• Tidak ada hasil yang ditemukan

KENYAMANAN LINGKUNGAN KERJA DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT BEKERJA PADA PEGAWAI DISDUKCAPIL KABUPATEN SERANG ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KENYAMANAN LINGKUNGAN KERJA DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT BEKERJA PADA PEGAWAI DISDUKCAPIL KABUPATEN SERANG ABSTRAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

KENYAMANAN LINGKUNGAN KERJA DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT BEKERJA PADA PEGAWAI DISDUKCAPIL KABUPATEN

SERANG 2 Abdul Bahits 1 Ombi Romli

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Bangsa

1ombiromli250282@gmail.com

2ab.bina_bangsa@yahoo.com

ABSTRAK

Didalam penelitian ini menggunakan dua vairabel, yang pertama kenyamanan lingkungan kerja merupakan variabel bebas dan yang kedua semangat bekerja pegawai sebagai variabel terikat. Pada dasarnya semua pegawai dimanapun mereka bekerja baik di instansi pemerintah maupun swasta, lingkungan yang nyaman dan kondusif akan membuat semangat bekerja lebih giat lagi. Lingkungan tempat bekerja yang terdapat sarana dan prasarana fisik yang memadai, ini akan dapat membantu mengurangi kejenuhan serta kelelahan bahkan menimbulkan kenyamanan bagi pegawai. Metode yang digunakan metode deskriptif, asosiatif, serta kuantitatif dan Hipotesisnya menggunakan hipotesis parsial, sedangkan analisis koefisien regresi linier sederhana dan koefisien determinan yang digunkana untuk analisis datanya. Dan sebagai Populasi dan sampel adalah semua pegawai pada instansi tersebut, yakni berjumlah 98 pegawai.

Regresi linier sederhana yang digunakan untuk melihat seberapa besar kenyamanan lingkungan bekerja memberikan pengaruh pada semangat bekerja pegawai pada instansi tersebut, dengan jumlah 98 pegawai maka dapat diperoleh nilai koefisien regresinya Y = 23,047 + 0,655X. Konstanta (a) bernilai 23,047, angka yang diatas adalah nilai konstanta, di mana jika nilai variabel bebas = 0, maka nilai semangat bekerja pegawai (Y) adalah 23,047. Koefisien regresi kenyamanan lingkungan kerja (X) sebesar 0,655, ini menunjukkan bahwa variabel kenyamanan lingkungan kerja memberikan pengaruh terhadap semangat kerja pegawai. maka dari itu, apabila kondisi kenyamanan yang ada di lingkungan kerja terus ditingkatkan yang besarnya satu satuan, maka akan memberikan efek terhadap peningkatan semangat bekerja pegawai pada Instansi tersebut akan meningk at sebesar 0,655.

Pada tabel model summary menunjukkan bahwa nilai R = 0,679, ini artinya korelasi antara variabel kenyamanan lingkungan kerja atas semangat bekerja pegawai sebesar 67,9%, itu artinya terdapat hubungannya yang sangat erat. Sementara nilai R square menunjukan nilai 0,461, ini artinya 46,1% semangat bekerja pegawai dapat dipengaruhi oleh variabel kenyamanan lingkungan kerja, sementara sisanya 53,9% dapat dipaparkan melalui faktor lain yang tidak terdapat pada penelitian ini dikarenakan terbatasnya waktu dan tempat.

Kata kunci : Kenyamanan Lingkungan Kerja, Semangat Bekerja

WORK ENVIRONMENT COMFORT IN IMPROVING THE SPIRIT OF WORKING IN EMPLOYEE DEPARTMENT AND CIVIL REGISTRATION OF SERANG REGENCY

In this study using two variables, the first is the comfort of the work environment is an independent variable and the second is the employee morale as a dependent variable. Basically all employees wherever they work both in government and private agencies, a comfortable and conducive environment will make the spirit of work even harder. Workplace environment that has adequate physical facilities and infrastructure, this will be able to help reduce boredom and fatigue and even cause comfort for employees.

(2)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

The method used is descriptive, associative, and quantitative methods and the hypothesis uses partial hypotheses, while the analysis of simple linear regression coefficients and determinant coefficients is used for data analysis. And as the population and sample are all employees in the agency, which amounted to 98 employees.

Simple linear regression which is used to see how much comfort the work environment gives effect to the employee's work spirit at the agency, with 98 employees, the regression coefficient value Y = 23.047 + 0.655X can be obtained. Constants (a) are worth 23,047, the number above is a constant value, where if the value of the independent variable = 0, then the value of employee morale (Y) is 23,047.

Regression coefficient of work environment comfort (X) of 0.655, this shows that the variable work environment comfort gives an influence on employee morale. therefore, if the comfort conditions that exist in the work environment continue to be increased by the magnitude of one unit, it will have an effect on increasing employee morale at the Agency will increase by 0.655. In the summary model table shows that the value of R = 0.679, this means the correlation between the variables of work environment comfort on employee morale of 67.9%, it means there is a very close relationship. While the R square value shows a value of 0.461, this means that 46.1% of employee morale can be influenced by variables of work environment comfort, while the remaining 53.9% can be explained through other factors not found in this study due to limited time and place.

Keywords: Comfort of the Work Environment, Working Spirit

1. PENDAHULUAN

Produktivitas perusahaan merupakan suatu target yang menjadi skala prioritas utama dalam sebuah manajemen produksi, dan semua perusahaan pasti menginginkan adanya teus peningkatan dalam setiap target-targetnya, peningkatan sebuah produktivitas tidak luput dari peran faktor produksi yang maksimal didalam bekerja, tentu ini semua tugas kita bersama dalam meningkatkan semangat bekerta. Para pegawai merupakan faktor produksi yang menyebabkan berjalannya sebuah perusahaan, karena dengan faktor produksi tersebuat sebuah perusahaan dapat berjalan dengan optimal dan maksimal sehingga menghasilkan target-target perusahaan yang sesual dengan harapan. Maka dari itu semangat para pegawai harus selalu didorong dan dimotivasi agar kinerja mereka menjadi maksimal, faktor yang sangat memberikan pengaruh terhadap

semangat kerja pegawai diantaranya faktor kenyamanan tepat mereka melakukan aktivitasnya, oleh sebab itu peusahaan harus selalu mengontrol atau mengecek lingkungaan dimana para pegawai melakukan aktivitas kerjanya, agar kenyamanan ditempat kerja tersebut terus terjadi dan memberikan rasa nyaman dan aman terhadap pra pegawai yang sedang bekerja .

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang. didalam menjalankan aktivitas didukung oleh para pegawai kompeten yang sesuai dengan kriteria dari masing-masing sektor. instansi tersebut memiliki suasana lingkungan kerja cukup memadai dan dapat dijangkau dari semua arah sebagai akses kemudahan dalam bekerja. Akan tetapi, merujuk dari hasil observasi dilapanngan dengan data sementara bahwa lingkungan kerja yang ada di instansi tersebut seperti sekarang, semangat kerja dari sebagian

(3)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

pegawai dinilai belum mencapai tingkat yang memuaskan bahkan cenderung teus mengalami penurunan, terbukti dengan ditemukannya beberapa pegawai yang terlambat tiba di tempat kerja tersebut, bahkan beberapa diantaranya banyak yang tidak masuk. Kelemahan ini menjadi yang serius dan jika tidak dicarikan solusi maka akan berdampak yang kurang baik, baik buat perusahaan ataupun pekerja itu sendiri. Semangat para pegawai dalam bekerja mengalami penurunan menurun, peneliti menganggap bahwa akibat dari kenyamana yang mereka tidak dapatkan ditempat tersebut disebabkan karena suasana lingkungan kerja yang terasa tidak kondusif. Masalah yang terkait mengenai suasana lingkungan kerja yang terasa tidak nyaman tersebut diantaranya adalah masalah penerangan yang tidak maksimal, ruangan yang kotor, suara kendaraan yang mengganggu kesehatan ditempat kerja.

2. KAJIAN LITERATUR

a.

Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang meliputi cahaya, warna, udara, suara serta musik yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Moekijat 2006:135). Seorang pekerja ketika

sedang melaksanakan kewajibannya apabila didukung dengan tempat yang memenuhi standar, baik dari pencahayaan, udara serta didukung dengan suara yang nyaman, hal ini akan membuat kenyamanan bagi pekerja itu sendiri. Lingkungan kerja menurut The Liang Gie (2010:210) merupakan segenap faktor fisik yang bersama-sama merupakan suatu suasana fisik yang melingkupi suatu tempat kerja, kesimpulan yaitu lingkungan kerja merupakan suatau keadaan disekitar tempat bekerja seperti adanya cahaya, adanya udara, adanya suara musik yang dapat memberikan pengaruh terhadap pekerja itu sendiri yang dapat menaikan atau menurunkan produktivitas itu sendiri disesuaikan lingkungan kerjanya.

Ada beberapa unsur lingkungan kerja diantaranya; penerangan,warna, suara dan musik. Cahaya didalam gedung yang luas dan kurang jendalanya, cahaya alam itu tidak dapat menembus sepenuhnya. Karena itu, sering dipergunakan cahaya lampu untuk mengatur penerangan dalam kantor. Sistem penerangan ini merupakan sistem penerangan yang terbaik. (The Liang Gie 2010:212). Juga dalam pewarnaan ruangan, apabila suatu ruangan dimana kondisi warna yang kurang tepat, atau tidak sesuai dengan standar maka akan banyak efek yang ditimbulkan.

(4)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

Keuntungan penggunaan warna yang tepat adalah tidak hanya bersifat keindahan dan psikologis, tetapi juga bersifat ekonomis. (Moekijat 2006:142). Menurut (The Liang Gie 2010:216), Warna pokok dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : merah, kuning dan biru warna tersebut harus disesuaikan dengan warna lantai, keadaan ruangan gelap atau terang serta luas atau sempitnya ruangan, dan yang didak kalah penting dari cahaya dan warna yaitu sirkulasi udara, lubang tempat keluar masuknya udara harus dibuat sesuai standar baik sesuai standar kesehatan maupun standar bangunan, pertukaran udara yang kurang baik akan dapat menimbulkan rasa pengap, sehingga mudah menimbulkan kelelahan dari tenaga kerja. (Nitisemito 2006:193). Apabila keadaan lingkungan kerja sudah seperti itu maka tidak hanya produktivitas yang terganggu tetapi juga akan banyak penyakit yang ditimbulkan oleh udara yang tidak sehat tersebut, dan akan merugikan semua pihak. Suhu udara ditempat bekerja juga harus diperhatikan agar kondisinya nyaman dalam beraktivitas Termometer harus disediakan pada setiap lantai agar tenaga kerja dapat mengecek suhu. (Budiyanto 2011:441). Sehingga ketersediaan thermometer disetiap ruang dapat membantu mengontrol suhu udara disetiap ruangan tersebut, dan dapat

membantu petugas kebersihan ditempat tersebut. Suara juga terkadang mengganggu kenyamanan bekerja, baik suara musik maupun suara kendaraan yang dapat mengganggu kesehatan.

b.

Semangat Bekerja

Semangat bekerja merupakan titik awal dari sebuah kesuksesan, dimana ketika seseorang memiliki semangat bekerja yang tinggi maka akan melahirkan dampak yang sangat posotif dan produktif tinggal bagaimana upaya perusahaan terus melakukan langkah yang tepat untuk mendorong peningkatan semanagat bekerja. Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama dengan disiplin dan rasa tanggung jawab terhadap kegiatannya (Alfred R. Lateiner 2007:66). Karena dengan antusiasme dalam bekerja produktivitas dapat maksimal, Sedangkan menurut Alex S. Nitisemito yang dikutip oleh Ir. Ahmad Tohardi, MM. (2006:430) menjelaskan semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Dengan semangat kerja maka pekerjaan akan lebih baik dan lebih cepat sesuai target yang diharapkan.

Menurut Ir. Ahmad Tohardi, MM. (2006:429), mengatakan bahwa semangat

(5)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

kerja melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Dan menurut Moekijat (2006:130), semangat kerja adalah kemampuan sekelompok orang-orang untuk bekerjasama berdasarkan teori-teori diatas disimpulkan yang bisa diiambil bahwa semangat kerja merupakan sebuah reaksi yang diberikan oleh para pegawai atas suasana lingkungan kerja tersebut yang mana semua reaksi tercermin dalam perasaan yang memuakan dan produktif dalam beraktivitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja diatranya : Pemberian upah atau gaji yang layak, Organisasi memberikan kesempatan pada tiap tenaga kerjanya untuk maju, Pengakuan tenaga kerja sebagai individu, di mana hal ini sangat penting karena tenaga kerja juga manusia, sehingga organisasi tidak dapat memperlakukannya dengan semena-mena, Tenaga kerja harus dianggap sebagai subjek bukan sebagai objek, Terjaminnya keamanan dan kenyamanan di tempat kerja merupakan harapan semua pekerja.

c.

Kerangka Pemikiran

.Karena kondisi kerja yang baik merupakan peranan yang penting dalam membantu mengurangi kejenuhan dan kelelahan,

sehingga diharapkan dapat meningkatkan semangat tenaga kerja (Moekijat 2005:135). Untuk memperjelas pengaruh kenyamanan lingkungan kerja terhadap semangat bekerja bisa kita lihat dalam kerangka pemikiran berikut ini :

d.

Hipotesis

Merupakan sebuah jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto 2008:68). Berikutnya hipotesis dalam sebuah penelitian akan dapat diterima jika ada pengaruh kenyamanan lingkungan kerja dimana tempat para pegawai bekerja terhadap semangat kerja para pegawai. Juga sebuah hipotesis dapat ditolak jika tidak terdapat pengaruh kenyamanan lingkungan kerja atas semangat bekerja para pegawai.

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yaitu tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan (Nazir, 2008). Di mana berdasarkan tingkat eksplanasinya, metode penelitian yang digunakaan didalam penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif, juga berdasarkan analisis dan jenis datanya, penelitian ini juga

(6)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2009:32) mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, dan nilai dari orang atau objek kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. terdapat pada dua variabel pada penelitian ini. Dari masing-masing variabel yang terkait pada penelitian ini, yaitu yang menjadi independent atau variabel bebas yaitu kenyamanan lingkungan kerja, Sedangkan yang menjadi variabel dependent atau terikat yaitu semangat bekerja.

a. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2008:115). 98 pegawai yang dilibatkan dalam penelitian ini dan semua berperan sebagai populasi seluruhnya merupakan pegawai pada instansi tersebut

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Menurut Arikunto (2008:120) “apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil seluruhnya sebagai sampelnya”. Karena sampel dalam penelitian ini populasinya kurang dari 100 orang, maka dalam penelitian

ini keseluruhan populasi akan diambil sebagai sampel. Dengan dasar pendapat tersebut di atas, maka sampel penelitian ini adalah seluruh anggota populasi atau sejumlah 98 orang.

c. Teknik Pengumpulan Data

Suatu data dapat akurat dan terpercaya sehingga menghasilkan hasil penelitian yang kredibelitasnya meyakinkan, maka dari itu harus menggunakan teknik pengumpulan data yang benar, yang sesuai dengan kajian ilmiah yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan beberapa cara, yaitu : wawancara, kuisioner, dan observasi, Studi kepustakaan.

d. Jenis Data

Suatu penelitian apabila ingin mendapatkan hasil yang maksimal tentu data-data yang dibutuhkanpun harus berdasarkan standar data yang telah ditetapkan dalam sebuah penelitian. Menurut cara memperolehnya (Umar, 2007:42) data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah: data primer data sekunder, dimana data tersebut ada yang berbentuk gambar video ataupun catatan-catatan yang peneliti gunakan sebagai referensi dan dijadikan sebagai data skunder, adapun data primer yang peneliti dapatkan dari hasil langsung observasi kelapangan, dan melakukan wawancara dan diskusi dengan

(7)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

beberapa narasumber.

e. Teknik Analisis Data

Keabsahan data dalam sebuah penelitian merupakan salah satu faktor data itu dapat diterima atau tidak, maka dari itu uji validitas dan rebliabilitas harus dilakukan dengan baik. Untuk memperoleh data yang benar tergantung pada baik tidaknya instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting, yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2006:100). Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas masalah validitas dan reliabilitas angket yang digunakan sebagai alat pengumpulan data. Validitas atau Kesahihan merupakan uji keabsahan setiap pertanyaan yang ada dalam sebuah kuesioner atau dalam sebuah angket. Dan reliabilitas adalah dapat dipercaya atau diandalkan (Arikunto, 2006:192). Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket yang skornya merupakan rentangan 1-5 dan uji validitas menggunakan item total.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang yang beralamat di jalan raya Cilegon KM. 02 No.22 Kepandean Serang 42114, merupakan salah satu lembaga yang melayani masyarakat khususnya dibidang kependudukan, produk layanan yang dilakukan diantaranya : kartu keluarga, kartu tanda penduduk, surat pindah, akte kelahiran, akte kematian, akte perceraian, legalisir dokumen dan lain-lain.

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics, dengan ketentuan apabila nilai rhitung > rtabel berarti data empiris dari variabel penelitian adalah valid. Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 98 orang pada bagian lain, yakni pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Nilai rtabel dengan ketentuan N (jumlah sampel) = 98 dan taraf signifikansi 5% dengan df=N-2, maka angka yang diperoleh = 0,3120.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik mengenai uji validitas variabel lingkungan kerja dapat dilihat dari pemaparan berikut ini

(8)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

Berdasarkan pengolahan SPSS, terhadap 8 variabel pernyataan yang diberikan kepada semua responden dalam kuesioner penelitian, diperoleh item-total statistic yang menerangkan beberapa hal berikut ini :

1 Scale mean if item deleted menunjukkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus, maka rata-rata totalnya bernilai 31,8000, dan seterusnya.

2 Scale variance if item deleted menunjukkan besarnya variance total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus, maka nilai variance adalah 7,190, dan seterusnya.

3 C

orrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai rhitung yang kemudian dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap variabel pernyataan. Adapun taraf signifikansinya adalah 5% dan N (jumlah sampel) = 98, dengan nilai df=N-2, sehingga r (0,05 ; 38), diperoleh rtabel adalah 0,3120. Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan adalah valid, dapat dilihat dari rhitung pada Corrected Item-Total Correlation

yang pada keseluruhan pernyataan lebih besar dari rtabel (0,3120), sehingga 8 variabel pernyataan dapat digunakan untuk penelitian, seperti pada tabel di bawah, sebagai berikut

Tabel 4.2

Uji Validitas Instrumen Lingkungan Kerja

Variabel Corrected Item-Total Correlation rhitung rtabel Validitas 1 0.874 0,3120 Valid 2 0.709 0,3120 Valid 3 0.584 0,3120 Valid 4 0.874 0,3120 Valid 5 0.770 0,3120 Valid 6 0.827 0,3120 Valid 7 0.709 0,3120 Valid 8 0.801 0,3120 Valid Sumber data : Hasil data melalui Pengolahan SPSS

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation (rhitung) pada setiap butir pertanyaan adalah untuk variabel lingkungan kerja. Nilai Correlated

Tabel 4.1 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted VAR00001 31.8000 7.190 .874 .917 VAR00002 31.5500 7.946 .709 .929 VAR00003 32.1250 8.061 .584 .938 VAR00004 31.8000 7.190 .874 .917 VAR00005 31.6250 7.625 .770 .925 VAR00006 31.9000 7.323 .827 .920 VAR00007 31.5500 7.946 .709 .929 VAR00008 31.9250 7.404 .801 .922

(9)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

Item-Total Correlation (rhitung) > nilai rtabel (0,3120) untuk degree of freedom (df) = 38, dan alpha (α) = 5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dari variabel lingkungan kerja adalah valid.

Demikian pula untuk variabel semangat kerja, penyebaran kuesioner dalam uji validitas ini diberikan kepada 98 orang yang sama. Nilai rtabel dengan ketentuan N (jumlah sampel) = 40 dan taraf signifikansi 5% dengan df=N-2, maka angka yang diperoleh = 0,3120.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik mengenai uji validitas semangat kerja dapat dilihat pada pemapaaran berikut :

Berdasarkan pengolahan SPSS, terhadap 12 variabel pernyataan yang diberikan kepada 98 orang responden dalam kuesioner penelitian, diperoleh item-total statistics yang menerangkan beberapa hal berikut ini :

1 Scale mean if item deleted menunjukkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus, maka rata-rata totalnya bernilai 50,6500, dan seterusnya.

2 Scale variance if item deleted menunjukkan besarnya variance total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus, maka nilai variance adalah 16,182, dan berikutnya.

3 Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai rhitung yang dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap variabel pernyataan. Adapun taraf signifikansinya adalah 5% dan N (jumlah sampel) = 98, dengan nilai df=N-2, sehingga r (0,05 ; 38), diperoleh rtabel adalah 0,3120.

Berdasarkan angka tersebut menunjukkan bahwa seluruh pernyataan adalah valid, dapat dilihat dari rhitung pada Corrected Item-Total Correlation yang pada keseluruhan pernyataan lebih besar dari rtabel (0,3120), sehingga 12 variabel pernyataan dapat digunakan untuk penelitian, seperti pada tabel di bawah, sebagai berikut :

Tabel 4.3

Uji Validitas Instrumen Semangat Bekerja Variabel Corrected

Item-Total Correlation rhitung rtabel Validitas 9 0.906 0,3120 Valid 10 0.631 0,3120 Valid 11 0.776 0,3120 Valid 12 0.906 0,3120 Valid 13 0.755 0,3120 Valid 14 0.770 0,3120 Valid 15 0.568 0,3120 Valid 16 0.906 0,3120 Valid 17 0.568 0,3120 Valid 18 0.906 0,3120 Valid 19 0.906 0,3120 Valid

(10)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

20 0.568 0,3120 Valid Sumber data : Hasil data melalui Pengolahan SPSS

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation (rhitung) pada setiap butir pertanyaan adalah untuk variabel semangat bekerja. Nilai Correlated Item-Total Correlation (rhitung) > nilai rtabel (0,3120) untuk degree of freedom (df) = 38, dan alpha (α) = 5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dari semangat bekerja adalah valid.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan reliabel, jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten. Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode one shot atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitasnya digunakan uji statistik Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali 2005).

Hasil pengujian reliabilitas instrumen untuk variabel lingkungan kerja dapat ditunjukkan pada tabel, sebagai berikut :

Tabel 4.4 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .934 8

Sumber data : Hasil data melalui Pengolahan SPSS

Sedangkan hasil pengujian reliabilitas instrumen untuk variabel semangat kerja dapat ditunjukkan pada tabel, sebagai berikut : Tabel 4.5 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .949 12

Sumber data : Hasil data melalui Pengolahan SPSS

Kedua tabel Reliability Statistics di atas, menunjukkan bahwa seluruh pernyataan adalah reliabel, dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha dari setiap instrumen variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,60, sehingga 20 instrumen pernyataan dapat digunakan untuk penelitian, seperti terlihat pada tabel di bawah, sebagai berikut :

Tabel 4.6

Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen Variabel Nilai Cronbach Alpha Reliabilitas Kenyamanan Lingkungan kerja 0,934 Reliabel Semangat bekerja 0,949 Reliabel Sumber data : Hasil data melalui Pengolahan SPSS

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari setiap instrumen

(11)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,60. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa setiap instrumen variabel lingkungan kerja dan semangat kerja adalah reliabel.

c. Analisis Data

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh kenyamanan lingkungan kerja terhadap semangat bekerja yang dilakukan pada 98 pegawai instansi tersebut.

Tabel 4.7

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables Removed Method 1 Kenyamanan Lingkungan Kerja . Enter

Sumber data : Hasil data melalui Pengolahan SPSS a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Semangat bekerja

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua variabel independen dimasukkan dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel independen yang tidak digunakan, atau yang disebut dengan metode enter. Tabel 4.8 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 23.047 1.937 11.896 .000 Kenyamanan Lingkungan Kerja .655 .072 .679 9.058 .000

Sumber data : Hasil data melalui Pengolahan SPSS a. Dependent Variable: Semangat Kerja Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel di atas, dapat dirumuskan model persamaan regresi linier sederhana, sebagai berikut: Y = a + bX

Y = 23,047 + 0,655X Analisisnya :

1. Konstanta (a) bernilai 23,047, menunjukkan nilai konstanta, di mana jika nilai variabel independen = 0, maka semangat kerja (Y) adalah sebesar 23,047.

2. Koefisien regresi lingkungan bekerja (X) sebesar 0,655, menunjukkan bahwa variabel kenyamanan lingkungan kerja (X) berpengaruh positif terhadap semangat bekerja pegawai (Y). Dengan kata lain, jika kenyamanan lingkungan kerja ditingkatkan sebesar satu satuan, maka semangat bekerja pegawai Instansi tersebut akan meningkat sebesar 0,655.

(12)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

Pengujian Koefisien Determinan (R2) Tabel 4.9 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .679a .461 .455 2.39385 a. Predictors: (Constant),Kenyamanan Lingkunga Kerja

Tabel di atas menunjukkan, bahwa nilai R = 0,679, berarti hubungan antara variabel lingkungan kerja terhadap semangat bekerja pegawai adalah sebesar 67,9%, artinya hubungannya erat. R square sebesar 0,461, berarti sebesar 46,1% semangat bekerja pegawai aryawan dapat dipengaruhi oleh variabel kenyamanan lingkungan kerja, sedangkan sisanya sebesar 53,9% dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

d. Uji Hipotesis

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara individu pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen, yaitu variabel kenyamanan lingkungan kerja.

Kriteria pengujiannya adalah, sebagai berikut :

H0 : b1 = 0, artinya variabel independen,

yaitu kenyamanan

lingkungan kerja secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen, yaitu semangat bekerja. Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen,

yaitu kenyamanan

lingkungan kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen, yaitu semangat bekerja.

Kriteria pengambilan keputusannya, adalah :

 H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%.

Hasil pengujiannya, adalah :

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (N-k)

N = jumlah sampel, N = 98

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 2 Maka : derajat bebas (df) = N-k = 98-2 = 96 Uji t yang dilakukan adalah uji dua arah, maka ttabel yang digunakan adalah t0,05(96) = 1,985.

Berdasarkan uji tersebut menunjukkan, bahwa nilai thitung variabel lingkungan kerja adalah 9,058 dan nilai ttabel bernilai 1,985, sehingga thitung > ttabel (9,058 > 1,985) dan nilai

(13)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

signifikan 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kenyamanan lingkungan kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan semangat kerja karyawan bagian assembling pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang. Artinya, jika variabel kenyamanan lingkungan kerja ditingkatkan sebesar satu satuan, maka semangat kerja pegawai akan meningkat sebesar 0,655.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yakni suatu metode yang bersifat ingin mengetahui seberapa erat hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti, bagaimana bentuk persamaan antar variabel yang diteliti, serta seberapa besar pengaruh dari suatu variabel penelitian terhadap variabel penelitian yang lainnya. Sedangkan berdasarkan analisis dan jenis datanya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yakni merupakan suatu penelitian dengan menggunakan teknik analisa data yang menggunakan angka-angka agar pemecahan masalah dapat dihitung secara pasti dengan perhitungan matematik.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang berjumlah 98 orang

pegawai. Data dikumpulkan dengan melakukan penyebaran kuesioner yang merupakan suatu pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya sudah diberikan terhadap 5 pilihan jawaban, di mana hasil jawaban diberi bobot berdasarkan skala Likert.

Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana, di mana diperoleh nilai Y = 23,047 + 0,655X. Konstanta (a) bernilai 23,047, menunjukkan nilai konstanta, di mana jika nilai variabel independen = 0, maka semangat kerja (Y) adalah sebesar 23,047. Koefisien regresi lingkungan kerja (X) sebesar 0,655, menunjukkan bahwa variabel kenyamanan lingkungan kerja (X) berpengaruh positif terhadap peningkatan semangat kerja pegawai (Y). Dengan kata lain, jika lingkungan kerja ditingkatkan sebesar satu satuan, maka semangat kerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang akan meningkat sebesar 0,655.

Selanjutnya, nilai koefisien determinasi menunjukkan, bahwa nilai R = 0,679, berarti hubungan antara variabel lingkungan kerja terhadap semangat kerja pegawai adalah sebesar 67,9%, artinya hubungannya erat. R square sebesar 0,461, berarti sebesar 46,1% semangat kerja pegawai dapat dipengaruhi

(14)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

oleh variabel lingkungan kerja, sedangkan sisanya sebesar 53,9% dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Sedangkan untuk uji hipotesis, berdasarkan tabel koefisien yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 21 menunjukkan, bahwa nilai thitung variabel lingkungan kerja adalah 9,058 dan nilai ttabel bernilai 1,985, sehingga thitung > ttabel (9,058 > 1,985) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kenyamanan lingkungan kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap semangat kerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang. Artinya, jika variabel lingkungan kerja ditingkatkan sebesar satu satuan, maka semangat kerja pegawai akan meningkat sebesar 0,655. Dengan demikian, berlaku Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen, yaitu kenyamanan lingkungan kerja secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen, yaitu peningkatan semangat kerja.

5. KESIMPULAN

Dari berbagai penjabaran diatas maka hasil dari analisis dan olah data pada bab empat yang dijadikan sandaran atau pedoman pada

penelitian ini maka kesimpulan yang dapat disampaikan :

1. Pada metode yang ada pada penelitian ini menunjukan bahwa kenyamanan lingkungan kerja dipredikdi memiliki pengaruh atas semangat bekerja pegawai yang dilakukan pada 98 pegawai di instansi tersebut, dengan nilai koefisien regresi Y = 23,047 + 0,655X. Konstanta (a) bernilai 23,047, menunjukkan nilai konstanta, di mana jika nilai variabel independen atau variabel bebas = 0, kemudian nilai semangat bekerja pegawai (Y) adalah 23,047. Koefisien regresi kenyamanan lingkungan kerja (X) 0,655,

menunjukkan bahwa variabel

kenyamanan lingkungan kerja (X) berpengaruh positif terhadap semangat bekerja pegawai (Y). Dengan kata lain, jika lingkungan kerja ditingkatkan sebesar satu satuan, maka semangat kerja pegawai di instansi tersebut akan meningkat sebesar 0,655.

2. Tabel model summary menunjukkan bahwa nilai R = 0,679, berarti hubungan antara variabel kenyamanan lingkungan kerja terhadap semangat bekerja pegawai sebesar 67,9%, artinya hubungannya erat. Sedangkan nilai R square sebesar 0,461, berarti 46,1% semangat bekerja pegawai

(15)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

dapat dijelaskan oleh variabel kenyamanan lingkungan kerja, sedangkan sisanya 53,9% dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian.

Rekomendasi yang harus dilakukan

perusahaan/lembaga

Merujuk pada hasil penelitian ini, demi tercapai sebuah capaian yang baik dan membawa keuntungan buat semua pihak, juga guna perkembangna dan kemajuan perusahaan, maka peneliti mencoba memberikan rekomendasi yang harus dilakukan terutama bagi pimpinan perusahaan diantaranya :

1. Pimpinan Instansi agar lebih memperhatikan lagi lingkungan kerja yang berhubungan dengan faktor penerangan di dalam ruangan, baik penerangan dari lampu listrik maupun memanfaatkan sinar matahari, di mana diharapkan penerangan di dalam ruangan, baik ruang kantor maupun di dalam ruang lainnya memiliki pencahayaan yang cukup.

2. Pimpinan Instansi senantiasa selalu menyampaikan setiap memberikan informasi yang masuk terutama informasi yang berhubungan dengan pentingnya pengaruh pencahayaan yang ada di dalam ruangan terhadap semangat kerja para

pegawai dalam melakukan aktivitas pekerjaannya. Hal ini berhubungan dengan masih adanya jawaban dari sebagian pegawai yang berkeberatan atau tidak menghendaki pada pernyataan penerangan yang cukup di dalam kantor akan menigkatkan produktivitas bekerja.

3. Pimpinan Instansi hendaknya

memperhatikan lingkungan kerja yang berhubungan dengan faktor keserasian warna dinding dengan lantai yang ada, sehingga warna yang dipadukan tidak mengganggu konsentrasi dan semangat pegawai dalam melakukan aktivitas pekerjaannya.

4. Pimpinan Instansi hendaknya selalu memperhatikan keadaan tempat bekerja yang langsung berhubungan dengan faktor sirkulasi udara yang dirasa membuat para pegawai merasa tidak nyaman atau merasa kepanasan dalam melakukan aktivitas pekerjaannya di ruang kantor.

5. Pimpinan Instansi hendaknya

memperhatikan kenyamanan tempat para pegawai bekerja yang berhubungan dengan faktor suara gaduh yang bersumber dari lingkungan kantor dan sekitarnya, baik di didalam ruangan maupun diluar ruangan yang berakibat

(16)

Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 32 No 1, Desember 2019 http://ejournal.stieibbi.ac.id/index.php/jmb

mengganggu konsentrasi serta semangat pegawai dalam melakukan aktivitas pekerjaannya dengan melakukan hal-hal yang dapat mengurangi kebisingan atau kegaduhan tersebut.

6. REFERENSI

1. Ali, M. 2005. Dasar-dasar Penelitian. Bandung : Ghanesha.

2. Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. Jakarta : Rineka Cipta.

3. Budiyanto, F. X.2011. Manajemen Perkantoran Modern. Jakarta : Binarupa Aksara.

4. Depdikbud. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

5. Halili, T dan Purnomo. 2007. Hubungan Kerja Antar Majikan dan Buruh. Jakarta : Bina Aksara.

6. Lateiner R.A.2007. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Jakarta : Aksara Baru.

7. Moekijat. 2006. Manajemen

Kepegawaian. Bandung : Alumni.

8. Nitisemito. A. S. 2006. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia.

9. Siswanto, B. 2009. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung : Sinar Jaya.

10. Sudjana. 2006. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

11. The Liang Gie. 2010. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta : Liberty.

Gambar

Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  seluruh  pernyataan  adalah  valid,  dapat  dilihat  dari  r hitung   pada  Corrected  Item-Total  Correlation

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Bupati Fakfak Nomor 21 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan pada Dinas Penanaman modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan motivasi dan arahan

Dari refleksi tindakan 3, ditemukan bahwa semua anak kecuali yang tidak hadir mulai bisa fokus untuk mendengarkan cerita tanpa harus diingatkan terus menerus

bridging, dan social linking dengan peran modal sosial dalam pengelolaan potensi alam sebagai strategi bertahan hidup di Dusun Limang yang diterapkan oleh

1) Buka program SPSS dengan klik Start, kemudian pilih All Program, dan pilih IBM SPSS Statistics 22. 2) Pada halaman IBM SPSS Statistics 22 yang sudah terbuka,

Berdasarkan Tabel 1 dengan pengujian menggunakan SPSS 16.0 for windows diketahui bahwa koefisien korelasi untuk variabel kedisiplinan, lingkungan kerja, kompensasi

0,05 yang berarti

parameter kualitas air di Perairan Samudera Hindia bagian Barat Daya menunjukkan bahwa nilai suhu berkorelasi positif dengan plankton yaitu sebesar (0,146) yang