• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA NGANDONG. dengan ketinggian: 474 Mdpl dengan batas wilayah:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA NGANDONG. dengan ketinggian: 474 Mdpl dengan batas wilayah:"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA NGANDONG

A. Gambaran Umum Desa Ngandong

1. Kondisi Georgafis Desa Ngandong

Desa Ngandong merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Grabagan

dengan ketinggian: 474 Mdpl dengan batas wilayah:

Sebelah utara : Desa Dermawuharjo

Sebelah Selatan: Desa Rengel

Sebelah Barat: Desa Grabagan

Sebelah Timur: Desa Dahor

Luas Wilayah

Desa Ngandong Luas wilayah keseluruhan : 832, 497 ha yang terdiri dari:

Jalan: 4,2 ha Sawah: - Pemukiman : 85,5 ha Perkuburan: 1,2 ha Pertokoan/perdagangan: 0,04 ha Pekantoran: 0,03 Ha

(2)

48

Lain-lain : 741,527 Ha

2. Demografi

Berdasarkan data administrasi desa tahun 2010, jumlah penduduk Desa

Ngandong adalh terdiri dari 1.398 KK, dengan jumlah total 4.546 dengan rincian

2224 laki-laki dan 2322 perempuan sebagaimana tertera dalam tabel sebagai

berikut:

No Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosentase

1 0 – 5 396 8,7% 2 6 -10 501 11% 3 11 -15 416 9,1% 4 16 -20 368 8,4% 5 21 -25 346 7,6% 6 26 -30 351 7,7% 7 31 -35 340 7,4% 8 36- 40 339 7,4% 9 41 – 45 324 7,1% 10 46 – 50 376 8,2% 11 51 – 55 301 6,6% 12 56- 60 324 7,1% 13 >60 202 4,4% Jumlah total 4.546 100%

(3)

49

3. Pendidikan

Pendidikan adalah hal utama untuk memajukan tingkat SDM( Sumber

Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka penjang pada peningkatan

perekonomian. Masyarakat Desa Nagndong Secara Umum hanya mampu

menyelesaikan sekolah pada jenjang Sekolah Dasar yang bisa dikatan masih

terbelakang dalam hal pendidikan. Berikut tabel tamatan sekolah dimasyarakat

Desa Ngandong:

No Keterangan Jumlah Prosentase

1 Buta huruf usia 10 tahun keatas 132 orang 7,3%

2 Pra- Sekolah

3 Tidak Tamat SD 217 orang 7,1%

4 Tamat SD 959 orang 53,7%

5 Tamat SMP 271 orang 15,2%

6 Tamat SMA 192 orang 10%

7 Tamat Perguruan Tinggi 22 orang 0,012%

4. Sosial keagamaan

Sebagaimana layaknya sebuah desa penduduk desa ngandong pun masih

menampakkan kehidupan yang ramah, bersahabat dan rasa gotong royong yang

tinggi. Hal ini tententu saja jauh dari sifat indidualis yang mementingkan diri

sendiri. Desa ini selalu mementingkan keharmonisan demi guyup rukun antara

(4)

50

social(derajat) masing- masing penduduk. Hal ini menunukan bahwa kehidupan

di desa Ngandong masih sangat kental dengan rasa kekeluargaan dan solidaritas

yang tinggi.

Rasa kebersamaan yang tinggi inilah yan merupakan warisan kebudayaan

turun temurun yang hingga kini masih dapat disaksikan dalam kehidupan sosial

yang tertib aman dan damai. Mayoritas masyarakat desa ngandong adalah

pemeluk agama Islam. Kegiatan keagamaan masyarakat banyak dipengaruhi oleh

aspek budaya sosial dan budaya Jawa. Hal ini tergambar dari berbagai

kebiasaan-kebiasaan yang masih melekat dalam masyarakat seperti adanya budaya nyadran, slametan, tahlilan, mithoni, dan perhitungan hajatan-hatan dengan menggunakan

kalender Jawa termasuk didalamnya perhitungan weton dalam pernikahan untuk

calon suami dan istri.

B. Tradisi Pelaksanaan Weton Dalam Perkawinan Di Dusun Secang Desa Ngandong

1. Pandangan tokoh masyarakat terhadap Weton

Perkawinan merupakan ikatan lahir batin diantara memepelai dengan

tujuan untuk membentuk keluarga yang tentram bahagia. Perkawian dalam

tradisi adat khusunya Dusun Secang Desa Ngandong merupakan tradisi yang

terus berjaan beriringan dengan kemajuan zaman. Masyarakat masih memegang

teguh ajaran tradisi adat termasuk melakukan perhitungn weton terhadap

seseorang yang akan melangsungkan perkawinan. Masyarakat Desa Ngndong

masih kental dengan budaya Jawanya khususnya terhadap proses pelaksanan

(5)

51

kebiasaaan tersebut masih membudaya dan terus menerus dilaksanaakan oleh

masyarakat ialah:1

“wong hidup nang jowo yo melu adate jowo, kuwi leluhur seng gawe nek ora dilakoni yo diilokno wong lan wis dadi kebiasaan wiwet biyen”

Bapak Mujiono merupakan tokoh muda yang mahir dalam perhitungan weton

beliau juga mantan Kepala Desa Ngandong yang menjabat dua periode dalam

kepemimpinannya. Beliau menjelaskan mengapa masyarakat tetap konsisten dari

zaman nenek moyang sampai sekarang dengan tradisi khusunya dalam

perhtiungan dalam perkawinan yakni weton, sebagai seorang yang hidup dijawa

juga harus menghormati dan melestarikan budaya Jawa karena hal tersebut

merupakan warisan leluhur nenek moyang. Tidak terlepas demikian adat

perhitungan weton ketika tidak dilaksanakan juga akan berdampak terhadap

sanksi sosial yakni di cemooh oleh masyarakat.

Dari sumber yang lain yakni mbah Salekan, beliau adalah tokoh sesepuh

dalam perhitungan weton Desa Ngandong dan segaligus Imam masjid

menambahkan banyak masyarakat yang mempertahankan tradisi perhitungan

weton tersebut dikarenakan untuk melestarikan budaya dari sesepuh nenek

moyang Jawa:2

“Hitungan kuwi iso diarani hitungan mojopahit, kuwi peninggalane mbah,buyut biyen, yo warisan jaman kerajaan biyen”

Dalam perkataan singkat beliau sebagai seorang sesepuh yang mengetahui seluk

beluk perhitungan menantikan generasi muda untuk meneruskan tradisi tersebut

1Mujiono, Wawancara, Dusun Secang Desa Ngandong Kec.Grabagan Kab. Tuban , 27 Desember

2016, 07:55

2Salekan, Wawancara, Dusun Secang Desa Ngandong Kec.Grabagan Kab. Tuban , 29 Desember

(6)

52

agar tidak musnah ada yang belajar tentang perhitungan weton. Lebih lanjut

penulis juga menanyakan bagaimana kepercayaan beberapa masyarakat yang

enggan memperhatikan perhitungan dengan anggapan masih kuno dan tidak

aturan syariat Islam yang jelas mengenai hari baik dan hari buruk, beliau

menegaskan:

“Yo kuwi bagian teko wong sing ora ngerti, ora paham seluk beluk e piye, hitungan kuwi kabeh onok kuncine lan duwe rahasia dewe-dewe, kuwi yo bagian teko agomo seng nyariatne golek pasangan kudu dipilah, didelok keluargane, bagian teko ati- ati milih pasangan”

Ada beberapa masyarakat yang memandang hitungan weton bagian dari

tradisi kuno dan sudah tidak moderen lagi, karena sebenarnya mereka tidak

memahami persis sebagimana perhitungan weton itu dilakukan sebgai ikhtiyar

untuk memilih pasangan hidup, kehati-hatian ini merupakan satu unsur yang

disyariatka oleh agama Islam yakni melihat keturunan, harta, kecantikan, dan

Agama. Beliau menambahkan segala ketentuan tuhan yang menentukan tetapi

manusia diperintahkan untuk berusaha, salah satu usaha yang orang jawa lakukan

ketika akan melaksanaakan nikah adalah perhitungan weton dengan maksud agar rumahtangganya berjalan dengan bahagia, sebab orang Jawa melaksanakan

prosesi perhitungan tersebeut berdasarkan titen artinya menelaah

permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam masyarakat terdahulu khususnya dalam

perkawinan sehingga menemukan metode untuk memberi himbauan hipotesa

yang tertulis hingga sekarang. Perhitungan dalam weton juga memiliki kunci dan rahasia masing-masing disetiap larangan dan kebolehan didalamnya karenanya

(7)

53

Rastam, yakni salah seorang masyarakat Dusun Secang Desa Ngandong beliau

menambhakan:3

“Ora pati penting nuruti wong tuwo kebeh kuwi karek keyakinane onok kejadian opo- opo sering di kait-kaitno karo hitungan mau wong wis pengeran kabeh sing ngatur kedadean opo-opo”

Dari peryataan bapak Rastam yakni beliau menganggap bahwasanya hitungan

weton sebgai prosesi wajib bagi masyarakat sebelum menyelenggarakan perkawinan merupakan suatu tradisi yang tidak begitu penting, karena semua itu

dikembalikan terhadap keyakinan individu masing- masing dan prosesi hitungan

weton berlangsug dijalankan dengan maksud hanya permintaan parasesepuh desa tersebut. Beliau juga menjelaksakn bahwa segala sesuatunya sudah Tuhan yang

menentukan dari segi riski, jodoh, hidup dan mati ketentuan tersebut adalah

mutlak datangnya dari Allah tidak bersangkut paut dengan hasil hitungan, hanya

saja bisa tatkala terjadi dalam rumahtangga yang kebetulan persis dengan

ramalan merupakan pandagan seseorang dengan dikait-kaitkan antara persepsi

mengenai hitungan tersebut dengan keadaan yang terjadi kepada rumah tangga

seseorang.

Dengan adanya keyakinan demikian adakalanya dalam masyarakat tidak

sepehunya mempercayai hitungan weton yang akan menimbulkan efek yang

negatif dengan masa yang akan datang dalam rumah tangganya. Akan tetapi

prosesi perhitungan weton terhadap seorang pasangan yang akan melangsungkan

3Rastam, Wawancara, Dusun Secang Desa Ngandong Kec.Grabagan Kab. Tuban , 29 Desember

(8)

54

perkawinan ini merupakan tradisi sejak nenek moyang mereka sehingga mengalir

begitu saja sesuai dengan adat masyarakat sekitar.

2. Pelaksanaan hitungan weton dalam tajdidu<n nika<h

Dengan tradisi yang sangat berpengaruh khususnya dalam perhitungan

weton maka perhitungan berdasarkan hari kelahiran kemudian di hitung neptu dan hari pasaran kemudian dijumlah dan dibagi dengan 9 sisanya dari

perhitungan tersebut akan disandingkan pula dengan hasui perhitungan dari calon

isteri. Setelah mengetahui hasil hitungan neptu dan pasaran dari masing- masing

calon pengantin ada perhitungan dalam menentukan hari akad pelaksanaan

perkawinan. Dengan metode yang dipakai dalam hal ini adalah seorang yang ahli

dalam pitungan, yang mengerti betul tentang hitungan weton dalam jawa.

Adakalanya muncul perbedaan di antara para ahli pitung setiap desa. letak

perbedaan tidak signifikan namun terletak kepada kemantapan seorang ahli

pitung dalam perhitungannya.

Dalam contohnya hitungan pelaksanaan hari perkawian memakai rahayu,

reget dino dan ada beberpasa istilah lain.4 Rahayu dimaknai sebagai hari yang

boleh dan tidak menimbulkan permasalahan. Akan tetapai dari ahli hitung lain

daerah bisa dianggap hal tersebut sebuah larangan yang tidak boleh dipakai

dalam proses akad perkawian. Bapak Mujiono selaku ahli pitung muda di Desa

Ngandong menegaskan:5

4Salah satu nama hari dalam perhitungan Jawa

5 Mujiono, Wawancara, Dusun Secang Desa Ngandong Kec.Grabagan Kab. Tuban , 27 Desember

(9)

55

“bedo deso mowocoro” berbeda temapat adakalanya perbedaan ada yang menyukai misalkan rahayu dan tidak ada yang mau menggunakannya”

Hal tersebut yang sering terjadi diantra para ahli pitung dalam

menentukan hari perkawinan. Adakalnya menimbulkan perdebatan yang

menimbulkan perbedaan kesepahaman antara ahli pitung desa dengan ahli pitung

yang lain. Maka dari dengan rasa kebersamaan yang tinggi mengambil inisiatif

jalan tengah dengan menetukan akad perkawinan di malam 9 ramadhan.

Malam 9 ramadhan yang merupakan hari untuk melansungkan

perkawiann dari berbagai daerah sebagai jalan tengah ketika terjadi perbedaan

kemantapan di dalammnya. Selain hal tersebut bila dari satu pihak masih

bersikukuh dengan pendapatnya maka yang terjadi adalah rasa kekeluargaan

untuk mengikuti salah satu pendapat untuk menentukan hari akad perkawinan.

tradisi adat di Dusun secang Desa Ngandong khususnya sebelum menentukan

hari perkawinan sebagaimana hitungan weton di antara kedua belah pihak,

keluarga dari mempelai laki-laki berkunjung dalam bahasa kesehariannya

“gemblong” dengan membawa oleh-oleh yang khas termasuk salah satunya

gemblong tersebut pihak laki-laki bersama keluarga untuk bersilaturrahim

mengenalkan keluarga masing-masing kepada calon yang hendak dipinang. Salah

satu contoh dari pasangan Adi riyanto dan Srini. Adi riyanto merupakan

penduduk asli desa Ngandong sedangkan Rini besarasal dari desa Kepohijo

Kabupaten Ponorogo. Dalam menentukan hari akad perkawinan diantara

perhitungan dari masing masing keluarga yang berbeda daerah tersebut ada

(10)

56

trimurni dan pasangan Joko Taryoko, kedua pasangan tersebut juga bersal dari

daerah yang berbeda, dalam menentukan hari akad perkawinannya. Sehingga

demikian prsoses akad yang telah berlangsung perlu ditambah atau nganyari

nikah demi menambah kebaikan diantara keduanya.

Proses perhitungan yang membedakan antara seorang yang ahli

perhitungan dengan yang lain merupakan suatu pengalaman yang berbeda. Setiap

pujangga mempunyai makna filosofis dan berdsarkan masalah yang secara

lapangan benar- benar mereka teliti. Secara rumusan memakai pedoman yang

sama yakni menggunakan metode dengan menghitung neptu kelahiran masing-

masing dari pihak mempelai kemudian setelah dihitung neptu dan hari

kelahiranya tersebut akan dicari hari pelaksanaan akad nikah yang tepat sesuai

dengan hitungan temu6, dari proses demikianlah adakalanya tidak ada

kesepakatan dalam menentukan hari yang paling baik dalam pelaksanaan akad

nikah. Sehingga terdapat beberapa tawaran sesuai dengan rasa kebersamaan

kekeluargaan untuk mencari jalan tengah. tidak hanya demikan, dari proses

perhitungan antara kedua calon pasangan setelah dihitung- hitung ternyata belum

mendapatkan hari yang tepat dan baik dalam bulan dan tahun yang di ingainkan

oleh pihak keluarga sehingga dari hal tersebut ketika dalam satu keluarga yang

kurang menyukai secara pribadi akan melaksanakan “Nganyari Nikah”.

Nganyari nikah dalam tradisi adat masyarakat Desa Ngandong merupakan

alternatife untuk membuang “balak” yakni secara adat ada beberapa

ketidakbaikan secara hitungan adat. Unsur-unsur yang menjadi latarbelakang

(11)

57

mengapa tidak memilih tahun yang akan datang sehingga memperoleh hari yang

tepat dan baik ialah faktor untuk melindungi dan menjaga dari hal- hal yang

tidak diinginkan oleh pihak keluarga, maka dari itu ketika proses pelaksanaan

tidak segera dilaksanakan akan ada banyak kemudharatan diatara kedua belah

pihak. Dengan demikian proses nganyari nikah dengan tahun yang berbeda dan

formulasi perhitungan yang baik diharapkan pernikahan antar kedua pasangan

lebih tentram dan harmonis.

Berdasarka penelitian yang akan diteliti oleh penulis terdapat beberapa

contoh perkawinan yang berlangsung dengan nganyari nikah (tajdidun nikah) berdasarkan weton pada neptu dan pasaran dari masing- masing pasangan dalam

menentukan hari perkawinan yang baik menurut hitungan weton. Proses

perhitungan weton yang pertama adalah mengetahui hari kelahirn dari

masing-masing calon pengantin dengan mengitung neptu dan pasaranya:

Hari Pasaran Ahad = 5 Senin = 4 Selasa = 3 Rabu = 7 Kamis = 8 Jumat = 6 Sabtu =9 Legi = 5 Pahing = 9 Pon = 7 Wage = 4 Kliwon= 8

(12)

58

1 dan 1 Yakni berarti baik,

saling mencintai

4 dan 4 Sering sakit

1 dan 2 Baik 4 dan 5 Banyak mengalami godaan

1 dan 3 Kuat tetapi rejekinya

jauh

4 dan 6 Banyak rejeki

1 dan 4 Banyak celakanya 4 dan 7 Melarat

1 dan 5 Bercerai 4 dan 8 Mengalamai banyak rintangan

1 dan 6 Sulit kehidupan 4 dan 9 Salah satu kalah

1 dan 7 Banyak musuh 5 dan 5 Mengalami keberuntungan

terus menerus

1 dan 8 Sengsara 5 dan 6 Murah rejeki

1 dan 9 Tempat berlindung 5 dan 7 Mata pencaharianya tetap

terus ada

2 dan 2 Selamat, rejeki banyak 5 dan 8 Mengalami banyak rintangan

2 dan 3 Salah satu meninggal

terlebih dahulu

5 dan 9 Murah rejeki

2 dan 4 Banyak mengalami

godaan

6 dan 6 Banyak celaka

2 dan 5 Banyak celaka 6 dan 7 Rukun damai/ tentram

2 dan 6 Cepat menjadi kaya 6 dan 8 Banyak musuh

2 dan 7 Banyak anak yang mati 6 dan 9 Sengsara

(13)

59

2 dan 9 Banyak rejeki 7 dan 8 Terhalang karena dirinya

sendiri

3 dan 3 Melarat 7 dan 9 Perjodohanya kekal

3 dan 4 Banyak celakanya 8 dan 8 Dicintai oleh orang lain

3 dan 5 Cepat bercerai 8 dan 9 Banyak celakanya

3 dan 6 Mendapat anugrah 9 dan 9 Susah rejeki

3 dan 7 Banyak celakanya

3 dan 8 Salah satu meninggal

dahulu

3 dan 9 Banyak rejeki

Kemudian setelah menghitung hari dan pasaran beserta jumalah ada rumusan

untuk mentukan hari pelaksanaan perkawinannya sebgai berikut:

Lahir dihari kelahrin manusia keterangan caruk’an (a<<<<>) tanda kecil diatas, caru’an

merupakan hari yang tidak boleh dipakai dalam pelaksanaan akad nikah dan

tanda (-) merupakan hari yang tidak boleh digunakan hitungan dimulai dari

Jumat ( 2 – 2 1< - 2 -) hari pertama adalah angka 2. Berikut rumusan

perhitungannya:

Hari Selasa Wage 2- 2 1<>- 2 – carukan hari Senin

Rabu Kliwon 2 1 – 1 2 2< 7 carukan hari Rabu

Kamis Legi – 2 4 1 –< 4 2 carukan hari Selasa

(14)

60

Sabtu Kliwon 6 1 4< 1 – 2 2 carukan hari Minggu

Minggu Wage 1 3 - -< 4 1 - carukan hari Senin

Senin Kliwon 1< 1 – 5 1 – 4 carukan hri Jumat

Selasa Legi 4 1 – 1 2< - - carukan hari Selasa

Rabo Pahing 1 – 2 2 6 1< 4 carukan hari Rabu

Kamis Pon 7 2 1 – 1 2 2< carukan hari Kamis

Jumat Wage 4 - - 4 1 – 1 carukan hari Minggu

Sabtu Kliwon 2 7 1 4< 1 – 2 carukan hari Senin

Ahad Legi – 1 4 - -< 4 1 carukan hari Selasa

Senin Pahing 1 –< 4 2 – 2 4 carukan hari Sabtu

Selasa Pon 1 – 1 4 - -< 4 carukan hari Rabu

Rebo Wage 4 1< 1 – 4 1 – carukan hari Sabtu

Kamis Pahing 4< 1 – 2 2 6 1 carukan hari Jumat

Jumat Legi 1 – 4 1< 1 – 4 carukan hari Senin

Sabtu Pahing – 4 1 – 2< 8 3 carukan hari Selasa

Ahad Pon 1 – 5 1 – 4 1< carukan hari Kamis

(15)

61

Selasa Kliwon 1< 1 – 4 1 – 4 carukan hari Jumat

Rabo Legi – 4 1< 1 – 5 1 carukan hari Minggu

Kamis Pahing 1 4< 1 – 2 2 7 carukan hari Sabtu

Jumat Pon 2 – 2 4 1 -< 4 carukan hari Rabu

Sabtu Wage 4 2 – 2 4 1 -< carukan hari Kamis

Ahad Kliwon 2 4< 1 4 1 – 2 carukan hari Sabtu

Senin Legi 1 – 1 2< - - 4 carukan hari Senin

Selasa Pahing 4 1< 1 – 5 1 – carukan hari Sabtu

Rabo Pon 1 – 2 2 4< 1 4 carukan hari Selasa

Kamis Wage 1 – 4 1< 1 – 5 carukan hari Senin

Jumat Kliwon 1 4 1 – 2 2 4< carukan hari Kamis

Sabtu Legi 4< 1 4 1 – 2 2 carukan hari Jumat

Ahad Pahing 2 4< 1 4 1 – 2 carukan hari Sabtu

Senin Pon 1 – 4 1 – 4 1< carukan hari Kamis

Sebagaimana contoh beberapa masyarakat yang melaksanakan tajdidun nikah karena factor hitungan weton:

(16)

62

1. Nama sumai : Adi Riyanto7

Nama isteri : Srini

Alamat : Dusun Secang Rt 04 Rw 04 desa Ngandong Kecamatan

Garabagan Kabupaten Tuban

Weton suami Rabu Wage : hari 7 dan pasaran 4 = 11 dibagi 9 sisa 2

Weton isteri Senin Kliwon : hari 4 dan pasaran 8 = 12 dibagi 9 sisa 3

Hasil 2 dan 3 adalah salah satu meninggal lebih dulu

Hari suami Rabu Wage : Rabo wage 4 1< 1 – 4 1 – Sabtu

Hari isteri Senin Kliwon : Senin Kliwon 1< 1 – 5 1 – 4 Jumat

2. Nama suami : Taryoko

Nama isteri : Trimurni8

Alamat : Dusun Secang Rt 06 Rw 01 desa Ngandong Kecamatan

Grabagan Kabupaten Tuban

Weton suami Selasa Pon: hari 3 pasan 7 = 10 dibagi 9 sisa 1

Weton isteri Jumat Legi: hari 6 pasaran 5 = 11 bibagi 9 sisa 2

Hasil 1 dan 2 adalah baik

Hari suami Selasa Pon: 1 – 1 4 - -< 4 carukan hari Rabu

Hari isteri Jumat Legi : 1 – 4 1< 1 – 4 carukan hari Senin

3. Nama suami : Hariyanto

Nama isteri : Diyan Damayanti9

7Adi riyanto, Wawancara, Dsn. Secang Ds. Ngandong Kec.Grabagan Kab. Tuban, 26 Desember

2016, 17:05

8 Trimmurni, Wawancara, Dsn. Secang Ds. Ngandong Kec.Grabagan Kab. Tuban, 26 Desember

(17)

63

Almat : Dusun Secang Rt 06 Rw 01 Desa Ngandong Kecamatan

Grabagan Kabupaten Tuban

Weton sumami Selasa Pahing : hari 3 pasaran 9 = 12 dibagi 9 sisa 3

Weton isteri Kamis Legi : hari 8 pasaran 5 = 13 dibagi 9 sisa 4

Hasil 3 dan 4 yakni banyak celakanya

Hari suami Selasa Pahing : 4 1< 1 – 5 1 – carukan hari Sabtu

Hari isteri Kamis Legi : – 2 4 1 –< 4 2 carukan hari Selasa

Dengan tabel sebagai berikut:

Nama Pasangan

Hari Pasaran Jumlah Dibagi 9 Hasil Hari Akad

Adi Riyanto Srini Rabu Senin Wage Kliwon 11 12 Sisa : 2 Sisa : 3 2: 3 = Meninggal salah satu Rabu pahing 4 1< 1 – 4 1 Senin Kliwon 1< 1 – 5 1 - 4 Taryoko Trimurni Selasa Jumat Pon Legi 10 11 Sisa : 1 Sisa : 2

1: 2= Baik Selasa Pon 1 – 1 4 - -< 4 Jumat Legi 1 – 4 11< - 4 Hariyanto Dian Damayanti Selasa Kamis Pahing Legi 12 13 Sisa: 3 Sisa: 4 3: 4 = banyak celaka Selasa Pahing 4 1< 1 – 5 1 Kamis Legi – 2 4 1 -< 4 2

Dari beberapa contoh masyarakat yang melaksanakan “Nganyari Nikah”

atau dalam bahasa fiqihnya “Tajdidu<n Nik<ah” diatas setelah melakukan perhitungan sebagaimana mestinya ada pihak keluarga yang belum merasa pas

disebabkan karena caru’an, hari kosong, reget dino dan lain-lain akan tetapi

9Dian Damayanti,Wawancara, Dusun Secang Desa Ngandong Kec.Grabagan Kab. Tuban , 26

(18)

64

secara kekeluargaan dengan melihat kemaslahatan antara kedua harus

melangsungkan perkawinhan dibulan dan tahun yang disepakai bersama tersebut,

maka dari itu salah satu pihak keluaraga melaksanakan nikah kembali dengan

menghadirkan bapak modin sebagai penghulu dan menggundang masyrakat

untuk menghadiri sekaligus sebagai syukuran dengan harapan agar bahtera

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan berusaha untuk mempertahankan pangsa pasarnya dengan cara menentukan strategi kompettitif yang dapat meningkatkan nilai pelanggan Terdapat dua jenis strategi dalam

distal klem. Klem berfungsi sebagai pegangan atau tali kendali. 3) Lakukan juga penjahitan pada arah pk. 4) Tambahkan jahitan bila masih terdapat luka yang terbuka. 5) Gunting

Setelah diberi perlakuan panas berupa hardening pada temperatur 950 o C dan tempering dengan variasi pada temperatur dan waktu tahan, spesimen diuji metalografi

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) untuk menguji pengaruh antara Komitmen Organisasional, komunikasi dan dukungan atasan secara parsial

terhadap Prinsip Miranda Rule telah di jatuhi hukuman disiplin berupa penundaan mengikuti pendidikan dalam jangka waktu tertentu, penundaan kenaikan pangkat serta

Biasanya tanah-tanah di daerah asal yang dimiliki oleh para transmigran adalah tanah-tanah yang sempit yang kurang lebih 2 hektar di mana tanah-tanah tersebut merupakan hasil

ditetapkan sebelumnya. Untuk dapat melihat efektivitas pelaksanaan anggaran dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan dengan realisasi dari

Keputusan pembelian konsumen pada outlet The Secret Bandung sudah masuk dalam kategori baik, namun akan lebih baik jika outlet The Secret Bandung lebih