• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC LOCUS OF CONTROL DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC LOCUS OF CONTROL DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC LOCUS OF

CONTROL DENGAN TINGKAT STRES PADA

MAHASISWA UNIVERSITAS BINA

NUSANTARA

Keisha Carynda Apremahirsty, Greta Vidya Paramita, M.Psi

Universitas Bina Nusantara

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara academic locus of control dengan tingkat stres pada mahasiswa. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan kuesioner sebagai alat ukur. Sample penelitian terdiri dari 134 mahasiswa aktif Universitas Bina Nusantara Jakarta. Hasil penelitian menunjukan angka korelasi academic locus of control internal dan tingkat stres sebesar 0.353 yang berarti terdapat hubungan positif pada tingkat rendah dan terdapat hubungan positif yang kuat antara academic locus of control eksternal dengan tingkat stres dengan nilai korelasi 0.626

Kata kunci: academic locus of control, stres, mahasiswa

ABSTRACT

The purpose of this research is to discover correlation between academic locus of control and stress level on college students of Bina Nusantara University. This research uses quantitative correlation as a method and questionnaire as the research instrument. The study sample consisted of 134 college students of Bina Nusantara University, Jakarta. The result of this research shows a low positive correlation between internal academic locus of control and stress level with correlation coefficient 0.353 and high positive correlation between external academic locus of control and stress level with correlation coefficient 0.626

(2)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di dalam hidup dan situasi seperti ini dapat menimbulkan stres. Stres bisa muncul dalam rentang usia yang beragam dan dalam bermacam-macam situasi. Stres merupakan hal yang wajar untuk dialami tetapi jika tingkat stres terlalu tinggi, maka akan mengakibatkan efek yang buruk.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan, ditemukan bahwa stres memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fungsi sehari-hari manusia. Ketergantungan pada obat-obatan, rokok, dan minuman keras bisa dipicu oleh stres (Booker, 2004; Sinha, 2008). Stres juga dapat mempengaruhi performa kerja, performa belajar, hubungan sosial, menyebabkan insomnia, serta masalah-masalah pencernaan. Pada saat seseorang mengalami stres, terjadi peningkatan pada detak jantung, tekanan darah, serta sekresi hormon, maka stres juga dapat memicu timbulnya penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, penyakit kardiovaskular dan gangguan reproduksi (Vrijkotte, 2000; Kalantaridou, 2004). Hal paling ekstrim yang dapat dipicu oleh stres adalah tindakan bunuh diri (Cornette & Busch, 2013).

Menurut Santrock (2010), menjadi seorang mahasiswa merupakan salah satu bagian dari tahap perkembangan yang merupakan transisi dari remaja akhir ke dewasa muda. Transisi ini melibatkan sebuah perubahan dan kemungkinan munculnya stres. Memasuki perkuliahan berarti berinteraksi dengan lingkungan baru dan orang-orang dengan latar belakang yang lebih beragam, serta fokus pada pencapaian juga lebih besar. Pada tahun 2012, di Indonesia, ada lebih dari lima kasus bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswa dikarenakan stres menghadapi masalah dan tekanan dari lingkungan, yang berupa masalah sosial-ekonomi, tekanan dalam belajar, maupun tekanan dalam hubungan sosial.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 13 mahasiswa Universitas Bina Nusantara, mereka semua menyatakan pernah mengalami stres selama masa perkuliahan. Sebagian menyebutkan bahwa ada peraturan atau kebijakan-kebijakan kampus yang membuat mereka tertekan, mendapatkan nilai yang buruk atau tidak sesuai dengan harapan, tidak bisa me-manage waktu (memiliki banyak kegiatan sehingga tumpang tindih dengan jadwal kuliah dan prokrastinasi), menghadapi mata kuliah yang dianggap sulit atau tidak penting dan dosen yang tidak disukai, kekhawatiran saat akan melakukan presentasi oral, kesulitan dalam menyusun skripsi, serta menjalankan program magang.

Lainnya menyebutkan faktor-faktor stres yang tidak bersifat akademik seperti masalah pribadi dengan teman dan keluarga, putus dengan pacar, jarak yang jauh antara

(3)

rumah dan kampus, serta kondisi jalan yang macet. 5 dari 13 mahasiswa tersebut cenderung mengalami penurunan dalam performa ketika mereka sedang berada di bawah tekanan. Penurunan performa itu sendiri disebabkan oleh rusaknya mood dan hilangnya motivasi. Stres juga membuat mereka tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu dan seringkali memicu rasa panik dan emosi negatif, seperti marah-marah dan menangis. Sedangkan 3 orang mengatakan bahwa saat sedang berada dalam kondisi tertekan, mereka justru merasa lebih termotivasi untuk mengerjakan sesuatu. Tekanan dianggap sebagai tantangan untuk melakukan sesuatu lebih baik lagi (Hasil wawancara peneliti, 6 & 13 Mei 2013).

Larsen & Buss (2010) menyatakan bahwa stres bisa muncul pada saat manusia dihadapkan pada kejadian yang nampaknya tidak dapat dikontrol dan mengancam. Segala kejadian yang menekan dapat dianggap mengancam atau menjadi sebuah tantangan, tergantung bagaimana individu mempersepsikannya, apakah situasi mengontrol manusia atau manusia yang mengontrol situasi. Hal ini dapat diasosiasikan dengan locus of control.

Locus of control itu sendiri adalah sebuah konsep yang menggambarkan persepsi seseorang tentang tanggung jawab atas kejadian-kejadian dalam hidupnya (Larsen & Buss, 2010). Rotter (1990) membagi locus of control menjadi dua dimensi yaitu internal dan eksternal. Orang yang memiliki locus of control internal cenderung merasa lebih bahagia dan lebih puas dengan kehidupan serta jarang merasa stres. Sementara orang-orang dengan locus of control eksternal lebih rentan terhadap depresi dan masalah-masalah kesehatan serta cenderung menempatkan diri mereka dalam situasi yang dapat menambah tekanan atau stres karena merasa tidak memiliki daya untuk mengubah kondisi mereka (Myers, 1993).

Hasil penelitian tentang yang dilakukan oleh Roddenberry (2007) terhadap mahasiswa di Amerika mengenai mediasi locus of control dan self-efficacy terhadap stres, penyakit, dan pemanfaatan layanan kesehatan menyatakan adanya korelasi antara locus of control dan stres. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa locus of control eksternal berhubungan dengan peningkatan stres, sedangkan tingkat stres yang rendah diasosiasikan dengan tingkat locus of control internal yang tinggi.

Kemudian dalam penelitian Alipour & Karimi (2011) tentang peran locus of control terhadap penurunan stres kerja pada organisasi, disebutkan bahwa locus of control dapat menjadi faktor yang efektif untuk mengurangi stres. Namun tidak semua penelitian memiliki hasil yang sama. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rosidah (1998) terhadap guru SMU di Jakarta, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara stres dengan locus of control.

Berdasarkan fenomena dan penelitian yang ada, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang hubungan antara locus of control dengan tingkat stres pada mahasiswa.

(4)

Lebih spesifik lagi academic locus of control yaitu keyakinan atas kontrol dalam konteks pencapaian dan akademik (Sarıçam, Duran & Mehmet, 2012; Trice 1985).

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat ditarik adalah:

1. Apakah ada hubungan antara academic locus of control dengan tingkat stres pada mahasiswa?

a. Apakah ada hubungan antara academic locus of control internal dengan tingkat stres pada mahasiswa?

b. Apakah ada hubungan antara academic locus of control eksternal dengan tingkat stres pada mahasiswa?

TINJAUAN PUSTAKA

Academic Locus of Control

Locus of control adalah sikap, keyakinan atau harapan umum tentang hubungan kausal antara perilaku seseorang dan konsekuensinya (Rotter, 1966); harapan umum yang mengacu pada keyakinan seseorang bahwa ia dapat atau tidak dapat mengontrol kehidupannya (Feist & Feist, 2008). Academic locus of control memiliki struktur yang sama seperti locus of control hanya saja menunjukkan keyakinan atas kontrol dalam hal yang lebih spesifik yaitu konteks pencapaian dan akademik (Sarıçam, Duran & Mehmet, 2012; Trice 1985).

Dimensi academic locus of control, yaitu:

Academic locus of control internal: sejauh mana seseorang mengharapkan dan meyakini bahwa sebuah reinforcement atau hasil dari perilaku mereka adalah tergantung pada perilaku atau karakterisrik personal mereka sendiri

Academic locus of control eksternal: sejauh mana seseorang mengharapkan dan meyakini bahwa reinforcement atau hasil yang ada dipengaruhi oleh kesempatan atau keberuntungan, takdir, kekuatan lain atau hal-hal yang tidak menentu atau tidak dapat dikontrol.

Stres

Lazarus & Folkman (1984) menyatakan bahwa stres merupakan sebuah hubungan antara seseorang dengan lingkungannya dimana situasi yang dihadapinya dinilai melebihi kemampuannya atau membahayakan kesejahteraanya. Berdasarkan beberapa penelitian

(5)

tentang stres pada mahasiswa yang sudah pernah dilakukan sebelumnya (Ross, Niebling & Heckert, 1999), sumber stres terbagi menjadi empat kelompok, yaitu:

a. Faktor interpersonal: perubahan dalam aktifitas sosial, masalah dengan orang tua, teman dan pacar, bekerja dengan orang yang tidak dikenal, interaksi dengan dosen b. Faktor intrapersonal: masalah keuangan, kesehatan, perubahan rutinitas, kematian orang terdekat, tanggung jawab baru, berbicara di depan publik, ekspektasi akan pencapaian, manajemen waktu (Lin, Lin & Wang, 2009)

c. Faktor akademik: ujian, nilai atau hasil belajar, metode dosen dalam mengajar, materi pelajaran, jumlah dan sifat tugas-tugas yang diberikan, kompetisi akademik (Lin, Lin & Wang, 2009)

d. Faktor lingkungan: kondisi hidup dan tempat tinggal, perubahan lingkungan hidup, waktu liburan yang diberikan, mengantri, masalah komputer, perceraian orang tua.

Dimensi stres, yaitu:

• Reaksi stres: reaksi terhadap stres berupa reaksi fisiologis, kognisi, emosi, dan perilaku

• Paparan terhadap stres: frekuensi dan durasi seseorang mengalami stres

• Penilaian terhadap stres: situasi merupakan bahaya, ancaman atau tantangan (primary appraisal), individu menilai dirinya memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi dan memenuhi tuntutan (secondary appraisal)

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, yaitu penelitian yang membahas hubungan antara variabel-variabel. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, yaitu sebuah kategori penelitian dimana hasilnya dipresentasikan sebagai angka, yang umumnya dalam bentuk statistik deskriptif dan inferensial (Goodwin, 2010) Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini merupakan mahasiswa-mahasiswi jenjang strata-1 Universitas Bina Nusantara yang diambil dari beragam jurusan, diantaranya Akuntansi, Manajemen, Psikologi, Sistem Informasi, Teknik Informatika, Sistem Informasi – Manajemen, Marketing

(6)

Communication, Hotel Manajemen dan juga dari berbagai semester yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10. Usia subjek penelitian beragam antara 18-25 tahun yang merupakan usia rata-rata individu menjalani perkuliahan dan usia dimana individu mengalami transisi dari remaja ke dewasa muda (Santrock, 2010).

Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah accidental/ convenience non-probability sampling. Dikarenakan jumlah populasi yang besar, peneliti mempertimbangkan untuk mengambil sample yang ada atau mudah dijumpai pada saat pengambilan data lapangan.

Alat Ukur Penelitian

Alat ukur yang digunakan untuk variabel academic locus of control merupakan adaptasi skala Academic Locus of Control Trice (1985). Jumlah item pada alat ukur ini pada awalnya ada 28 namun hanya 22 item valid yang digunakan dengan nilai reliabilitas sebesar 0.812. Kemudian untuk variabel stres, peneliti menyusun kuesioner berdasarkan dimensi-dimensi stres yaitu reaksi stres, paparan terhadap stres, dan penilaian terhadap stres. Jumlah item pada alat ukur ini adalah 63 dengan nilai reliabilitas sebesar 0.950.

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian lapangan dilakukan pada tanggal 1, 2 dan 9 Juli 2013 di Universitas Bina Nusantara kampus Anggrek, Jakarta Barat. Total kuesioner yang didapatkan sebanyak 134 kuesioner.

Teknik Pengolahan Data

Data penelitian lapangan yang didapatkan dimasukkan ke dalam program aplikasi Microsoft Excel 2010 dalam bentuk angka atau skor dari kuesioner. Kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment Correlation dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS 20.0.

Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

a. Hipotesis null (H0a): tidak ada hubungan antara academic locus of control internal dengan tingkat stres pada mahasiswa universitas Bina Nusantara

b. Hipotesis alternatif (H1a): ada hubungan antara academic locus of control internal dengan tingkat stres pada mahasiswa universitas Bina Nusantara

c. Hipotesis null (H0b): tidak ada hubungan antara academic locus of control eksternal dengan tingkat stres pada mahasiswa universitas Bina Nusantara

(7)

d. Hipotesis alternatif (H1b): ada hubungan antara academic locus of control eksternal dengan tingkat stres pada mahasiswa universitas Bina Nusantara

HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Korelasi

Tabel 2 Nilai Korelasi Dimensi ALOC Internal dan Stres

Correlations

Stres ALOC Internal Stres Pearson Correlation 1 .353** Sig. (2-tailed) .000 N 134 134 ALOC Internal Pearson Correlation .353** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 134 134

Tabel 3 Nilai Korelasi Dimensi ALOC Eksternal dan Stres Correlations

Stres ALOC Eksternal Stres Pearson Correlation 1 .626** Sig. (2-tailed) .000 N 134 134 ALOC Eksternal Pearson Correlation .626** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 134 134 *

*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan kedua tabel diatas, ditemukan korelasi yang signifikan antara kedua dimensi academic locus of control, baik internal maupun eksternal, dengan tingkat stres. Namun academic locus of control eksternal memiliki hubungan yang kuat atau tinggi dengan r = 0.626 sementara academic locus of control internal memiliki hubungan yang rendah dengan tingkat stres dengan r sebesar 0.353.

(8)

Hasil analisa juga membuktikan bahwa hubungan antara dua variabel tersebut merupakan hubungan positif yang signifikan, dimana academic locus of control eksternal memiliki hubungan yang lebih kuat dengan stres dan academic locus of control internal memiliki hubungan yang rendah dengan stres.

Tabel 4 Norma Tipe Academic Locus of Control

Nilai Tipe Academic Locus of Control N

29-54 Internal 45

55-80 Eksternal 89

Tabel 5 Norma Tingkat Stres

Nilai Kategori Stres N

133 – 156 Tingkat rendah 34

157 –188 Tingkat sedang 66

189 – 237 Tingkat tinggi 34

Dari kedua tabel 4, dapat dilihat rentang perolehan skor responden. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari total 134 responden didapatkan 33.6% atau 45 responden yang termasuk dalam tipe academic locus of control internal dan 66.4% atau 89 responden

termasuk dalam tipe academic locus of control eksternal.

Kemudian tabel 5 menunjukkan bahwa dari 134 responden didapatkan 34 responden (25.4%) yang termasuk dalam kategori stres tingkat rendah, 66 responden (49.3%) termasuk dalam kategori stres tingkat sedang, dan 34 responden (25.4%) termasuk dalam kategori stres tingkat tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara academic locus of control dengan tingkat stres. Hasil korelasi academic locus of control internal dan tingkat

(9)

stres menunjukkan nilai r = 0.353 yaitu hubungan positif yang signifikan pada tingkat rendah. Kemudian hasil korelasi academic locus of control eksternal dan tingkat stres menunjukkan nilai r = 0.626 yaitu hubungan positif yang signifikan pada tingkat tinggi.

Saran akademis

Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Menambah karakteristik subjek penelitian agar arah penelitian lebih spesifik serta memperbanyak jumlah subjek agar hasilnya dapat digeneralisasikan lebih baik untuk menggambarkan populasi

2. Jika menggunakan alat ukur adaptasi, pastikan alat ukur tersebut bebas bias budaya dan sesuai utnuk digunakan di Indonesia

Saran praktis

Beberapa saran yang dapat peneliti berikan bagi mahasiswa, yaitu:

1. Melakukan konseling dengan dosen atau konselor jika mengalami kendala atau kesulitan dalam belajar serta masalah akademis lainnya

2. Me-manage waktu sebaik mungkin, baik dalam kegiatan belajar dan kegiatan lain agar tidak tumpang tindih dan membuat diri sendiri merasa kewalahan

3. Lebih mengembangkan academic locus of control internal dengan membangun rasa tanggung jawab dan kontrol dalam kehidupan terutama dalam kegiatan-kegiatan akademik.

4. Mempertahankan teknik coping stres yang sudah dimiliki dan sesuai dengan diri masing-masing.

Kemudian saran bagi institusi atau pihak universitas, diantaranya:

1. Memberikan informasi yang lebih mendalam tentang stres dan teknik coping bagi mahasiswa melalui seminar atau program sejenis lainnya

2. Diharapkan dapat terus mengembangkan sistem dan metode belajar-mengajar serta kurikulum dan peraturan yang lebih baik dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi mahasiswa.

Kemudian beberapa saran bagi pihak keluarga, diantaranya:

1. Memantau kegiatan serta memberikan perhatian lebih bagi mahasiswa.

2. Membangun komunikasi yang baik dan memberikan dukungan sosial bagi mahasiswa.

(10)

Referensi

Abouserie, R. (1994). Sources and levels of stress in relation to locus of control and self-esteem in university students. Educational Psychology, 14, 323-331 Alipour, F., & Karimi, R. (2011). Reduce job stress in organizations: Role of locus of control. International Journal of Business and Social Science, 2(18). American Psychological Association. (2010). Stress and gender. Stress In

America. Diunduh dari http://www.apa.org/news/press/releases/stress/gender- stress.pdf

Bell, P.A., Greene, T.C., Fisher, J.D., & Baum, A. (2001). Environmental

psychology(5th ed). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Bernardi, R.A. (1997). The relationships among locus of control, perceptions of stress, and performance. Journal of Applied Business Research, 13(4). Booker, C.L., Gallaher, P., Unger, J.B., Ritt-Olson, A., & Johnson, C.A. (2004). Stressful life events, smoking behavior, and intentions to smoke among and multiethnic sample of sixth graders. Ethnicity and Health, 9(4):369-97. Cegah stres, cegah kanker. Diakses 10 Januari, 2013 dari

http://infoshouse.blogspot.com/2010/01/cegah-stres-cegah-kanker.html

Cornette, M. M., & Busch, A. M. (2013). The Charles E. Kubly Foundation: Stress and Suicide. Diakses dari http://charlesekublyfoundation.org/resource- center/resource-articles/stress-and-suicide/

Desy, F. (1998). Hubungan locus of control dengan role stress karyawan pada

tingkat manajerial. Skripsi: Universitas Katolik Atma Jaya

Dougall, A.L., & Baum, A. (2012). Stress, health and illness. Handbook of Health

Psychology(2nd ed). Psychology Press.

Feist, J., & Feist, G.J. (2008). Theories of personality(7th ed). New York: McGraw

Hill.

Forte, A. (2005). Locus of control and the moral reasoning of managers. Journal

(11)

Four dimensions of stress. Diakses 10 Januari, 2013 dari

http://soe.syr.edu/academic/counseling_and_human_services/modules/Self_Care/four_dimension s_of_stres.aspx

Gadzella, B.M., Carvalho, C., & Masten, W.G. (2008). Differences among gender role identity groups on stress. American Journal of Psychological

Research, 4(1), 1-12.

Ghufron, M.N., & Risnawita, R. (2008). Locus of control mahasiswa STAIN kudus antara lulusan madrasah dengan sekolah umum. Jurnal STAIN Kudus, 2(1), 89-102.

Goodwin, C.J. (2010). Research in psychology: Methods and design(6th ed).

New Jersey: Wiley.

Grimes, P.W., Millea, M.J., & Woodruff, T.W. (2004). Grades - who’s to blame? student evaluation of teaching and locus of control. The Journal of Economic

Education, 35(2), 129-47.

Inilah pengaruh stres bagi tubuh anda. Diakses 10 Januari, 2013 dari

http://forum.kompas.com/teras/71147-inilah-pengaruh-stres-bagi-tubuh-anda.html

Kalantaridou, S.N., Makrigiannakis, A., Zoumakis, E., & Chrousos, G.P. (2004). Stress and the female reproductive system. Journal of Reproductive

Immunology, 62(1-2):61-8.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. (2012). Mahasiswa. Diunduh dari kbbi.web.id

Larsen, R.J., & Buss, D.M. (2010) Personality psychology: Domains of

knowledgeabout human nature (4th ed). New York: McGraw-Hill.

Lazarus, R.S. (1966). Psychological stress and the coping process. New York: McGraw-Hill.

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York: Springer.

(12)

Lin, Y.M., Lin S.C., & Wang, M.Y. (2009). What causes the academic stress suffered by students at universities and colleges of technology?. World

Transactions on Engineering and Technology Education, 7(1).

Lovallo, W. (2005). Stress and health: Biological and psychological interactions

(2nd ed). California: Sage Publications.

Myers, D.G. (1993). The pursuit of happiness: Discovering the pathway to fulfillment, well-being, and enduring personal joy. New York: Avon Books Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan statistika modern. Jakarta: Salemba Humanika

Pastorino, E., & Portillo, S.D. (2011). What is psychology? (3rd ed). Canada:

Cengage Learning.

Polda metro: Bunuh diri biasanya akibat stres. Diakses 10 Januari, 2013 dari

http://metro.news.viva.co.id/news/read/293126-polda-metro--bunuh-diri-biasanyakarena-stres

Pomerantz, A.M. (2011). Clinical psychology: Science, practice and culture. California: Sage Publisher.

Powell, D.H. (1983). Understanding human adjustment. Toronto: Little, Brown and Company.

Prosedur dan tata cara pengoperasian perkuliahan Binus University. Diakses dari http://cms.binus.edu/DataSource/Resource/2010010516594205000000000/ TM-0080_LecturingProcedure&Operational_R0.pdf

Roddenberry, A. (2007). Locus of control and self efficacy: Potential mediators

of stress, illness, and utilization of health services in college students.

Disertasi. Florida: University of Central Florida.

Rosidah. (1998). Hubungan antara stres dan locus of control pada guru SMU

negeri di Jakarta. Skripsi: Universitas Indonesia

Ross, S.E., Niebling, B.C., & Heckert, T.M. (1999). Sources of stress among college students. College Student Journal, 33(2).

(13)

of reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied, 80(1), 1-28.

Rotter, J.B. (1990). Internal versus external control of reinforcement: A case history of a variable. American Psychologist, 45(4), 489-493.

Santrock, J. (2010). Life-span development(13th ed). New York: McGraw-Hill

Sarafino, E. (2008). Health psychology: Biopsychosocial interaction (7th ed).

New Jersey: John Wiley & Sons.

Sarafino, E., & Ewing, M. (1999). The hassles assessment scale for students in college: Measuring the frequency and unpleasantness of and dwelling on stressful events. Journal of American College Health, 48(2),75-83. Sarıçam, H., Duran, A., & Mehmet, C. (2012). The examination of pre-school teacher candidates’ academic locus of control levels according to gender and grade. Mevlana International Journal of Education, 2(2), 67-74.

Schultz, D.P., & Schultz, S.E. (2005). Theories of personality(8th Ed). California:

Thomson Wadsworth.

Serin, N. , Serin, O. , & Şahin, F. (2010). Factors affecting the locus of control of the university students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 2(2), 449- 452.

Setiadi, B.N., Matindas, R.W., & Chairy, L.S. (2003). Pedoman penulisan skripsi

psikologi. Depok: LPSP3 UI

Sinha, R. (2008). Chronic stress, drug use, and vulnerability to addiction. Annals

of The New York Academy of Sciences, 1141: 105-130. Diakses dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2732004/

Stokols, D., Altman, I. (Ed). (1987). Handbook of environmental psychology

(Vol. 1). New York: John Wiley & Sons.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta

(14)

Perceptual and Motor Skill, 61: 1043 – 1046.

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2012. Diunduh dari

http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/sites/default/files/UUPT-12-thn-2012.pdf

Vrijkotte, T.G., van Doornen, L.J., & de Geus, E.J. (2000). Effects of work stress on ambulatory blood pressure, heart rate, and heart rate variability.

Hypertension, 35(4):880-6.

RIWAYAT PENULIS

Keisha Carynda Apremahirsty lahir di Jakarta pada tanggal 20 Desember 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam ilmu Psikologi pada tahun 2013.

Gambar

Tabel 2 Nilai Korelasi Dimensi ALOC Internal dan Stres
Tabel 5 Norma Tingkat Stres

Referensi

Dokumen terkait

The aim of this study was to determine the genetic variation and relationship of 24 genotypes of Madura tobaccos with Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) analysis..

Algoritma hibridisasi GA dan fuzzy sets yang dibuat untuk memproduksi paket soal terdiri dari lima proses utama, yaitu: pengkodean kromosom, pem- buatan populasi awal dengan

[r]

Hal ini disebabkan karena pendekatan saintifik melalui model discovery learning dengan permainan dapat menjadikan pelajaran matematika yang identik dengan konsep angka,

Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh semua mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan toeri

Jadi, beban pemasaran berkepentingan untuk menghubungkan suatu produk mulai saat barang atau jasa tersebut selesai diproduksi sampai dengan diubah menjadi pendapatan yang

pada sapi potong impor dari Australia berdasarkan pada pemeriksaan ulas darah dan analisa darah (PCV dan jumlah BDM) yang dikaitkan dengan faktor-faktor bangsa/breed,

Hal ini dapat dilihat adanya hutan rakyat tradisional yang diusahakan oleh masyarakat itu sendiri tanpa campur tangan pemerintah (swadaya murni), baik berupa tanaman