah,

orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, penyesuaian, dan kemampuan

orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, penyesuaian, dan kemampuan

bersosialisasi. (Arif Mansjoer, 1999)

bersosialisasi. (Arif Mansjoer, 1999)

Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi

Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi

vegetatif atau keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran

vegetatif atau keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran

abstrak, penilaian, dan interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat

abstrak, penilaian, dan interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat

terganggu. (Elizabeth J. Corwin, 2009)

terganggu. (Elizabeth J. Corwin, 2009)

Demensia adalah penurunan fungsi intelektual yang menyebabkan

Demensia adalah penurunan fungsi intelektual yang menyebabkan

hilangnya independe

hilangnya independensi sosial. nsi sosial. (William F. (William F. Ganong, 2010)Ganong, 2010)

Menurut Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah

Menurut Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedarsekedar

penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa

penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa

penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan

penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan

tingkah laku.

tingkah laku.

2.2 ETIOLOGI 2.2 ETIOLOGI

Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan menjadi Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan menjadi 33 golongan besar :

golongan besar : 1.

1. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dasarnya tidak  dikenal kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau

dikenal kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secarasecara biokimiawi pada sistem enzim, atau pada metabolism

biokimiawi pada sistem enzim, atau pada metabolism 2.

2. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tSindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapatetapi belum dapat diobati, penyebab utama dalam golongan ini

diobati, penyebab utama dalam golongan ini diantaranya :diantaranya :

 Penyakit degenerasi spino-serebelar.Penyakit degenerasi spino-serebelar. 

 Subakut leuko-ensefalitis sklerotik van BogaertSubakut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaert 

(4)

3.

3. Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalamdiobati, dalam golongan ini diantaranya

golongan ini diantaranya

 Penyakit cerebro kardiofaskulerPenyakit cerebro kardiofaskuler 

 penyakit- penyakit metabolicpenyakit- penyakit metabolic 

 Gangguan nutrisiGangguan nutrisi 

 Akibat intoksikasi menahunAkibat intoksikasi menahun

2.3 MANIFESTASI KLINIS 2.3 MANIFESTASI KLINIS

Hal yang menarik dari

Hal yang menarik dari gejala penderita demensia adalah adanya perubahangejala penderita demensia adalah adanya perubahan kepribadian dan

kepribadian dan tingkah tingkah laku laku sehingga mempengaruhi aktivitas sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari.sehari-hari. Penderita yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah Lansia dengan usia Penderita yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah Lansia dengan usia enam puluh lima tahun keatas. Lansia penderita demensia tidak  enam puluh lima tahun keatas. Lansia penderita demensia tidak  memperlihatkan gejalayang menonjol pada tahap awal, mereka sebagaimana memperlihatkan gejalayang menonjol pada tahap awal, mereka sebagaimana Lansia pada umumnya mengalami proses penuaan dan degeneratif. Lansia pada umumnya mengalami proses penuaan dan degeneratif. Kejanggalan awal dirasakan oleh penderita itu sendiri,

Kejanggalan awal dirasakan oleh penderita itu sendiri, mereka sulit mengingatmereka sulit mengingat nama cucu mereka atau lupa meletakkan suatu barang.

nama cucu mereka atau lupa meletakkan suatu barang.

Mereka sering kali menutup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan diri Mereka sering kali menutup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan diri sendiri

sendiri bahwa bahwa itu itu adalah adalah hal hal yang yang biasa biasa pada pada usia usia mereka. mereka. KejanggalanKejanggalan berikutnya mulai dirasakan oleh orang-orang terdekat yang tinggal bersama, berikutnya mulai dirasakan oleh orang-orang terdekat yang tinggal bersama, mereka merasa khawatir terhadap penurunan daya ingat yang semakin mereka merasa khawatir terhadap penurunan daya ingat yang semakin menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa bahwa mungkin Lansia kelelahan menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa bahwa mungkin Lansia kelelahan dan perlu lebih banyak istirahat. Mereka belum mencurigai adanya sebuah dan perlu lebih banyak istirahat. Mereka belum mencurigai adanya sebuah masalah besar di balik penurunan daya ingat yang dialami oleh orang masalah besar di balik penurunan daya ingat yang dialami oleh orang tua mereka. Gejala demensia

tua mereka. Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresiberikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada Lansia, mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. pada Lansia, mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi seperti ini dapat saja diikuti oleh munculnya penyakit lain Kondisi seperti ini dapat saja diikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan memperparah kondisi Lansia. Pada saat ini mungkin saja dan biasanya akan memperparah kondisi Lansia. Pada saat ini mungkin saja Lansia

Lansia menjadi menjadi sangat sangat ketakutan ketakutan bahkan bahkan sampai sampai berhalusinasberhalusinasi. i. DiDi sinilah keluarga membawa Lansia penderita demensia ke rumah sakit di mana sinilah keluarga membawa Lansia penderita demensia ke rumah sakit di mana demensia bukanlah menjadi hal utama

demensia bukanlah menjadi hal utama focus pemeriksaan.focus pemeriksaan.

Pada tahap lanjut demensia memunculkan perubahan tingkah laku yang Pada tahap lanjut demensia memunculkan perubahan tingkah laku yang

(5)

dengan baik perubahan tingkah laku yang dialami oleh Lansia penderita dengan baik perubahan tingkah laku yang dialami oleh Lansia penderita demensia. Pemahaman perubahan tingkah laku pada demensia dapat demensia. Pemahaman perubahan tingkah laku pada demensia dapat memunculkan sikap empati yang sangat dibutuhkan oleh para anggota memunculkan sikap empati yang sangat dibutuhkan oleh para anggota keluarga yang harus dengan sabar merawat mereka. Perubahan tingkah laku keluarga yang harus dengan sabar merawat mereka. Perubahan tingkah laku (Behavioral symptom) yang dapatterjadi pada Lansia penderita demensia di (Behavioral symptom) yang dapatterjadi pada Lansia penderita demensia di antaranya adalah delusi, halusinasi, depresi, kerusakan fungsi tubuh, cemas, antaranya adalah delusi, halusinasi, depresi, kerusakan fungsi tubuh, cemas, disorientasi spasial, ketidakmampuan melakukan tindakan yang berarti, tidak  disorientasi spasial, ketidakmampuan melakukan tindakan yang berarti, tidak  dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, melawan, marah, agitasi, dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, melawan, marah, agitasi, apatis, dan kabur dari tempat tinggal (Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. apatis, dan kabur dari tempat tinggal (Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998).

1998).

Secara umum tanda dan gejala demensia adalah sbb: Secara umum tanda dan gejala demensia adalah sbb:

 Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia,Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia,

“lupa”menjadi

“lupa”menjadi bagian keseharian yang tidak bisa bagian keseharian yang tidak bisa lepas.lepas.

 Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu,Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu,

bulan, tahun,tempat penderita demensia berada bulan, tahun,tempat penderita demensia berada

 Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yangPenurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang

benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali

mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali

 Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihatEkspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat

sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang

dilakukan orang lain, lain, rasa rasa takut takut dan dan gugup yang gugup yang tak tak beralasan.beralasan. Penderita demensia kadang tidak

Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaanmengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, tersebut muncul. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah

menarik diri dan gelisah

2.4 KLASIFIKASI 2.4 KLASIFIKASI

1.

1. Menurut Kerusakan Struktur Otak Menurut Kerusakan Struktur Otak  a.

a. Tipe AlzheimerTipe Alzheimer

Alzheimer adalah kondisi dimana sel saraf pada otak mengalami Alzheimer adalah kondisi dimana sel saraf pada otak mengalami kematian sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di kematian sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004). Penderita transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat

(6)

keputusan dan juga penurunan proses berpikir. Sekitar 50-60% keputusan dan juga penurunan proses berpikir. Sekitar 50-60% penderita demensia disebabkan karena penyakit A

penderita demensia disebabkan karena penyakit Alzheimer.lzheimer. Demensia ini ditandai dengan gejala :

Demensia ini ditandai dengan gejala :

 Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif,progresif, 

 Daya ingat terganggu, ditemukan adanya : afasia, apraksia,Daya ingat terganggu, ditemukan adanya : afasia, apraksia,

agnosia, gangguan fungsi eksekutif, agnosia, gangguan fungsi eksekutif,

 Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru,Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru, 

 Perubahan kepribadian (depresi, obsesitive, Perubahan kepribadian (depresi, obsesitive, kecurigaan),kecurigaan), 

 Kehilangan inisiatif.Kehilangan inisiatif.

Penyakit Alzheimer dibagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya Penyakit Alzheimer dibagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya deteorisasi intelektual :

deteorisasi intelektual : a)

a) Stadium I (amnesia)Stadium I (amnesia)

 Berlangsung 2-4 tahunBerlangsung 2-4 tahun

 Amnesia menonjolAmnesia menonjol

 Perubahan emosi ringanPerubahan emosi ringan

 Memori jangka panjang baik Memori jangka panjang baik 

 Keluarga biasanya tidak tKeluarga biasanya tidak tergangguerganggu b)

b) Stadium II (Bingung)Stadium II (Bingung)

 Berlangsung 2Berlangsung 2 –  – 10 tahun10 tahun

 Episode psikotik Episode psikotik 

 Agresif Agresif 

 Salah mengenali keluargaSalah mengenali keluarga c)

c) Stadium III (Akhir)Stadium III (Akhir)

 Setelah 6 - 12 tahunSetelah 6 - 12 tahun

 Memori dan intelektual lebih tergangguMemori dan intelektual lebih terganggu

 Membisu dan gangguan berjalanMembisu dan gangguan berjalan

 Inkontinensia urinInkontinensia urin b.

b. Demensia VascularDemensia Vascular

Demensia tipe vascular disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah Demensia tipe vascular disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di otak dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat di otak dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat terjadinya demensia. Depresi bisa disebabkan karena lesi berakibat terjadinya demensia. Depresi bisa disebabkan karena lesi

(7)

tertentu di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak, sehingga tertentu di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi dapat diduga sebagai demensia vaskular.

depresi dapat diduga sebagai demensia vaskular. Tanda-tanda neurologis fokal seperti :

Tanda-tanda neurologis fokal seperti :

 Peningkatan reflek tendon dalamPeningkatan reflek tendon dalam

 Kelainan gaya berjalanKelainan gaya berjalan

 Kelemahan anggota gerak Kelemahan anggota gerak 

2.

2. Menurut Umur:Menurut Umur: a.

a. Demensia senilis ( usia >65tahun)Demensia senilis ( usia >65tahun) b.

b. Demensia prasenilis (usia Demensia prasenilis (usia <65tahun)<65tahun)

3.

3. Menurut perjalanan penyakit :Menurut perjalanan penyakit : a.

a. Reversibel (mengalami perbaikan)Reversibel (mengalami perbaikan) b.

b. Ireversibel (Normal pressure Ireversibel (Normal pressure hydrocephahydrocephalus, subdurallus, subdural

hematoma, vit.B, Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb) hematoma, vit.B, Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb) Pada demensia tipe ini terdapat pembesaran vertrikel dengan

Pada demensia tipe ini terdapat pembesaran vertrikel dengan meningkatny

meningkatnya cairan a cairan serebrospinalis, hal ini serebrospinalis, hal ini menyebabkmenyebabkan adanya :an adanya :

 Gangguan gaya jalan (tidak stabil, Gangguan gaya jalan (tidak stabil, menyeret).menyeret). 

 Inkontinensia urin.Inkontinensia urin. 

 Demensia.Demensia.

4.

4. Menurut sifat klinis:Menurut sifat klinis: a.

a. Demensia propriusDemensia proprius b.

b. Pseudo-demensiaPseudo-demensia

2.5 PATOFISIOLOGI 2.5 PATOFISIOLOGI

Terdapat beberapa perubahan khas biokimia dan neuropatologi yang Terdapat beberapa perubahan khas biokimia dan neuropatologi yang dijumpai pada penyakit demensia Alzheimer. Serabut neuron yang kusut dijumpai pada penyakit demensia Alzheimer. Serabut neuron yang kusut (masa kusut neuron yang tidak berfungsi) dan plak senile atau neuritis (deposit (masa kusut neuron yang tidak berfungsi) dan plak senile atau neuritis (deposit pritein beta-amiloid, bagian dari suatu protein besar, protein precusor amiloid pritein beta-amiloid, bagian dari suatu protein besar, protein precusor amiloid (APP). Kerusakan neuron tersebut terjadi secara primer pada korteks serebri (APP). Kerusakan neuron tersebut terjadi secara primer pada korteks serebri dan mengakibatkan rusaknya ukuran otak. Perubahan serupa juga dijumpai dan mengakibatkan rusaknya ukuran otak. Perubahan serupa juga dijumpai

(8)

pada tonjolan kecil jaringan otak normal lansia. Sel utama yang terkena pada tonjolan kecil jaringan otak normal lansia. Sel utama yang terkena penyakit ini adalah menggunakan neurotransmitter asetilkolin. Secara penyakit ini adalah menggunakan neurotransmitter asetilkolin. Secara biokomia, produksi asetilkolion yang mempengaruhi aktivitas menurun. biokomia, produksi asetilkolion yang mempengaruhi aktivitas menurun. Asetilkolin terutan terlibat dalam proses ingatan. Asetilkolin terutan terlibat dalam proses ingatan.

Kerusakan serebri terjadi bila pasokan darah keotak terganggu. Infark, Kerusakan serebri terjadi bila pasokan darah keotak terganggu. Infark, kematian jaringan otak, terjadi dengan kecepatan yang luar biasa. Infark  kematian jaringan otak, terjadi dengan kecepatan yang luar biasa. Infark  serebri kecil-kecil multiple-infark. Pada penyakit Alzeimer terjadi penurunan serebri kecil-kecil multiple-infark. Pada penyakit Alzeimer terjadi penurunan yang progresif, sebaliknya progresi demensia multi-infark tidak beraturan. yang progresif, sebaliknya progresi demensia multi-infark tidak beraturan. Setiap infark yang kecil diikuti penyembuhan dan masa stabil sampai terjadi Setiap infark yang kecil diikuti penyembuhan dan masa stabil sampai terjadi infark kemudian. Biasanya pasien mempunyai riwayat penyakit infark kemudian. Biasanya pasien mempunyai riwayat penyakit

kardiovaskuler atau serebrovaskuler.

kardiovaskuler atau serebrovaskuler.

Pusing, sakit kepala dan penurunan kekuatan fisik dan mental adalah Pusing, sakit kepala dan penurunan kekuatan fisik dan mental adalah tanda-tanda awal penyakit. Pada lebih dari setengah kasus, penyakit ini tanda-tanda awal penyakit. Pada lebih dari setengah kasus, penyakit ini muncul sebagai kebingungan yang mendadak. Kemudian diikuuti kehilangan muncul sebagai kebingungan yang mendadak. Kemudian diikuuti kehilangan ingatan yang mendadak. Kemudian diikuti kehilangan ingatan bertahap. ingatan yang mendadak. Kemudian diikuti kehilangan ingatan bertahap. Pasien bisa mengalami halusinasi dan menunjukkan tanda-tanda delirium, bisa Pasien bisa mengalami halusinasi dan menunjukkan tanda-tanda delirium, bisa terjadi gangguan bicara.

terjadi gangguan bicara.

2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.

1. Pemeriksaan laboratorium rutinPemeriksaan laboratorium rutin

Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan begitu diagnosis klinis Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan begitu diagnosis klinis demensia ditegakkan untuk membantu pencarian etiologi demensia demensia ditegakkan untuk membantu pencarian etiologi demensia khususnya pada demensia

khususnya pada demensia reversiblereversible, walaupun 50% penyandang, walaupun 50% penyandang demensia adalah demensia Alzheimer dengan hasil laboratorium normal, demensia adalah demensia Alzheimer dengan hasil laboratorium normal, pemeriksaan laboratorium rutin sebaiknya dilakukan. Pemeriksaan pemeriksaan laboratorium rutin sebaiknya dilakukan. Pemeriksaan laboratorium yang rutin dikerjakan antara lain: pemeriksaan darah laboratorium yang rutin dikerjakan antara lain: pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, elektrolit serum, kalsium darah, ureum, fungsi hati, lengkap, urinalisis, elektrolit serum, kalsium darah, ureum, fungsi hati, hormone tiroid, kadar asam folat

(9)

2.

2. ImagingImaging

Computed Tomography

Computed Tomography (CT) scan dan MRI ((CT) scan dan MRI ( Magnetic  Magnetic ResonanceResonance  Imaging

 Imaging) telah menjadi pemeriksaan rutin dalam pemeriksaan demensia) telah menjadi pemeriksaan rutin dalam pemeriksaan demensia walaupun hasilnya masih

walaupun hasilnya masih dipertanyakadipertanyakan.n. 3.

3. Pemeriksaan EEGPemeriksaan EEG  Electroencephalog

 Electroencephalogramram (EEG) tidak memberikan gambaran spesifik dan(EEG) tidak memberikan gambaran spesifik dan pada sebagian besar EEG adalah normal. Pada Alzheimer stadium lanjut pada sebagian besar EEG adalah normal. Pada Alzheimer stadium lanjut dapat memberi gambaran perlambatan difus dan kompleks periodik 

dapat memberi gambaran perlambatan difus dan kompleks periodik  4.

4. Pemeriksaan cairan otak Pemeriksaan cairan otak 

Pungsi lumbal diindikasikan bila klinis dijumpai awitan demensia akut, Pungsi lumbal diindikasikan bila klinis dijumpai awitan demensia akut, penyandang dengan imunosupresan, dijumpai rangsangan meningen dan penyandang dengan imunosupresan, dijumpai rangsangan meningen dan panas, demensia presentasi atipikal, hidrosefalus normotensif, tes sifilis panas, demensia presentasi atipikal, hidrosefalus normotensif, tes sifilis (+), penyengatan meningeal pada CT scan.

(+), penyengatan meningeal pada CT scan. 5.

5. Pemeriksaan genetikaPemeriksaan genetika

Apolipoprotein E (APOE) adalah suatu protein pengangkut lipid Apolipoprotein E (APOE) adalah suatu protein pengangkut lipid polimorfik yang memiliki 3 allel yaitu epsilon 2, epsilon 3, dan epsilon 4. polimorfik yang memiliki 3 allel yaitu epsilon 2, epsilon 3, dan epsilon 4. setiap allel mengkode bentuk APOE yang berbeda. Meningkatnya setiap allel mengkode bentuk APOE yang berbeda. Meningkatnya frekuensi epsilon 4 diantara penyandang demensia Alzheimer tipe awitan frekuensi epsilon 4 diantara penyandang demensia Alzheimer tipe awitan lambat atau tipe sporadik menyebabkan pemakaian genotif APOE epsilon lambat atau tipe sporadik menyebabkan pemakaian genotif APOE epsilon 4 sebagai penanda semakin meningkat.

4 sebagai penanda semakin meningkat. 6.

6. Pemeriksaan neuropsikologisPemeriksaan neuropsikologis Pemeriksaan neuropsikolog

Pemeriksaan neuropsikologis meliputi is meliputi pemeriksaan status mental, aktivitaspemeriksaan status mental, aktivitas sehari-hari / fungsional dan aspek kognitif lainnya. (Asosiasi Alzheimer sehari-hari / fungsional dan aspek kognitif lainnya. (Asosiasi Alzheimer Indonesia,2003) Pemeriksaan neuropsikologis penting untuk sebagai Indonesia,2003) Pemeriksaan neuropsikologis penting untuk sebagai penambahan pemeriksaan demensia, terutama pemeriksaan untuk fungsi penambahan pemeriksaan demensia, terutama pemeriksaan untuk fungsi kognitif, minimal yang mencakup atensi, memori, bahasa, konstruksi kognitif, minimal yang mencakup atensi, memori, bahasa, konstruksi visuospatial, kalkulasi dan

visuospatial, kalkulasi dan problem  problem solvingsolving. Pemeriksaan neuropsikologi. Pemeriksaan neuropsikologi sangat berguna terutama pada kasus yang sangat ringan untuk  sangat berguna terutama pada kasus yang sangat ringan untuk  membedakan proses ketuaan atau proses depresi. Sebaiknya syarat membedakan proses ketuaan atau proses depresi. Sebaiknya syarat pemeriksaan neuropsikologis memenuhi syarat sebagai berikut:

pemeriksaan neuropsikologis memenuhi syarat sebagai berikut: a.

(10)

b.

b. Mampu Mampu mengukur mengukur progresifitas progresifitas penyakit penyakit yang yang telahtelah diindentifikaskan demensia.

diindentifikaskan demensia. 7.

7. Sebagai suatu esesmen awal pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE)Sebagai suatu esesmen awal pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE) adalah test yang paling banyak dipakai. (Asosiasi Alzheimer adalah test yang paling banyak dipakai. (Asosiasi Alzheimer Indonesia,2003 ;Boustani,2003 ;Houx,2002 ;Kliegel dkk,2004) tetapi Indonesia,2003 ;Boustani,2003 ;Houx,2002 ;Kliegel dkk,2004) tetapi sensitif untuk mendeteksi gangguan memori rin

sensitif untuk mendeteksi gangguan memori ringan. (Tang-Wei,2003)gan. (Tang-Wei,2003)

Pemeriksaan status mental MMSE Folstein adalah test yang paling sering Pemeriksaan status mental MMSE Folstein adalah test yang paling sering dipakai saat ini, penilaian dengan nilai maksimal 30 cukup baik dalam dipakai saat ini, penilaian dengan nilai maksimal 30 cukup baik dalam mendeteksi gangguan kognisi, menetapkan data dasar dan memantau mendeteksi gangguan kognisi, menetapkan data dasar dan memantau penurunan kognisi dalam kurun waktu tertentu. Nilai di bawah 27 dianggap penurunan kognisi dalam kurun waktu tertentu. Nilai di bawah 27 dianggap abnormal dan mengindikasikan gangguan kognisi yang signifikan pada abnormal dan mengindikasikan gangguan kognisi yang signifikan pada penderita berpendidikan tinggi.(Asosiasi Alzheimer

penderita berpendidikan tinggi.(Asosiasi Alzheimer IndonesiaIndonesia,2003).,2003).

Penyandang dengan pendidikan yang rendah dengan nilai MMSE paling Penyandang dengan pendidikan yang rendah dengan nilai MMSE paling rendah 24 masih dianggap normal, namun nilai yang rendah ini rendah 24 masih dianggap normal, namun nilai yang rendah ini mengidentifikasikan resiko untuk demensia. (Asosiasi Alzheimer mengidentifikasikan resiko untuk demensia. (Asosiasi Alzheimer Indonesia,2003). Pada penelitian Crum R.M 1993 didapatkan median skor Indonesia,2003). Pada penelitian Crum R.M 1993 didapatkan median skor MMSE adalah 29 untuk usia 18-24 tahun, median skor 25 untuk yang > 80 MMSE adalah 29 untuk usia 18-24 tahun, median skor 25 untuk yang > 80 tahun, dan median skor 29 untuk yang lama pendidikannya >9 tahun, 26 untuk  tahun, dan median skor 29 untuk yang lama pendidikannya >9 tahun, 26 untuk  yang berpendidikan 5-8 tahun dan 22 untuk yang berpendidikan 0-4 yang berpendidikan 5-8 tahun dan 22 untuk yang berpendidikan 0-4 tahun.

tahun.Clinical Dementia RatingClinical Dementia Rating (CDR) merupakan suatu pemeriksaan umum(CDR) merupakan suatu pemeriksaan umum pada demensia dan sering digunakan dan ini juga merupakan suatu metode pada demensia dan sering digunakan dan ini juga merupakan suatu metode yang dapat menilai derajat demensia ke dalam beberapa tingkatan. yang dapat menilai derajat demensia ke dalam beberapa tingkatan. (Burns,2002). Penilaian fungsi kognitif pada CDR berdasarkan 6 kategori (Burns,2002). Penilaian fungsi kognitif pada CDR berdasarkan 6 kategori antara lain gangguan memori, orientasi, pengambilan keputusan, aktivitas antara lain gangguan memori, orientasi, pengambilan keputusan, aktivitas sosial/masya

sosial/masyarakat, pekerjaan rumah dan rakat, pekerjaan rumah dan hobi, perawatan diri. Nilai hobi, perawatan diri. Nilai yang dapatyang dapat pada pemeriksaan ini adalah merupakan suatu derajat penilaian fungsi kognitif  pada pemeriksaan ini adalah merupakan suatu derajat penilaian fungsi kognitif  yaitu; Nilai 0, untuk orang normal tanpa gangguan kognitif. Nilai 0,5, yaitu; Nilai 0, untuk orang normal tanpa gangguan kognitif. Nilai 0,5, untuk 

untuk Quenstionable dementiaQuenstionable dementia. Nilai 1, menggambarkan derajat demensia. Nilai 1, menggambarkan derajat demensia ringan, Nilai 2, menggambarkan suatu derajat demensia sedang dan nilai 3, ringan, Nilai 2, menggambarkan suatu derajat demensia sedang dan nilai 3,

(11)

menggambarkan suatu derajat demensia yang berat. (Asosiasi Alzheimer menggambarkan suatu derajat demensia yang berat. (Asosiasi Alzheimer Indonesia,20

Indonesia,2003, 03, Golomb,2001)Golomb,2001)

2.7 PENATALAKSANAAN 2.7 PENATALAKSANAAN

1.

1. FarmakoterapiFarmakoterapi

Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan. Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan.

a.

a. Untuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat - obatanUntuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat - obatan antikoliesterase seperti

antikoliesterase seperti DonepezilDonepezil ,, RivastigmineRivastigmine ,, Galantamine ,Galantamine , Memantine

Memantine b.

b. Dementia vaskuler membutuhkan obat -obatan anti platelet sepertiDementia vaskuler membutuhkan obat -obatan anti platelet seperti Aspirin

Aspirin ,, TiclopidineTiclopidine ,, ClopidogrelClopidogrel untuk melancarkan aliran darahuntuk melancarkan aliran darah ke otak sehingga memperbaiki gangguan kognitif.

ke otak sehingga memperbaiki gangguan kognitif. c.

c. Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati,Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis yang dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis yang berhubunga

berhubungan dn dengan stroke.engan stroke. d.

d. Jika hilangnya ingatan disebabakaJika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat n oleh depresi, diberikan obat anti- anti-depresi seperti

depresi seperti SertralineSertraline dandan Citalopram.Citalopram. e.

e. Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yangUntuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa menyertai demensia stadium lanjut, sering digunakanobat bisa menyertai demensia stadium lanjut, sering digunakanobat anti-psikotik (misalnya

psikotik (misalnya HaloperidolHaloperidol ,, QuetiapineQuetiapine dandan Risperidone)Risperidone). Tetapi. Tetapi obat ini kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang serius. obat ini kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang serius. Obat anti-psikotik efektif diberikan kepada penderita yang Obat anti-psikotik efektif diberikan kepada penderita yang mengalami

mengalami halusinasihalusinasi atauatau paranoid. paranoid. 2.

2. Dukungan atau Peran KeluargaDukungan atau Peran Keluarga a.

a. Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantuMempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya penderita tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding dengan angka-angka yang besar atau yang terang, jam dinding dengan angka-angka yang besar atau radio juga bisa membantu penderita tetap memiliki

radio juga bisa membantu penderita tetap memiliki orientasi.orientasi. b.

b. Menyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor padaMenyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor pada pintu bisa membantu mencegah terjadinya kecelekaan pada pintu bisa membantu mencegah terjadinya kecelekaan pada penderita yang senang berjalan-jalan.

(12)

c.

c. Menjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktivitas lainnyaMenjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktivitas lainnya secara rutin, bisa memberikan rasa keteraturan kepada penderita. secara rutin, bisa memberikan rasa keteraturan kepada penderita. d.

d. Memarahi atau menghukum penderita tidak akan membantu,Memarahi atau menghukum penderita tidak akan membantu, bahkan akan memperburuk keadaan.

bahkan akan memperburuk keadaan. e.

e. Meminta bantuan organisasi yang memberikan pelayanan sosialMeminta bantuan organisasi yang memberikan pelayanan sosial dan perawatan, akan sangat membantu.

dan perawatan, akan sangat membantu. 3.

3. Terapi Simtomatik Terapi Simtomatik 

Pada penderita penyakit demensia dapat diberikan terapi simtomatik, Pada penderita penyakit demensia dapat diberikan terapi simtomatik, meliputi :

meliputi : a.

a. DietDiet b.

b. Latihan fisik yang sesuaiLatihan fisik yang sesuai c.

c. Terapi rekreasional dan aktifitasTerapi rekreasional dan aktifitas d.

(13)

BAB III BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 PENGKAJIAN 3.1 PENGKAJIAN a.

a. Identitas pasienIdentitas pasien b.

b. Riwayat kesehatanRiwayat kesehatan c.

c. Status kesehatanStatus kesehatan d.

d. Status kesehatan mentalStatus kesehatan mental e.

e. Aspek kognitif, pembelajaran dan memoriAspek kognitif, pembelajaran dan memori f.

f. Perubahan sistem tubuhPerubahan sistem tubuh

 Perubahan kardiovaskulerPerubahan kardiovaskuler 

 Perubahan sistem pernafasanPerubahan sistem pernafasan 

 Perubahan integlumenPerubahan integlumen 

 Perubahan sistem reproduksiPerubahan sistem reproduksi 

 Perubahan genitourinariaPerubahan genitourinaria 

 Perubahan gastrointestinalPerubahan gastrointestinal 

 Perubahan kebutuhan nutrisiPerubahan kebutuhan nutrisi 

 Perubahan musculoskeletalPerubahan musculoskeletal 

 Perubahan sensorik Perubahan sensorik 

3.2 DIAGNOSA

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATANKEPERAWATAN

a.

a. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologisPerubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis (degenerasi neuron ireversibel) ditandai dengan hilang ingatan atau (degenerasi neuron ireversibel) ditandai dengan hilang ingatan atau memori, hilang konsentrsi, tidak

memori, hilang konsentrsi, tidak mampu menginterpretasikan stimulasimampu menginterpretasikan stimulasi dan menilai realitas dengan

dan menilai realitas dengan akurat.akurat. b.

b. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi,Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi atau integrasi sensori (penyakit neurologis, tidak mampu transmisi atau integrasi sensori (penyakit neurologis, tidak mampu berkomunikasi, gangguan tidur, nyeri) ditandai dengan cemas, apatis, berkomunikasi, gangguan tidur, nyeri) ditandai dengan cemas, apatis, gelisah, halusinasi.

gelisah, halusinasi. c.

c. Perubahan pola Perubahan pola tidur tidur berhubungan dengan berhubungan dengan perubahan lingkunganperubahan lingkungan ditandai dengan keluhan verbal tentang kesulitan tidur, terus-menerus ditandai dengan keluhan verbal tentang kesulitan tidur, terus-menerus terjaga, tidak mampu menentukan kebutuhan/ waktu tidur.

(14)

d.

d. Kurang perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas,Kurang perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas, menurunnya daya tahan dan kekuatan ditandai dengan penurunan menurunnya daya tahan dan kekuatan ditandai dengan penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.

kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. e.

e. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kesulitan keseimbangan,Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kesulitan keseimbangan, kelemahan, otot tidak terkoordinasi, aktivitas

kelemahan, otot tidak terkoordinasi, aktivitas kejang.kejang. f.

f. Resiko terhadap perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuhResiko terhadap perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubunga

berhubungan dengan mun dengan mudah lupa, kemunduran hobi, dah lupa, kemunduran hobi, perubahn sensori.perubahn sensori.

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN 3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx 1:

Dx 1: Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologisPerubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis (degenerasi neuron ireversibel) ditandai dengan hilang ingatan atau memori, (degenerasi neuron ireversibel) ditandai dengan hilang ingatan atau memori, hilang konsentrsi, tidak mampu

hilang konsentrsi, tidak mampu menginterpretasmenginterpretasikan stimulasi ikan stimulasi dan menilaidan menilai realitas dengan akurat.

realitas dengan akurat. Tujuan

Tujuan: Setelah diberikan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien mamputindakan keperawatan diharapkan klien mampu mengenali perubahan dalam berpikir

mengenali perubahan dalam berpikir Kriteria Hasil:

Kriteria Hasil:

 Mampu memperlihatkan kemampuan kognitif untuk menjalaniMampu memperlihatkan kemampuan kognitif untuk menjalani

konsekuen

konsekuensi kejadian yang menegangkan terhadap emosi si kejadian yang menegangkan terhadap emosi dan pikirandan pikiran tentang diri.

tentang diri.

 Mampu mengembangkaMampu mengembangkan strategi untuk n strategi untuk mengatasi anggapan diri yangmengatasi anggapan diri yang

negative. negative.

 Mampu mengenali tingkah laku dan faktor penyebab.Mampu mengenali tingkah laku dan faktor penyebab.

No

No Intervensi Intervensi RasionalRasional

1

1 Kembangkan Kembangkan lingkunlingkungan gan yangyang mendukung dan hubungan

mendukung dan hubungan klien-perawatklien-perawat yang terapeutik.

yang terapeutik.

Mengurangi kecemasan dan Mengurangi kecemasan dan emosional.

emosional.

2

2 Pertahankan Pertahankan lingkunlingkungan gan yangyang menyenangkan dan tenang. menyenangkan dan tenang.

Kebisingan merupakan sensori Kebisingan merupakan sensori berlebihan yang meningkatkan berlebihan yang meningkatkan gangguan neuron.

(15)

klien.

klien. pada pada klien klien dengan dengan gangguangangguan perceptual.

perceptual. 4

4 Panggil Panggil klien klien dengan dengan namanya. namanya. Nama Nama adalah adalah bentuk bentuk identitas identitas diri diri dandan menimbulkan pengenalan terhadap menimbulkan pengenalan terhadap realita dan klien.

realita dan klien. 5

5 Gunakan Gunakan suara suara yang yang agak agak rendah rendah dandan berbicara dengan perlahan pada klien. berbicara dengan perlahan pada klien.

Meningkatkan pemahaman. Ucapan Meningkatkan pemahaman. Ucapan tinggi dan keras menimbulkan stress tinggi dan keras menimbulkan stress yg mencetuskan konfrontasi dan yg mencetuskan konfrontasi dan respon marah.

respon marah.

Dx 2: Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, Dx 2: Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi atau integrasi sensori (penyakit neurologis, tidak mampu transmisi atau integrasi sensori (penyakit neurologis, tidak mampu berkomunikasi, gangguan tidur, nyeri) ditandai dengan cemas, apatis, gelisah, berkomunikasi, gangguan tidur, nyeri) ditandai dengan cemas, apatis, gelisah, halusinasi.

halusinasi. Tujuan

Tujuan: Setelah diberikan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan perubahantindakan keperawatan diharapkan perubahan persepsi sensori klien dapat berkurang atau terkontrol

persepsi sensori klien dapat berkurang atau terkontrol Kriteria Hasil:

Kriteria Hasil:

 Mengalami penurunan halusinasi.Mengalami penurunan halusinasi. 

 MengembangMengembangkan strategi kan strategi psikososial untuk mengurangi stress.psikososial untuk mengurangi stress. 

 MendemonstraMendemonstrasikan respons sikan respons yang sesuai stimulasi.yang sesuai stimulasi.

No

No Intervensi Intervensi RasionalRasional

1

1 KembangkaKembangkan n lingkungan lingkungan yang yang suportif suportif  dan hubungan perawat-klien yang

dan hubungan perawat-klien yang terapeutik.

terapeutik.

Meningkatkan kenyamanan dan Meningkatkan kenyamanan dan menurunkan kecemasan pada klien. menurunkan kecemasan pada klien.

2

2 Bantu Bantu klien klien untuk untuk memahami memahami halusinasi. halusinasi. Meningkatkan Meningkatkan koping koping dandan menurunkan halusinasi. menurunkan halusinasi. 3

3 Kaji Kaji derajat derajat sensori sensori atau atau gangguangangguan persepsi dan bagaiman hal tersebut persepsi dan bagaiman hal tersebut mempengaruh

mempengaruhi klien i klien termasuk penurunantermasuk penurunan penglihatan atau

penglihatan atau pendengarapendengaran.n.

Keterlibatan otak memperlihatkan Keterlibatan otak memperlihatkan masalah yang bersifat asimetris masalah yang bersifat asimetris menyebab

menyebabkan klien kan klien kehilangankehilangan kemampuan pada salah satu sisi kemampuan pada salah satu sisi tubuh.

(16)

4

4 Ajarkan Ajarkan strategi strategi untuk untuk mengurangi mengurangi stress. stress. Untuk Untuk menurunkan menurunkan kebutuhan kebutuhan akanakan halusinasi.

halusinasi. 5

5 Ajak Ajak piknik piknik sederhanasederhana, , jalan-jalanjalan-jalan keliling rumah sakit. Pantau aktivitas. keliling rumah sakit. Pantau aktivitas.

Piknik menunjukkan realita dan Piknik menunjukkan realita dan memberikan stimulasi sensori yang memberikan stimulasi sensori yang menurunkan perasaan curiga dan menurunkan perasaan curiga dan halusinasi yang disebabkan perasaan halusinasi yang disebabkan perasaan terkekang.

terkekang.

Dx 3: Perubahan pola tidur

Dx 3: Perubahan pola tidur berhubungaberhubungan dengan peruban dengan perubahan lingkunganhan lingkungan ditandai dengan keluhan verbal tentang kesulitan tidur, terus-menerus terjaga, ditandai dengan keluhan verbal tentang kesulitan tidur, terus-menerus terjaga, tidak mampu menentukan kebutuhan/ waktu tidur.

tidak mampu menentukan kebutuhan/ waktu tidur. Tujuan:

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadiSetelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi gangguan pola tidur pada klien

gangguan pola tidur pada klien Kriteria Hasil:

Kriteria Hasil:

 Memahami faktor penyebab gangguan pola tidur.Memahami faktor penyebab gangguan pola tidur. 

 Mampu menentukan penyebab tidur Mampu menentukan penyebab tidur inadekuat.inadekuat. 

 Melaporkan dapat beristirahat yang cukup.Melaporkan dapat beristirahat yang cukup. 

 Mampu menciptakan pola tidur Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat.yang adekuat.

No

No Intervensi Intervensi RasionalRasional

1

1 Jangan Jangan menganjurkan menganjurkan klien klien tidur tidur siangsiang apabila berakibat efek negative terhadap apabila berakibat efek negative terhadap tidur pada malam hari.

tidur pada malam hari.

Irama sirkadian (irama tidur-bangun) Irama sirkadian (irama tidur-bangun) yang tersinkronisasi disebabkan oleh yang tersinkronisasi disebabkan oleh tidur siang yang singkat.

tidur siang yang singkat. 2

2 aluasi aluasi efek efek obat obat klien klien (steroid, (steroid, diuretik)diuretik) yang mengganggu tidur.

yang mengganggu tidur.

Deragement psikis terjadi bila Deragement psikis terjadi bila terdapat panggunaan kortikosteroid, terdapat panggunaan kortikosteroid, termasuk perubahan mood, insomnia. termasuk perubahan mood, insomnia. 3

3 Tentukan Tentukan kebiasaan dan kebiasaan dan rutinitas rutinitas waktuwaktu tidur malam dengan kebiasaan tidur malam dengan kebiasaan klien(memberi susu hangat).

klien(memberi susu hangat).

Mengubah pola yang sudah terbiasa Mengubah pola yang sudah terbiasa dari asupan makan klien pada malam dari asupan makan klien pada malam hari terbukti mengganggu tidur.

hari terbukti mengganggu tidur. 4

4 Memberikan Memberikan lingkungan lingkungan yang yang nyamannyaman untuk meningkatkan tidur(mematikan untuk meningkatkan tidur(mematikan

Hambatan kortikal pada formasi Hambatan kortikal pada formasi reticular akan berkurang selama tidur, reticular akan berkurang selama tidur,

(17)

sesuai,

sesuai, menghindari menghindari kebisingan). kebisingan). karenanya karenanya respon respon kardiovakularkardiovakular terhadap suara meningkat selama terhadap suara meningkat selama tidur

tidur 5

5 Buat Buat jadwal jadwal tidur tidur secara secara teratur. teratur. KatakanKatakan pada klien bahwa saat ini adalah waktu pada klien bahwa saat ini adalah waktu untuk tidur.

untuk tidur.

Penguatan bahwa saatnya tidur dan Penguatan bahwa saatnya tidur dan mempertahankan kesetabilan mempertahankan kesetabilan lingkungan.

lingkungan.

Dx 4: Kurang perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas, Dx 4: Kurang perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas, menurunnya daya tahan dan

menurunnya daya tahan dan kekuatan ditandai dengan penurunan kemampuankekuatan ditandai dengan penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.

melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan:

Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien dapatSetelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat merawat dirinya

merawat dirinya sesuai dengan kemampuannyasesuai dengan kemampuannya Kriteria Hasil:

Kriteria Hasil:

 Mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkatMampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat

kemampuan. kemampuan.

 Mampu mengidentifikasi dan menggunakan sumber pribadi/ Mampu mengidentifikasi dan menggunakan sumber pribadi/ 

komunitas yang dapat memberikan

komunitas yang dapat memberikan bantuan.bantuan.

No

No Intervensi Intervensi RasionalRasional

1

1 Identifikasi Identifikasi kesulitan kesulitan dalamdalam berpakaian/ perawatan diri, seperti: berpakaian/ perawatan diri, seperti: keterbatasan gerak fisik, apatis/  keterbatasan gerak fisik, apatis/  depresi, penurunan kognitif seperti depresi, penurunan kognitif seperti apraksia.

apraksia.

Memahami penyebab yang

Memahami penyebab yang

mempengaruhi intervensi. Masalah mempengaruhi intervensi. Masalah dapat diminimalkan dengan dapat diminimalkan dengan menyesuaikan atau memerlukan menyesuaikan atau memerlukan konsultasi dari ahli lain

konsultasi dari ahli lain 2

2 Identifikasi Identifikasi kebutuhan kebutuhan kebersihan kebersihan diridiri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan dan berikan bantuan sesuai kebutuhan dengan perawatan rambut/kuku/ kulit, dengan perawatan rambut/kuku/ kulit, bersihkan kaca mata, dan gosok gigi. bersihkan kaca mata, dan gosok gigi.

Seiring perkembangan penyakit, Seiring perkembangan penyakit, kebutuhan kebersihan dasar mungkin kebutuhan kebersihan dasar mungkin dilupakan

dilupakan

3

3 Perhatikan Perhatikan adanya adanya tanda-tandatanda-tanda nonverbal yang fisiologis. nonverbal yang fisiologis.

Kehilangan sensori dan penurunan Kehilangan sensori dan penurunan fungsi bahasa menyebabkan klien fungsi bahasa menyebabkan klien mengungkapkan kebutuhan perawatan mengungkapkan kebutuhan perawatan diri dengan cara nonverbal, seperti diri dengan cara nonverbal, seperti

(18)

terengah-enga

terengah-engah, ingin h, ingin berkemih denganberkemih dengan memegang dirinya.

memegang dirinya. 4

4 Beri Beri banyak banyak waktu waktu untuk untuk melakukanmelakukan tugas.

tugas.

Pekerjaan yang tadinya mudah Pekerjaan yang tadinya mudah sekarang menjadi terhambat karena sekarang menjadi terhambat karena penurunan motorik dan perubahan penurunan motorik dan perubahan kognitif.

kognitif. 5

5 Bantu Bantu mengenakan mengenakan pakaian pakaian yang yang rapirapi dan indah

dan indah

Meningkatkan kepercayaan untuk  Meningkatkan kepercayaan untuk  hidup.

hidup.

Dx 5: Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kesulitan keseimbangan, Dx 5: Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kesulitan keseimbangan, kelemahan, otot tidak terkoordinasi, aktivitas

kelemahan, otot tidak terkoordinasi, aktivitas kejang.kejang. Tujuan

Tujuan: Setelah dil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkaakukan tindakan keperawatan diharapkan Risiko n Risiko cederacedera tidak terjadi

tidak terjadi Kriteria Hasil: Kriteria Hasil:

 Meningkatkan tingkat aktivitas.Meningkatkan tingkat aktivitas. 

 Dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk mengurangi risiko trauma/ Dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk mengurangi risiko trauma/ 

cedera. cedera.

 Tidak mengalami cederaTidak mengalami cedera

No

No Intervensi Intervensi RasionalRasional

1

1 Kaji Kaji derajat derajat gangggangguan uan kemampukemampuan,an, tingkah laku impulsive dan penurunan tingkah laku impulsive dan penurunan persepsi visual. Bantu keluarga persepsi visual. Bantu keluarga mengidentifikasi risiko terjadinya bahaya mengidentifikasi risiko terjadinya bahaya yang mungkin timbul

yang mungkin timbul

Mengidentifikasi risiko di Mengidentifikasi risiko di lingkungan dan mempertinggi lingkungan dan mempertinggi kesadaran perawat akan bahaya. kesadaran perawat akan bahaya. Klien dengan tingkah laku impulsi Klien dengan tingkah laku impulsi berisiko trauma karena kurang berisiko trauma karena kurang mampu mengendalikan perilaku. mampu mengendalikan perilaku. Penurunan persepsi visual berisiko Penurunan persepsi visual berisiko terjatuh.

terjatuh. 2

2 Hilangkan Hilangkan sumber sumber bahaya bahaya lingkungan. lingkungan. Klien dengan Klien dengan gangguan gangguan kognitif,kognitif, gangguan persepsi adalah awal gangguan persepsi adalah awal terjadi trauma akibat tidak  terjadi trauma akibat tidak 

(19)

kebutuhan keamanan dasar. kebutuhan keamanan dasar. 3

3 Alihkan Alihkan perhatian perhatian saat saat perilaku perilaku teragitasi/ teragitasi/  berbahay

berbahaya, memenjat pagar a, memenjat pagar tempat tidur.tempat tidur.

Mempertahankan keamanan dengan Mempertahankan keamanan dengan menghindari konfrontasi yang menghindari konfrontasi yang meningkatkan

meningkatkan risiko risiko terjadinyaterjadinya trauma.

trauma. 4

4 Kaji Kaji efek efek samping samping obat, obat, tanda tanda keracunankeracunan (tanda ekstrapiramidal, hipotensi (tanda ekstrapiramidal, hipotensi ortostatik, gangguan penglihatan, ortostatik, gangguan penglihatan, gangguan gastrointestinal).

gangguan gastrointestinal).

Klien yang tidak dapat melaporkan Klien yang tidak dapat melaporkan tanda/gejala obat dapat tanda/gejala obat dapat menimbulkan kadar toksisitas pada menimbulkan kadar toksisitas pada lansia. Ukuran dosis/ penggantian lansia. Ukuran dosis/ penggantian obat diperlukan untuk mengurangi obat diperlukan untuk mengurangi gangguan

gangguan 5 Hindari penggunaan restrain

terus-5 Hindari penggunaan restrain terus-menerus. Berikan kesempatan keluarga menerus. Berikan kesempatan keluarga tinggal bersama klien selama periode tinggal bersama klien selama periode agitasi akut.

agitasi akut.

Membahayakan klien, Membahayakan klien, meningkatkan agitasi dan timbul meningkatkan agitasi dan timbul risiko fraktur pada klien lansia risiko fraktur pada klien lansia (berhubungan dengan penurunan (berhubungan dengan penurunan kalsium tulang).

kalsium tulang).

Dx 6: Resiko terhadap perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Dx 6: Resiko terhadap perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubunga

berhubungan dengan n dengan mudah lupa, kemunduran hobi, mudah lupa, kemunduran hobi, perubahn sensori.perubahn sensori. Tujuan

Tujuan: Setelah dil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkaakukan tindakan keperawatan diharapkan klien n klien mendapatmendapat nutrisi yang seimbang

nutrisi yang seimbang Kriteria Hasil:

Kriteria Hasil:

 Mengubah pola asuhan yang benarMengubah pola asuhan yang benar 

 Mendapat diet nutrisi Mendapat diet nutrisi yang seimbang.yang seimbang. 

 Mendapat kembali berat badan yang sesuai.Mendapat kembali berat badan yang sesuai.

No

No Intervensi Intervensi RasionalRasional

1

1 Beri Beri dukungan dukungan untuk untuk penurunan penurunan beratberat badan.

badan.

Motivasi terjadi saat klien Motivasi terjadi saat klien mengidentifikas

mengidentifikasi i kebutuhan berarti.kebutuhan berarti. 2

2 Awasi Awasi berat berat badan badan setiap setiap minggu. minggu. Memberikan Memberikan umpan umpan balik/ balik/  penghargaan.

penghargaan. 3

(20)

mengenai

mengenai kebutuhan kebutuhan makanan. makanan. perencanaaperencanaan n pendidikan.pendidikan. 4

4 UsahakanUsahakan/ / beri beri bantuan bantuan dalam dalam memilihmemilih menu

menu

Klien tidak mampu

Klien tidak mampu menentukanmenentukan pilihan kebutuhan nutrisi.

pilihan kebutuhan nutrisi. 5

5 Beri Beri Privasi Privasi saat saat kebiasaan kebiasaan makanmakan menjadi masalah

menjadi masalah

Ketidakmampua

Ketidakmampuan menerima n menerima dandan hambatan sosial dari

hambatan sosial dari kebiasaankebiasaan makan berkembang seiring makan berkembang seiring berkembang

(21)

BAB IV BAB IV PENUTUP PENUTUP 4.1 KESIMPULAN 4.1 KESIMPULAN

Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran k

kemunduran kepribadian. Penyaepribadian. Penyakit yang kit yang dapat dialami oleh sedapat dialami oleh semua orang darimua orang dari berbagai latar belakang pendidikan maupun kebudayaan. Walaupun tidak  berbagai latar belakang pendidikan maupun kebudayaan. Walaupun tidak  terdapat perawatan khusus untuk demensia, namun perawatan untuk  terdapat perawatan khusus untuk demensia, namun perawatan untuk  menangani gejala boleh dilakukan.

menangani gejala boleh dilakukan. Etiologi demensia:

Etiologi demensia:

 Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenaldasarnya tidak dikenal

kelainan kelainan

 Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapattetapi belum dapat

diobati diobati

 Sindoma demensia dengan etiologi penyakit Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobatiyang dapat diobati

Secara umum tanda dan gejala demensia adalah sbb: Secara umum tanda dan gejala demensia adalah sbb:

 Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia,Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia,

“lupa”menjadi

“lupa”menjadi bagian keseharian yang tidak bisa bagian keseharian yang tidak bisa lepas.lepas.

 Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu,Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu,

bulan, tahun,tempat penderita demensia berada bulan, tahun,tempat penderita demensia berada

 Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yangPenurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang

benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali

mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali

 Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihatEkspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat

sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang

dilakukan orang lain, lain, rasa rasa takut takut dan dan gugup yang gugup yang tak tak beralasan.beralasan. Penderita demensia kadang tidak

Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaanmengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, tersebut muncul. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah

(22)

DAFTAR RUJUKAN DAFTAR RUJUKAN

Bambang Sumantri, S.Kep.,Ns Bambang Sumantri, S.Kep.,Ns http://mantrinews.blogs

http://mantrinews.blogspot.com/2011/12/papot.com/2011/12/patofisiologi-demensia.htofisiologi-demensia.htmltml (online)(online) diakses pada 05 desember 2012

diakses pada 05 desember 2012 Ramadhan,

Ramadhan, http://stikeskabmalanghttp://stikeskabmalang.wordpress.co.wordpress.com/2009/10/03/demensia-padm/2009/10/03/demensia-pada- a-lansia-3/ 

lansia-3/ (online) diakses pada 05 (online) diakses pada 05 desember 2012desember 2012 Brunner & Suddarth. 2002.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar  Buku Ajar : Keperawatan : Keperawatan Medikal BedahMedikal Bedah .Vol 1 & 2..Vol 1 & 2. EGC : Jakarta.

EGC : Jakarta.

Doenges, Marilyn E. 1999.

Doenges, Marilyn E. 1999.  Rencana  Rencana Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan Pedoman Pedoman untuk untuk  Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasienedisi 3 alih bahasa Iedisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC :

Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC : Jakarta.Jakarta. Elizabeth.J.Corwin. 2009.

Elizabeth.J.Corwin. 2009. Buku Saku :  Buku Saku : PatofisiologiPatofisiologi. Ed.3. EGC : Jakarta.. Ed.3. EGC : Jakarta. Kushariyadi.2010.

Kushariyadi.2010. Askep pada Klien Lanjut Usia.Askep pada Klien Lanjut Usia.Salemba medika : JakartaSalemba medika : Jakarta Nugroho, Wahjudi. 1999.

Nugroho, Wahjudi. 1999. Keperawatan Gerontik Edisi 2 Buku Kedokteran.Keperawatan Gerontik Edisi 2 Buku Kedokteran. EGC :EGC : Jakarta.

Jakarta.

Silvia.A.Price & Wilson,

Silvia.A.Price & Wilson, PatofisiologiPatofisiologi. Ed.8. Jakarta. EGC.2006. Ed.8. Jakarta. EGC.2006 Stanley,Mickey. 2002.

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN KOLEKSI ANAK DI BALAI LAYANAN PERPUSTAKAAN BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH.. PROVINSI DAERAH

Skripsi Desain Sistem Kerusakan Jaringan Dermis dari Citra Mikroskop Digital Menggunakan Ekstraksi Fitur.

Dari data yang diperoleh dilapangan dengan teori yang ada terdapat kesinambungan, bahwa Peserta didik di smk sore tulungagung lebih tertarik dan bersemangat mengikuti mata

Reseller adalah pihak yang mampu memasarkan produk dari Kreateev Media, Reseller berhak untuk menaikkan harga sesuai keinginan dengan tujuan untuk mendapatkan income

yang hanya dijumpai pada stasiun pengamatan bagian hilir dari outlet limbah industri pupuk urea menunjukkan bahwa kedua jenis tersebut dapat berfungsi sebagai

Speaking about the survey findings, Eric Winandy, Director of Integrated Solutions, Emerson Commercial and Residential Solutions said: While it is encouraging that European

Pengelolaan online consumer reviews yang dilakukan penyedia layanan e- commerce secara menyeluruh memiliki pengaruh yang signifikan dan dikategorikan cukup tinggi