• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wealth Management Newsletter - November 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wealth Management Newsletter - November 2012"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Beberapa negara seperti AS dan China sudah melaporkan pertumbuhan ekonomi untuk periode Q3 yang mengindikasikan proses pemulihan yang perlahan. Inggris juga melaporkan pertumbuhan ekonomi Q3 yang positif di level 1% naik dari -0,4% di Q2 karena dampak positif temporer dari diselenggarakannya Olimpiade. Dari wilayah Asia, pertumbuhan ekonomi Singapura juga meningkat dari -0,2% di Q2 menjadi 1,3% di Q3, sedangkan Korea juga meningkat dari 0,2% Q2 menjadi 0,3% di Q3 ini.

Pada Q3/12, ekonomi AS berhasil mencatat pertumbuhan sebesar 0,5% dibandingkan

Global Outlook

D

i bulan Oktober lalu, pelaku pasar global mendapatkan gambaran yang lebih jelas akan kondisi pertumbuhan ekonomi global dengan

dilaporkannya tingkat pertumbuhan serta laba emiten untuk Q3/12. Amerika Serikat (AS) dan China melaporkan kondisi ekonomi yang masih dalam proses pemulihan. Di Q3 ini, tingkat pertumbuhan pendapatan emiten relatif sesuai dengan ekspektasi dan rata-rata historikal, meskipun mayoritas emiten mengalami penurunan tingkat penjualan. beragamnya kekhawatiran tentang dampak dari krisis eropa,

melambatnya ekonomi China serta lambatnya proses pemulihan ekonomi AS, juga menyebabkan emiten lebih pesimis untuk memproyeksikan laba dan penjualan untuk Q4/12 dan kedepannya. Untuk beberapa bulan kedepan ini, berita tentang perkembangan krisis eropa, situasi politik di AS setelah pemilu Presiden, penyelesaian masalah fiscal cliff akan mempengaruhi pergerakan bursa global. Investor disarankan untuk aktif dalam mengelola portofolionya dengan melakukan diversifikasi ke berbagai kelas aset untuk meminimalisir risiko fluktuasi portfolio.

Pertumbuhan Global Masih Dalam

Proses Pemulihan yang Perlahan

laporan laba emiten Q3/12

nasabah yang terhormat,

Tanpa terasa kita telah memasuki bulan November 2012 yang saya percaya merupakan tahun yang penuh dengan dinamika dan tantangan bagi para investor. Kondisi ekonomi global terus mengalami perubahan secara dinamis, terutama pada salah satu negara yang menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi global, yakni Amerika Serikat.

Awal November 2012 ini merupakan momen yang penting bagi investor, terutama untuk warga negara Amerika Serikat. Setelah dihantam oleh bencana topan Sandy yang memporak-porandakan beberapa negara bagian, warga negara AS sudah harus bersiap untuk memilih pemimpin baru yang tentunya menawarkan program-program inovatif yang bertujuan mengembalikan supremasi AS sebagai barometer ekonomi global. Hingga tulisan ini disusun, berdasarkan hasil quick count, Presiden Barrack Obama telah berhasil memenangkan pemilu presiden AS.

Pasar saham Indonesia sendiri, mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan di tahun 2012, didorong oleh sektor konsumer dan infrastruktur. Realisasi investasi yang signifikan yang ditujukan untuk pembangunan infrastruktur, semakin menjadikan Indonesia sebagai sasaran investasi utama diantara negara-negara Asia. Neraca perdagangan yang telah kembali surplus, akan membantu stabilisasi nilai tukar IDR, yang tentunya akan meningkatkan kepercayaan diri investor. Akhir kata, atas nama Commonwealth Bank, saya ucapkan terima kasih telah menjadi nasabah setia kami.

Salam hangat,

Ian Whitehead

Director of Retail and Business Banking

kuartal sebelumnya (atau 2% YoY ) lebih baik dari 0,3% di Q2 dimotori oleh konsumsi domestik yang kuat serta kenaikan belanja pemerintah. Kedepannya, laju pertumbuhan ekonomi AS masih belum jelas dan bahkan masih berpotensi melambat kembali jika permintaan ekspor menurun atau jika fiscal

cliff terjadi. Sektor bisnis serta konsumen AS

juga dikuatirkan bisa menghambat investasi dan belanja, karena kekhawatiran akan adanya pemotongan anggaran belanja pemerintah serta peningkatan pajak mulai Januari 2013, terkecuali pemerintah AS memperpanjang beberapa kebijakannya.

Pertumbuhan ekonomi China juga mengalami peningkatan selama 2 kuartal terakhir dari 1,5% di Q1, menjadi 2% di Q2 dan 2,2% di Q3. Walaupun secara YoY pertumbuhan China masih relatif melambat di level 7,4% untuk Q3, dibandingkan angka 7,6% yang dicapai di kuartal sebelumnya. Perdana Menteri China Wen Jiabao pada bulan Oktober mengatakan adanya tanda-tanda kestabilan pada ekonomi China dan optimis ekonomi China akan mencapai target 7,5% untuk tahun 2012. Perlambatan ekonomi China ini sesuai dengan ekspektasi analis karena kontribusi dari upaya pemerintah China untuk memperlambat laju pertumbuhan dan menjaga inflasi serta menahan kenaikan harga properti. Sejauh ini perlambatan laju ekonomi China belum menyebabkan kenaikan dalam tingkat pengangguran negara tersebut.

Kinerja S&P 500 selama tahun 2012 mencatat kenaikan 15% ytd, meskipun cenderung u.S. gross domestic product quarterly change at an

annualized rate; adjusted for inflation and seasons

6% 4 2 0 -2 -4 -6 -8

Sumber: Commerce Department, The Wall Street Journal

2008 ‘09 ‘10 ‘11 ‘12

Kuartal-3 2012

2.0%

Sumber: Bloomberg dan Pictet 18 16 14 12 10 8 6 4 2 % 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 ChINA. Real GDP: Growth rates YoY and QoQ Annualised

Year on Year QoQ Annualised

20 year average 7,4% 7,2%

Sumber: FactSet (data per 2 November 2012)

Q3 2012 Earnings: Above, In-Line, Below Estimates 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Health Care 18% 0% 82% Below In-Line Above 30% 0% 70% 20% 0% 80% 30% 0% 70% 44% 0% 56% 24% 0% 76% 31% 0% 69% 46% 0% 54% 26% 0% 74% 40% 0% 60% 52% 0% 48% Consumer

StaplesFinancials ConsumerDisc. TechnologyInfo. S&P 500 Industrials TelecomServicesMaterials Utilities Energy

melambat memasuki musim pelaporan laba untuk Q3/12 ini. Pada minggu ke tiga musim laporan laba, sudah 350 emiten yang melaporkan laba untuk Q3/12. Sekitar 69% dari emiten yang terdaftar pada S&P 500 melaporkan laba diatas ekspektasi, tetapi hanya 40% yang melaporkan penjualan di atas ekspektasi. Sejauh ini, EPS untuk Q3 2012 dilaporkan sebesar -0,5%, di mana jika -0,5% merupakan angka EPS final untuk kuartal ini maka EPS untuk S&P 500 sudah mencatat pertumbuhan negatif selama 11 kuartal berturut-turut. Sekitar 80% emiten dari sektor health

care dan consumer staples melaporkan laba di

atas estimasi. Sebaliknya, sekitar 50% emiten dari sektor energy, utilities serta materials melaporkan laba di bawah estimasi. Untuk proyeksi EPS Q4/12, sejauh ini ada 56 emiten memproyeksi pertumbuhan EPS yang negatif dan 18 yang memberikan proyeksi positif. Saat ini forward P/E ratio S&P 500 untuk 12 bulan ke depan adalah 12,6, di bawah rata-rata historis di level 14,3.

(3)

2 | Market Perspective | November 2012

kinerja bursa Indonesia akan

Diuntungkan oleh Aliran likuiditas

konsumer Masih Menjadi Motor

Pertumbuhan ekonomi

neraca Perdagangan yang kembali

Mencatat Surplus

Inflasi yang Masih Terjaga dalam

Target bank Indonesia

Sejak pemulihan dari krisis ekonomi global, kinerja bursa saham Indonesia telah melampaui kinerja bursa saham kawasan. Tetapi, pada tahun 2012, kinerja bursa Indonesia relatif tertinggal dibandingkan kinerja bursa kawasan karena adanya beberapa kekhawatiran tentang Indonesia. Selama tahun 2012 ini, Indonesia mengeluarkan beberapa peraturan yang dinilai protektif di industri perbankan dan komoditas yang menyebabkan ketidakpastian di pasar modal. Selain itu, neraca berjalan dan perdagangan juga mencatat defisit karena dampak perlambatan global yang menekan pertumbuhan ekspor. Turunnya harga komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit juga menekan pendapatan ekspor.

Prospek Indonesia di tahun 2013 nanti dinilai akan membaik dengan ekspektasi likuiditas yang dikucurkan oleh Quantitative Easing 3 akan mendorong aliran dana masuk ke Indonesia.

Ditambah lagi dengan aliran dana yang masuk dari Manager Investasi Index Terbesar di dunia, Vanguard yang menganti benchmark acuan dari MSCI menjadi FTSE efektif tahun 2013. Menurut analisa dari JP Morgan, pergantian benchmark ini akan menambah alokasi Indonesia dari 2,69% menjadi 3,2% sehingga akan menarik aliran dana masuk sekitar USD300 juta.

Di mata dunia, Indonesia masih merupakan salah satu negara yang menawarkan prospek ekonomi yang menarik. Dengan pertumbuhan ekonomi yang 60%nya dimotori oleh konsumsi domestik, Indonesia diuntungkan dengan tingkat populasi ke-4 terbanyak di dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 2 kali lipat saat ini pada tahun 2017.

Pertumbuhan GDP Indonesia untuk 5 tahun mendatang hanya di belakang China, AS, India dan Rusia. Pertumbuhan kelas menengah (yang mempunyai pendapatan bersih diatas USD3600 nett per tahun menurut McKinsey Global Institute) akan lebih signifikan. Dengan perhitungan konservatif mengasumsikan pertumbuhan ekonomi diangka 5-6% pertahun, McKinsey Global Institute mengestimasikan kelas menengah atas di Indonesia akan naik dari 45 juta di tahun 2010 menjadi 85 juta orang di tahun 2020 dan menjadi 135 juta di tahun 2030. Jika menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi 7%, tingkat menengah atas akan tumbuh menjadi 170 juta di tahun 2030.

local Outlook

D

i tengah kekhawatiran yang masih berlanjut tentang krisis utang eropa dan lambatnya pemulihan ekonomi Amerika Serikat,

Indonesia dinilai masih akan tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di mata investor global. Indonesia merupakan salah satu negara yang berhasil mencatat kinerja yang signifikan setelah krisis finansial global. Walaupun kekhawatiran akan defisit neraca berjalan dan perdagangan sempat menjadi hambatan bagi kinerja bursa selama tahun 2012 ini, kekhawatiran ini dinilai akan mereda dengan neraca perdagangan Indonesia yang telah berbalik membukukan surplus selama 2 bulan berturut-turut dan tingkat inflasi terjaga baik dalam target yang ditentukan oleh bank Sentral. Hal ini menjadikan Indonesia tetap memiliki atraktivitas yang tinggi di mata investor dan menjadikan Indonesia sebagai bagian dari portofolio yang wajib dimiliki investor.

Pada bulan Oktober ini, neraca perdagangan dilaporkan kembali mencatat surplus sebesar USD552,9 juta karena penurunan ekspor lebih rendah dari estimasi. Nilai ekspor di bulan September mencapai USD15,9 miliar atau turun 9,35% dibandingkan September 2011 yang mencapai USD17,54 miliar.

Sementara itu, nilai impor di bulan September 2012 mencapai USD15,35 miliar atau naik 1,19% dibandingkan September 2011 yang mencapai USD15,17 miliar. Pertumbuhan ekspor yang masih negatif ini memberikan signal akan tingginya ketergantungan ekspor domestik terhadap permintaan dari China serta penurunan harga komoditas yang memberikan imbas negatif bagi pendapatan emiten Indonesia. Hal ini diekspektasi masih akan mendorong Bank Indonesia untuk menahan suku bunga di level rendah di 5,75% sampai akhir tahun 2012. Secara keseluruhan, dengan kembali mencatat surplus perdagangan bulan ini, diharapkan akan meredakan kekhawatiran-kekhawatiran tentang kondisi perekonomian Indonesia. Neraca perdagangan yang lebih baik dari ekspektasi ini juga sangat positif untuk pertumbuhan Q3 yang akan dilaporkan minggu depan.

Tingkat inflasi di bulan Oktober tercatat di level 4,61%, lebih tinggi dari ekspektasi di level 4,57% didorong oleh kenaikan harga di sektor perumahan, pakaian dan bahan makanan yang sudah diproses. Meskipun sedikit mengalami kenaikan, tingkat inflasi Indonesia dinilai masih terjaga dalam target 3,5-5,5% yang ditentukan oleh Bank Indonesia untuk tahun 2012-2013. Untuk tahun 2013, inflasi diekspektasikan meningkat sampai ke level 5% jika wacana kenaikan tarif listrik sebanyak 15% menyumbang kenaikan inflasi sebanyak 0,3%.

Bank Indonesia sendiri mengestimasi tingkat inflasi tanpa kenaikan tarif listrik dapat mencapai 4,8% dan 5,1% jika ada kenaikan. Berdasarkan estimasi Bank Indonesia terhadap pertumbuhan global dan dampaknya terhadap permintaan domestik, Bank Indonesia diekspektasi akan menahan suku bunga FASBI di 4% dan BI Rate di 5,75% hingga pertengahan tahun 2013.

120 100 80 60 40 20 0 -20 -40 -60 6.0 5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 0.0 -1.0 -2.0 -3.0 05 07 09 11

Surplus perdagangan meningkat karena adanya peningkatan ekspor

Trade balance (USD bn. RHS) Exports (% y/y) Imports (% y/y)

Sumber: CEIC, Barclays Research 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0

Proyeksi Pertumbuhan ekonomi

Forecast change in Nominal GDP, 2012-2017, USD Trillions

China India Russia Indonesia Brazil United Kingdom Japan Turkey

Germany Canada Mexico France Australia

Italia

Saudi Arabia South Africa Ar

gentina

South Kor

ea

United States

Sumber: Reuters EcoWin Pro, IMF, BNP Paribas Sumber: BNP Paribas, Reuters EcoWin Pro 175 150 125 100 75 50 25 07 08 09 10 11 12

jakarta Composite VS MSCI Asia ex-japan

Equity Indicies USD Terms End 2007 = 100

Jakarta Composite

MSCI Asia ex-Japan

Sumber: JP Morgan Brazil South Africa India Taiwan Malaysia Mexico Russia Chile Indonesia Thailand 12.67% 7.82% 7.05% 11.01% 3.60% 4.97% 6.20% 1.89% 2.69% 2.21% 16.16% 10.50% 9.64% 13.09% 4.85% 5.96% 6.94% 2.46% 3.20% 2.61% 3.49% 2.68% 2.59% 2.08% 1.25% 0.99% 0.75% 0.57% 0.51% 0.40% $2,022.85 $1,553.76 $1,501.68 $1,204.14 $722.07 $574.02 $431.87 $331.61 $297.94 $231.95 negara MSCI eM

Weight FTSe eMWeight DifferenceWeight Index Flows($mm)

(4)

Beberapa agenda penting di penghujung tahun 2012 untuk Amerika Serikat antara lain, pemilu dan kemungkinan akan berlangsungnya kondisi yang disebut oleh Ben Bernanke, Gubernur The Fed, di awal tahun sebagai “fiscal cliff”, yaitu pengurangan belanja atau spending dan peningkatan pajak. Hal ini terjadi karena besarnya beban utang yang harus ditutup akibat stimulus yang selama ini dilakukan, namun berdampak sedikit bagi perekonomian. Rencana untuk memberlakukan fiscal cliff cukup memberikan respon yang besar di pasar. Rencana ini memang akan mengurangi defisit namun pertumbuhan ekonomi Amerika akan terpukul turun. Hal ini akan berdampak pada penguatan USD terhadap mata uang lainnya. Namun negara-negara yang tergabung dalam G-20 berharap AS tidak memberlakukan hal ini. Data ketenagakerjaan dan data-data perekonomian lainnya di Amerika Serikat yang kian membaik juga berpotensi mengindikasikan kesiapan ekonomi Amerika Serikat dalam mengurangi stimulus-stimulus.

Krisis utang di zona Eropa tetap membayangi pergerakan USD sebagai salah satu safe haven

currency. Situasi yang tidak menentu dan

naiknya risiko di pasar sewaktu-waktu dapat menyebabkan penguatan USD terhadap mata uang lainnya sebagai aksi pengamanan aset dari para investor.

Neraca perdagangan Indonesia di bulan September sudah menunjukan positif walau masih relatif kecil. Nampaknya Bank Indonesia telah berhasil menyesuaikan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah. USD/IDR diperdagangkan di level yang cukup stabil dengan batas atas di 9,650 dan batas bawah di 9,575. Hal ini sangat membantu eksportir Indonesia dalam menjalankan bisnisnya. Faktor eksternal, seperti krisis utang di zona Eropa serta perlambatan pertumbuhan di Amerika dan China, hanya memberikan dampak yang kecil bagi pergerakan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Indonesia Rupiah. Pergerakan USD/IDR lebih di pengaruhi oleh keadaan perekonomian dalam negeri.

Perubahan kondisi perekonomian di China adalah salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap pergerakan AUD/USD Secara technical, AUD/USD masih terperang-kap dalam trend datar dengan sedikit fluktuasi,

support level di 1,0170 dan resistance level di

1,0420.

Perekonomian Selandia Baru yang tidak terlalu banyak terpengaruh oleh kegiatan manufaktur dan kecilnya ukuran dari pasar di Selandia Baru membuat mata uang negara tersebut relatif stabil. Pergerakan NZD/USD lebih dipengaruhi oleh fluktuasi dari USD Dollar Indeks. NZD/USD masih dalam trend bullish dengan

support level di 0,8110 dan resistance level di

0,8320.

Strategi Forex Trading

USD/IDR EUR/USD GBP/USD AUD/USD USD/JPY Langkah demi langkah telah direncanakan dan dilakukan dalam rangka menanggulangi krisis global dan penurunan pertumbuhan yang dialami secara global oleh semua perekonomian di dunia. Pelonggaran kebijakan, stimulus-stimulus ekonomi, dan program-program finansial telah dipersiapkan dan dijalankan di berbagai negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini berdampak pada meningkatnya tingkat volatilitas mata uang dari bulan-bulan sebelumnya. Diharapkan dengan membaiknya keadaan ekonomi dunia, selera risiko di pasar dapat kembali lebih cepat dan memberikan sentimen positif yang besar di pasar valas.

Kita dapat melakukan strategi buy on dips dari USD ke major currencies di tengah pergerakan market yang sudah memiliki sentimen positif ini. Perlu diperhatikan juga perubahan dari data-data indikator perekonomian dan perubahan kondisi krisis utang di zona Eropa yang kerap kali menjadi isu sensitif untuk pergerakan valas.

Krisis utang di zona Eropa cukup mewarnai pergerakan GBP terhadap mata uang lainnya. Ketidakpastian Spanyol dalam hal menyetujui syarat penerimaan dana talangan pun memberikan andil terhadap pelemahan GBP terhadap USD. Langkah-langkah yang dilakukan dan di rencanakan oleh para pemimpin di zona Eropa akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan GBP.

Secara technical, GBP/USD masih dalam trend

bullish, dengan support level di 1,5830 dan

resistance level di 1,6280.

Penurunan nilai ekspor dan perlambatan pertumbuhan

perekonomian juga sangat dirasakan di pasar Jepang. Penurunan nilai ekspor disebabkan oleh 2 hal, antara lain, penurunan daya beli pasar yang dikarenakan oleh penurunan pertumbuhan perekonomian global dan penguatan JPY terhadap mata uang lainnya. BOJ (Bank of Japan) secara konsisten memantau dan mengendalikan pergerakan JPY guna memberikan batasan-batasan harga yang baik dan terkendali dalam mendukung aktifitas ekspor di Jepang. BOJ kerap kali melakukan intervensi ke pasar dengan tujuan pengendalian nilai tukar JPY.

USD/JPY cenderung bergerak sideways dengan

support level di 77,50 dan resistance level

di 80,20. Pelemahan JPY lebih di harapkan oleh pemerintah Jepang untuk mendukung perekonomian Jepang, namun status JPY sebagai salah satu safe haven currency juga membuat JPY relatif sulit untuk melemah di tengah gejolak ekonomi dan tingginya tingkat risiko di pasar.

Data inflasi Australia Q/Q tanggal 24 Oktober 2012 sebesar 1,4% , diatas prediksi pasar sebesar 1,1%. Hal ini memberikan dampak positif yang cukup besar bagi pergerakan AUD/USD. Naiknya tingkat inflasi di Australia, dengan kata lain, RBA (Reserve Bank Australia) tidak perlu terburu-buru untuk memotong suku bunga untuk menyesuaikan dengan tingkat inflasinya. Tingkat suku bunga AUD yang tinggi

merupakan nilai lebih yang sangat diperhatikan oleh para investor. Australia saat ini adalah satu-satunya negara dengan peringkat utang AAA (S&P) dengan tingkat suku bunga paling tinggi (3,25%). Pertemuan RBA mengenai suku bunga diprediksikan, RBA tidak akan mengubah suku bunga untuk saat ini karena data inflasi masih cenderung tinggi. Namun pelemahan ekonomi global khususnya di China akan menjadi pertimbangan dalam pertemuan tersebut. Pasalnya, suku bunga yang tinggi akan cenderung menyulitkan pengusaha-pengusaha dalam melakukan ekspansi bisnis.

Kesiapan ECB (European Central Bank) dalam menjalankan pembelian surat utang negara-negara yang disebut OMT (Outright Monetary Transaction) cukup direspon secara positif oleh pasar. Namun ketidakpastian dari Spanyol untuk menandatangani syarat dan ketentuan penerimaan dana talangan dan menerima dana talangan telah membuat pasar kembali tidak tenang dan relatif berdampak negatif pada nilai tukar EUR/USD. Besarnya ukuran dari perekonomian Spanyol di zona Eropa cukup mengkhawatirkan para investor apabila terjadi hal yang tidak diinginkan seperti, gagal bayar atau kebangkrutan yang sangat berpotensi menyulut “domino effect”.

Recommendation:

Analisa

Valuta Asing

*Data di atas hanya besifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar. Rekomendasi entry level Profit Taking Cut Loss

Expected Buying level 9550 - 9590 1.2580 - 1.2630 1.5875 - 1.5950 1.0150 - 1.0220 77.70 - 78.00 Expected Selling level 9675 - 9725 1.3000 - 1.3080 1.6180 - 1.6230 1.0380 - 1.0420 79.80 - 80.10 Long profit taking @ 9650 and above 1.2900 and above 1.6100 and above 1.0350 and above 79.80 and above Short profit taking @ 9570 and below 1.2780 and below 1.6060 and below 1.0250 and below 79.80 and below Long cut loss @ 9475 - 9525 1.2450 - 1.2475 1.5725 - 1.5775 1.0050 - 1.0100 77.00 - 77.30 Short cut loss @ 9790 - 9825 1.3180 - 1.3230 1.6320 - 1.6375 1.0500 - 1.0550 80.90 - 81.30

EUR/USD secara technical masih dalam trend

bullish dengan support level di 1,2820 dan resistance level di 1,3180. EUR/USD masih

(5)

Menghadapi tahun 2013, pengaruh negatif dari perubahan regulasi serta perlaMbatan

pertuMbuhan ekonoMi global cenderung telah diantisipasi oleh investor. valuasi ihsg saat ini

yang telah relatif Menarik dibandingkan negara asia lainnya Menjadi salah satu pertiMbangan

investor global untuk keMbali MeMburu ihsg sebagai sasaran investasi utaMa di asia tenggara.

4 | Market Perspective | November 2012

Apabila melihat pergerakan rasio valuasi IHSG sepanjang tahun 2012 pada grafik di bawah, valuasi IHSG yang dihitung melalui indikator rasio P/E terlihat tidak bergerak signifikan dari awal tahun hingga akhir bulan Oktober 2012. Bahkan rasio P/E IHSG saat ini relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan periode April 2012 dimana IHSG baru mencapai level 4231, sementara saat ini IHSG telah berada di level 4339 dengan rasio P/E hanya 15,02x. Dapat kita simpulkan, faktor utama pendorong kenaikan IHSG tahun ini tidak semata hanya faktor likuiditas yang mendorong valuasi melonjak tinggi, namun faktor fundamental yakni pertumbuhan pendapatan emiten yang hingga Oktober 2012 ini telah mencapai 13,8%, sebagaimana terlihat pada grafik kontribusi penggerak kinerja IHSG di tahun 2012 ini. Hal ini mengindikasikan pertumbuhan IHSG yang sehat dibandingkan pasar saham lainnya di Asia.

Menghadapi tahun 2013, pengaruh negatif dari perubahan regulasi serta perlambatan pertumbuhan ekonomi global cenderung telah diantisipasi oleh investor. Valuasi IHSG saat ini yang telah relatif menarik dibandingkan negara Asia lainnya menjadi salah satu pertimbangan investor global untuk kembali memburu IHSG sebagai sasaran investasi utama di Asia Tenggara. Apabila kita melihat grafik di bawah, proyeksi pertumbuhan emiten IHSG di tahun 2013 masih berada di level yang solid, 16%, dan merupakan proyeksi kedua tertinggi setelah Taiwan diantara 5 pasar saham yang memiliki valuasi paling tinggi di Asia. Pengaruh negatif akan turunnya ekspor komoditas terutama batu bara, yang berimbas pada melemahnya proyeksi emiten-emiten di sektor tersebut, juga tidak lagi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja IHSG secara keseluruhan. Mengingat bobot dari sektor tersebut hanya tersisa 6% dari total kapitalisasi IHSG.

CommInsight

M

elimpahnya likuiditas dari pasar modal global telah mendorong beberapa indeks di negara-negara Asia mencapai titik tertinggi di bulan Oktober 2012. Hal ini menimbulkan kekhawatiran baru bagi investor, apakah faktor likuiditas semata yang mendorong pergerakan pasar modal tanpa didukung oleh fundamental yang memadai? Secara khusus mari kita perhatikan komponen-komponen yang mendorong pergerakan IHSG sepanjang tahun 2012 hingga bulan Oktober.

0.00% 2.00% 4.00% 8.00%

FY10 JCI Perfprmance YTD P/E expansion Core Earning Growth YTD 2012

US$b Total market cap Weight in top 50 (RHS)

FY11 Oct-12 6.00% 10.00% 12.00% 14.00% 16.00% 18.00% 11.76% 13.59% 16.67% Taiwan Indonesia Thailand India Filipina 16.86% 16.87%

EPS Growth Projection 2013-5 most expensive market in Asia

Pertumbuhan IHSG tahun ini (13.3 YTD) selaras dengan pertumbuhan

pendapatan emitennya ( 13,8% YTD) Coal Sector JCI weighting

50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 16.00% 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% .00% 18% 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0%

Sumber: Bloomberg, CLSA Asia-Pacific Markets. Considers the top~200 stocks on the JCI Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg 45 16% 13.33% 4.80% 13.80% 12% 6% 34 18 JCI Index

Jan 31 Feb 29 Mar 30 Apr 30 May 31 Jun 29 Jul 31 Aug 31 Sep 28 Oct 31 4400 4300 4200 4100 4000 1900 1800 1700 1600 16.00 15.50 15.00 14.50 14.00 4339.5659 15.0796 Last Pix 4339.5659 Adjusted Positive Price/Earning 15.0796

April 2012, IHSG Mencapai 4231, P/E IHSG Berada Di Level 16x

Awal tahun 2012, P/E IHSG : 14,5x

Akhir Oktober 2012, P/E IHSG : 15,02x IHSG saat ini : 4339 Pergerakan rasio valuasi IHSG tahun 2012 hingga bulan Oktober

(6)

Memasuki Q4/12 hingga awal November 2012, sektor infrastruktur serta konsumer masih menjadi pendorong utama kinerja IHSG. Hal ini menjadikan reksa dana-reksa dana saham yang sebelumnya direkomendasikan pada CommInsight edisi-edisi sebelumnya konsisten berada pada daftar reksa dana yang memilki kinerja terbaik di tahun 2012.

DISCLAIMER

Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab un-tuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 5000 30 atau email kami di [email protected].

PenDekATAn CoRE-VALuE-GRowth MASIH MenjADI RekOMenDASI UTAMA UnTUk AlOkASI RekSA DAnA SAHAM

kIneRjA RekSA DAnA SAHAM SePAnjAnG TAHUn 2012 (HInGGA 31 OkTObeR 2012)

Warna Hijau :

Reksa Dana Yang Menjadi Rekomendasi Comminsight

Warna Hitam : Indeks Acuan facebook.com/CommbankID twitter.com/Commbank_ID foursquare.com/Commbank_ID www.commbank.co.id Social Community -15.00% -10.00% -5.00% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% Growth Portfolio (25%)

• Danareksa Mawar Konsumer 10 • BNP Paribas Infrastruktur Plus • BNP Paribas Solaris

Value Portfolio (25%)

• Manulife Syariah Sektoral Amanah

• BNP Paribas Pesona Amanah

Investors Portfolio Core Portfolio (50%)

• BNP Paribas STAR • Manulife Dana Saham

4.54% 5.41% 6.76% 8.68% 10.05% 10.14% 10.83% 11.18% 11.52% 11.98% 12.06% 12.45% 12.80% 13.55% 13.82% 14.18% 15.07% 17.78% 19.11% 19.84% 20.39%

-10.57 Batavia Dana Saham Agro Schroder Dana Prestasi Plus Schroder 90 Plus Equity Fund Schroder Dana Istimewa Mandiri Investa Atraktif Syariah First State Indoequity Sectoral Fund BNP Paribas Ekuitas BNP Paribas Pesona LQ45 First State Dividend Yield F Manulife Saham Andalan Manulife Dana Saham Mandiri Investa Ekuitas Dinamis Danareksa Mawar Fokus 10 IHSG BNP Paribas STAR BNP Paribas Infrastruktur Plus Manulife Syariah Sektoral Amanah BNP Paribas Pesona Amanah Dana reksa Mawar Konsumer 10 BNP Paribas Solaris

Referensi

Dokumen terkait