KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,
DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN FASILITATOR
GENERASI SEHAT DAN CERDAS
DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL DASAR
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,
DAN TRANSMIGRASI
2017
LAMPIRAN
SURAT NOMOR : 462/DPPMD.2/07/2017 TANGGAL : 28 JULI 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………...….…….. i
BAB I PENDAHULUAN ……….…………...….. 1
A. LATAR BELAKANG ………..……...….. 1
B. PELAKSANA GENERASI SEHAT DAN CERDAS ………..……….………..
1
C. SOP PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN FASILITATOR …...…..…...
5
D. DASAR HUKUM ……….…...
6
BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI PELAKSANA
GENERASI SEHAT DAN CERDAS ………...……. 10
A. SATKER PUSAT ………...……. 10
B. SEKRETARIAT PUSAT ………...…... 10
C. SATKER PROVINSI ………..…….…...…….. 11
D. SEKRETARIAT PROVINSI ………....….... 12
E. SATKER KABUPATEN ………...….... 13
F. KONSULTAN MANAJEMEN PROYEK (KM-Proyek) ………..….. 14
G. KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL (KM-Nasional) ……….... 14
H. KONSULTAN MANAJEMEN PROVINSI (KM-Provinsi) ………... 15
I. FASILITATOR KABUPATEN (FASKAB) DAN ASISTEN FASKAB …... 16
J. FASILITATOR KEUANGAN (FASKEU) ………...….. 17
K. FASILITATOR KECAMATAN (FK) DAN ASISTEN FK ……….…… 19
L. OPERATOR KOMPUTER (OPKOM) ………....…… 20
BAB III ADMINISTRASI KONTRAK INDIVIDU ………...…..
21
A. PENANDATANGAN KONTRAK KERJA ………...….. 21
B. PENERBITAN SURAT PERINTAH TUGAS ………..……
21
C.
DATABASE
FASILITATOR ………...….
21
D. LAPORAN INDIVIDU ………... 22
E. LEMBAR WAKTU KERJA (LWK) ………...
23
F. ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS ………...
25
G. LAPORAN TUNJANGAN OPERASIONAL KANTOR ………...
26
H. BUKTI PENERIMAAN HONORARIUM DAN TUNJANGAN ………..…
27
BAB IV REKRUTMEN FASILITATOR ………... 28
A. MAKSUD, TUJUAN DAN KELUARAN ………...
28
B. KUALIFIKASI FASILITATOR ………...….. 28
C. PROSES DAN PROSEDUR TAHAPAN SELEKSI ………...……
30
D. PELATIHAN PRA TUGAS CALON FASILITATOR ………..…….. 36
F. REKRUTMEN FASILITATOR MELALUI PROMOSI ………...…… 37
G. PENGELOLAAN FASILITATOR CADANGAN ………...…… 38
H. PEMENUHAN KUOTA FASILITATOR ………...…
38
BAB V PENGELOLAAN FASILITATOR ………... 40
A. STANDAR NORMATIF PERILAKU FASILITATOR ………...……. 40
B. MOBILISASI ………...… 43
C. HARI DAN JAM KERJA FASILITATOR ………....……. 45
D. CUTI DAN HARI LIBUR ………...…… 45
E. RELOKASI ………...…. 48
F. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) ………...…. 50
G. PENGUNDURAN DIRI ………... 54
H. DEMOBILISASI ………... 55
BAB VI EVALUASI KINERJA FASILITATOR ………...…… 56
A. PENDAHULUAN ………... 56
B. TUJUAN ………...….
56
BAB VII PEMBAYARAN HONORARIUM DAN TUNJANGAN FASILITATOR ……... 57
A. PEMBAYARAN HONORARIUM ………... 57
B. PEMBAYARAN TUNJANGAN FASILITATOR ………... 57
C. PENETAPAN PEMBIAYAAN HONORARIUM DAN TUNJANGAN …... 60
D. REVISI DATA INDUK FASILITATOR ………... 60
E. DAFTAR NOMINATIF FASILITATOR ………...…… 61
F. MEKANISME PEMBAYARAN FASILITATOR ………... 62
G. MEKANISME PEMBAYARAN OPERATOR KOMPUTER ………...… 62
BAB VIII PELAPORAN, PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN FASILITATOR …....…. 64
A. LAPORAN SATKER PROVINSI ………...…... 64
B. LAPORAN KM-NASIONAL DAN KM-PROVINSI ………..……...… 66
BAB IX PENUTUP ………...……….. 69
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGProgram Generasi Sehat dan Cerdas yang selanjutnya disebut GSC merupakan salah satu program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang diluncurkan oleh pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan guna mendukung pencapaian target Sustainable Development Goals (SDG’s) di bidang kesehatan dan pendidikan. Program tersebut bertujuan untuk menggerakan dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya peningkatan akses kesehatan ibu dan anak serta pendidikan dasar.
Pelaksanaan mekanisme program menitikberatkan kepada proses pengambilan keputusan masyarakat dalam merencanakan kebutuhan masyarakat khususnya tentang masalah kesehatan dan pendidikan melalui pemanfaatan dana stimulan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan Hibah Luar Negeri (HLN) untuk mencapai 12 indikator keberhasilan di bidang kesehatan dan pendidikan yang menjadi target program.
Desain GSC dilaksanakan dengan menerapkan strategi pembangunan partisipatif yang lebih mengedepankan pada dasar-dasar pemberdayaan masyarakat dan pemerintah daerah yang diyakini akan mampu mengurangi kemiskinan dan mendorong terciptanya generasi yang sehat dan cerdas. Ruang lingkup program ini dikembangkan dengan menekankan pada keterlibatan masyarakat, pengembangan kapasitas masyarakat, dan meningkatkan kemampuan pemerintah daerah untuk memfasilitasi masyarakat dalam proses pembangunan.
Mulai Tahun Anggaran 2014 telah teralokasikan pendanaan hingga bulan Desember 2017 berupa Grantdari MCC (Millenium Challange Corporate)/MCA-I (Millenium Challenge Account-Indonesia) dengan pengelolaan dana melalui PNPM Support Facility (PSF) – World Bank untuk peningkatan komponen program nutrisi/gizi (Community Based Health and Nutrition to Reduce Stunting Project) dengan tujuan menurunkan dan mencegah anak-anak lahir dengan berat badan rendah dan balita pendek (stunting) yang disebabkan gizi buruk akut. Adapun lokasi GSC TA. 2017 dilaksanakan dengan melanjutkan lokasi sasaran TA. 2016 yang mencakup 5.753 desa di 499 kecamatan pada 66 kabupaten di 11 provinsi.
Dengan keberadaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sangat mendukung implementasi di lapangan tidak terkecuali lokasi GSC, sehingga daerah harus mendukung implementasinnya karena diharapkan akan membawa penduduk di desa lebih sejahtera melalui 5 (lima) aspek utama, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, dan pemanfaatan sumber daya manusia dan lingkungan.
Secara umum, tahapan GSC adalah orientasi atau pengenalan kondisi desa dan kecamatan, sosialisasi program, perencanaan partisipatif di tingkat dusun, desa dan kecamatan, pelaksanaan kegiatan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan pada forum musyawarah desa serta penilaian dan persiapan pelaksanaan selanjutnya. Penilaian dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai oleh masyarakat desa dalam mencapai indikator keberhasilan.
B. PELAKSANA GENERASI SEHAT DAN CERDAS 1. SATKER PUSAT
Satker Generasi Sehat dan Cerdas Direktorat Pelayanan Sosial Dasar Ditjen PPMD Kemendesa, PDT dan Transmigrasi yang selanjutnya disebut Satker Pusat merupakan sebuah organisasi khusus yang diadakan
dalam rangka mendukung implementasi Generasi Sehat dan Cerdas secara nasional baik dari aspek manajemen administrasi dana technical assistancemaupun dari aspek pembinaan pelaksanaan program. Satker Pusat beranggotakan pejabat-pejabat Direktorat Pelayanan Sosial Dasar Ditjen PPMD yang terdiri dari:
a. Sekretaris Direktorat Jenderal PPMD selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); b. Direktur Pelayanan Sosial Dasar (PSD), selaku Penanggung Jawab Program c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Pelayanan Sosial Dasar;
d. Kepala Bagian Keuangan Ditjen PPMD selaku Pejabat Penguji SPP dan Penandatangan SPM; e. Kasubbag Keuangan Ditjen PPMD yang bersertifikat Bendahara selaku Bendahara Pengeluaran.
2. SEKRETARIAT PUSAT
Satker Pusat Ditjen PPMD akan didukung oleh Sekretariat Pembinaan Generasi Sehat dan Cerdas yang selanjutnya disebut Sekretariat Pusat beranggotakan Staf Direktorat Pelayanan Sosial Dasar dan staf proyek.
3. SATKER PROVINSI
Pengadministrasian kontrak individu dan penyediaan pembiayaan terhadap Fasilitator akan dikelola oleh Satker Provinsi Generasi Sehat dan Cerdas yang berada di DPMD Provinsi. Satker Provinsi Generasi Sehat dan Cerdas yang selanjutnya disebut Satker Provinsi merupakan sebuah organisasi khusus yang diadakan dalam rangka mendukung implementasi Generasi Sehat dan Cerdas dari aspek manajemen administrasi dana technical assistence. Satker Provinsi Generasi Sehat dan Cerdas beranggotakan pejabat-pejabat DPMD Provinsi yang terdiri dari:
a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yaitu Kepala Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Provinsi;
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yaitu Pejabat Eselon III bidang yang menangani Generasi Sehat dan Cerdas pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yang sekaligus merupakan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Penanggung Jawab Operasional Provinsi (PJO);
c. Pejabat Penguji SPP dan Penandatanganan SPM yaitu Pejabat Struktural/fungsional bagian keuangan pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi;
d. Bendahara Pengeluaran yaitu staf pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yang mempunyai sertifikat bendahara dan ditunjuk serta diserahi tugas untuk menerima, menyimpan, menyetor, menatausahakan administrasi dekonsentrasi.
4. SEKRETARIAT PROVINSI
Dalam rangka menjalankan tugasnya Satker Provinsi khususnya Pejabat Pembuat Komitmen akan didukung oleh Sekretariat Provinsi yang beranggotakan Staf DPMD Provinsi maupun staf proyek yang direkrut secara khusus.
5. SATKER KABUPATEN
Pengadministrasian dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang disalurkan secara langsung kepada masyarakat di tingkat kecamatan akan dikelola oleh Satker Kabupaten yang berada di Badan/Dinas/Kantor DPMD Kabupaten. Satker Kabupaten merupakan sebuah organisasi yang secara khusus mengelola administrasi dana BLM dalam lingkup Tugas Pembantuan. Satker Kabupaten
a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yaitu Sekretaris Daerah Kabupaten atau Kepala Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa atau Kepala Badan/Dinas/Kantor lainnya yang tupoksinya berkaitan dengan urusan Generasi Sehat dan Cerdas. b. Pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM) yaitu pejabat
struktural/fungsional pada bagian keuangan Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa atau instansi lain yang menangani Generasi Sehat dan Cerdas.
c. Pejabat yang diberi wewenang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran/penerbit Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yaitu Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Masyarakat atau pejabat lain di kecamatan yang setingkat atau yang disebut dengan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) dan;
d.
Bendahara Pengeluaran yaitu staf pada Badan/Dinas/Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat danPemerintahan Desa atau instansi lain yang menangani Generasi Sehat dan Cerdas yang mempunyai sertifikat Bendahara;
e. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yaitu Pejabat Eselon III bidang yang menangani Generasi Sehat dan Cerdas pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yang sekaligus merupakan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Penanggung Jawab Operasional Provinsi (PJO);
6. KONSULTAN MANAJEMEN PROYEK (KM-PROYEK)
Konsultan Manajemen Proyek (KM-Proyek) dibentuk secara khusus oleh Satker Pusat dalam rangka menganalisis dan merumuskan kebijakan-kebijakan program terkait erat dengan urusan pemerintahan maupun administrasi negara serta melaksanakan pengendalian secara fungsional dalam implementasi pembiayaantechnical assistance yang bersumberkan dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) sesuai dengan kebijakan, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Anggota KM-Proyek akan mengikat kontrak kerja secara individu dengan Satker Pusat. Secara khusus KM-Proyek akan ditempatkan di Sekretariat Pembinaan Generasi Sehat dan Cerdas Ditjen PPMD sebagai unit kerja khusus yang dipimpin oleh seorang Konsultan Ahli Utama yang berfungsi sebagai Koordinator dan bertangung jawab langsung kepada Satker Pusat melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Pelayanan Sosial.
7. KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL (KM-Nasional)
KM-Nasioanal dikelola oleh Perusahaan Pengelola Administrasi-3A (PPA-3A) yang dikontrak secara khusus oleh Satker Pusat dalam rangka membantu Satker Pusat untuk mengelola administrasi Konsultan Manajemen Nasional. Disamping menjalankan fungsi administrasi dalam memberikan pelayanan kepada Professional Staff/Spesialis, PPA-3A juga melaksanakan fungsi event organizer untuk kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam kontraknya seperti rapat koordinasi, workshop, pelatihan, dll. Peran PPA-3A Konsultan Manajemen Nasional Generasi Sehat dan Cerdas adalah menjamin efektivitas dan efisiensi dukungan pengelolaan biaya dan pengelolaan administrasi dalam pelaksanaan tugas Professional Staff/Spesialis Konsultan Manajemen Nasional.
Adapun tugas Professional Staff/Spesialis Konsultan Manajemen Nasional adalah mengendalikan kinerja Generasi Sehat dan Cerdas secara nasional, khususnya dalam membantu merumuskan kebijakan-kebijakan serta melaksanakan pengendalian fungsional dalam implementasi program sesuai dengan kebijakan, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. KM-Nasional bertanggung jawab mengembangkan pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas dengan memastikan kualitas kinerja perencanaan dan
implementasi program. Ada 5 (lima) aspek utama yang menjadi tugas pokok dan fungsi KM-Nasional yaitu: 1) sebagai perencana dan analisis program; 2) sebagai supervisor terhadap pelaksanaan program
,
3) sebagai supervisor terhadap pelaksanaan pilot-pilot project dan program pendukung, 4) sebagai unit manajemen basis data, dan 5) sebagai auditor internal terhadap penggunaan alokasi anggaran Generasi Sehat dan Cerdas.
Staf/Spesialis Konsultan Manajemen Nasional meliputi: 1. Koordinator;
2. Deputi Koordinator Bidang Pengembangan Program; 3. Deputi KoordinatorBidang Pengendalian Program;
4. Spesialis Pelayanan Kesehatan; 5. Spesialis Pelayanan Pendidikan; 6. Spesialis Pelatihan Fasilitator; 7. Spesialis Pelatihan Masyarakat; 8. Spesialis Komunikasi dan Informasi; 9. Spesialis kebijakan Publik;
10. Spesialis Pengembangan Sosial;
11. Spesialis Pengaduan dan Penganangan Masalah (SP2M); 12. Junior Spesialis Pengaduan dan Penanganan Masalah; 13. Spesialis Manajemen Keuangan;
14. Junior Spesialis Manajemen Keuangan; 15. Spesialis Manajemen Data dan Informasi 16. Junior Spesialis Manajemen Data dan Informasi; 17. Spesialis Sistem Informasi Geografik;
18. Junior Spesialis Sistem Informasi Geografik; 19. Spesialis Disbursement;
20. Junior Spesialis Disbursement ; 21. Spesialis Sumber Daya Manusia; 22. Junior Spesialis Sumber Daya Manusia .
8. KONSULTAN MANAJEMEN PROVINSI (KM-Provinsi)
KM-Provinsi dikelola oleh Perusahaan Pengelola Administrasi-3B (PPA-3B) yang dikontrak secara khusus oleh Satker Pusat dalam rangka membantu Satker Pusat untuk mengelola administrasi Konsultan Manajemen Provinsi. Disamping menjalankan fungsi administrasi dalam memberikan pelayanan kepada Professional Staff/Spesialis, PPA-3B juga melaksanakan fungsi event organizer untuk kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam kontraknya seperti rapat koordinasi, workshop, pelatihan, dll. Peran PPA-3B Konsultan Manajemen Provinsi Generasi Sehat dan Cerdas menjamin efektivitas dan efisiensi dukungan pengelolaan biaya dan pengelolaan administrasi dalam pelaksanaan tugas Professional Staff/Spesialis Konsultan Manajemen Provinsi. KM-Provinsi bertanggung jawab mengembangkan pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas dengan memastikan kualitas kinerja perencanaan dan implementasi program.
Tenaga spesialis KM-Provinsi meliputi: 1. Koordinator Provinsi (Korprov); 2. Spesialis Manajemen Keuangan;
3. Spesialis Manajemen Data dan Informasi; 4. Spesialis Pelatihan.
9. FASILITATOR KABUPATEN (FASKAB), FASILITATOR KEUANGAN (FASKEU) DAN ASISTEN FASKAB
Pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas pada level kabupaten akan didukung dengan pemberian fasilitasi teknis dan supervisi Fasilitator Kabupaten (Tim Faskab) yang terdiri dari Faskab, Asisten Faskab dan Faskeu. Faskab akan memberikan dukungan teknis kepada Fasilitator Kecamatan (FK) dengan cara mereview kegiatan sosialisasi, perencanaan program, pengorganisasian masyarakat sehingga pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas dapat dikelola secara langsung oleh masyarakat itu sendiri. Sedangkan Faskeu akan bertugas mendampingi Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dalam aspek pengelolaan keuangan, aspek penguatan kelembagaan, serta aspek pengembangan jaringan kerja sama antara UPK dengan termasuk lembaga pendukung. Faskeu juga akan bertugas untuk melakukan audit internal terhadap penggunaan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), Dana Operasional Kegiatan (DOK) yang dikelola oleh UPK.
Kabupaten dengan jumlah 3 (tiga) kecamatan lokasi GSC ditempatkan 1 (satu) orang Faskab dan 1 orang Faskeu. Kebutuhan Asisten Faskab diatur dengan ketentuan:
a. Kabupaten dengan jumlah kecamatan lebih dari 15 kecamatan akan ditempatkan 1 (satu) orang Asisten Faskab untuk mendukung kinerja Faskab;
b. Kabupaten dengan jumlah kecamatan di bawah 3 (tiga) akan difasilitasi oleh Faskab dan Faskeu dari Kabupaten terdekat.
10. FASILITATOR KECAMATAN (FK) DAN ASISTEN FK
Generasi Sehat dan Cerdas didesain melalui pemberian stimulan sumberdaya berupa bantuan sosial dan Fasilitator (pendamping masyarakat) yang didayagunakan masyarakat sebagai sarana memberdayakan dirinya, Pendamping masyarakat disediakan di setiap kecamatan lokasi program yaitu satu orang Fasilitator Kecamatan (FK). Untuk menunjang kinerja FK di kecamatan, akan ditempatkan 1 (satu) orang Asisten FK dengan kriteria lokasi sebagai berikut:
a. Lokasi Normal – Sulit dengan jumlah minimal 20 desa; b. Lokasi Sangat Sulit dengan jumlah minimal 15 desa; c. Lokasi Ekstrim dengan jumlah minimal 10 desa;
11. OPERATOR KOMPUTER (OPKOM)
Operator Komputer berada di wilayah Kabupaten, dalam 1 (satu) kabupaten ditempatkan 1 (satu) orang Operator Komputer (Opkom) untuk memberi dukungan tugas pada tim Faskab, terutama dalam hal pendataan dokumen termasuk pendataan pada aplikasi program.
C. SOP PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN FASILITATOR
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa, serta dengan cara yang paling efektif. Dalam rangka pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas terkait pertanggungjawaban keuangan dan administrasi dana technical assistance yang dikelola melalui mekanisme Dekonsentrasi maupun mekanisme hubungan kerja sama antar pelaku Generasi Sehat dan Cerdas dalam rangka menjamin efektivitas dan efisiensi pendayagunaan technical assistance dalam lingkup Dekonsentrasi maka secara khusus ditetapkan SOP Pembinaan dan Pengendalian Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas. SOP Pembinaan dan Pengendalian Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas merupakan sebuah aturan tertulis tentang tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta sistematika kerja secara terukur dan
dapat dipertanggungjawabkan para pelaku Generasi Sehat dan Cerdas berkaitan dengan pembinaan dan pengendalian Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas dalam lingkup Dekonsentrasi.
SOP Pembinaan dan Pengendalian Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas merupakan penjabaran lebih lanjut dari perubahan kontrak individu konsultan menjadi kontrak perusahaan jasa konsultan. Manajemen pengendalian dan pembinaan Fasilitator berkaitan erat dengan mekanisme kerja antara Satker Provinsi, Faskab, Faskeu, Asisten Faskab, FK, dan Asisten FK dengan KM-Provinsi. KM-Provinsi secara institusional bertanggung jawab penuh dalam menjalankan tugas-tugas pengendalian program dan fasilitasi administrasi kepada KM-Nasional.
SOP Pembinaan dan Pengendalian Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas mendukung kinerja program dari aspek administrasi dan keuangan. Oleh sebab itu, secara garis besar SOP Pembinaan dan Pengendalian Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas ini disusun dengan mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Penjelasan uraian tugas para pelaku Generasi Sehat dan Cerdas berkaitan pengelolaan pembiayaan dan administrasi proyek dalam lingkup Dekonsentrasi,
2. Penjelasan secara lebih rinci hak dan kewajiban Fasilitator selama berlakunya perjanjian kerja khususnya terkait pembiayaan dan administrasi proyek,
3. Penjelasan tata cara pengadministrasian dana Dekonsentrasi oleh Satker Provinsi yang digunakan untuk membiayai Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas,
4. Penjelasan tentang prosedur dan mekanisme penyampaian dokumen administrasi oleh Fasilitator kepada Satker Provinsi secara tepat waktu, tepat kandungan isi maupun formatnya, dan seragam.
5. Penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab KM-Provinsi dalam rangka membantu Satker Provinsi membina dan mengendalikan Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas yang dikontrak melalui mekanisme kontrak individual.
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Sistem Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun Anggaran
2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 278, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4407);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816).
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155);
19. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 100);
20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);
21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 4);
23. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);
24. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 153); 25. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 137);
26. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 95);
27. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 288);
28. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92);
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 518);
31. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);
32. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
33. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 160); 34. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463);
35. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1934);
36. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 300);
37. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 786);
38. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pelimpahan Urusan Pemerintahan Lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 358);
39. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pelimpahan dan Penugasan Lingkup Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1849);
40. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 678);
41. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/PMK.05/2012 Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191);
42. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 148/PMK.07/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah Untuk Penanggulangan Kemiskinan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 982);
43. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 455);
44. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340);
45. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun 2016;
46. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 beserta aturan perubahannya Nomor PER-11/PB/2011 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
47. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-48/PB/2013 tanggal 11 Juni 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah International Bank for Reconstruction and Development No. TF-014769 (National Program for Community Empowerment in Rural Area – Health and Bright Generation – PNPM Generasi Project).
BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
PELAKSANA GENERASI SEHAT DAN CERDAS
A. SATKER PUSAT
Berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi dari aspek pembinaan dan pengendalian Fasilitator, Satker Pusat berkewajiban membantu dan mendukung Satker Provinsi berkaitan dengan pembinaan dan pengendalian kinerja Satker Dekonsentrasi dengan tugas pokok sebagai berikut:
1. Merencanakan dan merumuskan pokok-pokok kebijakan Dekonsentrasi
2. Mengadministrasikan pembiayaan Dekonsentrasi yang dituangkan dalam dokumen DIPA Dekonsentrasi sebagai dokumen anggaran yang resmi.
3. Membina dan mensupervisi kinerja Satker Provinsi
4. Meningkatkan kapasitas Satker Provinsi melalui pelatihan/workshop dan lokakarya 5. Mengawasi Satker Provinsi dalam pengelolaan dana Dekonsentrasi
6. Menyelesaikan perselisihan antara Satker Provinsi dan pelaku Generasi Sehat dan Cerdas yang berpotensi menghambat kinerja program secara nasional
7. Mensupervisi Satker Provinsi dalam menindaklanjuti hasil audit BPKP/BPK
8. Mensupervisi Satker Provinsi dalam penanganan masalah Generasi Sehat dan Cerdas
9. Mengevaluasi kinerja Perusahaan Pengelola Administrasi (PPA) dalam pelaksanaan pembinaan dan pengendalian Konsultan
10. Mengelola laporan Dekonsentrasi sesuai peraturan yang ditetapkan.
B. SEKRETARIAT PUSAT
Berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi dari aspek pembinaan dan pengendalian Fasilitator, Satker Provinsi berkewajiban membantu dan mendukung Satker Pusat berkaitan dengan pembinaan dan pengendalian kinerja Satker Dekonsentrasi dengan tugas pokok sebagai berikut:
1. Memfasilitasi pembentukan Satker Provinsi 2. Memfasilitasi pembentukan Sekretariat Provinsi 3. Memonitor distribusi SA-PSK kepada Satker Provinsi
4. Memfasilitasi penyusunan DIPA Dekonsentrasi oleh Satker Provinsi di Kanwil DJPB
5. Membina kinerja Satker Provinsi dalam mengelola anggaran dan administrasi dekonsentrasi 6. Membina kinerja Satker Provinsi dalam rangka mengelola kontrak individu Fasilitator
7. Membina kinerja Satker Provinsi dalam melakukan pembayaran honorarium dan tunjangan Fasilitator 8. Membina kinerja Satker Provinsi dalam rangka pengendalian kinerja dan evaluasi kinerja Fasilitator 9. Memproses surat Satker Provinsi perihal keberatan atas rekomendasi KM-Nasional berkaitan dengan
pembinaan dan pengendalian Fasilitator
10. Memfasilitasi Satker Provinsi dalam rangka penanganan masalah Generasi Sehat dan Cerdas
11. Memfasilitasi Satker Provinsi dalam memproses tindak lanjut hasil audit BPKP dan BPK terhadap penggunaan dana dekonsentrasi
12. Membina Satker Provinsi dalam penyusunan Laporan Keuangan, Laporan Aset, serta Laporan Pengendalian dan Evaluasi
13. Mengelola pengumpulan dokumen softcopy dan hardcopy Sistem Akuntansi (SAI) 14. Mengelola pengadministrasian Laporan Kinerja Program dari Satker Dekonsentrasi
15. Mengelola serat terima asset (belanja modal) dari Kementerian Desa, dan PDTT kepada pemerintah Provinsi
16. Menyampaikan laporan kepada Satker Pusat berkaitan dengan pembinaan Satker Provinsi dalam rengka pembinaan dan pengendalian Fasilitator
C. SATKER PROVINSI
Tugas dan tanggung jawab Satker Provinsi berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi dari aspek pembinaan dan pengendalian Fasilitator meliputi:
1. Mengelola pelaksanaan Dekonsentrasi Generasi Sehat dan Cerdas Tahun Anggaran bersangkutan. 2. Mengelola dana Dekonsentrasi khususnya pengadministrasian dan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam: RKA-KL, DIPA Dekonsentrasi Generasi Sehat dan Cerdas, Rencana Kerja, dan Indikator Kinerjanya, serta tahapan penarikan anggaran berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing pada provinsi yang bersangkutan.
3. Mengelola pengadministrasian dan penyaluran dana Dekonsentrasi yang meliputi:
a. Mengajukan Surat Permintaan Pembayaran/SPP kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) b. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM);
c. Mengajukan SPM ke KPPN;
d. Memantau penerbitan SP2D sebagai dasar pembayaran kegiatan-kegiatan yang dibiayai dana Dekonsentrasi.
4. Mengajukan usulan tambahan biaya apabila terjadi kekurangan di dalam pagu DIPA Dekonsentrasi yang digunakan untuk pembiayaan Fasilitator kepada Satker Pusat sebagai bahan pertimbangan dalam rangka revisi DIPA Dekonsentrasi.
5. Melakukan rekrutmen untuk kebutuhan Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas sesuai kebutuhan. 6. Mengelola kontrak individual Fasilitator dan administrasi kontraktual sebagai berikut:
a. membuat dan menandatangi kontrak kerja Satker Provinsi dengan Fasilitator
b. membuat dan menandatangi kontrak kerja Satker Provinsi dengan operator komputer di kabupaten
c. membuat dan menandatangi kontrak kerja Satker Provinsi dengan staf Sekretariat Provinsi d. menerbitkan SPT untuk Fasilitator
e. menerbitkan SPT untuk operator komputer di kabupaten f. menerbitkan SPT untuk staf Sekretariat Provinsi
g. mengadministrasikan dokumen kontrak individual dimaksud
h. melakukan pembayaran dan pengadministrasian pembayaran sebagai berikut:
1) membuat Daftar Nominatif Pembayaran Honorarium dan Tunjangan Individual Fasilitator serta Operator Komputer Generasi Sehat dan Cerdas;
2) menyalurkan honorarium, tunjangan dan biaya operasional dapat diterima oleh Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas secara tepat waktu dan jumlah dana yang dibayarkan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan;
3) memastikan pembayaran honorarium operator komputer secara tepat waktu; 4) memastikan pembayaran honorarium staf Sekretariat Provinsi secara tepat waktu;
5) menyalurkan tunjangan operasional kantor Tim Faskab melalui salah satu Tim Faskab yang diusulkan Satker Kabupaten untuk ditetapkan sebagai Koordinator Fungsional.
i. menerbitkan surat PHK terhadap terjadinya pelanggaran kontrak kerja yang dilakukan oleh Fasilitator
j. melakukan Relokasi Fasilitator atas Rekomendasi Korprov 7. Melaksanakan fungsi administrasi umum yang meliputi:
b. mengetahui usulan RPD yang diajukan KM-Provinsi dengan membubuhkan tandangan dan cap stempel.
c. mengesahkan dokumen SPPD tenaga spesialis KM-Nasional, spesialis KM-Provinsi, maupun konsultan atau tenaga ahli lainnya yang dikontrak dalam rangka pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas.
d. mengesahkan dokumen SPPD Tim Faskab yang ikut serta dalam kegiatan Rakor Dwibulanan di Provinsi.
e. menerbitkan undangan yang dibutuhkan dalam rangka keperluan rapat, pelatihan, workshop dan kegiatan penunjang lain yang diselenggarakan di provinsi.
8. Membina dan mengendalikan personil Fasilitator dari aspek administrasi dan koordinasi yang meliputi:
a. supervisi pengelolaan administrasi yang dikelola oleh Fasilitator secara individual
b. memberikan teguran secara tertulis terhadap Fasilitator yang tidak memenuhi kelengkapan dokumen administrasi dan alat bukti pembayaran
c. mengelola dan melakukan pemutakhiran data Fasilitator secara berkala bulanan yang ditetapkan dalam dokumen Data Induk Fasilitator.
d. mengevaluasi kinerja Fasilitator dari aspek administrasi dan koordinasi 9. Membina dan mengendalikan pelaksanaan Urusan Bersama yang meliputi:
a. Mensupervisi Pemerintah Kabupaten terkait dengan persiapan pelaksanaan tugaspembantuan yang meliputi:
1) Penyusunan Naskah Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Kabupaten berupa Naskah Perjanjian Urusan Bersama (NPUB);
2) Pembentukan Satker Kabupaten;
3) Penyediaan dana Pembinaan dan Administrasi Proyek (PAP)
b. Membina penyusunan laporan Satker Kabupaten Generasi Sehat dan Cerdas sebagai pelaksana Urusan Bersama yang meliputi:
1) Memberikan Bimbingan Teknis kepada Satker Kabupaten Generasi Sehat dan Cerdas
2) Menerima tembusan dan mengadministrasikan laporan bulanan Satker Kabupaten berkaitan dengan Laporan Keuangan, Laporan Aset serta Laporan Pengendalian dan Evaluasi
10. Menyusun laporan Dekonsentrasi.
D. SEKRETARIAT PROVINSI
Tugas dan tanggung jawab Sekretariat Provinsi berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi dari aspek pembinaan dan pengendalian Fasilitator meliputi:
1. mempersiapkan dokumen kontrak kerja antara Satker Provinsi dan Fasilitator yang meliputi penyusunan kontrak kerja dan Surat Perintah Kerja
2. menyusun Data Induk Fasilitator pada bulan pertama kontrak kerja yang akan diperbaharui setiap bulannya
3. mengelola dokumen administrasi sebagai berikut:
a. mengumpulkan polis asuransi dan NPWP pada bulan pertama kontrak
b. mengumpulkan dokumen administrasi kontrak individual dari Bulan Sebelum nya yang meliputi: LWK, SPPD, laporan program, laporan individu, laporan rekapitulasi penerimaan honorarium dan tunjangan, serta bukti pendukung lain yang disampaikan Fasilitator.
c. Memverifikasi kelengkapan dokumen dari Bulan Sebelumnya berupa LWK, SPPD, laporan individu, tanda terima honorarium, tunjangan, serta bukti pendukung lain yang disampaikan Fasilitator kepada Satker Provinsi.
4. Mempersiapkan dokumen administrasi keuangan yang meliputi:
a. Penyusunan surat penundaaan pembayaran honorarium dan tunjangan kepada Fasilitator sebagai tindak lanjut belum dipenuhinya dokumen administrasi kontrak individual dari Bulan Sebelumnya yang meliputi : LWK, SPPD, laporan program, laporan individu, laporan rekapitulasi penerimaan honorarium dan tunjangan, serta bukti pendukung lain yang disampaikan Fasilitator. b. Penyusunan Daftar Nominatif berdasarkan Laporan KM-Provinsi tentang keberadaan Fasilitator di
lokasi tugas pada Bulan Berjalan untuk dijadikan sebagai lampiran dokumen SPP. c. Penyusunan SPP yang dilengkapi dengan dokumen Daftar Nominatif;
d. Penyusunan SPM yang akan diajukan ke KPPN; 5. Memproses pembayaran Fasilitator yang meliputi:
a. Pengajuan dokumen SPM ke KPPN;
b. Pemantuan diterbitkannya SP2D oleh KPPN sebagai dasar pembayaran kegiatan-kegiatan yang dibiayai dana Dekonsentrasi;
c. Pemantuan pengiriman honorarium dan tunjangan kepada Fasilitator. 6. Mempersiapkan dan memproses rekrutmen Fasilitator yang meliputi:
a. Penyiapan dukungan administrasi pembiayaan seleksi aktif;
b. Penyusunan administrasi umum berupa undangan peserta seleksi, undangan peserta pelatihan, penyusunan kontrak dan surat perintah tugas.
7. Melakukan pembinaan Fasilitator dari aspek administrasi dan koordinasi yangmeliputi:
a. kunjungan lapangan sesuai kebutuhan dalam rangka memonitor dan mengevaluasi kinerja Fasilitator;
b. penyusunan Surat Keputusan tentang Evaluasi Kinerja Fasilitator; c. penyusunan surat persetujuan terhadap ijin, cuti, dan pengunduran diri; d. penyusunan Surat Keputusan tentang PHK;
8. Menyusun laporan Satker Provinsi tentang pelaksanaan Dekonsentrasi.
E. SATKER KABUPATEN
Tugas dan tanggung jawab Satker Kabupaten yang utama adalah mengelola pembiayaan komponen pelaksanaan GSC dan komponen pendampingan GSC dan administrasi dana BLM dalam lingkup Urusan Bersama. Berkaitan dengan pembinaan dan pengendalian Fasilitator, Satker Kabupaten merupakan pengguna dari sumberdaya Fasilitator dimaksud. Oleh sebab itu, dalam rangka pelaksanaan Urusan Bersama dari aspek pembinaan dan pengendalian Fasilitator maka Satker Kabupaten memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
1. Membina dan mengendalikan kinerja Fasilitator yang bekerja di wilayah tugas Satker Kabupaten yang bersangkutan sesuai dengan etunjuk Teknis Operasional (PTO) dan petunjuk teknis lain yang ditetapkan guna mencapai tujuan program.
2. Melaksanakan fungsi administrasi umum khususnya penerbitan undangan kepada Fasilitator yang dibutuhkan dalam rangka keperluan rapat, pelatihan, workshop dan kegiatan penunjang lain yang diselenggarakan di kabupaten.
3. Mengendalikan kinerja Tim Faskab secara langsung melalui pemberian persetujuan atas Lembar Waktu Kerja (LWK).
4. Mengendalikan kinerja Tim Faskab secara langsung melalui pemberian persetujuan atas Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD).
5. Membina kinerja Fasilitator dalam menyusun laporan pelaksanaan GSC.
7. Merekomendasikan kepada Satker Provinsi dan KM-Provinsi untuk membina secara khusus terhadap Fasilitator yang tidak bekerja secara optimal sesuai dengan PTO dan petunjuk teknis lain yang ditetapkan guna mencapai tujuan program.
8. Mengevaluasi kinerja Tim Faskab dari aspek kinerja administrasi dan koordinasi.
9. Menyusun laporan pembinaan dan pengendalian Fasilitator untuk disampaikan kepada Satker Provinsi.
F. KONSULTAN MANAJEMEN PROYEK (KM-Proyek)
Berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi dari aspek pembinaan dan pengendalian Fasilitator, KM-Proyek berkewajiban membantu dan mendukung Satker Pusat berkaitan dengan perumusan kebijakan dan pengelolaan anggaran GSC dengan tugaspokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Menyiapkan pokok-pokok kebijakan berkaitan dengan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan GSC termasuk kebijakan Dekonsentrasi;
2. Menyusun dokumen anggaran GSC yang meliputi RAB, RKA-KL,SP-SA-PSK, dan DIPA termasuk untuk urusan Dekonsentrasi;
3. Menyusun Dokumen NPUB;
4. Menyusun petunjuk teknis pencairan dan penggunaan dana Dekonsntrasi dan urusan Bersama Generasi Sehat dan Cerdas;
5. Mengelola Revisi DIPA GSC;
6. Merumuskan pokok-pokok kebijakan kontrak individu Fasilitator; 7. Memantau pembayaran gaji dan tunjangan Fasilitator.
G. KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL (KM-Nasional)
Konsultan Manajemen Nasional (KM-Nasional), pada prinsipnya merupakan satu tim kerja yang harus solid dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Secara umum tugas pokok Tim KM-Nasional GSC adalah sebagai berikut:
1. Mengendalikan kinerja pelaksanaan GSC sesuai dengan kebijakan dan PTO yang berlaku;
2. Merumuskan penegasan dan penjelasan teknis pelaksanaan GSC di lapangan dalam rangka pencapaian tujuan program;
3. Mengevaluasi permasalahan dalam penerapan sistem di lapangan, melakukan perbaikan atau penyesuaian sistem serta melaporkan hasil kegiatan;
4. Membantu memberikan masukan secara profesional dalam merumuskan kebijakan program secara nasional (pendanaan, pengadministrasian dan pelaporan);
5. Mengembangkan panduan pelatihan bagi pelaku GSC di kabupaten dan kecamatan baik unsur pemerintah maupun masyarakat;
6. Melakukan evaluasi kinerja KM-Provinsi dan fasilitator dalam mendampingi masyarakat;
7. Melakukan Koordinasi yang intensif dan efektif dengan tenaga pendamping desa baik pusat maupun daerah;
8. Melakukan Koordinasi dengan sektor baik kementerian di pusat, sektor di daerah dan pemerintah daerah terutama di sektor kesehatan dan pendidikan terkait dengan penguatan substansi GSC; 9. Merancang dan melakukan review modul-modul pelatihan untuk Tim Faskab, dan Penanggungjawab
Operasional Kegiatan (PjOK);
10. Mensupervisi KM-Provinsi dalam rangka pembinaan Fasilitator untuk mentaati aturan standar perilaku normatif Fasilitator sesuai dengan Tata Perilaku (Code of Conduct), Etika Profesi dan Kode Etik;
11. Menyusun panduan pembinaan dan pengendalian kinerja/kompetensi Fasilitator dalam hal pelaksanan program;
12. Melakukan Audit Internal terhadap proses pelaksanaan Pengendalian dan Pembinaan Fasilitator; 13. Melakukan investigasi terhadap rekomendasi KM-Provinsi yang oleh Satker Provinsi diajukan
keberatan kepada Satker Pusat;
14. Menyampaikan laporan supervisi pembinaan dan pengendalian Fasilitator kepada Satker Pusat secara tepat waktu;
15. Melakukan supervisi dalam rangka penyelesaian pengaduan dan penanganan masalah; 16. Memfasilitasi pengelolaan asset dan serah terima kegiatan;
17. Melakukan monitoring hasil capaian 12 (dua belas) indikator dan key performance indicators(KPI).
H. KONSULTAN MANAJEMEN PROVINSI (KM-Provinsi)
Konsultan Manajemen Provinsi (KM-Provinsi), pada prinsipnya merupakan satu tim kerja yang harus solid dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Secara umum tugas pokok KM-Provinsi adalah sebagai berikut:
1. Mengendalikan kinerja pelaksanaan GSC sesuai dengan kebijakan PTO yang berlaku;
2. Merumuskan penegasan dan penjelasan teknis pelaksanaan GSC di lapangan dalam rangka pencapaian tujuan program;
3. Mengevaluasi permasalahan dalam penerapan sistem di lapangan, melakukan perbaikan atau penyesuaian sistem serta melaporkan hasil kegiatan;
4. Membantu memberikan masukan secara profesional dalam merumuskan kebijakan program secara nasional (pendanaan, pengadministrasian dan pelaporan);
5. Mengembangkan panduan pelatihan bagi pelaku GSC di kabupaten dan kecamatan baik unsur pemerintah maupun masyarakat;
6. Memberikan bantuan teknis kepada Satker Provinsi; 7. Melakukan evaluasi kinerja Fasilitator GSC;
8. Melakukan Koordinasi yang intensif dan efektif dengan tenaga pendamping desa baik pusat maupun daerah;
9. Secara umum, untuk bidang program manajemen provinsi bertugas memastikan pelaksanaan pekerjaan kegiatan GSC ditingkat kabupaten dan kecamatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 10. Melakukan Koordinasi dengan sektor baik kementerian di pusat, sektor di daerah dan pemerintah
daerah terutama di sektor kesehatan dan pendidikan terkait dengan penguatan substansi GSC; 11. Merancang dan melakukan review modul-modul pelatihan untuk FK, dan PjOK;
12. Mensupervisi Fasilitator dalam rangka pembinaan Fasilitator untuk mentaati aturan standar perilaku normatif Fasilitator sesuai dengan Tata Perilaku (Code of Conduct), Etika Profesi dan Kode Etik; 13. Menyusun panduan pembinaan dan pengendalian kinerja/kompetensi Fasilitator dalam hal
pelaksanan program;
14. Mensupervisi Fasilitator dalam rangka pembinaan kinerja dan kompetensi Fasilitator dalam mendampingi masyarakat;
15. Melakukan Audit Internal terhadap proses pelaksanaan Pengendalian dan Pembinaan Fasilitator; 16. Melakukan investigasi terhadap rekomendasi Faskab yang oleh Satker Kabupaten diajukan keberatan
kepada Satker Provinsi;
17. Menyampaikan laporan supervisi pembinaan dan pengendalian Fasilitator kepada Satker Provinsi secara tepat waktu;
18. Melakukan pendampingan dalam rangka penyelesaian pengaduan dan penanganan masalah; 19. Memfasilitasi pengelolaan asset dan serah terima kegiatan;
20. Melakukan monitoring hasil capaian 12 (dua belas) indikator dan key performance indicators(KPI).
I. FASILITATOR KABUPATEN (FASKAB) DAN ASISTEN FASKAB
Faskab yang meliputi Faskab, dan Asisten Faskab berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi dari aspek pembinaan dan pengendalian Fasilitator berkewajiban melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Menyusun dokumen administrasi individu (setiap bulannya) yang meliputi: laporan individu (dilampiri LWK yang diketahui PjOKab, SPPD, bukti penerimaan honorarium dan tunjangan, copy NPWP, polis asuransi serta bukti pendukung lainnya) disampaikan secara langsung kepada Satker Provinsi, Satker Kabupaten dan Korprov GSC;
2. Melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait teknis kabupaten (Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan dinas terkait lainnya) dalam melaksanakan penyusunan Rencana Aksi Daerah Pelayanan Sosial Dasar beserta regulasi/kebijakannya (misalnya Peraturan Daerah dan atau Peraturan Bupati), mengindentifikasi pogram-program lain untuk menghindari tumpang tindih; 3. Berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait di tingkat kabupaten dalam mengawal regulasi/kebijakan
terkait prioritas penggunaan dana desa, yang berpihak pada pelayanan sosial dasar (kesehatan dan pendidikan);
4. Mensosialisasikan prinsip, prosedur dan kebijakan program yang baru kepada Pemerintah Daerah, DPRD, instansi/dinas terkait seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan serta LSM ataupun lembaga program lain yang sejenis pelaku program di tingkat kabupaten;
5. Melakukan koordinasi dan membangun jaringan kerja dengan penyedia layanan tingkat kabupaten, LSM, Perguruan tinggi dan organisasi lainnya dalam rangka penyebarluasan informasi, keterbukaan dan pengawasan pelaksanaan program;
6. Memberikan bantuan teknis kepada Tim Koordinasi Kabupaten dalam pelaksanaan program;
7. Memberikan dukungan teknis dan bimbingan kepada FK dalam mendukung pelaksanaan kegiatan GSC berbasis kebijakan Pelayanan Sosial Dasar dalam pelaksanaan mendukung implementasi UU Desa;
8. Melakukan kunjungan lapangan secara rutin dan berkelanjutan untuk supervisi dan monitoring, guna memastikan pelaksanaan GSC berbasis Pelayanan Sosial Dasar dalam pelaksanaan implementasi UU Desa penerapan prinsip-prinsip, kebijakan dalam setiap tahapan program mulai dari perencanaan, pencairan hingga penggunaan dana dan pelestarian;
9. Memeriksa kualitas dan kelengkapan semua tahapan perencanaan sebelum dilakukan pendanaan kegiatan. Melaksanakan pemeriksaan dan mendukung FK dalam melaksanakan serta merapikan semua dokumen-dokumen perencanaan dan pelaksanaan GSC tahun-tahun sebelumnya dan mengarsipkannya dengan baik;
10. Mengadakan pertemuan bulanan dengan FK untuk membahas permasalahan dan kendala pelaksanaan GSC berbasis pelayanan sosial dasar, menerima dan memeriksa laporan bulanan, mengumpulkan cerita-cerita cerdas (best practices) dari FK serta membahas permasalahan atau kendala yang terjadi serta memberikan peningkatan kapasitas dalam bentuk In-Service Training
(IST) pada setiap Rakor Kabupaten setiap bulan dengan tema-tema yang berbeda;
11. Mendokumentasikan dan mengarsipkan semua laporan, rekaman kegiatan baik dalam bentuk foto/film/video/gambar dengan baik serta mempublikasikannya kegiatan GSC melalui media sosial (twitter, facebook, dan lain-lain) maupun media cetak lokal setempat;
12. Bersama Faskeu bertanggungjawab dalam mengendalikan dan penyelesaian pelaporan seluruh data-data kegiatan GSC serta melakukan evaluasi kinerja FK dan melaporkan kepada KM-Provinsi, setiap triwulan;
13. Bersama Faskeu melaksanakan audit internal perencanaan, keuangan dan pelaksanaan kegiatan serta pelestarian kegiatan GSC dan menyusun laporan setiap bulan dalam laporan bulanan serta laporan audit internal yang disampaikan kepada KM-Provinsi, Satker Provinsi dan Kabupaten secara tepat waktu;
14. Melakukan pengendalian seluruh data terkait program di tingkat kabupaten dan kecamatan;
15. Memastikan ketepatan dan keakuratan data maupun laporan melalui proses verifikasi dan validasi terhadap data yang dilaporkan;
16. Membuat Laporan Akhir Penyelesaian GSC secara lengkap; 17. Memfasilitasi pengelolaan asset dan serah terima kegiatan;
18. Melakukan monitoring hasil capaian 12 (dua belas) indikator dan key performance indicators(KPI).
J. FASILITATOR KEUANGAN (FASKEU)
Fasilitator keuangan (Faskeu) berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi dari aspek pembinaan dan pengendalian Fasilitator berkewajiban melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Menyusun dokumen administrasi individu (setiap bulannya) yang meliputi: laporan individu (dilampiri LWK yang diketahui PjOKab, SPPD, bukti penerimaan honorarium dan tunjangan, copy NPWP, polis asuransi serta bukti pendukung lainnya) disampaikan secara langsung kepada Satker Provinsi dan Korprov GSC;
2. Melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait (Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan dinas terkait lainnya) dalam melaksanakan penyusunan Rencana Aksi Daerah Pelayanan Sosial Dasar beserta regulasi/kebijakannya (misalnya Peraturan Daerah dan atau Peraturan Bupati);
3. Berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait di tingkat kabupaten dalam mengawal regulasi/kebijakan terkait prioritas penggunaan dana desa, yang berpihak pada pelayanan sosial dasar (kesehatan dan pendidikan);
4. Mensosialisasikan prinsip, prosedur dan kebijakan program yang baru kepada Pemerintah Daerah, DPRD, instansi/dinas terkait seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan serta LSM ataupun lembaga program lain yang sejenis di tingkat kabupaten;
5. Melakukan koordinasi dan membangun jaringan kerja dengan penyedia layanan tingkat kabupaten, LSM, Perguruan tinggi dan organisasi lainnya dalam rangka penyebarluasan informasi, keterbukaan dan pengawasan pelaksanaan program;
6. Melakukan kunjungan lapangan secara rutin dan berkelanjutan untuk supervisi dan monitoring, guna memastikan pelaksanaan GSC berbasis Pelayanan Sosial Dasar dalam pelaksanaan implementasi UU Desa;
7. Melaksanakan pemeriksaan dan mendukung FK dalam melaksanakan serta merapikan semua dokumen-dokumen terkait dengan keuangan GSC tahun-tahun sebelumnya dan mengarsipkannya dengan baik;
8. Bersama-sama dengan Faskab mendokumentasikan dan mengarsipkan semua laporan, rekaman kegiatan baik dalam bentuk foto/film/video/gambar dengan baik serta mempublikasikannya kegiatan GSC melalui media sosial (twitter, facebook, dan lain-lain) maupun media cetak lokal setempat; 9. Bersama Faskab bertanggungjawab dalam mengendalikan dan penyelesaian pelaporan seluruh
data-data kegiatan GSC terkait dengan keuangan serta melakukan evaluasi kinerja FK dan melaporkan kepada Korprov setiap triwulan;
19. Bersama Faskab melaksanakan audit internal perencanaan, keuangan dan pelaksanaan kegiatan serta pelestarian kegiatan GSC dan menyusun laporan setiap bulan dalam laporan bulanan serta laporan audit internal yang disampaikan kepada KM-Provinsi, Satker Provinsi dan Kabupaten secara tepat waktu;
10. Memfasilitasi dan mendukung Satker Kabupaten dalam Pelaporan Realisasi Dana Urusan Bersama (LRA);
11. Melakukan Monitoring dan membuat administrasi serta melaporkan realisasi dana APBN/HLN di tingkat Kabupaten;
12. Memastikan terpenuhinya persyaratan dokumen pencairan dan penyaluran dana APBN/HLN sesuai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan;
13. Memfasilitasi Satker Kabupaten, yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dokumen pencairan dan kelancaran pelaporan dana APBN/HLN (Standar Akuntansi Indonesia/SAI), memberikan dukungan pelaporan dan pengiriman copy dokumen SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana), serta fasilitasi penyiapan dan pengelolaan dokumen pendanaan, pelaporan pendanaan APBN/HLN;
14. Bersama Faskab, memberikan dukungan pelaporan dan pengiriman copy dokumen SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana);
15. Bersama dengan Faskab bertanggung jawab dalam fasilitasi penyiapan dan pengelolaan dokumen pendanaan, pelaporan pendanaan APBN/HLN, serta pembuatan konsolidasi laporan keuangan UPK di tingkat Kabupaten;
16. Melakukan review dan bantuan teknis kepada UPK dan FK untuk penyiapan dokumen pencairan dan penyaluran dana APBN/HLN;
17. Melakukan review dan bantuan teknis kepada pengurus UPK;
18. Memberikan bantuan teknis kepada FK dalam melakukan pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan dana program;
19. Melakukan supervisi pengelolaan keuangan;
20. Bersama dengan Faskab bertanggung jawab dalam implementasi dan pelaporan realisasi internal audit;
21. Melakukan fasilitasi kepada eksternal auditor (BPKP/Itwilkab/Bawasda) dalam melakukan proses audit GSC;
22. Membuat desain peningkatan kapasitas, fasilitasi proses peningkatan kapasitas dan melaporkan realisasi peningkatan kapasitas dalam pengelolaan keuangan kepada masyarakat maupun kepada FK;
23. Memantau dan mengendalikan pemanfaatan DOK di UPK;
24. Pengendalian seluruh data keuangan terkait program di tingkat kabupaten dan kecamatan
25. Memastikan ketepatan dan keakuratan data maupun laporan melalui proses verifikasi dan validasi terhadap data yang dilaporkan;
26. Membuat Laporan Akhir Penyelesaian GSC secara lengkap dan komprehensif; 27. Memfasilitasi pengelolaan asset dan serah terima kegiatan;
28. Melakukan monitoring hasil capaian 12 (dua belas) indikator dan key performance indicators(KPI) Terhadap lokasi BLM Kegiatan :
29. Melakukan review dan bantuan teknis kepada pengurus UPK dan Pelaksana Kegiatan (PK) dalam pengelolaan keuangan yang mencakup administrasi, pelaporan, pengelolaan dokumen administrasi dan pelaporan keuangan termasuk pengelolaan keuangan rekening Pokja (Kelompok Kerja). bantuan teknis kepada dan FK dalam melakukan pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan dana program; 30. Melakukan supervisi pengelolaan keuangan dan pelaporan keuangan termasuk penyaluran BLM
31. Memfasilitasi penguatan UPK dan PK dalam bidang pengelolaan keuangan termasuk rekening Pokja; 32. Memfasilitasi pelatihan UPK, Pokja dan kelompok Masyarakat serta PK, termasuk dalam penyiapan
modul-modul pelatihan.
K. FASILITATOR KECAMATAN (FK) DAN ASISTEN FK
Berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi dari aspek pembinaan dan pengendalian Fasilitator, maka FK dan Asisten FK berkewajiban melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Menyusun laporan bulanan mengenai kegiatan GSC paling lambat pada tanggal 1 (satu) bulan berikutnya, dilampiri dokumen LWK, SPPD, tanda terima honorarium , tunjangan, copy NPWP, polis asuransi serta bukti pendukung lainnya dan menyampaikan langsung kepada Satker Provinsi, Satker Kabupaten dan telah disetujui oleh Faskab;
2. Memfasilitasi dan memastikan pelaksanaan GSC terintegrasi dengan tahapan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Desa;
3. Memfasilitasi dan memastikan kegiatan pelayanan sosial dasar yang akan dilaksanakan, dikoordinasikan dengan pemerintahan desa dan tercatat dalam RPJM Desa, RKP Desa dan APBDes; 4. Mensosialisasikan kepada aparat dan lembaga pemerintahan Desa akan pentingnya kegiatan pelayan
sosial dasar terutama aspek pendidikan dan kesehatan melalui koordinasi dengan para pendamping desa serta para penyedia layanan pendidikan dan kesehatan di Desa dan Kecamatan;
5. Memfasilitasi dan memastikan pelembagaan pembangunan desa sebagai upaya optimalisasi akses dan kualitas layanan sosial dasar untuk mendorong keberlanjutan program di desa;
6. Bersama-sama pendamping desa dan pendamping lokal desa melaksanakan advokasi dan lobi kepada Pemerintah Desa, BPD maupun lembaga terkait di tingkat desa terkait pentingnya pelayanan sosial dasar bagi masyarakat desa;
7. Bersama-sama pendamping desa dan pendamping lokal desa mendukung serta memastikan Pemerintah Desa mengeluarkan Perdes terkait dengan pelayanan sosial dasar;
8. Memastikan kader GSC (KPMD, TPMD, Kader Posyandu, Pokja GSC) masuk ke dalam Tim Review RPJM desa, Tim Penyusun RKP Desa dan APB Desa;
9. Melakukan penjajakan kebutuhan (need assessment) pelatihan masyarakat guna memastikan kesesuaian kebutuhan modul pelatihan;
10. Memfasilitasi pelaksanaan koordinasi lintas sektor antara Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) bidang kesehatan dan pendidikan tingkat kecamatan dengan pemerintah desa serta BPD;
11. Melaksanakan serta merapikan semua dokumen-dokumen perencanaan, pelaksanaan dan keuangan GSC tahun-tahun sebelumnya dan mengarsipkannya dengan baik;
12. Mendokumentasikan dan mengarsipkan semua laporan, rekaman kegiatan baik dalam bentuk foto/film/video/gambar dengan baik serta mempublikasikannya kegiatan GSC melalui media sosial (twitter, facebook, dan lain-lain) maupun media cetak lokal setempat;
13. Memastikan pencatatan transaksi keuangan pembukuan “up to date” dan disertai dokumen pendukung;
14. Memastikan ketepatan dan keakuratan data maupun laporan melalui proses verifikasi dan validasi terhadap data yang dilaporkan;
15. Membuat laporan bulanan sesuai ketentuan program dan mengirimkannya kepada Fasilitator tingkat Kabupaten, PjOK Kecamatan dan Satker Kabupaten dengan tepat waktu dan substansi laporan yang informatif;
16. Membuat Laporan Akhir Penyelesaian GSC secara lengkap; 17. Memfasilitasi pengelolaan asset dan serah terima kegiatan;
L. OPERATOR KOMPUTER (OPKOM)
Berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi dari aspek pembinaan dan pengendalian Fasilitator, maka Operator Komputer berkewajiban melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Menerima data/dokumen: menerima pengumpulan data/dokumen dari FK, mencatat dokumen/data dalam list penerimaan dokumen/data agar bisa diketahui history dokumen/data yang masuk, membuat tanda terima penerimaan dokumen/data yang masuk, mengatur penyimpanan sementara dokumen/data sebelum diperiksa;
2. Pemeriksaan kelengkapan data: memeriksa dokumen/data yang masuk dari FK sudah sesuai/belum dengan permintaan kabupaten, dokumen/data yang sudah sesuai dan telah diverifikasi/validasi oleh Faskab/Faskeu diberi urutan berdasarkan prioritas/rutinitas untuk di input ke aplikasi;
3. Entry data aplikasi: aplikasi Progen, Protak, Disbursment, PPM, PPKM, dan SPC, melakukan
entry/input data ke aplikasi-aplikasi tersebut dengan teliti dan benar sesuai SOP masing-masing aplikasi, melaporkan masalah yang timbul dalam menjalankan aplikasi kepada MIS Provinsi;
4. Pemeriksaan output: data output aplikasi harus diperiksa kembali dengan melakukan pencocokan dengan dokumen hardcopy, data output yang sudah dianggap benar diserahkan ke Fasilitator Tingkat Kabupaten untuk dilakukan verifikasi, data yang telah diverifikasi didokumentasikan dalam
form control serta dikirim ke provinsi atau di upload ke aplikasi pusat (progen dan disbursement), dokumentasi form control dilaporkan setiap bulannya untuk dilampirkan pada laporan bulanan kabupaten;
5. Pengarsipan dokumen, data serta backup data: data yang dihasilkan harus diarsip dengan baik dan sistematis baik yang berbentuk hardcopy, softcopy atau berbentuk database, melakukan backup
BAB III
ADMINISTRASI KONTRAK INDIVIDU
A. PENANDATANGAN KONTRAK KERJATitik awal dimulainya kontrak kerja dalam Generasi Sehat dan Cerdas adalah dengan ditandatanganinya dokumen kontrak antara Fasilitator dengan Satker Provinsi. Berkaitan dengan penandatangan Kontrak Kerja diterapkan prosedur sebagai berikut:
1. Satker Provinsi dengan dibantu oleh Sekretariat Provinsi mempersiapkan dokumen Kontrak Kerja dengan mengacu pada contoh dokumen Kontrak Kerja GSC yang berlaku secara nasional sebagaimana terlampir.
2. Kontrak Kerja harus ditandatangani oleh kedua belah pihak paling lambat 1 (satu) minggu sebelum Satker Provinsi mengajukan pembayaran Fasilitator ke KPPN dokumen Kontrak Kerja dimaksud harus sudah selesai ditandatangi kedua belahpihak baik Fasilitator maupun Satker Provinsi.
3. Sekretariat Provinsi bersama KM-Nasional memproses penandatanganan Kontrak Kerja antara Fasilitator dengan Satker Provinsi.
B. PENERBITAN SURAT PERINTAH TUGAS
Penempatan Fasilitator di lokasi tugas tertentu ditetapkan dalam Surat Perintah Tugas (SPT). Berbekal SPT seorang Fasilitator memiliki dasar aturan yang legal untuk bekerja di kabupaten atau kecamatan lokasi GSC. Berkaitan dengan penerbitan SPT diterapkan prosedur sebagai berikut:
1. SPT yang disahkan oleh Satker Provinsi disusun berdasarkan hasil pemetaan (mapping) lokasi tugas Fasilitator yang dibuat dan ditandatangi oleh Korprov.
2. Satker Provinsi memberikan SPT sebelum dilakukan mobilisasi Fasilitator ke lokasi tugas. Jikalau SPT masih proses penyelesaian maka penyampaian kepada Fasilitator SPT paling lambat 1 (satu) minggu setelah Fasilitator berada di lokasi tugas.
C. DATABASE FASILITATOR
Satker Provinsi berkewajiban menyusun Biodata, Daftar Induk, Mapping, Daftar Lokasi Kosong, dan Daftar Cuti Fasilitator di setiap tahun angaran untuk digunakan sebagai data dasar yang digunakan dalam proses pembinaan dan pengendalian Fasilitator khususnya sebagai dasar pembayaran. Berkaitan dengan penyusunan Daftar Induk Fasilitator diterapkan prosedur sebagai berikut:
1. Biodata Fasilitator baik yang aktif maupun sudah tidak aktif, biodata memuat data-data sebagai berikut:
a. Nomor Induk Fasilitator b. Foto Fasilitator
c. Nama, Jenis Kelamin d. Tempat dan Tanggal lahir e. Alamat KTP, Alamat Domisili
f. No. HP, Alamat e-mail, Jejaring Akun
g. Pendidikan (Universitas, Jurusan, Tahun Lulus)
h. Riwayat Bekerja di GSC (Nomor Kontrak, No. SPT, Posisi, dan Lokasi Tugas) i. Riwayat Bekerja di Bidang
2. Data Induk Fasilitator yang memuat data-data sebagai berikut:
b. Nama lengkap beserta gelar kesarjanaan. c. Jenis kelamin.
d. Alamat rumah beserta nomer telepon rumah, HP maupun alamat e-mail. e. Tempat dan tanggal lahir.
f. Pendidikan terakhir
g. Posisi (Faskab, Faskeu, Asisten Faskab, FK, Asisten FK)
h. Lokasi Tugas (Provinsi, Kabupaten, kecamatan, dan Jumlah Desa)
i. Honorarium dan tunjangan (Honorarium, Perumahan, Komunikasi, Transportasi, Asuransi, Opr.Kantor, Perjalanan Dinas)
j. Nomor Rekening k. Nomer NPWP.
3. Mapping/ Rekapitulasi Pemetaan Fasilitator memuat data-data sebagai berikut: a. Nama Provinsi
b. Jumlah Lokasi (Kabupaten dan Kecamatan)
c. Kuota Fasilitator (Faskab, Faskeu, Ass. Faskab, FK, Ass. FK, dan Opkom) d. Fasilitator Terisi (Faskab, Faskeu, Ass. Faskab, FK, Ass. FK, dan Opkom) e. Kekosongan Fasilitator (Faskab, Faskeu, Ass. Faskab, FK, Ass. FK, dan Opkom) f. Cadangan (Kuota dan Sisa)
4. Daftar Lokasi Kosong memuat data-data sebagai berikut: a. Lokasi (Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi)
b. Nama Fasilitator Lama c. Posisi
d. Alasan kekosongan
e. Rencana Pengisian (Metode dan Waktu)
5. Daftar Cuti fasilitator memuat data-data sebagai berikut: a. Nama
b. Jabatan/ Posisi
c. Lokasi Tugas (Kecamatan, kabupaten)
d. Jatah Cuti (diisi 12 hari/ jumlah cuti dalam setahun) e. Bulan (diisi jumlah hari pengambilan cuti)
6. Biodata, Daftar Induk, Mapping, daftar Lokasi Kosong, dan Daftar Cuti Fasilitator disusun dalam format standar nasional sebagaimana terlampir.
4. Satker Provinsi dibantu KM-Provinsi berkewajiban untuk melakukan pemutakhiran data Fasilitator. 6. Biodata, Daftar Induk, Mapping, Daftar Lokasi Kosong dan Daftar Cuti Fasilitator yang sudah
diverifikasi dan dimutakhirkan wajib ditetapkan secara resmi oleh Satker Provinsi dan dilaporkan kepada Satker Pusat dan KM-Nasional paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
D. LAPORAN INDIVIDU
Fasilitator Generasi Sehat dan Cerdas yang mengikat perjanjian kerja secara individual dengan Satker Provinsi diwajibkan membuktikan kinerjanya melalui laporan individu, setiap Fasilitator diharuskan membuat laporan individu secara akurat dan tepat waktu sebagai bukti yang cukup kuat bahwa Fasilitator sudah bekerja sehingga mereka memperoleh berhak mendapatkan honorarium dan tunjangan, berkaitan dengan penyampaian Laporan Individu secara langsung oleh Fasilitator kepada Satker Provinsi maka diterapkan prosedur sebagai berikut: