• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA UNTUK MEMPERKENALKAN PRIVATE URBAN FARMING DI DENPASAR ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA UNTUK MEMPERKENALKAN PRIVATE URBAN FARMING DI DENPASAR ABSTRAK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1268

PERANCANGAN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA UNTUK MEMPERKENALKAN PRIVATE URBAN FARMING DI DENPASAR

Oleh :

Ni Ketut Alit Ratna Pertiwi (1), Shiila Maswir, S.Sn.(2), Ni Made Sri Wahyuni Trisna, S.Sn.,M.Sn.(3)

Desain Komunikasi Visual, Program Strata 1, Sekolah Tinggi Desain Bali

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia yang semakin modern, pertambahan penduduk dan pertukaran budaya membuat keberadaan Ruang Terbuka Hijau semakin berkurang. Di Bali, khususnya di Kota Denpasar, jumlah Ruang Terbuka Hijau Publik berada di bawah standar yang ditetapkan pemerintah dan keadaan Ruang Terbuka Hijau Privat pun lebih buruk lagi. Orang – orang sepertinya terlalu sibuk sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk mengikuti kegiatan sosial. Oleh karena itu, diperlukan solusi Baru untuk melakukan penghijauan kota dengan cara yang lebih menyenangkan yaitu dengan mengaplikasikan metode

Private Urban Farming. Berdasarkan pada konsep

Fun and Sophisticated yang berarti menyenangkan dan berpikiran ke depan kemudian dijadikan sebagai acuan dalam pemilihan unsur desain yang akan diaplikasikan pada media terpilih diantaranya booth, Iklan majalah,

(2)

1269

brochure, homepage website, billboard, seedling kit, desk calendar, X- banner, dan poster.

Kata kunci : Urban Farming, gaya hidup, desain komunikasi visual.

ABSTRACT

With the progress of society’s living standard which is getting modernized, the increasement of population so do cultural exchange has reduce the Green Open Space. In Bali especially in Denpasar city, the Green Open Space is below the government standard and the Private Green Space getting even worse. Community seems to be too busy so that there’s no time to attend any social activities.

Therefore, it is needed to have a brand new solution to do reforestation in much more fun way. Based on Fun

and Sophisticated concept, then it is used as a guidance in choosing the design elements that will be applied on the selected media such asbooth, magazine ads, brochure, website homepage, billboard, seedling kit, desk calendar, X- banner, and poster.

Keyword : Urban Farming, lifestyle, visual communication.

(3)

1270 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam fungsinya sebagai pusat terjadinya berbagai aktivitas manusia, kota mengalami perkembangan yang sangat pesat menyebabkan pertambahan penduduk serta peningkatan pada kebutuhan akan ruang dalam rangka memenuhi segala kepentingannya. Semakin meningkatnya permintaan akan ruang untuk permukiman dan lahan terbangun, maka akan berdampak kepada semakin merosotnya kualitas lingkungan.

UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menjelaskan bahwa luas Ruang Terbuka Hijau minimal 36% dari luas wilayah (Negara, Provinsi, Kota/Kabupaten) terdiri dari 20% Ruang Terbuka Hijau Publik dan 16% Ruang Terbuka Hijau Privat.

Sebuah artikel yang dimuat pada Koran Tokoh 11 Januari 2013 menyatakan bahwa jumlah Ruang Terbuka Hijau di Kota Denpasar yakni 18,32% berupa Ruang Terbuka Hijau Publik dan 17,96% Ruang Terbuka Hijau Privat. Menurunnya kuantitas dan kualitas Ruang Terbuka Hijau mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan. Diperlukan pemikiran jauh ke depan, yang tidak hanya berorientasi pada pemenuhan tujuan berjangka pendek, dan perlu reorientasi visi pembangunan kota

(4)

1271

lebih mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dan keberlanjutan pembangunan secara kreatif.

Salah satu pengaplikasian Ruang Terbuka Hijau adalah di dalam lingkungan perumahan khususnya permukiman padat di kota yang lebih dikenal dengan istilah Urban Farming. UrbanFaming

merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan masyarakat di wilayah perkotaan dan pinggiran kota untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, energi serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.

Kegiatan Urban Farming telah banyak diterapkan di kota – kota besar di Indonesia, akan tetapi di Bali sendiri, pengetahuan masyarakat mengenai pengaplikasian metode Urban Faming

masih kurang sehingga sangat diperlukan adanya kegiatan untuk memperkenalkan metode Private Urban Faming ini kepada masyarakat Kota Denpasar.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa sangat penting untuk mengadakan kegiatan untuk memperkenalkan metode Private Urban Farming ini kepada masyarakat Kota Denpasar agar masyarakat mengetahui tentang keberadaan metode penghijauan yang sederhana, unik dan menarik yang dapat dilakukan di tengah aktifitas mereka yang padat sebagai penghias rumah, penghilang stress serta dapat menjadi sarana rekreasi Baru yang menyenangkan.

(5)

1272 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

- Media apa saja yang efektif dan sesuai untuk melengkapi kegiatan kampanye untuk memperkenalkan Private Urban Farming di Kota Denpasar?

- Bagaimana mendesain media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif sebagai sarana pendukung kampanye untuk memperkenalkan gerakan Private Urban Farming bagi masyarakat Kota Denpasar?

Tujuan Perancangan a. Tujuan Umum

- Memberikan pengetahuan tentang pentingnya keberadaan Ruang Terbuka Hijau kepada masyarakat Kota Denpasar;

- Memberikan alternatif untuk menciptakan Ruang Terbuka Hijau Privat dengan memperkenalkan teknik Private Urban Farming;

- Menjadikan Urban Farming sebagai kegiatan yang disenangi oleh masyarakat Kota; dan - Menambah jumlah Ruang Terbuka Hijau

(6)

1273 b. Tujuan Khusus

- Dapat memilih media yang efektif dan sesuai untuk melengkapi kegiatan kampanye Private Urban Farming di Denpasar; dan

- Dapat merancang visual yang tidak hanya dapat menyampaikan pesan dengan baik namun juga memiliki tampilan yang menarik sehingga mampu mempengaruhi target

audience.

Metode Pengumpulan Data a) Metode Observasi

Penulis mendapatkan data hasil pengamatan lapangan mengenai pelanggaran-pelanggaran Jalur Hijau di Kota Denpasar dari Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar.

b) Metode Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan Kasi Penataan Ruang Kota, Ibu Luh Kade Tuwiyadhi, ST untuk mendapatkan informasi terkait peraturan yang mengatur tentang tata ruang Kota Denpasar serta data lapangan jumlah Ruang Terbuka Hijau di Kota Denpasar saat ini.

c) Kepustakaan

Penulis mengunjungi Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar dan mendapatkan data berupa Peraturan Daerah yang digunakan sebagai

(7)

1274

acuan dalam memberikan izin untuk pengolahan lahan di Kota Denpasar. Penulis menggunakan buku Desain Komunikasi Visual sebagai acuan teori, buku penataan lingkungan dan ruang kota, serta buku pertanian kota untuk mendapatkan informasi tentang pengembangan Urban Farming. d) Metode Dokumentasi

Penulis mengumpulkan foto keadaan Ruang Terbuka Hijau Publik di beberapa tempat yang telah dikunjungi.

e) Kajian Internet

Kajian internet adalah cara mengumpulkan data melalui internet yaitu mencari data-data dan artikel-artikel yang berkaitan dengan Ruang Terbuka Hijau di Kota Denpasar dan data-data yang berkaitan dengan kreativitas Urban Farming. PEMBAHASAN

Brainstorming

Pada penerapannya, Private Urban Farming

memberi manfaat dari segi Ekomomi dan Estetika. Dari segi ekonomi, kegiatan ini dapat dilakukan dengan menanam buah, sayuran atau rempah – rempah perlengkapan dapur lainnya. Dalam fungsi estetika, selain yang umum dilakukan di halaman rumah, kegiatan Private Urban Farming juga dapat diterapkan sebagai bagian interior rumah.

(8)

1275

Tanaman juga berperan sebagai penghasil O2

dan mengurangi kadar CO2 dalam rumah, sarana

rekreasi dan olah raga ringan, dapat meredam kebisingan sehingga berfungsi sebagai penghilang

stress. Dari berbagai manfaat dan penerapan Private Urban Farming, dapat dilihat bahwa kegiatan ini menjadi sesuatu yang unik, menyenangkan, dan

hipster karena kegiatan Private Urban Farming ini merupakan kegiatan bercocok tanam yang elite.

(9)

1276

Dari hasil brainstorming yang dilakukan dan melihat target audience yang dipilih, maka penulis menentukan konsep yaitu “FUN and

SOPHISTICATED” dengan keyword down to earth, imagination, fresh, illustration dan modern.

Target Segmentasi Pasar

a) Demografi : Target kegiatan ini adalah laki – laki dan perempuan usia 25 – 35 tahun, lajang maupun telah menikah dengan pendidikan setara D3 – S1 dan bekerja sebagai karyawan maupun yang memiliki usahanya sendiri.

b) Geografis : Target lokasi dari kampanye ini adalah Kota Denpasar.

c) Psikografis : Kalangangan menengah ke atas dengan gaya hidup modern.

d) Behavior : Kelompok masyarakat yang belum mengetahui metode Private Urban Farming dan bersikap tak acuh terhadap himbauan pemerintah. VALS

a) Value : Merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan kurang tentang metode Private Urban Farming akibat terlalu sibuk bekerja sehingga tidak banyak waktu yang mereka miliki untuk melihat informasi.

(10)

1277

b) Attitude : Merupakan orang yang kurang peduli pada keadaan lingkungan. Lebih sering berada di dalam ruangan ber-AC, mencari sarana hiburan penghilang stress di lingkungan modern seperti mall dan lain – lain.

c) Lifestyle : Kalangan menengah ke atas yang memikirkan cara untuk terus meningkatkan taraf dan kualitas hidupnya dengan materi. Kurang memperhatikan informasi dan himbauan sehingga informasi yang berada di luar lingkup pemenuhan tujuannya sulit untuk diterima.

Strategi Kreatif

a) Pesan : Bahwa kegiatan berkebun tidak selalu menuntut lahan luas, berkebun dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bernilai estetika. b) Strategi Visual

 Visualisasi Gambar

Ilustrasi gabungan antara fotografi dan freehand.  Visualisasi Huruf

Menggunakan Typeface jenis Serif yang memberikan kesan modern.

 Visualisasi Warna

Warna yang akan digunakan adalah warna – warna yang berkaitan dengan alam.

c) Gaya Visual

(11)

1278

menggabungkan foto dengan ilustrasi yang mengajak audience untuk berimajinasi dan membayangkan jika visual tersebut diterapkan pada kehidupan nyata.

d) Positioning

Dalam hal ini, metode Private Urban Farming

memiliki positioning yang baik, diantaranya bahwa kebanyakan kegiatan dengan tujuan serupa hanya mengajak masyarakat untuk menanam pohon yang nantinya akan tumbuh besar namun memerlukan waktu lama untuk dapat dinikmati hasilnya.

e) Unique Selling Point (USP)

 Tidak membutuhkan lahan luas, perawatan yang mudah, serta tidak perlu waktu bertahun-tahun untuk dapat menikmati hasilnya.  Diaplikasikan sebagai bagian interior rumah,

sehingga berpengaruh juga pada keindahan area pribadi setiap individu itu sendiri, menjadi sarana rekreasi penghilang stress, sarana untuk memperoleh quality time

bersama anak – anak yang secara tidak langsung mengajarkan mereka untuk peduli terhadap lingkungan.

(12)

1279 Konsep Desain

Kegiatan penghijauan kota memerlukan sebuah alternatif Baru yang lebih unik dan kreatif serta desain visual media kampanye yang lebih modern untuk dapat diterima oleh masyarakat kota yang

modern.

Berdasarkan analisa di atas, penulis memilih konsep “Fun and Sophisticated” yang berarti menyenangkan dan berpikiran ke depan. Pemilihan konsep ini didasari keinginan penulis untuk menunjukkan bahwa berkebun dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Keyword yang dipilih adalah

down to earth, imagination, fresh, illustration dan modern.

Desain akan dibuat lebih modern dengan menggunakan unsur – unsur desain seperti ilustrasi gabungan antara foto dan freehand, warna – warna turunan untuk memberikan kesan modern, teks (copywriting) yang disusun menggunakan bahasa yang berkesan modern, serta jenis huruf Serif sehingga desain akan terlihat modern, muda, dan tetap sesuai dengan tema kampanye.

Visualisasi Desain a. Logo Kampanye

(13)

1280

kampanye Private Urban Farming ini. Judul yang dipilih terdiri dari dua kata, yaitu “Sow Seed” yang berarti “Menabur Benih”. Nama ini dipilih karena kampanye ini merupakan yang pertama kalinya. Penulis ingin menunjukkan kesan sebuah permulaan pada nama kampanye. Pada logo, penulis menggunakan gabungan antara font komputer dengan ilustrasi. Logo tersebut disertai dengan tagline “A Little Piece of Earth at Your Home”. Kalimat tersebut menunjukkan kedekatan dengan alam, hubungan yang baik mulai tercipta dengan memiliki sedikit bagian dari alam di tempat tinggal kita.

a. Logo

(14)

1281 b. Booth

Gambar 3. Desain Booth c. Homepage Website

(15)

1282 d. Homepage Website

(16)

1283 e. Seedling Kit

(17)

1284 KESIMPULAN

Media komunikasi visual merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan suatu hal Baru kepada masyarakat. Begitu juga dengan metode

Private Urban Farming ini akan menggunakan media komunikasi visual sebagai sarana untuk memperkenalkannya kepada masyarakat Kota Denpasar melalui media yang telah dipilih berupa

booth, Iklan majalah, brochure, homepage website, billboard, seedling kit, desk calendar, X- banner, dan poster. Berdasarkan analisa yang dilakukan, maka penulis memilih “Fun and Sophisticated” sebagai konsep yang akan menaungi keseluruhan desain media komunikasi visual yang dibuat yang akan digunakan sebagai acuan dalam pemilihan unsur – unsur desain agar keseluruhan desain dapat terintegrasi dengan baik.

Melalui perancangan media komunikasi visual yang mengacu pada kehidupan masyarakat modern, akan membuat masyarakat lebih tertarik dan lebih mudah mencerna pesan yang ingin disampaikan dalam desain yang dibuat.

(18)

1285 Daftar Pustaka

Al-Bahra.2005.Analisis Dan Desain Sistem Informasi/Al-Bahra bin

Ladjamudin- Edisi pertama.Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Dwijatmiko, Andika.2009.Irama Visual Edisi Revisi.Yogyakarta: Jalasutra dan ISI Yogyakarta.

Emzir.2010.Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hendratman, Hendi. 2009. Graphics Desain.

Bandung: Informatika.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.2008.Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua

Belas)Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Indeks Jakarta. Kusrianto, Adi.2007.Pengantar Desain Komunikasi

(19)

1286

Ruslan,Rosady.2008. Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Safanayong, Yongky.2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta Barat: ARTE INTERMEDIA. Santosa, Sigit.2002.Advertising Guide Book.Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Sanyoto, Sadjiman Ebdi.2009.Dasar-dasar Tata Rupa & Desain (Nirmana). Yogyakarta: Arti Bumi Intaran. Sarwono, Jhonatan & Lubis, Hary.2007 Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sofiyah.2004.Kamus Lengkap 700 Juta.Surabaya: MITRA PELAJAR.

Widowati, Heningtyas & Novi Mayasari. 2007. Irama Visual. Yogyakarta: Jalasutra dan ISI Yogyakarta.

Widyawati, Nugraheni.2013.Urban Farming Gaya

Gambar

Gambar 2. Desain Logo
Gambar 3. Desain Booth  c.  Homepage Website
Gambar 5. Desain Brosur
Gambar 6. Desain Seedling Kit

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional itu saling berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan

Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2013) yang terdiri dari sepuluh tahap, dalam penelitian ini menggunakan tujuh tahap, adapun

Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum)... memperlihatkan

yang pertama ibu, terkait dengan iklim etika, iklim etika itu kan mengacu pada standar moral yang telah secara konsisten dan jelas ditegakkan di kantor kan ibu,

Low organic matter content, unfavourable pH, low water holding capacity, salinity, coarse texture, compaction, siltation of water bodies due to wash off of mineral overburden

pengamatan geodetik maka digunakan suatu nilai model deformasi kerak bumi yang diturunkan dari pengamatan geodetik di sekitarnya. Sedangkan proses penentuan posisi

Kalimat yang unsurnya tidak lengkap, yaitu pada kalimat tunggal kekurangan unsur S (subjek) sebanyak 7 buah, dan kekurangan unsur P (predikat) sebanyak 1 buah,

Pada model ini, populasi total