• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2019"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk

LAPORAN KEUANGAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020

DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2019

(2)
(3)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

30 Juni 2020 Catatan 31 Desember 2019

(Audited) ASET

ASET LANCAR

2c,2e,2o

Kas dan bank 3,492,977,155 4,30,31 2,790,388,816

Piutang usaha – bersih 84,985,684,859 2c,5,30 99,553,176,330

Piutang lain-lain 960,804,830 2c,6,30 811,938,235

Persediaan – bersih 278,451,250,999 2f,7 290,751,126,232

Uang muka pembelian 2,509,529,220 8 2,202,184,679

Biaya dibayar di muka 694,553,049 2g,9 754,441,584

Aset lancar lainnya 2,143,833,201

2c,2o,10

30,31,34 166,946,423

Aset tidak lancar yang dimiliki

untuk dijual 82,964,164,555 2i,11 82,964,164,555

Jumlah Aset Lancar 456,202,797,868 479,994,366,854

ASET TIDAK LANCAR

Aset tetap – bersih 252,238,777,195 2h,2j,12 257,498,561,434

Uang muka pembelian

aset tetap 177,667,086 13 142,829,409

Aset pajak tangguhan – bersih 3,461,752,251 2k,21 -

Aset tidak lancar lainnya 4,400,000 2c,14,30 6,500,000

Jumlah Aset Tidak Lancar 255,882,596,532 257,647,890,843

JUMLAH ASET 712,085,394,400 737,642,257,697

(4)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

1b

30 Juni 2020 Catatan 31 Desember 2019

(Audited) LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank 235,871,496,795 2c,15 30,31 227,218,499,296 Utang usaha 35,917,923,202 2c,2o 16,30,31 60,632,706,418 Utang lain-lain 2c,17 30,31 Pihak ketiga 492,096,473 807,524,112 Pihak berelasi 2,472,355,709 2d,28 2,388,301,545 Utang pajak 64,530,406,442 2k,21 59,916,117,899 2c,2o Beban akrual 29,391,610,344 18,30,31 27,414,515,758

Uang muka pelanggan 19

Pihak ketiga 10,266,106,074 5,391,045,386

Pihak berelasi 3,480,082,294 2d,28 2,040,294,827

Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

2c,20 30,31

Utang bank 3,591,733,738 9,992,595,711

Utang pihak berelasi 7,880,000,000 2d,28 7,880,000,000

Utang lain-lain 1,159,665,355 66,003,826

Beban bunga yang ditangguhkan 42,099,696 -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 395,095,576,122 403,747,604,778

LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang jangka panjang, setelah

dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

2c,20 30,31

Utang bank 36,316,418,907 29,977,787,132

Utang pihak berelasi 3,400,000,000 2d,28 7,340,000,000

Utang lain-lain 643,846,596 -

Beban bunga yang ditangguhkan 378,897,260 -

Liabilitas pajak tangguhan - 2k,21 1,447,692,457

Liabilitas imbalan kerja 5,807,791,614 2m,22 5,807,791,614

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 46,546,954,377 44,573,271,203

(5)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

EKUITAS Modal saham

Modal dasar – 2.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham

Modal ditempatkan dan disetor

penuh – 1.008.517.669 saham 504,258,834,500 23 504,258,834,500

Tambahan modal disetor 3,919,250,000 2l,21 3,919,250,000

Defisit (232,378,372,535) (213,499,854,720)

Komponen ekuitas lainnya ( 5,356,848,064) 2m,22 ( 5,356,848,064)

JUMLAH EKUITAS 270,442,863,901 289,321,381,716

(6)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara 2020 Catatan 2019 PENJUALAN BERSIH 207,676,368,017 2d,2n,24, 28 216,630,775,385

BEBAN POKOK PENJUALAN ( 190,275,685,201) 2n,25 ( 194,866,942,174)

LABA KOTOR 17,400,682,816 21,763,833,211

Beban penjualan ( 7,444,603,318) 2n,26 ( 8,415,397,181)

Beban umum dan administrasi ( 21,428,030,669)

2d,2n

27,28 ( 24,185,423,490)

Beban bunga ( 12,101,581,617) 2n ( 13,001,370,348)

Beban administrasi bank ( 227,083,334) 2n ( 262,500,000)

Lain-lain 12,653,599 2n 96,953,293

RUGI SEBELUM MANFAAT

PAJAK ( 23,787,962,523) ( 24,003,904,515)

MANFAAT PAJAK 2k,21

Tangguhan 4,909,444,708 5,559,326,611

Jumlah manfaat pajak 4,909,444,708 5,559,326,611

RUGI PERIODE BERJALAN ( 18,878,517,815) ( 18,444,577,904)

Kerugian Komprehensif Lain - -

JUMLAH KERUGIAN KOMPREHENSIF

PERIODE BERJALAN ( 18,878,517,815) ( 18,444,577,904)

Rata-rata tertimbang jumlah

saham yang beredar 1,008,517,669 1,008,517,669

(7)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

3

(Disajikan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

Catatan Modal ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetor Defisit Komponen ekuitas

lainnya Jumlah ekuitas

Saldo 1 Januari 2019 504,258,834,500 3,919,250,000 ( 171,830,260,811) ( 5,857,158,993) 330,490,664,696

Rugi periode berjalan - - ( 18,444,577,904) - ( 18,444,577,904)

Saldo 30 Juni 2019 504,258,834,500 3,919,250,000 ( 190,274,838,715) ( 5,857,158,993) 312,046,086,792

Saldo 1 Januari 2020 504,258,834,500 3,919,250,000 ( 213,499,854,720) ( 5,356,848,064) 289,321,381,716

Rugi periode berjalan - - ( 18,878,517,815) - ( 18,878,517,815)

(8)

Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara

2020 Catatan 2019

ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 249,496,467,188 273,260,581,200

Pembayaran kas kepada

pemasok dan karyawan ( 233,694,830,470) ( 243,860,351,780)

Kas yang diperoleh dari aktivitas operasi 15,801,636,718 29,400,229,420

Pembayaran beban bunga ( 10,398,416,624) ( 12,987,871,454)

Pembayaran pajak ( 7,145,296,271) ( 7,429,022,549)

Pembayaran beban bank ( 615,000,000) ( 262,500,000)

Penerimaan penghasilan bunga 11,410,073 12,481,285

Penerimaan lain-lain – bersih 61,929,065 81,955,744

Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan

untuk) aktivitas operasi ( 2,283,737,039) 8,815,272,446

ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS INVESTASI

Penambahan uang muka pembelian aset tetap ( 34,837,677)

-Perolehan aset tetap ( 1,811,240,476) 12 ( 3,309,565,274)

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas

investasi ( 1,846,078,153) ( 3,309,565,274)

ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran pinjaman kepada pihak berelasi –

bersih ( 3,940,000,000) 2d,28 ( 3,760,000,000)

Pembayaran utang lain-lain ( 194,032,485) ( 132,007,668)

Penerimaan (pembayaran) utang bank jangka

pendek 8,978,683,967 15 ( 407,396,433)

Penambahan piutang lain-lain pihak berelasi –

bersih - 819,615,000

Pembayaran utang bank jangka panjang - 20 ( 5,000,000,000)

Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan

untuk) aktivitas pendanaan 4,844,651,482 ( 8,479,789,101)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS

DAN BANK 714,836,290 ( 2,974,081,929)

DAMPAK PERUBAHAN SELISIH KURS ( 12,247,951) ( 9,210,686)

KAS DAN BANK AWAL PERIODE 2,790,388,816 5,225,405,711

(9)

5

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Langgeng Makmur Industri Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang diubah dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1970, berdasarkan akta notaris Kho Boen Tian, S.H., No. 40 tanggal 30 November 1972 yang kemudian diubah dengan akta dari notaris yang sama No. 3 tanggal 7 Januari 1976 mengenai perubahan nama Perusahaan dari PT Langgeng Jaya Plastic Industry Ltd. menjadi PT Langgeng Makmur Plastic Industry Ltd. Akta pendirian beserta perubahannya ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A 5/39/11 tanggal 24 Januari 1976, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 62 Tambahan No. 706 tanggal 4 Agustus 1987. Berdasarkan akta notaris Adam Kasdarmadji, S.H., No 450 tanggal 27 Juni 1997, nama Perusahaan diubah menjadi PT Langgeng Makmur Industri Tbk, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-6.500 HT.01.04 TH.97 tanggal 10 Juli 1997.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Sitaresmi Puspadewi Subianto, S.H., No. 202 tanggal 26 Juni 2020 untuk menyesuaikan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0047196.AH.01.02.Tahun 2020 tanggal 10 Juli 2020.

Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1976.

Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan menurut Pasal 3 Anggaran dasar Perseroan yang tertuang dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 202 tanggal 26 Juni 2020 adalah sebagai berikut :

1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah menjalankan usaha dalam bidang : a. Industri pengolahan ;

b. Perdagangan besar dan eceran.

2. Untuk mencapai maksud tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan

usaha sebagai berikut : a. Industri pengolahan :

- Industri pipa plastik dan perlengkapannya ;

- Industri perlengkapan dan peralatan rumah tangga (tidak termasuk furnitur) ; - Industri pipa dan sambungan pipa dari logam bukan besi dan baja ;

- Industri peralatan dapur dan peralatan meja dari logam. b. Perdagangan besar dan eceran :

- Perdagangan besar atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak ; - Perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga ; - Perdagangan besar logam dan bijih logam ;

- Perdagangan besar barang logam untuk bahan konstruksi ;

- Perdagangan besar genteng, batu bata, ubin dan sejenisnya dari tanah liat kapur, semen atau kaca ;

- Perdagangan besar bahan konstruksi lainnya ; - Perdagangan besar berbagai macam barang ;

- Perdagangan eceran bahan dan barang konstruksi lainnya; - Perdagangan eceran pembungkus dari plastik.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tahun 1994, Perusahaan telah melakukan penawaran umum saham sejumlah 18.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham melalui pasar modal di Indonesia dengan harga penawaran Rp 3.000 per saham.

(10)

6

Pada Mei 1997, Perusahaan membagikan 35.400.000 saham bonus yang berasal dari agio saham dan mengubah nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham (stock split). Pada bulan Oktober 1997, Perusahaan membagikan dividen saham sebanyak 26.432.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau sejumlah Rp 13.216.000.000, sehingga modal disetor penuh meningkat menjadi 215.232.000 saham.

Pada tahun 2000, Perusahaan mengkapitalisasi semua agio saham, selisih nilai aset dan kewajiban dalam rangka pengampunan pajak dan sebagian selisih penilaian kembali aset tetap ke modal saham dengan mengeluarkan 43.046.400 saham bonus dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau sejumlah Rp 21.523.200.000, dimana setiap pemegang 5 saham Perusahaan yang terdaftar pada daftar pemegang saham pada tanggal 27 September 2000, berhak menerima 1 saham bonus (baru).

Pada tahun 2004, 2002 dan 2001, Perusahaan telah menerbitkan masing-masing 84.768.494 saham, 97.361.291 saham dan 88.066.495 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau masing-masing sebesar Rp 42.384.247.000, Rp 48.680.645.500 dan Rp 44.033.247.500 yang berasal dari konversi obligasi – seri III, seri II dan seri I yang telah disetujui dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diaktakan dengan akta notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 56, tanggal 20 Desember 2000.

Pada tahun 2005, Perusahaan telah menerbitkan 480.042.989 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau sejumlah Rp 240.021.494.500 yang berasal dari konversi utang yang direstrukturisasi.

Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, seluruh saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

c. Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan

Susunan dewan komisaris, direksi, dan komite audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Hindro Budianto Hindratno

Komisaris Independen : Bing Hartono Poernomosidi

Dewan Direksi

Direktur Utama : Hidayat Alim

Direktur Independen : Kosasih Koenawan

Direktur : Pangestu Alim

Direktur : Irawan Alim

Komite Audit

Ketua : Bing Hartono Poernomosidi

Anggota : Sri Handayani

Anggota : Jessica Budiharto

Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Perusahaan memiliki masing-masing 878 dan 888 orang karyawan tetap (tidak diaudit).

d. Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan

Laporan keuangan telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 27 Juli 2020.

(11)

7

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia serta Peraturan No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”).

Kecuali untuk laporan arus kas, laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, dan dasar pengukuran dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur dengan menggunakan dasar seperti yang disebutkan dalam catatan yang relevan.

Laporan arus kas yang disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan adalah Rupiah (“Rp”), yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.

b. Standar dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Baru Beserta Revisi

Standar akuntansi dan interpretasi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”), untuk laporan keuangan periode berjalan diungkapkan di bawah ini. Perusahaan bermaksud untuk menerapkan standar tersebut, jika dipandang relevan, saat telah menjadi efektif. Berlaku efektif 1 Januari 2019:

Amendemen PSAK No. 24: Imbalan Kerja tentang Amendemen, Kurtailmen, atau Penyelesaian Program, berlaku efektif 1 Januari 2019. Amandemen ini memberikan panduan yang lebih jelas bagi entitas dalam mengakui biaya jasa lalu, keuntungan dan kerugian penyelesaian, biaya jasa kini dan bunga neto setelah adanya amendemen, kurtailmen, atau penyelesaian program karena menggunakan asumsi aktuarial terbaru (sebelumnya menggunakan asumsi aktuarial pada awal periode pelaporan tahunan). Selain itu, Amendemen PSAK No. 24 juga mengklarifikasi bagaimana persyaratan akuntansi untuk amendemen, kurtailmen, atau penyelesaian program dapat mempengaruhi persyaratan batas atas aset yang terlihat dari pengurangan surplus yang menyebabkan dampak batas atas aset berubah.

ISAK No. 33: Transaksi Valuta Asing dan Imbalan di Muka, berlaku efektif 1 Januari 2019 dengan penerapan dini diperkenankan. ISAK No. 33 mengklarifikasi penggunaan tanggal transaksi untuk menentukan kurs yang digunakan pada pengakuan awal aset, beban atau penghasilan terkait pada saat entitas telah menerima atau membayar imbalan di muka dalam valuta asing.

ISAK No. 34: Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan, berlaku efektif 1 Januari 2019 dengan penerapan dini diperkenankan. ISAK ini bertujuan untuk mengklarifikasi dan memberikan panduan dalam merefleksikan ketidakpastian perlakuan pajak penghasilan dalam laporan keuangan.

Perusahaan telah mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut di atas dan menentukan dampaknya tidak signifikan terhadap laporan keuangan.

Berlaku efektif 1 Januari 2020:

(12)

8

diperkenankan. PSAK ini mengatur klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan berdasarkan karakteristik dari arus kas kontraktual dan model bisnis entitas; metode kerugian kredit yang diharapkan untuk penurunan nilai yang menghasilkan informasi yang lebih tepat waktu, relevan dan dimengerti oleh pemakai laporan keuangan; akuntansi untuk lindung nilai yang merefleksikan manajemen risiko entitas lebih baik dengan memperkenalkan persyaratan yang lebih umum berdasarkan pertimbangan manajemen.

PSAK No. 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan. Standar akuntansi ini mengharuskan Perusahaan menerapkan model 5-langkah dalam mengakui pendapatan. Perusahaan harus mengindentifikasi pelaksanaan obligasi yang disyaratkan tiap kontrak dengan pelanggan, termasuk pertimbangan variabel, dan hanya mengakui pendapatan sesuai harga transaksi yang dialokasi/ditentukan pada saat pelaksanaan obligasi dipenuhi. PSAK No. 72 efektif pada tanggal 1 Januari 2020 dan dapat diadopsi retrospektif penuh atau retrospektif yang dimodifikasi.

PSAK No. 73: Sewa, yang diadopsi dari IFRS No. 16, berlaku efektif 1 Januari 2020 dengan penerapan dini diperkenankan untuk entitas yang juga telah menerapkan PSAK No. 72 (Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan). PSAK ini menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model akuntansi tunggal dengan mensyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use-assets) dan liabilitas sewa. Terdapat 2 pengecualian opsional dalam pengakuan aset dan liabilitas sewa, yakni untuk: (i) sewa jangka-pendek dan (ii) sewa yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai rendah.

c. Instrumen Keuangan

Aset Keuangan Pengakuan awal

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga tanggal jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif. Klasifikasian ini tergantung pada hakekat dan tujuan aset keuangan diperoleh dan ditetapkan pada saat pengakuan awal.

Aset keuangan pada awalnya diakui pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Aset keuangan Perusahaan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang mencakup kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, aset lancar lainnya dan aset tidak lancar lainnya.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif (“SBE”), dan keuntungan dan kerugian terkait diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga melalui proses amortisasi.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung

(13)

9

kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga di bawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan telah memindahkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan tidak memindahkan maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah memindahkan pengendalian atas aset.

Penurunan nilai dari aset keuangan

Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (‘peristiwa yang merugikan’), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya, dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

 Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan penyisihan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, telah direalisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan.

Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan akun penyisihan.

Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan yang diamortisasi yang seharusnya jika penurunan nilai tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Jika penghapusan kemudian dipulihkan, maka pemulihan tersebut juga diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga pasar dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan pada periode berikutnya.

Liabilitas Keuangan Pengakuan awal

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

(14)

10

Liabilitas keuangan pada awalnya diakui pada nilai wajar dan, dalam hal liabilitas keuangan yang diukur pada biaya diamortisasi, ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan Perusahaan yang dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi meliputi utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang pihak berelasi.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Setelah pengakuan awal, pada liabilitas keuangan yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Pada tanggal pelaporan, biaya bunga akrual dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait dalam bagian liabilitas lancar. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ketika liabilitas dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi menggunakan metode SBE.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Ketika sebuah liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan liabilitas keuangan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang secara substansial berbeda, atau terdapat modifikasi secara substansial atas persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Hirarki Nilai Wajar

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayarkan untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual suatu aset atau mengalihkan liabilitas terjadi. Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut. Perusahaan harus memiliki akses ke pasar utama.

Nilai wajar aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.

Perusahaan menggunakan teknik penilaian yang tepat sesuai keadaan dan di mana tersedia kecukupan data untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalisir penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Semua aset dan liabilitas di mana nilai wajar diukur atau diungkapkan dalam laporan keuangan dapat dikategorikan pada tingkat hirarki nilai wajar, berdasarkan tingkatan input terendah yang signifikan atas pengukuran nilai wajar secara keseluruhan:

 Tingkat 1 - Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis;

 Tingkat 2 - Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi di mana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung;

(15)

11

 Tingkat 3 - Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi di mana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi.

Untuk aset dan liabilitas yang diakui pada laporan keuangan secara berulang, Perusahaan menentukan apakah terjadi pengalihan antara tingkat di dalam hirarki dengan cara mengevaluasi kategori (berdasarkan input tingkat terendah yang signifikan dalam pengukuran nilai wajar) setiap akhir periode pelaporan.

Untuk tujuan pengungkapan nilai wajar, Perusahaan telah menentukan kelas aset dan liabilitas berdasarkan sifat, karakteristik, dan risiko aset atau liabilitas, dan tingkat hirarki nilai wajar seperti dijelaskan di atas.

Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode SBE dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SBE.

Saling Hapus dari Instrumen Keuangan

Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah tercatat dari aset dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Perusahaan mengungkapkan hubungan, transaksi dan saldo pihak – pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan.

Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika mereka:

(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan;

(ii) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau

(iii) merupakan personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk dari Perusahaan. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika:

(a) langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan, Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan; (b) suatu pihak adalah entitas asosiasi Perusahaan;

(c) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venturer; (d) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan;

(e) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d);

(f) suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau di mana hak suara signifikan dimiliki oleh, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau;

(g) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan.

(16)

12

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, di mana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.

Seluruh transaksi dan saldo signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

e. Kas dan Bank

Kas dan bank terdiri dari kas, bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas utang serta tidak dibatasi penggunaannya.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto.

Biaya perolehan ditetapkan berdasarkan metode rata-rata yang meliputi harga pembelian, biaya konversi dan biaya-biaya lainnya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut, serta membawanya ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Barang jadi dan barang dalam proses meliputi alokasi beban pabrikasi tetap dan variabel, sebagai tambahan atas bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Nilai realisasi neto adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan.

Penyisihan atas persediaan usang atau penurunan nilai persediaan, jika ada, ditetapkan berdasarkan penelaahan kondisi fisik dan tingkat perputaran persediaan.

g. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

h. Aset Tetap

Aset tetap, kecuali tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan aset tetap meliputi: (a) harga pembelian, (b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisinya sekarang, dan (c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan dan restorasi lokasi aset (jika ada). Setiap bagian dari aset tetap dengan biaya perolehan yang signifikan terhadap jumlah biaya perolehan aset disusutkan secara terpisah.

Pada saat pembaharuan dan perbaikan yang signifikan dilakukan, biaya tersebut diakui ke dalam nilai tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikan dan pemeliharaan lainnya yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dibebankan langsung pada operasi berjalan.

Penyusutan dimulai saat aset tetap tersedia untuk digunakan dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset sebagai berikut:

(17)

13

Tahun

Bangunan dan prasarana 20-30

Mesin dan peralatan 12-20

Alat pengangkutan 5

Perabot dan peralatan kantor 5

Pada setiap akhir periode buku, nilai residu, masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah oleh manajemen, dan jika perlu disesuaikan secara prospektif.

Berdasarkan ISAK No. 25 “Hak atas Tanah”, tanah dan hak atas tanah yang tidak didepresiasikan, kecuali Perusahaan sudah mendapatkan bukti bahwa hak penggunaan tanah tidak dapat diperbaharui atau diperpanjang. Biaya yang terjadi untuk mendapatkan hak atas tanah melalui Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”), dan Hak Pakai (“HP”) diakui sebagai bagian dari biaya akuisisi atas tanah dan tidak diamortisasi.

Biaya yang terjadi sehubungan dengan perpanjangan atau pembaharuan hak-hak tersebut di atas diakui sebagai aset yang ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur manfaat ekonomis tanah, periode mana yang lebih pendek.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap atau properti investasi yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan nilai tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

i. Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual (atau kelompok lepasan) diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan dari pada melalui pemakaian berlanjut. Kondisi ini dianggap memenuhi hanya ketika penjualan tersebut harus sangat mungkin terjadi dan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual (atau kelompok lepasan) harus tersedia untuk segera dijual.

Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) diklasifikasi sebagai yang dimiliki untuk dijual diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.

j. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset non-keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut untuk menentukan kerugian penurunan nilai (jika ada). Jika tidak mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan dari aset non-keuangan secara individual, Perusahaan akan mengestimasi jumlah terpulihkan dari Unit Penghasil Kas aset (“UPK”).

Estimasi jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakai dari aset atau UPK tersebut. Ketika jumlah terpulihkan suatu aset non-keuangan (“UPK”) di bawah nilai tercatatnya, maka nilai tercatat aset (“UPK”) diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya dan kerugian penurunan nilai yang timbul diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

(18)

14

k. Perpajakan

Pajak Kini

Aset atau liabilitas pajak penghasilan kini yang berasal dari periode berjalan dan periode sebelumnya dicatat sebesar jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan dari atau dibayarkan kepada Kantor Pajak yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku atau secara substantif telah berlaku.

Beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak untuk periode yang bersangkutan. Pengaruh pajak untuk suatu periode dialokasikan pada operasi periode berjalan, kecuali untuk pengaruh pajak dari transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang diambil Perusahaan sehubungan dengan situasi di mana interpretasi diperlukan untuk peraturan perpajakan yang terkait dan menetapkan provisi jika diperlukan.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diakui sebagai pendapatan atau beban dalam operasi periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dan nilai tercatatnya dalam laporan keuangan pada akhir periode pelaporan.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk setiap perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi, sejauh terdapat kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi.

Nilai tercatat dari aset pajak tangguhan direviu pada setiap akhir periode pelaporan dan diturunkan ketika tidak lagi terdapat kemungkinan bahwa akan terdapat laba kena pajak yang memungkinkan semua atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut untuk direalisasi. Penelaahan dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan atas aset pajak tangguhan yang tidak diakui sebelumnya dan aset pajak tangguhan tersebut diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan tersedia sehingga aset pajak tangguhan tersebut dipulihkan.

Pajak tangguhan yang terkait dengan pos-pos yang diakui di luar laba rugi diakui di luar laba rugi. Pos pajak tangguhan diakui terkait dengan transaksi yang mendasarinya baik dalam penghasilan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama dan otoritas perpajakan yang sama.

Pajak Pertambahan Nilai

Pendapatan, beban-beban dan aset-aset diakui neto atas jumlah Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”) kecuali:

i) PPN yang muncul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat dikreditkan sesuai dengan peraturan perpajakan, yang dalam hal ini PPN diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset

(19)

15

atau sebagai bagian dari item beban-beban yang diterapkan; dan ii) piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN.

Jumlah PPN neto yang terpulihkan dari, atau terutang kepada, kantor pajak termasuk sebagai bagian dari piutang atau utang pada laporan posisi keuangan.

l. Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak

Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 70 yang memberikan dua kriteria opsi terkait pencatatan, penyajian dan pengakuan dalam laporan keuangan.

Kriteria opsi pertama:

 Perusahaan mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak berdasarkan nilai perolehan yang dilaporkan dalam surat keterangan pengampunan pajak.

 Selisih antara aset dan liabilitas pengampunan pajak dicatat sebagai tambahan modal disetor.  Beban pajak yang dibayarkan sebagai uang tebusan dicatat dalam laporan laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain.

 Pengukuran atas aset dan liabilitas setelah pengakuan awal mengacu pada PSAK yang relevan dan dapat diukur kembali ke nilai wajar tetapi tidak diharuskan.

 Perusahaan menyajikan aset dan liabilitas pengampunan pajak secara terpisah dari akun lainnya tetapi menyediakan opsi untuk mereklasifikasi ke akun-akun tertentu jika memenuhi persyaratan tertentu berdasarkan PSAK No. 70.

Sedangkan opsi kedua memberikan opsi untuk mengikuti PSAK lain yang relevan dan bersifat retrospektif.

Perusahaan telah memilih untuk menggunakan opsi pertama dan berlaku secara prospektif. m. Imbalan Kerja

Perusahaan mengakui liabilitas imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UUK”) dan PSAK No. 24 (2016), “Imbalan Kerja”. Berdasarkan UUK tersebut, Perusahaan diharuskan untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang pengganti hak kepada karyawan apabila persyaratan yang ditentukan dalam UUK tersebut terpenuhi. Tidak ada pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja ini.

Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang pada tanggal laporan posisi keuangan dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang dimana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan kewajiban imbalan pensiun yang bersangkutan.

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi aktuarial segera diakui seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lain dalam periode terjadinya. Akumulasi saldo pengukuran kembali dilaporkan di saldo laba.

(20)

16

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima atau piutang, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).

Perusahaan menelaah pengaturan pendapatannya melalui kriteria tertentu untuk menentukan apakah bertindak sebagai prinsipal atau agen. Perusahaan berkesimpulan telah bertindak sebagai prinsipal dalam semua pengaturan pendapatan.

Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat barang dikirim.

Penghasilan/Beban Bunga

Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, penghasilan atau beban bunga dicatat dengan menggunakan suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat neto dari aset atau liabilitas keuangan.

Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual.

o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada periode/ tahun yang bersangkutan. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, kurs yang digunakan masing-masing adalah:

p. Informasi Segmen

Segmen adalah komponen dari Perusahaan yang dapat dibedakan yang terlibat dalam penyediaan produk-produk tertentu (segmen usaha), atau dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan manfaat yang berbeda dari segmen lainnya.

Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.

Mata Uang 2020 2019 Euro 1 16,080 15,589 US$ 1 14,302 13,901 SG$ 1 10,265 10,321 MYR 1 3,340 3,397 RMB 1 2,023 1,991 HK$ 1 1,845 1,785

(21)

17

Pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut.

q. Laba per Saham Dasar

Jumlah laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode yang bersangkutan.

Apabila jumlah saham biasa yang beredar meningkat tanpa disertai peningkatan sumber daya, maka jumlah saham biasa yang beredar sebelum peristiwa tersebut disesuaikan dengan perubahan proporsional atas jumlah saham beredar seolah-olah peristiwa tersebut terjadi pada permulaan dari periode sajian paling awal.

r. Provisi

Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.

Seluruh provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, maka provisi dibatalkan.

s. Kontinjensi

Kewajiban kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan tetapi disajikan dalam catatan atas laporan keuangan kecuali jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi sangat kecil. Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan tetapi disajikan dalam catatan atas laporan keuangan apabila ada kemungkinan pemasukan manfaat ekonomi.

t. Peristiwa setelah Periode Laporan Keuangan

Peristiwa setelah akhir periode laporan yang memberikan informasi tambahan terkait posisi Perusahaan pada periode laporan keuangan (adjusting events) disajikan dalam laporan keuangan. Peristiwa setelah periode laporan keuangan yang bukan merupakan adjusting events telah disajikan dalam catatan atas laporan keuangan apabila material.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN

Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mensyaratkan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi, dan asumsi yang mempengaruhi jumlah atas pendapatan, beban, aset, dan liabilitas yang dilaporkan, serta pengungkapan liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Namun, ketidakpastian estimasi dan asumsi ini dapat menyebabkan penyesuaian material atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang berdampak pada masa mendatang.

a. Pertimbangan

Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional dari Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana Perusahaan beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban pokok penjualan serta beban langsung terkait Perusahaan.

(22)

18

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan berdasarkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55. Analisa aset dan liabilitas keuangan Perusahaan diungkapkan pada Catatan 30.

Penyisihan Penurunan Nilai Piutang

Perusahaan mengevaluasi kerugian penurunan nilai piutang berdasarkan identifikasi akun tertentu apakah terdapat bukti objektif bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya.

Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat cadangan spesifik atas piutang pelanggan guna mengurangi piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Tambahan cadangan penurunan nilai piutang usaha diakui selama periode berjalan. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 5.

b. Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan mengakibatkan penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya diungkapkan di bawah ini.

Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Nilai Wajar dari Instrumen Keuangan

Ketika nilai wajar aset dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi keuangan tidak dapat diperoleh dari pasar yang aktif, maka nilai wajarnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian termasuk model discounted cash flow. Masukan untuk model tersebut dapat diambil dari pasar yang dapat diobservasi, tetapi apabila hal ini tidak dimungkinkan, sebuah tingkat pertimbangan disyaratkan dalam menetapkan nilai wajar.

Pertimbangan tersebut mencakup penggunaan masukan seperti risiko mata uang, risiko tingkat suku bunga, risiko harga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Perubahan dalam asumsi mengenai faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi nilai wajar dari instrumen keuangan yang dilaporkan. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 30 dan 31.

Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 22.

(23)

19

Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai 30 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Perusahaan menjalankan bisnisnya.

Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 12.

Ketidakpastian Liabilitas Perpajakan

Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan oleh, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan.

Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan total cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57, “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”. Perusahaan membuat analisa untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui.

Taksiran Nilai Realisasi Neto Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto.

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 7.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.

Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Arus kas masa depan yang diproyeksikan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkan kinerja dari UPK yang diuji.

(24)

20

Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas masuk masa depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.

4. KAS DAN BANK Akun ini terdiri dari:

30 Juni 2020 31 Desember 2019

(Audited)

Kas 523,143,071 1,746,833,550

Bank

Dalam Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 2,141,445,668 858,326,832

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 742,297,704 5,586,383

PT Bank Nusa Tenggara Barat 21,680,514 53,562,546

PT Bank Bukopin Tbk 7,290,838 7,506,838

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur

Tbk 2,580,542 2,821,542

Dolar Amerika Serikat

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 37,320,640 98,612,165

PT Bank Central Asia Tbk 17,218,178 17,138,960

Sub-jumlah 2,969,834,084 1,043,555,266

Jumlah 3,492,977,155 2,790,388,816

Tingkat bunga bank sebesar 0,5% - 1,7% dan 0,7% - 2% per tahun untuk rekening Rupiah pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 serta 0,10% per tahun untuk rekening Dolar Amerika Serikat pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.

Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada saldo kas dan bank yang dibatasi penggunaannya dan tidak terdapat saldo kas dan bank kepada pihak berelasi. 5. PIUTANG USAHA – BERSIH

Akun ini terdiri dari:

30 Juni 2020 31 Desember 2019

(Audited) Pihak ketiga

Lokal (dalam Rupiah) 91,572,420,973 106,684,923,428

Ekspor 61,376,747 -

Cadangan kerugian penurunan nilai ( 6,648,112,861) ( 7,131,747,098)

Jumlah 84,985,684,859 99,553,176,330

Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

30 Juni 2020 31 Desember 2019

(Audited)

Pihak ketiga

(25)

21

31 – 60 hari 8,828,794,380 2,166,118,258

Di atas 60 hari 13,997,793,374 10,209,002,418

Sub-jumlah 91,633,797,720 106,684,923,428

Cadangan kerugian penurunan nilai ( 6,648,112,861) ( 7,131,747,098)

Jumlah 84,985,684,859 99,553,176,330

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut:

30 Juni 2020 31 Desember 2019 (Audited) Saldo awal 7,131,747,098 9,019,356,161 Pembalikan (Catatan 26) ( 483,634,237) (1,887,609,063) Saldo akhir 6,648,112,861 7,131,747,098

Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, piutang usaha tertentu digunakan sebagai jaminan atas utang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan nilai fidusia jaminan sebesar Rp 150.000.000.000 (Catatan 15).

Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, tidak terdapat piutang usaha yang dijual secara with

recourse dan ikatan penting lain yang diatur dalam perjanjian dan piutang usaha yang direstrukturisasi.

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan atas penurunan nilai piutang usaha tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas nilai piutang usaha.

6. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari piutang lain-lain pihak ketiga sebesar Rp 960.804.830 dan Rp 811.938.235 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.

Piutang lain-lain tidak dijaminkan atas pinjaman dan tidak terdapat jaminan yang diterima Perusahaan atas piutang tersebut.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap piutang lain-lain pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, manajemen Perusahaan berkeyakinan tidak terdapat bukti objektif bahwa piutang mengalami penurunan nilai, oleh karena itu tidak ditentukan adanya penurunan nilai piutang lain-lain.

7. PERSEDIAAN – BERSIH Akun ini terdiri dari:

30 Juni 2020 31 Desember 2019

(Audited)

Barang jadi 133,826,150,202 139,912,787,168

Barang dalam proses 112,746,439,558 117,039,626,852

(26)

22

Sub-jumlah 278,989,816,446 291,289,691,679

Cadangan kerugian penurunan nilai ( 538,565,447) ( 538,565,447)

Jumlah – bersih 278,451,250,999 290,751,126,232

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut:

31 Desember 2019 (Audited)

Saldo awal 538,565,447

Penambahan -

Saldo akhir 538,565,447

Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, persediaan tertentu digunakan sebagai jaminan atas utang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan nilai fidusia jaminan sebesar Rp 150.000.000.000 (Catatan 15).

Seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 49.500.000.000 dan Rp 44.000.000.000 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut, karena persediaan tersebut terletak pada 3 (tiga) gudang yang berlainan.

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan persediaan pada akhir periode, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan atas penurunan nilai persediaan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas nilai persediaan.

8. UANG MUKA PEMBELIAN Akun ini terdiri dari:

30 Juni 2020 31 Desember 2019

(Audited)

Impor 1,828,629,222 1,879,223,605

Lokal 680,899,998 322,961,074

Jumlah 2,509,529,220 2,202,184,679

9. BIAYA DIBAYAR DI MUKA Akun ini terdiri dari:

30 Juni 2020 31 Desember 2019

(Audited)

Asuransi 427,977,799 493,661,816

Uang muka perjalanan dinas 266,575,250 260,779,768

(27)

23

11.

Akun ini menyajikan jaminan untuk keperluan pembelian bahan baku industri produk aluminum dan plastik serta pembelian gas kepada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebesar Rp 2.143.833.201 dan Rp 166.946.423 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019. Jaminan berupa saldo bank yang dibatasi penggunaannya (Catatan 34).

ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL Akun ini berupa mesin dan peralatan.

Berdasarkan PSAK No. 58 mengenai “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”, Perusahaan mengklasifikasikan mesin dan peralatan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.

Pada tanggal 31 Desember 2019, terdapat penjualan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual sebagai berikut:

31 Desember 2019 (Audited)

Harga jual 1,089,900,000

Nilai buku 1,078,935,312

Laba penjualan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual 10,964,688

Manajemen masih terus mengupayakan penjualan dan penawaran harga yang sesuai dengan keinginan manajemen atas aset tidak lancar tersebut.

Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Perusahaan melakukan penilaian atas nilai wajar dari aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual berdasarkan laporan penilai independen sebesar Rp 155.219.419.548.

Sebagian mesin dan peralatan yang dimiliki untuk dijual di atas digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 15).

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.

12. ASET TETAP – BERSIH Akun ini terdiri dari :

30 Juni 2020

Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

Biaya Perolehan Pemilikan langsung

Hak atas tanah 38,586,889,700 - - - 38,586,889,700

Bangunan dan prasarana 55,541,529,690 - - - 55,541,529,690

Mesin dan peralatan 519,237,638,415 23,020,000 - 4,891,525,250 524,152,183,665

Alat pengangkutan 18,329,922,196 2,355,000,000 - - 20,684,922,196

Perabot dan peralatan kantor 5,674,257,782 176,424,560 - - 5,850,682,342

(28)

24

Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

Aset dalam penyelesaian

Mesin dan peralatan 12,019,443,855 1,188,336,526 - (4,891,525,250) 8,316,255,131

Jumlah 649,389,681,638 3,742,781,086 - - 653,132,462,724

Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 31,882,462,724 592,966,038 - - 32,475,428,762

Mesin dan peralatan 336,845,514,465 8,097,425,040 - - 344,942,939,505

Alat pengangkutan 17,726,034,243 260,496,600 - - 17,986,530,843

Perabot dan peralatan kantor 5,437,108,772 51,677,647 - - 5,488,786,419

Jumlah 391,891,120,204 9,002,565,325 - - 400,893,685,529

Nilai Buku 257,498,561,434 252,238,777,195

Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

Biaya Perolehan Pemilikan langsung

Hak atas tanah 38,586,889,700 - - - 38,586,889,700

Bangunan dan prasarana 55,446,057,506 95,472,184 - - 55,541,529,690

Mesin dan peralatan 497,807,043,676 - - 21,430,594,739 519,237,638,415

Alat pengangkutan 18,329,922,196 - - - 18,329,922,196

Perabot dan peralatan kantor 5,635,875,873 38,381,909 - - 5,674,257,782

Sub-jumlah 615,805,788,951 133,854,093 - 21,430,594,739 637,370,237,783

Aset dalam penyelesaian

Mesin dan peralatan 19,619,275,576 13,830,763,018 - (21,430,594,739) 12,019,443,855

Jumlah 635,425,064,527 13,964,617,111 - - 649,389,681,638

Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 30,572,879,079 1,309,583,645 - - 31,882,462,724

Mesin dan peralatan 321,654,439,184 15,191,075,281 - - 336,845,514,465

Alat pengangkutan 17,311,865,285 414,168,958 - - 17,726,034,243

Perabot dan peralatan kantor 5,315,475,158 121,633,614 - - 5,437,108,772

Jumlah 374,854,658,706 17,036,461,498 - - 391,891,120,204

Nilai Buku 260,570,405,821 257,498,561,434

Pembebanan penyusutan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 dialokasikan sebagai berikut :

2020 2019

Beban pokok penjualan – beban pabrikasi 8,169,147,692 15,376,280,162

Beban umum dan administrasi (Catatan 27) 833,417,633 1,660,181,336

9,002,565,325 17,036,461,498

(29)

25

15. UTANG BANK Akun ini terdiri dari:

30 Juni 2020 31 Desember 2019

(Audited)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Kredit Modal Kerja 209,508,184,149 209,388,090,433

Trust Receipt 26,844,381,958 17,985,791,706

Perusahaan memiliki hak atas tanah (Hak Guna Bangunan) seluas 163.014 meter persegi, yang berlokasi di Sidoarjo dan Tangerang. Sertifikat hak atas tanah akan berakhir pada berbagai tanggal sampai tahun 2043. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa sertifikat hak atas tanah tersebut dapat diperpanjang setelah masa berakhirnya.

Pada tahun 2020 dan 2019, aset tetap tertentu Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas utang bank dan utang lain-lain – jangka panjang (Catatan 15 dan 20).

Pada tanggal 30 Juni 2020, aset dalam penyelesaian meliputi mesin dan peralatan dengan jumlah persentase penyelesaian sebesar 60% dan estimasi bulan penyelesaian pada bulan November 2020. Berdasarkan laporan appraisal KJPP Yanuar Bey & Rekan, tanggal 21 Oktober 2019, nilai pasar seluruh

aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan aset tetap Perusahaan adalah sebesar Rp 1.470.649.070.000.

Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai residu dari aset tetap adalah sebesar nihil.

Jumlah harga perolehan aset tetap yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan adalah sebesar Rp 253.142.157.978 dan Rp 252.595.250.465 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.

Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, seluruh aset tetap, kecuali hak atas tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 154.709.000.000 dan Rp 146.797.366.000, di mana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.

Pada tanggal 24 Februari 2016, Perusahaan telah menerima Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-573/WPJ.07/2016 tentang persetujuan penilaian kembali aset tetap untuk tujuan perpajakan per tanggal 1 Januari 2016.

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tetap masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.

13. UANG MUKA PEMBELIAN ASET TETAP

Akun ini terdiri dari uang muka impor pembelian aset tetap sebesar Rp 177.667.086 dan Rp 142.829.409 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.

14. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA

Akun ini merupakan piutang karyawan jangka panjang sebesar Rp 4.400.000 dan Rp 6.500.000 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Suatu virus apabila telah menemukan calon korbannya (baik file atau program) maka ia akan mengenalinya dengan memeriksanya, jika belum terinfeksi maka sang virus akan

Pemeriksaan indra penciuman Inspeksi lebar celah palpebra Inspeksi pupil (ukuran dan bentuk) Reaksi pupil terhadap cahaya Reaksi pupil terhadap obyek dekat Penilaian gerakan bola

Ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) diduga memiliki efek sebagai larvasida terhadap Aedes aegypti karena memiliki berbagai zat metabolit aktif berupa

Pada pengolahan citra secara automatis, hasil gambar dari webcam akan diubah menjadi derajat keabuan, selanjutnya gambar tersebut diubah menjadi citra hitam

Metode ini diperlukan juga untuk mengetahui sejauh mana Hakim di Pengadilan Bantul memberikan putusan yang baik dalam menaggulangi tindak pidana perdagangan satwa

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk membuat suatu sistem monitoring suhu dari suatu plant yang dapat diakses melalui web dengan akuisisi data dari port paralel pada

Pada hari ini, Minggu, 28 Desember 2014, GI. Linda Mega akan melayani di Gereja Kehidupan Rohani - Gedong. Bagi Jemaat yang membutuhkan pelayanan dapat menghubungi hamba Tuhan atau

Pada hari ini, Minggu, 12 April 2015, setelah Kebaktian Umum I dan II, Saudara/i diundang ikut serta dalam persekutuan tea - time untuk kita lebih saling mengenal dan bersekutu