• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. menetapkan Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa; Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. menetapkan Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa; Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Menimbang

:

Mengingat

:

1. 2. PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BADAIT PERMUSYAWARATAIY DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PAMEKASAN,

bahwa

untuk

melaksanakan

ketentuan

Pasal

65

ayat

{21 Undang-Undang Nomor

6

Tahun

2Ol4

tentang

Desa, perlu

menetapkan

Peraturan

Daerah

tentang

Badan Permusyawaratan Desa;

Pasal 18

ayat

{6)

Undang-Undang

Dasar Negara

Republik

Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang

Nomor

12

Tahun 1950

tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan

Propinsi

Jawa

Timur

(Berita

Negara Republik

Indonesia

Tahun

1950 Nomor

32),

sebagaimana

telah diubah

dengan Undang-Undang

Nomor

2

Tahun

1965

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

1965 Nomor

19,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730l';

Undang-Undang

Nomor

t2

Tahun

2OLL

tentang

Pembentukan

Peraturan

Perundang-undangan

(Lembaran Negara

Republik Indonesia

Tahun

2OLt

Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor

52341;

Undang-Undang

Nomor

6

Tahun

2OI4

tentang

Desa (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2Ol4

Nomor

7,

Tambahan Lembaran Negara

Republik

Indonesia Nomor sa9s);

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2Ol4

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2Ol4

Nomor

244,

Tambahan Lembaran

Negara Repubik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana

telah

diubah beberapa

kali,

terakhir

dengan

Undang-Undang

Nomor

9

Tahun 2015

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia Tahun

2Ol5

Nomor

58,

Tambahan

kmbaran

Negara

Repubik Indonesia Nomor 56791;

Peraturan

Pemerintah

Nomor

79

Tahun

2OO5

tentang

Pembinaan

dan

Pengawasan

atas

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005

Nomor 165,

Tambahan

Irmbaran

Negara Republik Indonesia Nomor a593);

3.

4.

5.

(2)

7.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

43

Tahun

2Ol4

tentang

Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor

6

Tahun 2OL4

tentang Desa

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2Ot4

Nomor 165,

Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2Ot4

Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47

Tahun

2015

(kmbaran

Negara

Republik Indonesia

Tahun

2OLs Nomor 157, Tambahan

lrmbaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

Peraturan

Presiden

Nomor

87

Tahun

2OL4

tentang

Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor L2

Tahun

2OIl

tentang

Pembentukan

Peraturan

Perundang-undangan;

Peraturan

Menteri Dalam

Negeri

Nomor

1

Tahun

2OI4 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

Peraturan

Menteri Dalam

Negeri

Nomor 111

Tahun

2OI4 tentang Pedoman Teknis Peraturan

di

Desa;

Peraturan Daerah

l(abupaten

Pamekasan

Nomor

14 Tahun 2OL3

tentang

Pembentukan

Peraturan Daerah

(Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2Ot3 Nomor 17);

Dengan Persetqjuan Bersama DEWAN PERWAKII,AN RAIffAT DAERAH

KABUPATEN PAMEKASAN dan

BUPATI PAMEKASAN MEMUTUSI(AN:

DAERAH TENTANG BADAN

8. 9. 10. 11.

Menetapkan

: PERATURAN 3. 4. PERMUSYAWARATAN DESA. BAB

I

I{TTEITTUAIT

I'MUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah

ini

yang dimaksud dengan:

1.

Daerah adalah Kabupaten Pamekasan.

2.

Pemerintah Daerah adalah Bupati, dan perangkat daerah sebagai

unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

Bupati adalah

Bupati

Pamekasan.

Kecamatan

adalah wilayah

kerja

Camat

sebagai perangkat daerah.

Camat adalah pemimpin

dan koordinator

penyelenggara pemerintahan

di

wilayah

kerja

Kecamatan

yang

dalam

pelaksanaan tugasnya memperoleh

pelimpahan

kewenangan

dari

Bupati

unhrk

menang€rni sebagian

urusan

otonomi daerah

dan

menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

Desa adalah kesatuan masyarakat

hukum

yang memiliki

batas wilayah

yang

berwenang

unhrk

mengatur

dan

mengurus

urusan

pemerintahan,

kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul,

dan/atau hak

tradisional yang

diakui

dan

dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5.

(3)

7.

Pemerintahan

Desa adalah

penyelenggaraan

urusan

pemerintahan

dan

kepentingan

masyarakat

setempat

dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8.

Pemerintah

Desa adalah Kepala Desa

dan

Perangkat Desa sebagai

unsur

penyelenggara pemerintahan desa.

9.

Kepala Desa adalah

unsur

penyelenggffa pemerintahan Desa yang

dipilih

langsung oleh

penduduk

Desa sebagai pemimpin Pemerintah Desa.

10.

Badan

Permusyawaratart

Desa

adalah

lembaga

yang

melaksanakan

fungsi

pemerintahan

yang

anggotanya

merupakan

wakil

dari

penduduk

desa

berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

1

1.

Peraturan Desa

adalah peraturan

perundang-undangan

yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.

12.

Anggaran Pendapatan

dan

Belanja Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa.

BAB

II

FUNGSI,

I|AI!

KEWA,JIBAII, DAI$ LARAITGAN BADAIY PERilUSYAWARATAIY DESA

Pasal 2

Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi:

a.

membahas

dan

menyepakati Rancangan

Peraturan Desa bersama Kepala Desa;

b.

menampung

dan

menyalurkan aspirasi

masyarakat Desa; dan

c.

melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa. Pasal 3

Badan Permusyawaratan Desa berhak:

a.

mengawasi

dan

meminta

keterangan

tentang

penyelenggaraan

Pemerintahan

Desa

kepada Pemerintah Desa;

b.

menyatakan

pendapat

atas

penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan kemasyarakatan Desa,

dan

pemberdayaan masyarakat Desa;

c.

mendapatkan

biaya

operasional pelaksanaan

tugas

dan

fungsi

dari

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja Desa; dan

d.

memperoleh

pengembangan

kapasitas

melalui

pendidikan

dan

pelatihan,

sosialisasi, pembimbingan teknis, dan kunjungan lapangan.

Pasal 4

Anggota Badan Permusyawaratan Desa mempunyai hak:

a.

mengajukan

usul

r€rncangan Peraturan Desa;

b.

mengajukanpertanyaan;

menyampaikan

usul dan/atau

pendapat; memilih dan

dipilih;

dan

mendapat

tunjangan

dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

c.

d. e.

(4)

b.

Pasal 5

Anggota Badan Permusyawaratan Desa wajib:

a.

memegang

teguh

dan

mengamalkan

Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia

Tahun

1945, serta

mempertahankan dan

memelihara

keutuhan

Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika;

b.

melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan gender dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa ;

c.

menyerap,

menampung, menghimpun,

dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat Desa;

d.

mendahulukan kepentingan

umum

diatas kepentingan pribadi, kelompok,

dan/atau

golongan;

e.

menghormati

nilai

sosial budaya

dan adat

istiadat masyarakat Desa; dan

f.

meqiaga

norrna

dan etika

dalam

hubungan

kerja dengan lembaga kemasyarakatan Desa.

Pasal 6

Anggota Badan Permusyawaratan Desa dilarang:

a.

merugikan

kepentingan

umum,

meresahkan sekelompok masyarakat

Desa,

dan mendiskriminasikan warga

atau

golongan masyarakat Desa;

melakukan

korupsi, kolusi, dan

nepotisme, menerima

uang,

barang,

danlatau

jasa dari

pihak

lain

yang

dapat

mempengaruhi

keputusan

atau tindakan

yang akan dilakukan;

menyalah gunakan wewenang; melanggar

sumpah/janji

jabatan;

merangkap

jabatan

sebagai

Kepala

Desa

dan Perangkat Desa;

merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan Ralryat

Republik

Indonesia,

Dewan

Perwakilan

Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Provinsi

atau

Dewan

Perwakilan

Rakyat

Daerah Kabupaten,

dan jabatan

lain

yang

ditentukan

dalam peraturan perrrndang-undangan;

sebagai pelaksana proyek Desa;

menjadi pengurus partai

politik; dan/atau

menjadi

anggota

dan/atau

pengurus

organisasi terlarang.

BAB

III

KEAIYGGOTAAIT

BADAITPEffiDESA

Pasal 7

(1)

Anggota Badan Permusyawaratan Desa merupakan

wakil

dari

penduduk

desa berdasarkan

keterwakilan

wilayah yang pengisiannya

dilakukan

secara demokratis.

(2\

Masa keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa selama

6

(enam)

tahun

terhitung sejak

tanggal

pengucapan

sumpah/janji.

c. d. e. f. g. h. i.

(5)

(3)

Anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

dapat

dipilih

untuk

masa keanggotaan

paling

banyak

3

(tiga)

kali

secara

berturut-turut

atau

tidak

secara

berturut-turut.

Pasal 8

Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa

terdiri atas

1 (satu) orang

ketua, 1

(satu) orang

wakil ketua,

dan

1

(satu) orang sekretaris.

Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

dipilih

dari dan

oleh anggota Badan Permusyawaratan Desa secara langsung dalam

rapat

Badan

Permusyawaratan Desa

yang

diadakan secara khusus.

Rapat pemilihan Pimpinan Badan

Permusyawaratan Desa

untuk

pertama

kali dipimpin

oleh anggota

terlua

dan

dibantu

oleh anggota termuda.

Pasal 9

(1)

Persyaratan

calon

anggota

Badan

Permusyawaratan Desa adalah:

a.

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b.

memeg€rng

teguh

dan

mengamalkan

Pancasila,

melaksanakan Undang-Undang

Dasar

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

1945,

serta

mempertahankan

dan

memelihara

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal lka;

c.

bemsia paling rendah

20

(dua

puluh) tahun

atau sudah/pernah menikah;

d.

berpendidikan

paling

rendah

tamat

sekolah menengah pertama atau sederajat;

e.

bukan sebagai perangkat Pemerintah Desa;

f.

bersedia

dicalonkan

menjadi

anggota

Badan Permusyawaratan Desa; dan

g.

wakil

penduduk Desa

yang

dipilih

secara demokratis.

(21

Bagt

Pegawai

Negeri

Sipil/TNl-Polri

yang

akan

mencalonkan

diri

sebagai anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

selain

harus

memenuhi

persyaratan

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1),

yang

bersangkutan

harrs

terlebih

dahulu

mendapatkan

izin tertulis

dari Atasan.

Pasal 1O

(1) Jumlah

anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa ditetapkan dengan

jumlah

gasal, paling sedikit

5

(lima) or€rng

dan paling banyak

9

(sembilan) orang, dengan memperhatikan

luas wilayah,

keterwakilan

perempuan,

jumlah

penduduk

dan

kemampuan keuangan Desa.

(21

Peresmian

anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

sebagaimana

dimaksud

pada ayat

(1)

ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(1)

(21

(6)

(3)

(41

Anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

sebelum

memangku

jabatannya

bersumpah/berjanji

secara bersama-sama

di

hadapa.n

masyarakat

dan

dipandu oleh Bupati atau pejabat yang

ditunjuk.

Susunan kata-kata sumpah/janji

Anggota

Badan Permusyawaratan Desa sebagai

berikut

:

"Demi

Allah/nrhan,

saya

bersumpah/berjanji

bahwa saya

akan

memenuhi kewqjiban saya selaku Anggota Badan Permusyawaratan Desa dengan sebaik-baiknya,

sejujur-jujurnya dan

seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu

taat

dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara; dan bahwa saya akan

menegakkan

kehidupan

demokrasi

dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun

1945

serta

melaksanakan segala

peraturan

perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang

berlaku

bagi

Desa, Daerah

dan

Negara Kesatuan

Republik Indonesia."

Pasal I 1

Ketentuan

jumlah

anggota

Badan

Permusyawaratan Desa

berdasarkan

jumlah

penduduk

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:

a.

sebanyak

5

(lima) orang

anggota,

untuk

jumlah

penduduk sampai dengan

1500

(seribu

lima

ratus) Jlwa;

b.

sebanyak

7

(tqiuh)

orang

anggota,

penduduk

1501 (seribu lima

ratus

satu) 3000 (tiga

ribu)jiwa;

c.

sebanyak

9

(sembilan)

orang

anggota, penduduk lebih

dari

3000 (tiga

ribu)jiwa.

untuk

jumlah

BAB TV

PEITGISIAN KEANGGOTAAN Pasal 12

(1)

Pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa

dilaksanakan

secara

demokratis

melalui

proses

musyawarah

perwakilan

dengan

menjamin ketenvakilan perempuan.

(21

Dalam

rangka

proses

musyawarah

perwakilan sebagaimana

dimaksud pada

ayat

(U,

Kepala

Desa

mem-bentuk

Panitia

Pengisian

Keanggotaan Badan

Permusyawaratan

Desa

yang

ditetapkan

dengan

Keputusan KePala Desa. Pasal 13

Panitia

Pengisian anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

terdiri

atas

unsur

Perangkat Desa

dan

unsur

masyarakat

lainnya

dengan

jumlah

anggota

dan komposisi yang proPorsional.

Susunan

- panitia

Pengisian

anggota

Badan

Permusyawaratan Desa sebagaimana

dimaksud

pada ayat (1)

terdiri

atas:

untuk

jumlah

sampai dengan

(1)

(7)

a.

ketua merangkap anggota;

b.

sekretaris merangkap anggota;

c.

bendahara merangkap anggota.; dan

d.

anggota.

Calon anggota Badan Permusyawaratan Desa

menjadi

Panitia

Pengisian

Keanggotaan Permusyawaratan Desa.

(U

Panitia Pasal 14

Pengisian

Keanggotaan (3) dilarang Badan Badan (1)

Permusyawaratan

Desa melalnrkan penjaringan

dan

penyaringan

bakal calon

anggota

Badan Permusyawaratan Desa dalam

jangka waktu

6

(enam)

bulan

sebelum

masa

keanggotaan

Badan Permusyawaratan Desa berakhir.

(21

Panitia Pengisian Keanggotaan Badan Permusyawaratan

Desa menetapkan

calon

anggota

Badan

Permusyawaratan Desa yang

jumlahnya

sama

atau

lebih

dari

anggota Badan Permusyawaratan Desa paling

lama

3

(tiga)

bulan

sebelum masa keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa berakhir.

(3)

Calon

anggota

Badan

Permusyawaratan Desa

dipilih

dalam

proses musyawarah perwakilan

oleh

unsur

masyarakat yang mempunyai hak

pilih.

Pasal 15

Mekanisme musyawarah

perwakilan

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal

t4

ayat (3) dilakukan

secara berjenjang sebagai berikut:

a.

musyawarah

di tingkat

Rukun Warga atau Dusun,

dihadiri

oleh pengurus RT-RW, pengurus PKK RT-RW,

dan

pengurus

Karang

Tanrna

RT-RW serta

pimpinan

organisasi

kemasyarakatan, untuk

menetapkan

calon anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

yang akan

diusulkan

dalam musyawarah

di

tingkat Desa;

b.

musyawarah

di

tingkat

Desa,

dihadiri oleh

calon

anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

yang

diusulkan

oleh masing-masing

Rukun

Warga atau

Dusun

dengan

melibatkan Ketua Rukun

Warga,

pemuka

agtrma,

dan

pimpinan

organisasi

kemasyarakatan,

untuk

menetapkan

anggota Badan Permusyawaratan Desa.

Hasil musyawarah perwakilan sebagaimana dimaksud

pada

ayat

(1),

disampaikan

oleh

Panitia

Pengisian Keanggotaan

Badan

Permusyawaratan

Desa

kepada

Kepala

Desa

paling tama

7

(tqjuh)

hari

kerja

sejak ditetapkannya hasil musyawarah pennrakilan.

Hasil musyawarah perwakilan sebagaimana dimaksud

pada

ayat (21, disampaikan

oleh

Kepala Desa kepada

Bupati melalui

Camat paling lama

7 {tttjuh) hari

kerja

sejak diterimanya

hasil

musyawarah

perwakilan dari

Panitia Pengisian Keanggotaan (21

(3)

Permusyawaratan Desa

untuk

diresmikan.

(8)

(1)

Pasal 16

Peresmian anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

ditetapkan

dengan Keputusan

Bupati paling lama

3O

(tiga

puluh)

hari

sejak

diterimanya

laporan

hasil musyawarah perwakilan

dari

Kepala Desa.

Pengucapan

sumpah/janji

anggota

Badan Permusyawaratan

Desa

dipandu

oleh

Bupati

atau Pejabat yabg

ditunjuk

paling lama 30 (tiga

puluh)

hari

sejak

diterbitkannya Keputusan

Bupati

mengenai peresmian anggota Badan Permusyawaratan Desa.

Pasal 17

Pengisian keanggotaan

Badan

Permusyawaratan

Desa

antarwaktu ditetapkan

dengan Keputusan

Bupati

atas

usulan

pimpinan Badan

Permusyawaratan

Desa

melalui Kepala Desa.

BAB

V

TIINJAITGAIT DAIT BIAYA OPERASIONAL Pasal 18

(1)

Terhadap

pimpinan

dan

anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

diberikan

tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi.

(21

Selain

tunjangan

sebagaimana

dimaksud pada

ayat (1),

Badan

Permusyawaratan Desa memperoleh biaya operasional.

(3)

Tunjangan

dan

biaya

operasional

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

dan

ayat (21 bersumber

dari

alokasi anggaran belanja Desa.

(41

Ketentuan

lebih

lanjut

mengenai

tata cara

pemberian

tunjangan

dan

biaya

operasional

sebagaimana

dimaksud

pada ayat

(3) diatur

dalam

Peraturan Bupati.

BAB

VI

PEUBERHEISTIAIS ANGGOTA BADAI5 PERilUSYAITARATAIT DESA

Pasal 19

(l)

Anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

berhenti karena:

a.

meninggal

dunia

;

b.

permintaan sendiri; atau

c.

diberhentikan.

(21

Anggota Badan Permusyawaratan Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf

c karena :

a.

berakhir masa keanggotaan;

b. tidak

dapat

melaksanakan

tugas

secara

berkelanjutan

atau

berhalangan

tetap

secara

berturut-tunrt

selama 6 (enam) bulan;

c.

tidak lagt

memenuhi

syarat

sebagai

Anggota Badan Permusyawaratan Desa; atau

d.

melanggar

larangan

sebagai

Anggota

Badan Permusyawaratan Desa.

(9)

(3)

Pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan Desa

diusulkan

oleh

pimpinan Badan

Permusyawaratan Desa kepada

Bupati melalui

Camat

atas dasar

hasil musyawarah Badan Permusyawaratan Desa.

(4)

Peresmian

pemberhentian

anggota

Badan

Permusyawaratan Desa sebagaimana

dimaksud

pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB

VII

PERATURAIS TATA TERTIB BADAI| PERMUSYANTARATAN DDSA

Pasal 2O

(1)

Badan

Permusyawaratan

Desa

men5rusun peraturan tata

tertib

Badan Permusyawaratan Desa.

(21

Peraturan

tata tertib

Badan

Permusyawaratan Desa sebagaimana

dimaksud pada

ayat

(1)

paling

sedikit memuat tentang :

a.

waktu

musyawarah

Badan

Permusyawaratan Desa;

b.

pengaturan

mengenai

pimpinan

musyawarah Badan Permusyawaratan Desa;

c.

tata

cara musyawarah Badan

Permusyawaratan Desa;

d.

tata

laksana

dan

hak

menyatakan

pendapat Badan Permusyawaratan Desa dan anggota Badan Permusyawaratan Desa; dan

e.

pembuatan

berita acara

musyawarah

Badan Permusyawaratan Desa.

(3)

Penjabaran lebih

lanjut

tentang muatan peraturan

tata

tertib

Badan

Permusyawaratan

Desa

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(21

diatur

dengan

Peraturan Bupati.

BAB

VIII

UUSYAIITARAH

BADAIT PERilUSYAWARATAN DESA Pasal 2 1

Mekanisme musyawarah

Badan

Permusyawaratan Desa sebagai

berikut:

a.

musyawarah

Badan

Permusyawaratan Desa

dipimpin

oleh pimpinan Badan Permusyawaratan Desa;

b.

musyawarah

Badan

Permusyawaratan

Desa dinyatakan sah apabila

dihadiri

oleh paling sedikit

2/3

(dua

pertiga)

dari jumlah

Anggota

Badan Permusyawaratan Desa;

c.

pengambilan

keputusan

dilakukan

dengan musyawarah guna mencapai mufakat;

d.

apabila

musyawarah

mufakat

tidak

tercapai,

pengambilan

keputusan

dilakukan

dengan

cara pemungutan suara;

(10)

e. pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada

humf

d dinyatakan

sah apabila

disehrjui

oleh

paling

sedikit

Ll2

(satu

perdua)

ditambah

1

(satu)

dari

jumlah

anggota Badan

Permusyawaratan

Desa

yang

hadir; dan

hasil

musyawarah

Badan

Permusyawaratan

Desa

ditetapkan dengan Keputusan

Badan

Permusyawaratan

Desa

dan

dilampiri

notulen

musyawarah

yang dibuat

oleh

Sekretaris

Badan Permusyawaratan Desa.

BAB

IX

KEfENTUAIT PERALIIIAIY

Pasal22

Anggota Badan Permusyawaratan Desa yang ada pada saat

ini

tetap

melaksanakan

tugas

sampai

habis

masa keanggotaannya.

BAB

X

I{ETENTUAN PEITUTUP Pasal 23

Pada saat Peraturan Daerah

ini

mulai berlaku,

Peraturan

Daerah

Kabupaten Pamekasan

Nomor

8

Tahun

2006

tentang

Badan Permusyawaratan Desa

(kmbaran

Daerah

Kabupaten

Pamekasan

Tahun

2006

Nomor

I

Seri

E)

dicabut dan dinyatakan

tidak

berlaku.

Pasal 24

Pada

saat

Peraturan Daerah

ini

mulai

berlaku,

semua

peraturan

pelaksanaan

dari

Peraturan Daerah Kabupaten

Pamekasan

Nomor

8

Tahun

2A06 tentang

Badan

Permusyawaratan

Desa (Iembaran

Daerah

Kabupaten Pamekasan

Tahun

2006 Nomor

8

Seri E) dinyatakan masih

tetap

berlaku

sepanjang

tidak

bertentangan

dengan ketentuan Peraturan Daerah

ini.

Pasal 25

Peraturan

pelaksanaan

dari

Peraturan Daerah

ini

ditetapkan

paling lama

6

(enam)

bulan

terhitung

sejak Peraturan Daerah

ini

diundangkan.

(11)

Pasal 26

Peraturan

Daerah

ini

mulai

berlaku

pada

tanggal diundangkan.

Agar

setiap pengundangan penempatannya Pamekasan. Ditetapkan di Pamekasan pada tanggal 22

Juni

2015

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

Peraturan

Daerah

ini

dengan

dalam

Lembaran

Daerah

Kabupaten

Diundangkan

di

Pamekasan pada tanggal 7 September 2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2015 NOMOR 13 ACHMAD SYAFII

Referensi

Dokumen terkait

Penyelenggaraan Liga Pendidikan Indonesia Tk... Fasilitasi

Penggantian nama tidak diwajibkan, akan tetapi selama tahun-tahun pertama dari masa Orde Baru, sebagian besar dari orang Indonesia keturunan Tionghoa mengganti nama mereka, karena

Penyelenggara PCM/PDM dengan mengundang peserta lain dari beberapa dusun (Minimal 3 dusun) ,baik dari warga Muhammadiyah maupun Luar Muhammadiyah 2.. Ada

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka diambil suatu pemahaman bahwa dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga