• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERPRETASI ANALISA CITRA SATELIT POTENSI NIKEL PULAU WAIGEO, KABUPATEN RAJA AMPAT, PROPINSI IRIAN JAYA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTERPRETASI ANALISA CITRA SATELIT POTENSI NIKEL PULAU WAIGEO, KABUPATEN RAJA AMPAT, PROPINSI IRIAN JAYA BARAT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI NIKEL PULAU WAIGEO, KABUPATEN RAJA AMPAT,

PROPINSI IRIAN JAYA BARAT

Safitri Dwi Wulandari

Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta

Abstract

Based on the result of interpretation and analyses on satellite imagery (Landsat

7ETM+) of Waigeo Maindland which explains the geomorphology and structure

geology condition, and also overlying images under the existing geologic map,

then can be showed that the area have agreat possibility potency in nickel and its

associated other minerals. Spreading of iron oxide at crosta technique analysis

showed spots indicate potency in nickel and its associated other minerals. From

the geological showed by the spreading unltramafic rocks. Nickel at Waigeo is

laterit deposit.

Abstrak

Berdasarkan hasil interpretasi dan analisa citra satelit (Landsat 7ETM+) daerah

Waigeo yang menjelaskan kondisi geomorfologi dan struktur geologi, serta

analisa dengan melakukan tumpang tindih hasil analisa citra dengan peta

geologi yang ada menunjukkan daerah Waigeo merupakan daerah yang sangat

berpotensi nikel dan mineral-mineral asosiasinya. Potensi nikel dan asosiasinya

ditunjukkan dengan penyebaran iron oxide pada analisa

crosta technique

yang

sifatnya setempat - setempat. Dari segi geologi ditunjukkan dengan penyebaran

batuan ultramafik yang merupakan batuan tempat beradanya nikel dan

asosiasinya. Nikel di daerah Waigeo berupa endapan laterit.

(2)

PENDAHULUAN

Permukaan bumi memiliki topografi dengan relief yang sangat kompleks

dan tidak beraturan, hal tersebut merupakan cerminan dari batuan dasar dan

material-material lepas yang mendasarinya disetiap bagian dari permukaan bumi

dan tergantung terhadap percepatan agen-agen geomorfik yang bekerja. Setiap

jenis batuan, patahan atau pengaruh pergerakan internal dan setiap

proses-proses erosi maupun pengendapan bertanggungjawab terhadap proses-proses-proses-proses

yang membentuk permukaan bumi tersebut.

Penginderaan Jauh merupakan ilmu dan seni untuk mendapatkan

informasi mengenai obyek, daerah maupun fenomena-fenomena dengan

menganalisa data tanpa melakukan kontak langsung terhadap obyek, daerah,

maupun fenomena-fenomena tersebut (Lillesand & Kiefer,1994). Sistem berbasis

satelit dapat mengukur fenomena-fenomena yang terus menerus berubah setiap

waktu dan mencakup daerah yang sangat luas maupun tidak terjangkau

(Aronoff,1981). Teknik Penginderaan jauh sudah banyak dilakukan untuk

menghimpun perhitungan. Meskipun penginderaan jauh tidak akan dapat

menggantikan pekerjaan geologi lapangan, akan tetapi nilai penginderaan jauh

dapat digunakan untuk melengkapi gambaran sinoptik dengan cakupan yang

luas dari bentang alan yang tidak terjangkau.

Penginderaan jauh melengkapi pandangan yang menyeluruh pada skala

keruangan yang berbeda dan pada daerah-daerah yang memiliki spectrum

elektromagnetik yang berbeda. Pandangan secara menyeluruh sangat berguna

dalam sub disiplin mega-geomorfologi, yang menekankan pada studi permukaan

planet pada skala yang luas (Baker, 1986). Penginderaan jauh juga

memmungkinkan untuk studi geomorfologi pada daerah yang tidak mungkin

terjangkau melalui investigasi langsung kelapangan.

Banyak ahli geologi meyakini bahwa refleksi spectral antara

band-band

1.6 dan 2.2 µm merupakan

spectral band

sangat penting untuk eksplorasi

mineral dan pemetaan batuan.

Band

tersebut tidak terlihat, tetapi dapat dibaca

oleh sensor seperti pada

Landsat Thematic Mapper

dan

Airborne Imaging

Spectometer

. Demikian juga pengujian terhadap

band-band

infra-merah termal

dapat menjanjikan didalam membedakan tipe-tipe batuan dan mineral.

Pulau Waigeo secara administrasi termasuk dalam Kabupaten Raja

Ampat, Propinsi Irian Jaya Barat. Irian Jaya merupakan daerah terpencil dan

terbelakang, dimana untuk kesampaian daerahnya sangat sulit karena

infrastruktur transportasi disana masih sangat minim. Untuk itu, dalam penelitian

kondisi geologi daerah ini sangat diperlukan bantuan analisa citra satelit.

KONDISI GEOLOGI

Tatanan lempeng tektonik Irian telah diulas beberapa ahli geologi seperti

Dow,dkk (1985), Smith (1996) dan Mark Closs (1990) dapat dijadikan kerangka

dalam menerangkan posisi dan sejarah tektonik. Konfigurasi Tektonik Irian pada

saat ini berada pada bagian tepi utara Lempeng Australia yang berkembang

akibat adanya pertemuan antara Lempeng Australia yang bergerak ke utara

dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat. Menurut Smith (1990),

perkembangan tektonik irian dapat dipaparkan sebagai berikut : Pada Kala

Oligosen terjadi aktivitas tektonik pertama di Irian akibat tumbukan lempeng

Australia dengan Busur Kepulauan berumur Eosen pada lempeng Pasifik. Hal ini

(3)

turbidit pada sisi benua membentuk jalur metamorf Dorewo. Akibat lanjut dari

aktivitas tektonik ini adalah terjadinya sekresi (penciutan) Lempeng Pasifik

keatas Jalur Malihan dan membentuk Jalur Ofiolit Irian.

Peristiwa Tektonik kedua adalah Orogenesa Melanesia yang terjadi awal

Pertengahan Miosen karena adanya tumbukan kraton Australia dan Lempeng

Pasifik. Hal ini mengakibatkan terjadinya deformasi dan pengangkatan kuat pada

batuan sedimen Karbon

– Miosen dan membuat Irian Aktif. Orogenesa

Melanesia ini diperkirakan mencapai puncaknya pada Pliosen Tengah.

Fase magmatisme yang terjadi di Irian secara umum terjadi 3(tiga) fase,

yaitu fase magmatisme tertua dari terobosan grabroik sampai dioritik

diperkirakan berumur Oligosen dan terdapat dalam lingkungan Metamorfik

Dorewo. Fase kedua berupa diorite berkomposisi alkalin yang terlokalisir dalam

Kelompok Kemblengan pada sisi selatan Patahan Orogenesa Melanesia Dorewo

yang berumur Miosen Akhir - Miosen Awal. Fase ketiga berupa intrusi dioritik

sampai monzonitik yang dikontrol oleh suatu patahan yang aktif mulai Pliosen

Tengah sampai sekarang. Intrusi ini menerobos hingga mencapai Kelompok

Batugamping New Guinea.

INTERPRETASI ANALISA CITRA SATELIT

Setelah dilakukan koreksi citra terhadap gangguan atmosfer (radiometri)

dan posisi (geometri), penajaman citra dan komposisi warna, maka dengan

menggunakan kombinasi kanal 3-2-1 yang menunjukkan

true colour

dari kondisi

dipermukaan.

Band

1

menunjukkan daerah yang tergenang air, dalam hal ini

diwakili dengan warna biru muda sampai biru tua.

Band 2

digunakan untuk

menunjukkan daerah-daerah puncak yang tertutup vegetasi, dalam hal ini

ditunjukkan dengan warna abu-abu gelap kemerahan.

Band 3

mewakili dari

penyerapan khlorofil, hal ini menunjukkan daerah yang banyak vegetasinya dan

diwakili dengan warna hijau muda sampai hijau tua. Sementara gangguan awan

dimunculkan dengan warna putih dan bayangan awan dimunculkan dengan

warna hitam.

Berdasarkan kanal 5-4-1 dari citra Landsat 7 ETM untuk daerah Waigeo

menunjukkan komposisi warna

visible

dimana

obyek hutan dan bervegetasi

dimunculkan dengan gradasi warna hijau tua sampai hijau muda. Hal ini

disebabkan karena kekuatan

band

4 dalam merekam obyek vegetasi tingkat

rendah sampai tingkat tinggi. Objek infrastruktur dan daerah terbuka

dimunculkan dengan gradasi warna coklat kemerahan, hal ini disebabkan

kekuatan

band

5 dalam menyerap reflektansi objek tersebut. Sedangkan objek

air atau daerah yang tergenang air dimunculkan dengan gradasi warna biru

muda sampai biru tua yang sangat dominan diserap oleh

band

1. Sementara

gangguan awan dimunculkan dengan warna putih dan bayangan awan

dimunculkan dengan warna hitam.

(4)

1.

Geomorfologi

Berdasarkan analisa landsat dengan menggunakan kanal 5-4-1, daerah

yang berupa dataran rendah ditunjukkan dengan warna hijau muda dan coklat

muda (bagian utara dan tengah daerah kajian). Dilihat dari perbedaan ketinggian

dari kenampakan kanal 5-4-1 tersebut menunjukkan bahwa daerah ini litologi

penyusunnya mempunyai kekerasan yang sangat rendah sehingga mudah

terlapukkan. Dataran rendah (bagian C dan D) ini sifatnya setempat – setempat

dan menempati penyebaran batuan alluvial yang pada umumnya berada

disekitar pantai. (Gambar 1)

Untuk daerah yang merupakan perbukitan karst (Bagian B) ditunjukkan

dengan warna coklat muda sampai coklat tua tetapi memperlihatkan bentuk

perbukitan yang memanjang sebagai bentuk khas daerah karst. Litologi yang

menempati satuan ini berupa batugamping. Perbukitan bergelombang (bagian A)

ditunjukkan dengan warna coklat sampai coklat tua, dengan penyebaran hampir

meliputi seluruh daerah kajian. Litologi yang menempati satuan ini adalah batuan

ultramafik, batuan volkanik, batupasir dan lanau.

Gambar 1. Landsat 7 ETM+ daerah Waigeo dengan analisa menggunakan kanal 5-4-1 (Path/Row :108/060 & 107/060. Aq. Date: 2004)

2.

Struktur Geologi

Struktur geologi ditunjukkan dengan pola kelurusan-kelurusan yang

terlihat dari citra landsat kanal 4-5-7. Kelurusan-kelurusan yang panjang pada

daerah kajian secara umum berarah baratlaut – tenggara. Sedangkan

kelurusan-kelurusan pendek secara umum berarah barat

– timur dan utara – selatan.

(Gambar 2)

Pola kelurusan pada daerah kajian menunjukkan pola kelurusan yang

beraneka ragam. Secara umum pola kelurusan yang berarah barat

– timur

terpotong oleh kelurusan yang berarah baratlaur – tenggara dan utara – selatan.

Hal ini menunjukkan bahwa kelurusan yang berarah barat

– timur terbentuk

terlebih dahulu disbanding pola kelurusan yang lain. Berdasarkan infrormasi peta

geologi yang dilakukan oleh peneliti

– peneliti terdahulu, menunjukkan struktur

(5)

umumnya berarah barat

– timur sampai timurlaut – baratdaya. Sedangkan

patahan yang berkembang didaerah kajian mempunyai arah umum baratlaut –

tenggara, utara – selatan dan barat – timur.

Gambar 2. Landsat 7ETM+ daerah Waigeo deangan analisa menggunakan kanal 4-5-7 (Path/Row :108/060 & 107/060. Aq. Date: 2004)

3.

Potensi Nikel

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode

principal

component analysis

atau sering disebut

Crosta Technique

untuk daerah Waigeo

mengenai kandungan iron oxide dan argilik/ clay hidroxile, dapat diketahui

pola-pola penyebarannya sebagai berikut: untuk penyebaran iron oxide diwakili

dengan warna biru muda sampau biru tua. Sedangkan warna merah terang dan

orange menunjukkan daerah yang mengandung Clay hidroxcile/ argilik. Daerah

yang mempunyai komposisi iron dan argilik yang seimbang ditunjukkan dengan

warna putih.

Konsentrasi logam oksida ini kemungkinan dihasilkan dari proses

alterasi, pelapukan dan sedimentasi. Daerah yang mempunyai kandungan logam

oksida tinggi ditunjukkan oleh warna biru muda sampai biru tua. Kemungkinan

besar daerah yang mempunyai penyebaran konsentrasi dengan warna biru

mengandung potensi nikel (Ni) dan mineral assosiasinya. Penyebaran iron oxide

berada hampir diseluruh daerah kajian. (Gambar 3)

Sedangkan dari segi geologi (Gambar 4) ditunjukkan dengan

penyebaran batuan ultramafik yang merupakan batuan tempat beradanya nikel

dan asosiasinya. Menurut

Vinogradov

, batuan ultrabasa rata-rata mempunyai

kandungan nikel sebesar 0.2 %. Unsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi

kristal mineral olivin dan piroksen, sebagai subtitusi terhadap atom Fe dan Mg.

Batuan induk untuk bijih nikel adalah batuan peridotit. Nikel yang dijumpai

didaerah penelitian berupa nikel laterit, hal ini dikarenakan posisi daerah analisis

pada daerah tropis, dimana tingkat pelapukannya sangat tinggi, sedangkan

batuan tempat kedudukan mineralisasi logam nikel dan assosiasinya ini berupa

batuan ultramafik, dimana batuan ultramafik ini sangat cepat mengalami

(6)

pelapukan karena mineral penyusun batuan-batuan tersebut merupakan mineral

yang tidak stabil.

Konsentrasi clay hidroxile dari analisa citra dengan metode

crosta technique

yang ditunjukkan dengan warna coklat muda sampai coklat tua pada daerah

kajian, kemungkinan merupakan daerah yang sudah terbuka pada daerah

potensi nikel dan assosiasinya sehingga tinggal clay-nya. Hal ini ditunjukkan juga

dari penyebaran litoliginya, dimana penyebaran clay hidroxile berada didaerah

dengan litologi ultramafik.

Gambar 3. Crosta Techniques daerah Waigeo

(7)

Berdasarkan hasil interpretasi dan analisa citra satelit (Landsat 7ETM+)

daerah Waigeo yang menjelaskan kondisi geomorfologi dan struktur geologi,

serta analisa dengan melakukan tumpang tindih hasil analisa citra dengan peta

geologi yang ada maka dapat disimpulkan daerah Waigeo merupakan daerah

yang sangat berpotensi nikel dan mineral-mineral asosiasinya. Untuk potensi

nikel dan asosiasinya ditunjukkan dengan penyebaran iron oxide pada analisa

crosta technique

. Penyebaran iron oxide ini sifatnya setempat - setempat pada

daerah kajian. Sedangkan dari segi geologi ditunjukkan dengan penyebaran

batuan ultramafik yang merupakan batuan tempat beradanya nikel dan

asosiasinya. Menurut

Vinogradov

, batuan ultrabasa rata-rata mempunyai

kandungan nikel sebesar 0.2 %. Unsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi

kristal mineral olivin dan piroksen, sebagai subtitusi terhadap atom Fe dan Mg.

Batuan induk untuk bijih nikel adalah batuan peridotit. Nikel yang dijumpai

didaerah penelitian berupa nikel laterit, hal ini dikarenakan posisi daerah analisis

berada pada daerah tropis, dimana tingkat pelapukannya sangat tinggi,

sedangkan batuan tempat kedudukan mineralisasi logam nikel dan assosiasinya

ini berupa batuan ultramafik, dimana batuan ultramafik ini sangat cepat

mengalami pelapukan karena mineral penyusun batuan-batuan tersebut

merupakan mineral yang tidak stabil.

DAFTAR PUSTAKA

D. Sudradjat M. 1982. Geologi Ekonomi. Bandung : Laboratorium Geologi

Ekonomi, Jurusan Pendidikan Geologi, Fakultas Teknologi Industri,

Institut Teknologi Bandung. Hal.172

Jensen, Mead LeRoy. 1979. Economic Minerals Deposits. 3

rd

Edition. USA :

John Wiley & Sons, Inc. p 416 – 423.

Lillesand, Thomas M and Kiefer, Ralph W. 1994. Remote Sensing and Image

Interpretation. 3

rd

Edition. USA : John Wiley & Sons, Inc. 750p

S. Supriatina, A.S. Hakim dan T. Apandi. 1995. Peta Geologi Lembar Waigeo,

Irian Jaya. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Sabins, Floyd F and Bateman, Alan M. 1986. Remote Sensing Principles and

Gambar

Gambar 1. Landsat 7 ETM+ daerah Waigeo dengan analisa menggunakan kanal 5-4-1  (Path/Row :108/060 & 107/060
Gambar 2. Landsat 7ETM+ daerah Waigeo deangan analisa menggunakan kanal 4-5-7  (Path/Row :108/060 & 107/060
Gambar 3. Crosta Techniques daerah Waigeo

Referensi

Dokumen terkait

Hal itu juga sangat bisa ia rasakan karena kehidupannya sekarang yang sudah sangat berubah dari sebelumnya ia hanya seorang Ibu Rumah Tangga yang merawat anak-anak dan

Upotreba bakra kao katalizatora u reakciji 1,3-dipolarne cikloadicije azida i alkina omogućava selektivnu sintezu 1,4-disupstituiranog regioizomera 1,2,3-triazola,

&erdasarkan gambar di atas dapat di*elaskan baha baterai memberikan suplai tegangan 2- ke sebuah in.erter /bagian dari unit CDI0$ Kemudian in.erter akan menaikkan tegangan

Khusus untuk unsur mahasiswa, jika usulan tersebut berasal dari Keputusan Organisasi Kemahasiswaan Intra-Kampus (dalam hal ini diwakili IKM UI), maka IKM UI selaku wadah

Aspek kebahasaan dalam sebuah karya sastra tidak hanya ditentukan oleh masalah yang dibahas, tetapi juga terdapat faktor- faktor lain seperti cara penulisan

Jika pada suatu rapat, anda adalah seorang pemimpin rapat dan rekan kerja memiliki pendapat yang berbeda dengan anda, maka sikap anda ….. Jika atasan memberikan

Disain kapal SEP-Hull dengan kombinasi bentuk terowongan sebagai kantong udara dan lapisan air lubrication sebagai pelumas di bagian bawah lambung kapal merupakan

Rekening buku besar yang sudah diisi selama periode akuntansi, tapi akhir periode harus ditutup dan kemudian dibukukan kembali pada awal periode berikutnya.Menutup buku