• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lengkap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lengkap"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1.

1.1. Latar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah

Manusia dalam hidupnya selalu tumbuh dan berkembang dari masa

Manusia dalam hidupnya selalu tumbuh dan berkembang dari masa ke masa.ke masa. Salah satu tahapan peralihan dalam kehidupan manusia adalah masa dewasa awal, Salah satu tahapan peralihan dalam kehidupan manusia adalah masa dewasa awal, dimana manusia mengalami baik perubahan fisik maupun psikologis dalam dimana manusia mengalami baik perubahan fisik maupun psikologis dalam dirinya. Perubahan fisik seperti telah berkembangnya alat reproduksi secara dirinya. Perubahan fisik seperti telah berkembangnya alat reproduksi secara sempurna, dan perubahan psikologis antara lain perubahan peran dari remaja sempurna, dan perubahan psikologis antara lain perubahan peran dari remaja menjadi seorang dewasa yang sah secara hukum dan peran untuk menjadi orang menjadi seorang dewasa yang sah secara hukum dan peran untuk menjadi orang tua (

tua (Elizabeth B. Hurlock Elizabeth B. Hurlock ). ). Saat inSaat ini bi banyak sekali anyak sekali individu yindividu yang mengang mengalamialami kematangan secara fisik namun tidak diiringi dengan kematangan secara kematangan secara fisik namun tidak diiringi dengan kematangan secara   psikologis. Misalnya seorang wanita secara fisik telah siap untuk menikah dan   psikologis. Misalnya seorang wanita secara fisik telah siap untuk menikah dan menjalani kehamilan sebab alat reproduksinya telah berkembang sempurna, menjalani kehamilan sebab alat reproduksinya telah berkembang sempurna, namun secara psikologis wanita tersebut belum tentu siap untuk menjalani namun secara psikologis wanita tersebut belum tentu siap untuk menjalani  perannya sebagai istri dan

 perannya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya (http://www.docstoc.com).ibu bagi anak-anaknya (http://www.docstoc.com).

Seiring dengan berkembangnya alat-alat reproduksi pada wanita di masa Seiring dengan berkembangnya alat-alat reproduksi pada wanita di masa dewasa awal ini, maka wanita pun sudah siap untuk menjalankan peran utamanya dewasa awal ini, maka wanita pun sudah siap untuk menjalankan peran utamanya dalam masa dewasa awal yaitu menjalani kehamilan (

dalam masa dewasa awal yaitu menjalani kehamilan (Elizabeth B. Hurlock Elizabeth B. Hurlock ). Hal). Hal ini juga telah ditegaskan oleh lembaga resmi bahwa masa yang paling baik bagi ini juga telah ditegaskan oleh lembaga resmi bahwa masa yang paling baik bagi wanita untuk hamil dan melahirkan adalah pada usia 20 sampai 30 tahunan wanita untuk hamil dan melahirkan adalah pada usia 20 sampai 30 tahunan (Departeman Agama, 2001). Kelompok usia ini secara fisik dianggap

(2)

kuat dan dari segi mental dianggap sudah cukup dewasa sehingga resiko kuat dan dari segi mental dianggap sudah cukup dewasa sehingga resiko kehamilan lebih kecil, baik terhadap

kehamilan lebih kecil, baik terhadap calon ibu maupun bayinya.calon ibu maupun bayinya.

Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa   bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah   bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak  memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak    jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam   jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam

kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung

lebih bergantung dan dan menuntut (http://ocw.gunadarma.ac.idmenuntut (http://ocw.gunadarma.ac.id).).

Kehamilan sendiri dibagi dalam tiga periode, yaitu trimester pertama, Kehamilan sendiri dibagi dalam tiga periode, yaitu trimester pertama, trimester kedua dan tr

trimester kedua dan tr imester ketiga (http://ocw.gunadarma.ac.idimester ketiga (http://ocw.gunadarma.ac.id). Masing-masing). Masing-masing tahapan memiliki masalah dan problemnya sendiri. Trimester pertama sering tahapan memiliki masalah dan problemnya sendiri. Trimester pertama sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan yang membuat fakta bahwa seorang dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan yang membuat fakta bahwa seorang wanita memang benar-benar hamil. Trimester pertama juga sering merupakan wanita memang benar-benar hamil. Trimester pertama juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian. Kemudian trimester kedua sering dikatakan masa kekhawatiran dari penantian. Kemudian trimester kedua sering dikatakan sebagai periode pancaran kesehatan. Hal ini disebabkan karena selama trimester  sebagai periode pancaran kesehatan. Hal ini disebabkan karena selama trimester  ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Dan yang terakhir adalah trimester ketiga sering kali disebut periode Dan yang terakhir adalah trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu/penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar  menunggu/penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar  menunggu kelahiran bayinya. Trimester ketiga adalah waktu untuk  menunggu kelahiran bayinya. Trimester ketiga adalah waktu untuk 

(3)

kuat dan dari segi mental dianggap sudah cukup dewasa sehingga resiko kuat dan dari segi mental dianggap sudah cukup dewasa sehingga resiko kehamilan lebih kecil, baik terhadap

kehamilan lebih kecil, baik terhadap calon ibu maupun bayinya.calon ibu maupun bayinya.

Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa   bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah   bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak  memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak    jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam   jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam

kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung

lebih bergantung dan dan menuntut (http://ocw.gunadarma.ac.idmenuntut (http://ocw.gunadarma.ac.id).).

Kehamilan sendiri dibagi dalam tiga periode, yaitu trimester pertama, Kehamilan sendiri dibagi dalam tiga periode, yaitu trimester pertama, trimester kedua dan tr

trimester kedua dan tr imester ketiga (http://ocw.gunadarma.ac.idimester ketiga (http://ocw.gunadarma.ac.id). Masing-masing). Masing-masing tahapan memiliki masalah dan problemnya sendiri. Trimester pertama sering tahapan memiliki masalah dan problemnya sendiri. Trimester pertama sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan yang membuat fakta bahwa seorang dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan yang membuat fakta bahwa seorang wanita memang benar-benar hamil. Trimester pertama juga sering merupakan wanita memang benar-benar hamil. Trimester pertama juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian. Kemudian trimester kedua sering dikatakan masa kekhawatiran dari penantian. Kemudian trimester kedua sering dikatakan sebagai periode pancaran kesehatan. Hal ini disebabkan karena selama trimester  sebagai periode pancaran kesehatan. Hal ini disebabkan karena selama trimester  ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Dan yang terakhir adalah trimester ketiga sering kali disebut periode Dan yang terakhir adalah trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu/penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar  menunggu/penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar  menunggu kelahiran bayinya. Trimester ketiga adalah waktu untuk  menunggu kelahiran bayinya. Trimester ketiga adalah waktu untuk 

(4)

mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya  perhatian pada kehadiran bayi.

 perhatian pada kehadiran bayi.

Dalam setiap

Dalam setiap tahapan kehamilan, ttahapan kehamilan, t erjadi proses erjadi proses perubahan yang perubahan yang berbeda berbeda-- beda. Pada trimester pertama kehamilan, ibu tidak akan terlalu merasakan banyak   beda. Pada trimester pertama kehamilan, ibu tidak akan terlalu merasakan banyak    perubahan dalam dirinya, sebab janin masih kecil sehingga pertambahan berat   perubahan dalam dirinya, sebab janin masih kecil sehingga pertambahan berat   badan ibu pun masih sedikit (http://www.scribd.com/doc/14440500). Kemudian   badan ibu pun masih sedikit (http://www.scribd.com/doc/14440500). Kemudian  pada trimester kedua,

 pada trimester kedua, walaupun kondwalaupun kondisi fisik ibu sudah mulai berubah dan tisi fisik ibu sudah mulai berubah dan terlihaterlihat   bahwa dirinya sedang hamil, karena perut yang semakin membesar, calon ibu   bahwa dirinya sedang hamil, karena perut yang semakin membesar, calon ibu cenderung lebih tenang sebab pada masa-masa ini ibu lebih berfokus pada cenderung lebih tenang sebab pada masa-masa ini ibu lebih berfokus pada fantasi-fantasi akan seperti apa

fantasi akan seperti apa anak yang anak yang dilahirkannya kelak dan dilahirkannya kelak dan harapanharapan-harapan-harapan terhadap anak tersebut. Trimester ketiga adalah fase ketiga dan terakhir kehamilan. terhadap anak tersebut. Trimester ketiga adalah fase ketiga dan terakhir kehamilan. Trimester ini dimulai dari minggu ke-29 kehamilan dan bayi sampai terakhir  Trimester ini dimulai dari minggu ke-29 kehamilan dan bayi sampai terakhir  dikirimkan

dikirimkan

.

.

Selama periode ini wanita hamil dalam keadaan cemas yang nyata.Selama periode ini wanita hamil dalam keadaan cemas yang nyata.

Alasan yang mungkin menyebabkan peningkatan kecemasan adalah kecemasan Alasan yang mungkin menyebabkan peningkatan kecemasan adalah kecemasan mengenai ketakutan untuk melahirkan dan kekhawatiran terhadap anaknya, dan mengenai ketakutan untuk melahirkan dan kekhawatiran terhadap anaknya, dan   biasanya kecemasan akan lebih tinggi pada wanita yang mengalami kehamilan   biasanya kecemasan akan lebih tinggi pada wanita yang mengalami kehamilan   pertama, karena kehamilan ini merupakan hal bar 

  pertama, karena kehamilan ini merupakan hal u u bar  baginyabaginya ((http://medicom.blogdetik.comhttp://medicom.blogdetik.com).).

Spielberger (1966), menyatakan bahwa kecemasan timbul sebagai akibat Spielberger (1966), menyatakan bahwa kecemasan timbul sebagai akibat adanya rangsang yang mengancam. Penghayatan individu terhadap kecemasan adanya rangsang yang mengancam. Penghayatan individu terhadap kecemasan dipengaruhi oleh

dipengaruhi oleh State AnxietyState Anxiety (kecemasan sesaat) dan(kecemasan sesaat) dan Trait AnxietyTrait Anxiety (kecemasan(kecemasan dasar). Spielberger (1972) menjelaskan tentang bagaimana terjadinya

(5)

anxiety

anxiety melalui beberapa proses, sebagai berikut.melalui beberapa proses, sebagai berikut. State anxietyState anxiety merupakanmerupakan kecemasan yang tampak dalam diri individu karena adanya stimulus yang masuk  kecemasan yang tampak dalam diri individu karena adanya stimulus yang masuk  ke dalam diri individu, kemudian oleh individu, stimulus tersebut dihayati sebagai ke dalam diri individu, kemudian oleh individu, stimulus tersebut dihayati sebagai sesuatu yang berbahaya dan mengancam dirinya. Stimulus dapat berasal dari luar  sesuatu yang berbahaya dan mengancam dirinya. Stimulus dapat berasal dari luar  maupun dari dalam diri individu sendiri.

maupun dari dalam diri individu sendiri.

Derajat

Derajat Trait AnxietyTrait Anxiety dalam diri individu dipengaruhi olehdalam diri individu dipengaruhi oleh cognitivecognitive appraisal 

appraisal  yang meliputi dua aspek yaituyang meliputi dua aspek yaitu commitment commitment  dandan belief.belief. MelaluiMelalui commitment 

commitment  tercermin makna penting dari suatu situasi bagi individu. Apabilatercermin makna penting dari suatu situasi bagi individu. Apabila seseorang telah membuat

seseorang telah membuat commitment commitment  yang kuat terhadap suatu hal atau situasi,yang kuat terhadap suatu hal atau situasi, maka hal atau situasi tersebut menjadi sangat bermakna bagi individu.

maka hal atau situasi tersebut menjadi sangat bermakna bagi individu.  Belief  Belief  merupakan pola pengolahan kognitif yang terbentuk dengan sendirinya atau yang merupakan pola pengolahan kognitif yang terbentuk dengan sendirinya atau yang diperoleh melalui budaya. Terdapat dua macam

diperoleh melalui budaya. Terdapat dua macam belief belief  yang sangat berpengaruhyang sangat berpengaruh terhadap

terhadap cognitive appraisal cognitive appraisal  seseorang. Yang pertama, yaituseseorang. Yang pertama, yaitu  Belief  Belief  tentangtentang kontrol diri. Yang kedua, yaitu

kontrol diri. Yang kedua, yaitu Exsistensial Belief  Exsistensial Belief , merupakan, merupakan belief belief  yang bersifatyang bersifat umum, yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan

umum, yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan makna kehidupan bagimakna kehidupan bagi dirinya, serta untuk menumbuhkan harapan positif pada individu yang mengalami dirinya, serta untuk menumbuhkan harapan positif pada individu yang mengalami kesuli

kesulitan, misalnya berupa keyakinatan, misalnya berupa keyakinan akan Tuhan, n akan Tuhan, nasib, dan takdir.nasib, dan takdir.

Peneliti mewawancarai delapan orang ibu hamil yang sedang memeriksakan Peneliti mewawancarai delapan orang ibu hamil yang sedang memeriksakan dirinya di dokter kandungan ³X.´ Kedelapan orang ibu hamil ini berada pada dirinya di dokter kandungan ³X.´ Kedelapan orang ibu hamil ini berada pada trimester ketiga masa kehamilannya, dengan bulan yang beragam. Kehamilan trimester ketiga masa kehamilannya, dengan bulan yang beragam. Kehamilan yang mereka jalani

yang mereka jalani ini merupakan kehamilan pertaini merupakan kehamilan pertamama. . Lima Lima orang ibu orang ibu hamilhamil yang memilih untuk menikah muda mengaku akhir-akhir ini menjelang kelahiran yang memilih untuk menikah muda mengaku akhir-akhir ini menjelang kelahiran

(6)

anak pertama, mereka semakin merasa cemas karena takut akan rasa sakit selama  persalinan, apakah bayi mereka akan lahir normal tanpa cacat baik fisik maupun   psikologis, dan ketakutan akan bentuk tubuh yang tidak indah lagi. Bahkan seorang diantara mereka mengaku, telah mencari tahu tentang tempat-tempat yang dapat membantunya untuk mengembalikan bentuk tubuhnya setelah melahirkan.   Namun mereka semua merasa bahagia dengan kehamilan yang mereka jalani,

sebab mereka dan keluarga memang menginginkan kehamilan ini. Mereka mengaku selalu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga selama kehamilan yang mereka jalani. Kemudian dua orang ibu lainnya mengaku sangat cemas akan   perannya sebagai seorang ibu, mereka takut dirinya tidak akan bisa menjadi seorang ibu yang baik dan benar-benar memberikan kasih sayang yang dibutuhkan oleh sang anak. Kedua orang ibu ini, tinggal terpisah dengan suami mereka, sebab suami mereka bekerja di luar kota. Dan seorang wanita yang hamil sebelum melakukan pernikahan, mengaku sangat cemas anaknya kelak tak bisa diterima oleh keluarganya sebab anak tersebut hasil dari kehamilan di luar    pernikahan, walaupun sekarang ayah dari bayi tersebut sudah mau bertanggung   jawab dan menikahinya. Wanita tersebut juga takut kalau kelak masyarakat tak   bisa menerima keberadaan anaknya karena masa lalu kelam dirinya yang sampai

membuatnya hamil di luar nikah.

Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kedelapan ibu hamil mengalami kecemasan yang disebabkan karena kehamilan yang dijalaninya. Kecemasan ini merupakan kecemasan sementara ( state anxiety), stimulus yang dirasakan mengancam adalah kehamilan. Pada kelima orang ibu

(7)

hamil yang menikah muda dan mengaku selalu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga, menunjukkan bahwa mereka memiliki commitment  terhadap kehamilannya, mereka memang menginginkan kehamilan tersebut. Pada kedua orang ibu yang mengaku sangat cemas akan masa depan anaknya kelak, mereka memiliki belief   bahwa seorang anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik    jika dibesarkan bersama-sama dengan kedua orang tuanya. Kedua ibu ini merasa

cemas akan peran ganda yang mungkin harus mereka lakukan karena suami mereka tinggal berjauhan. Terakhir, seorang wanita yang mengalami kehamilan di luar nikah, kurang memiliki commitment  terhadap kehamilannya karena sebenarnya dia tidak sepenuhnya menginginkan kehamilan tersebut. Kehamilan itu terjadi di luar pernikahan dan dirinya sebenarnya belum siap untuk menjalani kehamilan tersebut.

Melihat fenomena yang ada dan berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai derajat kecemasan yang dialami oleh ibu hamil pada kehamilan pertama di trimester  ketiga.

(8)

1.2. Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui mengenai derajat kecemasan wanita usia 19-25 tahun yang mengalami kehamilan pertama pada trimester ketiga di dokter kandungan ³X´ Bandung. Peneliti memilih rentang usia ini karena rentang usia ini masih termasuk dalam rentang usia dewasa awal menurut Elizabeth B. Hurlock 

1.3. Maksud dan Tujuan Maksud :

Memperoleh gambaran mengenai derajat kecemasan wanita yang mengalami kehamilan pertama pada trimester ketiga di dokter kandungan ³X´ Bandung.

Tujuan :

Memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai derajat kecemasan wanita yang mengalami kehamilan pertama pada trimester ketiga di dokter  kandungan ³X´ Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

1. Memberikan informasi kepada psikolog khusunya yang   bergerak di bidang klinis, mengenai kecemasan yang dialami

oleh wanita yang mengalami kehamilan pertama pada trimester  ketiga.

(9)

2. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai kecemasan yang dialami oleh wanita yang mengalami kehamilan pertama pada trimester ketiga.

1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi mengenai kecemasan kepada para wanita hamil, agar dapat mengetahui gambaran mengenai dirinya selama kehamilan dan kecemasan yang dialaminya sehingga   bisa mencari bantuan untuk mengatasi kecemasan yang

dirasakannya selama kehamilan.

2. Memberikan informasi kepada dokter kandungan yang   bersangkutan mengenai kondisi kecemasan dari pasiennya

sehingga bisa dilakukan langkah-langkah yang tepat untuk  mengatasinya.

1.5. Kerangka Pikir

Pada usia 19-25 tahun, menurut Elizabeth B. Hurlock (1994), seseorang   berada pada tahapan masa dewasa awal. Dalam tahapan perkembangan ini

terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikologis dan   biasanya disertai pula dengan penyesuaian diri terhadap tekanan budaya,

serta adanya harapan-harapan yang timbul akibat perubahan tersebut. Pada masa dewasa awal, seseorang berada pada usia produktif, khususnya bagi wanita, dimana alat reproduksi wanita telah mencapai kematangannya untuk    bereproduksi. Masa-masa dewasa awal ini juga dinilai sebagai masa yang

(10)

 banyak menyebabkan ketegangan emosional, yang dapat memicu timbulnya keresahan dan kekhawatiran terhadap dirinya sendiri.

Bagi para wanita dalam tahapan masa dewasa awal, salah satu hal yang dapat menimbulkan ketegangan emosional dalam diri adalah kehamilan. Selain menimbulkan ketegangan emosional, kehamilan juga memicu timbulnya efek tertentu pada wanita hamil. Efek-efek itu antara lain munculnya kecemasan karena takut gagal dalam menjalani proses  persalinan, khawatir jika nantinya anak yang dilahirkan tidak memiliki fisik 

dan psikis yang seperti diharapkan ibu dan keluarganya, akan masa depan anak yang nantinya dilahirkan, kekhawatiran akan perubahan bentuk  fisiknya yang setelah melahirkan nanti akan berubah menjadi tidak indah lagi dan perasaan bingung akan peran barunya nanti sebagai seorang ibu. Kelelahan yang dirasakan wanita hamil selama masa kehamilan juga bisa menimbulkan frustrasi pada calon ibu yang aktif dan merupakan wanita   pekerja. Jadi dalam masa kehamilan, seorang wanita akan dihinggapi

kecemasan karena begitu banyak hal yang berubah baik dari segi fisik  maupun psikologis. Kecemasan yang dialami oleh para wanita hamil, memiliki derajat yang berbeda-beda. Dari data yang ada, sebagian besar  kecemasan itu, terjadi selama trimester ketiga kehamilan sang ibu

(http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg03886.html).

Spielberger (1966), menyatakan bahwa kecemasan timbul sebagai akibat adanya rangsang yang mengancam. P enghayatan individu terhadap

(11)

kecemasan dipengaruhi oleh Trait Anxiety (kecemasan dasar) dan State  Anxiety (kecemasan sesaat). Trait Anxiety adalah kecemasan dasar yang dimiliki setiap individu yang derajatnya berbeda-beda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Individu yang memiliki derajat trait anxiety yang tinggi dalam dirinya, akan lebih mudah untuk menghayati suatu stimulus yang datang kepadanya sebagai sesuatu yang mengancam sehingga menimbulkan kecemasan yang tinggi dalam diri individu tersebut. Sedangkan State Anxiety merupakan kecemasan yang dihayati individu pada suatu saat tertentu, karena adanya stimulus yang mengancam yang mengena   pada diri individu. Stimulus itu, oleh individu tersebut dianggap sebagai

suatu rangsang yang berbahaya dan mengancam. Stimulus yang mengancam ini, bisa berasal dari luar maupun dari dalam diri individu. Trait anxiety dan   state anxiety ini akan saling berinteraksi untuk menentukan derajat

kecemasan dalam diri individu.

Trait anxiety merupakan karakteristik yang sifatnya menetap dalam diri individu. Trait anxiety mempengaruhi derajat   state anxiety dalam diri individu. Pada individu yang memiliki trait anxiety yang tinggi, akan memiliki derajat state anxiety yang tinggi pula. Sedangkan individu dengan trait anxiety yang rendah, belum tentu memiliki derajat   state anxiety yang rendah pula. Derajat state anxiety pada individu yang memiliki trait anxiety yang rendah, bisa tinggi dan rendah, tergantung dari kuatnya stimulus yang masuk ke dalam diri individu. Jika wanita yang mengalami kehamilan memiliki trait anxiety yang tinggi maka wanita hamil tersebut akan menilai

(12)

masa kehamilannya sebagai sesuatu yang lebih mengancam daripada wanita hamil yang memiliki trait anxiety yang rendah, walaupun mereka berada   pada usia kehamilan yang sama. Kecemasan yang muncul karena adanya

kehamilan ini, baru muncul dalam diri wanita hamil saat menyadari adanya efek-efek yang ditimbulkan baik terhadap fisik dan psikis calon ibu dan  bayinya, sebagai akibat dari a danya kehamilan tersebut.

Spielberger (1972) menjelaskan tentang bagaimana terjadinya State anxiety melalui beberapa proses, sebagai berikut. State anxiety merupakan kecemasan yang tampak dalam diri individu karena adanya stimulus yang masuk ke dalam diri individu, kemudian oleh individu, stimulus tersebut dihayati sebagai sesuatu yang berbahaya dan mengancam dirinya. Stimulus dapat berasal dari luar maupun dari dalam diri individu sendiri. Pada wanita hamil, stimulus yang datang dan dihayati sebagai ancaman sehingga menimbulkan kecemasan adalah kehamilan. Kecemasan yang dialami oleh   para wanita hamil selama masa kehamilan ini, dipengaruhi oleh penilaian

masing-masing wanita hamil terhadap stimulus yang masuk ke dalam diri wanita hamil tersebut. Proses penilaian wanita hamil terhadap stimulus yang masuk ke dalam dirinya adalah Cognitive Appraisal  atau penilaian kognitif. Jadi walaupun stimulus yang menyebabkan kecemasan pada calon ibu sama, yaitu kehamilan, tetapi penghayatan setiap wanita hamil bisa berbeda-beda, tergantung dari bagaimana penilaian kognitif mereka terhadap stimulus yang masuk ke dalam dirinya.

(13)

Menurut Spielberger (1972), terdapat dua karakteristik individu yang  berpengaruh dalam proses penilaian kognitif, yaitu commitment  dan belief .

Commitment  merupakan hal yang mendasari pilihan seseorang terhadap nilai-nilai ideal atau tujuan yang ingin dicapai. Melalui commitment  tercermin makna penting dari suatu situasi bagi individu. Apabila seseorang telah membuat commitment yang kuat terhadap suatu hal atau situasi, maka hal atau situasi tersebut menjadi sangat bermakna bagi individu. Pada wanita hamil, penting atau tidaknya mereka memanda ng kehamilan yang mereka alami, berpengaruh terhadap penilaian kognitif terhadap kehamilan tersebut. Semakin kuat commitment  yang dimiliki oleh wanita hamil maka mereka akan memaknai kehamilannya sebagai sesuatu yang penting dan sangat bermakna. Sehingga pada wanita hamil yang memiliki commitment  yang kuat terhadap kehamilan mereka, akan lebih mudah dihinggapi kecemasan selama masa kehamilan, dibandingkan dengan wanita hamil yang memiliki commitment  yang rendah terhadap kehamilan yang mereka alami.

 Belief  merupakan pola pengolahan kognitif yang terbentuk dengan sendirinya atau yang diperoleh melalui budaya. Terdapat dua macam belief  yang sangat berpengaruh terhadap cognitive appraisal  seseorang. Yang   pertama, yaitu Belief  tentang kontrol diri, belief  ini mencerminkan   penghayatan individu mengenai sejauh mana individu yang bersangkutan merasa mampu mengendalikan lingkungan atau dapat bertahan terhadap suatu kejadian yang mengancam dirinya. Pada wanita yang mengalami

(14)

kehamilan pertama, belief  tentang kontrol diri adalah penghayatan wanita hamil terhadap kehamilan yang mereka alami. Wanita hamil yang memiliki belief  kontrol diri yang baik, akan merasa mampu untuk menjalani kehamilannya ini dengan baik, sehingga kecemasan-kecemasan yang timbul akan dapat diatasi dengan baik. Sebaliknya, jika wanita hamil memiliki belief  kontrol diri yang rendah, mereka akan meragukan dirinya dapat menjalani masa kehamilan dengan baik, sehingga memicu kecemasan yang  berlebihan selama menjalani proses keha milan.

Yang kedua, yaitu   Exsistensial Belief , merupakan belief  yang bersifat umum, yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan makna kehidupan bagi dirinya, serta untuk menumbuhkan harapan positif pada individu yang mengalami kesulitan, misalnya berupa keyakinan akan Tuhan, nasib, dan takdir. Dengan kata lain exsistensial belief menjelaskan apa yang diyakini sebagai suatu kebenaran oleh individu, tanpa yang bersangkutan  perlu menyukainya ataupun membuktikan kebenarannya. Pada wanita yang mengalami kehamilan pertama, cara pandang tentang kehamilan mereka,  berbeda satu sama lain. Ada yang menganggap kehamilan merupakan takdir 

yang harus dihadapi, akan tetapi ada juga yang justru memandang kehamilan sebagai sesuatu yang mengancam kehidupan mereka sebab akan memberikan dampak-dampak yang negatif, baik bagi calon ibu maupun keluarganya. Pada wanita hamil yang memiliki exsistensial belief  yang kuat, yang menerima kehamilan sebagai suatu takdir yang harus dijalani, atau yang menganggap kehamilan sebagai suatu anugerah dari Tuhan, akan lebih

(15)

  bisa menjalani kehamilannya dengan lebih tenang, sedangkan pada wanita hamil yang memiliki exsistensial belief  yang rendah, akan lebih diliputi kecemasan selama menjalani kehamilan, sebab mereka memandang kehamilan sebagai sesuatu yang mengancam kehidupan mereka yang hanya akan memberikan dampak-dampak negatif bagi kehidupannya.

(16)

Bagan 1.5.1.

Kerangka Pikir Derajat Anxiety pada Ibu Hamil Trimester Ketiga Wanita Hamil Usia 19-25 tahun pada Trimester  Ketiga, Kehamilan Pertama

Trait Anxiety  Derajat State  Anxiety Tinggi Rendah Cognitive  Appraisal: - Commitment  - Belie

(17)

1.6. Asumsi

- Wanita yang mengalami kehamilan pertama diliputi kecemasan.

- Kecemasan yang dialami oleh wanita hamil dipengaruhi oleh trait anxiety yang ada di dalam dirinya.

- Trait anxiety dalam diri wanita hamil akan mempengaruhi kecemasan yang dialaminya selama kehamilan.

- Cognitive Appraisal  yang dimiliki oleh wanita hamil mempengaruhi kecemasan yang dialami selama kehamilan.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kecemasan

2.1.1. Pengertian

Konsep kecemasan yang dikemukakan oleh Spielberger disusun sebagai usaha untuk mempertemukan banyaknya pendapat mengenai kecemasan yang ada. Spielberger (1975) memberikan penjelasan mengenai kecemasan sebagai berikut:

³ As a signal of danger, anxiety is accompanied by a host of interrelated somatic  process which are in the nature of activity prepatory to emergency action. ´

Menurut Spielberger, kecemasan dibedakan menjadi dua, yaitu kecemasan dasar (trait anxiety) dan kecemasan sesaat ( state anxiety). Kecemasan dasar (trait  anxiety) seperti diungkapkan oleh Spielberger:

³Trait anxiety refers to stable personality differences in anxiety proneness. It is not manifested directly in behavior, rather it is inferred from the frequency and  intensity of the individuals anxiety states (Sieber, 1977:29) ´

Kecemasan dasar merupakan refleksi terhadap pengalaman masa lalu yang dalam   beberapa hal dianggap menentukan perbedaan individual dalam kecenderungan anxiety, yaitu disposisi untuk melihat situasi sebagai sesuatu yang berbahaya dan mengancam sehingga menimbulkan kecemasan, yang dis ebut dengan state anxiety atau kecemasan sesaat. Pengalaman masa lalu pada perkembangan masa

(19)

anak-anak seperti hubungan antara orangtua dan anak-anak yang berkisar pada pemberian hukuman, akan membentuk kecemasan dasar yang merupakan bagian dari pola kepribadian seseorang.

Sedangkan kecemasan sesaat (  state anxiety) menurut Spielberger adalah suatu reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai ancaman.

³State Anxiety may be conceptualized as a transitory emotional state or condition of the human organism that varies in intensity and fluctuates over time ´

Derajat kecemasan sesaat akan meningkat apabila individu merasa dirinya dalam keadaan terancam, dan akan menurun kembali jika individu sudah merasa aman. Individu menghayati kecemasan sesaat ini secara subyektif, mengalami perasaan ketakutan, khawatir dan gelisah yang disertai dengan pengaktifan sistem saraf  otonom. Pada dasarnya, kecemasan sesaat melibatkan proses dan keurutan   peristiwa temporer yang timbul karena adanya stimulus dari dalam (pikiran atau ide) maupun dari luar yang mengandung bahaya atau ancaman. Stimulus yang mengancam tersebut, dipengaruhi juga oleh sikap, kemampuan dan pengalaman masa lalu serta kecemasan dasar (trait anxiety) yang sifatnya menetap dalam diri individu. Dalam menjelaskan teori kecemasan dasar dan sesaat (trait-state anxiety), Spielberger (1972) telah menyajikan suatu bagan untuk  mengklasifikasikan variabel-variabel utama yang patut dipertimbangkan dalam   penelitian di bidang kecemasan serta kemungkinan-kemungkinannya tentang

(20)
(21)

Pada bagan Dinamika Kecemasan Sesaat dan Kecemasan Dasar, ditunjukkan bahwa kecemasan dasar tidak bergantung pada  stressor , berbeda dengan kecemasan sesaat yang munculnya bergantung ada atau tidaknya stressor. Adanya  stressor  sebagai rangsang baik internal maupun eksternal, akan melalui   proses penilaian yang disebut ³cognitive appraisal ,´ atau yang disebut juga

sebagai penilaian kognitif yang dipengaruhi oleh sikap, kemampuan pengalaman masa lalu, dan kecemasan dasar dalam diri individu. Apabila rangsang tersebut dinilai membahayakan dan mengancam, maka akan menggugah timbulnya kecemasan, yang disebut kecemasan sesaat (  state anxiety). Dengan timbulnya kecemasan sesaat dalam diri individu, maka timbullah inisiatif untuk  mengatasinya dengan menggunakan defence mechaniscm (mekanisme pertahanan diri). Intensitas kecemasan sesaat yang tergugah karena adanya rangsang yang dinilai membahayakan dan mengancam akan sebanding dengan besarnya ancaman yang dihayati oleh individu yang bersangkutan. Seberapa besar penghayatan individu terhadap rangsang yang datang, juga bergantung dari pengalaman masa lalu individu dalam menghadapi rangsang yang serupa. Selain dengan defence mechaniscm (mekanisme pertahanan diri), individu yang dilanda kecemasan sesaat, akan meningkatkan aktivitas kognisi dan motoriknya guna mereduksi kecemasan yang dirasakannya.

Menurut Spielberger,   berkaitan dengan derajat trait anxiety dalam diri individu, terdapat dua bentuk stressor yang dapat memberikan implikasi yang  berbeda terhadap individu yang berbeda, yaitu:

(22)

1. Individu dengan derajat trait anxiety yang tinggi akan menganggap keadaan dimana individu tersebut sedang atau akan dinilai, sebagai keadaan yang mengancam bila dibandingkan dengan individu yang memiliki derajat trait  anxiety rendah.

2. Keadaan yang dikarakteristikkan secara fisik membahayakan, tidak  mengakibatkan perbedaan reaksi pada individu yang memiliki derajat trait  anxiety yang tinggi maupun rendah, artinya keduanya akan menampilkan reaksi yang sama.

Perbedaan derajat state anxiety akan terjadi bila stressor yang datang mengancam harga diri individu tersebut. Sedangkan jika stressor yang menimbulkan ancaman secara fisik terhadap individu, maka tidak akan ada perbedaan pada derajat state anxiety.

Spielberger (1972) mengungkapkan bahwa terdapat dua karakteristik  individu yang mempengaruhi cognitive appraisal  yang dimilikinya, yaitu commitment dan belief. Melalui commitment, tercermin makna penting dari suatu situasi bagi individu. Apabila seseorang telah membuat commitment  yang kuat terhadap suatu hal atau situasi, maka hal atau situasi tersebut akan menjadi sangat   bermakna bagi individu. Belief  merupakan suatu pengolahan kognitif yang terbentuk karena pemikiran individu atau diperoleh melalui budaya. Terdapat dua macam belief  yang sangat berpengaruh terhadap coginitive appraisal  seseorang, yaitu:

(23)

1.  Belief  tentang kontrol diri. Belief  ini mencerminkan penghayatan individu mengenai sejauh mana individu yang bersangkutan merasa mampu mengendalikan lingkungan dan dapat bertahan terhadap sesuatu kejadian yang mengancam dirinya.

2.   Eksistensial Belief. Merupakan belief  yang bersifat umum, yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan makna kehidupan bagi dirinya serta menumbuhkan harapan positif pada individu yang sedang mengalami kesulitan, misalnya berupa keyakinan akan Tuhan, nasib, takdir. Dengan kata lain eksistensial belief, menjelaskan apa yang diyakini sebagai suatu kebenaran oleh individu, tanpa yang bersangkutan perlu menyukai atau membuktikan kebenarannya.

2.1.2. Komponen-komponen State Anxiety

Komponen-komponen dari   state anxiety adalah tension, nervousness, worry, dan apprehension yang dimunculkan dalam The State-Trait Anxiety  Inventory (STAI) yang disusun oleh Spielberger dan Gorsuch  pada tahun 1966

dan oleh Spielberger et.al. pada tahun 1970 (Spielberger, 1972). 2.2. Dewasa Awal

2.2.1. Pengertian

Istilah adult  atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock, Developmental Psychology, 1991).

(24)

Setiap kebudayaan membuat perbedaan usia kapan seseorang mencapai status dewasa secara resmi. Saat ini usia 18 tahun merupakan usia dimana

seseorang dianggap dewasa. Selama masa dewasa yang panja ng ini perubahan-  perubahan fisik dan psikologis terhadi pada orang dewasa dan biasanya disertai   pula dengan adanya penyesuaian diri terhadap tekanan budaya serta

harapan-harapan yang timbul akibat perubahan tersebut.

Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock :

1. Masa dewasa awal sebagai usia produktif. Pada masa ini khususnya wanita, sebelum usia 30 tahun, merupakan masa reproduksi, dimana seorang wanita siap menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu. Pada masa ini, alat-alat reproduksi manusia telah mencapai kematangannya dan sudah siap untuk melakukan r eproduksi.

2. Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah. Setiap masa dalam kehidupan manusia, pasti mengalami perubahan, sehingga s eseorang harus melakukan penyesuaian diri kembali terhadap diri maupun lingkungannya. Demikian pula pada masa dewasa awal ini, seseorang harus banyak  melakukan kegiatan penyesuaian diri dengan kehidupan perkawinan, peran sebagai orang tua dan sebagai warga negara yang sudah dianggap dewasa secara hukum.

3. Masa dewasa awal sebagai masa yang penuh dengan ketegangan emosional. Apabila seseorang berada di suatu wilayah baru, ia akan   berusaha untuk memahami kondisi lingkungan yang baru tersebut agar   bisa melakukan penyesuaian diri. Ada kemungkinan individu tersebut akan

(25)

mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri, sehingga hal ini akan menyebabkan ketegangan emosional. Biasanya ketegangan emosional akan berlanjut dan menyebabkan munculnya keresahan dan kekhawatiran, apalagi dalam masa dewasa awal ini, seseorang akan banyak mengalami   perubahan peran dalam hidupnya dan individu dituntut untuk mampu

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut. 2.3. Kehamilan

2.3.1. Pengertian

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat t erjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atau triplet). Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan).

Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut  primigravida atau  gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.

Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin. Trimester pertama membawa r esiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa trimester kedua   perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Trimester ketiga

menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan (www.wikipedia.org).

(26)

2.3.2. Diagnosis Kehamilan

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari)

dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28

-38 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila lebih dari 43 minggu

disebut kelahiran postmatur. Kehamilan menurut usianya dibedakan menhadi 3  bagian, yaitu:

1. Kehamilan trimester pertama : 0-14 minggu 2. Kehamilan trimester kedua : 14-28minggu

3. Kehamilan trimester ketiga : 28-42 minggu

2.3.3. Masa Kehamilan

Masa kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau trimester, masing-masing selama 13 miggu. Trimester membantu pengelompokan tahap  perkembangan janin dan tubuh Anda. Kehamilan itu unik pada setiap wanita. Jadi

tidak usah cemas jika Anda mengalami pengalaman sedikit berbeda dengan ibu hamil lainnya.

1. Trimester Pertama. Pada kehamilan trimester pertama, Anda akan melihat   perubahan yang amat kecil pada tubuh, meskipun janin yang Anda

kandung tumbuh dan berubah amat cepat. Anda bahkan mungkin tidak  sadar tengah hamil hingga usia kehamilan mencapai 12 minggu. Selama  periode ini, hanya terjadi sedikit kenaikan berat badan, kemungkinan tidak 

(27)

  pembesaran rahim 7,6 cm di bawah pusar. Janin belum bergerak di masa ini.

2. Trimester Kedua. Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Pada akhir trimester kedua, rahim akan membesar sekira 7,6 cm di atas pusar. Pertambahan berat badan rata-rata 7,65-10,8 kg termasuk 

 pertambahan berat dari trimester pertama. Janin mulai aktif bergerak pada  periode ini.

3. Trimester Ketiga. Trimester ini adalah trimester terakhir dari kehamilan. Janin Ibu sedang berada di dalam tahap penyempurnaan dan akan semakin  bertambah besar, besar, dan besar sampai memenuhi seluruh rongga rahim.

Semakin besar janin maka akan semakin terasa seluruh pergerakan yang dilakukan olehnya. Trimester terakhir ini akan diwarnai dengan  peningkatan frekuensi ke kamar mandi, sesak karena tekanan di diafragma, dan heartburn. Pada fisik, ibu akan mengalami peningkatan berat badan secara drastis antara 11,25-15,75 kg. Selama periode ini sebagian besar  wanita hamil dalam keadaan cemas yang nyata. Sebagian belum pernah merasakan tingkat kecemasan ini sebelumnya dan yang lainnya dapat mengatasi kecemasan tersebut dengan baik. Alasan yang mungkin menyebabkan peningkatan kecemasan adalah kecemasan mengenai ketakutan untuk melahirkan dan kekhawatiran terhadap anaknya. Komplikasi obstetri pada trimester ini adalah pre-eklamsi dan eklamsi. Pada penyelidikan akhir-akhir ini menunjukkan kemungkinan bahwa pre-eklamsi dan pre-eklamsi mempunyai latar belakang psikosomatis. Secara

(28)

 psikologis penyakitnya menunjukkan diri dalam sikap yang kurang wajar,   perasaan bersalah, berdosa ataupun cemas terhadap kehamilannya, dan

kadang-kadang walaupun jarang ada kecenderungan untuk bunuh diri. Partus prematurus dapat disebabkan oleh ketegangan psikis, tekanan kehidupan modern, dan diikutsertakan wanita dalam industri. Selanjutnya dapat dibuktikan bahwa frekuensi prematuritas diantara wanita-wanita yang bekerja di kota-kota besar makin meningkat dari tahun ke tahun. Demikian pula wanita yang belum nikah sering melahirkan sebelum waktunya, sehingga kehamilan diluar perkewinan dapat dianggap sebagai faktor etiologik bagi prematuritas.

(29)

BAB III

Metodologi Penelitian

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat satu variabel yaitu derajat anxiety wanita hamil pada trimester ketiga masa kehamilannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang   bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Sumadi Suryabrata, 1983).

3.2.. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang akan diteliti yaitu derajat kecemasan.

3.2.2. Definisi Operasional

Derajat kecemasan adalah derajat tinggi-rendahnya kecemasan yang dialami oleh wanita hamil terhadapa situasi yang dianggap mengancam yang ditunjukkan

Wanita hamil

Kuesioner STAI  Anxiety danSkor State Trait Anxiety

Derajat State  Anxiety dan Trait Anxiety

(30)

lewat respon fisiologis dan psikologis. Respon fisiologis yaitu denyut nadi semakin cepat, keluar keringat dingin. Sedangkan respon psikologis yaitu  perasaan gugup dan gelisah.

State anxiety merupakan kecemasan yang tampak dalam diri ibu hamil karena adanya stimulus yang masuk ke dalam diri ibu hamil, yaitu kehamilan, kemudian oleh ibu hamil tersebut, kehamilan yang dialaminya dihayati sebagai sesuatu yang berbahaya dan mengancam dirinya. Adapun komponen dari  state anxiety adalah tension, nervousness, worry dan apprehension.

Trait anxiety merupakan karakteristik yang sifatnya menetap dalam diri ibu hamil. Trait anxiety dipengaruhi oleh cognitive appraisal  yang dimiliki oleh ibu hamil. Cognitive appraisal  ini meliputi commitment  ibu terhadap kehamilannya dan belief  yang dimiliki oleh ibu hamil dalam menghadapi kehamilannya. Trait  anxiety mempengaruhi derajat   state anxiety dalam diri ibu hamil tersebut. Pada ibu hamil yang memiliki trait anxiety yang tinggi, akan memiliki derajat  state anxiety yang tinggi pula. Sedangkan ibu hamil dengan trait anxiety yang rendah,   belum tentu memiliki derajat state anxiety yang rendah pula. Derajat state anxiety   pada ibu hamil yang memiliki trait anxiety yang rendah, bisa tinggi dan rendah,

tergantung dari kuatnya stimulus yang masuk ke dalam diri ibu hamil tersebut.

3.3. Alat Ukur

3.3.1.Spesifikasi Alat Ukur The State-Trait Anxiety Inventory (STAI)

Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data tentang derajat kecemasan adalah State-Trait Anxiety Inventory (STAI) yang disusun oleh

(31)

Spielberger dan Gorsuch pada tahun 1966 dan oleh Spielberger.et.al,  pada tahun 1970. STAI ini terdiri dari 40 soal dan merupakan self report test yang  bertujuan untuk mengukur dua konsep kecemasan yang berbeda, yaitu kecemasan

dasar (Trait Anxiety) dan kecemasan sesaat (State Anxiety).

Komponen-komponen dari State Anxiety adalah tension, nervousness, worry dan apprehension yang dimunculkan dalam The State-Trait Anxiety Inventory (STAI) (Spielberger, 1972). Alat ukur ini telah dimodifikasi oleh Dr. Bill Raksadjaya. Trait Scale terdiri dari 20 kalimat pernyataan yang menjaring keadaan individu pada umumnya. Sedangkan State Scale terdiri dari 20 kalimat  pernyataan yang menjaring keadaan individu pada saat ini ata u sekarang.

Penyebaran item-item yang memiliki makna positif dan negatif pada kuesioner trait anxiety dan state anxiety adalah sebagai berikut:

Trait Anxiety Item Positif 2, 4, 9, 15, 17, 18, 19, 20 Item Negatif 1, 3, 5, 6, 7,8, 10, 11, 12, 13, 14, 16 State Anxiety Item Positif 1, 4, 7, 9, 10, 14, 15, 16, 18, 19 Item Negatif 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 17, 20

3.3.2. Sistem Penilaian Alat Ukur The State-Tr ait Anxiety Invento y

Adapun tahapan pemberian skor pada tes ini adalah sebagai berikut:

1. Memberi skor 1 pada pernyataan-pernyataan yang ditandai oleh setiap

(32)

Pemberian skor 1 diberikan apabila subyek menandai item-item yang memiliki makna positif dengan jawaban TS (Tidak Setuju) dan menandai item-item yang memiliki makna negatif dengan jawaban S (Setuju). Pemberian skor 1 ini menandakan subyek memiliki derajat anxiety yang tinggi. Begitu pula sebaliknya, pemberian skor 0 apabila subyek menandai item-item yang memiliki makna positif dengan jawaban S (Setuju) dan menandai item-item yang memiliki makna negatif dengan jawaban TS (Tidak Setuju). Pemberian skor 0 ini menandakan subyek memiliki derajat anxiety yang rendah.

2. Kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan, maka akan diperoleh jumlah total skor yang akan berkisar antara 0-20.

3.3.3. Data Pribadi

Untuk melengkapi dan menunjang hasil penelitian, maka kepada sampel diberikan pula data pribadi dan data penunjang yang mencakup hal-hal mengenai :

y Identitas pribadi : nama (inisial), alamat, usia, pendidikan terakhir, usia

kehamilan.

3.4.Validitas dan Reliabilitas 3.4.1.Validitas Alat Ukur

Pengujian validitas alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Semakin tinggi validitas alat ukur, maka alat ukur semakin menunjukkan apa ya ng seharusnya diukur. Validitas alat ukur yang digunakan adalah construct validity,

(33)

yaitu pengukuran validitas melalui penilaian relevansi dari item-item tes dengan variable yang diukur (Ranjit Kumar, 1999).

Konsistensi construct validity diujikan dengan mencari koefisien korelasi antara skor masing-masing item, dengan skor total aspek, dengan menggunakan teknik Korelasi Rank Spearman. Dalam penelitian ini, alat ukur variabel derajat anxiety menggunakan kuesioner berskala ordinal. Langkah- langkah dalam  perhitungan statistic Rank Spearman adalah s ebagai berikut :

- Memberikan skor tiap item dari seluruh responden.

- Mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total dari seluruh responden dengan rumus :

 Tx =







 x2=





 

 Ty =







 y2=





 

Rs =







 



Keterangan Rs : R hitung

X2 : Jumlah variabel X yang sudah di ranking terlebih dahulu (per item) Y2 : Jumlah variabel Y ya ng sudah di ranking terlebih dahulu (per aspek)

(34)

  N : Jumlah responden

Tx : Jumlah data yang sama pada variabel X Ty : Jumlah data yang sama pada variabel Y 12 : Konstanta

Kriteria yang digunakan untuk menentukan validitas sesuai dengan kriteria Guilford (1956), apabila r s:

0,00-0,19 : Validitas sangat rendah (item tidak digunakan) 0.20-0,39 : Validitas rendah (item harus direvisi)

0,40-1,00 : Validitas sedang (item dapat digunakan) 3.4.2.Reliabilitas Alat Ukur

Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana alat ukur yang digunakan memiliki taraf ketelitian, kepercayaan dan stabilitas sehingga alat ukur  tersebut dapat dikatakan reliabel.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik    split half untuk  menghitung indeks reliabilitas. Langkah-langkah yang digunakan dalam teknik ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan item±item yang diterima (berdasarkan uji validitas) menjadi satu, sedangkan item-item yang tidak valid tidak akan digunakan atau dibuang.

2. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua kelompok, yaitu genap dan ganjil. Kelompok pertama berisikan item nomor ganjil, sedangkan kelompok kedua berisikan item nomor genap.

(35)

3. Skor untuk masing-masing item pada setiap kelompok dijumlahkan. Langkah ini akan menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden, yakni skor total kelompok pertama dan kelompok kedua.

4. Mengkorelasikan skor kelompok pertama dengan skor total kelompok kedua dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman dengan rumus :

 

      

  

  

  

 

Keterangan :

X = Total skor item ganjil. Y = Total skor item genap.

5. Menghitung reliabilitas dengan rumus :

tot =









Keterangan:

r tot = angka reliabilitas seluruh item

r tt= angka korelasi kelompok pertama dan kelompok kedua

Menentukan besarnya reliabilitas sesuai dengan kriteria Guilford (1956), yaitu: 0,00-0,19 : Reliabilitas sangat rendah (item tidak digunakan)

0.20-0,39 : Reliabilitas rendah (item harus direvisi) 0,40-0,69 : Reliabilitas sedang (item dapat digunakan) 0,70-0,89 : Reliabilitas tinggi (item dapat digunakan)

(36)

3.5. Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel

3.5.1.Populasi Sampel

Populasi sampel dalam penelitian ini adalah wanita hamil, sebanyak 30 orang. Pemilihan sampel menggunakan teknik random sampling .

3.5.2.Karakteristik Populasi

y Wanita hamil usia 20-25 tahun.

y Wanita yang mengalami kehamilan pertama dan memasuki trimester 

ketiga (bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan).

3.5.3.Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik    purposive sampling .   Purposive sampling  yaitu sampel yang digunakan dalam penelitian diambil berdasarkan karakteristik-karakteristik  tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian.

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik  analisa deskriptif, yaitu peneliti mencoba menggambarkan hasil penelitian dalam  bentuk uraian. Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan s ebagai berikut:

1. Hasil dari kuesioner STAI dari setiap responden diolah sesuai prosedur yang telah ditetapkan kemudian dilakukan analisa deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai derajat trait anxiety dan derajat state anxiety.

(37)

2. Setelah diperoleh derajat trait anxiety dan derajat   state anxiety dari setiap responden, barulah ditarik kesimpulan, apakah responden termasuk ibu hamil dengan derajat anxiety yang tinggi atau r endah.

(38)

Petunjuk Pengisian Kuesioner  State Anxiety:

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang digunakan orang untuk  menggambarkan keadaan dirinya. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti. Apabila Saudara menemukan sebuah pernyataan yang SESUAI dengan apa yang Saudara rasakan pada saat tertentu, lingkarilah huruf ³S´ sesuai dengan nomor    pernyataan tersebut. Namun apabila Saudara menemukan pernyataan yang

TIDAK SESUAI dengan apa yang Saudara rasakan pada saat tertentu, lingkarilah huruf ³TS´ sesuai dengan nomor pernyataan tersebut.

Jawaban Saudara tidak ada yang benar atau salah. Bekerjalah dengan teliti, cepat, dan jujur sesuai dengan apa yang Saudara rasakan saat itu.

(39)

1. Saya merasa tenang mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-hari, walaupun dalam kondisi hamil.

S TS

2. Saya merasa gugup saat saya mengetahui saya dalam kondisi hamil.

S TS

3. Saya merasa gelisah saat memikirkan perubahan fisik yang terjadi dalam tubuh saya, selama masa kehamilan.

S TS

4. Saya merasa bahagia dengan kehamilan yang saya jalani. S TS 5. Saya merasa tegang menjalani kegiatan sehari-hari, karena

kondisi kehamilan saya.

S TS

6. Saya merasa tidak tenang, karena memikirkan kondisi janin yang saya kandung.

S TS

7. Saya merasa yakin akan diri saya bahwa saya bisa tetap menjalani kegiatan saya sehari-hari seperti biasa meskipun dalam kondisi hamil.

S TS

8. Saya menyesal karena dengan kondisi kehamilan saya, saya

tidak dapat menjalani kegiatan dengan ma ksimal.

S TS

9. Saya merasa lega karena mendapat dukungan dari suami dan keluarga.

S TS

10. Saya merasa santai menjalani aktivitas saya sehari-hari. S TS 11. Saya merasa risau jika harus memeriksakan diri ke dokter 

kandungan.

S TS

12. Saya merasa kacau saat efek kehamilan seperti mual-mual dan muntah terjadi pada diri saya.

S TS

13. Saya merasa khawatir tidak dapat memuaskan suami saat  berhubungan intim, karena kondisi kehamilan saya.

S TS

14. Saya merasa sejahtera karena dokter memberikan pengertian dan kenyamanan dengan kondisi kehamilan saya saat ini.

S TS

15. Saya merasa tenteram karena suamin cukup memberikan semangat dan pengertiannya dengan kondisi kehamilan yang saya jalani.

(40)

16. Saya merasa senang dapat menjaga janin yang saya kandung. S TS 17. Saya merasa perasaan saya hampir tak terkendalikan apabila

mengidamkan makanan atau minuman yang saya inginkan.

S TS

18. Saya merasa nyaman dengan lingkungan sekitar saya yang

memperhatikan kehamilan saya.

S TS

19. Saya merasa gembira menyambut kelahiran bayi yang saya kandung.

S TS

20. Saya merasa khawatir suami akan merasa kecewa dengan  perubahan fisik saya selama masa kehamilan.

(41)

Petunjuk Pengisian Kuesioner Tr ait Anxiety:

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang digunakan orang untuk  menggambarkan keadaan dirinya. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti. Apabila Saudara menemukan sebuah pernyataan yang SESUAI dengan apa yang Saudara rasakan, lingkarilah huruf ³S´ sesuai dengan nomor pernyataan tersebut.   Namun apabila Saudara menemukan pernyataan yang TIDAK SESUAI dengan

apa yang Saudara rasakan, lingkarilah huruf ³TS´ sesuai dengan nomor   pernyataan tersebut.

Jawaban Saudara tidak ada yang benar atau salah. Bekerjalah dengan teliti, cepat, dan jujur sesuai dengan apa yang Saudara rasakan saat itu.

(42)

KUESIONER TRAIT ANXIETY

1. Saya merasa selalu ingin menangis dengan masalah yang saya hadapi.

S TS

2. Saya merasa enak menjalani rutinitas hidup saya. S TS 3. Saya kehilangan sesuatu karena saya tidak bertindak cepat. S TS 4. Saya merasa tenteram dengan apa yang saya lakukan. S TS 5. Saya merasa kesukaran-kesukaran demikian bertumpuk 

sehingga saya tidak dapat mengatasinya.

S TS

6. Saya cepat letih dalam menghadapi masalah di keseharian saya.

S TS

7. Saya cenderung menganggap segala sesuatu sebagai hal yang berat.

S TS

8. Saya kurang puas terhadap diri sendiri. S TS

9. Saya mencoba menghindarkan diri dalam menghadapi kesukaran atau kesulitan.

S TS

10. Saya merasa murung dengan berbagai permasalahan yang saya hadapi.

S TS

11. Saya ingin sebahagia orang lain. S TS

12. Saya selalu diganggu oleh pikiran-pikiran yang sebenarnya tidak berarti.

S TS

13. Kekecewaan-kekecewaan yang saya rasakan sangat mendalam, sehingga tidak dapat dihilangkan dari pikiran saya.

S TS

14. Saya berada dalam keadaan tegang atau kacau, bila memikirkan keadaan saya saat ini.

S TS

15. Saya merasa aman, tenang, dan hangat dengan lingkungan sekitar saya.

S TS

16. Saya merasa sangat khawatir akan hal-hal yang sebenarnya sepele.

S TS

(43)

18. Saya merasa sejahtera dengan kehidupan saya sekarang. S TS

19. Saya merasa bahagia menjadi orang yang telah berhasil. S TS 20. Saya seorang yang berpendirian teguh dengan keputusan

yang saya ambil.

Referensi

Dokumen terkait

1.3 Predpostavke in omejitve raziskave Predpostavke: • glede na trende pozitivnega razvoja gradbeništva menimo, da ima proučevano podjetje še veliko možnosti razvoja, saj se ukvarja

Berdasarkan perintah kepala bidang maka bagian sekertariat akan membuatkan surat perintah tugas bagi pegawai untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut

Iklan Baris Iklan Baris Serba Serbi PERLNGKPN MOBIL PRIVAT LES JAKARTA BARAT Rumah Dijual BODETABEK JAKARTA PUSAT.. DIJUAL RMH / TOKO

Berdasarkan kontradiksi-kontradiksi logis tersebut, maka menurut al-Kindi, semesta yang ada dalam aktualitas ini tidak dapat lain kecuali harus bersifat terbatas;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Kepala Desa Nomor

; Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan, menyusun jadwal kegiatan

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa