• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-nilai Budaya Dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nilai-nilai Budaya Dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVE

KURBAH

KARYA AHMAD TOHARI

ARTIKEL PENELITIAN

AYU ASTUTI INDRIANI

F11408005

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)
(3)

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVEL KUBAH

KARYA AHMAD TOHARI

Ayu Astuti Indriani, Chairil Effendy, Martono

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, PBS, FKIP Untan

email:ayuindriani89@ymail.com

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya dalam novel

Kubah karya Ahmad Tohari. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan peneliti, sebagai bahan ajar bagi guru Bahasa Indonesia dalam mengajarkan apresiasi sastra, dan bagi peneliti lainnya sebagai bahan perbandingan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan penelitian berupa penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan sosiologi karya sastra. Sumber data yang digunakan adalah novel Kubah karya Ahmad Tohari yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya. Data primernya berupa kutipan-kutipan (kata, frasa, dan kalimat) yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya yang terdapat dalam novel Kubah disesuaikan dalam rumusan permasalahan. Teknik pengumpulan datanya menggunakan studi dokumenter. instrumen penelitiannya adalah adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama. Teknik pemeriksaan data diamati dengan 1) kecukupan referensi, b) pemeriksaan dengan teman sejawat, c) triangulasi. Hasil penelitiannya yaitu: 1) Nilai-nilai budaya dilihat dari hubungan manusia dengan Allah, yakni mengenai, taat kepada Allah, mensyukuri nikmat dan karunia Allah, dan berdoa kepada Allah. 2) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang mengenai, menunaikan amanah dan sadar akan kesalahan. 3) Hubungan manusia dengan manusia yang mengenai, tolong menolong dan kepedulian. 4) Hubungan manusia dengan alam yang mengenai, mengelola dan memelihara alam.

Kata kunci : nilai budaya, novel.

Abstract The purpose of this research is to describe cultural values in novel Kubah by Ahmad Tohari. This research can be useful for enriching knowledge, as a teaching material for Indonesian Language’s teacher in teaching literary appreciation, and as a comparison material for another researchers. The method in this research is descriptive method with qualitative research. The approach in this research is literature sociology approach. The source of data in this research is novel Kubah by Ahmad Tohari published by Pustaka Jaya. The primary data are quotes (words, phrases, and sentences) that equivalent with cultural values in novel Kubah synchronized with the research problem. The technique of data collecting is using documentary study. The research instrument is the researcher herself as main instrument. The techniques of data checking are: 1) reference sufficiency, 2) proof reading, 3) triangulation. The results of the research are: 1) Cultural values from relationship between human and Allah, which are loyal to Allah, thankfulness, and pray to Allah. 2) Relationship between human and himself which are fulfilling mandate, and fault awareness. 3) Relationship between human and another human which are helpfulness and cares. 4) Relationship between human and nature which are managing and protecting the nature. Keywords: cultural value, novel.

astra merupakan satu di antara bentuk hasil kerja seni kreatif yang dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan ide, teori dan sistem berpikir manusia. Suatu hasil imajinasi seorang pengarang yang dituangkan ke dalam bentuk karya sastra dengan medium bahasa. Gagasan seorang pengarang tersebut kemudian disusun menjadi sebuah jalinan cerita

(4)

yang menarik dan bermakna yang di dalamnya menceritakan berbagai masalah kehidupan yang dialami dan dilihat oleh pengarang. Sastra juga merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat yang di dalamnya menggambarkan kehidupan sosial masyarakat. Sastra diciptakan dengan tujuan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Nilai-nilai yang terdapat di dalam karya sastra tersebut dapat memberikan kenikmatan dan ajaran-ajaran moral dapat diambil manfaatnya bagi pembaca.

Sebuah karya sastra yang imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai masalah tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkan kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya (Nurgiyantoro, 2007:3). Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan, diri sendiri dan Tuhan. Fiksi merupakan hasil dialog dan juga reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Meskipun karya sastra berupa khayalan namun tidak benar jika karya sastra merupakan khayalan belaka melainkan perenungan, penghayatan terhadap hakikat hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, fiksi selain bertujuan untuk memberikan hiburan, tujuan estetik berupa kepuasan batin juga memberikan unsur-unsur pendidikan kepada pembaca.

Penelitian karya sastra perlu dilakukan untuk mengetahui dan melihat relevansi isi karya sastra dengan kehidupan masyarakat. Nilai-nilai yang terkadung dalam karya sastra mencerminkan realitas sosial dan memberikan pengaruh ke arah yang posif terhadap kehidupan masyarakat. Selain itu karya sastra bukan barang yang mati, melainkan penuh imajinasi yang hidup yang terkadang jauh dari jangkauan manusia sehingga diperlukan suatu metode tertentu untuk memahaminya.

Isi sebuah karya sastra dapat diketahui jika dianalisis atau diteliti dengan berbagai metode, misalnya sosiologi sastra. Kemudian dilanjutkan dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam karya tersebut. Unsur-unsur nilai yang terkandung di dalamnya dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembinaan sikap dan karakter bangsa dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Kosasih (2008:54), novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’. Dalam perkembangannya, novel diartikan sebagai sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh problematika kehidupan seseorang atau beberpa orang tokoh. Kisah novel berawal dari kemunculan persoalan yang dialami oleh tokoh hingga tahap penyelesaiannya.

Melalui novel pembaca dapat mengetahui tentang nilai-nilai budaya dari suku bangsa yang terdapat dalam karya tersebut. Sudah menjadi anggapan umum bahwa novel itu mengandung nilai-nilai budaya yang telah diciptakan pengarang lewat bahasa seninya. Banyak novel yang beredar di masyarakat yang saat ini yang menyuguhkan nilai budaya dari suku bangsa tertentu. Satu di antara novel yang menyuguhkan nilai budaya suku bangsa tertentu adalah novel Kubah. Novel tersebut sangat kental dengan nilai-nilai budaya khususnya nilai budaya Jawa.

Menurut Koentjaraningrat (1990:9), kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, berserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Adapun istilah Inggrisnya berasal dari kata latin colere, yang berarti mengolah dan mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture, sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam.

Atas dasar pemikiran tersebut, novel menarik untuk diteliti. Novel yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah novel yang berjudul Kubah karya Ahmad Tohari. Alasannya,

Pertama, novel Kubah banyak mengandung nilai-nilai budaya, khususnya budaya Jawa.

Kedua, novel ini mempunyai jalan cerita yang menarik dalam novel ini banyak membicarakan mengenai masalah pengalaman lahir batin seorang bekas tahanan politik yang mula-mulanya dia terbujuk memasuki sebuah partai politik, mengalami berbagai kejadian dalam peristiwa G-30-S, mengalami kebebasan. Jiwanya pun memperoleh kebebasan ketika

(5)

membuat kubah untuk bangunan mesjid kampung halamannya.Selain itu novel ini menceritakan tentang seorang aktivis politik yang sempat terjerumus ke jalan yang salah. Berawal dari pembebasannya dari pulau B, ia bermaksud pulang ke kampung halamannya, Pegaten. Namun, keraguan menghinggapi dirinya, sehingga ia urung pulang kembali ke keluarganya. Ketiga, Kubah merupakan novel yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, novel ini juga banyak mengajarkan pembaca untuk selalu taat kepada Allah, tidak melupakan budaya yang ada pada negara kita, dan mengajarkan pembaca untuk bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang telah diberi-Nya.

Kubah temasuk novel mutakhir Indonesia yang sangat bernilai sastra pada tahun 1980. Novel ini pernah mendapat penghargaan dari Yayasan Buku Utama Depdikbud. Kubah

cukup mendapat perhatian dari beberapa pengamat peneliti sastra Indonesia dan sudah diterbitkan di Tokyo dalam bahasa Jepang. Di Indonesia novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1980 oleh penerbit Pustaka Jaya. Keempat, aspek budaya merupakan satu di antara alasan penulis dalam memilih penelitian ini, aspek budaya tersebut antara lain hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam.

Penelitian ini berkaitan dengan pengajaran sastra di sekolah, yakni terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas XI semester ganjil dengan Standar Kompetensi membaca,yaitu memahami berbagai hikayat, novel indonesia dan terjemahan. Kompetensi dasar, yaitu menganalisis unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam novel indonesia dan terjemahan. Kompetensi Dasar 7.2, yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel Indonesia dan terjemahan. Standar kompetensi ini terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA kelas XI semester I. Di dalam kurikulum juga disebutkan bahwa tujuan pembelajaran sastra dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia antara lain adalah menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Melalui apresiasi sastra, siswa dapat mempertajam perasaan, penalaran, daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan kehidupannya.

Kaitan dengan pengajaran sastra di sekolah guru perlu memahami bahwa tujuan pengajaran sastra di sekolah diarahkan pada aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Lewat karya sastra seperti novel diharapkan siswa mempunyai pengetahuan berkenaan dengan nilai budaya dan menumbuhkan kreativitas dan minat siswa untuk belajar sastra, serta mampu mengembangkan kepekaan siswa terhadap nilai keagmaaan, moral, sosial dan budaya. Dengan demikian, akan menumbuhkan apresiasi satra yang pada akhirnya berperan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam penelitian ini mengunakan pendekatan sosiologi sastra, khususnya sosiologi karya.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Disebut deskriptif karena disusun berdasarkan karakteristik yang berorientasi pada upaya pemerolehan informasi tentang fenomena-fenomena tertentu secara sistematis, faktual, dan akurat dengan kondisi apa adanya. Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan mengambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada. Tujuan yang digunakan dalam metode deskriptif ini adalah untuk medeskripsikan nilai-nilai budaya dalam Kubah dan peluang pemanfaatannya sebagai materi ajar pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan standar kompetensi SMA/MA.

Bentuk penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Menurut Bogdan (dalam moleong, 1991:4-8), penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Latar ilmiah (natural setting)

(6)

c. Data yang dikumpulkan cenderung berbentuk kata-kata, d. Analisis data cenderung bersifat induktif,

e. Penelitian Prosedur penelitian lebih berfokus pada proses bukan hasil namun bukan berarti keberadaan hasil diabaikan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan ini digunakan untuk memahami nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sebuah karya sastra.

Klasifikasi pendekatan pokok dalam pendekatan sosiologi sastra yaitu :

a) Sosiologi pengarang, menelaah status sosial, ideologi, politik dan budaya lain, yang menyangkut diripengarang.

b) Sosiologi karya sastra, menelaah suatu karya sastra yang menjadi pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut.

c) Sosiologi pembaca, menelaah pembaca dan pengaruh sosialnya. (Wallek dan Warren,1995).

Dalam telaah nilai-nilai budaya yang tercermin Kubah, peneliti hanya menggunakan klasifikasi yang kedua, yaitu sosiologi karya sastra penelitian ini berfokus untuk melihat karya satra dari sudut makna yang tersirat di dalamnya. hal ini dapat dilihat dalam karya sastra tersebut yakni amanat atau pesan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Kubahkarya Ahmad Tohari. Novel ini diterbitkan pada tahun 1995 oleh PT Dunia Pustaka Jaya di Jakarta yang merupakan cetakan yang ke 3. Kubahmemiliki 189 halaman.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua kata, prasa, dan kalimat yang terdapat dalam Kubah yang mengandung nilai budaya dilihat dari hubungan manusia dengan Tuhan, nilai budaya dilihat dari manusia dengan dirinya sendiri, nilai budaya dilihat dari manusia dengan manusia, dan nilai budaya dilihat dari manusia dengan alam.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumenter. Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 1991:161), dokumen adalah setiap bahan tertulis atau pun film. Dokumen digunakan dengan alasan-alasan sebagai berikut.

a) Membaca secara kritis novel Kubah;

b) Mengklasifikasi data sesuai dengan rumusan masalah; c) Triangulasi dengan teman sejawat.

Oleh karena itu, penulis menggunakan novel Kubahsebagai tehnik pengumpulan data penelitian ini, novel ini merupakan dokumen resmi penelitian ini. Sebagai tehnik pengumpulan data penelitian, novel ini telah memenuhi kriteria.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Dalam mengumpulkan data peneliti membaca dengan teliti dan cermat dalam mencari unsur-unsur yang dapat membantu peneliti menemukan data yang diperlukan. Selain hal itu peneliti menggunakan sarana untuk mengumpulkan data berupa kartu pencatat dan peralatan tulis.

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan data dari luar. Berdasarkan hal ini peneliti menggunakan beberapa cara yang dilakukan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini.

a. Triangulasi yakni teknik uji keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data, dan peneliti sendiri. Menurut Moleong (1991:178) terdapat empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan kegunaan sumber, metode penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini untuk mengecek data penelitian ini, peneliti

(7)

menggunakan trianggulasi peneliti, dalam hal ini pembimbing dosen skripsi yang relevan dalam penelitian ini.

b. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi dilakukan setelah penelitian ini mendapatkan hasil dan penelitian dalam diskusi ini, meminta pendapat mengenai data awal dan hasil yang telah didapatkan untuk memastikan kembali keabsahan hasil penelitian. Menurut Moleong (1991:179-180) pemeriksaan sejawat melalui diskusi berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan teman sebaya sebagai yang memiliki pengetahuan umum yang sama dengan apa yang diteliti, sehingga bersama mereka penelitian dapat review,

persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. pengujian keabsahan data ini dilakukan melalui pemeriksaan sejawat yang dilakukan bersama teman-teman mahasiswa program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNTAN angkatan 2008 Reguler B, yaitu Lisa, Maya, dan Nuryana. Diskusi tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Mei 2012, pukul 09.00 s.d. 14.00 di kontrakan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengecekan pengabsahan data melalui pemeriksaan rekan sejawat adalah sebagai berikut.

(1) Rekan sejawat membaca novel Kubah.

(2) Rekan sejawat membaca klasifikasi data dibuat peneliti.

(3) Peneliti dan rekan sejawat mendiskusikan klasifikasi data tersebut (4) Peneliti dan rekan sejawat menyimpulkan hasil diskusi.

Kecukupan referensi dilakukan dengan membaca dan menelaah sumber-sumber data serta berbagai pustaka yang relevan dengan masalah penelitian secara berulang-ulang agar benar-benar memahami arti yang memadai. Kecukupan referensi sangat membantu peneliti didalam menguji keabsahan data.

Teknik analisis data adalah cara yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adapun teknik analisis data adalah sebagai berikut.

a) Mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah penelitian.

b) Mendeskripsikan data sesuai dengan klasifikasi masalah penelitian, yaitu nilai budaya dilihat dari hubungan manusia dengan Tuhan dalam Kubah , nilai budaya dilihat dari manusia dengan dirinya sendiri dalam Kubah, nilai budaya dilihat dari manusia dengan manusia dalam Kubah, dan nilai budaya dilihat dari manusia dengan alam dalam Kubah. c) Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sehingga

diperoleh deskripsi tentang nilai-nilai budaya yang terdapat dalam Kubah. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan Manusia dengan Tuhan Taat kepada perintah Allah

Analisis di bawah ini merupakan nilai budaya tentang taat kepada Allah dalam

Kubah.

Hasil analisis ini memperlihatkan bahwa Haji Bakir taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah ditunjukan oleh kata “bersucilah”. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:58-59). Pada halaman tersebut terdapat kutipan yang menunjukkan bahwa Haji Bakir taat kepada Allah. Thaharah atau bersuci adalah mengangkat kotoran dan najis yang dapat mencegah sahnya shalat. Kotoran yang menempel di badan, maupun yang ada pada pakaian atau tempat ibadah seorang muslim mesti disucikan. Orang yang shalat dalam keadaan suci menunjukkan adanya ketaatan pada Allah. Anak-anak maupun Haji Bakir adalah orang-orang yang taat kepada Allah karena mereka termasuk orang-orang yang melaksanakan perintah-Nya yakni menjalankan shalat dengan bersuci (berwudhu) terlebih dahulu.

Analisis ini menginformasikan bahwa Marni taat kepada Allah. Marni tidak mau bila suatu saat suaminya memutuskan hubungan dengan Allah. Bagi Marni dengan menjalankan perintah-Nya, Allah akan mempermudah jalan dan kehidupannya. Hal ini

(8)

dapat dilihat pada (Kubah:127). Pada halaman tersebut terdapat kutipan yang menggambarkan Marni taat kepada Allah.

Selain ketaatan Marni kepada Allah, terdapat juga ketaatan Kasta kepada Allah, hal ini bisa dilihat pada (Kubah:147). Kasta taat kepada perintah Allah dan tidak pernah lupa shalat meski Kasta lagi mencari rejeki. Pengertian taat adalah melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kasta yakin kalau ia selalu ingat dengan perintah Allah, maka apa yang ia kerjakan akan membuahkan hasil.

Selanjutnya, analisis ini menunjukkan bahwa Bu Haji Bakir taat kepada Allah. Ketaatan Bu Haji Bakir ditunjukkan dengan cara menyantuni anak yatim. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:53). Pada halaman tersebut terdapat kutipan yang menyatakan Bu Haji Bakir taat kepada Allah. Anak yatim yang dimaksudkan tidak lain adalah Karman dan adiknya. Menyantuni anak yatim menunjukkan ketaatan seseorang kepada Allah.

Mensyukuri Nikmat dan Karunia Allah

Hasil analisis di bawah ini merupakan ungkapan syukur atas nikmat dan karunia Allah yang terdapat dalam Kubah.

Pada hasil analisis ini diperoleh informasi bahwa Karman mensyukuri nikmat Allah. Karman merasa bersyukur ia masih hidup dan masih bisa bertemu dengan keluarga dan anak-anaknya. Bersyukur adalah perasaan atau sikap positif, menghargai manfaat atau nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Karman sangat bersyukur Allah memberi kesempatan untuk berjumpa lagi dengan keluarganya dan menembus kesalahan yang pernah dilakukannya. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:28-29). Kutipan pada halaman tersebut terdapat rasa syukur Karman kepada Allah.

Berikutnya, analisis ini menunjukkan bahwa Marni mensyukuri nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada suaminya. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:135-136). Marni merasa bersyukur dengan perubahan suaminya yang kembali datang ke masjid Haji Bakir untuk sembahyang. Mensyukuri adalah ungkapan manusia kepada Allah yang memberikan nikmat yang begitu besar. Walaupun Marni tidak tahu persis apa yang menyebabkan suaminya tiba-tiba melempar keengganannya ke masjid Haji Bakir. Marni sangat senang melihat Karman sembahyang dan ingat akan adanya Allah.

Selanjutnya, hasil analisis ini mendeskripsikan bahwa Karman orang yang mensyukuri nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepadanya. Karman merasa bersyukur masih bisa makan nasi liwet dengan panggang lele, dan minuman kopi panas. Karman merasa bersyukur ia diberikan kenikmatan seperti itu. Puas dengan nasi liwet dan secangkir kopi, Karman menepuk pundak Kastagetek. Tidak cukup satu dua kali Karman mengucapkan terima kasih kepada laki-laki itu. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:152). Kutipan yang terdapat pada halaman tersebut terlihat rasa syukur Karman kepada Allah.

Selain Karman yang mensyukuri nikmat dari Allah, terdapat juga rasa syukur Kasta terhadap nikmat Allah, hal ini dapat dilihat pada (Kubah:155). Rasa syukur itu, ia ucapkan secara lisan dengan mengucapkan alhamdulillah. Ucapan alhamdulillahadalah satu di antara bentuk ungkapan rasa syukur manusia kepada Allah Swt. Kasta bersyukur karena ia diberi rejeki pada malam itu.

Analisis ini menggambarkan bahwa neneknya Jabir mensyukuri nikmat yang diberikan Allah. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:179). Rasa syukur itu, ia ungkapkan secara lisan dengan mengucapkan alhamdulillah. Neneknya Jabir senang karena cucunya akan melamar seorang gadis yang bakal jadi istrinya yaitu Tini anaknya Karman.

Berdoa kepada Allah

Hasil analisis di bawah ini menunjukan aktivitas berdoa seorang tokoh kepada Allah yang terdapat dalam Kubah.

(9)

Analisis ini memperlihatkan bahwa Marni sedang berdoa (memohon) kepada Allah ketika ia merasa ragu atas perkawinannya dengan Parta. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:43). Perkawinan Marni dengan Parta yang sah tersebut ternyata tidak mampu menghapus hubungan batinnya dengan Karman. Marni meminta pertolongan kepada Allah saat dirinya merasa tidak kuat menanggung keadaan seperti itu. Kebingungan Marni membuat ia berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah.

Analisis ini menginformasikan bahwa Marni berdoa kepada Allah agar dirinya diberi kekuatan untuk menghadapi permasalahan dirinya yang selalu merasa bimbang dengan kedatangan Karman dari Pulau B. Marni merasa kebimbangannya kepada Karman semakin kuat semenjak mendengar Karman pulang dari Pulau B. Kebimbangan dan kegusaran menyebabkan Marni mencari tempat untuk mengadu atas apa yang dirasakan. Marni berdoa kepada Allah agar dirinya diberi ketabahan untuk menghadapi segala cobaan yang menimpa hidupnya. Marni juga menyerahkan dirinya kepada Allah. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:44). Pada halaman tersebut terdapat kutipan yang menunjukkan Marni berdoa kepada Allah.

Selanjutnya, analisis ini mendeskripsikan bahwa Karman berdoa kepada Allah agar ia diterima magang di Kantor Kecamatan. Karman hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Allah. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:80). Pada halaman tersebut terdapat kutipan yang menunjukan Karman berdoa kepada Allah.

Hubungan Manusia dengan Dirinya Sendiri Menunaikan Amanah

Hasil analisis di bawah ini merupakan nilai budaya tentang menunaikan amanah yang terdapat dalam Kubah.

Pada analisis ini diperoleh informasi bahwa Karman merupakan seorang yang amanah. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:54). Pada halaman tersebut terdapat kutipan yang menunjukkan Karman amanah. Karman sangat beterima kasih kepada keluarga Haji Bakir yang telah baik dan percaya kepadanya untuk membawa kelapa. Menurut Haji Bakir, Karman adalah orang yang sangat teliti dan menunaikan amanah dengan baik.

Analisis ini menunjukkan bahwa Kasta seorang yang amanah. Menunaikan amanah kepada Allah dapat dilihat pada kutipan “Oh, ya. Setiap amanah, bagaimanapun kecilnya harus menunaikan dengan sempurna, begitu perintah Tuhan. Percayalah.” Itu adalah penjelasan Kasta kepada Karman mau menjaga amanah Karman dengan baik. Menunaikan amanah orang dengan sempurna bagian dari perintah Allah. Kastagetek merasa senang bisa menolong Karman dengan menjaga amanah untuk merahasiakan bahwa Karman mengail ikan sampai pagi. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:156).

Sadar Akan Kesalahan

Hasil analisis di bawah ini merupakan nilai budaya tentang kesadaran yang terdapat dalam Kubah.

Analisis ini memperlihatkan bahwa Karman sadar atas perbuatan yang pernah ia lakukan. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:141). Kesadaran adalah keinsyafan atas perbuatan yang pernah dilakukan pada masa lalu. Karman menyadari bahwa perbuatan yang pernah ia lakukan adalah perbuatan yang salah.

Pada analisis ini diperoleh informasi Karman sadar bahwa sembahyang itu penting. Karman sedikit demi sedikit mulai sadar mengapa orang percaya kepada Allah dan sembahyang kepada-Nya. Karman merasa selama dirinya bersama dengan Margo segalanya menjadi berubah. Karman tidak pernah lagi bersembahyang dan menyembah-Nya. Tetapi dengan peristiwa yang dialaminya Karman sadar dan kembali pada jalan yang benar. Hal ini

(10)

dapat dilihat pada (Kubah:148). Pada halaman tersebut terdapat kutipan yang menunjukkan kesadaran Karman atas perbuatannya.

Berikutnya, analisis ini menunjukkan bahwa Karman sadar akan perbuatannya selama ini dengan Haji Bakir salah. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:141). Karman merasa sangat bersalah dengan Haji Bakir karena Karman dulu enggan menginjak kakinya ke halaman rumah Haji Bakir. Karman lebih memilih tempat lain bila bersembahyang Jumat. Apa yang diperbuat oleh Karman adalah balas dendam dengan Haji Bakir karena Haji Bakir menolak lamarannya kepada Rifah. Tetapi semenjak Karman pulang dari Pulau B Karman sadar bahwa perbuatannya banyak menyakiti orang lain termaksud Haji Bakir.

Selanjutnya, hasil analisis ini menggambarkan bahwa Karman sadar dan ia merasa ada yang hilang pada dirinya. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:183). Karman sadar atas perbuatannya yang pernah membuat masyarakat resah dan peristiwa yang penuh darah banyak membuat orang-orang di Pegaten kecewa dengan dirinya. Karman menembus kesalahannya dengan membuat kubah masjid yang bagus dan mendapat kembali kepercayaan dari warga Pegaten.

Hubungan Manusia dengan Manusia. Tolong Menolong

Hasil analisis di bawah ini contoh dari sikap tolong-menolong yang terdapat dalam

Kubah.

Analisis ini melukiskan bahwa masyarakat di Pegaten baik dan suka menolong pada sesama warganya. Kutipan yang menunjukkan masyarakat Pegaten suka menolong dapat dilihat pada (Kubah:31). Sikap mereka yang demikian itu cepat mendatangkan rasa bersahabat di antara sesama warga desa Pegaten.Tolong menolong adalah saling membantu satu sama lain.

Selanjutnya, analisis ini menggambarkan bahwa Karman suka menolong sesama dengan bekerja bakti di kampungnya. Kutipan yang menyatakan Karman suka menolong sesama dapat dilihat pada (Kubah:173). Karman juga sangat senang ketika dapat menolong memperbaiki sumur masjid Haji Bakir.

Selain Karman menolong bekerja bakti di kampungnya, terdapat juga rasa tolong-menolong Karman untuk memperbaiki masjid Haji Bakir. Hal ini dapat dilihat pada, Karman memberanikan diri untuk memperbaiki kubah masjid Haji Bakir. Karman menganggap pekerjaan membuat kubah sebagai kesempatan yang istimewa. Sepersen pun ia tidak mengharapkan upah. Karman ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap dirinya yang telah hilang semenjak ia berada di Pulau B. Kutipan yang menyatakan Karman menolong bekerja bakti dikampungnya dapat dilihat pada (Kubah:182).

Sikap tolong-menolong juga terdapat pada (Kubah:64). Pada halaman tersebut Karman menolong seorang bayi. Bayi Kinah telahkelengerdan seluruh permukaan kulitnya bentol-bentol karena digigit serangga. Karman melihat Kinah tetap berdiri di tengah rumpun padi, Karman pun bertindak untuk menolong bayi Kinah dari serangga tersebut.

Kepedulian

Analisis di bawah ini menunjukan kepedulian seorang tokoh yang terdapt dalam

Kubah.

Pada analisis ini diperoleh informasi bahwa Kastagetek peduli dengan keadaan Karman. Kutipan yang menyatakan Kastagetek peduli dengan Karman dapat dilihat pada (Kubah:157). Kastagetek peduli kepada sesama yang mengalami kesulitan. Kasta merasa kasihan melihat Karman yang mencari ikan hingga dini hari tetapi belum mendapatkannya. Kasta dengan senang hati membagi rejekinya kepada Karman.

(11)

Selanjutnya, analisis ini menunjukkan Marni peduli dengan keadaan suaminya yang sedang sakit. Ia sebenarnya belum bisa melupakan Karman dari kehidupannya. Pernikahan Marni dengan Parta terpaksa karena Marni tidak mampu menghidupi dua orang anaknya. Marni memutuskan menikah dengan Parta dan meninggalkan Karman dalam keadaan masih berada di Pulau B. Walaupun ia belum bisa melupakan Karman, tapi Marni tetap peduli dengan keadaan Parta. Kutipan yang menggambarkan bahwa Marni peduli dengan keadaan suaminya dapat dilihat pada (Kubah:42).

Hubungan Manusia dengan Alam Mengelola dan Memelihara Alam

Analisis di bawah ini merupakan nilai budaya tentang mengelola dan memelihara alam yang terdapat dalam Kubah.

Hasil analisis ini mendeskripsikan bahwa masyarakat Pegaten termasuk orang-orang yang mengelola dan memelihara alam yang diciptakan Allah. Hal ini dapat dilihat pada (Kubah:31-32). Orang Pegaten dapat mengelola Kali Mundu hingga dapat mengeluarkan air pada musim kemarau.

Selanjutnya, analisis ini menunjukkan bahwa masyarakat di Pegaten orang yang bisa mengelola alam diberikan oleh Allah Swt. Masyarakat di Pegaten mengelola alam dengan menanam padi. Mereka mengelola alam secara bersama-sama. Sebagai contoh, bila musim panen tiba orang yang tidak mempunyai sawah pun bisa mendapatkan bagian sepertujuhnya dengan cara membantu menuai padi. Kutipan yang menggambarkan bahwa masyarakat Pegaten orang yang mengelola alam dapat dilihat pada (Kubah:57).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Pada bagian pendahuluan telah diungkapkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Kubah, sekaligus untuk dijadikan sebagai materi ajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Kubah adalah, pertama

hubungan manusia dengan Allah yang meliputi: taat kepada Allah, mensyukuri nikmat dan karunia Allah, dan berdoa kepada Allah. Di dalam novel tersebut pembaca diajak untuk berhubungan yang baik kepada Allah dalam menjalani kehidupan. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara taat kepada Allah, mensyukuri nikmat dan karunia Allah, dan berdoa kepada Allah. Kedua, hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang termasuk dalam hubungan tersebut ialah menunaikan amanah dan kesadaran. Di dalam novel ini pembaca banyak diajarkan bagaimana bisa menunaikan amanah seseorang dengan baik dan mengajarkan untuk mempunyai kesadaran apa yang pernah diperbuat. Ketiga, hubungan manusia dengan manusia yang termasuk dalam hubungan tersebut ialah tolong menolong dan kepedulian. Di dalam novel ini pembaca banyak diajarkan bagaimana berbuat baik dengan sesama manusia. Hal ini dapat diwujudkan dengan diajak tolong-menolong dan adanya kepedulian terhadap sesama. Keempat, nilai budaya yang terdapat pada Kubah, yakni hubungan manusia dengan alam yang termasuk dalam hubungan tersebut ialah mengelola dan memelihara alam.

Kelima, nilai budaya yang terdapat pada Kubah ini dapat dimanfaatkan sebagai materi ajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi apresiasi sastra tingkat SMA/MA kelas XI semester satu, khususnya materi memahami unsur ekstrinsik dan instrinsik. Pembelajaran yang dilakukan oleh dalam menganalisis unsur ekstrinsik dan instrinsik harus berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi pembelajar di lingkungan sekolah. Selain itu, nilai-nilai budaya yang terdapat dalam novel ini dapat dimanfaatkan sebagai pedoman dalam perbuatan yang baik terhadap sesama manusia dan taat kepada Allah.

(12)

Saran

Berdasarkan hasil analisis data, ada beberapa saran yang disampaikan. Pertama, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam mengajarkan apresiasi sastra pada jenjang SMA/MA kelas XI semester satu, khususnya pada materi menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia. Dalam mengajar pokok bahasan tersebut, hendaknya guru bidang studi Bahasa Indonesia dapat memilih karya sastra yang tepat. Satu di antara karya sastra yang baik adalahKubah. Hal ini dikarenakan di dalam novel tersebut mengandung nilai-nilai budaya yang mengajarkan bagaimana manusia berhubungan dengan Allah, manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Kedua, penelitian selanjutnya diharapkan meneliti novel ini dari segi yang berbeda, seperti nilai budaya, moral dan pendidikan yang terdapat dalam novel ini untuk memperkaya pengetahuan pembaca. Hal ini bertujuan agar pembaca mendapat pengetahuan yang mendalam mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra khususnya novel.

DAFTAR RUJUKAN

Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kosasih. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia Puisi Prosa Drama. Jakarta: Nobel.

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosda Karya. Nurgiantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajiaan Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universty

Press.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasus ini telah terjadi di desa Sedayulawas yang mana seorang wanita janda memutus masa Iddah dengan menggugurkan kandunganya, agar segera menikah dengan laki-laki lain

Warna sumber dalam buku ini semakin terpancar dengan adanya masukan- masukan materi dari pewakilan diplomatik asal luar negeri (asing) sehingga tidak hanya terpaku pada

 Ḥadīṡ tersebut dan semisalnya menunjukan bahwa wanita tidak dilarang untuk mendatangi masjid. Akan tetapi, dengan syarat-syarat yang telah disebutkan oleh para ulama,

Nilai kebersamaan budaya pokadulu (kerja sama) berperan memberikan pelayanan dengan membangun suasana memahami dan mengerti akan kebutuhan seluruh warga sekolah, yang

Metode Kekakuan (Stiffness Method) merupakan salah satu cara untuk menganalisis struktur yang proses perumusan analisisnya dilakukan dengan cara memberikan lendutan

Proses penentuan program keahlian pada SMK Syubbanul Wathon masih menggunakan cara manual, dengan mengumpulkan nilai UN SMP/sederajat, nilai rapor SMP/sederajat dan

Chandran, "Content Based Medical Image Retrieval with Texture Content Using Gray Level Co-occurence Matrix and K-Means Clustering Algorithm," Journal

KuantitatifKelengkapanNilaiBeritaPemilu 2014 di SuratKabarHarianTribunJogjaPeriode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014) ” dapatselesaidenganmemuaskan.Banyakpihak yang