• Tidak ada hasil yang ditemukan

SENGKETA TANAH ADAT DESA PATI DAN DESA K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SENGKETA TANAH ADAT DESA PATI DAN DESA K"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SENGKETA TANAH ADAT DESA PATI DAN DESA KAIWATU DALAM PERSPEKTIF TEORI HUKUM HAK ASASI MANUSIA

DOSEN PENGASUH : Dr. M. Tahapary, SH., MH

O L E H

Nama : Onifaris Mildrik Matjora Nim : 136 9315 093

Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Pasca Sarjana Universitas Pattimura

Prodi Ilmu Hukum Ambon

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konteks kepulauan, Maluku memiliki beribu-ribu pulau dengan perbedaan kebiasaan dalam komunitas masing-masing. Kebiasaan-kebiasaan ini yang selanjutnya dijadikan pegangan dalam bermasyarakat atau dijadikan pedoman dalam bertingkah laku pada suatu komunitas tertentu. Kebiasaan-kebiasaan ini disebut hukum adat dalam kerangka hukum nasional sedangkan komunitas ini disebut Masyarakat hukum adat atau disebut juga dengan istilah “masyarakat tradisional” atau the indigenous people, dalam kehidupan sehari-hari lebih sering dan popular disebut dengan istilah “masyarakat adat”.

Masyarakat hukum adat adalah komunitas manusia yang patuh pada peraturan atau hukum yang mengatur tingkah laku manusia dalam hubungannya satu sama lain baik berupa keseluruhan dari kebiasaan dan kesusilaan yang benar-benar hidup karena diyakini dan dianut, jika dilanggar pelakunya mendapat sanksi dari penguasa adat.

Masyarakat adat, awal mulanya hidup nomaden (berpindah-pindah). Sehingga mengakibatkan semua tanah yang digarap menjadi milik bersama dan menggarapnya pun dengan cara gotong royong (komunal) pula. Sampai mereka hidup menetap, sifat komunal masih melekat. Untuk mencapai tujuan kemakmuran rakyat, diperlukan campur tangan penguasa yang kompeten dalam urusan tanah.

Sebagai salah satu unsur esensial pembentuk negara, tanah memegang peran vital dalam kehidupan dan penghidupan bangsa pendukung negara yang bersangkutan, lebih-lebih yang corak agrarisnya berdominasi.

(3)

meskipunberbedawujuddanjatidiri, namunmerupakansuatukesatuan yang salingmempengaruhidalamjalinansusunankeabadiantataalam (cosmos), besar (macro

cosmos), dankecil (micro cosmos).Tanah dipahamisecaraluasmeliputisemuaunsurbumi, air, udara, kekayaanalam, sertamanusiasebagaipusat, maupunroh-roh di alamsupranatural yang terjalinsecaramenyeluruhdanutuh.

Dalam konteks wilayah kepulauan, Provinsi Maluku merupakan salah satu dari beberapa provinsi kepulauan yang tersebar di Indonesia juga memiliki masyarakat adat dengan wilayahnya masing-masing. Wilayah-wilayah ini kemudian dipertegas dengan ditetapkannya batas-batas wilayah sesuai dengan kesepakatan komunitas-komunitas tertentu. Misalnya, sengketa tanah adat antara desa pati dan desa kaiwatu di kecamatan Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya yang sampai saat ini belum menemukan solusi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang ingin dikaji dalam penulisan ini ialah “ Bagaimana Sengketa Tanah Adat Desa Pati dan Desa Kaiwatu Dalam Perspektif Teori Hukum Hak Asasi Manusia ? “

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini ialah :

1. Mengkaji dan menganalisis Hubungan Sengketa Tanah Adat Desa Pati dan Desa Kaiwatu dengan Teori Hukum dan Hak Asasi Manusia;

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Kasus Posisi

Dapat dijelaskan kronologi dalam sengketa tanah adat antara desa patidan desa kaiwatu sebagai berikut :

- Bahwa desa kaiwatu menyatakan bahwa wilayah sengketa ini merupakan milik mereka, mengingat lebih dari 300 tahun leluhur mereka sudah menempati wilayah tersebut. Selain itu, bagi mereka, wilayah ini sudah menjadi tanah perjanjian leluhurnya sehingga mereka tidak boleh melepaskan tanah tersebut begitu saja. Selain itu, pihak desa kaiwatu bersedia menghibahkan tanah sengketa tersebut kepada pihak desa pati jika mereka mengakui bahwa tanah yang isengketakan ialah milik pihak desa kaiwatu;

- Bahwa di sisi lain, desa pati membantah penyataan tersebut dan menolak tawaran pihak desa kaiwatu serta menyatakan bahwa tanah yang disengketakan merupakan milik desa pati sebab tanah tersebut bagian dari wilayah petuanan atau hak ulayat desa pati dan tanah tersebut akan di sasi secara adat oleh desa pati;

- Bahwa setelah mengeluarkan pernyataan yang tidak dapat diterima oleh pihak masing-masing, kedua desa tersebut bersitegang dan hampir melakukan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan namun dicegah oleh pemerintah setempat.

(5)

B. Pengertian

Menurut hukum adat yang dapat mempunyai hak atas tanah bukan hanya orang perseorangan, melainkan juga persekutuan hukum. Hak persekutuan hukum atas tanah ini biasanya disebut hak pertuanan atau hak ulayat.

Hak ulayat merupakan hak penguasaan atas tanah tertinggi dalam hukum adat. Dari hak ulayat, karena proses individualisasi dapat lahir hak-hak perorangan (hak individual). Istilah hak ulayat disebut oleh van Vollen Hoven sebagai beschikkingrecht, oleh Soepomo disebut Hak Pertuanan, Teer Haar mengistilahkannya sebagai Hak Pertuanan, dan masyarakat minang menyebutnya dengan kosa kata ulayat.

Menurut Purnadi Purbacaraka, hak ulayat adalah hak atas tanah yang dipegang oleh seluruh anggota masyarakat hukum adat secara bersama-sama (komunal). Dengan hak ulayat ini, masyarakat hukum adat yang bersangkutan menguasai tanah tersebut secara menyeluruh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hak ulayat adalah hak masyarakat hukum adat terhadap tanah di wilayahnya berupa wewenang menggunakan dan mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan tanah lingkungan wilayahnya di bawah kepemimpinan kepala adat.

(6)

C. Konsep Hukum Nasional dan Konsep HAM

Undang-Undang Pokok Agaria (UUPA) terhadap hak ulayat, yaitu UU no 5 tahun 1960 (LN 1960 nomor 104) mengakui berlakunya hukum adat mengenai tanah, sebagaimana dicantumkan dalam pasal 5 UUPA yang berbunyi: “Hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air, dan ruang angkasa ialah hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentinagn nasional dan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan-peraturan yang tercantum dalam undang-undang ini dan dengan peraturan perundangan lainya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur yang berdasarkan hukum agama”.

Dengan demikian adanya hak ulayat dalam hukum Agraria yang berdasarkan hukum adat juga diakui oleh UUPA, meskipun tidak dengan kebebasan yang sepenuhnya karena harus memperhatikan kepentingan yang lebih tinggi, yaitu kepentingan bangsa dan negara.

Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang

bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga,

dan dilindungi. Hal ini mengandung beberapa pengertian yaitu :

1. Hak asasi manusia merupakan hak yang telah diberikan sejak seseorang masih dalam kandungan. Misalnya hak untuk hidup dari janin yang masih dikandung.

2. Hak asasi merupakan hak kodrati, yang berarti bahwa hak tersebut bersifat permanen, tidak dapat dihilangkan atau digantikan.

3. Hak asasi merupakan anugerah Allah, berarti bahwa hak asasi diberikan oleh Allah yang menciptakan manusia dan hak itu tidak dapat dicabut oleh manusia selain Allah. 4. Hak Asasi harus dihormati, dijaga dan dilindungi, dalam hal ini hak asasi diberikan

(7)

dilindungi oleh negara karena negara terdiri dari sekumpulan individu yang membentuk kelompok-kelompok.

Jika peristiwa di atas dikaitkan dengan makna teoretik hukum hak asasi manusia, terlihat jelas bahwa hukum dan HAM merupakan sesuatu yang masih dipertimbangkan oleh individu maupun kelompok di kedua desa dalam penyelesaian sengketa tanah adat, karena mereka lebih mengutamakan keselamatan masyarakat adat, dilihat dari cara penyelesaian sengketa secara kekeluargaan dengan pemerintah sebagai mediator, meskipun hal ini belum menghasilkan solusi yang baik bagi kedua belah pihak. Selanjutnya,sekalipun kedua desa tersebut bersitegang dan hampir melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan mereka baik secara materiil dan imateriil, akan tetapi kedua desa merupakan desa tetangga, yang dalam perkembangannya hingga kini, komunitasnya telah dianggap sebagai keluarga oleh masing-masing pihak, karena ada individu-individu masyarakat desa kaiwatu yang bersepakat untuk melakukan peristiwa hukum yaitu perkawinan, dengan individu-individu dari desa pati, begitu juga sebaliknya.

Selain makna teoretik di atas, dalam perkembangannya Konsep HAM dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

1. Konsep Ham Asia, yang lebih memperhatikan adanya keseimbangan antara kepentingan umum dan kepentingan individu;

2. Konsep HAM Eropa, hak dan kewajiban warga negara sama dengan hak dan kewajiban individu, negara hanya mengatur sejauh itu tujuannya untuk melindungi kepentingan individu;

3. Konsep HAM Inter-Amerika, perhatian HAM di negara-negara benua amerika adalah hak individu;

(8)

Jika dikaitan dengan konsep HAM diatas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam memperjuangkan tanah yang disengketakan, kedua desa lebih mengutamakan kepentingan bersama atau kepentingan masyarakat adat secara komunal, dengan memikirkan kerugian-kerugian yang timbul dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok atau desa. Oleh karena itu,kedua desa lebih sejalan dengan konsep HAM Afrika yang lebih mengutamakan kepentingan bersama.

D. Solusi

Menyikapi hal ini maka saya dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Pemerintah harus lebih giat untuk menjadi mediator penyelesaian sengketa tanah antara kedua desa tersebut;

2. Dilakukan penjagaan keamanan oleh pihak Polri terhadap kedua desa tersebut;

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas, peneliti memandang bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan hal yang penting untuk diterapkan karena dapat menunjang pencapaian tujuan umum

Dalam penerapan strategi pemasaranya guna meningkatkan laba ./ pendapatan BMT Pahlawan dan KSPPS Al-Bahjah Tulungagung tidak jauh dari unsure strategi pemasaran

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH TAHUN

Program ini dirancang untuk memudahkan puskesmas dalam pengelolaan data dan informasi dengan input seminim mungkin dan output semaksimal mungkin... pelayanan dalam gedung : SIMPUS

Terjadinya pola aktifitas antara guru dan siswa antara lain: proses pembelajaran terletak pada siswa, guru sebagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar dan

Masalah utama yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah pemanfaatan ikan lele yang mempunyai nilai gizi yang tinggi dan juga baik untuk tubuh serta

Hasil penelitian ini adalah terwujudnya perangkat lunak server pengisian ulang pulsa otomatis berbasiskan web yang dapat diaplikasikan sebagai server yang melayani pembelian

Dalam erti kata lin, gajet-gajet ini juga mempunyai pelbagai pilihan warna yang merupakan unsur utama dalam unsur-unsur seni asas seni reka, Maka dengan itu, jelaslah